Kebijakan Pengawasan Tahun 2013
Lampiran Keputusan Inspektur Jenderal Kemenkes
Nomor : HK.02.03/1 .1/7532/2012
Bimbingan Teknis Penyusunan Laporan Keuangan
Berbasis Resiko serta penataan pengelolaan aset.
d. Reviu penyusunan perencanaan anggaran tahun 2014
KEBIJAKAN PENGAWASAN INSPEKTORAT JENDERAL
KEMENTERIAN KESEHATAN
TAHUN 2013
Inspektorat Jenderal akan melaksanakan kegiatan reviu
penyusunan perencanaan anggaran tahun 2014 di masingmasing unit utama atau satuan kerja di lingkungan
Kementerian Kesehatan sebagai salah satu langkah untuk
meningkatkan
penyusunan
perencanaan
anggaran
Kementerian Kesehatan tahun 2014 .
BABI
PENDAHULUAN
e. Gelar Pengawasan
Gelar
Pengawasan
dilaksanakan
dalam
rangka
meningkatkan kualitas laporan hasil audit, baik audit
reguler maupun audit dengan tujuan tertentu/audit
investigasi .
A. Latar Belakang
Reformasi Birokrasi menjadi bagian penting dalam mewujudkan
tata kelola pemerintahan yang baik . Titik berat dari tata kelola
pemerintahan yang baik adalah pada upaya peningkatan
kualitas pelayanan publik dan pemberantasan korupsi secara
terarah, sistematis dan terpadu . Reformasi Birokrasi akan sulit
terwujud bila tata kelola pemerintahan masih terdapat peluang
terhadap praktik-praktik Kolusi , Korupsi dan Nepotisme (KKN).
2. Peningkatan Peran APIP Sebagai Quality Assurance
(Penjamin
Mutu) dalam
Mendukung
Reformasi
Birokrasi
a. Penyusunan Pedoman Inspektorat Jenderal sebagai
quality assurance dan consulting.
b. Peningkatan Pendampingan Pelaksanaan SPIP
c. Penguatan peran Tim Konsultasi Pengadaan Barang
dan Jasa
d. Pembinaan, Koordinasi dan Konsultasi Pengawasan
dengan ruang lingkup:
1) Koordinasi Penanganan Pengaduan Masyarakat
2) Pembinaan teknis penyelesaian Tindak Lanjut
Laporan Hasil Audit
3) Pembinaan Satuan Pemeriksa Internal (SPI ) Satker
BLU
e. Pengawasan program prioritas Kementerian Kesehatan
yaitu : Jamkesmas, Jampersal dan BOK .
16
Kebijakan Pengawasan Inspektorat lendercil Kemenkes 2013
'\
•I
Dalam rangka mendukung terlaksananya Reformasi Birokrasi
di Kementerian Kesehatan , Inspektorat Jenderal (ltjen) dapat
berkontribusi nyata dalam mengawal dan memastikan jalannya
proses Reformasi Birokrasi. Hal tersebut diwujudkan dalam
peningkatan peran Inspektorat Jenderal dalam memberikan
keyakinan atas pencapaian tujuan Kementerian Kesehatan ,
sekaligus sebagai sistem peringatan dini (early warning
system) terhadap potensi penyimpangan/kecurangan yang
terjadi karena kelemahan sistem maupun akibat tindak
pelanggaran individu.
Inspektorat Jenderal telah melakukan perubahan paradigma
dari Institusi yang semula hanya berperan sebagai Watchdog,
saat ini bertambah perannya menjadi konsultan dan Quality
1
Kebija kan Pengawasan Inspektorat lenderal Kemenkes 2013
Assurance (katalisator). Sejalan deng an Peraturan Pemerintah
RI Nomor 60 Tahun 2008 yang diwujudkan dalam bentuk
kegiatan Audit; Reviu Lapora n Keuangan ; Evaluasi;
Pemantauan dan Kegiatan Pengawasan lainnya terhadap
pelaksanaan tugas dan fungsi satuan kerja serta berperan
sebagai Konsultan (memberikan solusi) dan Quality Assurance
(memberikan pendapat/jaminan).
Oengan mempertimbangkan hasil Anal isis SWOT (kel emahan ,
kekuatan , tantangan , dan peluang) pada Inspektorat Jenderal
disusunlah Kebijakan Pengawasan Tahun 2013 yang
merupakan penjabaran Ren cana Aksi Program (RAP)
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan Tahun 20102014, yang mengacu pada Renstra 2010
2014, sesuai
dengan tupoksi Itjen.
B. Ruang Lingkup
Kebijakan Pengawasan merupakan acuan pelaksanaan
program pengawasan Inspektorat Jenderal Kemenkes yang
efektif memberi kontribusi dalam mewujudkan tata kelola
pemerintahan yang baik (Good Governance) , terciptanya
aparatur yang akuntabel , bersih , bebas dari Korupsi , Kolusi dan
Nepotisme (KKN) di Kementerian Kesehatan .
Pengawasan dilakukan terhadap unit utama beserta UPT,
pengelola dana Oekonsentrasi (OK) dan Tugas Pembantuan
(TP) , serta Bantuan Sosial (Bansos) untuk memastikan
programprogram prioritas Kementerian Kesehatan berjalan
efektif, efisien dan ekonomis sesuai dengan peraturan
perundangundangan yang berlaku .
2
Kebijokon Pengowoson Inspektorat le nderal Kemenkes 2013
b. Pema ntauan dan Evaluasi
Pem antaua n dan evaluasi dimaksudkan untuk mendorong
satuan kerja agar lebih meningkatkan kinerjanya sehingga
dapat mencapai target yang telah ditetapkan . Pemantauan
dan evaluasi yang dilaksanakan Inspektorat Jenderal yaitu :
1) Pemantauan/evaluas i SPIP di Lingkungan Kementerian
Kesehatan
2) Pemantauan/evaluas i Tindak Lanjut atas laporan hasil
audit APF
3) Evaluasi Akuntabilitas Kinerja
c. Reviu Laporan Keuangan
Salah satu tugas Inspektorat Jenderal dalam
mendorong Kementerian Kesehatan menyusun laporan
keuangan sesua i Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)
yaitu dengan melakukan reviu terhadap laporan
keuangan berdasarkan PP NO .8 Tahun 2006 tentang
Pelaporan Keuangan dan Kinerja I nstansi Pemerintah .
Inspektorat Jenderal berkewajiban untuk melakukan reviu
terhadap laporan keuangan Kementerian Kesehatan yang
akan disampaikan kepada Menteri Keuangan untuk
dikonsolidasikan sebagai bagian pertanggungjawaban
ke uangan pemerintah.
Reviu bertujuan untuk mem berikan keyakinan akurasi ,
keanda lan dan keabsahan informasi yang disajikan dalam
laporan keuangan . Sasaran reviu adalah untuk
memperoleh keyakinan bahwa laporan keuangan
Kementerian Kesehatan telah disusun dan disajikan sesuai
dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP).
Oalam rangka meminimalkan tingkat kesalahan dan
penyimpangan dalam laporan 'keuangan maka Inspektorat
Jenderal melakukan pendampingan awal proses
pengelolaan dan penyusunan laporan keuangan dan
lS
Keb ijokon Pengo wason Inspektorat l enderal Kemenkes 2013
kinerja terhadap satuan kerja di lingkungan
Litbangkes (Kantor Pusat dan Kantor Daerah).
c.
Badan
Kebijakan pengawasan dimaksudkan memberikan arah
pelaksanaan tugas dan fungsi Inspektorat Jenderal dalam
pengawasan kegiatan prioritas Kementerian Kesehatan .
8. Direktorat Jenderal PP & PL
Pengawasan di lingkungan Direktorat Jenderal PP & PL
meliputi reviu 'Iaporan keuangan, evaluasi akuntabilitas
kinerja dan audit 'kinerja terhadap satuan kerja di
lingkungan Direktorat Jenderal PP & PL (Kantor Pusat,
Kantor
Daerah ,
Satuan
Kerja
penerima
dana
Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan).
•
•
Tujuan Kebijakan Pengawasan Tahun 2013 adalah :
1. Menetapkan kebijakan , program dan kegiatan pengawasan
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan tahun 2013.
2. Pelaksanaan pengawasan
berkesinambungan.
D. Kegiatan Pengawasan 2013
dan
14
Kebijakan Pengawasa n Inspektorat lendera l Kemenkes 2013
efektif, efisien,
dan
4. Optimalisasi peran Inspe'ktorat Jenderal Kementerian
Kesehatan dalam pelaksanaan Peraturan Presiden Nomor
55 Tahun 2012 tentang Strategi Nasional Pencegahan dan
Pemberantasan Korupsi Jangka Panjang Tahun 2012-2025
dan Jangka Menengah Tahun 2012-2014 .
Pendampingan
a. Audit
Audit dilaksanakan bertujuan untuk memberikan keyakinan
yang memadai bahwa pelaksanaan program/kegiatan di
seluruh satker telah memenuhi aspek efektifitas , efisiensi,
ekonomis dan mematuhi ketentuan perundangan yang
berlaku. Kegiatan audit meliputi :
1) Audit Reguler yaitu audit terhadap Unit Utama, Satker
Vertikal, Satker Penerima Dana Dekonsentrasi dan
Tugas Pembantuan , Pelayanan Kesehatan Haji
2) Klarifikasi, Audit dengan Tujuan Tertentu/Audit
Investigasi yang dilaksanakan atas instruksi pimpinan,
pengaduan masyarakat, Laporan Hasil Pemeriksaan
Reguler yang perlu pemeriksaan lebih lanjut.
3) Joint Audit dengan APIP lain meliputi audit terhadap
pelaksanaan program Jamkesmas, Jampersal dan
BOK.
yang
3. Dasar penyusunan Program Kerja Pengawasan Tahunan
(PKPT) tahun 2013 .
Berdasarkan kebijakan pengawasan Inspektorat Jenderal
Kementerian Kesehatan RI tahun 2013, selanjutnya disusun
kegiatan -kegiatan sebagai berikut:
1. Peningkatan
Pengawasan
Penyusunan Laporan Keuangan
Maksud dan Tujuan
D. Pengertian·pengertian
1.
,I
Pengawasan Fungsional atau Wasnal adalah pengawasan
yang dilakukan oleh Aparat Pengawasan Fungsional , baik
intern maupun ekstern pemerintah, terhadap pelaksanaan
tugas umum pemerintah dan pelayanan masyarakat, agar
sesuai dengan rencana dan peraturan perundangundangan.
2. Pengawasan Masyarakat atau Wasmas
adalah
pengawasan yang dilakukan oleh masyarakat terhadap
penyelenggaraan pemerintah, disampaikan secara lisan
atau tulisan kepada aparatur pemerintah yang
berkepentingan , berupa sumbangan pikiran, saran,
gagasan atau pengaduan yang bersifat membangun, baik
secara langsung maupun melalui media massa.
3
Kebij akan Pengawasan Inspektarat lenderal Kemenkes 2013
3. Apa rat Pengawas Intern Pem erintah (API P) adalah instansi
pem erintah yang mem punyai tugas pokok dan fungsi
melakukan pengawasan intern.
4. Auditor adalah pejabat fungsional PNS di lingkungan
Instansi Pemerintah sesuai dengan peraturan perundangundangan.
5. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) adalah
proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang
dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh
pegawai untuk memberikan keyak inan memadai atas
tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif
dan efisien , keandalan pelaporan keuangan , pengamanan
aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundangundangan.
6. Audit Kinerja merupakan audit atas pengelolaan keuangan
negara dan pelaksanaan tugas dan fungsi Instansi
Pemerintah yang terdiri atas aspek ekonomis , efisien , dan
efektif.
7. Audit dengan tujuan tertentu mencakup audit yang tidak
termasuk dalam audit kinerja , antara lain audit investigatif,
audit atas penyelenggaraan SPIP, dan audit atas halhal
lain di bidang keuangan.
8. Klarifikasi adalah proses penjernihan atau kegiatan yang
berupa permintaan penjelasan mengenai permasalahan
yang diadukan pada proporsi yang sebenarnya serta dapat
dijadikan sebagai bahan audit.
9. Reviu adalah penelaahan ulang bukti bukti suatu kegiatan
untuk memastikan bahwa kegiatan terse but telah
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan , standar, rencana
atau norma yang telah ditetapkan.
3. Direktorat Jenderal Bi na Upaya Keseh atan
Pengawasan di lingkungan Direktorat Jenderal Bina Upaya
Kesehatan meliputi reviu laporan keuangan , evaluasi
akuntabilitas kinerja dan audit kinerja terhadap satuan kerja
di lingkungan Direktorat Jenderal Bina LJpaya Kesehatan
(Kantor Pusat, Kantor Daerah, Satuan Kerja penerima
dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan) .
4. Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kese hatan Ibu dan Anak
Pengawasan di lingkungan Direktorat Jenderal Bina G izi
dan Kesehatan Ibu dan Anak meliputi reviu laporan
keuangan , evaluasi akuntabilitas kinerja dan audit kinerja
terhadap satuan kerja di lingkungan Direktorat Jenderal
Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak (Kantor Pusat,
Kantor Daerah , Satuan Kerja penerima dana
Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan ).
5. Direktorat Jenderal Binfar & Alkes
Pengawasan di lingkungan Direktorat Jenderal Binfar &
Alkes meliputi .reviu laporan keuangan , evaluasi
akuntabilitas kinerja dan audit kinerja terhadap satuan kerja
di lingkungan Direktorat Jenderal Binfar & Alkes (Kantor
Pusat dan Satuan Kerja penerima dana Dekonsentrasi ).
6. Badan PPSDM Kesehatan
Pengawasan di lingkungan Badan PPSDM Kesehatan
meliputi reviu laporan keuangan , evaluasi akuntabil itas
kinerja dan audit kinerja terhadap satuan kerja di
lingkungan Badan PPSDM Kesehatan (Kantor Pusat,
Kantor Daerah , dan Satuan Kerja penerima dana
Dekonsentrasi) .
7. Badan Litbangkes
10. Evaluasi adalah rangkaian kegiatan membandingkan hasil
atau prestasi suatu kegiatan dengan standar, rencana atau
norma yang telah ditetapkan dan menentukan faktorfaktor
4
Kebijakan Pengawasan Inspektorat len dera l Kem enkes 2013
Pengawasan di lingkungan Badan Litbangkes meliputi reviu
laporan keuangan , evaluasi akuntabilitas kinerja dan audit
13
Ke bijakan Pengawasan Inspektorat lenderal Kemenkes 2013
b.
Pengembangan SIM Pengawasan (SIM
Keuangan , Renwas, Tata Persuratan , EDMS).
yang mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan suatu
kegiatan dalam mencapai tujuan .
TLHP,
11 . Pemantauan adalah proses penilaian kemajuan suatu
program atau kegiatan dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
c. Sosialisasi Bidang Pengawasan
Media elektronik dan cetak (website , inforwas, leaflet,
banner dlJ ).
d. Penguatan Satuan Pemeriksa Internal (SPI ) pada
satker Badan Layanan Umum
teknik
(bimtek), Koordinasi
Melalui
bimbingan
Pengawasan pad a satker BLU diharapkan dapat
meningkatkan
kapasitas
SDM
SPI
sebagai
perpanjangan tangan Itjen pad a satker BLU .
•
c'l
13. Satuan Kerja adalah unit organisasi yang melaksanakan
administrasi tertentu dan tidak memenuhi unsur yang
menangani urusan kepegawaian , keuangan , perlengkapan ,
dan administrasi umum .
e. Peningkatan SDM Penunjang
Kegiatan peningkatan SDM dilaksanakan melalui
Pendidikan dan Pelatihan Perencanaan , Kepegawaian ,
Pelayanan Prima , Keuangan , ArsiplTata Usaha , dll.
C.
12. Satuan Organisasi adalah unit organisasi dimana
diselenggarakan kegiatan-kegiatan administrasi yang di
dalamnya terdapat pejabat-pejabat yang mengurusi
administrasi kepegawaian , keuangan, perlengkapan , dan
administrasi umum .
14. Unit Pelaksana Teknis yang selanjutnya disingkat UPT
adalah satuan organisasi yang bersifat mandiri yang
melaksanakan tugas teknis operasional , tugas teknis
penunjang , dan tugas teknis yang berhubungan dengan
pelayanan masyarakat.
Sasaran Pengawasan
1. Sekretariat Jenderal
15. Dana Dekonsentrasi adalah dana yang berasal dari APBN
yang dilaksanakan oleh gubernur sebagai wakil Pemerintah
yang mencakup semua penerimaan dan pengeluaran
dalam rangka pelaksanaan dekonsentrasi , tidak termasuk
dana yang dilaksanakan untuk instansi vertikal pusat dan di
daerah .
Pengawasan di lingkungan Sekretariat Jenderal meliputi
reviu laporan keuangan , evaluasi akuntabilitas kinerja dan
audit kinerja terhadap satuan kerja di lingkungan
Sekretariat Jenderal (Kantor Pusat dan Satuan Kerja
penerima dana Dekonsentrasi ).
•
2. Inspektorat Jenderal
Pengawasan di lingkungan Inspektorat Jenderal meJiputi
audit kinerja terhadap Sekretariat Itjen, Inspektorat I,
Inspektorat II , Inspektorat III , Inspekto rat IV, dan
Inspektorat Investigasi.
12
Kebijakan Pengawasan Inspektora t l enderal Kemen kes 2013
セ@ i@
16. Dana Tugas Pembantuan adalah dana yang berasal dari
APBN yang dilaksanakan oleh daerah dan desa yang
mencakup semua penerimaan dalam rangka tugas
pembantuan .
17. Reformasi Birokrasi adalah proses menata ulang ,
mengubah , memperbaiki, dan menyempurnakan birokrasi
agar menjadi lebih baik (profesional , bersih , efisien , efektif,
dan produktif).
5
Kebijakan PengawGsan Inspektorat l endera ! Kemenkes 2013
18. Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) adalah salah satu opini
yang diberikan oleh BPK sebagai hasil au dit laporan
keuangan terhadap satuan kerja pada tahun tertentu.
19. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
adalah bentuk perwujudan kewajiban seseorang atau unit
organisasi untuk mempertanggungjawabkan pengelo'laan
dan pengendalian sumber daya pelaksanaan kebijakan
yang dipercayakan dalam rangka mencapai tujuan.
Pengaduan
Masyarakat
Terpadu .
Dalam
pelaksanaann ya dilakukan berda sarkan Permenkes No .
49 Tahun 201 2, tanggal 4 Desember 2012 tenta ng
Pedoman Penanganan Pengaduan Masyarakat Terpadu
di Lingkungan Kemenkes .
g. Penguatan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik
1)
20. Zona Integritas adalah sebutan atau predikat yang
diberikan
kepada
suatu
K1L/Prov/Kab/Kota
yang
pimpinannya dan jajarannya mempunyai niat (komitmen)
untuk mewujudkan birokrasi yang bersih dan melayani.
21 . Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) adalah sebutan atau
predikat yang diberikan kepada suatu unit kerja pada ZI
yang memenuhi syarat indikator mutlak dan memperoleh
hasil penilaian indikator operasional di antara 80 dan 90.
2)
3)
4)
5)
6)
Mendorong pelaksanaan Peraturan Presiden Nomor
55 Tahun 2012 tentang Strategi Nasional
Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Jangka
Panjang Tahun 2012-2025 dan Jangka Menengah
Tahun 2012-2014 .
Penerapan PP Nomor 60 tahun 2008 tentang
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPI P) di
lingkungan Kementerian Kesehatan.
Mengoptimalkan
peran
Unit
Pengendalian
Gratifikasi (UPG ).
Mendorong peningkatan pelaporan LHKPN .
Mendorong terbentuknya WBK dan WBBM di
lingkungan Kementerian Kesehatan .
Mendorong implementasi pelaksanaan Reformas i
Birokrasi di Kementerian Kesehatan melalui :
a) Monitoring dan evaluasi Reformasi Birokrasi di
lingkungan Kementerian Kesehatan.
b) Pembentukan agent of change dan assessor di
seluruh
unit
utama
untuk
mendukung
pelaksanaan Reformasi Birokrasi .
2. Kegiatan Penunjang
a. Peningkatan SDM
Peningkatan kualitas SDM pengawasan dilakukan
melalui Diklat Substansi Aud it, seminar, Workshop
Pengawasan dan Diklat Jabatan Fungsional Auditor
(JFA), baik yang dilakukan di dalam negeri maupun
luar negeri .
6
Kebijakan Pengawas an Inspektorat Jenderol Kemenkes 2013
11
Kebijokan Pengawosan In spektorot JencIerO! Kemenkes 2013
melaksanakan
kegiatan
reviu
penyusunan
perencanaan anggaran tahun 2014 di masingmasing unit utama atau satuan kerja di lingkungan
Kementerian Kesehatan . Oleh sebab itu,
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan akan
melakukan penelahaan terhadap perencanaan
anggaran terlebih dahulu sebelum dilakukan
penelahaan oleh Direktorat Jenderal Anggaran
Kementerian Keuangan .
d. Percepatan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan APF
BAB II
KEBIJAKAN PENGAWASAN T AHUN 2013
A.
T
Tujuan Pengawasan
Tujuan pengawasan Inspektorat Jenderal Kementerian
Kesehatan terhadap pelaksanaan tugas di lingkungan
Kementerian Kesehatan adalah :
'I
1. Memberikan keyakinan yang memadai atas ketaatan ,
kehematan, efisiensi dan efektivitas pencapaian tujuan
penyelenggaraan tugas dan fungsi Kementerian
Kesehatan .
Salah satu tugas Inspektorat Jenderal adalah
memastikan bahwa satuan kerja menindaklanjuti
rekomendasi atau saran hasil aud it internal maupun
eksternal. Oleh karena itu, Inspektorat Jenderal
Kemenkes mempunyai peran yang sangat penting
dalam memantau percepatan tindak lanjut, sehingga
tindak lanjut dapat terlaksana tepat waktu sesuai
ketentuan . Percepatan tindak lanjut dilakukan melalui
pemantauan dan pemutakhiran data , serta dilakukan
bimbingan teknis dalam rangka memberikan masukan
kepada satker untuk penyelesaian tindak lanjut hasil
audit yang dilakukan secara berkala .
2. Memberikan peringatan dini dan meningkatkan efektivitas
serta pengendalian intern dan manajemen risiko dalam
penyelenggaraan tugas dan fungsi Kementerian
Kesehatan .
3. Meningkatkan kualitas tat a kelola penyelenggaraan tugas
dan fungsi Kementerian Kesehatan yang akuntabel.
B.
Arah Kebijakan Pengawasan
e. Kerjasama Pengawasan dengan APIP lain
Kerjasama pengawasan dilakukan dengan aparat
pengawasan lain , baik dari intern maupun ekstern
pemerintah.
f. Penanganan pengaduan masyarakat
Dalam rangka meningkatkan penyelesaian pengaduan
masyarakat, Kementerian Kesehatan telah membentuk
tim untuk menangani pengaduan masyarakat
berdasarkan Kepmenkes NO.134/MENKES/SKIIII/2012,
tanggal 21 Maret 2012 tentang Tim Penanganan
10
Kebijakan Pengawasan InspektoraTJenderal Kemenkes 2013
Inspektorat Jenderal sebagai Aparat Pengawas Intern
Pemerintah (APIP) dituntut untuk terus mengawal perjalanan
Reformasi Birokrasi Kementerian Kesehatan , hal terse but
dilakukan melalui peningkatan peran dan fungsi pengawasan
yang mendorong terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan
yang baik (good governance) , memastikan pelayanan publik
dilaksanakan sesuai kebijakan dan rencana yang ditetapkan
serta mendorong agar tujuan pembangunan kesehatan dapat
dicapai secara hemat, efisien , efektif, bebas dari Korupsi,
Kolusi dan Nepotisme (KKN).
7
Kebijakan Pengawasan Inspektora t len deral kem enkes 2013
Kebijakan pengawasan Iljen Kementerian Kesehatan tahun
20 13 ditetapkan untuk memberika n arah dan acuan bagi
Inspektorat Jenderal dalam melakukan keg iatan pengawasan
secara efektif dan efisien melalui :
1)
Dalam rangka meningkatkan OPInI Laporan
Keuangan Kementerian Kesehatan tahun 2013 ,
Inspektorat Jenderal akan melaksanakan kegiatan
reviu atas Laporan Keuangan Kemenkes tahun
2012 semester II dan Laporan Keuangan tahun
2013 semester I.
Reviu laporan keuangan bertujuan memberikan
keyakinan tentang
akurasi , keandalan dan
keabsahan informasi yang disajikan pad a Ilaporan
keuangan sehingga laporan keuangan sesuai
Standar Akuntansi Pemerintah (SAP).
1. Kegiatan Pokok
a. Peningkatan peran Inspektorat Jenderal sebagai
konsultan dan katalisator disamping berperan sebagai
watchdog .
Adapun pengertian peran-peran terse but yakni :
•
•
•
Konsultan, yaitu memberikan arah/petunjuk kepada
suatu masalah agar kebijakan yang ditempuh obyek
pengawasan tidak bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku .
Katalisator, yaitu senantiasa mendorong/memacu
terjadinya perubahan untuk mewujudkan tata kelola
pemerintahan yang baik.
Watchdog,
yaitu mengawasi jalannya roda
organisasi dengan berpegang pada peraturan
perundang-undangan .
Peningkatan kualitas laporan keuangan
2)
Pendampingan
berbasis risiko
penyusunan laporan keuangan
Dilakukan dengan cara mendampingi penyusunan
laporan keuangan dalam setiap satuan kerja sesuai
dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP),
sehingga terselenggara laporan keuangan yang
akuntabel dan evidence.
3)
Pengamanan aset Kementerian Kesehatan
b. Peningkatan intensitas dan kualitas pengawasan
Pengamanan
aset
Kementerian
Kesehatan
dilakukan
dalam
upaya
mendorong
terselenggaranya penatausahaan dan tata kelola
aset sesuai dengan ketentuan yang berlaku serta
mengawal proses hibah BMN pada masing-masing
unit utama di lingkungan Kementerian Kesehatan
kepada Pemerintah Daerah.
1) Peningkatan
pengawasan
terhadap
program
kesehatan prioritas.
2) Penetapan
sasaran/objek
audit
berdasarkan
penilaian risiko.
3) Konsisten pada pedoman pengawasan .
c. Peningkatan Opini Laporan Keuangan Kementerian
Kesehatan menuju Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) ,
melalui :
4)
Reviu penyusunan perencanaan anggaran tahun
2014
Dalam
rangka
meningkatkan
penyusunan
perencanaan anggaran Kementerian Kesehatan
tahun
2014,
Inspektorat
Jenderal
akan
9
8
Keb ijakon Pengawoson Inspektorat Jenderal Kemenkes 2013
Kebijakan Pengawoson Inspektorat Jenderal Kemenkes
2'OI3
Kebijakan pengawasan Iljen Kementerian Kesehatan tahun
20 13 ditetapkan untuk memberika n arah dan acuan bagi
Inspektorat Jenderal dalam melakukan keg iatan pengawasan
secara efektif dan efisien melalui :
1)
Dalam rangka meningkatkan OPInI Laporan
Keuangan Kementerian Kesehatan tahun 2013 ,
Inspektorat Jenderal akan melaksanakan kegiatan
reviu atas Laporan Keuangan Kemenkes tahun
2012 semester II dan Laporan Keuangan tahun
2013 semester I.
Reviu laporan keuangan bertujuan memberikan
keyakinan tentang
akurasi , keandalan dan
keabsahan informasi yang disajikan pad a Ilaporan
keuangan sehingga laporan keuangan sesuai
Standar Akuntansi Pemerintah (SAP).
1. Kegiatan Pokok
a. Peningkatan peran Inspektorat Jenderal sebagai
konsultan dan katalisator disamping berperan sebagai
watchdog .
Adapun pengertian peran-peran terse but yakni :
•
•
•
Konsultan, yaitu memberikan arah/petunjuk kepada
suatu masalah agar kebijakan yang ditempuh obyek
pengawasan tidak bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku .
Katalisator, yaitu senantiasa mendorong/memacu
terjadinya perubahan untuk mewujudkan tata kelola
pemerintahan yang baik.
Watchdog,
yaitu mengawasi jalannya roda
organisasi dengan berpegang pada peraturan
perundang-undangan .
Peningkatan kualitas laporan keuangan
2)
Pendampingan
berbasis risiko
penyusunan laporan keuangan
Dilakukan dengan cara mendampingi penyusunan
laporan keuangan dalam setiap satuan kerja sesuai
dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP),
sehingga terselenggara laporan keuangan yang
akuntabel dan evidence.
3)
Pengamanan aset Kementerian Kesehatan
b. Peningkatan intensitas dan kualitas pengawasan
Pengamanan
aset
Kementerian
Kesehatan
dilakukan
dalam
upaya
mendorong
terselenggaranya penatausahaan dan tata kelola
aset sesuai dengan ketentuan yang berlaku serta
mengawal proses hibah BMN pada masing-masing
unit utama di lingkungan Kementerian Kesehatan
kepada Pemerintah Daerah.
1) Peningkatan
pengawasan
terhadap
program
kesehatan prioritas.
2) Penetapan
sasaran/objek
audit
berdasarkan
penilaian risiko.
3) Konsisten pada pedoman pengawasan .
c. Peningkatan Opini Laporan Keuangan Kementerian
Kesehatan menuju Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) ,
melalui :
4)
Reviu penyusunan perencanaan anggaran tahun
2014
Dalam
rangka
meningkatkan
penyusunan
perencanaan anggaran Kementerian Kesehatan
tahun
2014,
Inspektorat
Jenderal
akan
9
8
Keb ijakon Pengawoson Inspektorat Jenderal Kemenkes 2013
Kebijakan Pengawoson Inspektorat Jenderal Kemenkes
2'OI3
melaksanakan
kegiatan
reviu
penyusunan
perencanaan anggaran tahun 2014 di masingmasing unit utama atau satuan kerja di lingkungan
Kementerian Kesehatan . Oleh sebab itu,
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan akan
melakukan penelahaan terhadap perencanaan
anggaran terlebih dahulu sebelum dilakukan
penelahaan oleh Direktorat Jenderal Anggaran
Kementerian Keuangan .
d. Percepatan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan APF
BAB II
KEBIJAKAN PENGAWASAN T AHUN 2013
A.
T
Tujuan Pengawasan
Tujuan pengawasan Inspektorat Jenderal Kementerian
Kesehatan terhadap pelaksanaan tugas di lingkungan
Kementerian Kesehatan adalah :
'I
1. Memberikan keyakinan yang memadai atas ketaatan ,
kehematan, efisiensi dan efektivitas pencapaian tujuan
penyelenggaraan tugas dan fungsi Kementerian
Kesehatan .
Salah satu tugas Inspektorat Jenderal adalah
memastikan bahwa satuan kerja menindaklanjuti
rekomendasi atau saran hasil aud it internal maupun
eksternal. Oleh karena itu, Inspektorat Jenderal
Kemenkes mempunyai peran yang sangat penting
dalam memantau percepatan tindak lanjut, sehingga
tindak lanjut dapat terlaksana tepat waktu sesuai
ketentuan . Percepatan tindak lanjut dilakukan melalui
pemantauan dan pemutakhiran data , serta dilakukan
bimbingan teknis dalam rangka memberikan masukan
kepada satker untuk penyelesaian tindak lanjut hasil
audit yang dilakukan secara berkala .
2. Memberikan peringatan dini dan meningkatkan efektivitas
serta pengendalian intern dan manajemen risiko dalam
penyelenggaraan tugas dan fungsi Kementerian
Kesehatan .
3. Meningkatkan kualitas tat a kelola penyelenggaraan tugas
dan fungsi Kementerian Kesehatan yang akuntabel.
B.
Arah Kebijakan Pengawasan
e. Kerjasama Pengawasan dengan APIP lain
Kerjasama pengawasan dilakukan dengan aparat
pengawasan lain , baik dari intern maupun ekstern
pemerintah.
f. Penanganan pengaduan masyarakat
Dalam rangka meningkatkan penyelesaian pengaduan
masyarakat, Kementerian Kesehatan telah membentuk
tim untuk menangani pengaduan masyarakat
berdasarkan Kepmenkes NO.134/MENKES/SKIIII/2012,
tanggal 21 Maret 2012 tentang Tim Penanganan
10
Kebijakan Pengawasan InspektoraTJenderal Kemenkes 2013
Inspektorat Jenderal sebagai Aparat Pengawas Intern
Pemerintah (APIP) dituntut untuk terus mengawal perjalanan
Reformasi Birokrasi Kementerian Kesehatan , hal terse but
dilakukan melalui peningkatan peran dan fungsi pengawasan
yang mendorong terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan
yang baik (good governance) , memastikan pelayanan publik
dilaksanakan sesuai kebijakan dan rencana yang ditetapkan
serta mendorong agar tujuan pembangunan kesehatan dapat
dicapai secara hemat, efisien , efektif, bebas dari Korupsi,
Kolusi dan Nepotisme (KKN).
7
Kebijakan Pengawasan Inspektora t len deral kem enkes 2013
18. Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) adalah salah satu opini
yang diberikan oleh BPK sebagai hasil au dit laporan
keuangan terhadap satuan kerja pada tahun tertentu.
19. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
adalah bentuk perwujudan kewajiban seseorang atau unit
organisasi untuk mempertanggungjawabkan pengelo'laan
dan pengendalian sumber daya pelaksanaan kebijakan
yang dipercayakan dalam rangka mencapai tujuan.
Pengaduan
Masyarakat
Terpadu .
Dalam
pelaksanaann ya dilakukan berda sarkan Permenkes No .
49 Tahun 201 2, tanggal 4 Desember 2012 tenta ng
Pedoman Penanganan Pengaduan Masyarakat Terpadu
di Lingkungan Kemenkes .
g. Penguatan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik
1)
20. Zona Integritas adalah sebutan atau predikat yang
diberikan
kepada
suatu
K1L/Prov/Kab/Kota
yang
pimpinannya dan jajarannya mempunyai niat (komitmen)
untuk mewujudkan birokrasi yang bersih dan melayani.
21 . Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) adalah sebutan atau
predikat yang diberikan kepada suatu unit kerja pada ZI
yang memenuhi syarat indikator mutlak dan memperoleh
hasil penilaian indikator operasional di antara 80 dan 90.
2)
3)
4)
5)
6)
Mendorong pelaksanaan Peraturan Presiden Nomor
55 Tahun 2012 tentang Strategi Nasional
Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Jangka
Panjang Tahun 2012-2025 dan Jangka Menengah
Tahun 2012-2014 .
Penerapan PP Nomor 60 tahun 2008 tentang
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPI P) di
lingkungan Kementerian Kesehatan.
Mengoptimalkan
peran
Unit
Pengendalian
Gratifikasi (UPG ).
Mendorong peningkatan pelaporan LHKPN .
Mendorong terbentuknya WBK dan WBBM di
lingkungan Kementerian Kesehatan .
Mendorong implementasi pelaksanaan Reformas i
Birokrasi di Kementerian Kesehatan melalui :
a) Monitoring dan evaluasi Reformasi Birokrasi di
lingkungan Kementerian Kesehatan.
b) Pembentukan agent of change dan assessor di
seluruh
unit
utama
untuk
mendukung
pelaksanaan Reformasi Birokrasi .
2. Kegiatan Penunjang
a. Peningkatan SDM
Peningkatan kualitas SDM pengawasan dilakukan
melalui Diklat Substansi Aud it, seminar, Workshop
Pengawasan dan Diklat Jabatan Fungsional Auditor
(JFA), baik yang dilakukan di dalam negeri maupun
luar negeri .
6
Kebijakan Pengawas an Inspektorat Jenderol Kemenkes 2013
11
Kebijokan Pengawosan In spektorot JencIerO! Kemenkes 2013
b.
Pengembangan SIM Pengawasan (SIM
Keuangan , Renwas, Tata Persuratan , EDMS).
yang mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan suatu
kegiatan dalam mencapai tujuan .
TLHP,
11 . Pemantauan adalah proses penilaian kemajuan suatu
program atau kegiatan dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
c. Sosialisasi Bidang Pengawasan
Media elektronik dan cetak (website , inforwas, leaflet,
banner dlJ ).
d. Penguatan Satuan Pemeriksa Internal (SPI ) pada
satker Badan Layanan Umum
teknik
(bimtek), Koordinasi
Melalui
bimbingan
Pengawasan pad a satker BLU diharapkan dapat
meningkatkan
kapasitas
SDM
SPI
sebagai
perpanjangan tangan Itjen pad a satker BLU .
•
c'l
13. Satuan Kerja adalah unit organisasi yang melaksanakan
administrasi tertentu dan tidak memenuhi unsur yang
menangani urusan kepegawaian , keuangan , perlengkapan ,
dan administrasi umum .
e. Peningkatan SDM Penunjang
Kegiatan peningkatan SDM dilaksanakan melalui
Pendidikan dan Pelatihan Perencanaan , Kepegawaian ,
Pelayanan Prima , Keuangan , ArsiplTata Usaha , dll.
C.
12. Satuan Organisasi adalah unit organisasi dimana
diselenggarakan kegiatan-kegiatan administrasi yang di
dalamnya terdapat pejabat-pejabat yang mengurusi
administrasi kepegawaian , keuangan, perlengkapan , dan
administrasi umum .
14. Unit Pelaksana Teknis yang selanjutnya disingkat UPT
adalah satuan organisasi yang bersifat mandiri yang
melaksanakan tugas teknis operasional , tugas teknis
penunjang , dan tugas teknis yang berhubungan dengan
pelayanan masyarakat.
Sasaran Pengawasan
1. Sekretariat Jenderal
15. Dana Dekonsentrasi adalah dana yang berasal dari APBN
yang dilaksanakan oleh gubernur sebagai wakil Pemerintah
yang mencakup semua penerimaan dan pengeluaran
dalam rangka pelaksanaan dekonsentrasi , tidak termasuk
dana yang dilaksanakan untuk instansi vertikal pusat dan di
daerah .
Pengawasan di lingkungan Sekretariat Jenderal meliputi
reviu laporan keuangan , evaluasi akuntabilitas kinerja dan
audit kinerja terhadap satuan kerja di lingkungan
Sekretariat Jenderal (Kantor Pusat dan Satuan Kerja
penerima dana Dekonsentrasi ).
•
2. Inspektorat Jenderal
Pengawasan di lingkungan Inspektorat Jenderal meJiputi
audit kinerja terhadap Sekretariat Itjen, Inspektorat I,
Inspektorat II , Inspektorat III , Inspekto rat IV, dan
Inspektorat Investigasi.
12
Kebijakan Pengawasan Inspektora t l enderal Kemen kes 2013
セ@ i@
16. Dana Tugas Pembantuan adalah dana yang berasal dari
APBN yang dilaksanakan oleh daerah dan desa yang
mencakup semua penerimaan dalam rangka tugas
pembantuan .
17. Reformasi Birokrasi adalah proses menata ulang ,
mengubah , memperbaiki, dan menyempurnakan birokrasi
agar menjadi lebih baik (profesional , bersih , efisien , efektif,
dan produktif).
5
Kebijakan PengawGsan Inspektorat l endera ! Kemenkes 2013
3. Apa rat Pengawas Intern Pem erintah (API P) adalah instansi
pem erintah yang mem punyai tugas pokok dan fungsi
melakukan pengawasan intern.
4. Auditor adalah pejabat fungsional PNS di lingkungan
Instansi Pemerintah sesuai dengan peraturan perundangundangan.
5. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) adalah
proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang
dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh
pegawai untuk memberikan keyak inan memadai atas
tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif
dan efisien , keandalan pelaporan keuangan , pengamanan
aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundangundangan.
6. Audit Kinerja merupakan audit atas pengelolaan keuangan
negara dan pelaksanaan tugas dan fungsi Instansi
Pemerintah yang terdiri atas aspek ekonomis , efisien , dan
efektif.
7. Audit dengan tujuan tertentu mencakup audit yang tidak
termasuk dalam audit kinerja , antara lain audit investigatif,
audit atas penyelenggaraan SPIP, dan audit atas halhal
lain di bidang keuangan.
8. Klarifikasi adalah proses penjernihan atau kegiatan yang
berupa permintaan penjelasan mengenai permasalahan
yang diadukan pada proporsi yang sebenarnya serta dapat
dijadikan sebagai bahan audit.
9. Reviu adalah penelaahan ulang bukti bukti suatu kegiatan
untuk memastikan bahwa kegiatan terse but telah
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan , standar, rencana
atau norma yang telah ditetapkan.
3. Direktorat Jenderal Bi na Upaya Keseh atan
Pengawasan di lingkungan Direktorat Jenderal Bina Upaya
Kesehatan meliputi reviu laporan keuangan , evaluasi
akuntabilitas kinerja dan audit kinerja terhadap satuan kerja
di lingkungan Direktorat Jenderal Bina LJpaya Kesehatan
(Kantor Pusat, Kantor Daerah, Satuan Kerja penerima
dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan) .
4. Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kese hatan Ibu dan Anak
Pengawasan di lingkungan Direktorat Jenderal Bina G izi
dan Kesehatan Ibu dan Anak meliputi reviu laporan
keuangan , evaluasi akuntabilitas kinerja dan audit kinerja
terhadap satuan kerja di lingkungan Direktorat Jenderal
Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak (Kantor Pusat,
Kantor Daerah , Satuan Kerja penerima dana
Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan ).
5. Direktorat Jenderal Binfar & Alkes
Pengawasan di lingkungan Direktorat Jenderal Binfar &
Alkes meliputi .reviu laporan keuangan , evaluasi
akuntabilitas kinerja dan audit kinerja terhadap satuan kerja
di lingkungan Direktorat Jenderal Binfar & Alkes (Kantor
Pusat dan Satuan Kerja penerima dana Dekonsentrasi ).
6. Badan PPSDM Kesehatan
Pengawasan di lingkungan Badan PPSDM Kesehatan
meliputi reviu laporan keuangan , evaluasi akuntabil itas
kinerja dan audit kinerja terhadap satuan kerja di
lingkungan Badan PPSDM Kesehatan (Kantor Pusat,
Kantor Daerah , dan Satuan Kerja penerima dana
Dekonsentrasi) .
7. Badan Litbangkes
10. Evaluasi adalah rangkaian kegiatan membandingkan hasil
atau prestasi suatu kegiatan dengan standar, rencana atau
norma yang telah ditetapkan dan menentukan faktorfaktor
4
Kebijakan Pengawasan Inspektorat len dera l Kem enkes 2013
Pengawasan di lingkungan Badan Litbangkes meliputi reviu
laporan keuangan , evaluasi akuntabilitas kinerja dan audit
13
Ke bijakan Pengawasan Inspektorat lenderal Kemenkes 2013
kinerja terhadap satuan kerja di lingkungan
Litbangkes (Kantor Pusat dan Kantor Daerah).
c.
Badan
Kebijakan pengawasan dimaksudkan memberikan arah
pelaksanaan tugas dan fungsi Inspektorat Jenderal dalam
pengawasan kegiatan prioritas Kementerian Kesehatan .
8. Direktorat Jenderal PP & PL
Pengawasan di lingkungan Direktorat Jenderal PP & PL
meliputi reviu 'Iaporan keuangan, evaluasi akuntabilitas
kinerja dan audit 'kinerja terhadap satuan kerja di
lingkungan Direktorat Jenderal PP & PL (Kantor Pusat,
Kantor
Daerah ,
Satuan
Kerja
penerima
dana
Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan).
•
•
Tujuan Kebijakan Pengawasan Tahun 2013 adalah :
1. Menetapkan kebijakan , program dan kegiatan pengawasan
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan tahun 2013.
2. Pelaksanaan pengawasan
berkesinambungan.
D. Kegiatan Pengawasan 2013
dan
14
Kebijakan Pengawasa n Inspektorat lendera l Kemenkes 2013
efektif, efisien,
dan
4. Optimalisasi peran Inspe'ktorat Jenderal Kementerian
Kesehatan dalam pelaksanaan Peraturan Presiden Nomor
55 Tahun 2012 tentang Strategi Nasional Pencegahan dan
Pemberantasan Korupsi Jangka Panjang Tahun 2012-2025
dan Jangka Menengah Tahun 2012-2014 .
Pendampingan
a. Audit
Audit dilaksanakan bertujuan untuk memberikan keyakinan
yang memadai bahwa pelaksanaan program/kegiatan di
seluruh satker telah memenuhi aspek efektifitas , efisiensi,
ekonomis dan mematuhi ketentuan perundangan yang
berlaku. Kegiatan audit meliputi :
1) Audit Reguler yaitu audit terhadap Unit Utama, Satker
Vertikal, Satker Penerima Dana Dekonsentrasi dan
Tugas Pembantuan , Pelayanan Kesehatan Haji
2) Klarifikasi, Audit dengan Tujuan Tertentu/Audit
Investigasi yang dilaksanakan atas instruksi pimpinan,
pengaduan masyarakat, Laporan Hasil Pemeriksaan
Reguler yang perlu pemeriksaan lebih lanjut.
3) Joint Audit dengan APIP lain meliputi audit terhadap
pelaksanaan program Jamkesmas, Jampersal dan
BOK.
yang
3. Dasar penyusunan Program Kerja Pengawasan Tahunan
(PKPT) tahun 2013 .
Berdasarkan kebijakan pengawasan Inspektorat Jenderal
Kementerian Kesehatan RI tahun 2013, selanjutnya disusun
kegiatan -kegiatan sebagai berikut:
1. Peningkatan
Pengawasan
Penyusunan Laporan Keuangan
Maksud dan Tujuan
D. Pengertian·pengertian
1.
,I
Pengawasan Fungsional atau Wasnal adalah pengawasan
yang dilakukan oleh Aparat Pengawasan Fungsional , baik
intern maupun ekstern pemerintah, terhadap pelaksanaan
tugas umum pemerintah dan pelayanan masyarakat, agar
sesuai dengan rencana dan peraturan perundangundangan.
2. Pengawasan Masyarakat atau Wasmas
adalah
pengawasan yang dilakukan oleh masyarakat terhadap
penyelenggaraan pemerintah, disampaikan secara lisan
atau tulisan kepada aparatur pemerintah yang
berkepentingan , berupa sumbangan pikiran, saran,
gagasan atau pengaduan yang bersifat membangun, baik
secara langsung maupun melalui media massa.
3
Kebij akan Pengawasan Inspektarat lenderal Kemenkes 2013
Assurance (katalisator). Sejalan deng an Peraturan Pemerintah
RI Nomor 60 Tahun 2008 yang diwujudkan dalam bentuk
kegiatan Audit; Reviu Lapora n Keuangan ; Evaluasi;
Pemantauan dan Kegiatan Pengawasan lainnya terhadap
pelaksanaan tugas dan fungsi satuan kerja serta berperan
sebagai Konsultan (memberikan solusi) dan Quality Assurance
(memberikan pendapat/jaminan).
Oengan mempertimbangkan hasil Anal isis SWOT (kel emahan ,
kekuatan , tantangan , dan peluang) pada Inspektorat Jenderal
disusunlah Kebijakan Pengawasan Tahun 2013 yang
merupakan penjabaran Ren cana Aksi Program (RAP)
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan Tahun 20102014, yang mengacu pada Renstra 2010
2014, sesuai
dengan tupoksi Itjen.
B. Ruang Lingkup
Kebijakan Pengawasan merupakan acuan pelaksanaan
program pengawasan Inspektorat Jenderal Kemenkes yang
efektif memberi kontribusi dalam mewujudkan tata kelola
pemerintahan yang baik (Good Governance) , terciptanya
aparatur yang akuntabel , bersih , bebas dari Korupsi , Kolusi dan
Nepotisme (KKN) di Kementerian Kesehatan .
Pengawasan dilakukan terhadap unit utama beserta UPT,
pengelola dana Oekonsentrasi (OK) dan Tugas Pembantuan
(TP) , serta Bantuan Sosial (Bansos) untuk memastikan
programprogram prioritas Kementerian Kesehatan berjalan
efektif, efisien dan ekonomis sesuai dengan peraturan
perundangundangan yang berlaku .
2
Kebijokon Pengowoson Inspektorat le nderal Kemenkes 2013
b. Pema ntauan dan Evaluasi
Pem antaua n dan evaluasi dimaksudkan untuk mendorong
satuan kerja agar lebih meningkatkan kinerjanya sehingga
dapat mencapai target yang telah ditetapkan . Pemantauan
dan evaluasi yang dilaksanakan Inspektorat Jenderal yaitu :
1) Pemantauan/evaluas i SPIP di Lingkungan Kementerian
Kesehatan
2) Pemantauan/evaluas i Tindak Lanjut atas laporan hasil
audit APF
3) Evaluasi Akuntabilitas Kinerja
c. Reviu Laporan Keuangan
Salah satu tugas Inspektorat Jenderal dalam
mendorong Kementerian Kesehatan menyusun laporan
keuangan sesua i Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)
yaitu dengan melakukan reviu terhadap laporan
keuangan berdasarkan PP NO .8 Tahun 2006 tentang
Pelaporan Keuangan dan Kinerja I nstansi Pemerintah .
Inspektorat Jenderal berkewajiban untuk melakukan reviu
terhadap laporan keuangan Kementerian Kesehatan yang
akan disampaikan kepada Menteri Keuangan untuk
dikonsolidasikan sebagai bagian pertanggungjawaban
ke uangan pemerintah.
Reviu bertujuan untuk mem berikan keyakinan akurasi ,
keanda lan dan keabsahan informasi yang disajikan dalam
laporan keuangan . Sasaran reviu adalah untuk
memperoleh keyakinan bahwa laporan keuangan
Kementerian Kesehatan telah disusun dan disajikan sesuai
dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP).
Oalam rangka meminimalkan tingkat kesalahan dan
penyimpangan dalam laporan 'keuangan maka Inspektorat
Jenderal melakukan pendampingan awal proses
pengelolaan dan penyusunan laporan keuangan dan
lS
Keb ijokon Pengo wason Inspektorat l enderal Kemenkes 2013
Lampiran Keputusan Inspektur Jenderal Kemenkes
Nomor : HK.02.03/1 .1/7532/2012
Bimbingan Teknis Penyusunan Laporan Keuangan
Berbasis Resiko serta penataan pengelolaan aset.
d. Reviu penyusunan perencanaan anggaran tahun 2014
KEBIJAKAN PENGAWASAN INSPEKTORAT JENDERAL
KEMENTERIAN KESEHATAN
TAHUN 2013
Inspektorat Jenderal akan melaksanakan kegiatan reviu
penyusunan perencanaan anggaran tahun 2014 di masingmasing unit utama atau satuan kerja di lingkungan
Kementerian Kesehatan sebagai salah satu langkah untuk
meningkatkan
penyusunan
perencanaan
anggaran
Kementerian Kesehatan tahun 2014 .
BABI
PENDAHULUAN
e. Gelar Pengawasan
Gelar
Pengawasan
dilaksanakan
dalam
rangka
meningkatkan kualitas laporan hasil audit, baik audit
reguler maupun audit dengan tujuan tertentu/audit
investigasi .
A. Latar Belakang
Reformasi Birokrasi menjadi bagian penting dalam mewujudkan
tata kelola pemerintahan yang baik . Titik berat dari tata kelola
pemerintahan yang baik adalah pada upaya peningkatan
kualitas pelayanan publik dan pemberantasan korupsi secara
terarah, sistematis dan terpadu . Reformasi Birokrasi akan sulit
terwujud bila tata kelola pemerintahan masih terdapat peluang
terhadap praktik-praktik Kolusi , Korupsi dan Nepotisme (KKN).
2. Peningkatan Peran APIP Sebagai Quality Assurance
(Penjamin
Mutu) dalam
Mendukung
Reformasi
Birokrasi
a. Penyusunan Pedoman Inspektorat Jenderal sebagai
quality assurance dan consulting.
b. Peningkatan Pendampingan Pelaksanaan SPIP
c. Penguatan peran Tim Konsultasi Pengadaan Barang
dan Jasa
d. Pembinaan, Koordinasi dan Konsultasi Pengawasan
dengan ruang lingkup:
1) Koordinasi Penanganan Pengaduan Masyarakat
2) Pembinaan teknis penyelesaian Tindak Lanjut
Laporan Hasil Audit
3) Pembinaan Satuan Pemeriksa Internal (SPI ) Satker
BLU
e. Pengawasan program prioritas Kementerian Kesehatan
yaitu : Jamkesmas, Jampersal dan BOK .
16
Kebijakan Pengawasan Inspektorat lendercil Kemenkes 2013
'\
•I
Dalam rangka mendukung terlaksananya Reformasi Birokrasi
di Kementerian Kesehatan , Inspektorat Jenderal (ltjen) dapat
berkontribusi nyata dalam mengawal dan memastikan jalannya
proses Reformasi Birokrasi. Hal tersebut diwujudkan dalam
peningkatan peran Inspektorat Jenderal dalam memberikan
keyakinan atas pencapaian tujuan Kementerian Kesehatan ,
sekaligus sebagai sistem peringatan dini (early warning
system) terhadap potensi penyimpangan/kecurangan yang
terjadi karena kelemahan sistem maupun akibat tindak
pelanggaran individu.
Inspektorat Jenderal telah melakukan perubahan paradigma
dari Institusi yang semula hanya berperan sebagai Watchdog,
saat ini bertambah perannya menjadi konsultan dan Quality
1
Kebija kan Pengawasan Inspektorat lenderal Kemenkes 2013
Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi
secara Online
g. Penguatan Pengawasan Akunta bilitas Aparatur
h. Penyusunan Profil Pengawasan Itjen Kemkes RI
i. Penerapan Zona Integritas dan WBKIWBBM
f.
3. Peningkatan Kualitas dan Kuantitas SDM Pengawasan
Dalam upaya peningkatan kuantitas dan kualitas serta
profesionalisme SDM pengawasan Itjen dilakukan melalui :
a. Rekruitmen SDM Pengawasan
b. Peningkatan Kapasitas SDM Pengawasan (Capacity
Building)
c. Pendidikan dan Pelatihan Eksternal
d. Peningkatan
Kompetensi
SDM
Perencanaan ,
Keuangan , Kepegawaian , dan Ketatausahaan
e. Pembinaan Administrasi Kepegawaian
f. Retensi , Klasifikasi , Registrasi , dan Penerapan Sistem
Kearsipan
g. Pen gembangan Sistem Informasi Manajemen
4. Perencanaan Program Pengawasan Lintas Program
Dan Lintas Sektor
a.
b.
c.
d.
Penyusunan Program dan Rencana Kerja Pengawasan
Rapat Kerja Pengawasan
Rapat Koordinasi Pengawasan
Kerjasama lintas program dan lintas sektor bidang
pe ngawasan
e. Pengumpulan Bahan Awal Pengawasan
f. Pen yusunan , Pengolahan dan Analisa Data sebagai
upa ya pelaksanaan tertib administrasi yang dilakukan
secara berkala (bulanan , triwulanan dan tahunan )
17
Kebijokon Pengo wason InsjJektorat Jenderol Kemenkes 2013
5. Percepatan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan
Untuk meningkatkan Tlndak Lanjut Hasil Pengawasan
Aparat Pengawasan Fungsional (APF) yang belum di
tindaklanjuti maka dilakukan langkah-Iangkah percepatan
エゥョ、。ォャセオウ・「ァイ@
Z@
a.
b.
c.
d.
LAMPIRAN
Evaluasi Hasil-Hasil Pemeriksaan dan Tindak Lanjut
Pemuktahiran Hasill Pengawasan dengan APF
Meningkatkan Upaya
Nomor : HK.02.03/1 .1/7532/2012
Bimbingan Teknis Penyusunan Laporan Keuangan
Berbasis Resiko serta penataan pengelolaan aset.
d. Reviu penyusunan perencanaan anggaran tahun 2014
KEBIJAKAN PENGAWASAN INSPEKTORAT JENDERAL
KEMENTERIAN KESEHATAN
TAHUN 2013
Inspektorat Jenderal akan melaksanakan kegiatan reviu
penyusunan perencanaan anggaran tahun 2014 di masingmasing unit utama atau satuan kerja di lingkungan
Kementerian Kesehatan sebagai salah satu langkah untuk
meningkatkan
penyusunan
perencanaan
anggaran
Kementerian Kesehatan tahun 2014 .
BABI
PENDAHULUAN
e. Gelar Pengawasan
Gelar
Pengawasan
dilaksanakan
dalam
rangka
meningkatkan kualitas laporan hasil audit, baik audit
reguler maupun audit dengan tujuan tertentu/audit
investigasi .
A. Latar Belakang
Reformasi Birokrasi menjadi bagian penting dalam mewujudkan
tata kelola pemerintahan yang baik . Titik berat dari tata kelola
pemerintahan yang baik adalah pada upaya peningkatan
kualitas pelayanan publik dan pemberantasan korupsi secara
terarah, sistematis dan terpadu . Reformasi Birokrasi akan sulit
terwujud bila tata kelola pemerintahan masih terdapat peluang
terhadap praktik-praktik Kolusi , Korupsi dan Nepotisme (KKN).
2. Peningkatan Peran APIP Sebagai Quality Assurance
(Penjamin
Mutu) dalam
Mendukung
Reformasi
Birokrasi
a. Penyusunan Pedoman Inspektorat Jenderal sebagai
quality assurance dan consulting.
b. Peningkatan Pendampingan Pelaksanaan SPIP
c. Penguatan peran Tim Konsultasi Pengadaan Barang
dan Jasa
d. Pembinaan, Koordinasi dan Konsultasi Pengawasan
dengan ruang lingkup:
1) Koordinasi Penanganan Pengaduan Masyarakat
2) Pembinaan teknis penyelesaian Tindak Lanjut
Laporan Hasil Audit
3) Pembinaan Satuan Pemeriksa Internal (SPI ) Satker
BLU
e. Pengawasan program prioritas Kementerian Kesehatan
yaitu : Jamkesmas, Jampersal dan BOK .
16
Kebijakan Pengawasan Inspektorat lendercil Kemenkes 2013
'\
•I
Dalam rangka mendukung terlaksananya Reformasi Birokrasi
di Kementerian Kesehatan , Inspektorat Jenderal (ltjen) dapat
berkontribusi nyata dalam mengawal dan memastikan jalannya
proses Reformasi Birokrasi. Hal tersebut diwujudkan dalam
peningkatan peran Inspektorat Jenderal dalam memberikan
keyakinan atas pencapaian tujuan Kementerian Kesehatan ,
sekaligus sebagai sistem peringatan dini (early warning
system) terhadap potensi penyimpangan/kecurangan yang
terjadi karena kelemahan sistem maupun akibat tindak
pelanggaran individu.
Inspektorat Jenderal telah melakukan perubahan paradigma
dari Institusi yang semula hanya berperan sebagai Watchdog,
saat ini bertambah perannya menjadi konsultan dan Quality
1
Kebija kan Pengawasan Inspektorat lenderal Kemenkes 2013
Assurance (katalisator). Sejalan deng an Peraturan Pemerintah
RI Nomor 60 Tahun 2008 yang diwujudkan dalam bentuk
kegiatan Audit; Reviu Lapora n Keuangan ; Evaluasi;
Pemantauan dan Kegiatan Pengawasan lainnya terhadap
pelaksanaan tugas dan fungsi satuan kerja serta berperan
sebagai Konsultan (memberikan solusi) dan Quality Assurance
(memberikan pendapat/jaminan).
Oengan mempertimbangkan hasil Anal isis SWOT (kel emahan ,
kekuatan , tantangan , dan peluang) pada Inspektorat Jenderal
disusunlah Kebijakan Pengawasan Tahun 2013 yang
merupakan penjabaran Ren cana Aksi Program (RAP)
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan Tahun 20102014, yang mengacu pada Renstra 2010
2014, sesuai
dengan tupoksi Itjen.
B. Ruang Lingkup
Kebijakan Pengawasan merupakan acuan pelaksanaan
program pengawasan Inspektorat Jenderal Kemenkes yang
efektif memberi kontribusi dalam mewujudkan tata kelola
pemerintahan yang baik (Good Governance) , terciptanya
aparatur yang akuntabel , bersih , bebas dari Korupsi , Kolusi dan
Nepotisme (KKN) di Kementerian Kesehatan .
Pengawasan dilakukan terhadap unit utama beserta UPT,
pengelola dana Oekonsentrasi (OK) dan Tugas Pembantuan
(TP) , serta Bantuan Sosial (Bansos) untuk memastikan
programprogram prioritas Kementerian Kesehatan berjalan
efektif, efisien dan ekonomis sesuai dengan peraturan
perundangundangan yang berlaku .
2
Kebijokon Pengowoson Inspektorat le nderal Kemenkes 2013
b. Pema ntauan dan Evaluasi
Pem antaua n dan evaluasi dimaksudkan untuk mendorong
satuan kerja agar lebih meningkatkan kinerjanya sehingga
dapat mencapai target yang telah ditetapkan . Pemantauan
dan evaluasi yang dilaksanakan Inspektorat Jenderal yaitu :
1) Pemantauan/evaluas i SPIP di Lingkungan Kementerian
Kesehatan
2) Pemantauan/evaluas i Tindak Lanjut atas laporan hasil
audit APF
3) Evaluasi Akuntabilitas Kinerja
c. Reviu Laporan Keuangan
Salah satu tugas Inspektorat Jenderal dalam
mendorong Kementerian Kesehatan menyusun laporan
keuangan sesua i Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)
yaitu dengan melakukan reviu terhadap laporan
keuangan berdasarkan PP NO .8 Tahun 2006 tentang
Pelaporan Keuangan dan Kinerja I nstansi Pemerintah .
Inspektorat Jenderal berkewajiban untuk melakukan reviu
terhadap laporan keuangan Kementerian Kesehatan yang
akan disampaikan kepada Menteri Keuangan untuk
dikonsolidasikan sebagai bagian pertanggungjawaban
ke uangan pemerintah.
Reviu bertujuan untuk mem berikan keyakinan akurasi ,
keanda lan dan keabsahan informasi yang disajikan dalam
laporan keuangan . Sasaran reviu adalah untuk
memperoleh keyakinan bahwa laporan keuangan
Kementerian Kesehatan telah disusun dan disajikan sesuai
dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP).
Oalam rangka meminimalkan tingkat kesalahan dan
penyimpangan dalam laporan 'keuangan maka Inspektorat
Jenderal melakukan pendampingan awal proses
pengelolaan dan penyusunan laporan keuangan dan
lS
Keb ijokon Pengo wason Inspektorat l enderal Kemenkes 2013
kinerja terhadap satuan kerja di lingkungan
Litbangkes (Kantor Pusat dan Kantor Daerah).
c.
Badan
Kebijakan pengawasan dimaksudkan memberikan arah
pelaksanaan tugas dan fungsi Inspektorat Jenderal dalam
pengawasan kegiatan prioritas Kementerian Kesehatan .
8. Direktorat Jenderal PP & PL
Pengawasan di lingkungan Direktorat Jenderal PP & PL
meliputi reviu 'Iaporan keuangan, evaluasi akuntabilitas
kinerja dan audit 'kinerja terhadap satuan kerja di
lingkungan Direktorat Jenderal PP & PL (Kantor Pusat,
Kantor
Daerah ,
Satuan
Kerja
penerima
dana
Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan).
•
•
Tujuan Kebijakan Pengawasan Tahun 2013 adalah :
1. Menetapkan kebijakan , program dan kegiatan pengawasan
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan tahun 2013.
2. Pelaksanaan pengawasan
berkesinambungan.
D. Kegiatan Pengawasan 2013
dan
14
Kebijakan Pengawasa n Inspektorat lendera l Kemenkes 2013
efektif, efisien,
dan
4. Optimalisasi peran Inspe'ktorat Jenderal Kementerian
Kesehatan dalam pelaksanaan Peraturan Presiden Nomor
55 Tahun 2012 tentang Strategi Nasional Pencegahan dan
Pemberantasan Korupsi Jangka Panjang Tahun 2012-2025
dan Jangka Menengah Tahun 2012-2014 .
Pendampingan
a. Audit
Audit dilaksanakan bertujuan untuk memberikan keyakinan
yang memadai bahwa pelaksanaan program/kegiatan di
seluruh satker telah memenuhi aspek efektifitas , efisiensi,
ekonomis dan mematuhi ketentuan perundangan yang
berlaku. Kegiatan audit meliputi :
1) Audit Reguler yaitu audit terhadap Unit Utama, Satker
Vertikal, Satker Penerima Dana Dekonsentrasi dan
Tugas Pembantuan , Pelayanan Kesehatan Haji
2) Klarifikasi, Audit dengan Tujuan Tertentu/Audit
Investigasi yang dilaksanakan atas instruksi pimpinan,
pengaduan masyarakat, Laporan Hasil Pemeriksaan
Reguler yang perlu pemeriksaan lebih lanjut.
3) Joint Audit dengan APIP lain meliputi audit terhadap
pelaksanaan program Jamkesmas, Jampersal dan
BOK.
yang
3. Dasar penyusunan Program Kerja Pengawasan Tahunan
(PKPT) tahun 2013 .
Berdasarkan kebijakan pengawasan Inspektorat Jenderal
Kementerian Kesehatan RI tahun 2013, selanjutnya disusun
kegiatan -kegiatan sebagai berikut:
1. Peningkatan
Pengawasan
Penyusunan Laporan Keuangan
Maksud dan Tujuan
D. Pengertian·pengertian
1.
,I
Pengawasan Fungsional atau Wasnal adalah pengawasan
yang dilakukan oleh Aparat Pengawasan Fungsional , baik
intern maupun ekstern pemerintah, terhadap pelaksanaan
tugas umum pemerintah dan pelayanan masyarakat, agar
sesuai dengan rencana dan peraturan perundangundangan.
2. Pengawasan Masyarakat atau Wasmas
adalah
pengawasan yang dilakukan oleh masyarakat terhadap
penyelenggaraan pemerintah, disampaikan secara lisan
atau tulisan kepada aparatur pemerintah yang
berkepentingan , berupa sumbangan pikiran, saran,
gagasan atau pengaduan yang bersifat membangun, baik
secara langsung maupun melalui media massa.
3
Kebij akan Pengawasan Inspektarat lenderal Kemenkes 2013
3. Apa rat Pengawas Intern Pem erintah (API P) adalah instansi
pem erintah yang mem punyai tugas pokok dan fungsi
melakukan pengawasan intern.
4. Auditor adalah pejabat fungsional PNS di lingkungan
Instansi Pemerintah sesuai dengan peraturan perundangundangan.
5. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) adalah
proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang
dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh
pegawai untuk memberikan keyak inan memadai atas
tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif
dan efisien , keandalan pelaporan keuangan , pengamanan
aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundangundangan.
6. Audit Kinerja merupakan audit atas pengelolaan keuangan
negara dan pelaksanaan tugas dan fungsi Instansi
Pemerintah yang terdiri atas aspek ekonomis , efisien , dan
efektif.
7. Audit dengan tujuan tertentu mencakup audit yang tidak
termasuk dalam audit kinerja , antara lain audit investigatif,
audit atas penyelenggaraan SPIP, dan audit atas halhal
lain di bidang keuangan.
8. Klarifikasi adalah proses penjernihan atau kegiatan yang
berupa permintaan penjelasan mengenai permasalahan
yang diadukan pada proporsi yang sebenarnya serta dapat
dijadikan sebagai bahan audit.
9. Reviu adalah penelaahan ulang bukti bukti suatu kegiatan
untuk memastikan bahwa kegiatan terse but telah
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan , standar, rencana
atau norma yang telah ditetapkan.
3. Direktorat Jenderal Bi na Upaya Keseh atan
Pengawasan di lingkungan Direktorat Jenderal Bina Upaya
Kesehatan meliputi reviu laporan keuangan , evaluasi
akuntabilitas kinerja dan audit kinerja terhadap satuan kerja
di lingkungan Direktorat Jenderal Bina LJpaya Kesehatan
(Kantor Pusat, Kantor Daerah, Satuan Kerja penerima
dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan) .
4. Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kese hatan Ibu dan Anak
Pengawasan di lingkungan Direktorat Jenderal Bina G izi
dan Kesehatan Ibu dan Anak meliputi reviu laporan
keuangan , evaluasi akuntabilitas kinerja dan audit kinerja
terhadap satuan kerja di lingkungan Direktorat Jenderal
Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak (Kantor Pusat,
Kantor Daerah , Satuan Kerja penerima dana
Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan ).
5. Direktorat Jenderal Binfar & Alkes
Pengawasan di lingkungan Direktorat Jenderal Binfar &
Alkes meliputi .reviu laporan keuangan , evaluasi
akuntabilitas kinerja dan audit kinerja terhadap satuan kerja
di lingkungan Direktorat Jenderal Binfar & Alkes (Kantor
Pusat dan Satuan Kerja penerima dana Dekonsentrasi ).
6. Badan PPSDM Kesehatan
Pengawasan di lingkungan Badan PPSDM Kesehatan
meliputi reviu laporan keuangan , evaluasi akuntabil itas
kinerja dan audit kinerja terhadap satuan kerja di
lingkungan Badan PPSDM Kesehatan (Kantor Pusat,
Kantor Daerah , dan Satuan Kerja penerima dana
Dekonsentrasi) .
7. Badan Litbangkes
10. Evaluasi adalah rangkaian kegiatan membandingkan hasil
atau prestasi suatu kegiatan dengan standar, rencana atau
norma yang telah ditetapkan dan menentukan faktorfaktor
4
Kebijakan Pengawasan Inspektorat len dera l Kem enkes 2013
Pengawasan di lingkungan Badan Litbangkes meliputi reviu
laporan keuangan , evaluasi akuntabilitas kinerja dan audit
13
Ke bijakan Pengawasan Inspektorat lenderal Kemenkes 2013
b.
Pengembangan SIM Pengawasan (SIM
Keuangan , Renwas, Tata Persuratan , EDMS).
yang mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan suatu
kegiatan dalam mencapai tujuan .
TLHP,
11 . Pemantauan adalah proses penilaian kemajuan suatu
program atau kegiatan dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
c. Sosialisasi Bidang Pengawasan
Media elektronik dan cetak (website , inforwas, leaflet,
banner dlJ ).
d. Penguatan Satuan Pemeriksa Internal (SPI ) pada
satker Badan Layanan Umum
teknik
(bimtek), Koordinasi
Melalui
bimbingan
Pengawasan pad a satker BLU diharapkan dapat
meningkatkan
kapasitas
SDM
SPI
sebagai
perpanjangan tangan Itjen pad a satker BLU .
•
c'l
13. Satuan Kerja adalah unit organisasi yang melaksanakan
administrasi tertentu dan tidak memenuhi unsur yang
menangani urusan kepegawaian , keuangan , perlengkapan ,
dan administrasi umum .
e. Peningkatan SDM Penunjang
Kegiatan peningkatan SDM dilaksanakan melalui
Pendidikan dan Pelatihan Perencanaan , Kepegawaian ,
Pelayanan Prima , Keuangan , ArsiplTata Usaha , dll.
C.
12. Satuan Organisasi adalah unit organisasi dimana
diselenggarakan kegiatan-kegiatan administrasi yang di
dalamnya terdapat pejabat-pejabat yang mengurusi
administrasi kepegawaian , keuangan, perlengkapan , dan
administrasi umum .
14. Unit Pelaksana Teknis yang selanjutnya disingkat UPT
adalah satuan organisasi yang bersifat mandiri yang
melaksanakan tugas teknis operasional , tugas teknis
penunjang , dan tugas teknis yang berhubungan dengan
pelayanan masyarakat.
Sasaran Pengawasan
1. Sekretariat Jenderal
15. Dana Dekonsentrasi adalah dana yang berasal dari APBN
yang dilaksanakan oleh gubernur sebagai wakil Pemerintah
yang mencakup semua penerimaan dan pengeluaran
dalam rangka pelaksanaan dekonsentrasi , tidak termasuk
dana yang dilaksanakan untuk instansi vertikal pusat dan di
daerah .
Pengawasan di lingkungan Sekretariat Jenderal meliputi
reviu laporan keuangan , evaluasi akuntabilitas kinerja dan
audit kinerja terhadap satuan kerja di lingkungan
Sekretariat Jenderal (Kantor Pusat dan Satuan Kerja
penerima dana Dekonsentrasi ).
•
2. Inspektorat Jenderal
Pengawasan di lingkungan Inspektorat Jenderal meJiputi
audit kinerja terhadap Sekretariat Itjen, Inspektorat I,
Inspektorat II , Inspektorat III , Inspekto rat IV, dan
Inspektorat Investigasi.
12
Kebijakan Pengawasan Inspektora t l enderal Kemen kes 2013
セ@ i@
16. Dana Tugas Pembantuan adalah dana yang berasal dari
APBN yang dilaksanakan oleh daerah dan desa yang
mencakup semua penerimaan dalam rangka tugas
pembantuan .
17. Reformasi Birokrasi adalah proses menata ulang ,
mengubah , memperbaiki, dan menyempurnakan birokrasi
agar menjadi lebih baik (profesional , bersih , efisien , efektif,
dan produktif).
5
Kebijakan PengawGsan Inspektorat l endera ! Kemenkes 2013
18. Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) adalah salah satu opini
yang diberikan oleh BPK sebagai hasil au dit laporan
keuangan terhadap satuan kerja pada tahun tertentu.
19. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
adalah bentuk perwujudan kewajiban seseorang atau unit
organisasi untuk mempertanggungjawabkan pengelo'laan
dan pengendalian sumber daya pelaksanaan kebijakan
yang dipercayakan dalam rangka mencapai tujuan.
Pengaduan
Masyarakat
Terpadu .
Dalam
pelaksanaann ya dilakukan berda sarkan Permenkes No .
49 Tahun 201 2, tanggal 4 Desember 2012 tenta ng
Pedoman Penanganan Pengaduan Masyarakat Terpadu
di Lingkungan Kemenkes .
g. Penguatan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik
1)
20. Zona Integritas adalah sebutan atau predikat yang
diberikan
kepada
suatu
K1L/Prov/Kab/Kota
yang
pimpinannya dan jajarannya mempunyai niat (komitmen)
untuk mewujudkan birokrasi yang bersih dan melayani.
21 . Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) adalah sebutan atau
predikat yang diberikan kepada suatu unit kerja pada ZI
yang memenuhi syarat indikator mutlak dan memperoleh
hasil penilaian indikator operasional di antara 80 dan 90.
2)
3)
4)
5)
6)
Mendorong pelaksanaan Peraturan Presiden Nomor
55 Tahun 2012 tentang Strategi Nasional
Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Jangka
Panjang Tahun 2012-2025 dan Jangka Menengah
Tahun 2012-2014 .
Penerapan PP Nomor 60 tahun 2008 tentang
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPI P) di
lingkungan Kementerian Kesehatan.
Mengoptimalkan
peran
Unit
Pengendalian
Gratifikasi (UPG ).
Mendorong peningkatan pelaporan LHKPN .
Mendorong terbentuknya WBK dan WBBM di
lingkungan Kementerian Kesehatan .
Mendorong implementasi pelaksanaan Reformas i
Birokrasi di Kementerian Kesehatan melalui :
a) Monitoring dan evaluasi Reformasi Birokrasi di
lingkungan Kementerian Kesehatan.
b) Pembentukan agent of change dan assessor di
seluruh
unit
utama
untuk
mendukung
pelaksanaan Reformasi Birokrasi .
2. Kegiatan Penunjang
a. Peningkatan SDM
Peningkatan kualitas SDM pengawasan dilakukan
melalui Diklat Substansi Aud it, seminar, Workshop
Pengawasan dan Diklat Jabatan Fungsional Auditor
(JFA), baik yang dilakukan di dalam negeri maupun
luar negeri .
6
Kebijakan Pengawas an Inspektorat Jenderol Kemenkes 2013
11
Kebijokan Pengawosan In spektorot JencIerO! Kemenkes 2013
melaksanakan
kegiatan
reviu
penyusunan
perencanaan anggaran tahun 2014 di masingmasing unit utama atau satuan kerja di lingkungan
Kementerian Kesehatan . Oleh sebab itu,
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan akan
melakukan penelahaan terhadap perencanaan
anggaran terlebih dahulu sebelum dilakukan
penelahaan oleh Direktorat Jenderal Anggaran
Kementerian Keuangan .
d. Percepatan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan APF
BAB II
KEBIJAKAN PENGAWASAN T AHUN 2013
A.
T
Tujuan Pengawasan
Tujuan pengawasan Inspektorat Jenderal Kementerian
Kesehatan terhadap pelaksanaan tugas di lingkungan
Kementerian Kesehatan adalah :
'I
1. Memberikan keyakinan yang memadai atas ketaatan ,
kehematan, efisiensi dan efektivitas pencapaian tujuan
penyelenggaraan tugas dan fungsi Kementerian
Kesehatan .
Salah satu tugas Inspektorat Jenderal adalah
memastikan bahwa satuan kerja menindaklanjuti
rekomendasi atau saran hasil aud it internal maupun
eksternal. Oleh karena itu, Inspektorat Jenderal
Kemenkes mempunyai peran yang sangat penting
dalam memantau percepatan tindak lanjut, sehingga
tindak lanjut dapat terlaksana tepat waktu sesuai
ketentuan . Percepatan tindak lanjut dilakukan melalui
pemantauan dan pemutakhiran data , serta dilakukan
bimbingan teknis dalam rangka memberikan masukan
kepada satker untuk penyelesaian tindak lanjut hasil
audit yang dilakukan secara berkala .
2. Memberikan peringatan dini dan meningkatkan efektivitas
serta pengendalian intern dan manajemen risiko dalam
penyelenggaraan tugas dan fungsi Kementerian
Kesehatan .
3. Meningkatkan kualitas tat a kelola penyelenggaraan tugas
dan fungsi Kementerian Kesehatan yang akuntabel.
B.
Arah Kebijakan Pengawasan
e. Kerjasama Pengawasan dengan APIP lain
Kerjasama pengawasan dilakukan dengan aparat
pengawasan lain , baik dari intern maupun ekstern
pemerintah.
f. Penanganan pengaduan masyarakat
Dalam rangka meningkatkan penyelesaian pengaduan
masyarakat, Kementerian Kesehatan telah membentuk
tim untuk menangani pengaduan masyarakat
berdasarkan Kepmenkes NO.134/MENKES/SKIIII/2012,
tanggal 21 Maret 2012 tentang Tim Penanganan
10
Kebijakan Pengawasan InspektoraTJenderal Kemenkes 2013
Inspektorat Jenderal sebagai Aparat Pengawas Intern
Pemerintah (APIP) dituntut untuk terus mengawal perjalanan
Reformasi Birokrasi Kementerian Kesehatan , hal terse but
dilakukan melalui peningkatan peran dan fungsi pengawasan
yang mendorong terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan
yang baik (good governance) , memastikan pelayanan publik
dilaksanakan sesuai kebijakan dan rencana yang ditetapkan
serta mendorong agar tujuan pembangunan kesehatan dapat
dicapai secara hemat, efisien , efektif, bebas dari Korupsi,
Kolusi dan Nepotisme (KKN).
7
Kebijakan Pengawasan Inspektora t len deral kem enkes 2013
Kebijakan pengawasan Iljen Kementerian Kesehatan tahun
20 13 ditetapkan untuk memberika n arah dan acuan bagi
Inspektorat Jenderal dalam melakukan keg iatan pengawasan
secara efektif dan efisien melalui :
1)
Dalam rangka meningkatkan OPInI Laporan
Keuangan Kementerian Kesehatan tahun 2013 ,
Inspektorat Jenderal akan melaksanakan kegiatan
reviu atas Laporan Keuangan Kemenkes tahun
2012 semester II dan Laporan Keuangan tahun
2013 semester I.
Reviu laporan keuangan bertujuan memberikan
keyakinan tentang
akurasi , keandalan dan
keabsahan informasi yang disajikan pad a Ilaporan
keuangan sehingga laporan keuangan sesuai
Standar Akuntansi Pemerintah (SAP).
1. Kegiatan Pokok
a. Peningkatan peran Inspektorat Jenderal sebagai
konsultan dan katalisator disamping berperan sebagai
watchdog .
Adapun pengertian peran-peran terse but yakni :
•
•
•
Konsultan, yaitu memberikan arah/petunjuk kepada
suatu masalah agar kebijakan yang ditempuh obyek
pengawasan tidak bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku .
Katalisator, yaitu senantiasa mendorong/memacu
terjadinya perubahan untuk mewujudkan tata kelola
pemerintahan yang baik.
Watchdog,
yaitu mengawasi jalannya roda
organisasi dengan berpegang pada peraturan
perundang-undangan .
Peningkatan kualitas laporan keuangan
2)
Pendampingan
berbasis risiko
penyusunan laporan keuangan
Dilakukan dengan cara mendampingi penyusunan
laporan keuangan dalam setiap satuan kerja sesuai
dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP),
sehingga terselenggara laporan keuangan yang
akuntabel dan evidence.
3)
Pengamanan aset Kementerian Kesehatan
b. Peningkatan intensitas dan kualitas pengawasan
Pengamanan
aset
Kementerian
Kesehatan
dilakukan
dalam
upaya
mendorong
terselenggaranya penatausahaan dan tata kelola
aset sesuai dengan ketentuan yang berlaku serta
mengawal proses hibah BMN pada masing-masing
unit utama di lingkungan Kementerian Kesehatan
kepada Pemerintah Daerah.
1) Peningkatan
pengawasan
terhadap
program
kesehatan prioritas.
2) Penetapan
sasaran/objek
audit
berdasarkan
penilaian risiko.
3) Konsisten pada pedoman pengawasan .
c. Peningkatan Opini Laporan Keuangan Kementerian
Kesehatan menuju Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) ,
melalui :
4)
Reviu penyusunan perencanaan anggaran tahun
2014
Dalam
rangka
meningkatkan
penyusunan
perencanaan anggaran Kementerian Kesehatan
tahun
2014,
Inspektorat
Jenderal
akan
9
8
Keb ijakon Pengawoson Inspektorat Jenderal Kemenkes 2013
Kebijakan Pengawoson Inspektorat Jenderal Kemenkes
2'OI3
Kebijakan pengawasan Iljen Kementerian Kesehatan tahun
20 13 ditetapkan untuk memberika n arah dan acuan bagi
Inspektorat Jenderal dalam melakukan keg iatan pengawasan
secara efektif dan efisien melalui :
1)
Dalam rangka meningkatkan OPInI Laporan
Keuangan Kementerian Kesehatan tahun 2013 ,
Inspektorat Jenderal akan melaksanakan kegiatan
reviu atas Laporan Keuangan Kemenkes tahun
2012 semester II dan Laporan Keuangan tahun
2013 semester I.
Reviu laporan keuangan bertujuan memberikan
keyakinan tentang
akurasi , keandalan dan
keabsahan informasi yang disajikan pad a Ilaporan
keuangan sehingga laporan keuangan sesuai
Standar Akuntansi Pemerintah (SAP).
1. Kegiatan Pokok
a. Peningkatan peran Inspektorat Jenderal sebagai
konsultan dan katalisator disamping berperan sebagai
watchdog .
Adapun pengertian peran-peran terse but yakni :
•
•
•
Konsultan, yaitu memberikan arah/petunjuk kepada
suatu masalah agar kebijakan yang ditempuh obyek
pengawasan tidak bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku .
Katalisator, yaitu senantiasa mendorong/memacu
terjadinya perubahan untuk mewujudkan tata kelola
pemerintahan yang baik.
Watchdog,
yaitu mengawasi jalannya roda
organisasi dengan berpegang pada peraturan
perundang-undangan .
Peningkatan kualitas laporan keuangan
2)
Pendampingan
berbasis risiko
penyusunan laporan keuangan
Dilakukan dengan cara mendampingi penyusunan
laporan keuangan dalam setiap satuan kerja sesuai
dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP),
sehingga terselenggara laporan keuangan yang
akuntabel dan evidence.
3)
Pengamanan aset Kementerian Kesehatan
b. Peningkatan intensitas dan kualitas pengawasan
Pengamanan
aset
Kementerian
Kesehatan
dilakukan
dalam
upaya
mendorong
terselenggaranya penatausahaan dan tata kelola
aset sesuai dengan ketentuan yang berlaku serta
mengawal proses hibah BMN pada masing-masing
unit utama di lingkungan Kementerian Kesehatan
kepada Pemerintah Daerah.
1) Peningkatan
pengawasan
terhadap
program
kesehatan prioritas.
2) Penetapan
sasaran/objek
audit
berdasarkan
penilaian risiko.
3) Konsisten pada pedoman pengawasan .
c. Peningkatan Opini Laporan Keuangan Kementerian
Kesehatan menuju Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) ,
melalui :
4)
Reviu penyusunan perencanaan anggaran tahun
2014
Dalam
rangka
meningkatkan
penyusunan
perencanaan anggaran Kementerian Kesehatan
tahun
2014,
Inspektorat
Jenderal
akan
9
8
Keb ijakon Pengawoson Inspektorat Jenderal Kemenkes 2013
Kebijakan Pengawoson Inspektorat Jenderal Kemenkes
2'OI3
melaksanakan
kegiatan
reviu
penyusunan
perencanaan anggaran tahun 2014 di masingmasing unit utama atau satuan kerja di lingkungan
Kementerian Kesehatan . Oleh sebab itu,
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan akan
melakukan penelahaan terhadap perencanaan
anggaran terlebih dahulu sebelum dilakukan
penelahaan oleh Direktorat Jenderal Anggaran
Kementerian Keuangan .
d. Percepatan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan APF
BAB II
KEBIJAKAN PENGAWASAN T AHUN 2013
A.
T
Tujuan Pengawasan
Tujuan pengawasan Inspektorat Jenderal Kementerian
Kesehatan terhadap pelaksanaan tugas di lingkungan
Kementerian Kesehatan adalah :
'I
1. Memberikan keyakinan yang memadai atas ketaatan ,
kehematan, efisiensi dan efektivitas pencapaian tujuan
penyelenggaraan tugas dan fungsi Kementerian
Kesehatan .
Salah satu tugas Inspektorat Jenderal adalah
memastikan bahwa satuan kerja menindaklanjuti
rekomendasi atau saran hasil aud it internal maupun
eksternal. Oleh karena itu, Inspektorat Jenderal
Kemenkes mempunyai peran yang sangat penting
dalam memantau percepatan tindak lanjut, sehingga
tindak lanjut dapat terlaksana tepat waktu sesuai
ketentuan . Percepatan tindak lanjut dilakukan melalui
pemantauan dan pemutakhiran data , serta dilakukan
bimbingan teknis dalam rangka memberikan masukan
kepada satker untuk penyelesaian tindak lanjut hasil
audit yang dilakukan secara berkala .
2. Memberikan peringatan dini dan meningkatkan efektivitas
serta pengendalian intern dan manajemen risiko dalam
penyelenggaraan tugas dan fungsi Kementerian
Kesehatan .
3. Meningkatkan kualitas tat a kelola penyelenggaraan tugas
dan fungsi Kementerian Kesehatan yang akuntabel.
B.
Arah Kebijakan Pengawasan
e. Kerjasama Pengawasan dengan APIP lain
Kerjasama pengawasan dilakukan dengan aparat
pengawasan lain , baik dari intern maupun ekstern
pemerintah.
f. Penanganan pengaduan masyarakat
Dalam rangka meningkatkan penyelesaian pengaduan
masyarakat, Kementerian Kesehatan telah membentuk
tim untuk menangani pengaduan masyarakat
berdasarkan Kepmenkes NO.134/MENKES/SKIIII/2012,
tanggal 21 Maret 2012 tentang Tim Penanganan
10
Kebijakan Pengawasan InspektoraTJenderal Kemenkes 2013
Inspektorat Jenderal sebagai Aparat Pengawas Intern
Pemerintah (APIP) dituntut untuk terus mengawal perjalanan
Reformasi Birokrasi Kementerian Kesehatan , hal terse but
dilakukan melalui peningkatan peran dan fungsi pengawasan
yang mendorong terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan
yang baik (good governance) , memastikan pelayanan publik
dilaksanakan sesuai kebijakan dan rencana yang ditetapkan
serta mendorong agar tujuan pembangunan kesehatan dapat
dicapai secara hemat, efisien , efektif, bebas dari Korupsi,
Kolusi dan Nepotisme (KKN).
7
Kebijakan Pengawasan Inspektora t len deral kem enkes 2013
18. Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) adalah salah satu opini
yang diberikan oleh BPK sebagai hasil au dit laporan
keuangan terhadap satuan kerja pada tahun tertentu.
19. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
adalah bentuk perwujudan kewajiban seseorang atau unit
organisasi untuk mempertanggungjawabkan pengelo'laan
dan pengendalian sumber daya pelaksanaan kebijakan
yang dipercayakan dalam rangka mencapai tujuan.
Pengaduan
Masyarakat
Terpadu .
Dalam
pelaksanaann ya dilakukan berda sarkan Permenkes No .
49 Tahun 201 2, tanggal 4 Desember 2012 tenta ng
Pedoman Penanganan Pengaduan Masyarakat Terpadu
di Lingkungan Kemenkes .
g. Penguatan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik
1)
20. Zona Integritas adalah sebutan atau predikat yang
diberikan
kepada
suatu
K1L/Prov/Kab/Kota
yang
pimpinannya dan jajarannya mempunyai niat (komitmen)
untuk mewujudkan birokrasi yang bersih dan melayani.
21 . Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) adalah sebutan atau
predikat yang diberikan kepada suatu unit kerja pada ZI
yang memenuhi syarat indikator mutlak dan memperoleh
hasil penilaian indikator operasional di antara 80 dan 90.
2)
3)
4)
5)
6)
Mendorong pelaksanaan Peraturan Presiden Nomor
55 Tahun 2012 tentang Strategi Nasional
Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Jangka
Panjang Tahun 2012-2025 dan Jangka Menengah
Tahun 2012-2014 .
Penerapan PP Nomor 60 tahun 2008 tentang
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPI P) di
lingkungan Kementerian Kesehatan.
Mengoptimalkan
peran
Unit
Pengendalian
Gratifikasi (UPG ).
Mendorong peningkatan pelaporan LHKPN .
Mendorong terbentuknya WBK dan WBBM di
lingkungan Kementerian Kesehatan .
Mendorong implementasi pelaksanaan Reformas i
Birokrasi di Kementerian Kesehatan melalui :
a) Monitoring dan evaluasi Reformasi Birokrasi di
lingkungan Kementerian Kesehatan.
b) Pembentukan agent of change dan assessor di
seluruh
unit
utama
untuk
mendukung
pelaksanaan Reformasi Birokrasi .
2. Kegiatan Penunjang
a. Peningkatan SDM
Peningkatan kualitas SDM pengawasan dilakukan
melalui Diklat Substansi Aud it, seminar, Workshop
Pengawasan dan Diklat Jabatan Fungsional Auditor
(JFA), baik yang dilakukan di dalam negeri maupun
luar negeri .
6
Kebijakan Pengawas an Inspektorat Jenderol Kemenkes 2013
11
Kebijokan Pengawosan In spektorot JencIerO! Kemenkes 2013
b.
Pengembangan SIM Pengawasan (SIM
Keuangan , Renwas, Tata Persuratan , EDMS).
yang mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan suatu
kegiatan dalam mencapai tujuan .
TLHP,
11 . Pemantauan adalah proses penilaian kemajuan suatu
program atau kegiatan dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
c. Sosialisasi Bidang Pengawasan
Media elektronik dan cetak (website , inforwas, leaflet,
banner dlJ ).
d. Penguatan Satuan Pemeriksa Internal (SPI ) pada
satker Badan Layanan Umum
teknik
(bimtek), Koordinasi
Melalui
bimbingan
Pengawasan pad a satker BLU diharapkan dapat
meningkatkan
kapasitas
SDM
SPI
sebagai
perpanjangan tangan Itjen pad a satker BLU .
•
c'l
13. Satuan Kerja adalah unit organisasi yang melaksanakan
administrasi tertentu dan tidak memenuhi unsur yang
menangani urusan kepegawaian , keuangan , perlengkapan ,
dan administrasi umum .
e. Peningkatan SDM Penunjang
Kegiatan peningkatan SDM dilaksanakan melalui
Pendidikan dan Pelatihan Perencanaan , Kepegawaian ,
Pelayanan Prima , Keuangan , ArsiplTata Usaha , dll.
C.
12. Satuan Organisasi adalah unit organisasi dimana
diselenggarakan kegiatan-kegiatan administrasi yang di
dalamnya terdapat pejabat-pejabat yang mengurusi
administrasi kepegawaian , keuangan, perlengkapan , dan
administrasi umum .
14. Unit Pelaksana Teknis yang selanjutnya disingkat UPT
adalah satuan organisasi yang bersifat mandiri yang
melaksanakan tugas teknis operasional , tugas teknis
penunjang , dan tugas teknis yang berhubungan dengan
pelayanan masyarakat.
Sasaran Pengawasan
1. Sekretariat Jenderal
15. Dana Dekonsentrasi adalah dana yang berasal dari APBN
yang dilaksanakan oleh gubernur sebagai wakil Pemerintah
yang mencakup semua penerimaan dan pengeluaran
dalam rangka pelaksanaan dekonsentrasi , tidak termasuk
dana yang dilaksanakan untuk instansi vertikal pusat dan di
daerah .
Pengawasan di lingkungan Sekretariat Jenderal meliputi
reviu laporan keuangan , evaluasi akuntabilitas kinerja dan
audit kinerja terhadap satuan kerja di lingkungan
Sekretariat Jenderal (Kantor Pusat dan Satuan Kerja
penerima dana Dekonsentrasi ).
•
2. Inspektorat Jenderal
Pengawasan di lingkungan Inspektorat Jenderal meJiputi
audit kinerja terhadap Sekretariat Itjen, Inspektorat I,
Inspektorat II , Inspektorat III , Inspekto rat IV, dan
Inspektorat Investigasi.
12
Kebijakan Pengawasan Inspektora t l enderal Kemen kes 2013
セ@ i@
16. Dana Tugas Pembantuan adalah dana yang berasal dari
APBN yang dilaksanakan oleh daerah dan desa yang
mencakup semua penerimaan dalam rangka tugas
pembantuan .
17. Reformasi Birokrasi adalah proses menata ulang ,
mengubah , memperbaiki, dan menyempurnakan birokrasi
agar menjadi lebih baik (profesional , bersih , efisien , efektif,
dan produktif).
5
Kebijakan PengawGsan Inspektorat l endera ! Kemenkes 2013
3. Apa rat Pengawas Intern Pem erintah (API P) adalah instansi
pem erintah yang mem punyai tugas pokok dan fungsi
melakukan pengawasan intern.
4. Auditor adalah pejabat fungsional PNS di lingkungan
Instansi Pemerintah sesuai dengan peraturan perundangundangan.
5. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) adalah
proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang
dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh
pegawai untuk memberikan keyak inan memadai atas
tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif
dan efisien , keandalan pelaporan keuangan , pengamanan
aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundangundangan.
6. Audit Kinerja merupakan audit atas pengelolaan keuangan
negara dan pelaksanaan tugas dan fungsi Instansi
Pemerintah yang terdiri atas aspek ekonomis , efisien , dan
efektif.
7. Audit dengan tujuan tertentu mencakup audit yang tidak
termasuk dalam audit kinerja , antara lain audit investigatif,
audit atas penyelenggaraan SPIP, dan audit atas halhal
lain di bidang keuangan.
8. Klarifikasi adalah proses penjernihan atau kegiatan yang
berupa permintaan penjelasan mengenai permasalahan
yang diadukan pada proporsi yang sebenarnya serta dapat
dijadikan sebagai bahan audit.
9. Reviu adalah penelaahan ulang bukti bukti suatu kegiatan
untuk memastikan bahwa kegiatan terse but telah
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan , standar, rencana
atau norma yang telah ditetapkan.
3. Direktorat Jenderal Bi na Upaya Keseh atan
Pengawasan di lingkungan Direktorat Jenderal Bina Upaya
Kesehatan meliputi reviu laporan keuangan , evaluasi
akuntabilitas kinerja dan audit kinerja terhadap satuan kerja
di lingkungan Direktorat Jenderal Bina LJpaya Kesehatan
(Kantor Pusat, Kantor Daerah, Satuan Kerja penerima
dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan) .
4. Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kese hatan Ibu dan Anak
Pengawasan di lingkungan Direktorat Jenderal Bina G izi
dan Kesehatan Ibu dan Anak meliputi reviu laporan
keuangan , evaluasi akuntabilitas kinerja dan audit kinerja
terhadap satuan kerja di lingkungan Direktorat Jenderal
Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak (Kantor Pusat,
Kantor Daerah , Satuan Kerja penerima dana
Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan ).
5. Direktorat Jenderal Binfar & Alkes
Pengawasan di lingkungan Direktorat Jenderal Binfar &
Alkes meliputi .reviu laporan keuangan , evaluasi
akuntabilitas kinerja dan audit kinerja terhadap satuan kerja
di lingkungan Direktorat Jenderal Binfar & Alkes (Kantor
Pusat dan Satuan Kerja penerima dana Dekonsentrasi ).
6. Badan PPSDM Kesehatan
Pengawasan di lingkungan Badan PPSDM Kesehatan
meliputi reviu laporan keuangan , evaluasi akuntabil itas
kinerja dan audit kinerja terhadap satuan kerja di
lingkungan Badan PPSDM Kesehatan (Kantor Pusat,
Kantor Daerah , dan Satuan Kerja penerima dana
Dekonsentrasi) .
7. Badan Litbangkes
10. Evaluasi adalah rangkaian kegiatan membandingkan hasil
atau prestasi suatu kegiatan dengan standar, rencana atau
norma yang telah ditetapkan dan menentukan faktorfaktor
4
Kebijakan Pengawasan Inspektorat len dera l Kem enkes 2013
Pengawasan di lingkungan Badan Litbangkes meliputi reviu
laporan keuangan , evaluasi akuntabilitas kinerja dan audit
13
Ke bijakan Pengawasan Inspektorat lenderal Kemenkes 2013
kinerja terhadap satuan kerja di lingkungan
Litbangkes (Kantor Pusat dan Kantor Daerah).
c.
Badan
Kebijakan pengawasan dimaksudkan memberikan arah
pelaksanaan tugas dan fungsi Inspektorat Jenderal dalam
pengawasan kegiatan prioritas Kementerian Kesehatan .
8. Direktorat Jenderal PP & PL
Pengawasan di lingkungan Direktorat Jenderal PP & PL
meliputi reviu 'Iaporan keuangan, evaluasi akuntabilitas
kinerja dan audit 'kinerja terhadap satuan kerja di
lingkungan Direktorat Jenderal PP & PL (Kantor Pusat,
Kantor
Daerah ,
Satuan
Kerja
penerima
dana
Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan).
•
•
Tujuan Kebijakan Pengawasan Tahun 2013 adalah :
1. Menetapkan kebijakan , program dan kegiatan pengawasan
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan tahun 2013.
2. Pelaksanaan pengawasan
berkesinambungan.
D. Kegiatan Pengawasan 2013
dan
14
Kebijakan Pengawasa n Inspektorat lendera l Kemenkes 2013
efektif, efisien,
dan
4. Optimalisasi peran Inspe'ktorat Jenderal Kementerian
Kesehatan dalam pelaksanaan Peraturan Presiden Nomor
55 Tahun 2012 tentang Strategi Nasional Pencegahan dan
Pemberantasan Korupsi Jangka Panjang Tahun 2012-2025
dan Jangka Menengah Tahun 2012-2014 .
Pendampingan
a. Audit
Audit dilaksanakan bertujuan untuk memberikan keyakinan
yang memadai bahwa pelaksanaan program/kegiatan di
seluruh satker telah memenuhi aspek efektifitas , efisiensi,
ekonomis dan mematuhi ketentuan perundangan yang
berlaku. Kegiatan audit meliputi :
1) Audit Reguler yaitu audit terhadap Unit Utama, Satker
Vertikal, Satker Penerima Dana Dekonsentrasi dan
Tugas Pembantuan , Pelayanan Kesehatan Haji
2) Klarifikasi, Audit dengan Tujuan Tertentu/Audit
Investigasi yang dilaksanakan atas instruksi pimpinan,
pengaduan masyarakat, Laporan Hasil Pemeriksaan
Reguler yang perlu pemeriksaan lebih lanjut.
3) Joint Audit dengan APIP lain meliputi audit terhadap
pelaksanaan program Jamkesmas, Jampersal dan
BOK.
yang
3. Dasar penyusunan Program Kerja Pengawasan Tahunan
(PKPT) tahun 2013 .
Berdasarkan kebijakan pengawasan Inspektorat Jenderal
Kementerian Kesehatan RI tahun 2013, selanjutnya disusun
kegiatan -kegiatan sebagai berikut:
1. Peningkatan
Pengawasan
Penyusunan Laporan Keuangan
Maksud dan Tujuan
D. Pengertian·pengertian
1.
,I
Pengawasan Fungsional atau Wasnal adalah pengawasan
yang dilakukan oleh Aparat Pengawasan Fungsional , baik
intern maupun ekstern pemerintah, terhadap pelaksanaan
tugas umum pemerintah dan pelayanan masyarakat, agar
sesuai dengan rencana dan peraturan perundangundangan.
2. Pengawasan Masyarakat atau Wasmas
adalah
pengawasan yang dilakukan oleh masyarakat terhadap
penyelenggaraan pemerintah, disampaikan secara lisan
atau tulisan kepada aparatur pemerintah yang
berkepentingan , berupa sumbangan pikiran, saran,
gagasan atau pengaduan yang bersifat membangun, baik
secara langsung maupun melalui media massa.
3
Kebij akan Pengawasan Inspektarat lenderal Kemenkes 2013
Assurance (katalisator). Sejalan deng an Peraturan Pemerintah
RI Nomor 60 Tahun 2008 yang diwujudkan dalam bentuk
kegiatan Audit; Reviu Lapora n Keuangan ; Evaluasi;
Pemantauan dan Kegiatan Pengawasan lainnya terhadap
pelaksanaan tugas dan fungsi satuan kerja serta berperan
sebagai Konsultan (memberikan solusi) dan Quality Assurance
(memberikan pendapat/jaminan).
Oengan mempertimbangkan hasil Anal isis SWOT (kel emahan ,
kekuatan , tantangan , dan peluang) pada Inspektorat Jenderal
disusunlah Kebijakan Pengawasan Tahun 2013 yang
merupakan penjabaran Ren cana Aksi Program (RAP)
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan Tahun 20102014, yang mengacu pada Renstra 2010
2014, sesuai
dengan tupoksi Itjen.
B. Ruang Lingkup
Kebijakan Pengawasan merupakan acuan pelaksanaan
program pengawasan Inspektorat Jenderal Kemenkes yang
efektif memberi kontribusi dalam mewujudkan tata kelola
pemerintahan yang baik (Good Governance) , terciptanya
aparatur yang akuntabel , bersih , bebas dari Korupsi , Kolusi dan
Nepotisme (KKN) di Kementerian Kesehatan .
Pengawasan dilakukan terhadap unit utama beserta UPT,
pengelola dana Oekonsentrasi (OK) dan Tugas Pembantuan
(TP) , serta Bantuan Sosial (Bansos) untuk memastikan
programprogram prioritas Kementerian Kesehatan berjalan
efektif, efisien dan ekonomis sesuai dengan peraturan
perundangundangan yang berlaku .
2
Kebijokon Pengowoson Inspektorat le nderal Kemenkes 2013
b. Pema ntauan dan Evaluasi
Pem antaua n dan evaluasi dimaksudkan untuk mendorong
satuan kerja agar lebih meningkatkan kinerjanya sehingga
dapat mencapai target yang telah ditetapkan . Pemantauan
dan evaluasi yang dilaksanakan Inspektorat Jenderal yaitu :
1) Pemantauan/evaluas i SPIP di Lingkungan Kementerian
Kesehatan
2) Pemantauan/evaluas i Tindak Lanjut atas laporan hasil
audit APF
3) Evaluasi Akuntabilitas Kinerja
c. Reviu Laporan Keuangan
Salah satu tugas Inspektorat Jenderal dalam
mendorong Kementerian Kesehatan menyusun laporan
keuangan sesua i Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)
yaitu dengan melakukan reviu terhadap laporan
keuangan berdasarkan PP NO .8 Tahun 2006 tentang
Pelaporan Keuangan dan Kinerja I nstansi Pemerintah .
Inspektorat Jenderal berkewajiban untuk melakukan reviu
terhadap laporan keuangan Kementerian Kesehatan yang
akan disampaikan kepada Menteri Keuangan untuk
dikonsolidasikan sebagai bagian pertanggungjawaban
ke uangan pemerintah.
Reviu bertujuan untuk mem berikan keyakinan akurasi ,
keanda lan dan keabsahan informasi yang disajikan dalam
laporan keuangan . Sasaran reviu adalah untuk
memperoleh keyakinan bahwa laporan keuangan
Kementerian Kesehatan telah disusun dan disajikan sesuai
dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP).
Oalam rangka meminimalkan tingkat kesalahan dan
penyimpangan dalam laporan 'keuangan maka Inspektorat
Jenderal melakukan pendampingan awal proses
pengelolaan dan penyusunan laporan keuangan dan
lS
Keb ijokon Pengo wason Inspektorat l enderal Kemenkes 2013
Lampiran Keputusan Inspektur Jenderal Kemenkes
Nomor : HK.02.03/1 .1/7532/2012
Bimbingan Teknis Penyusunan Laporan Keuangan
Berbasis Resiko serta penataan pengelolaan aset.
d. Reviu penyusunan perencanaan anggaran tahun 2014
KEBIJAKAN PENGAWASAN INSPEKTORAT JENDERAL
KEMENTERIAN KESEHATAN
TAHUN 2013
Inspektorat Jenderal akan melaksanakan kegiatan reviu
penyusunan perencanaan anggaran tahun 2014 di masingmasing unit utama atau satuan kerja di lingkungan
Kementerian Kesehatan sebagai salah satu langkah untuk
meningkatkan
penyusunan
perencanaan
anggaran
Kementerian Kesehatan tahun 2014 .
BABI
PENDAHULUAN
e. Gelar Pengawasan
Gelar
Pengawasan
dilaksanakan
dalam
rangka
meningkatkan kualitas laporan hasil audit, baik audit
reguler maupun audit dengan tujuan tertentu/audit
investigasi .
A. Latar Belakang
Reformasi Birokrasi menjadi bagian penting dalam mewujudkan
tata kelola pemerintahan yang baik . Titik berat dari tata kelola
pemerintahan yang baik adalah pada upaya peningkatan
kualitas pelayanan publik dan pemberantasan korupsi secara
terarah, sistematis dan terpadu . Reformasi Birokrasi akan sulit
terwujud bila tata kelola pemerintahan masih terdapat peluang
terhadap praktik-praktik Kolusi , Korupsi dan Nepotisme (KKN).
2. Peningkatan Peran APIP Sebagai Quality Assurance
(Penjamin
Mutu) dalam
Mendukung
Reformasi
Birokrasi
a. Penyusunan Pedoman Inspektorat Jenderal sebagai
quality assurance dan consulting.
b. Peningkatan Pendampingan Pelaksanaan SPIP
c. Penguatan peran Tim Konsultasi Pengadaan Barang
dan Jasa
d. Pembinaan, Koordinasi dan Konsultasi Pengawasan
dengan ruang lingkup:
1) Koordinasi Penanganan Pengaduan Masyarakat
2) Pembinaan teknis penyelesaian Tindak Lanjut
Laporan Hasil Audit
3) Pembinaan Satuan Pemeriksa Internal (SPI ) Satker
BLU
e. Pengawasan program prioritas Kementerian Kesehatan
yaitu : Jamkesmas, Jampersal dan BOK .
16
Kebijakan Pengawasan Inspektorat lendercil Kemenkes 2013
'\
•I
Dalam rangka mendukung terlaksananya Reformasi Birokrasi
di Kementerian Kesehatan , Inspektorat Jenderal (ltjen) dapat
berkontribusi nyata dalam mengawal dan memastikan jalannya
proses Reformasi Birokrasi. Hal tersebut diwujudkan dalam
peningkatan peran Inspektorat Jenderal dalam memberikan
keyakinan atas pencapaian tujuan Kementerian Kesehatan ,
sekaligus sebagai sistem peringatan dini (early warning
system) terhadap potensi penyimpangan/kecurangan yang
terjadi karena kelemahan sistem maupun akibat tindak
pelanggaran individu.
Inspektorat Jenderal telah melakukan perubahan paradigma
dari Institusi yang semula hanya berperan sebagai Watchdog,
saat ini bertambah perannya menjadi konsultan dan Quality
1
Kebija kan Pengawasan Inspektorat lenderal Kemenkes 2013
Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi
secara Online
g. Penguatan Pengawasan Akunta bilitas Aparatur
h. Penyusunan Profil Pengawasan Itjen Kemkes RI
i. Penerapan Zona Integritas dan WBKIWBBM
f.
3. Peningkatan Kualitas dan Kuantitas SDM Pengawasan
Dalam upaya peningkatan kuantitas dan kualitas serta
profesionalisme SDM pengawasan Itjen dilakukan melalui :
a. Rekruitmen SDM Pengawasan
b. Peningkatan Kapasitas SDM Pengawasan (Capacity
Building)
c. Pendidikan dan Pelatihan Eksternal
d. Peningkatan
Kompetensi
SDM
Perencanaan ,
Keuangan , Kepegawaian , dan Ketatausahaan
e. Pembinaan Administrasi Kepegawaian
f. Retensi , Klasifikasi , Registrasi , dan Penerapan Sistem
Kearsipan
g. Pen gembangan Sistem Informasi Manajemen
4. Perencanaan Program Pengawasan Lintas Program
Dan Lintas Sektor
a.
b.
c.
d.
Penyusunan Program dan Rencana Kerja Pengawasan
Rapat Kerja Pengawasan
Rapat Koordinasi Pengawasan
Kerjasama lintas program dan lintas sektor bidang
pe ngawasan
e. Pengumpulan Bahan Awal Pengawasan
f. Pen yusunan , Pengolahan dan Analisa Data sebagai
upa ya pelaksanaan tertib administrasi yang dilakukan
secara berkala (bulanan , triwulanan dan tahunan )
17
Kebijokon Pengo wason InsjJektorat Jenderol Kemenkes 2013
5. Percepatan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan
Untuk meningkatkan Tlndak Lanjut Hasil Pengawasan
Aparat Pengawasan Fungsional (APF) yang belum di
tindaklanjuti maka dilakukan langkah-Iangkah percepatan
エゥョ、。ォャセオウ・「ァイ@
Z@
a.
b.
c.
d.
LAMPIRAN
Evaluasi Hasil-Hasil Pemeriksaan dan Tindak Lanjut
Pemuktahiran Hasill Pengawasan dengan APF
Meningkatkan Upaya