PEMERIKSAAN KULIT, RAMBUT DAN KUKU: PEMERIKSAAN KEPALA: Tujuan:

3. Leher : posisi dan gerakan trachea, JVP 4. Dada : jantung dan paru 5. Abdomen: pemeriksaan dangkal dan dalam 6. Genetalia 7. Kekuatan otot musculosekletal 8. Neurologi  Tahap-tahap pelaksanaanya adalah sebagai berikut:

a. PEMERIKSAAN KULIT, RAMBUT DAN KUKU:

 KULIT: Tujuan: - Untuk mengetahui turgor kulit dan tekstur kulit - Untuk mengetahui adanya lesi atau bekas luka Tindakan: I = Inspeksi: lihat adatidak adanya lesi, hiperpigmentasi warna kehitamankecoklatan, edema, dan distribusi rambut kulit. P = Palpasi: di raba dan tentukan turgor kulit elastic atau tidak, tekstur : kasar halus, suhu : akral dingin atau hangat.  RAMBUT: Tujuan: - Untuk mengetahui warna, tekstur dan percabangan pada rambut - Untuk mengetahui mudah rontok dan kotor Tindakan: I = disribusi rambut merata atau tidak, kotor atau tidak, bercabang P = mudah rontoktidak, tekstur: kasarhalus  KUKU: Tujuan: - Untuk mengetahui keadaan kuku: warna dan panjang - Untuk mengetahui kapiler refill Tindakan: I = catat mengenai warna : biru: sianosis, merah: peningkatan visibilitas Hb, bentuk: clubbing karena hypoxia pada kangker paru, beau’s lines pada penyakit difisisensi feanemia fe P = catat adanya nyeri tekan, dan hitung berapa detik kapiler refill pada pasien hypoxia lambat sd 5-15 detik.

b. PEMERIKSAAN KEPALA: Tujuan:

- Untuk mengetahui bentuk dan fungsi kepala - Untuk mengetahui luka dan kelainan pada kepala Tindakan: I = Lihat kesimetrisan wajah jika, muka ka.ki berbeda atau misal lebih condong ke kanan atau ke kiri itu menunjukan ada paresekelumpuhan, contoh: pada pasien SH. P = Cari adanya luka, tonjolan patologik, dan respon nyeri dengan menekan kepala sesuai kebutuhan  MATA: Tujuan: - Untuk mengetahui bentuk dan fungsi mata medan pengelihatan, visus dan otot-otot mata - Untuk mengetahui adanya kelainan atau peradangan pada mata Tindakan: I = Kelopak mata ada radang atau tidak, simetris ka.ki atau tidak, reflek kedip baiktidak, konjungtiva dan sclera: merahkonjungtivitis, ikterikindikasi hiperbilirubingangguan pada hepar, pupil: isokor ka,ki normal, miosismengecil, pin pointsangat kecil suspek SOL, medriasismelebardilatasi pada pasien sudah meninggal Inspeksi gerakan mata: - Anjurkkan pasien untuk melihat lurus ke depan - Amati adanya nistagmusgerakan bola mata ritmiscepatlambat - Amati apakah kedua mata memandang ke depan atau ada yang deviasi - Beritahu pasien untuk memandan dan mengikuti jari anda, dan jaga posisi kepala pasien tetap lalu gerakkan jari ke 8 arah untuk mengetahui fungsi otot-otot mata. Inspeksi medan pengelihatan: - Berdirilah didepan pasien - Kaji kedua mata secara terpisah yaitu dengan menutup mata yang tidak di periksa - Beritahu pasien untuk melihat lurus ke depan dan memfokuskan pada satu titik pandang, misal: pasien disuruh memandang hidung pemeriksa. - Kemudian ambil bendaballpoint dan dekatkan kedepan hidung pemeriksa kemudian tarik atau jauhkan kesamping ka.ki pasien, suruh pasien mengatakan kapan dan dititik mana benda mulai tidak terlihat ingat pasien tidak boleh melirik untuk hasil akurat. Pemeriksaan visus mata: - Siapkkan kartu snllen dewasa huruf dan anak gambar - Atur kursi pasien, dan tentukan jarak antara kursi dan kartu, misal 5 meter sesuai kebijakkan masing ada yang 6 dan 7 meter. - Atur penerangan yang memadai, agar dapat melihat dengan jelas. - Tutup mata yang tidak diperiksa dan bergantian kanan kiri - Memulai memeriksa dengan menyuruh pasien membaca dari huruf yang terbesar sampai yang terkecil yang dapat dibaca dengan jelas oleh pasien. - Catat hasil pemeriksaan dan tentukan hasil pemeriksaan. - Misal: hasil visus: OD Optik Dekstraka: 55 Berarti : pada jarak 5 m, mata masih bisa melihat huruf yang seharusnya dapat dilihatdibaca pada jarak 5 m OS Optik Sinistraki : 52 Berarti : pada jarak 5 m, mata masih dapat melihatmembaca yang seharusnya di baca pada jarak 2 m. P = Tekan secara ringan untuk mengetahui adanya TIO tekanan intra okuler jika ada peningkatan akan teraba keras pasien glaucomakerusakan dikus optikus, kaji adanya nyeri tekan.  HIDUNG: Tujuan: - Untuk mengetahui bentuk dan fungsi hidung - Untuk mengetahui adanya inflamasisinusitis Tindakan: I = Apakah hidung simetris, apakah ada inflamasi, apakah ada secret P = Apakah ada nyeri tekan, massa  TELINGA Tujuan: - Untuk mengetahui keadaan telinga luar, saluran telinga, gendang telinga - Untuk mengetahui fungsi pendengaran Tindakan: Telinga luar: I = Daun telinga simetris atau tidak, warna, ukuran, bentuk, kebresihan, adanya lesy. P = Tekan daun telinga apakah ada respon nyeri, rasakan kelenturan kartilago. Telinga dalam: Note : Dewasa : Daun telinga ditarik ke atas agar mudah di lihat Anak : Daun telinga ditarik kebawah I = Telinga dalam menggunakan otoskop perhatikan memberan timpani warna, bentuk adanya serumen, peradangan dan benda asing, dan darah. Pemeriksaan pendengaran: 1 Pemeriksaan dengan bisikan - Mengatur pasien berdiri membelakangi pemeriksa pada jarak 4-6 m - Mengistruksikan pada klien untuk menutup salah satu telinga yang tidak diperiksa. - Membisikan suatu bilangan misal “6 atau 5” - Menyuruh pasien mengulangi apa yang didengar - Melakukan pemeriksaan telinga yang satu - Bandingkan kemempuan mendengar telinga ka.ki 2 Pemeriksaan dengan arloji - Mengatur susasana tenang. - Pegang sebuah arloji disamping telinga klien. - Menyuruh klien menyatakan apakah mendengar suara detak arloji. - Memimndahkan arloji secara berlahan-lahan menjauhi. telinga dan suruh pasien menyatakan tak mendengar lagi. - Normalnya pada jarak 30 cm masih dapat didengar. 3 Pemeriksaan dengan garpu tala:

a. Tes Rinne