2. Landasan Struktural dan Landasan Gerak
Landasan struktural
Undang-Undang Dasar
1945 dan
landasan geraknyaadalah Pasal 33 Ayat 1 Undang-Undang Dasar 1945 beserta
penjelasannya. 3.
Landasan Operasional Landasan operasional koperasi adalah GBHN merupakan pernyataan
kehendak rakyat tentang pokok umum pembayaran nasional yang akan memberikan arah perjuangan Negara dan rakyat Indonesia.
4. Landasan Mental
Landasan mental koperasi adalah setia kawan dan kesadaran berpribadi dalam koperasi harus bergabung kedua landasan mental tadi sebagai kedua unsur
yang dorong-mendorong, hidup-menghidupi, dan awas-mengawasi.
2.1.4.4 Fungsi dan Peran Koperasi
Koperasi sangat penting keberadaanya di dalam meningkatkan potensi ekonomi rakyat serta di dalam mewujudkan demokrasi ekonomi.
Dalam Undang-Undang Perkoperasian No. 25 tahun 1992, bab III, bagian pertama, Pasal 4, tentang Fungsi dan peran Koperasi adalah :
1. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota
pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.
2. Berperan secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia
dan masyarakat.
3. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan
peerekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko gurunya. 4.
Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan pereokonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas azas kekeluargaan dan
demokrasi ekonomi. Dalam menjalankan aktivitasnya koperasi melaksanakan prinsip koperasi
yaitu sebagai berikut: a.
Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka. b.
Pengelolaan dilakukan secara demokratis. c.
Pembagian atas hasil usaha secara adil sebanding dengan jasa usaha masing- masing anggotanya.
d. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal.
e. Kemandirian.
f. Pendidikan perkoperasian.
g. Kerjasama antar koperasi.
2.1.4.5 Bentuk dan Jenis-jenis Koperasi
Menurut Undang-Undang No.25 Tahun 1992, ada dua bentuk koperasi yaitu:
1. Koperasi Primer
Koperasi primer adalah koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan orang- seorang. Orang-seorang pembentuk koperasi adalah mereka yang memenunuhi
persyarat keanggotaan dan mempunyai kepentingan ekonomi yang sama.
Koperasi primer dibentuk oleh sekurang-kurangnya 20 dua puluh orang. Persyaratan ini dimaksud untuk menjaga kelayakan usaha dan kehidupan
koperasi. 2.
Koperasi Sekunder Berdasarkan status keanggotaannya, koperasi sekunderterdiri atas dua macam,
yaitu koperasi yang beranggotakan: a.
Badan hukum koperasi primer Koperasi sekunder yang beranggotakan koperasi primer disebut pusat
koperasi. Kerjasama diantara koperasi-koperasi primer yang setingkat disebut kerjasama yang bersifat sejajar horizontal.
b. Badan hukum koperasi sekunder
Koperasi sekunder yang beranggotakan koperasi sekunder disebut induk koperasi. Kerjasama antara antara koperasi primer dengan koperasi
sekunder yang sama jenisnya disebut kerjasama vertikal. Sedangkan kerjasama antara koperasi-koperasi sekunder yang setingkat bersifat
horizontal.
Dalam perkembangannya, koperasi mempunyai berbagai macam kegiatan sesuai dengan kebutuhannya yang berdampak kepada pembagian jeni-jenis
koperasi.
Jenis-jenis koperasi menurut Jochen Ropke yaitu: “Jenis-jenis koperasi adalah sebagai berikut:
1.
Koperasi Simpan Pinjam Koperasi Kredit 2.
Koperasi Konsumen Koperasi Konsumsi 3.
Koperasi Produsen Koperasi Produksi 4.
Koperasi Pemasaran Koperasi Serba Usaha 5.
Koperasi Jasa”. 2000:16
Adapun uraian dari jenis-jenis koperasi diatas adalah sebagai berikut: 1.
Koperasi Simpan Pinjam Koperasi Kredit Koperasi yang melakukan kegiatan usahanya daalm memberikan pinjaman
kepada anggotanya dengan mudah dan bunga yang ringan. 2.
Koperasi Konsumen Koperasi Konsumsi Koperasi yang melakukan kegiataan usahanya dengan menyediakan barang-
barang ekonomi untuk konsumen atau anggota. 3.
Koperasi Produsen Koperasi Produksi Koperasi yang melakukan kegiataan usahanya dengan memproduksi barang-
barang yang akan dipasarkan.
4. Koperasi Pemasaran Koperasi Serba Usaha
Koperasi yang melakukan kegiataan usahanya dalam hal cara memasarkan. 5.
Koperasi Jasa Koperasi yang melakukan kegiataan usahanya dalam bidang jasa.
Modal koperasi dalam pelaksanaanya berasal dari para anggota, seperti yang tertera dalam Undang-Undang No.12 tahun 1967 tentang Pokok-pokok
Perkoperasian Pasal 32 ayat 2 menyatakan bahwa simpanan anggota di dalam koperasi terdiri dari simpanan pokok, simpanan wajib, dan simpanan sukarela.
Masing-masing jenis simpanan tersebut mempunyai tanggung jawab yang berbeda-beda terhadap kerugian yang mungkin terjadi atau bilamana koperasi itu
dibubarkan. Adapun pengertian dari masing-masing jenis simpanan tersebut adalah
sebagai berikut: a.
Simpanan wajib adalah simpanan tertentu yang diwajibkan kepada anggota untuk membayarnya kepada koperasi pada waktu-waktu tertentu misalnya
ditarik pada waktu penjualan barang-barang aatu pada waktu anggota menerima kredit dari koperasi dan sebagainya. Simpanan wajib ini tidak ikut
menanggung kerugian. b.
Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang diwajibkan kepada anggota untuk diserahkan kepada koperasi pada waktu seseorang menjadi anggota koperasi
tersebut dan besarnya sama untuk semua anggota. Simpanan pokok ini ikut menanggung kerugian.
c. Simpanan sukarela adalah simpanan yang diadakan oleha angggota atas dasar
sukarela atau berdasarkan perjanjian-perjanjian atau peraturan khusus.
2.2 Kerangka Pemikiran
Koperasi merupakan bentuk usaha bersama yang berdasarkan atas azas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi untuk mewujudkan dan mengembangkan
pereokonomian nasional. Setiap koperasi dalam kegiatan usahanya pastinya selalu mengarah pada pencapaian tujuan yang telah ditetapkan, yakni kesejahteraan para
anggotanya karena kesejahteraan anggota merupakan aspek paling utama dalam keberadaan koperasi. Koperasi harus memberikan pelayanan yang menunjang
bagi kehidupan ekonomi para anggotanya.
Seperti dalam pengertiannya menurut Panji Anoraga dan Ninik Widiyanti
adalah sebagai berikut:
“Koperasi adalah suatu kumpulan yang beranggotakan orang atau badan yang anggotanya diberi kebebasan untuk masuk dan keluar
dengan bekerjasama secara kekeluargaaan menjalankan usahanya
demi mempertinggi kesejahteraan para anggotanya.” 2002:18
Pada umumnya koperasi terdiri dari beberapa unit usaha, seperti Unit Usaha Pelayanan umum Toko yang menyediakan kebutuhan pokok sehari-hari
untuk para anggotanya, Unit Usaha Pelayanan Keluarga yang menyediakan kebutuhan akan barang-barang pelengkap sekunder keluarga, Unit Usaha Jatek
dan Rekanan yang menyediakan pelayanan jasa tekonologi, dan Unit Usaha Simpan Pinjam yang memberikan pelayanan kegiatan simpan tabungan dan
Pinjaman uang untuk kebutuhan para anggota. Salah satu bentuk unit usaha yang penting dan menunjang mengenai
pelayanan koperasi terhadap anggotanya ialah Unit Usaha Pelayanan Umum