dengan kata lain apakah tingkat pencapaian hasil tepat menyelesaikan masalah yang dimaksud.
4 Equality atau kesamaan
Yaitu erat berhubungan dengan rasionalitas legal dan sosial dan menunjuk pada distribusi akibat dan usaha antara kelompok-kelompok yang berbeda
dalam masyarakat.kebijakan yang dirancang untuk mendistribusikan pendapat, kesejahteraan, kesempatan pendidikan, dan perlindungan serta
derajat yang sama dihadapan hukum. 5
Responsiveness atau ketanggapan Yaitu berkenaan dengan seberapa jauh suatu kebijakan dapat memuasakan
kebutuhan, preferansi atau nilai masyarakat.pentingnya kriteria ini adalah karena analisis yang dapat memuaskan semua kriteria lainnya masih gagal
jika belum menanggapi kebutuhan aktual dari kelompok yang semestinya diuntungkan dari adanya suatu kebijakan.
6 Appropriatness atau ketepatgunaan
Yaitu berhubungan dengan rasionalitas substantif, kriteria ini merujuk pada nilai dari tujuan program dan kepada kuatnya asumsi yang melandasi tujuan-
tujuan tersebut atau dengan kata lain adalah apakah hasil yang diinginkan benar-benar layak.
Berbeda dengan William N Dunn, Nurcholis dalam bukunya yang berjudul Teori dan Praktik Pemerintahan dan Otonomi Daerah 2005, menyatakan bahwa
evaluasi merupakan penilaian menyeluruh terhadap input, process, output, dan
outcome dari kebijakan pemerintah daerah. Teori itulah yang menjadi indikator dalam penelitian ini, yang selanjutnya dijelaskan di bawah ini :
1 Input, yaitu masukan yang diperlukan untuk pelaksanaan kebijakan. Untuk itu
dikembangkan instrumen yang meliputi aspek-aspek: a. Sumber daya manusia;
b. Sarana dan prasarana; c. Sosialisasi.
2 Process, yaitu bagaimana suatu kebijakan diwujudkan dalam bentuk
pelayanan langsung kepada masyarakat. Proses disini termasuk didalamnya adalah prosedur, mekanisme dan sanksi yang berlaku. Untuk itu
dikembangkan instrumen dengan aspek-aspek: a. Kejelasan;
b. Kemudahan; c. Transparansi;
d. Kepastian. 3
Output, yaitu perwujudan nyata atau hasil dari pelaksanaan kebijakan publik dan seringkali berupa benda.
Output kebijakan dapat diuraikan sebagai apa yang telah dikerjakan oleh pemerintah atau hasil kebijakan yang biasanya
dititikberatkan kepada masalah-masalah. Apakah suatu pelaksanaan kebijakan menghasilkan produklayanan yang sesuai dengan tujuan yang ditetapkan
untuk itu dikembangkan instrumen dengan aspek-aspek: a. Hasil pelayanan;
b. Mutu pelayanan. 4
Outcome, dampak yaitu apakah suatu pelaksanaan kebijakan berdampak nyata terhadap kelompok sasaran sesuai dengan tujuan kebijakan atau
konsekuensi yang timbul dari suatu kebijakan. Untuk itu dikembangkan aspek-aspek:
a. Ada atau tidak perubahan pada target sasaran perlindungan terhadap perempuan di Provinsi Lampung;
b. Penurunan permasalahan perempuan di Provinsi Lampung; c. Dampak terhadap kesejahteraan perempuan di Provinsi Lampung.
III. METODE PENELITIAN
3.1 Tipe dan Jenis Penelitian
Penelitian yang
dipergunakan adalah
deskriptifyang bertujuan
menggambarkan realitas objek yang diteliti, dengan memberikan gambaran yang sistematis. Mengenai peraturan hukum dan fakta-fakta sebagai pelaksanaan
peraturan perundang-undangan tersebut di lapangan
1
, tipe penelitian dalam penulisan ini yang digunakan adalah tipe penelitian deskriptif analitis. Metode
deskriptif analitis adalah penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut
apa adanya saat penelitian dilakukan.
2
Jenis penelitian yang dilakukan dalam penulisan skripsi ini adalah:
1. Jenis Penelitian Normatif, yaitu penelitian yang dilakukan atau ditunjukan hanya pada peraturan-peraturan tertulis atau bahan-bahan hukum yang
lain. Pendekatan normatif menggunakan data sekunder,
3
yaitu untuk menganalisis evaluasi Peraturan Daerah PERDA perlindungan terhadap
perempuan di Provinsi Lampung dengan menggunakan studi kepustakaan
1
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum¸Jakarta : UII-Pers, 2012, hlm. 96.
2
Suharsimi Arkuinto, Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta, 2005, hlm. 54.
3
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, penelitian Hukum Normatif, Jakarta : Rajawali Pres, 2012,
hlm. 13.
yang mencakup penelitian terhadap asas-asas hukum, sistematik hukum, dan sejarah hukum.
4
2. Jenis Penelitian Empiris, yaitu penelitian yang dilakukan langsung dari masyarakat sebagai sumber pertama dengan melalui penelitian lapangan,
penelitian hukum empiris memberikan arti penting terhadap analisis yang bersifat kuantitatif dan empiris, sehingga langkah dan desain teknis
penelitian tersebut mengikuti pola dari penelitian ilmu sosial khususnya ilmu sosiologis
socio – legal research.
5
Dalam hal ini penulis melakukan penelitian di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DPRD Provinsi
Lampung terkait PERDA perlindungan terhadap perempuan.
3.2 Pendekatan Permasalahan
Pendekatan permasalahan
yang digunakan
untuk menjawab
permasalahan adalah menggunakanpendekatan undang-undang statute approach
dan pendekatan konseptual conceptual approach.
6
Dalam hal ini penulis mengkaji seberapa besar pemenuhan perlindungan perempuan terkait dengan
PERDA di Provinsi Lampungsejak periode pemerintahan 2004 sampai tahun 2014 dengan cara melakukan penelitian secara normatif dan empiris, untuk memberikan
rekomendasi kepada para pihak tentang evaluasi PERDA perlindungan terhadap perempuan di provinsi Lampung.
4
Ibid, hlm. 14.
5
Peter Mahmud Marzuki, 2010, Penelitian Hukum, Jakarta : Kencana Prenada Media Group, hlm.
93.
6
Peter Mahmud..... Opcit, hlm. 92.
3.3 Sumber Data
Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari
masyarakat. Data sekunder adalah data yang meliputi bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tersier sebagai berikut:
1. Bahan hukum primer primery law material adalah data yang bersumber
dari peraturan perundang-undangan, yaitu: a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945;
b. Instrumen Internasional dan Nasional yang berkaitan dengan
perlindungan HAM perempuan; 2. Bahan hukum sekunder, yaitu bahan yang memberikan penjelasan
mengenai bahan hukum primer antara lain: a. Doktrin atau pendapat ahli hukum ketatanegaraan, dan
b. Buku-buku, termasuk jurnal ilmiah. 3. Bahan hukum tersier, yaitu bahan yang memberikan petunjuk maupun
penjelasan terhadap bahan hukum primer dan hukum sekunder, yaitu berupa Kamus Besar Bahasa Indonesia.
7
3.4 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan untuk mendapatkan data dalam penelitian ini, yaitu:
7
Soerjono Soekanto , Opcit, hlm. 51 -52
3.4.1 Studi Kepustakaan
Dalam studi kepustakaan library research ini cara yang ditempuh adalah
dengan membaca, mempelajari, menafsirkan dan menganalisis peraturan
perundang-undangan, studi dokumen baik dokumen hukum yang dipublikasikan melalui media cetak maupun media elektronik serta studi catatan hukum berupa
buku-buku literatur hukum atau bahan tertulis lainnya yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas.
3.4.2 Studi Lapangan
Untuk mendapatkan data primer dengan mengadakan survey pada lembaga terkait dalam hal ini DPRD Provinsi Lampung terkait produk hukum hasil
legislasi yang berkaitan dengan Peraturan Daerah PERDA perlindungan terhadap perempuan di Provinsi Lampung. Kemudian melakukan wawancara
terhadap beberapa responden berpedoman pada daftar pertanyaan angket yang dipersiapkan sebelumnya.
3.5 Metode Pengolahan Data
8
Metode pengolahan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pemeriksaan data, yaitu mengoreksi apakah data-data yang diperlukan
telah terkumpul dan cukup lengkap, sudah benar, dan sudah sesuairelevan dengan masalah;
8
Abdulkadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum, Bandung : PT Citra Aditya Bakti, 2004,
hlm. 126