HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA TERHADAP PERILAKU KONSUMSI SUSU DI SMPN 1 NATAR LAMPUNG SELATAN

(1)

ABSTRACT

THE RELATED OF KNOWLEDGE AND ATTITUDE TOWARDS STUDENT BEHAVIOR IN MILK CONSUMPTION AT SMPN1 NATAR,

SOUTH LAMPUNG by

Jaka Zulferza

School age children are important age where healthy growth become one of their future health insurance factor. This growth is influenced by internal and external factors. Knowledge of children in SMP 1 Natar about milk is very influential in milk consumption behavior. The purpose of this study was to determine the relationship between knowledge and attitudes towards milk consumption behavior.

This research design using analyse descriptive with crossectional approachment and using primary data . Total samples are 264 students consists of 135 students as second grade and 129 students as third grade. The tools that have been used to meassure knowledge, attitude, and milk consumption behavior was questionnaire. Statistic trial using chi square with α < 0,05.


(2)

The results showed good knowledge of students at 153 people ( 58 % ). Having a good attitude at 157 ( 59.46 % ). In bivariate analysis, it was found that there is a significant relationship at the level of student’s knowledge on the behavior of dairy consumption in SMP 1 Natar with p = 0.007.


(3)

ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA TERHADAP PERILAKU KONSUMSI SUSU DI SMPN 1 NATAR

LAMPUNG SELATAN

Oleh Jaka Zulferza

Anak dalam usia sekolah merupakan usia penting dimana pertumbuhan yang sehat menjadi salah satu faktor jaminan kesehatannya di masa depan. Perumbuhan ini dipengaruhi faktor internal dan eksternal.. Pengetahuan anak-anak di SMPN 1 Natar tentang susu sangat berpengaruh dalam perilaku konsumsi susu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap siswa terhadap perilaku konsumsi susu.

Bentuk penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional dan menggunakan data primer. Jumlah sampel sebanyak 264 siswa terdiri dari kelas 2 sebanyak 135 siswa dan kelas 3 sebanyak 129 siswa. Alat yang digunakan untuk mengetahui pengetahuan, sikap, dan perilaku berupa kuesioner. Uji statistik menggunakan Chi Square dengan α < 0,05.


(4)

Hasil penelitian didapatkan siswa yang berpengetahuan baik sebanyak 153 orang (58%). Memiliki sikap baik sebanyak 157 (59,46%). Pada analisis bivariat didapatkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna pada tingkat pengetahuan siswa terhadap perilaku konsumsi susu di SMPN 1 Natar dengan nilai p = 0,007.


(5)

(6)

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA TERHADAP PERILAKU KONSUMSI SUSU DI SMPN 1 NATAR

LAMPUNG SELATAN

Oleh

JAKA ZULFERZA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2014


(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Faktor-faktor yang memperngaruhi dalam pembentukan perilaku menurut Lawrence Green dalam notoatmojo

(2003) ... 6

2. Hubungan pengetahuan dan sikap siswa terhadap perilaku konsumsi susu di SMPN 1 Natar ... 7

3. Rumus tehnik pengambilan sampel ... 23

4. Rumus proportional random sampling ... 24


(8)

i

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... .... 3

1. . Tujuan Umum ... 3

2. Tujuan Khusus ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Kerangka Pemikiran ... 5

1. Kerangka Teori ... 5

2. Kerangka Konsep ... .. 7

F. Hipotesis ... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan ... 8

B. Sikap ... 11

C. Perilaku ... 14


(9)

ii

III. METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian ... 22

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 22

1. Tempat Penelitian ... 22

2. Waktu Penelitian ... 22

C. Populasi dan Sampel ... 23

1. Populasi ... 23

2. Sampel ... 23

D. Alat Penelitian ... 24

E. Metode Pengumpulan Data ... 24

F. Variabel Penelitian ... 24

G. Definisi Operasional ... 26

H. Prosedur Penelitian ... .. 27

I. Pengolahan dan Analisis Data ... 27

1. Pengolahan Data ... 27

2. Analisis Data ... .. 28

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil ... 30

1. Analisis Univariat ... 31

a. Karakteristik Siswa ... 31

i. Umur ... 31

ii. Jenis Kelamin ... 31

iii. Kelas ... 32

b. Pengetahuan Siswa ... 32

c. Sikap Siswa ... 33

d. Perilaku Siswa ... 34

e. Karakteristik Perilaku Siswa ... 34


(10)

iii

ii. Alasan Tidak Mengkonsumsi Susu ... 35

iii. Tempat Mengkonsumsi Susu ... 36

2. Analisis Bivariat ... 37

a. Hubungan Pengetahuan Siswa Terhadap Perilaku Konsumsi Minimal Segelas Susu Setiap hari... 37

b. Hubungan Sikap Siswa Terhadap Perilaku Konsumsi Minimal Segelas Susu Setiap hari... 38

B. Pembahasan... 39

1. Analisis Data Univariat... 39

a. Analisis Tingkat Pengetahuan... 39

b. Analisis Sikap... 40

c. Analisis Perilaku... 41

2. Analisis Data Bivariat... 42

C. Keterbatasan Penelitian... 45

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 46

B. Saran... 47 DAFTAR PUSTAKA


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Kandungan rata-rata beberapa jenis susu ... 21

2. Definisi operasional ... 26

3. Karakteristik siswa berdasarkan umur... 31

4. Karakteristik siswa berdasarkan jenis kelamin... 32

5. Karakteristik siswa berdasarkan kelas... 32

6. Distribusi tingkat pengetahuan siswa... 33

7. Distribusi sikap siswa... 33

8. Distribusi perilaku siswa... 34

9. Alasan mengkonsumsi susu ... 35

10.Alasan tidak mengkonsumsi susu ... 36

11.Tempat mengkonsumsi susu ... 36

12.Tabulasi silang pengetahuan siswa terhadap perilaku Konsumsi Susu ... 37


(12)

(13)

(14)

Assalamualaikum Wr.Wb

Assalamualaikum

Segala puja dan puji kepada Allah yang telah memberikan rahmat dan hidayah kepadaku hingga terselesaikannya

Skripsi ini.

Kupersembahkan Karya Kecilku ini

Dengan Segala Kerendahan hati dan ketulusan serta

Kesederhanaan dalam setiap Perjuanganku....,

Kepada Ayah dr.Fermizet Rudy, Sp.PD, yang tidak

terhentinya memeras keringat dan mencurahkan kasih

sayang yang begitu murni, yang begitu bersinar kepada

penuli

s...,

Kepada Ibunda Agung Lailani, yang penuh perjuangan

melahirkan dan membersarkan ku, melalui keberaniannya

padaku harapan yang selalu ada di dalam hidup

....,

DAN SESEORANG YANG SELALU SETIA MENEMANIKU, MENUNGGUKU DAN MEMBERIKU SEMANGAT, NASEHAT SERTA DUKUNGAN DALAM PENCAPAIAN INI... . . ,


(15)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Padang tiga pada tanggal 7 Juli 1989, sebagai anak ketiga dari lima bersaudara, dari Ayah Fermizet Rudy dan Ibu Agung Lailani.

Pendidikan Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di SD N 4 Natar, Lampung Selatan pada tahun 2001, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) di SMP Negri 1 Natar, Lampung Selatan pada tahun 2004, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA N 3 Bandar Lampung selesai pada tahun 2007.

Tahun 2007, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Lampung. Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah aktif sebagai anggota pada organisasi Pakis Rescue Team FK Unila dan Badan Eksekutif mahasiswa sebagai Kepala Dinas Pengabdian Masyarakat.


(16)

SANWACANA

Segala Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, Atas rahmat dan karunia-Nya yang telah memberikan kekuatan dan membuka wawasan berpikir bagi penulis sehingga penulisan Skripsi ini dapat terselesaikan.

Skripsi berjudul ” HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA TERHADAP PERILAKU KONSUMSI SUSU DI SMPN 1 NATAR LAMPUNG SELATAN ” ini disusun merupakan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran di Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung.

Penghargaan dan ucapan terima kasih yang tak terhingga penulis haturkan kepada semua pihak yang telah berperan atas dorongan, bantuan, saran, kritik dan bimbingan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan antara lain kepada :

1. Prof. Dr. Ir. Hi. Sugeng P. Harianto, M.S., selaku Rektor Universitas Lampung.

2. Dr. Sutyarso, M. Biomed selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.

3. dr. T.A. Larasati, M.Kes. selaku Pembimbing Pertama atas semua bantuan, saran, bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan Skripsi ini.


(17)

4. dr. Fitria Saftarina, M.Sc DK selaku Pembimbing Kedua atas semua bantuan, saran, bimbingan, dan pengarahan dalam penyusunan Skripsi ini. 5. dr. Azelia Nusa Dewiarti, M.Ph selaku pembahas yang telah memberikan

banyak masukan dan nasehat selama penyelesaian Skripsi ini.

6. Ayah, Bunda, abang Vitra, Rian, adik Intan, Aldo dan segenap keluarga besar yang selalu memberi semangat dan doa hingga skripsi ini selesai. 7. Bapak dan Ibu Staff Administrasi FK Unila, terima kasih atas bantuan dan

kerjasamanya selama ini.

8. Anggi Anggraini terima kasih atas kesempatan berharga yang telah kau berikan, untuk semua waktu yang kau luangkan dan semangat yang tiada henti.

9. Teman-teman dari The Six Brothers, Fadli, Adit, Inal, Nirwan, Rian terimakasih atas semangat dan keakrabannya.

10.All Kedokteran 2007, teman-teman seperjuangan selama menuntut ilmu di FK Unila..SATU KEDOKTERAN SATU!!

11.Seluruh Civitas Akademika Fakultas Kedokteran yang tidak dapat disebutkan satu–persatu.

12.Segenap keluarga besar SMPN 1 Natar atas kesempatan dan keramahan yang diberikan selama melakukan penelitian.


(18)

Penulis berdoa semoga segala bantuan yang diberikan mendapat balasan dari Tuhan yang Maha Esa.

Demikianlah, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung, Oktober 2012


(19)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anak dalam usia sekolah merupakan usia penting dimana pertumbuhan yang sehat menjadi salah satu faktor jaminan kesehatannya di masa depan. Pertumbuhan anak usia sekolah dipengaruhi faktor internal dan eksternal (Alimul et.al, 2004),. Dalam faktor eksternal terdapat hal penting yang perlu diketahui bersama yaitu gizi. Gizi pada anak harus mendapat perhatian besar. Hal ini perlu diperhatikan karena baik buruknya pertumbuhan sangat tergantung pada gizi yang diperoleh.

Zat gizi yang sangat penting dalam menopang kebutuhan gizi anak sekolah salah satunya adalah susu. Susu sangat penting dikonsumsi oleh anak usia sekolah untuk memperoleh tumbuh kembang yang baik guna mencapai kualitas sumberdaya manusia yang lebih berkualitas. Saat ini di Indonesia rata-rata jumlah konsumsi susu hanya sebesar 50,25 Kkal perkapita perhari. Angka ini masih terbilang sangat rendah walaupun terdapat banyak variasi jumlah konsumsi di tiap provinsi-provinsi (BPS, 2012).

Kalsium merupakan substansi penting yang terkandung dalam susu. Kepentingan substansi ini sangat beragam, mulai dari pencegahan penyakit hingga penyokong pertumbuhan badan. Pengetahuan anak-anak yang lebih


(20)

2

mendalam tentang kalsium sangat berpengaruh dalam perilaku konsumsi susu. Dalam sebuah jurnal dikatakan bahwa persentase peningkatan konsumsi setelah berpengetahuan mencapai lebih dari 50 % (Garden-Robinson et.al, 2005).

SMPN 1 Natar merupakan salah satu sekolah menengah pertama yang cukup favorit di daerah Natar karena merupakan salah satu sekolah negeri yang juga menghasilkan siswa-siswi berprestasi. Pertumbuhan dan perkembangan siswa disekolahnya dipengaruhi faktor internal dan eksternal. Untuk aspek yang cukup mengambil bagian penting adalah dimulai dari faktor internal, yaitu dari diri siswa itu sendiri (Azis, 2004). Aspek ini mencakup banyak hal dimulai dari seberapa besar pengetahuan dasar yang didapat siswa, sikap dan karakter yang dibentuk siswa, bahkan sampai perilaku kesehariannya. Pada SMPN 1 Natar, lingkungan keseharian siswa yang beraneka ragam tentu memberi banyak variasi dalam tingkat pegetahuan, sikap, dan perilaku yang dilakukannya. Salah satu contoh perilaku yang menjadi perhatian pada siswa-siswi yaitu perilaku konsumsi susu. Tidak semua siswa-siswa-siswi di sekolah ini menerapkan perilaku konsumsi susu.

Dari latar belakang diatas, peneliti berkeinginan untuk melakukan penelitian pada siswa di SMPN I Natar oleh karena tingkat pendidikan, sikap, dan perilaku yang bervariatif memungkinkan timbulnya variasi perilaku konsumsi susu pada siswa.


(21)

3

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan survey awal yang dilakukan peneliti di SMPN I Natar, masih terdapat beberapa siswa yang kurang memiliki pemahaman tentang pentingnya susu. Mulai dari definisi susu, jenis-jenis susu, dan manfaat susu itu sendiri. Hal ini dikarenakan berbagai faktor mulai dari pola kebiasaan dan tingkat kesadaran yang masih kurang. Padahal, terdapat unsur dalam susu yang dapat meningkatkan kualitas tumbuh kembang seorang anak. Tingkat pengetahuan yang berbeda-beda tersebut menimbulkan variasi antara jumlah siswa yang mengkonsumsi dan yang tidak mengkonsumsi susu sehingga mungkin memiliki pengaruh dalam pertumbuhannya.

Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan utama yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah hubungan pengetahuan dan sikap siswa terhadap perilaku komsumsi susu di SMPN I Natar.

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Adapun tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap siswa terhadap perilaku konsumsi susu di SMPN 1 Natar.


(22)

4

2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui gambaran pengetahuan siswa terhadap perilaku komsumsi susu di SMPN I Natar.

2. Mengetahui gambaran sikap siswa terhadap perilaku komsumsi susu di SMPN I Natar.

3. Mengetahui gambaran perilaku siswa dalam konsumsi susu

4. Menganalisis hubungan antara pengetahuan siswa terhadap perilaku komsumsi susu di SMPN I Natar.

5. Menganalisis hubungan antara sikap siswa terhadap perilaku komsumsi susu di SMPN I Natar.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi peneliti, menambah wawasan peneliti mengenai hubungan pengetahuan dan sikap siswa terhadap perilaku konsumsi susu di SMPN 1 Natar.

2. Bagi masyarakat, hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi guna menambah wawasan pengetahuan kepada masyarakat tentang pentingnya konsumsi susu pada anak usia sekolah

3. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi para guru dan semua warga sekolah dalam menghimbau gerakan minum susu dan meningkatkan wawasan tentang manfaat susu sendiri.


(23)

5

4. Bagi siswa, memberikan pemahaman pada siswa untuk mengkonsumsi susu setiap harinya.

5. Bagi peneliti lain, sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya.

E. Kerangka Pemikiran 1. Kerangka Teori

Lawrence Green dalam Notoatmojo (2003), mencoba menganalisis perilaku manusia, bahwa pembentukan perilaku manusia dipengaruhi oleh dua faktor pokok, yakni faktor perilaku (behaviour couses) dan faktor diluar perilaku (non behaviour couses). Selanjutnya perilaku itu sendiri ditentukan atau dibentuk dari tiga faktor, yakni :

a. Faktor Predisposisi

Merupakan faktor anteseden terhadap perilaku yang menjadi dasar atau motivasi bagi perilaku. Yang termasuk dalam faktor ini adalah pengetahuan, sikap, keyakinan dan nilai. Meskipun faktor demografi seperti status sosio ekonomi, umur, jenis kelamin, jumlah anggota keluarga yang juga menyebabkan timbulnya suatu perilaku.

b. Faktor Pemungkin

Merupakan faktor yang memungkinkan suatu motivasi atau inspirasi terlaksana yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidaknya fasilitas-fasilitas atau sarana.

c. Faktor Penguat

Faktor penguat adalah faktor yang menentukan apakah perilaku meminum susu tersebut memperoleh dukungan atau tidak. Faktor


(24)

6

penguat merupakan faktor penyerta perilaku yang memberikan ganjaran, insentif, atau hukuman atas perilaku dan berperan bagi memantap dan melenyapkan perilaku tersebut. Yang termasuk dalam faktor ini adalah keluarga, teman sebaya, guru.

Dapat disimpulkan perilaku seseorang ditentukan oleh pengetahuan, sikap, tradisi dari orang atau masyarakat yang bersangkutan. Disamping hal tersebut ketersediaan sarana dan prasarana juga mendukung dalam kondisi membentuk, memperkuat, atau menghilangkan suatu perilaku.

Faktor Predisposisi - Pengetahuan - Sikap

- Nilai

Faktor Pemungkin - Lingkungan fisik

Faktor Penguat - Guru

- Teman sebaya - Keluarga

Gambar 1. Faktor-faktor yang memperngaruhi dalam pembentukan perilaku menurut Lawrence Green dalam Notoatmojo (2003)

Perilaku konsumsi segelas atau lebih susu jenis apapun dalam

sehari pada siswa SMPN 1 Natar


(25)

7

2. Kerangka Konsep

Berdasarkan kerangka teoriti diatas, maka peneliti dapat merumuskan kerangka konsep seperti berikut :

Variabel independent Variabel dependent

Gambar 2.Hubungan pengetahuan dan sikap siswa terhadap perilaku konsumsi susu di SMPN 1 Natar

F. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

1. Ada hubungan antara pengetahuan siswa terhadap perilaku komsumsi di SMPN I Natar..

2. Ada hubungan antara sikap siswa terhadap perilaku komsumsi susu di SMPN I Natar.

Pengetahuan siswa tentang konsumsi susu

Sikap siswa tentang konsumsi susu

Perilaku siswa dalam mengkonsumsi segelas

atau lebih susu jenis apapun dalam sehari


(26)

8

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan

1. Pengertian Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2007) pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan.

Dalam definisi lain menurut Gazalba (2002) pengetahuan adalah apa yang diketahui atau hasil dari pekerjaan tahu dimana pekerjaan tahu tersebut adalah hasil dari kenal, sadar, insaf, mengerti dan pandai.

Dari beberapa opini tentang pengetahuan diatas, dapat disimpulkan bahwa pengetahuan merupakan suatu hasil dari tahu dan mengetahui yang didapat melalui segala bentuk indra sehingga menjadi paham dengan suatu hal.


(27)

9

2. Syarat Pengetahuan

Tidak semua hal dapat dikatakan pengetahuan, untuk dapat dimaknai demikian harus memiliki syarat-syarat yang jelas. Adapaun syarat yang harus dimiliki agar dapat disebut pengetahuan yaitu

(Ahmadi dan Uhbiyati, 2001) :

a) Objek Formal

Hal dapat disebut pengetahuan adalah manakala hal tersebut memiliki sudut penelitian atau pembicaraan suatu ilmu.

b) Metode Penelitian

Pengetahuan tidak muncul tiba-tiba, melainkan memiliki suatu cara pengumpulan keterangan baik dari dengan pemahaman yang paling sederhana maupun tingkatan yang rumit sehingga hal tersebut dapat diolah dalam pemikiran.

c) Sistematika Uraian

Pengetahuan memiliki unsur dinamis dimana memiliki suatu cara kaitan antara satu hal dengan hal lainnya dan saling tergantung sehingga mendapatkan suatu hasil.

Sehingga syarat hal disebut pengetahuan adalah dimana hal tersebut memiliki objek seperti apa, siapa, bagaimana, dan kenapa seorang individu dapat mengumpulkan keterangan yang kemudian saling dihubungkan dalam rangka mendapatkan suatu hasil untuk memecahkan permasalahan di pemikirannya.


(28)

10

3. Jenis Pengetahuan

Pada umumnya pengetahuan dibagi menjadi beberapa jenis (Suriasumantri, 1998) diantara nya :

a) Pengetahuan langsung (immediate)

Pengetahuan immediate adalah pengetahuan langsung yang hadir dalam jiwa tanpa melalui proses penafsiran dan pikiran.

b) Pengetahuan tak langsung (mediated);

Pengetahuan mediated adalah hasil dari pengaruh interpretasi dan proses berpikir serta pengalaman-pengalaman yang lalu.

c) Pengetahuan indrawi (perceptual);

Pengetahuan indrawi adalah sesuatu yang dicapai dan diraih melalui indra-indra lahiriah. Sebagai contoh, kita menyaksikan satu pohon, batu, atau kursi, dan objek-objek ini yang masuk ke alam pikiran melalui indra penglihatan akan membentuk pengetahuan kita.

d) Pengetahuan konseptual (conceptual);

Pengetahuan konseptual juga tidak terpisah dari pengetahuan indrawi. Pikiran manusia secara langsung tidak dapat membentuk suatu konsepsi-konsepsi tentang objek-objek dan perkara-perkara eksternal tanpa berhubungan dengan alam eksternal. Alam luar dan konsepsi saling berpengaruh satu dengan lainnya dan pemisahan di antara keduanya merupakan aktivitas pikiran.


(29)

11

e) Pengetahuan partikular (particular);

Pengetahuan partikular berkaitan dengan satu individu, objek-objek tertentu, atau realitas-realitas khusus.

f) Pengetahuan universal (universal).

Pengetahuan universal mencakup individu-individu yang berbeda. Sebagai contoh, ketika kita membincangkan tentang manusia dimana meliputi seluruh individu (seperti Muhammad, Ali, hasan, husain, dll), ilmuwan yang mencakup segala individunya (seperti ilmuwan fisika, kimia, atom, dan lain sebagainya), atau hewan yang meliputi semua indvidunya (seperti gajah, semut, kerbau, kambing, kelinci, burung, dan yang lainnya).

B. Sikap

1. Pengertian Sikap

Sikap menurut Notoatmodjo (2007) merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus social.

Dalam definisi lain, Robbins dan Judge (2008) mendefinisikan sikap (attitude) sebagai pernyataan evaluatif, baik yang menyenangkan maupun tidak menyenangkan terhadap objek, individu, atau peristiwa.


(30)

12

Dari definisi-definisi diatas maka tentu sikap dapat diartikan sebagai respon reaksi yang merupakan hasil evaluatif terhadap suatu stimulus dan belum dapat terlihat yang dapat bersifat menyenagkan ataupun tidak.

2. Tingkatan Sikap

Sikap terdiri dari berbagai tingkatan yakni (Notoatmojo, 2007) :

a) Menerima (receiving), menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).

b) Merespon (responding), Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi sikap karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan. Lepas pekerjaan itu benar atau salah adalah berarti orang itu menerima ide tersebut.

c) Menghargai (valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga, misalnya seorang mengajak ibu yang lain (tetangga, saudaranya, dsb) untuk menimbang anaknya ke posyandu atau mendiskusikan tentang gizi adalah suatu bukti bahwa si ibu telah mempunyai sikap positif terhadap gizi anak.


(31)

13

d) Bertanggung jawab (responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko adalah mempunyai sikap yang paling tinggi. Misalnya seorang ibu mau menjadi akseptor KB, meskipun mendapatkan tantangan dari mertua atau orang tuanya sendiri.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap

Menurut Sunaryo (2004), dua faktor yang mempengaruhi pembentukan dan perubahan sikap adalah faktor internal dan eksternal.

a. Faktor internal adalah berasal dari dalam individu itu sendiri. Dalam hal ini individu menerima, mengolah, dan memilih segala sesuatu yang datang dari luar, serta menentukan mana yang akan diterima atau tidak diterima. Sehingga individu merupakan penentu pembentukan sikap. Faktor internal terdiri dari faktor motif, faktor psikologis, dan faktor fisiologis.

b. Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar individu, berupa stimulus untuk mengubah dan membentuk sikap. Stimulus tersebut dapat bersifat langsung dan tidak langsung. Faktor eksternal terdiri dari faktor pengalaman, situasi, norma, hambatan, dan pendorong.


(32)

14

C. Perilaku

1. Pengertian Perilaku

Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. (Notoatmodjo, 2003).

Perilaku juga dapat diartikan dalam dua arti, pertama perilaku adalah segala sesuatu yang dialami sesorang. Sedangkan pengertian perilaku yang kedua adalah segala sesuatu yang mencakup reaksi dan dapat diamati (Chaplin, 1997)

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar.

2. Konsep Perilaku

a. Awareness (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dan mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).

b. Interest(merasa tertarik), dalam hal ini sikap subjek terhadap stimulus atau objek tertentu sudah mulai muncul.

c. Evaluation (menimbang-nimbang), dalam hal ini subjek menimbang terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.


(33)

15

d. Trial, dimana subjek mulai melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki stimulus. Dalam tahap ini sebelumnya subjek mencari dukungan dari orang lain disekitarnya terhadap keputusan yang telah dibuatnya atas penerimaan atau penolakan terhadap ide atau objek baru yang bersangkutan.

e. Adaption, dimana subjek telah berperilaku, baru sesuai dengan pengetahuan kesadarannya dan sikapnya terhadap stimulus (Notoatmodjo, 2007).

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku

Menurut Sunaryo (2004) dalam berperilaku seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :

a. Faktor genetik atau endogen, merupakan konsepsi dasar atau modal untuk kelanjutan perkembangan perilaku. Faktor genetik berasal dari dalam diri individu, antara lain :

1) Jenis ras, setiap ras mempunyai pengaruh terhadap perilaku yang spesifik, saling berbeda satu sama yang lainnya.

2) Jenis kelamin, perilaku pria atas dasar pertimbangan rasional atau akal sedangkan pada wanita atas dasar emosional.

3) Sifat fisik, perilaku individu akan berbeda-beda sesuai dengan sifat fisiknya.

4) Sifat kepribadian, merupakan manifestasi dari kepribadian yang dimiliki sebagai perpaduan dari faktor genetik dengan lingkungan.


(34)

16

5) Bakat pembawaan, merupakan interaksi antara faktor genetik dengan lingkungan serta tergantung adanya kesempatan untuk pengembangan.

6) Intelegensi, merupakan kemampuan untuk berpikir dalam mempengaruhi perilaku.

b. Faktor dari luar individu atau faktor eksogen, faktor ini juga berpengaruh dalam terbentuknya perilaku individu antara lain :

1) Faktor lingkungan, merupakan lahan untuk perkembangan perilaku.

2) Pendidikan, proses dan kegiatan pendidikan pada dasarnya melibatkan perilaku individu maupun kelompok.

3) Agama, merupakan keyakinan hidup yang masuk ke dalam konstruksi kepribadian seseorang yang berpengaruh dalam perilaku individu.

4) Sosial ekonomi, salah satu yang berpengaruh terhadap perilaku adalah lingkungan sosial ekonomi yang merupakan sarana untuk terpenuhinya fasilitas.

5) Kebudayaan, hasil dari kebudayaan yaitu kesenian, adat istiadat, atau peradaban manusia mempunyai peranan pada terbentuknya perilaku.

4. Determinan Perilaku

Menurut Notoatmodjo (2007), meskipun perilaku adalah bentuk respon atau reaksi terhadap stimulus atau rangsangan dari luar organisme, namun


(35)

17

dalam memberikan respon sangat tergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang yang bersangkutan. Hal ini berarti meskipun stimulusnya sama dari beberapa orang, namun respon tiap orang berbeda-beda. Faktor-faktor yang membedakan respon terhadap stimulus yang berbeda disebut determinan perilaku. Determinan perilaku ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :

a. Determinan atau faktor internal, yakni karakteristik orang yang bersangkutan, yang bersifat given atau bawaan, misalnya tingkat kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin, dsb.

b. Determinan atau faktor eksternal, yakni lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, politik, dsb. Faktor lingkungan ini sering merupakan faktor yang dominan yang mewarnai perilaku seseorang.

5. Proses Perubahan Perilaku

Untuk proses perubahan perilaku biasanya diperlukan waktu lama, jarang ada orang yang langsung merubah perilakunya. Kadang- kadang orang merubah perilakunya karena tekanan dari masyarakat lingkunganya, atau karena yang bersangkutan ingin menyesuaikan diri dengan norma yang ada. Proses terjadinya perubahan ini tidak semena – mena dapat tercapai dan harus benar- benar teruji, ada 6 tingkatan perubahan perilaku menurut Norcross dkk (2011) yaitu :


(36)

18

b) Kontemplasi : Individu sadar adanya masalahnya dan secara serius ingin mengubah perilakunya menjadi lebih sehat. Belum siap berkomitmen untuk berubah..

c) Persiapan : Individu mulai berfikir kedepan untuk mengambil langkah kecil dalam mengubah perilaku.

d) Tindakan/Aksi : Individu sudah melakukan perilaku sehat.

e) Pemeliharaan : Individu berusaha mempertahankan perilaku sehat yang telah dilakukan

f) Penghentian : Tingkat ini memungkinkan individu tidak memiliki kemungkinan sekecil apapun untuk kembali ke perilaku tidak sehatnya dulu.

D. Susu

1. Pengertian Susu

Susu sangat lazim didengar masyarakat zaman sekarang. Hampir semua lapisan masyarakat mengkonsumsinya setiap hari. Menurut Santoso dan Ranti (1999) dalam “Kesehatan dan Gizi” susu didefinisikan sebagai cairan berwarna putih yang dikeluarkan dari kelenjar susu. Dari definisi diatas tentu susu berasal dari hewan mamalia yang merupakan hewan yang secara alami menyusui.

2. Bentuk Susu

Susu yang tersedia di pasaran juga memiliki bermacam-macam bentuk. Adapun macam bentuk susu menurut Santoso dan Ranti (1999) yaitu :


(37)

19

•Susu Cair

Susu cair merupakan susu yang memiliki bermacam rasa baik itu manis, tawar, segar, asam (oleh karenaLactobasilus sp), yogurt, dan skim (susu yang memiliki kadar lemak yang rendah ).

•Susu Bubuk

Sesuai dengan namanya, susu tersebut berbentuk serbukan dapat berupa serbuk skim / biasa yang diproses dengan cara dikeringkan. Proses ini cenderung mengurangi kandungan vitamin A dan B kompleks sehingga perlu penambahan pada proses produksinya.

•Susu Kental Manis

Susu kental manis merupakan bentuk lain susu yang diproses dengan cara diuapkan sebagian cariannya kemudian ditambahkan gula sehingga terasa manis dan kental. Oleh karena penambahan gula tersebut maka terdapat peningkatan kalori sehingga kurang baik bila dikonsumsi oleh bayi.

Dari ketiga bentuk tersebut diharapkan dapat menambah pengetahuan dalam mengenali bentuk-bentuk sederhana serta kelebihan dan kekurangan dalam setiap bentuk produk susu yang akan dikonsumsi..

3. Manfaat Susu

Karena memiliki kandungan nutrisi tersebut, maka susu memiliki manfaat yang tidak sedikit, diantaranya:


(38)

20

• Mencegah osteoporosis dan menjaga tulang tetap kuat. Bagi anak‐ anak, susu berfungsi untuk pertumbuhan tulang yang membuat anak menjadi bertambah tinggi.

• Menurunkan tekanan darah.

• Mencegah kerusakan gigi dan menjaga kesehatan mulut. Susu mampu mengurangi keasaman mulut, merangsang air liur, mengurangi plak dan mencegah gigi berlubang.

• Menetralisir racun seperti logam atau timah yang mungkin terkandung dalam makanan.

• Mencegah terjadinya kanker kolon atau kanker usus. • Mencegah diabetes tipe 2.

• Mempercantik kulit, membuatnya lebih bersinar.

• Membantu agar lebih cepat tidur. Hal ini karena kandungan susu akan merangsang hormon melatonin yang akan membuat tubuh mengantuk.

Angka kecukupan kalsium yang dianjurkan sehari adalah 500-600 mg. Dalam segelas susu lebih kurang terkandung kalsium 300 mg, sehingga kebutuhan minimal susu per hari lebih kurang 2 gelas perhari. Dalam susu juga mengandung laktosa yang membantu efisiensi penyerapan kalsium (Astawan, 2012)

4. Kandungan Susu

Susu sangat banyak jenisnya, setiap jenis susu memiliki kandungan yang berbeda-beda berikut daftar kandungan rata-rata beberapa jenis susu (Buckle, 1987) :


(39)

21

Tabel 1. Kandungan rata-rata beberapa jenis susu Jenis Susu Lemak

(%)

Protein (%)

Laktosa (%)

Abu (%) Air (%)

Kambing 4,09 3,71 4 0,79 87,81

Ikan paus 22,24 11,9 1,79 1,66 63

Kelinci 13,60 12,95 2,4 2,55 68,5

Kerbau 7,4 4,74 4,64 0,78 82,44

Kuda 1,59 2 6,14 0,41 89,86

Domba 8,28 5,44 4,78 0,9 80,60

Anjing laut 54 12 - 0,53 34

Sapi 3,9 3,4 4,8 0,72 87,1


(40)

III. METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Bentuk penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional, yaitu penelitian yang dilakukan dengan pendekatan, observasi, atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach). Pada penelitian ini setiap subjek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran terhadap variabel subjek dilakukan pada saat pengambilan data. (Notoatmodjo, 2007).

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1 Natar Lampung Selatan.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada periode bulan Maret-Agustus 2012. Pengambilan data dilakukan pada bulan Agustus 2012.


(41)

✁✂

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan suatu objek penelitian (Arikunto, 2006). Dalam hal ini, populasi penelitian adalah siswa SMPN 1 Natar kelas 2 berjumlah 392 siswa dan kelas 3 berjumlah 372 sehingga total populasi 764 siswa

2. Sampel

Pemilihan sampel dilakukan dengan teknik proporsional. Di SMPN 1 Natar terdapat 2 grade kelas yang akan dihitung untuk. Sampel siswa terpilih yang memenuhi kriteria inklusi.

Kriteria inklusi :

1. Siswa/i SMPN 1 Natar kelas 2 dan 3

2. Siswa/i yang bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini.

Adapun rumus yang digunakan dalam tehnik pengambilan sampel adalah sebgai berikut (Notoadmojo, 2007) dan didapat jumlah sampel 264 siswa.

n= N n = Jumlah sampel (264)

1+N d2 N = Jumlah populasi (764) d = Tingkat kepercayaan/

ketepatan (0,05)


(42)

✄☎

sedangkan rumus yang akan digunakan peneliti dalam pengambilan sampel secaraproportional random sampling,dengan menggunakan rumus Nasir (1998) sehingga didapat sampel 135 siswa kelas 2 dan 129 kelas 3

ni=

Gambar 4.Rumusproportional random sampling

ni = Jumlah populasi (Kelas 2 = 135, Kelas 3 = 129) Ni = Jumlah subpopulasi (Kelas 2 = 392, Kelas 3 = 372) N = Total populasi (764)

N = Besar sampel (264)

D. Alat Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian adalah kuesioner untuk panduan wawancara terstruktur dengan ibu dari siswa SMPN 1 Natar

E. Metode Pengumpulan Data

Penelitian dilakukan dengan data primer yang dapat bersumber dari hasil wawancara terstruktur dengan instrumen penelitian yang digunakan berupa kuesioner yang kemudian dianalisis hubungannya.

F. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel bebas (independent variable)


(43)

✆✝

a. Pengetahuan siswa terhadap perilaku konsumsi susu di SMPN 1 Natar.

b. Sikap siswa terhadap perilaku konsumsi susu di SMPN 1 Natar.

2. Variabel terikat (dependent variable) yaitu perilaku siswa yang mengkonsumsi segelas susu sehari atau lebih dengan jenis susu apapun.


(44)

✞✟

G. Definisi Operasional Tabel 2. Definisi operasional

No. Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil

Ukur Skala Ukur 1. Pengetahuan siswa Tingkat siswa dalam mengetahui objek penelitian dalam hal ini susu tentang aspek pengertian, jenis, kegunaan, zat-zat dalam susu yang dinyatakan dalam kemampuan siswa menjawab pertanyaan kuesioner.

Wawancara Kuesioner Baik, jika

≥70% jawaban benar Kurang, jika <70% jawaban benar (Alimul, 2007) Skala ordinal

2. Sikap siswa Respon dan reaksi siswa terhadap penerapan perilaku minum susu yang dinyatakan melalui pernyataan setuju/tidak setuju pada kuesioner.

Wawancara Kuesioner Baik, jika

≥70%

jawaban tepat Kurang, jika < 70% jawaban tepat (Alimul, 2007) Skala ordinal 3. Perilaku siswa dalam konsumsi susu Keterangan terhadap tindakan siswa dalam minum susu segelas atau lebih dengan jenis susu apapun yang diberikan melalui kuesioner untuk kemudian dikaitkan dengan pengetahuan dan sikapnya

Wawancara Kuesioner 0 = jika jawaban

tidak

1 = jika jawaban

ya

Skala nominal


(45)

✠✡

H. Prosedur Penelitian

Gambar 5.Sistematika prosedur penelitian I. Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan Data

Tahap-tahap pengolahan data adalah sebagai berikut :

a. Editing

Kegiatan editing dimaksudkan untuk meneliti kembali formulir data dan untuk memeriksa kembali data yang terkumpul apakah sudah

Datang ke SMPN 1 Natar yang merupakan lokasi target sampel penelitian

Menentukan sampel yang sesuai dengan kriteria inklusi yang telah ditentukan

Melakukan wawancara terstruktur dengan siswa di SMPN 1 Natar dengan alat bantu berupa kuesioner

Data hasil wawancara kuesioner


(46)

☛☞

lengkap, terbaca dengan jelas, tidak meragukan, terdapat kesalahan atau tidak, dan sebagainya.

b. Coding

Pengkodean dilakukan untuk mengubah data yang sudah terkumpul terbentuk yang lebih ringkas dengan menggunakan kode.

c. Data entry

Menyusun data dalam bentuk tabel-tabel yaitu tabel distribusi frekuensi.

d. Tabulating

Menyusun data dengan bantuan komputer. Data yang telah diperoleh dari proses pengumpulan data diolah mnggunakan komputer.

2. Analisis Data

Data diolah dengan alat bantu perangkat komputerMicrosoft Office Excel 2007 dan SPSS for Windows versi 17. Untuk analisis data digunakan analisis data univariat dan analisis data bivariat.

Analisis univariat adalah untuk mengetahui karakteristik siswa di SMPN 1 Natar serta untuk mengetahui gambaran pengetahuan, sikap siswa terhadap perilaku konsumsi susu di SMPN 1 Natar

Analisis bivariat adalah untuk melihat hubungan bermakna antara variabel dependen dengan variabel independen. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap siswa terhadap perilaku konsumsi susu di SMPN 1 Natar. Untuk mengetahui hal tersebut dilakukan uji statistik. Dikarenakan variabel-variabel dalam penelitian ini


(47)

✌✍

berskala kategorikal (nominal dan ordinal), jenis hipotesis yang digunakan adalah komparatif/asosiatif dengan data 2 kelompok tidak berpasangan dan penyajian data disajikan dalam bentuk tabel 2x2, maka analisis data dilakukan dengan menggunakan Uji Chi Square. Jika tidak memenuhi syarat untuk dilakukan Uji Chi Square, maka digunakan uji alternatifnya yaitu UjiFisher. Syarat memenuhi UjiChi Squareadalah :

1. Tidak ada sel yang nilaiobservednya bernilai nol.

2. Sel yang mempunyai nilai expectedkurang dari 5, maksimal 20% dari jumlah sel.

3. Bila jumlah subjek penelitian >40, tanpa melihat nilaiexpected. (Soopiyudin, 2009; Sastroatmodjo, 1995)

Pengambilan kesimpulan dari UjiChi Squareadalah :

1. Bilai nilai p-value < , Ho ditolak, yang berarti data sampel mendukung adanya hubungan yang bermakna (signifikan). Dimana = 0,05 (5%)

2. Bilai nilai p-value ≥ , Ho diterima, yang berarti data sampel tidak mendukung adanya hubungan yang bermakna (signifikan). Dimana = 0,05 (5%)


(48)

✎✏

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan pengetahuan dan sikap siswa terhadap perilaku konsumsi susu di SMP N 1 Natar yang dilakukan pada bulan Agustus dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Siswa yang dikategorikan berpengetahuan baik sebanyak 153 siswa (58%) sedangkan siswa yang dikategorikan berpengetahuan kurang sebanyak 111 siswa (42%).

2. Siswa yang dikategorikan memiliki sikap baik sebanyak 126 siswa (47,72%) sedangkan siswa yang dikategorikan memiliki sikap kurang sebanyak 138 siswa (52,28%).

3. Siswa yang memiliki perilaku minum minimal segelas susu setiap hari berjumlah 156 (59,1%) siswa, sedangkan siswa yang tidak memiliki perilaku minum minimal segelas susu setiap hari berjumlah 108 (41,9%). 4. Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan siswa

terhadap perilaku konsumsi minimal segelas susu setiap hari (p = 0,007). 5. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara sikap siswa terhadap


(49)

✑ ✒

B. Saran

1. Bagi responden yang memiliki pengetahuan dan sikap yang baik, disarankan untuk kemudian menerapkan kearah perilaku konsumsi minimal segelas susu setiap hari.

2. Bagi responden telah menerapkan perilaku konsumsi minimal segelas susu setiap hari, disarankan untuk berusaha menjaga kontinuitasnya sehingga tetap menjadi suatu kebiasaan yang baik.

3. Bagi sekolah, karena terdapatnya hubungan yang signifikan antar pengetahuan dan perilaku konsumsi susu, sebaiknya pihak sekolah ikut berpartisipasi dalam memberikan informasi-informasi yang terkait dengan manfaat konsumsi susu.

4. Bagi masyarakat, sesuai dengan hubungan pengetahuan dan perilaku konsumsi yang signifikan, diharapkan masyarakat ikut berpartisipasi dalam memberikan informasi tentang susu terhadap anak usia sekolah. 5. Bagi peneliti selanjutnya, disarankan untuk :

a. Meneliti faktor lain untuk mengetahui hal-hal yang dapat mempengaruhi perilaku minum susu.

b. Melakukan pengamatan perilaku secara langsung untuk meminimalisir angka terjadinya bias.


(50)

DAFTAR PUSTAKA

Achadi, E. dkk. 2010.Sekolah Pintu Masuk Perbaikan Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Gizi Seimbang Masyarakat. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional. Volume 5. Halaman 44.

Agus, ZAN. 1996.Intoleransi Terhadap Air Susu Sapi (Milk Intolerance). Dalam (http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/282999103.

pdf) diakses 1 Agusutus 2012.

Ahmadi, Drs. H. Abu; Uhbiyati, Dra. Nur. 2001.Ilmu Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta.

Alimul, H. 2007.Riset dan Teknik Penulisan Ilmiah. Salemba Medika. Jakarta. Alimul, H. Aziz, A. 2004.Analisa Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan

Perkembangan Anak. Medikes : Jurnal Keperawatan & Kesehatan. Volume 1. Halaman 9.

Arikunto, S. 2006.Prosedur Penelitian.Jakarta. Rineka Cipta.

Astawan, M. 2012.Kalsium dan Motorik Anak.Dalam (http://www. mymilk.com/article/96-kalsium--dan-motorik-anak.html) diakses 1 Agustus 2012

Behrman, R.E., dkk. 2000.Ilmu Kesehatan Anak Nelson Edisi 15. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta

BPS. 2012. rata-rata Konsumsi Kalori (KKal) per Kapita Sehari. Dalam http:// www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&daftar=1&id_subyek=05&nota b=5. Diakses pada 12 Februarim 2013

Buckle, K.A. et. Al. 1987. Ilmu Pangan. Indonesian University Press. Jakarta. Chaplin, J.P. 1997.Kamus Lengkap Psikologi. PT Raja Gravindo Persada. Jakarta


(51)

Garden-Robinson, J; et.all. 2005.The Kids' Calcium Project: An In-School Educational Intervention. The Journal of Child Nutrition & Management. Volume 29. Page 2

Gazalba, S. 2002.Pengantar Kepada Teori Nilai. PT Bulan Bintang. Jakarta Hertinjung, dkk. 2010. Gangguan Perilaku Pada Anak SD Ditinjau dari Ekspresi

Emosi Ibu. Volume 6. Halaman 8. Jurnal Dinamika Sosial Ekonomi. Indriani, dkk. 2009.Kebiasaan Makan yang Berhubungan dengan Kesehatan

Reproduksi Remaja Putri di Kabupatan Bogor. Jurnal Gizi dan Pangan. Volume 3 Halaman 132.

Nadimin, S. Ayu, D. 2009.Pengaruh Program Gizi Sekolah Dalam

Meningkatkan Perilaku Sehat. Media Gizi Pangan. Volume 8. Halaman 7 Nasir, M. 1998.Metodologi Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta

Notoatmodjo, S. 2003.Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.

Notoatmodjo, S. 2007.Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.

Norcross, J.C ; et.all. 2011.Stages of Change.Journal of Clinical Psychology : In Session. Vol. 67. Page 2.

Purwati, A. 2011.Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua, Persepsi atas Lingkungan, dan Prestasi Belajar Ekonomi terhadap Perilaku Konsumsi. Jurnal Ekonomi Bisnis. Volume 1. Halaman 11.

Robbins, S. et.all. 2008.Organizational Behavior. Practice Hall. Upper Saddle River.

Santoso,. S . dkk. 1999.Kesehatan dan Gizi. Rineka Cipta. Jakarta.

Sastroatmodjo, S. dkk. 1995.Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Binarupa Aksara; Jakarta.

Soopiyudin, M. 2009.Statistik untuk kedokteran dan kesehatan. Salemba Medika.Jakarta.

Suharyat, Y, 2000,Mpd. Hubungan Antara Sikap Minat dan Perilaku, Jurnal UNISMA, Vol 1

Sunaryo, 2004.Psikologi Untuk Keperawatan. EGC. Jakarta

Suriasumantri, J. 1998.Filsafat ilmu Sebuah Pengantar Populer. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta


(52)

Syaodih, E. 1999.Pengasuhan Orang Tua dan Interaksi Teman Sebaya Dalam Pengembangan Program Bimbingan Perilaku. Jurnal Ilmu Pendidikan. Volume 6. Halaman 346.

Syarifudin, B. 2009.Panduan TA Keperawatan dan Kebidanan dengan SPSS. Penerbit Grafindo Litera Media. Yogyakarta.

Widodo, S. 2010.Evaluasi Dalam Pembelajaran Terpadu di Sekolah Dasar.


(1)

✌✍

berskala kategorikal (nominal dan ordinal), jenis hipotesis yang digunakan adalah komparatif/asosiatif dengan data 2 kelompok tidak berpasangan dan penyajian data disajikan dalam bentuk tabel 2x2, maka analisis data dilakukan dengan menggunakan Uji Chi Square. Jika tidak memenuhi syarat untuk dilakukan Uji Chi Square, maka digunakan uji alternatifnya yaitu UjiFisher. Syarat memenuhi UjiChi Squareadalah :

1. Tidak ada sel yang nilaiobservednya bernilai nol.

2. Sel yang mempunyai nilai expectedkurang dari 5, maksimal 20% dari jumlah sel.

3. Bila jumlah subjek penelitian >40, tanpa melihat nilaiexpected. (Soopiyudin, 2009; Sastroatmodjo, 1995)

Pengambilan kesimpulan dari UjiChi Squareadalah :

1. Bilai nilai p-value < , Ho ditolak, yang berarti data sampel mendukung adanya hubungan yang bermakna (signifikan). Dimana = 0,05 (5%)

2. Bilai nilai p-value ≥ , Ho diterima, yang berarti data sampel tidak mendukung adanya hubungan yang bermakna (signifikan). Dimana = 0,05 (5%)


(2)

✎✏

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan pengetahuan dan sikap siswa terhadap perilaku konsumsi susu di SMP N 1 Natar yang dilakukan pada bulan Agustus dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Siswa yang dikategorikan berpengetahuan baik sebanyak 153 siswa (58%) sedangkan siswa yang dikategorikan berpengetahuan kurang sebanyak 111 siswa (42%).

2. Siswa yang dikategorikan memiliki sikap baik sebanyak 126 siswa (47,72%) sedangkan siswa yang dikategorikan memiliki sikap kurang sebanyak 138 siswa (52,28%).

3. Siswa yang memiliki perilaku minum minimal segelas susu setiap hari berjumlah 156 (59,1%) siswa, sedangkan siswa yang tidak memiliki perilaku minum minimal segelas susu setiap hari berjumlah 108 (41,9%). 4. Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan siswa

terhadap perilaku konsumsi minimal segelas susu setiap hari (p = 0,007). 5. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara sikap siswa terhadap


(3)

✑ ✒

B. Saran

1. Bagi responden yang memiliki pengetahuan dan sikap yang baik, disarankan untuk kemudian menerapkan kearah perilaku konsumsi minimal segelas susu setiap hari.

2. Bagi responden telah menerapkan perilaku konsumsi minimal segelas susu setiap hari, disarankan untuk berusaha menjaga kontinuitasnya sehingga tetap menjadi suatu kebiasaan yang baik.

3. Bagi sekolah, karena terdapatnya hubungan yang signifikan antar pengetahuan dan perilaku konsumsi susu, sebaiknya pihak sekolah ikut berpartisipasi dalam memberikan informasi-informasi yang terkait dengan manfaat konsumsi susu.

4. Bagi masyarakat, sesuai dengan hubungan pengetahuan dan perilaku konsumsi yang signifikan, diharapkan masyarakat ikut berpartisipasi dalam memberikan informasi tentang susu terhadap anak usia sekolah. 5. Bagi peneliti selanjutnya, disarankan untuk :

a. Meneliti faktor lain untuk mengetahui hal-hal yang dapat mempengaruhi perilaku minum susu.

b. Melakukan pengamatan perilaku secara langsung untuk meminimalisir angka terjadinya bias.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Achadi, E. dkk. 2010.Sekolah Pintu Masuk Perbaikan Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Gizi Seimbang Masyarakat. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional. Volume 5. Halaman 44.

Agus, ZAN. 1996.Intoleransi Terhadap Air Susu Sapi (Milk Intolerance). Dalam (http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/282999103.

pdf) diakses 1 Agusutus 2012.

Ahmadi, Drs. H. Abu; Uhbiyati, Dra. Nur. 2001.Ilmu Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta.

Alimul, H. 2007.Riset dan Teknik Penulisan Ilmiah. Salemba Medika. Jakarta. Alimul, H. Aziz, A. 2004.Analisa Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan

Perkembangan Anak. Medikes : Jurnal Keperawatan & Kesehatan. Volume 1. Halaman 9.

Arikunto, S. 2006.Prosedur Penelitian.Jakarta. Rineka Cipta.

Astawan, M. 2012.Kalsium dan Motorik Anak.Dalam (http://www. mymilk.com/article/96-kalsium--dan-motorik-anak.html) diakses 1 Agustus 2012

Behrman, R.E., dkk. 2000.Ilmu Kesehatan Anak Nelson Edisi 15. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta

BPS. 2012. rata-rata Konsumsi Kalori (KKal) per Kapita Sehari. Dalam http:// www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&daftar=1&id_subyek=05&nota b=5. Diakses pada 12 Februarim 2013

Buckle, K.A. et. Al. 1987. Ilmu Pangan. Indonesian University Press. Jakarta. Chaplin, J.P. 1997.Kamus Lengkap Psikologi. PT Raja Gravindo Persada. Jakarta


(5)

Garden-Robinson, J; et.all. 2005.The Kids' Calcium Project: An In-School Educational Intervention. The Journal of Child Nutrition & Management. Volume 29. Page 2

Gazalba, S. 2002.Pengantar Kepada Teori Nilai. PT Bulan Bintang. Jakarta Hertinjung, dkk. 2010. Gangguan Perilaku Pada Anak SD Ditinjau dari Ekspresi

Emosi Ibu. Volume 6. Halaman 8. Jurnal Dinamika Sosial Ekonomi. Indriani, dkk. 2009.Kebiasaan Makan yang Berhubungan dengan Kesehatan

Reproduksi Remaja Putri di Kabupatan Bogor. Jurnal Gizi dan Pangan. Volume 3 Halaman 132.

Nadimin, S. Ayu, D. 2009.Pengaruh Program Gizi Sekolah Dalam

Meningkatkan Perilaku Sehat. Media Gizi Pangan. Volume 8. Halaman 7 Nasir, M. 1998.Metodologi Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta

Notoatmodjo, S. 2003.Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.

Notoatmodjo, S. 2007.Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.

Norcross, J.C ; et.all. 2011.Stages of Change.Journal of Clinical Psychology : In Session. Vol. 67. Page 2.

Purwati, A. 2011.Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua, Persepsi atas Lingkungan, dan Prestasi Belajar Ekonomi terhadap Perilaku Konsumsi. Jurnal Ekonomi Bisnis. Volume 1. Halaman 11.

Robbins, S. et.all. 2008.Organizational Behavior. Practice Hall. Upper Saddle River.

Santoso,. S . dkk. 1999.Kesehatan dan Gizi. Rineka Cipta. Jakarta.

Sastroatmodjo, S. dkk. 1995.Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Binarupa Aksara; Jakarta.

Soopiyudin, M. 2009.Statistik untuk kedokteran dan kesehatan. Salemba Medika.Jakarta.

Suharyat, Y, 2000,Mpd. Hubungan Antara Sikap Minat dan Perilaku, Jurnal UNISMA, Vol 1

Sunaryo, 2004.Psikologi Untuk Keperawatan. EGC. Jakarta

Suriasumantri, J. 1998.Filsafat ilmu Sebuah Pengantar Populer. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta


(6)

Syaodih, E. 1999.Pengasuhan Orang Tua dan Interaksi Teman Sebaya Dalam Pengembangan Program Bimbingan Perilaku. Jurnal Ilmu Pendidikan. Volume 6. Halaman 346.

Syarifudin, B. 2009.Panduan TA Keperawatan dan Kebidanan dengan SPSS. Penerbit Grafindo Litera Media. Yogyakarta.

Widodo, S. 2010.Evaluasi Dalam Pembelajaran Terpadu di Sekolah Dasar.