Identifikasi Karateristik Pergerakan Penduduk Dengan Maksud Bekerja (Studi Kasus:Perumahan Testruktur Di Kecamatan Antapani Kota Bandung)

(1)

(Studi Kasus : Perumahan Terstruktur Di Kecamatan Antapani Kota Bandung)

Oleh : Andi Sopandi

10604022

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

iii Assalamu’alaikum Wr. Wb

Pertama – tama penulis panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Tugas Akhir ini yang berjudul “Identifikasi Karakteristik Pergerakan Penduduk Dengan Maksud Bekerja (Studi Kasus : Perumahan Terstruktur Di Kecamatan Antapani Kota Bandung)”.

Penulisan Tugas Akhir ini tidak terlepas dari dukungan, semangat dan bantuan berbagai pihak. Oleh sebab itu penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar – besarnya kepada :

1. Ibu Romeiza Syafriharti, Ir., MT selaku Ketua Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Komputer Indonesia sekaligus pembimbing Tugas Akhir;

2. Ibu Lasti Yossi Hastini, ST., M.Si selaku pembimbing II Tugas Akhir; 3. Seluruh Dosen dan Staff Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota;

4. Bapak tercinta (Nono Sobandi) dan Ibunda tercinta (Yayan Mulyani), terima kasih atas segala doa, kasih sayang, bimbingan dan dukungannya baik moril maupun materiil yang telah diberikan selama ini, aku sayang kalian;

5. Untuk adikku dan kakak – kakakku tercinta Okki, Santi Suzana dan Hendie Shuhendar SE, terima kasih atas segala dorongan semangat dan dukungannya, tempat dimana penulis berbagi cerita dan telah banyak memerikan bantuan moril maupun materiil selama ini;

6. My Heart Wenny Yunitasari, ST yang telah memberikan semangat dan kasih sayang kepada penulis, you are my Inspiration;

7. Bapak Babay selaku kepala Perum Perumnas Cabang Bandung yang telah membantu penulis memberikan informasi dan data mengenai perumahan di Antapani;

8. Bapak Soekamto selaku bagian pemasaran Perum Perumnas Cabang Bandung yang telah membantu penulis memberikan informasi dan data mengenai perumahan di Antapani;


(3)

iv

10. Teman - teman PL ’05 Sidik dan Dadan Garut nuhun printerna; 11. Rekan – rekan PL Unikom yang tidak bisa disebutkan satu per satu;

12. Teh Fitri, yang telah membantu kemudahan dalam pembuatan surat – surat izin selama ini kepada penulis, terima kasih;

13. Semua pihak yang baik langsung maupun tidak langsung, membantu penulis mempercepat penyelesaian Tugas Akhir ini.

Semoga Tugas Akhir ini yang disusun oleh penulis dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pihak lain pada umumnya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Bandung, Juli 2009


(4)

v

LEMBAR PENGESAHAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan, Sasaran Dan Manfaat ... 3

1.3.1 Tujuan ... 3

1.3.2 Sasaran ... 3

1.3.3 Manfaat ... 4

1.4 Ruang Lingkup ... 4

1.4.1 Ruang Lingkup Wilayah Studi ... 4

1.4.2 Ruang Lingkup Materi ... 6

1.5 Metode Penelitian ... 12

1.5.1 Penentuan Jumlah Sampel... 12

1.5.2 Teknik Pengumpulan Data ... 14

1.5.2.1 Pengumpulan Data Primer ... 14

1.5.2.2 Pengumpulan Data Sekunder ... 15

1.5.3 Teknik Analisis Data ... 16

1.5.4 Kerangka pemikiran ... 19

1.6 Definisi Operasional ... 20

1.7 Sistematika Pembahasan ... 21

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pergerakan Penduduk ... 23

2.1.1 Terbentuknya Pergerakan... 24

2.1.2 Kebutuhan Melakukan Pergerakan (Perjalanan) ... 24

2.2 Besaran dan Distribusi Pergerakan ... 26

2.3 Pergerakan Bekerja ... 27

2.4 Pengertian tabulasi silang ... 28

BAB III GAMBARAN UMUM 3.1 Gambaran Umum Kecamatan Antapani ... 30

3.1.1 Batas Wilayah ... 30

3.1.2 Kependudukan... 32

3.1.3 Jumlah Penduduk Beradasarkan Jenis Mata Pencaharian ... 32

3.2 Gambaran Umum Perumahan Terstruktur di Kecamatan Antapani ... 33

3.3 Sistem Jaringan Jalan dan Angkutan Kota ... 34

3.4 Sebaran Ruang Tempat Kerja di Kota Bandung ... 37

3.5 Karakteristik Responden ... 41


(5)

vi

3.5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Status dalam

Keluarga ... 44

3.5.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan ... 45

3.5.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan Per Bulan ... 46

3.5.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Kepemilikan Kendaraan dalam Keluarga ... 49

BAB IV ANALISIS KARAKTERISTIK PERGERAKAN PENDUDUK DENGAN MAKSUD BEKERJA YANG BERMUKIM DI PERUMAHAN TERSTRUKTUR DI KECAMATAN ANTAPANI KOTA BANDUNG 4.1 Karakteristik Pergerakan Penduduk dengan Maksud Bekerja ... 51

4.1.1 Sebaran Pergerakan Penduduk dengan Maksud Bekerja ... 51

4.1.2 Moda yang Digunakan ... 54

4.1.2.1 Moda yang Digunakan Saat Pergi Bekerja ... 54

4.1.2.2 Moda yang Digunakan Saat Pulang Bekerja ... 55

4.1.3 Jenis Pergerakan Bekerja ... 57

4.1.3.1 Jenis Pergerakan Pergi Bekerja ... 57

4.1.3.2 Jenis Pergerakan Pulang Bekerja ... 59

4.1.4 Rute Jalan yang Sering Dilalui dalam Pergerakan Bekerja ... 61

4.1.4.1 Rute Jalan yang Sering Dilalui Saat Pergi Bekerja ... 61

4.1.4.2 Rute Jalan yang Sering Dilalui Saat Pulang Bekerja .. 65

4.1.5 Waktu Bergerak Pergi dan Pulang ... 69

4.1.5.1 Waktu Mulai Bergerak Pergi Bekerja ... 69

4.1.5.2 Waktu Mulai Bergerak Pulang Bekerja ... 71

4.1.6 Waktu Tempuh dalam Pergerakan Bekerja ... 73

4.1.6.1 Waktu Tempuh saat Pergi Bekerja ... 73

4.1.6.2 Waktu Tempuh saat Pulang Bekerja ... 75

4.1.7 Biaya yang Dikeluarkan dalam Pergerakan Bekerja ... 77

4.1.8 Persepsi Kondisi Lalu-lintas dalam Pergerakan Bekerja ... 79

4.1.8.1 Persepsi Kondisi Lalu-lintas Saat Pergi Bekerja ... 79

4.1.8.2 Persepsi Kondisi Lalu-lintas Saat Pulang Bekerja ... 81

4.2 Hubungan/Keterkaitan Moda dengan Karakteristik Lain ... 83

4.2.1 Hubungan Moda dengan Kecamatan Tempat Bekerja... 83

4.2.2 Hubungan Moda dengan Waktu Tempuh ... 84

4.2.3 Hubungan Moda dengan Biaya ... 86

4.2.4 Hubungan Moda dengan Waktu Bergerak ... 87

4.2.5 Hubungan Moda dengan Persepsi Kondisi Lalu-lintas ... 89

4.3 Hubungan/Keterkaitan Tujuan Antara dengan Karakteristik Lain .... 90

4.3.1 Hubungan Tujuan Antara dengan Moda ... 90


(6)

vii

4.4 Hubungan/Keterkaitan Rute dengan Karakteristik Lain ... 97

4.4.1 Hubungan Rute dengan Kecamatan Tempat Bekerja ... 97

4.4.2 Hubungan Rute dengan Persepsi Kondisi Lalu-lintas ... 99

4.5 Hubungan/Keterkaitan Waktu Bergerak dengan Karakteristik Lain ... 101

4.5.1 Hubungan Waktu Bergerak dengan Kecamatan Tempat Bekerja ... 101

4.5.2 Hubungan Waktu Bergerak dengan Tujuan Antara ... 102

4.5.3 Hubungan Waktu Bergerak dengan Persepsi Kondisi Lalu- lintas ... 104

4.5.4 Hubungan Waktu Bergerak dengan Rute ... 105

4.5.5 Hubungan Waktu Bergerak dengan Waktu Tempuh ... 106

4.6 Hubungan/Keterkaitan Waktu Tempuh dengan Karakteristik Lain ... 108

4.6.1 Hubungan Waktu Tempuh dengan Kecamatan Tempat Bekerja ... 108

4.6.2 Hubungan Waktu Tempuh dengan Rute ... 109

4.6.3 Hubungan Waktu Tempuh dengan Persepsi Kondisi Lalu-lintas ... 111

4.6.4 Hubungan Waktu Tempuh dengan Biaya ... 113

4.7 Hubungan/Keterkaitan Biaya dengan Kecamatan Tempat Bekerja ... 114

BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan Hasil Studi ... 116

5.1.1 Karakteristik Pergerakan Pergi dan Pulang Bekerja ... 116

5.1.2 Hubungan Antar Variabel Karaketristik Pergerakan ... 120

5.2 Rekomendasi ... 125


(7)

viii

Tabel

I.1 Variabel Penelitian ... 9

I.2 Penentuan Jumlah Sampel Perumahan Terstruktur di Kecamatan Antapani ... 14

III.1 Jumlah Penduduk Kecamatan Antapani Tahun 2008 ... 32

III.2 Jumlah Penduduk Kecamatan Antapani Berdasarkan Mata Pencaharian ... 33

III.3 Perkembangan Perumahan Terstruktur di Kecamatan Antapani ... 34

III.4 Pembagian Tujuan Pergerakan dengan Maksud Bekerja ... 39

III.5 Karakteristik / Identitas Responden ... 41

III.6 Jumlah Responden Pelaku Pergerakan Beradasarkan Umur ... 42

III.7 Jumlah Responden Pelaku Pergerakan Beradasarkan Jenis Kelamin ... 43

III.8 Jumlah Responden Pelaku Pergerakan Beradasarkan Status Dalam Keluarga ... 44

III.9 Jumlah Responden Pelaku Pergerakan Beradasarkan Jenis Pekerjaan ... 46

III.10 Jumlah Pendapatan Responden Pelaku Pergerakan Bekerja Per Bulan ... 48

III.11 Jumlah Kepemilikan Kendaraan Responden Pelaku Pergerakan Bekerja di dalam Keluarga ... 49

IV.1 Tujuan Pergerakan Bekerja Penduduk Perumahan Terstruktur di Kecamatan Antapani ... 52

IV.2 Penggunaan Moda Saat Pergi Bekerja ... 54

IV.3 Posisi Pelaku Pergerakan dalam Menggunakan Kendaraan Pribadi Saat Pergi Bekerja ... 55

IV.4 Penggunaan Moda Saat Pulang Bekerja ... 56

IV.5 Posisi Pelaku Pergerakan dalam Menggunakan Kendaraan Pribadi Saat Pulang Bekerja ... 56

IV.6 Jenis Pergerakan Saat Pergi Bekerja dengan Menggunakan Angkutan Pribadi ... 58

IV.7 Jenis Pergerakan Saat Pergi Bekerja dengan Menggunakan Angkutan Umum ... 59

IV.8 Jenis Pergerakan Saat Pulang Bekerja dengan Menggunakan Angkutan Pribadi ... 60

IV.9 Jenis Pergerakan Saat Pulang Bekerja dengan Menggunakan Angkutan Umum ... 61

IV.10 Waktu Mulai Bergerak Pulang Bekerja dengan Menggunakan Angkutan Pribadi ... 69

IV.11 Waktu Mulai Bergerak Pergi Bekerja dengan Menggunakan Angkutan Umum ... 71

IV.12 Waktu Mulai Bergerak Pulang Bekerja dengan Menggunakan Angkutan Pribadi ... 72

IV.13 Waktu Mulai Bergerak Pulang Bekerja dengan Menggunakan Angkutan Umum ... 73

IV.14 Waktu Tempuh dari Tempat Tinggal Menuju Tempat Kerja dengan Menggunakan Angkutan Pribadi ... 74


(8)

ix

Menggunakan Angkutan Umum ... 75

IV.16 Waktu Tempuh dari Tempat Kerja Menuju Tempat Tinggal dengan Menggunakan Angkutan Pribadi ... 76

IV.17 Waktu Tempuh dari Tempat Kerja Menuju Tempat Tinggal dengan Menggunakan Angkutan Umum ... 77

IV.18 Biaya yang dikeluarkan Per Minggu dalam Pergerakan Bekerja dengan Menggunakan Angkutan Pribadi ... 78

IV.19 Biaya yang dikeluarkan Per Minggu dalam Pergerakan Bekerja dengan Menggunakan Angkutan Umum ... 79

IV.20 Persepsi Kondisi Lalu-lintas Saat Pergi Bekerja dengan Menggunakan Angkutan Pribadi ... 80

IV.21 Persepsi Kondisi Lalu-lintas Saat Pergi Bekerja dengan Menggunakan Angkutan Umum ... 80

IV.22 Persepsi Kondisi Lalu-lintas Saat Pulang Bekerja dengan Menggunakan Angkutan Pribadi ... 81

IV.23 Persepsi Kondisi Lalu-lintas Saat Pulang Bekerja dengan Menggunakan Angkutan Umum ... 82

V.1 Kesimpulan Hubungan/Keterkaitan Antara Variabel Saat Pergi Bekerja... 118

V.2 Kesimpulan Hubungan/Keterkaitan Antara Variabel Saat Pulang Bekerja ... 121


(9)

x

1.1 Peta Perumahan Terstruktur di Kecamatan Antapani ... 5

1.2 Unsur-unsur dalam Tabel Tabulasi Silang ... 17

1.3 Kerangka Pemikiran ... 19

2.1 Jenis Pergerakan dengan Maksud Bekerja ... 28

3.1 Peta Kecamatan Antapani ... 31

3.2 Peta Sistem Jaringan Jalan ... 36

3.3 Sebaran Ruang Tempat Kerja di Kota Bandung ... 38

3.4 Peta Pembagian Zona Tujuan ... 40

3.5 Jumlah Responden Pelaku Pergerakan Bekerja Berdasarkan Umur ... 42

3.6 Jumlah Responden Pelaku Pergerakan Bekerja Berdasarkan Jenis Kelamin ... 43

3.7 Jumlah Responden Pelaku Pergerakan Bekerja Berdasarkan Status dalam Keluarga ... 45

3.8 Jumlah Responden Pelaku Pergerakan Bekerja Berdasarkan Jenis Pekerjaan ... 46

3.9 Jumlah Responden Pelaku Pergerakan Bekerja Berdasarkan Pendapatan per Bulan ... 48

3.10 Jumlah Responden Pelaku Pergerakan Bekerja Berdasarkan Kepemilikan Kendaraan ... 50

4.1 Tujuan Pergerakan Bekerja Penduduk Perumahan Terstruktur di Kecamatan Antapani ... 52

4.2 Peta Sebaran Pergerakan Bekerja ... 53

4.3 Persentase Posisi Pelaku Pergerakan dalam Menggunakan Kendaraan Pribadi Saat Pergi Bekerja ... 55

4.4 Persentase Posisi Pelaku Pergerakan dalam menggunakan Kendaraan Pribadi Saat Pulang Bekerja ... 57

4.5 Persentase Jenis Pergerakan Saat Pergi Bekerja dengan Menggunakan Angkutan Pribadi ... 58

4.6 Persentase Jenis Pergerakan Saat Pulang Bekerja dengan Menggunakan Angkutan Pribadi ... 60

4.7 Persentase Jenis Pergerakan Saat Pulang Bekerja dengan Menggunakan Angkutan Umum ... 61

4.8 Peta Rute Jalan Pergi Bekerja dengan Menggunakan Angkutan Pribadi ... 62

4.9 Peta Rute Jalan Pergi Bekerja dengan Menggunakan Angkutan Umum ... 64

4.10 Peta Rute Jalan Pulang Bekerja dengan Menggunakan Angkutan Pribadi ... 66

4.11 Peta Rute Jalan Pulang Bekerja dengan Menggunakan Angkutan Umum ... 68

4.12 Waktu Mulai Bergerak Saat Pergi Bekerja dengan Menggunakan Angkutan Pribadi ... 70

4.13 Waktu Mulai Bergerak Saat Pergi Bekerja dengan Menggunakan Angkutan Umum ... 71

4.14 Waktu Mulai Bergerak Saat Pulang Bekerja dengan Menggunakan Angkutan Pribadi ... 72

4.15 Waktu Mulai Bergerak Saat Pulang Bekerja dengan Menggunakan Angkutan Umum ... 73

4.16 Persentase Waktu Tempuh dari Tempat Tinggal Menuju Tempat Kerja dengan Menggunakan Angkutan Pribadi ... 74


(10)

xi

dengan Menggunakan Angkutan Umum ... 75 4.18 Persentase Waktu Tempuh dari Tempat Kerja Menuju Tempat Tinggal

dengan Menggunakan Angkutan Pribadi ... 76 4.19 Persentase Waktu Tempuh dari Tempat Kerja Menuju Tempat Tinggal

dengan Menggunakan Angkutan Umum ... 77 4.20 Persentase Biaya yang Dikeluarkan dalam Satu Minggu dengan

Menggunakan Angkutan Pribadi ... 78 4.21 Persentase Biaya yang Dikeluarkan dalam Satu Minggu dengan

Menggunakan Angkutan Umum ... 79 4.22 Persentase Persepsi Kondisi Lalu-lintas Saat Pergi Bekerja dengan

Menggunakan Angkutan Pribadi ... 80 4.23 Persentase Persepsi Kondisi Lalu-lintas Saat Pergi Bekerja dengan

Menggunakan Angkutan Umum ... 81 4.24 Persentase Persepsi Kondisi Lalu-lintas Saat Pulang Bekerja dengan

Menggunakan Angkutan Pribadi ... 82 4.25 Persentase Persepsi Kondisi Lalu-lintas Saat Pulang Bekerja dengan


(11)

ii

alami maupun akibat arus urbanisasi mengakibatkan permintaan untuk perumahan semakin besar. Salah satu pihak yang berkompeten dalam penyediaan pembangunan perumahan adalah Perum Perumnas Cabang Bandung yang membangun perumahan dengan skala besar di Kota Bandung yang dibangun pada tahun 1985. Pembangunan perumahan berskala besar di Kota Bandung terletak di sebelah timur Kota Bandung yang termasuk wilayah pengembangan (WP) Ujung Berung yaitu Perumahan Griya Bumi Antapani yang dibangun pada pelita III yang saat ini termasuk kedalam wilayah administratif Kecamatan Antapani. Dengan banyaknya tumbuh perumahan lain di Kecamatan Antapani dan tingginya volume lalu-lintas di beberapa ruas jalan yang menghubungkan perumahan di Antapani dengan lokasi lain dan juga adanya ketersediaan sarana dan prasarana transportasi jalan maka potensi pergerakan dari dan ke kawasan perumahan di Antapani diperkirakan cukup tinggi. Sehingga dapat berpotensi membangkitkan pergerakan, salah satu pergerakan yang dominan adalah pergerakan dengan maksud bekerja.

Tujuan tugas akhir ini adalah untuk mengetahui karakteristik pergerakan penduduk yang bermukim di perumahan terstruktur di Kecamatan Antapani dengan maksud bekerja. Sedangkan sasarannya adalah Identifikasi kecamatan tempat bekerja, Identifikasi moda yang digunakan pada saat pergi dan pada saat pulang bekerja, Identifikasi tujuan antara pada saat pergi dan pada saat pulang bekerja, Identifikasi rute pada saat pergi dan pada saat pulang bekerja, Identifikasi waktu pergi dari rumah dan waktu pulang ke rumah, Identifikasi waktu tempuh menuju tempat bekerja dan waktu tempuh pulang ke rumah, Identifikasi biaya yang dikeluarkan dalam satu minggu, Identifikasi persepsi kondisi lalu lintas pada saat pergi dan pada saat pulang bekerja dengan menggunakan metode analisis deskriptif dan analisis hubungan antara komponen-komponen variabel karakteristik pergerakan dengan menggunakan metode analisis kuantitatif (metode tabulasi silang).

Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil analisis adalah bahwa tujuan pergerakan terbesar adalah ke Kecamatan Bandung Wetan dan Kecamatan Sumur Bandung yang merupakan pusat Kota Bandung. Sebagian besar pelaku pergerakan langsung menuju tempat bekerja (single purpose trips) begitu pula sebaliknya dengan sebagian besar menggunakan kendaraan pribadi roda dua (motor pribadi), rute yang sering dilalui pada saat pergi bekerja adalah Jl.Trs.Jakarta-Jl.Jakarta-Jl.Supratman sedangkan pada saat pulang bekerja adalah Jl.Ahmad Yani- Jl.Ibrahim Adjie- Jl.Trs.Jakarta, waktu mulai bergerak pergi sebagian besar jam 06.31-07.00 dan waktu bergerak pulang pada jam 15.31-16.00. Adapun biaya yang dikeluarkan per minggu yaitu sebesar <Rp.50.000. Pendapat terhadap kondisi lalu-lintas pada saat pergi bekerja yaitu sedikit macet sedangkan pada saat pulang bekerja kondisi lalu-lintas macet.

Dari hasil analisis hubungan antara variabel karakteristik pergerakan bahwa terdapat tiga perbedaan yaitu hubungan antara variabel karakteristik pergerakan pada saat pergi bekerja dengan hubungan variabel pulang bekerja, yaitu : hubungan waktu bergerak dengan kecamatan tempat bekerja, tujuan antara dengan waktu tempuh dan moda dengan waktu bergerak.


(12)

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK PERGERAKAN

PENDUDUK DENGAN MAKSUD BEKERJA

(Studi Kasus : Perumahan Terstruktur Di Kecamatan Antapani Kota Bandung)

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Kelulusan Strata 1 Pada Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Oleh : Andi Sopandi

10604022

Menyetujui,

Pembimbing I,

Romeiza Syafriharti, Ir., MT NIP. 4127 70 17 001

Pembimbing II,

Lasti Yossi Hastini, ST., M. Si.

Mengetahui, Ketua Jurusan

Romeiza Syafriharti, Ir., MT. NIP. 4127 70 17 001


(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertumbuhan penduduk Kota Bandung yang sangat tinggi baik secara alami maupun akibat arus urbanisasi mengakibatkan permintaan untuk perumahan semakin besar. Salah satu pihak yang berkompeten dalam penyediaan pembangunan perumahan adalah Perum Perumnas Cabang Bandung yang membangun perumahan dengan skala besar di Kota Bandung yang dibangun pada tahun 1985. Pembangunan ini adalah untuk mendorong pembangunan kota yang terarah dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat. Penataan dan pengelolaan perumahan dan permukiman yang layak dan terjangkau berdasarkan rencana tata ruang merupakan misi Perum Perumnas untuk mendukung pengembangan wilayah secara berkelanjutan termasuk mendukung kebijakan pemerintah kota dalam upaya penerapan kebijakan di bidang perumahan dan permukiman.

Pembangunan perumahan berskala besar di Kota Bandung terletak di sebelah timur Kota Bandung yang termasuk wilayah pengembangan (WP) Ujung Berung yaitu Perumahan Griya Bumi Antapani yang dibangun pada pelita III yang saat ini termasuk kedalam wilayah administratif Kecamatan Antapani. Lingkungan perumahan ini memiliki areal seluas 143 Ha, yang dibangun dalam 2 tahap, tahap I dibangun pada tahun 1985 dan tahap II dibangun pada tahun 1988. Selain itu, Perum Perumnas juga memiliki lahan seluas 32,1 Ha dan lahan tersebut berdekatan dengan Griya Bumi Antapani yang dimanfaatkan oleh pengembang lain. Ada empat kompleks perumahan selain Perumahan Griya Bumi Antapani yaitu, Perumahan Bougenville Estate, Perumahan Pratista, Perumahan Mitra Dago Parahyangan dan Perumahan Belleza. Dengan demikian keseluruhan lahan milik Perum Perumnas yang dibangun untuk perumahan mencakup 175,1 Ha dengan jumlah rumah 7374 unit. Dengan melihat jumlah unit rumah tersebut bisa dikatakan bahwa perumahan di Antapani berpotensi dapat membangkitkan pergerakan yang besar terutama pergerakan dengan maksud bekerja yang selalu dilakukan setiap hari oleh pelaku pergerakan.


(14)

Untuk mencapai lokasi tempat bekerja pelaku pergerakan dari dan ke perumahan di Antapani dilayani oleh beberapa ruas jalan. Jalan tersebut adalah Jalan Purwakarta, Jalan Terusan Jakarta, Jalan Parakan, Jalan Pacuan Kuda dan Jalan Antapani. Dari beberapa jalan tersebut jalan yang dilalui oleh angkutan umum adalah Jalan Purwakarta dan Jalan Terusan Jakarta yang mana pada jam-jam sibuk pagi hari dan sore hari relatif macet.

Dengan jumlah rumah yang banyak dan tingginya volume lalu-lintas di beberapa ruas jalan yang menghubungkan perumahan di Antapani dengan lokasi lain dan juga adanya ketersediaan sarana dan prasarana transportasi jalan maka potensi pergerakan dari dan ke kawasan perumahan di Antapani diperkirakan cukup tinggi. Mengingat salah satu maksud pergerakan yang dominan adalah bekerja maka pertanyaan yang ingin di jawab dalam penelitian ini adalah yang berkaitan dengan karakteristik pergerakan penduduk dengan maksud bekerja.

1.2 Rumusan Masalah

Dengan adanya perumahan di Antapani dan didukung pula dengan kertersediaan prasarana jalan maka akan berpotensi menimbulkan pergerakan terutama pergerakan dengan maksud bekerja. Berdasarkan hal tersebut, maka pentingnya meneliti karakteristik pergerakan, khususnya pergerakan dengan maksud bekerja.

Dengan melihat fenomena yang terjadi, maka yang ingin di jawab dalam penelitian ini adalah bagaimana karakteristik pergerakan penduduk perumahan di Antapani dengan maksud bekerja, yang mencakup:

1. Bagaimana sebaran pergerakan dengan maksud bekerja yang berasal dari perumahan di Antapani?

2. Apa moda yang digunakan untuk pergi dan pulang bekerja?

3. Apakah ada tujuan antara pada saat pergerakan dari rumah ke tempat kerja dan sebaliknya?

4. Bagaimana rute pergerakan dengan maksud bekerja?

5. Bagaimana sebaran waktu pergerakan pada saat pergi dan pulang bekerja? 6. Berapa lama waktu tempuh yang dibutuhkan dalam melakukan pergerakan


(15)

7. Berapa biaya yang dikeluarkan untuk pergerakan dengan maksud bekerja? 8. Bagaimana persepsi mengenai kondisi lalu-lintas saat pergi dan pulang

bekerja?

9. Apakah ada hubungan keterkaitan antar komponen-komponen karakteristik tersebut?

Pergerakan yang dimaksud mencakup bangkitan dan tarikan dari dan ke perumahan terstruktur di Antapani berkaitan dengan maksud bekerja.

1.3 Tujuan, Sasaran dan Manfaat 1.3.1 Tujuan

Berdasarkan latar belakang dan rumusan permasalahan yang telah diuraikan pada sub bab sebelumnya, maka tujuan studi ini adalah untuk mengetahui karakteristik pergerakan penduduk yang bermukim di perumahan terstruktur di Kecamatan Antapani dengan maksud bekerja.

1.3.2 Sasaran

Sedangkan sasaran-sasaran yang ingin dicapai berkaitan dengan tujuan di atas, yaitu:

1. Identifikasi kecamatan tempat bekerja

2. Identifikasi moda yang digunakan pada saat pergi dan pada saat pulang bekerja

3. Identifikasi tujuan antara pada saat pergi dan pada saat pulang bekerja 4. Identifikasi rute pada saat pergi dan pada saat pulang bekerja

5. Identifikasi waktu pergi dari rumah dan waktu pulang ke rumah

6. Identifikasi waktu tempuh menuju tempat bekerja dan waktu tempuh pulang ke rumah

7. Identifikasi biaya yang dikeluarkan dalam satu minggu

8. Identifikasi persepsi kondisi lalu lintas pada saat pergi dan pada saat pulang bekerja

9. Analisis hubungan antara komponen-komponen variabel karakteristik pergerakan


(16)

1.3.3 Manfaat

Manfaat dari hasil penelitian ini adalah :

1. Memberikan gambaran distribusi pergerakan dari perumahan terstruktur di Kecamatan di Antapani.

2. Memberikan gambaran kontribusi pergerakan perumahan terstruktur di Kecamatan Antapani terhadap volume lalu-lintas.

1.4 Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu : ruang lingkup wilayah studi dan ruang lingkup materi yang akan dipaparkan pada sub-sub bab selanjutnya.

1.4.1 Ruang lingkup Wilayah Studi

Wilayah studi yang akan dikaji adalah perumahan terstruktur di Antapani yang terletak di Kecamatan Antapani Kota Bandung. Pertimbangan pemilihan perumahan di Kecamatan Antapani yang dijadikan lokasi studi adalah atas dasar :

1. Perumahan ini adalah perumahan berskala besar yang berkembang dari tahun ke tahun

2. Perumahan ini terletak tidak jauh dari pusat kota dan pusat kegiatan lain (cukup strategis)

3. Perumahan ini dilalui rute angkutan umum

Pengambilan sampel dalam studi ini hanya dibatasi pada perumahan terstruktur di Kecamatan Antapani yang menempati kavling tanah matang (KTM) milik Perum Perumanas Antapani, yaitu Perumahan Griya Antapani I, Perumahan Griya Antapani II, Perumahan Bougenville Estate, Perumahan Pratista Antapani, Perumahan Mitra Dago Parahyangan dan Perumahan Belleza.

Untuk lebih jelasnya mengenai Peta Perumahan di Kecamatan Antapani Kota Bandung dapat dilihat pada Gambar 1.1.


(17)

Gambar 1.1


(18)

1.4.2 Ruang Lingkup Materi

Penyusunan tugas akhir dengan judul Identifikasi Karakteristik Pergerakan Penduduk Dengan Maksud Bekerja (Studi Kasus : Perumahan Terstruktur Di Kecamatan Antapani Kota Bandung) ini difokuskan pada pembahasan mengenai karakteristik pergerakan penduduk perumahan terstruktur di Antapani Kota Bandung dengan maksud bekerja. Untuk lebih jelasnya lingkup pembahasan studi ini meliputi :

1. Mengidentifikasi kecamatan tempat bekerja

Identifikasi kecamatan tempat bekerja akan memberikan gambaran mengenai kecamatan tempat bekerja penduduk yang bertempat tinggal di Perumahan di Antapani, yaitu berada di Kecamatan Antapani, Kecamatan lain di Kota Bandung, dan di luar Kota Bandung. Tujuannya untuk mengetahui sebaran pergerakan dengan maksud bekerja.

2. Mengidentifikasi moda yang digunakan pada saat pergi dan pada saat pulang bekerja

Identifikasi moda/kendaraan yang digunakan pada saat pergi dan saat pulang bekerja akan memberikan gambaran mengenai moda/kendaraan yang digunakan pelaku pergerakan. Moda yang digunakan antara lain : angkutan umum (angkot), angkutan umum roda dua (ojek), angkutan umum roda tiga (becak), Bus kota, bus karyawan, angkutan pribadi roda empat, angkutan pribadi roda dua dan lainnya. Tujuannya untuk mengetahui moda yang digunakan pada saat pergi dan pulang bekerja.

3. Mengidentifikasi tujuan antara pada saat pergi dan pada saat pulang bekerja Identifikasi tujuan antara pada saat pergi dan pada saat pulang akan memberikan gambaran mengenai tujuan lain pada saat pergerakan dari rumah ke tempat kerja begitu pula sebaliknya. Tujuan lain yang dimaksud antara lain : berbelanja, mengantar/jemput anak, mengantar saudara/kerabat, mengunjungi teman/saudara, pergi ke fasilitas kesehatan, urusan pribadi, rekreasi dan lain-lain. Tujuannya adalah untuk mengetahui pola dan jenis pergerakan pergi dan pulang bekerja


(19)

4. Mengidentifikasi rute pada saat pergi dan pada saat pulang bekerja

Identifikasi rute pada saat pergi dan pada saat pulang bekerja akan memberikan gambaran mengenai rute yang rutin dilalui saat menuju lokasi tempat bekerja dan rute saat pulang bekerja. Gambaran mengenai rute dapat dilihat berdasarkan moda yang digunakan, jika moda yang digunakan adalah angkutan umum maka rute dilihat berdasarkan trayek angkutan umum tersebut, namun jika menggunakan kendaraan pribadi ditanyakan langsung kepada responden mengenai rute jalan yang rutin dilalui. Tujuannya adalah untuk mengetahui jalan yang dilalui saat pergi dan pulang bekerja oleh pelaku pergerakan

5. Mengidentifikasi waktu pergi dari rumah dan waktu pulang ke rumah

Identifikasi waktu pada saat pergi saat pulang akan memberikan gambaran mengenai waktu pergi melakukan aktivitas bekerja dan waktu pada saat pulang setelah beraktivitas bekerja. Tujuannya untuk mengetahui waktu puncak pada saat pergi dan pulang bekerja.

6. Mengidentifikasi waktu tempuh perjalanan menuju lokasi tempat bekerja dan waktu tempuh saat pulang ke rumah

Identifikasi waktu tempuh menuju lokasi tempat bekerja dan waktu tempuh saat pulang ke rumah akan memberikan gambaran mengenai waktu tempuh yang dibutuhkan menuju lokasi tempat bekerja dan waktu tempuh saat pulang ke rumah. Waktu tempuh yang dimaksud antara lain : <10 menit, 11 – 20 menit, 21 – 30 menit, 31 - 40 menit, 41 – 50 menit, 51 – 60 menit dan >61 menit. Tujuannya adalah untuk mengetahui seberapa lama waktu yang dibutuhkan saat menuju lokasi tempat bekerja dan waktu tempuh saat pulang ke rumah yang dilakukan oleh pelaku pergerakan, yang dalam studi ini akan dikaji waktu tempuh pergerakan yang dihitung dari rumah pelaku pergerakan sebagai titik asal (rumah) serta waktu tempuh pergerakan yang dihitung dari lokasi tempat bekerja menuju titik asal (rumah).

7. Mengidentifikasi biaya yang dikeluarkan dalam satu minggu

Identifikasi biaya yang dikeluarkan akan memberikan gambaran mengenai biaya pergerakan yang harus dikeluarkan dalam satu minggu. Biaya pergerakan yang dimaksud adalah <Rp.50.000, Rp.51.000-Rp.75.000,


(20)

Rp.76.000-Rp.100.000 dan >Rp.100.000. Tujuannya adalah untuk mengetahui biaya pergerakan yang harus dikeluarkan oleh pelaku pergerakan dalam satu minggu.

8. Mengidentifikasi persepsi kondisi lalu lintas pada saat pergi dan pada saat pulang

Identifikasi persepsi kondisi lalu lintas pada saat pergi dan pada saat pulang akan memberikan gambaran mengenai persepsi mengenai kondisi lalu lintas saat pergi menuju lokasi tempat bekerja dan saat pulang bekerja. Persepsi kondisi lalu lintas yang dimaksud adalah macet, sedikit macet dan tidak macet. Tujuannya adalah untuk mengetahui persepsi dari pelaku pergerakan mengenai kondisi lalu-lintas saat pergi menuju lokasi tempat bekerja dan saat pulang ke bekerja.

9. Menganalisis hubungan antara komponen-komponen variabel karakteristik pergerakan

Analsisis hubungan/keterkaitan antara komponen variabel karakteristik pergerakan pada saat pergi dan pulang bekerja. Terdiri dari waktu dengan kecamatan tempat bekerja, waktu dengan tujuan antara, waktu dengan persepsi kondisi lalu-lintas, waktu dengan rute, waktu pergerakan dengan waktu tempuh, moda dengan kecamatan tempat bekerja, moda dengan waktu tempuh, moda dengan biaya, moda dengan waktu, moda dengan persepsi kondisi lalu-lintas, tujuan antara dengan moda, tujuan antara dengan waktu tempuh, tujuan antara dengan biaya, tujuan antara dengan rute, waktu tempuh dengan kecamatan tempat bekerja, waktu tempuh dengan rute, waktu tempuh dengan persepsi kondisi lalu-lintas, waktu tempuh dengan biaya, biaya dengan kecamatan tempat bekerja, rute dengan kecamatan tempat bekerja dan rute dengan persepsi kondisi lalu-lintas.

Untuk lebih jelasnnya, variabel penelitian yang akan di bahas pada setiap sasaran dapat dilihat pada Tabel I.1 dibawah ini :


(21)

Tabel I.1 Variabel Penelitian

Sasaran Variabel

Identifikasi kecamatan tempat bekerja untuk mengetahui sebaran pergerakan dengan maksud bekerja

Kecamatan tempat bekerja

(1) Kawasan di wilayah studi (Kecamatan Antapani) (2) Kec. Kiaracondong (3) Kec. Arcamanik (4) Kec. Mandalajati (5) Kec. Buahbatu (6) Kec. Cibeunying Kidul (7) Kec. Batununggal (8) Kec. Gedebage (9) Kec. Cinambo (10) Kec. Ujungberung (11) Kec. Cibeunying Kaler (12)Kec. Bandung Wetan (13)Kec. Sumur Bandung (14) Kec. Lengkong (15) Kec. Bandung Kidul (16)Kec. Rancasari (17)Kec. Cibiru (18) Kec. Panyileukan (19) Kec. Coblong (20)Kec. Regol (21)Kec. Cicendo (22) Kec. Andir (23) Kec. Sukajadi (24) Kec. Astana Anyar (25)Kec. Cidadap

(26) Kec. Bojongloa Kidul (27) Kec. Bojongloa Kaler (28)Kec. Babakan Ciparay (29)Kec. Sukasari

(30) Kec. Bandung Kulon (31) Kec. Luar Kota Bandung


(22)

Lanjutan Tabel

Identifikasi moda yang digunakan pada saat pergi dan pada saat pulang bekerja

Moda yang digunakan pada saat pergi bekerja Angkutan umum (Angkot)

Angkutan umum roda dua (Ojek) Angkutan umum roda tiga (Becak) Bus kota

Bus karyawan

Angkutan pribadi roda empat Angkutan pribadi roda dua Lainnya

Moda yang digunakan pada saat pulang bekerja Angkutan umum (Angkot)

Angkutan umum roda dua (Ojek) Angkutan umum roda tiga (Becak) Bus kota

Bus karyawan

Angkutan pribadi roda empat Angkutan pribadi roda dua Lainnya

Identifikasi tujuan antara pada saat pergi dan pada saat pulang bekerja untuk mengetahui jenis pergerakan pergi dan pulang bekerja

Tujuan antara sebelum ke tempat kerja Berbelanja

Mengantar/jemput anak

Mengantar/jemput kerabat/saudara Mengunjungi teman/saudara Pergi ke fasilitas kesehatan Urusan pribadi

Rekreasi Lain-lain

Tujuan antara sesudah pulang bekerja Berbelanja

Mengantar/jemput anak

Mengantar/jemput kerabat/saudara Mengunjungi teman/saudara Pergi ke fasilitas kesehatan Urusan pribadi

Rekreasi Lain-lain Identifikasi rute pada saat

pergi dan pada saat pulang bekerja untuk mengetahui jalan yang dilalui pergi dan pulang bekerja

Trayek angkutan umum yang rutin digunakan saat pergi dan pulang bekerja (jika moda yang digunakan angkutan umum)

Rute jalan yang rutin dilalui saat menuju ke tempat kerja dan sebaliknya (jika moda yang digunakan angkutan pribadi)


(23)

Lanjutan Tabel

Identifikasi waktu pergi dari rumah dan waktu pulang ke rumah untuk mengetahui waktu puncak pergi dan pulang bekerja

Waktu pergi dan pulang bekerja

Pergi Pulang

05.01 - 05.30 13.01 - 13.00 05.31 - 06.00 13.30 - 14.00 06.01 - 06.30 14.01 - 14.30 06.31 - 07.00 14.30 - 15.00 07.01 - 07.30 15.01 - 15.30 07.31 - 08.00 15.31 - 16.00 08.01 - 08.30 16.01 - 16.30 08.31 - 09.00 16.31 - 17.00 09.01 - 09.30 17.01 - 17.30 09.31 - 10.00 17.31 - 18.00 10.01 - 10.30 18.01 - 18.30 10.31 - 11.00 18.31 - 19.00 11.01 - 11.30 19.01 - 19.30 11.31 - 12.00 19.31 - 20.00 12.01 - 12.30 20.01 - 20.30 12.31 - 13.00 20.31 - 21.00

≥ 13.01 21.01 - 21.30

21.31 – 22.00 22.01 – 22.30 22.31 – 23.00 23.01 – 23.30 23.31 – 24.00

≥ 24.01

Identifikasi waktu tempuh menuju tempat bekerja dan waktu tempuh pulang ke rumah

Waktu tempuh pergerakan dengan maksud bekerja

Pergi Pulang

< 10 menit < 10 menit 11– 20 menit 11– 20 menit 21 – 30 menit 21 – 30 menit 31 – 40 menit 31 – 40 menit 41 – 50 menit 41 – 50 menit 51 – 60 menit 51 – 60 menit

≥ 61 ≥ 60

Identifikasi biaya yang dikeluarkan dalam satu minggu

Biaya pergerakan yang dikeluarkan dalam satu minggu

< Rp.50.000

Rp.51.000-Rp.75.000 Rp.76.000-Rp.100.000 >Rp.100.000

Identifikasi persepsi kondisi lalu lintas pada saat pergi dan pada saat pulang bekerja

Kondisi lalu lintas pada saat pergi bekerja Macet

Sedikit macet Tidak macet

Kondisi lalu lintas pada saat pulang bekerja Macet

Sedikit macet Tidak macet


(24)

Lanjutan Tabel

Analisis hubungan antara dua variabel yang dapat mempengaruhi pergerakan dengan maksud bekerja pada saat pergi dan pulang

Moda dengan kecamatan tempat bekerja Moda dengan waktu tempuh

Moda dengan biaya

Moda dengan waktu bergerak

Moda dengan persepsi kondisi Tujuan antara dengan moda

Tujuan antara dengan waktu tempuh Tujuan antara dengan biaya

Tujuan antara dengan Rute

Rute dengan kecamatan tempat bekerja Rute dengan persepsi kondisi lalu-lintas

Waktu bergerak dengan kecamatan tempat bekerja

Waktu bergerak dengan tujuan antara

Waktu bergerak dengan persepsi kondisi lalu-lintas

Waktu bergerak dengan rute

Waktu bergerak dengan waktu tempuh lalu-lintas

Waktu tempuh dengan kecamatan tempat bekerja Waktu tempuh dengan rute

Waktu tempuh dengan persepsi kondisi lalu-lintas

Waktu tempuh dengan biaya

Biaya dengan kecamatan tempat bekerja

Sumber : Hasil pengembangan teori, 2009

1.5 Metode Penelitian

Untuk mencapai tujuan penelitian diperlukan metode dan pendekatan yang tepat agar dapat memperoleh data yang relevan serta pelaksanaan penelitian yang tepat. Oleh karena itu, pelaksanaan penelitian menggunakan beberapa teknik metode penelitian, yaitu :

1.5.1 Penentuan Jumlah Sampel

Untuk penyebaran kuesioner tidak diberikan kepada seluruh penduduk Perumahan di Antapani, tetapi kepada sampel yang telah ditentukan. Sampel adalah sebagian dari populasi yang digunakan untuk mempelajari populasi dimana dia berasal (Suntoyo,1990). Penentuan jumlah sampel diambil dari menghitung populasi (jumlah rumah) di wilayah studi. Jumlah rumah di wilayah studi adalah sebanyak 7374 rumah. Untuk menentukan atau memperkirakan besarnya sampel maka teknik pengambilan sampel adalah dengan menggunakan rumus slovin, yaitu :


(25)

Dimana :

n = jumlah sampel minimum yang diperlukan N = jumlah populasi (7374 unit rumah)

e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir (pada penelitian ini digunakan 10%)

Berdasarkan hasil rumusan diatas dan dikaitkan dengan nilai krisis atau batas kesalahan yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah 10% maka, diperoleh banyaknya sampel yang diteliti adalah :

2

1 , 0 8534 1

7374

n

75 . 73

7374

n

99 98

. 99

n sampel

Beradasarkan rumus tersebut maka dalam studi ini diambil sampel sebanyak 99 responden.

Cara membagikan jumlah sampel secara keseluruhan di wilayah studi dengan menggunakan rumus :

N1 : Ukuran populasi (jumlah unit rumah dari tiap perumahan)

N : Ukuran populasi keseluruhan (jumlah unit rumah keseluruhan) n1 : Ukuran sampel untuk tiap-tiap rumah

n : Ukuran sampel keselurahan

n

n

1 1

2

1

e


(26)

Hasil rumusan diatas dan dikaitkan dengan jumlah rumah di wilayah studi maka diperoleh banyaknya sampel untuk setiap Perumahan terstruktur di Kecamatan Antapani seperti terlihat pada Tabel III.2 berikut ini.

Tabel I.2

Penentuan Jumlah Sampel

Perumahan Terstruktur Di Kecamatan Antapani

Perumahan di Antapani Jumlah Rumah Total Responden

Jumlah %

Griya Antapani I 5480 73 73.74

Griya Antapani II 1120 15 15.15

Bougenville Estate 158 3 3.03

Pratista Antapani 328 4 4.04

Mitra Dago Parahyangan 198 3 3.03

Belleza 90 1 1.01

Total 7374 99 100

Sumber : Hasil Survey Dan Analisis, 2009

1.5.2 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan langkah penting yang harus dilakukan sebagai dasar analisis interpretasi. Pengumpulan data adalah prosedur sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan.

1.5.2.1 Pengumpulan Data Primer

Data primer adalah informasi yang dikumpulkan langsung dari sumber informasi penelitian dan peneliti berfungsi sebagai pengumpul data dengan menyebarkan kuesioner yang diisi oleh responden dengan menyebarkan beberapa daftar pertanyaan yang bersifat terbuka. Kuesioner adalah sebuah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang Ia ketahui. Berdasarakan cara menjawab dan jawaban yang diberikan maka jenis kuesioner yang dipakai dalam penelitian ini adalah kuesioner terbuka yang artinya adalah bahwa kuesioner yang dipakai adalah kuesioner yang didalamnya terdapat pertanyaan yang dijawab sendiri oleh responden.

Dimana di dalam penelitian ini data yang ingin didapat adalah : Lokasi kecamatan tempat bekerja;

Waktu pergi dari rumah dan waktu pulang ke rumah; Tujuan antara pada saat pergi dan pada saat pulang bekerja;


(27)

Moda yang digunakan saat pergi dan pulang bekerja;

Waktu tempuh yang dibutuhkan menuju tempat bekerja dan waktu tempuh pulang ke rumah;

Biaya pergerakan yang dikeluarkan dalam satu minggu; Jalan yang dilalui saat pergi dan pulang bekerja;

Persepsi mengenai kondisi lalu lintas pada saat pergi dan pulang bekerja. Langkah-langkah memproleh data primer adalah :

Menentukan jumlah sampel rumah di wilayah studi.

Menentukan jumlah sampel pada masing-masing kompleks di wilayah studi secara acak atau random.

Menanyakan kesediaan ke setiap anggota keluarga yang bekerja di dalam setiap rumah untuk menjadikan salah satu anggota keluarganya yang bekerja sebagai sampel penelitian.

Menjelaskan secara singkat kepada anggota keluarga yang bekerja mengenai tujuan dilakukan penelitian ini.

Menjelaskan tata cara pengisisan kuesioner kepada anggota keluarga yang bekerja.

Jika pada saat kuesioner diberikan kepada responden salah satu anggota keluarga yang bekerja, kuesioner dapat segera terisi berdasarkan informasi yang diharapkan. Namun jika responden anggota keluarga yang bekerja memerlukan waktu untuk mengisi kuesioner maka kuesioner diambil pada lain waktu yang telah disepakati.

1.5.2.2 Pengumpulan Data Sekunder

Data Sekunder adalah data atau informasi yang telah dikumpulkan oleh pihak lain dan peneliti berfungsi sebagai pemakai data. Data tersebut baik berupa studi literatur, data instansi pemerintah, majalah, jurnal, peta-peta yang berkaitan dengan wilayah studi, peraturan/kebijaksanaan pemerintah dan dari internet.

Survey Sekunder dilakukan untuk memperoleh data : - Kependudukan Kecamatan Antapani

- Luas Perumahan di Antapani


(28)

- Perkembangan perumahan terstruktur di Kecamatan Antapani

- Nama-nama perusahaan pengembang perumahan terstruktur di Kecamatan Antapani

- Batas perumahan terstruktur di Kecamatan Antapani dan batas dari tiap-tiap kompleks perumahan terstruktur di Kecamatan Antapani

1.5.3 Teknik Analisis Data

Kegiatan analisis merupakan tindak lanjut dari hasil pengumpulan data, dimana di dalam kegiatan ini teknik analisis yang digunakan dengan menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif dan metode analisis kuantitatif. 1. Metode Analisis Dekriptif

Metode anaisis deskriptif merupakan analisis yang dilakukan tidak berdasarkan hubungan matematika, akan tetapi berdasarkan logika mengenai suatu keadaan yang diungkapkan secara deskriptif dan didasari oleh suatu penguraian sebab akibat. Analisis ini digunakan untuk menjelaskan analisis yang tidak dikuantitatifkan sehingga dihasilkan suatu kesimpulan dan rekomendasi tentang kondisi di lapangan berdasarkan hasil kuesioner. Metode analisis ini digunakan untuk melihat karakteristik pergerakan penduduk dengan maksud bekerja.

2. Metode Analisis Kuantitatif

Analisis kuantitaif merupakan bentuk analisis yang dilakukan dengan menggunakan model – model matematik. Di dalam penelitian ini, metode analisis kuantitatif yang digunakan adalah metode tabulasi silang.

Metode analisis ini digunakan untuk melihat hubungan antara variabel-variabel yang dapat mempengaruhi karakteristik penduduk dengan maksud bekerja di wilayah studi.

Metode ”Tabulasi Silang (Crosstabulation)” merupakan alat bantu yang

digunakan untuk melihat sisi deskriptifnya karena metoda tabulasi silang bertujuan untuk melihat hubungan antara 2 variabel atau lebih. Hasil deskriptif dari tabulasi silang dapat dilihat dari frekuensi atau dari presentasenya.

Tabulasi silang atau crosstabs merupakan metode untuk mentabulasikan 2 variabel atau lebih ke dalam suatu matriks. Hasil tabulasi silang disajikan


(29)

kedalam satu tabel dengan variable-variabel yang tersusun sebagai kolom dan baris. Pada tabel tabulasi silang unsur-unsur yang tercakup didalamnya tergambar dalam kerangka seperti berikut.

Variabel A Variabel B Total

Kategori Variabel B Kategori Variabel B

Kategori Variabel A Sel Sel

Kategori Variabel A Sel Sel

Total

Ket : Margin Baris

Margin Kolom Margin Total

Gambar 1.2

Unsur-unsur dalam Tabel Tabulasi Silang

Dari tabel silang terdapat baris, kolom dan margin, yang dibedakan atas margin baris, margin kolom dan margin total. Dalam penelitian ini analisis tabulasi silang dilakukan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel. Hal yang menentukan dalam melihat hubungan antara dua variabel adalah dengan mengasumsikan hubungan sebab akibat yang satu arah, yaitu satu variabel dianggap penyebab atau variabel pengaruh (variabel bebas) yang berperan mempengaruhi atau menyebabkan terjadinya variabel tidak bebas. Penempatan variabel bebas dan tidak bebas dapat disusun letaknya sesuai keinginan peneliti, walaupun tidak ada ketentuan yang mengharuskan, variabel bebas biasanya diletakkan pada bagian kolom (Hutauruk, 2001; D-1). Analisis tabulasi silang dilakukan dengan menggunakan program komputer SPSS. Untuk mengetahui apakah dua variabel berhubungan atau tidak, dilakukan uji khi kuadrat. Jumlah khi kuadrat tergantung pada jumlah kolom dan baris tabel yang diteliti sehingga harus diketahui derajat kebebasan tabel tersebut. Dalam program SPSS, nilai derajat kebebasan dan jumlah khi kuadrat dapat ditampilkan. bila hipotesis :

Baris


(30)

H0 = 0 : Tidak ada hubungan antara variabel 1 dan variabel 2

H1≠ 0 : Ada hubungan antara variabel 1 dan variabel 2

Dengan nilai = 5% dan Derajat Bebas ( ) , df = (k-1) (n-1), maka

2

tabel = (0.05, (k-1)(n-1))

Dimana : k = jumlah baris dalam tabulasi. n = jumlah kolom dalam tabulasi. Maka

Tolak H0, jika nilai 2hitung > 2tabel

Terima H0, jika nilai 2hitung < 2tabel

1.5.4 Kerangka Pemikiran

Untuk mempermudah memahami persoalan-persoalan studi, diperlukan suatu kerangka pemikiran yang merupakan suatu gambaran singkat mengenai proses mulai dari masalah-masalah hingga mencapai suatu hasil akhir. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada sub bab selanjutnya,Gambar 1.3 dibawah ini :


(31)

Gambar 1.3 Kerangka Pemikiran

Perumahan di Kecamatan Antapani merupakan perumahan berskala besar di Kota Bandung yang berkembang dari tahun ke tahun, perkembangan perumahan ini dapat berpotensi membangkitkan

pergerakan, salah satunya adalah pergerakan dengan maksud bekerja.

FE

E

D

B

A

C

K

Untuk mengetahui karakteristik pergerakan penduduk dengan maksud bekerja yang bermukim di

Perumahan di Kecamatan Antapani

Identifikasi lokasi kecamatan tempat

bekerja

Karakteristik pergerakan penduduk dengan maksud bekerja yang bermukim diPerumahan di Kecamatan Antapani

Kesimpulan

Analisis hubungan antar variabel karakteristik pergerakan pada saat pergi dan pulang bekerja

Identifikasi moda yang digunakan pergi dan

pulang

Identifikasi tujuan antara pergi

dan pulang

Identifikasi rute pergi dan

pulang

Identifikasi waktu pergi dan

pulang

Identifikasi waktu tempuh pergi dan

pulang

Identifikasi biaya yang dikeluarkan dalam satu

minggu

Identifikasi persepsi kondisi lalu-lintas pergi


(32)

1.6 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan cara pengertian-pengertian yang diungkapkan di bawah ini adalah untuk memperoleh kesamaan pemahaman agar tidak menimbulkan kerancuan dalam pengertiannya. Dalam hal ini dijelaskan pengertian yang terurai dalam judul studi “Kerekteristik Pergerakan Penduduk Dengan Maksud Bekerja (Studi Kasus : Perumahan Terstruktur Di Kacamatan Antapani Kota Bandung) ” adalah sebagai berikut :

Karakteristik

Karakteristik adalah ciri-ciri khusus yang harus dimiliki seseorang (W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, PN Balai Pustaka ; 1984). Pergerakan

Pergerakan diartikan sebagai pergerakan pulang pergi untuk tujuan tertentu dengan jarak perjalanan diatas 400 m dan pelaku perjalanan berumur lebih dari lima tahun (Ofyar. Z Tamin, 2000).

Penduduk

Penduduk adalah orang yang tinggal di derah tersebut atau orang yang secara hukum berhak tinggal di daerah tersebut dengan kata lain orang yang mempunyai surat resmi untuk tinggal disitu ( Kamus Wikipedia)

Bekerja

Bekerja adalah usaha yang dilakukan untuk memperoleh imbalan yang dinilai dengan mata uang (Berdasarkan Ekonomi).

Pergerakan Bekerja

Pergerakan Bekerja adalah pergerakan pulang pergi yang dilakukan dari tempat asal (rumah) menuju suatu guna lahan tertentu (lokasi tujuan) dengan maksud untuk bekerja yaitu memperoleh imbalan yang dinilai dengan mata uang.

Moda

Moda adalah jenis sarana angkutan yang digunakan dalam melakukan pergerakan manusia/ barang.


(33)

Tujuan Antara

Tujuan antara adalah kebutuhan semu dalam melakukan pergerakan dengan maksud dan tujuan tertentu..

Waktu Tempuh

Waktu tempuh adalah merupakan ukuran yang menyatakan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk melintasi ruas jalan tertentu. Waktu tempuh ini sangat dipengaruhi oleh arus lalu lintas di ruas jalan tertentu (Black, 1981).

1.7 Sistematika Pembahasan

Untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang isi laporan ini, maka sub bab ini menjelaskan tentang sistematika pembahasan, seperti pada uraian dibawah ini.

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan secara khusus mengenai penyusunan penelitian ini diantaranya megenai latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, sasaran penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup, metodologi penelitian, kerangka pemikiran, definisi operasional dan sistematika penyajian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menguraikan teori-teori yang digunakan dalam studi ini yang meliputi pergerakan penduduk, terbentuknya pergerakan, Kebutuhan Melakukan Perjalanan, karaktersitik pergerakan, karaktersitik pergerakan non spasial, sebab terjadinya pergerakan, waktu terjadinya pergerakan, jenis sarana angkuatan yang digunakan, pembebanan lalu-lintas dan pergerakan bekerja.

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

Bab ini secara umum menjelaskan tentang Perumahan di Antapani, jaringan jalan Perumahan di Antapani, penggunaan lahan, kondisi jaringan jalan dan jumlah responden.


(34)

BAB IV ANALISIS KARAKTERISTIK PERGERAKAN PENDUDUK YANG BERMUKIM DI PERUMAHAN DI KECAMATAN ANTAPANI DENGAN MAKSUD BEKERJA

Bab ini menjelaskan mengenai karakteristik pergerakan pergi dan pulang serta hubungan/keterkaitan antara variabel dari variabel karakteristik pergerakan penduduk dengan maksud bekerja yang terdiri dari waktu dengan kecamatan tempat bekerja, waktu dengan tujuan antara, waktu dengan persepsi kondisi lalu-lintas, waktu dengan rute, waktu pergerakan dengan waktu tempuh, moda dengan kecamatan tempat bekerja, moda dengan waktu tempuh, moda dengan biaya, moda dengan waktu, moda dengan persepsi kondisi lalu-lintas, tujuan antara dengan moda, tujuan antara dengan waktu tempuh, tujuan antara dengan biaya, tujuan antara dengan rute, waktu tempuh dengan kecamatan tempat bekerja, waktu tempuh dengan rute, waktu tempuh dengan persepsi kondisi lalu-lintas, waktu tempuh dengan biaya, biaya dengan kecamatan tempat bekerja, rute dengan kecamatan tempat bekerja dan rute dengan persepsi kondisi lalu-lintas.

BAB V KESIMPULAN

Bab ini berupaya untuk menarik kesimpulan dari studi yang dilakukan, yaitu kesimpulan mengenai karakteristik pergerakan penduduk dengan maksud bekerja di perumahan di Kecamatan Antapani Kota Bandung. Pada bagian selanjutnya dikemukakan rekomendasi, kelemahan dan saran studi lanjutan.


(35)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pergerakan Penduduk

Kebutuhan akan pergerakan bersifat umum. Pergerakan terjadi karena adanya proses pemenuhan kebutuhan. Pemenuhan kebutuhan merupakan kegiatan yang biasanya dilakukan setiap hari, misalnya pemenuhan akan ekonomi, pendidikan, hiburan, sosial, budaya dsb. Pola pergerakan secara fisik sebagian besar ditentukan oleh kebiasaan sosial ekonomi penduduk, misalnya jam-jam kerja normal, waktu buka toko, sekolah., waktu-waktu hiburan masyarakat dan peristiwa-peristiwa sosial. Pola pergerakan penduduk dapat dibagi dalam pola pergerakan harian, mingguan dan musiman.

Sebagai mahluk individu dan sosial, manusia mempunyai kebutuhan yang harus dipenuhi baik kebutuhan jasmani maupun rohani. Kebutuhan tersebut menjadi alasan menjadi alasan bagi manusia melakukan pergerakan. Ada berbagai alasan mengapa manusia melakukan pergerakan, alasan-alasan tersebut secara umum mempunyai karakteristik yang sama dan menjadi karakteristik pergerakan yang polanya lebih terlihat di perkotaan.

Menurut Bromley dan Thomas, 1993 (dalam Zafrulah), salah alasan terjadinya pergerakan di perkotaan adalah mengenai kecenderungan sosial ekonomi, yaitu mobilitas masyarakat yang tinggi sebagai akibat dari peningkatan pesat pemilikan kendaraan hal ini ditunjang dengan pembangunan dan perbaikan prasarana jalan sehingga masyarakat mampu untuk menjangkau tempat lalu-lintas yang lebih jauh. Disamping itu, kelompok masyarakat yang tidak memiliki kendaraan menjadi kelompok sebagai golongan dengan mobilitas rendah terhadap fasilitas perkotaan akibatnya selanjutnya dari pertumbuhan pemilikan kendaraan ini adalah meningkatnya volume lalu lintas yang mempengaruhi pergerakan di dalam dan menimbulkan kemacetan.

Daniel dan Warnes (1983) menyatakan bahwa faktor yang berpengaruh terhadap pergerakan adalah kondisi sosial ekonomi seperti banyaknya anggota keluarga yang bekerja dan penghasilan keluarga. Sesuatu yang mencirikan


(36)

penghasilan keluarga seperti pemilikan kendaraan, pola guna lahan dan pembangunan serta daya hubung.

Menurut Warpani (1990) beberapa penentu pergerakan yang dapat diterapkan di Indonesia adalah : penghasilan keluarga, jumlah pemilikan kendaraan, jarak dari pusat kegiatan kota, moda perjalanan, penggunaan kendaraan dan waktu. Pergerakan keluarga erat kaitannya dengan aktifitas yang dilakukan keluarga sedangan aktifitas-aktifitas keluarga sangat dipengaruhi oleh karakteristik keluarga. Karakteristik keluarga yang mempengaruhi pergerakan ini antara lain adalah pendapatan keluarga, pemilikan kendaraan serta struktur dan jumlah jiwa per keluarga. Semua Karateristik ini mempengaruhi tingkat kebutuhan keluarga dan frekuensi pergerakan yang dilakukan keluarga tersebut.

2.1.1 Terbentuknya Pergerakan

Ada beberapa alasan mengapa suatu pergerakan terbentuk. Pertama adalah kenyataan bahwa pergerakan terbentuk karena memang manusia membutuhkan pergerakan tersebut bagi kegiatan kesehariannya, baik dalam skala lokal di mana mereka tinggal maupun dalam skala antar wilayah. Dalam skala lokal pergerakan timbul karena aktivitas manusia tidak selamanya dapat dilakukan di tempat mereka tinggal, apakah di kantor, di pabrik ataupun di daerah pertanian. Sedangkan dalam skala wilayah yang lebih besar dijumpai kenyataan bahwa secara spasial terjadi pemisahan antara satu potensi sumber daya dengan sumber daya yang lain. Sedangkan umtuk memanfaatkan suatu sumber daya di suatu tempat akan memebutuhkan sumber daya yang lain di tempat lainnya, sedemikian sehingga akan membutuhkan pemindahaan sumber daya dari satu tempat ke tempat lainnya.

2.1.2 Kebutuhan Melakukan Pergerakan (perjalanan)

Manusia sebagai pelaku pergerakan (perjalanan) memiliki maksud masing-masing dalam melakukan perjalanannya. Adanya maksud yang berbeda ini berpengaruh pada rute pelayanan angkutan kota sebagai angkutan umum. Klasifikasi perjalanan berdasarkan maksud dapat dibagi ke dalam beberapa golongan (Setijowarno dan Frazila, 2001 dalam Faisal Djafar) sebagai berikut :


(37)

a. Pergerakan (Perjalanan) untuk bekerja (working trips), yaitu perjalanan yang dilakukan seseorang menuju tempat kerja , misalnya kantor, pabrik, dan lain sebagainya

b. Pergerakan (Perjalanan) untuk kegiatan pendidikan (educational trips), yaitu perjalanan yang dilakukan oleh pelajar dari semua strata pendidikan menuju sekolah, universitas, atau lembaga pendidikan lainnya tempat mereka belajar c. Pergerakan (Perjalanan) untuk berbelanja (shopping trips), yaitu perjalanan ke

pasar, swalayan, pusat pertokoan, dan lain sebagainya

d. Pergerakan (Perjalanan) untuk kegiatan sosial (social trips), misalnya perjalanan ke rumah saudara, ke dokter, dan lain sebagainya

e. Pergerakan (Perjalanan) untuk berekreasi (recreation trips), yaitu perjalanan menuju ke pusat hiburan, stadion olah raga, dan lain sebagainya atau perjalanan itu sendiri yang merupakan kegiatan rekreasi

f. Pergerakan (Perjalanan) untuk keperluan bisnis (business trips), yaitu perjalanan dari tempat bekerja ke lokasi lain sebagai bagian dari pelaksanaan pekerjaan

g. Pergerakan (Perjalanan) ke rumah (home trips), yaitu senua perjalanan kembali ke rumah. Hal ini perlu dipisahkan menjadi satu tipe keperluan perjalanan karena umumnya perjalanan yang didefenisikan pada poin-poin sebelumnya dianggap sebagai pergerakan satu arah (one-way movement) tidak termasuk perjalanan kembali ke rumah.

Lebih lanjut Ofyar Z. Tamin, mengemukakan beberapa pengklasifikasian perjalanan yang dapat digolongkan menjadi :

 Maksud perjalanan

Dalam kasus pergerakan berbasis rumah (home based) , lima kategori tujuan pergerakan yang sering digunakan adalah pergerakan kerja, sekolah, belanja, sosial dan rekreasi dan lain-lain. Dua pergerakan yang pertama disebut sebagai pergerakan utama dan lainnya adalah pergerakan bebas.

 Waktu perjalanan

Perjalanan dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu perjalanan yang berbasis puncak (Peak) dan waktu bukan puncak (Off-Peak).


(38)

 Karakteristik orang/pelaku pergerakan

Pergerakan sangat dipengaruhi oleh perilaku perjalanan (individu). Perilaku ini dipengaruhi oleh karakteristik sosial ekonomi. Kategori yang digunakan untuk menggambarkan karakteristik pelaku pergerakan adalah tingkat pendapatan, kepemilikan kendaraan, serta ukuran dan struktur rumah tangga.

2.2 Besaran dan Distribusi Pergerakan

Besaran perjalanan bergantung pada kegiatan kota, sedang penyebab perjalanan adalah adanya keinginan manusia untuk memenuhi kebutuhannya yang tidak diperoleh di tempat asalnya. Bangkitan dan tarikan perjalanan bervariasi untuk setiap tipe tata guna lahan. Semakin tinggi tingkat penggunaan lahan akan semakin tinggi pergerakan yang dihasilkan (Tamin, 2000 : 60).

Sebaran pergerakan ini menunjukkan ke mana dan dari mana arus lalu lintas bergerak dalam suatu wilayah. Pola sebaran arus lalu lintas antara zona asal ke zona tujuan adalah hasil dari dua hal yang terjadi secara bersamaan, yaitu lokasi dan intensitas tata guna lahan yang akan menghasilkan arus lalu lintas dan pemisah ruang, serta interaksi antara dua buah tata guna lahan yang akan menghasilkan pergerakan manusia dan/atau barang (Tamin, 2000:63).

Semakin tinggi intensitas suatu tata guna lahan, akan semakin tinggi pula tingkat kemampuannya dalam menarik lalu lintas, namun apabila jarak yang harus ditempuh semakin besar maka daya tarik suatu tata guna lahan akan berkurang. Sistem transportasi hanya dapat mengurangi hambatan pergerakan dalam ruang, tetapi tidak dapat mengurangi jarak. Oleh karena itu, jumlah pergerakan lalu lintas antara dua buah tata guna lahan bergantung dari intensitas kedua tata guna lahan dan pemisahan ruang (jarak, waktu, biaya, moda dan rute) antara kedua zonanya. Sehingga arus lalu lintas antara dua buah tata guna lahan mempunyai korelasi positif dengan intensitas guna lahan dan korelasi negatif dengan jarak (Tamin, 2000:64).


(39)

2.3 Pergerakan Bekerja

Pada umumnya pergerakan diartikan sebagai pergerakan pulang pergi untuk tujuan tertentu dengan jarak perjalanan diatas 400 m dan pelaku pergerakan berumur lebih dari lima tahun. Sedangkan istilah bekerja umumnya mengandung arti yang luas. Secara ekonomis, istilah bekerja terkait dengan usaha yang dilakukan untuk memperolah imbalan yang dinilai dengan mata uang. pergerakan bekerja adalah pergerakan pulang pergi yang dilakukan dari zona asal (rumah) menuju suatu guna lahan tertentu (zona tujuan) dengan maksud untuk bekerja yaitu memperoleh imbalan yang dinilai dengan mata uang.

Pergerakan bekerja merupakan jenis pekerjaan yang timbul karena adanya aktivitas bekerja di masyarakat. Adanya perbedaan lokasi antara tempat tinggal dengan tempat tujuan bekerja menimbulkan pola dan jumlah pergerakan yang berbeda-beda untuk setiap zonanya tergantung pada karakteristik wilayahnya. Jumlah pergerakan bekerja di masyarakat cukup besar, setidaknya setiap kepala keluarga akan mencari nafkah untuk keluarganya usaha untuk mencari nafkah dan tersebut membuat dia memiliki aktivitas kerja. Keadaan tersebut membuat pergerakan untuk tujuan bekerja cukup besar dan memberikan pengaruh yang cukup besar bagi lalu lintas jalan raya. Apabila diasumsikan bahwa setiap kepala keluarga bekerja maka besarnya bangkitan pergerakan bekerja mendekati jumlah keluarga dalam satu kota secara keseluruhan.

Besarnya pergerakan bekerja yang ditarik ataupun dibangkitkan oleh suatu zona sangat terkait dengan karakteristik wilayahnya. Hal ini sesuai dengan penjelasan Meyer dan Miller (dalam djafar) bahwa karakteristik wilayah serta sistem kegiatan yang terdiri dari manusia dan kegiatannya dengan berbagai jenis dan distribusi dalam ruang akan membangkitkan permintaan perjalanan. Karakteristik wilayah serta sistem kegiatan yang berlangsung disuatu zona tentunya akan berbeda dengan zona lainnya sehingga pergerakan yang dibangkitkan atau ditarikpun akan berbeda-beda sesuai dengan intensitas kegiatan yang berlangsung di zona tersebut.

Adapun jenis pergerakan bekerja menurut Adaptasi Lloyd & Jennings, dalam Ridwan Asmar, 2008 dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu, pergerakan bekerja tujuan tunggal dan tujuan ganda :


(40)

1. Pergerakan bekerja dengan tujuan tunggal (single-purpose trips)

Pada jenis pergerakan ini, pelaku hanya berhenti langsung ke satu lokasi bekerja dan dalam satu kali perjalanan yang dimulai dan berakhir pada lokasi yang sama, biasanya di rumah. Jenis pergerakan bekerja ini adalah paling sering dilakukan oleh pelaku yang bekerja dan biasanya bertujuan untuk mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

2. Pergerakan bekerja dengan tujuan ganda (multi-purpose trips)

Pada jenis pergerakan ini pelaku pergerakan bekerja akan mengunjungi beberapa tempat lokasi yang lain. kebutuhan ini bersifat semu sehingga kebutuhan ini akan dilakukan pada saat perjalanan sebelum dan sesudah aktifitas bekerja.

Untuk lebih jelasnya mengenai jenis pergerakan bekerja dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Sumber : Adaptasi Lloyd & Jennings, dalam Asmar, 2001

Gambar 2.1

Jenis Pergerakan Dengan Maksud Bekerja 2.4 Pengertian Tabulasi Silang (Crosstabs)

Analisis tabulasi silang (crosstabs) adalah metode analisis yang paling sederhana tetapi memiliki daya menerangkan cukup kuat untuk menjelaskan hubungan antar variabel. Untuk itu ada beberapa prinsip sederhana yang perlu

Rumah

Arah pergerakan Kantor/tempat kerja

Kegiatan lain yang dilakukan

2 1

Keterangan :

Pergi


(41)

diperhatikan dalam menyusun tabel silang agar hubungan antara variabel tampak dengan jelas. Untuk itu maka dalam analisis crosstabs digunakan analisis statistik yaitu Chi Kuadrat (Chi-Square) yang disimbolkan dengan 2.

Metode analisis ini digunakan untuk menguji korelasi antara variabel dalam tabel kontigensi sehingga diketahui apakah proporsi dari dua (2) peubah terjadi karena kebutuhan atau karena adanya asosiasi. Test ini cukup sederhana dan mudah dihitung dari hasil tabel silang. Dalam analisis tabel silang, peneliti menggunakan distribusi frekuensi pada sel-sel dalam tabel sebagai dasar untuk menyimpulkan hubungan antara variabel-variabel penelitian sehingga dengan demikian dapat dengan mudah melihat keterkaitan hubungan antara dua variabel.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa analisis crosstab merupakan suatu metode analisis statistik yang digunakan untuk melihat keterkaitan/hubungan antara dua variabel dengan menggunakan chi-square. Atas dasar inilah yang kemudian dinilai bahwa analisis crosstabs dapat mengambarkan keterkaitan hubungan dalam penelitian ini mengenai keterkaitan antara variabel-variabel karakteristik pergerakan dengan maksud bekerja.


(42)

BAB III

GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI DAN RESPONDEN

3.1 Gambaran Umum Kecamatan Antapani 3.1.1 Batas Wilayah

Kecamatan Antapani diresmikan oleh Walikota Bandung pada Bulan April 2007 berdasarkan Peraturan Daerah Pemerintah Kota Bandung Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pemekaran dan pembentukan wilayah kerja kelurahan dan kecamatan di lingkungan pemerintah Kota Bandung. Kecamatan Antapani adalah salah satu dari 30 kecamatan yang ada di Kota Bandung. Sedangkan batas-batas wilayah Kecamatan Antapani adalah sebagai berikut :

Sebelah Utara : Kecamatan Mandalajati Sebelah Selatan : Kecamatan Buah Batu Sebelah Barat : Kecamatan Kiaracondong Sebelah Timur : Kecamatan Arcamanik

Kecamatan Antapani meliputi empat kelurahan, 58 Rukun Warga (RW) dan 297 Rukun Tetangga (RT) dengan luas wilayah adalah 400,05 Ha, kepadatan penduduk sebesar 174 jiwa/Ha. Curah hujan di wilayah Kecamatan Antapani dipengaruhi oleh ketinggian tempat dari permukaan laut adalah 700 m dan keadaan topografi sehingga curah hujan rata-rata per tahun mencapai 0.3000 mm. Untuk lebih jelasnya mengenai letak administrasi Kecamatan Antapani dapat dilihat pada Gambar III.1


(43)

GAMBAR III.1


(44)

3.1.2 Kependudukan

Kecamatan Antapani merupakan pemekeran dari Kecamatan Cicadas. Pemekaran ini dilakukan untuk mengurangi kepadatan penduduk. Dan saat ini dari pemekaran tersebut menjadi dua kecamatan yaitu Kecamatan Antapani dan Kecamatan Mandalajati.

Jumlah penduduk Kecamatan Antapani pada tahun 2008 adalah sebanyak 69009 Jiwa, dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 14291 KK. Kecamatan Antapani terdiri dari 4 (empat) kelurahan, yaitu Antapani Wetan, Antapani Kulon Antapani Tengah dan Antapani Kidul. Dengan jumlah penduduk terbanyak terdapat di Kelurahan Antapani Kidul dengan jumlah 23705 jiwa. Sedangkan penduduk yang paling sedikit terdapat di Kelurahan Antapani Kulon dengan jumlah 8653 jiwa . Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah penduduk Kecamatan Antapani dapat dilihat pada Tabel III.1 berikut.

Tabel III.1

Jumlah Penduduk Kecamatan Antapani Tahun 2008

No Kelurahan Jumlah Penduduk (jiwa) Jumlah Kepala Keluarga

1 Antapani Wetan 15353 3614

2 Antapani Kulon 9068 2310

3 Antapani Tengah 20883 4176

4 Antapani Kidul 22177 4191

Jumlah 69009 14291

Sumber : Monografi Kecamatan Antapani, 2008

3.1.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Mata Pencaharian

Jumlah penduduk Kecamatan Antapani berdasarkan mata pencaharian pada tahun 2008 adalah sebanyak 25711 Jiwa, dengan jenis mata pencaharian PNS sebanyak 9487 Jiwa, pensiunan ABRI/ Sipil sebanyak 3558 Jiwa, pegawai swasta sebanyak 11978 Jiwa dan Pegawai BUMN sebanyak 688 Jiwa. Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah penduduk Kecamatan Antapani Berdasarkan Jenis Mata Pencaharian dapat dilihat pada Tabel III.2 berikut.


(45)

Tabel III.2

Jumlah Penduduk Kecamatan Antapani Berdasarkan Jenis Mata Pencaharian

No Jenis Mata Pencaharian Jumlah (Jiwa)

1 Pegawai Negeri Sipil 9487

2 Pensiunan ABRI/Sipil 3558

3 Pegawai Swasta 11978

4 Pegawai BUMN 688

Total 25711

Sumber : Monografi Kecamatan Antapani, 2008

3.2 Gambaran Perumahan Terstruktur Di Kecamatan Antapani

Perumahan terstruktur di Antapani pertama kali dibangun pada pelita III dengan nama Perumahan Griya Bumi Antapani yang terletak di Wilayah Pengembangan (WP) Ujungberung yang saat ini termasuk kedalam wilayah administratif Kecamatan Antapani. Lingkungan perumahan ini memiliki areal seluas 143 Ha, yang dibangun dalam 2 tahap. Untuk tahap satu, areal yang dimiliki adalah seluas 105 Ha sedangkan tahap yang kedua, areal yang dimiliki 58 Ha. Pembangunan Pada tahap I dilaksanakan pada tahun 1985 dengan jumlah 5480 unit rumah dengan berbagai type, sedangkan pada tahap ke II dilaksanakan pada tahun 1988 dengan jumlah 1120 unit rumah.

Pada lingkungan perumahan di Antapani terdapat beberapa unit type rumah sederhana, type menengah dan type besar antara lain adalah unit tipe 30, unit type 36, type 45, unit type 54 dan unit type 70. Selain itu Perum Perumnas juga mempunyai kavling tanah matang (KTM) seluas 32,1 Ha yang dimanfaatkan oleh pengembang lain. Perumahan pada kavling tanah matang (KTM) yang dibangun seluas 32.1 Ha merupakan perumahan yang dimanfaatkan oleh pengembang lain dan dikelola oleh perusahaan pembangunan perumahan swasta, yang terdiri dari PT Rama Permadi, PT Wijaya Karya, PT Rama Permadi, PT Buana Risma dan PT Graha Surya Melati. Untuk lebih jelasnya perumahan dan nama pengembang dapat dilihat pada Tabel III.3


(46)

Tabel III.3

Perkembangan Perumahan Terstruktur Di Kecamatan Antapani

No Nama Perumahan Tahun

Didirikan

Pengembang (Developer)

Luas Lahan

Jumlah Rumah/Kavling

1. Griya Antapani I 1985 Griya Bumi Antapani 105 5480

2. Griya Antapani II 1988 Griya Bumi Antapani 38 1120

3. Bougenville Estate 1992 Wijaya Karya 7,1 158

4. Pratista Antapani 1993 Rama Permadi 13,5 328

5. Mitra Dago Parahyangan 1998 Buana Risma 8,0 198

6. Belleza 2007 PT. Graha Surya Melati 3,5 90

JUMLAH 175,1 7374

Sumber : Perum Perumnas Cabang Bandung, 2009

3.3 Sistem Jaringan Jalan Dan Angkutan Kota

Jaringan jalan perumahan di Kecamatan Antapani hanya memiliki satu jalan akses utama untuk masuk maupun keluar kecamatan. Adapun jalan tersebut adalah Jalan Terusan Jakarta-Jalan Jakarta. Selain itu terdapat pula tiga jalan tembus atau jalan akses lain yang melayani perumahan di Kecamatan Antapani yaitu Jalan Golf Raya, Jalan Parakan dan Jalan Antapani. Jalan tersebut merupakan jalan akses keluar-masuk ke perumahan di Kecamatan Antapani yang mempunyai kapasitas rendah.

Jalan Purwakarta dan Jalan Terusan Jakarta adalah jalan yang melayani Perumahan Griya Bumi Antapani I, Perumahan Griya Bumi Antapani II, Perumahan Bougenville Estate, Perumahan Pratista, dan Perumahan Belleza sedangkan untuk Perumahan Mitra Dago Parahyangan hanya dilayani oleh Jalan Terusan Jakarta. Untuk lebih jelasnya mengenai jaringan jalan perumahan di Antapani dapat dilihat pada Gambar 3.2.

Perumahan di Kecamatan Antapani juga hanya dilayani oleh angkutan kota jurusan Antapani – Ciroyom dan Antapani – KPAD. Berikut rute jalan yang dilalui oleh angkutan kota jurusan Antapani – Ciroyom :

KELUAR : Terminal Antapani - Jl.Cibatu - Jl.Kuningan - Jl.Purwakarta - Jl.Terusan Jakarta - Jl.Jakarta - Jl.Sukabumi - Jl.Laswi - Jl.Jend.Ahmad Yani - Jl.Gudang Utara - JL.Bangka - Jl.Belitung - Jl.Sumatra - Jl.Aceh - Jl.Perintis Kemerdekaan - Jl.Wastukencana - Jl.Pajajaran - Jl.Cicendo - Jl.Kebon Kawung - JL.HOS.Cokroaminoto (Jl.Pasir Kaliki) - Jl.Pajajaran - Jl.Abdul Rahman Saleh - Jl.Nurtanio - Jl.Ciroyom - Terminal Ciroyom .


(1)

A. Pada Saat Pulang

Tabel V.2

Kesimpulan Hubungan/Keterkaitan Antara Variabel

Saat Pulang Bekerja

No Variabel yang Dihubungkan Keterkaitan/

Hubungan Keterangan

1 Moda dengan kecamatan tempat bekerja

x

Hal ini karena moda yang digunakan untuk mencapai lokasi tempat bekerja sebagian besar responden menggunakan kendaraan yang hampir merata meskipun lokasi kecamatan tempat bekerja jauh maupun dekat 2 Moda dengan waktu tempuh

Hal ini karena jika moda yang digunakan angkutan umum, bus karyawan dan kendaraan prbadi roda empat (mobil pribadi) memerlukan waktu tempuh yang relatif lebih lama dibandingkan dengan kendaraan pribadi roda dua (motor pribadi) yang memerlukan waktu tempuh lebih sedikit/singkat

3 Moda dengan biaya

Hal ini karena jika responden yang menggunakan bus karyawan dan motor pribadi memerlukan biaya yang lebih sedikit dibandingkan dengan responden yang menggunakan angkutan umum dan mobil pribadi memerlukan biaya yang lebih banyak

4 Moda dengan waktu bergerak

x

Hal ini karena responden pulang bekerja disesuaikan dengan jam keluar kantor sehingga waktu mulai bergerak pun berbeda-beda dan juga karena adanya kecenderungan kesamaan waktu bergerak pulang baik yang menggunakan angkutan pribadi dan angkutan umum

5 Moda dengan persepsi kondisi lalu-lintas

x

Hal ini karena responden yang menggunakan angkutan umum, bus karyawan, mobil pribadi dan motor pribadi sebagian besar berpendapat bahwa kondisi lalu-lintas macet tetapi keadaan kondisi lalu-lintas macet bukan disebabkan oleh jenis kendaraan yang digunakan oleh responden

6 Tujuan antara dengan moda

x

Hal ini karena responden cenderung langsung menuju ke tempat kerja. Adapun sebagian kecil yang melakukan tujuan antara dimana kendaraan yang digunakan paling besar adalah menggunakan kendaraan motor pribadi 7 Tujuan antara dengan waktu

tempuh x

Hal ini karena responden yang melakukan tujuan antara sebelum menuju tempat tinggal berbeda-beda tetapi waktu tempuh yang dibutuhkan rata-rata sama

8 Tujuan antara dengan biaya

Hal ini karena responden yang melakukan tujuan antara sebelum menuju lokasi tempat tinggal biaya yang dikeluarkan lebih banyak dibandingkan dengan responden yang langsung menuju lokasi tempat bekerja biaya yang dikeluarkan lebih sedikit

9 Tujuan antara dengan rute

x

Hal ini karena responden yang melakukan tujuan antara rute jalan yang dilalui sama dengan rute ke lokasi tempat tinggal sehingga dapat dikatakan bahwa tujuan antara tidak mempengaruhi rute jalan yang dilalui.

10 Rute dengan kecamatan tempat

bekerja

Hal ini karena rute jalan yang dilalui menentukan arah menuju tempat tinggal dan cepat atau tidaknya untuk mencapai lokasi tempat tinggal

11 Rute dengan persepsi kondisi

lalu-lintas

Hal ini karena rute jalan yang dilalui dapat menentukan kondisi jalan macet apa tidaknya untuk menuju tempat tinggal


(2)

123

Lanjutan tabel 12 Waktu bergerak dengan

kecamatan tempat bekerja

x

Hal ini karena adanya perbedaan jam keluar kantor yang menyebabkan waktu mulai bergerak dari kecamatan tempat bekerja menuju tempat tinggal berbeda dan responden juga tidak harus tepat waktu untuk menuju ke tempat tinggal

13 Waktu bergerak dengan tujuan antara

x

Hal ini karena adanya perbedaan waktu bergerak dalam melakukan tujuan antara serta yang paling dominan pelaku pergerakan langsung menuju ke tempat tinggal. Sedangkan sebagian kecil responden lainnya yang melakukan tujuan antara rata-rata arahnya sama dengan lokasi kecamatan tempat tinggal sehingga waktu mulai bergerak tidak mempengaruhi tujuan antara

14 Waktu bergerak dengan persepsi kondisi lalu-lintas

Hal ini karena responden yang pulang bekerja lebih awal/masih siang berpendapat bahwa kondisi lalu-lintas sedikit macet, sedangkan responden yang pulang bekerja lebih sore/jam pulang kantor berpendapat bahwa kondisi lalu-lintas macet

15 Waktu bergerak dengan rute

x

Hal ini karena waktu mulai bergerak menuju lokasi tempat tinggal arahnya berbeda-beda dan rute jalan yang dilalui hanya menuju Jl. Ahmad Yani - Jl. Ibrahim Adjie - Jl. Trs Jakarta

16 Waktu bergerak dengan waktu tempuh

x

Hal ini karena waktu bergerak cenderung berbeda-beda karena disesuaikan dengan jam keluar kantor sehingga waktu mulai bergerak tidak disesuaikan dengan lama tidaknya waktu yang akan ditempuh menuju tempat tinggal

17 Waktu tempuh dengan kecamatan tempat bekerja

Hal ini karena responden yang menuju lokasi tempat tinggal dengan jarak yang sangat jauh membutuhkan waktu tempuh cenderung yang lebih lama sedangkan responden yang menuju lokasi kecamatan tempat bekerja yang sangat dekat membutuhkan waktu tempuh yang lebih sedikit/singkat

18 Waktu tempuh dengan rute

Hal ini karena rute jalan yang dilalui menentukan cepat atau tidaknya untuk mencapai lokasi tempat tinggal sehingga waktu tempuh dapat mempengaruhi rute jalan yang dilalui.

19 Waktu tempuh dengan persepsi

kondisi lalu-lintas x

Hal ini karena waktu tempuh untuk menuju tempat tinggal berbeda-beda. Lama dan tidaknya disesuaikan dengan jarak lokasi kecamatan tempat bekerja dan tidak dipengaruhi oleh kondisi lalu-lintas

20 Waktu tempuh dengan biaya

Hal ini karena responden yang membutuhkan waktu tempuh lebih lama maka biaya yang akan dikeluarkan akan lebih besar sedangkan waktu tempuh yang lebih singkat maka biaya yang dikeluarkan akan lebih sedikit 21 Biaya dengan kecamatan tempat

bekerja

x

Hal ini karena biaya yang dikeluarkan oleh responden hampir merata baik dengan tujuan ke kecamatan yang berada di Kota Bandung maupun kecamatan lain yang berada di luar Kota Bandung

Sumber : Hasil Analisis, 2009

Ket : √ = berhubungan,

x

= tidak berhubungan

Dari hasil perhitungan crosstab terdapat tiga perbedaan antara hubungan

variabel karakteristik pergerakan pada saat pergi dan pulang bekerja. Perbedaan


(3)

tersebut diantaranya adalah hubungan moda dengan waktu bergerak, hubungan

tujuan antara dengan waktu tempuh dan hubungan waktu bergerak dengan

kecamatan tempat bekerja. Untuk lebih jelasnya mengenai perbedaan hubungan

antar variabel pada saat pergi dan pulang bekerja dapat dilihat dari

Tabel V.3.

Tabel V.3

Perbedaan Hubungan Antar Variabel

Saat Pergi dan Pulang Bekerja

Variabel yang Dihubungkan

Pergi

Pulang

Moda dengan waktu bergerak x

Tujuan antara dengan waktu tempuh x

Waktu bergerak dengan kecamatan tempat bekerja x Sumber : Hasil Analisis, 2009

Ket : √ = berhubungan,

x

= tidak berhubungan

Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa terdapat tiga perbedaan

variabel yang dihubungkan pada saat pergi dan pulang bekerja. Perbedaan tersebut

adalah hubungan hubungan moda dengan waktu bergerak, hal ini dikarenakan

bahwa pada saat pergi bekerja moda dengan waktu bergerak mempunyai

hubungan hal ini karena adanya kecenderungan jika moda yang digunakan

angkutan umum maka waktu mulai bergerak akan lebih pagi sedangkan pada saat

pulang bekerja tidak terdapat hubungan ini dikarenakan bahwa waktu mulai

bergerak disesuaikan dengan jam keluar kantor sehingga waktu mulai bergerak

pun berbeda-beda.

Perbedaan yang kedua adalah hubungan tujuan antara dengan waktu

tempuh hal ini dikarenakan bahwa pada saat pergi bekerja tujuan antara dengan

waktu tempuh mempunyai hubungan karena pada saat pergi bekerja yang

melakukan tujuan antara sebelum menuju lokasi tempat bekerja membutuhkan

waktu tempuh yang lebih lama dibandingkan dengan responden yang langsung

menuju lokasi tempat bekerja membutuhkan waktu tempuh yang lebih

sedikit/singkat sedangkan pada saat pulang bekerja tidak terdapat hubungan ini

dikarenakan bahwa yang melakukan tujuan antara sebelum menuju tempat tinggal

berbeda-beda tetapi waktu tempuh yang dibutuhkan rata-rata sama.

Perbedaan ketiga adalah hubungan waktu bergerak dengan kecamatan

tempat bekerja, hal ini dikarenakan bahwa pada saat pergi bekerja waktu bergerak


(4)

125

dapat mempunyai hubungan dengan kecamatan tempat bekerja karena semakin

jauh jarak lokasi kecamatan tempat bekerja maka waktu pergi bekerja pun lebih

awal/lebih pagi selain itu disebabkan pula oleh kondisi lalu-lintas, karena jika

waktu pergi bekerja lebih pagi akan terhindar dari kemacetan sedangkan pada saat

pulang

waktu bergerak dengan kecamatan tempat bekerja tidak mempunyai

hubungan karena adanya perbedaan jam keluar kantor yang menyebabkan waktu

mulai bergerak dari kecamatan tempat bekerja menuju tempat tinggal berbeda dan

responden juga tidak harus tepat waktu untuk menuju ke tempat tinggal.

5.2.

Rekomendasi

Setelah dipahami karakteristik pergerakan dengan maksud bekerja dan

hubungan/keterkaitan antara variabel-variabelnya, maka berikut ini akan disusun

beberapa rekomendasi yang dilandaskan pada hal-hal yang menjadi temuan studi,

adalah diperlukan upaya peningkatan aksesibilitas jalan karena pada saat pulang

bekerja Jalan Jakarta dan Jalan Terusan Jakarta sering terjadi kemacetan terutama

terjadi pada saat jam puncak sehingga waktu tempuh yang dicapai dari tempat

bekerja ke tempat tinggal menjadi bertambah.

5.3

Usulan Studi Lanjutan

Sejalan dengan proses analisis maupun setelah studi ini mencapai tahap

akhir, penulis tidak menutup diri dari begitu banyak kekurangan yang ada

sehingga mempengaruhi keterbatasan maupun kualitas dari hasil studi ini.

Bertolak dari keterbatasan hasil studi tersebut, penulis ajukan beberapa usulan

sebagai studi lanjutan yang dapat dilakukan bagi pengembangan penelitian

tentang pergerakan dengan maksud bekerja dan hubungan/ketrkaitan antar

variabel karakteristik pergerakan untuk memperoleh fakta penelitian yang lebih

mendalam dan lengkap, yaitu :

1.

Melakukan studi pergerakan dengan maksud bekerja dalam lingkup yang lebih

besar agar mendapatkan gambaran yang lebih jelas.

2.

Melakukan studi pergerakan dengan maksud bekerja khusus dalam lingkup

menggunakan angkutan umum dan angkutan pribadi.


(5)

A.

Buku Teks

Sarwono, jonathan, 2007.

Teori dan Latihan Menggunakan SPSS Versi 15.

Bandung: PT. Danamartha Sejahtera Utama

Grafika Sedarmayanti, Hidayat

Syarifudin. 2002.

Metodologi Penelitian

. Bandung

Sudjana M.A. 2002.

Metoda Statistika

. Penerbit Starsito Bandung

Tamin, Ofyar Z. 2000.

Perencanaan dan Permodelan Transportasi

. Cetak

Kedua : Penerbit ITB.

B.

Terbitan Terbatas

RTRW Kota Bandung Tahun 2003-2013.

Dinas Tata Ruang Dan Cipta

Karya : Kota Bandung

RPTK Kecamatan Antapani Tahun 2008.

Kecamatan Antapani Kota

Bandung

C.

Tugas Akhir dan Laporan Penelitian

Astuti, Iis Puji. 2000.

Identifikasi Variabel-Variabel Yang Mempengaruhi

Pergerakan Antar Zona dan Implikasinya Terhadap Pola Pergerakan Di

Kota Bandung

. Tugas Akhir Jurusan Teknik Planologi Fakultas Teknik Sipil

dan Perencanaan ITB.

Asmar, Ridwan.2008.

Karakteristik Pergerakan Penduduk Kota Bekasi yang

Berbatasan Langsung Dengan DKI Jakarta Terhadap Pemenuhan

Kebutuhan Pangan dan Sandang.

Tugas Akhir Jurusan Perencanaan

Wilayah dan Kota Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer

Indonesia.

Djafar, Faisal 2006.

Analisis Pola Pergerakan Bekerja Dan Faktor-Faktor

Pengaruhnya Di Kota Cimahi.

Tugas Akhir Jurusan Perencanaan Wilayah

dan Kota Fakultas Teknik Universitas Pasundan Bandung.


(6)

D.

Kamus

W.J.S. Poerwadarminta, 1984. Kamus Umum Bahasa Indonesia, PN Balai

Pustaka

Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

E.

Instansi

Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya. Peta Kota Bandung. 2007

Kecamatan Antapani Kota Bandung. Profil dan Monografi. 2008

Perum Perumnas Cabang Bandung. Proposal Perum Perumnas Antapani. 2008

F.

Internet