REFERENSI
Kodiran. 2004. ”Kebudayaan Jawa” dalam Koentjaraningrat ed Manusia dan
Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Djambatan. Halaman 329. Darsiti Soeratman. 1989. Kehidupan Dunia Kraton Surakarta 1830-1939.
Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Tamansiswa. Halaman 1. Soemarsaid Moertono. 1985. Negara dan Usaha Bina-Negara di Jawa Masa
Lampau: Studi Tentang Masa Mataram II, Abad XVI Sampai XIX. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Halaman 32.
Bram Setiadi dkk. 2001. Raja di Alam Republik:Keraton Kasunanan Surakarta dan Paku Buwono XII. Jakarta: Bina Rena Pariwara. Halaman 245.
Soemarsaid Moertono. Op.cit,. Halaman 69. Ibid, halaman 71.
Darsiti Soeratman. Op.cit,. Halaman 152 Sumber lain:
http:www.karatonsurakarta.com diakses 23 Febuari 2014 pukul 19.38 WIB
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA
A. Tinjauan Pustaka
1. Konsep Tradisi
Tradisi bahasa latin traditio “diteruskan” atau kebiasaan, dalam pengertian yang
paling sederhana adalah sesuatu yang telah dilakukan sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat, biasanya dari suatu negara,
kebudayaan, waktu dan agama yang sama. Hal yang paling mendasar dari tradisi adalah adanya informasi yang diteruskan dari generasi ke generasi baik tertulis
maupun sering kali lisan, karena tanpa adanya ini, suatu tradisi dapat punah. Biasanya sebuah tradisi tetap saja dianggap sebagai cara atau model terbaik selagi
belum ada alternatif lain. Tradisi merupakan suatu kebiasaan dalam adat istiadat yang dipelihara turun-
temurun yang berkaitan dengan kepercayaan dan keyakinan G. Kartasapoetra, 1992; 427. Pendapat lain mengatakan tradisi adalah kebiasaan turun-temurun
sekelompok masyarakat berdasarkan nilai budaya masyarakat yang bersangkutan. Tradisi memperlihatkan bagaimana anggota masyarakat bertingkah laku, baik
dalam kehidupan yang bersifat duniawi maupun terhadap hal-hal yang bersifat gaib atau keagamaan Mursal Esten, 1999: 21. Pendapat lain mangatakan tradisi
ialah kebiasaan yang turun-temurun dalam sebuah masyarakat, ia merupakan