berkurang itu Hardiansyah dan Rimbawan, 2000. Dalam 100 gr susu bubuk mengandung 770 mg kalsium.
2.5. Susu Kental Manis
Susu ini biasanya dikemas dalam kaleng dan dihasilkan dengan menguapkan sebagian airnya dari susu segar. Susu ini tidak baik diberikan
pada bayi, tetapi masih dapat dikonsumsi oleh orang dewasa. Karena sangat manis, biasanya susu ini dipakai campuran dalam air kopi, air teh
atau air cokelat. Susu kental manis lebih tahan bila dibuka kalengnya, karena adanya gula kadar tinggi tersebut. Namun demikian jangan
dibiarkan terlalu lama karena dapat juga terjadi pembusukkan Hardiansyah dan Rimbawan, 2000. Susu ini mengandung 300 mg
kalsium dalam 100 gr susu kental manis.
2.6. Susu kaleng tanpa perubahan atau penambahan zat lain
Susu ini sama dengan susu segar komposisinya, hanya mengalami proses pensterilan sebelum dikemas. Susu ini harus segera dihabiskan, jangan
dibiarkan diudara terbuka karena akan cepat menjadi rusak. Proses yang dialami disebut pasteurisasi yaitu dipanaskan pada suhu dibawah 100 C.
3. Konsumsi Susu di Indonesia
Susu telah menjadi minuman sehari-hari di negara maju. Riset yang dilakukan Canadean, sebuah lembaga riset minuman yang mempunyai
kantor di beberapa Negara, menyimpulkan bahwa konsumsi susu dunia
meningkat dari tahun ke tahun. Di Indonesia, tingkat konsumsi susu masih sangat rendah. Perbandingan yang sangat jauh terjadi apabila kita lihat
tingkat konsumsi susu Indonesia dengan Kamboja, Malaysia, Singapura, dan India yang merupakan negara-negara tetangga kita di Asia. Tingkat
konsumsi susu Indonesia pada tahun 2003 hanya 6,5 kgkapitatahun hanya separuh dari Kaboja yaitu 12,5 kgkapitatahun, Malaysia yang saat itu telah
mencapai 23 kgkapitatahun sementara Singapura 26 kgkapitatahun, India sudah mencapai 75 kgkapitatahun. Tahun 2007 disebutkan bahwa
konsumsi susu di Indonesia saat itu telah mencapai 11 kgkapitatahun Anonim, 2004.
Jika dilihat dari proporsi bentuk komoditi susu yang dikonsumsi, maka masyarakat Indonesia merupakan konsumen susu cair yang sangat kecil di
banding negara-negara lain bahkan di Asia. Konsumsi susu cair di Indonesia hanya 18 apabila dibandingkan dengan India yang 98 , Thailand 88,
Cina 76,5. Hal yang perlu menjadi perhatian kita dan pemerintah khususnya adalah upaya mencapai kemandirian produksi susu sehingga
terlepas dari ketergantungan dari negara lain. Selain dari kemandirian dan dari segi kuantitas, hal yang tidak kalah penting adalah kualitas dari sapi
perah dan susu yang dihasilkan. Susu merupakan produk hewan yang sangat mudah tercemar oleh mikroba khususnya bakteri termasuk bakteri patogen
seperti Staphylococcus aureus, Streptococcus agalctiae, Salmonella sp., Tuberculosis, E.coli, dll yang dapat mengakibatkan penurunan kualitas susu