BAB II PEMBAHASAN 2.1 ASPEK KEPERILAKUAN PADA ETIKA AKUNTAN

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 ASPEK KEPERILAKUAN PADA ETIKA AKUNTAN
 Dilema Akuntansi
Akuntan didalam aktivitas auditnya memiliki banyak hal yang harus dipertimbangkan
karena auditor mewakili banyak konflik kepentingan yang melekat dalam proses audit.
Konflik ini akan menjadi sebuah dilema etika ketika auditor diharuskan membuat
keputusan yang menyangkut independensi dan integritasnya dalam imbalan ekonomis
yang mungkin dijanjikan disisi lain. Dilema etika muncul sebagai konsekuensi konflik
audit karena auditor berada dalam situasi pengambilan keputusan antara yang etis dan
tidak etis.
 Penalaran Moral
Penalaran moral dan pengembangan memainkan peran kunci dalam seluruh area profesi
akuntansi. Akuntan yang secara kontinu dihadapkan pada dilema berada pada konflik
nilai. Akuntan pajak misalnya, ketika memutuskan kebijakan mengenai metode akuntansi
yang akan dipilih, membutuhkan waktu untuk memutuskan antara metode yang
mencerminkan sifat ekonomi sesungguhnya dari transaksi atau metode yang paling sesuai
menggambarkan perusahaan.
2.2 MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIS



Pendekatan Kognitif Lingkungan Terhadap Pengembalian Keputusan Etis
Ketika banyak riset yang berhubungan dengan perilaku etis individual untuk mengukur
tingkat moral reasoning individual, telah berkembang pendekatan tambahan yang
membahas komponen lain dari model riset. Misalnya, mereka menyebutnya skala etis
multidimensional (sem) sebagai ukuran kesadaran modal, yang merupakan komponen
pertama dari model rest dan menghubungkan teori perencanaan perilaku dengan
komponen lain.



Model Alternatif Pengambilan Keputusan Etis
Noreen (1988), memperluas teori agensi dengan membahas ekonomi etis dalam konteks
kontrak. Didasarkan pada minat individual, dia menyatakan aksi yang paling
menguntungkan. Terdapat model pengambilan keputusan etis lain yang dikembangkan

secara spesifik untuk profesi akuntansi. Misalnya, untuk lebih memahami situasi dimana
auditor dianggap melanggar kode etik dan perilaku profesional AICPA, lampe dan finn
membuat model dari proses keputusan etis auditor sebagai proses dengan lima elimen
(pemahaman keuntungan, pengendalian dampak, keputusan lain, penilaian lain, dan
pengambilan keputusan final) untuk dibandingkan dengan model yang berbasis kode etik

dan perilaku profesional AICPA.
2.3 RISET PERILAKU ETIS AKUNTAN
Bagian berikut mendefinisikan dan menjelaskan empat area riset akuntansi utama yang
menyelidiki tingkat moral reasoning akuntan dan perilaku yang berhubungan, yaitu studi
pendidikan etika, studi pengembangan etika, studi penilaian etika, dan studi etika lintas budaya.
Studi pendidikan etika menyelidiki apakah pendidikan memengaruhi keahlian moral reasonig
siswa dalam program akuntansi.
Studi pengembangan etika berusaha meningkatkan poin kerier mereka. Studi penilaian
etika mengkaji hubungan antara ukurn moral reasoning dengan perilaku spesifik dalam
akuntansi, auditing, atau perpajakan. Terakhir, studi etika lintas budaya menyelidiki perbedaan
dalam keahlian moral reasoning dan/atau keputusan etika akuntan dari belahan dunia yang
berbeda.
1.

Studi Pengembangan Etika

Sementara studi pendidikan etika mengkaji dampak pendidikan terhadap praktisi dan mahasiswa
akuntansi, studi pengembangan etika berfokus pada pengembangan moral reasoning dalam
profesi akuntansi. Beberapa studi misalnya menemukan bahwa posisi auditor dalam perusahaan
berbanding terbalik dengan tingkat moral reasoning. Riset memberikan bukti kuat mengenai

eksistensi sosialitan etis. Individu yang dipromosikan mempunyai tingkat ethical reasoning yang
serupa dengan manajemen. Bukti ini mendukung keyakinan bahwa promosi individual dapat
ditekan oleh budaya etika perusahaan.
2. Studi Keputusan Etis
Studi keputusan etis berfokus kepada hubungan antara bermacam-macam ukuran dan :
a. Isu independensi
b. Pelanggaran lain kode etik dan perilaku profesional AICPA
c. Pendeteksian atas penipuan dalam laporan keuangan dan komunikasinya

d. Ketidakpatuhan pembayaran pajak
e. Perilaku disfungsional spesifik dalam profesi akuntansi.
3. Studi Etis Lintas Budaya
Sebagian besar studi yang berhubungan dengan akntansi dan etika difokuskan kepada
profesi akuntansi di Amerika serikat. Perbedaan budaya mungkin muncul diantara kelompok
profesi akuntansi dari negara berbeda. Meskipun demikian, perbandingan antara profesi
akuntansi di Amerika Serikat dengan kelompok lain dapat memberikan pemahaman yang
berharga tentang penetapan standar organisasi internasional.
2.4 AKUNTANSI SEBAGAI PROFESI DAN PERAN AKUNTAN
Peran akuntan antara lain :
 Akuntan Publik (Public Accountants)

Akuntan publik atau juga dikenal dengan akuntan eksternal adalah akuntan independen
yangmemberikan jasa-jasanya atas dasar pembayaran tertentu.
 Akuntan Intern (Internal Accountant)
Akuntan intern adalah akuntan yang bekerja dalam suatu perusahaan atau organisasi.
Akuntan intern ini disebut juga akuntan perusahaan atau akuntan manajemen.
 Akuntan Pemerintah (Government Accountants)
Akuntan pemerintah adalah akuntan yang bekerja pada lembaga-lembaga pemerintah,
misalnya dikantor Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Badan
Pengawas Keuangan (BPK).
 Akuntan Pendidik
Akuntan pendidik adalah akuntan yang bertugas dalam pendidikan akuntansi, melakukan
penelitian dan pengembangan akuntansi, mengajar, dan menyusun kurikulum pendidikan
akuntansi di perguruan tinggi.
2.5 KODE ETIK PROFESI AKUNTANSI
Etik yang telah disepakati bersama oleh anggota dari suatu profesi disebut sebagai Kode
Etik Profesi. Akuntan yang merupakan salah satu profesi yang memenuhi fungsi auditing
haruslah tunduk pada kode etik profesi dan melaksanakan audit terhadap suatu laporan keuangan
dengan cara tertentu. Etik ini yang merupakan prinsip moral dan perbuatan yang menjadi dasar
untu melakukan tindakan untuk melakukan sesuatu


Kode Etik Profesi Akuntan Publik adalah aturan etika yang harus diterapkan oleh anggota
Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) yang sebelumnya dinamakan Ikatan Akuntan
Indonesia-Kompartemen Akuntan Publik (IAI KAP) dan staf profesional (baik yang anggota
IAPI maupun yang bukan anggota IAPI) yang bekerja pada satu Kantor Akuntan Publik/ (KAP).
a. Kode Perilaku Profesional
Perilaku etika merupakan fondasi peradaban modern. Etika mengacu pada suatu sistem atau kode
perilaku berdasarkan kewajiban moral yang menunjukkan bagaimana seorang individu harus
berperilaku dalam masyarakat. Jika didefinisikan secara luas, profesionalisme mengarah pada
perilaku, tujuan dan kualitas yang membentuk karakter atau ciri suatu profesi atau orang-orang
professional.
b. Prinsip-Prinsip Etika


IFAC (International Federation of Accountants)

IFAC atau International Federation of Accountants mempunyai tugas untuk membuat standar
internasional pada etika, auditing dan assurance, pendidikan akunting, dan akuntansi sector
public.Langkah pertama yang harus dilakukan oleh seorang auditor dalam menjalankan tugasnya
adalah dengan memahami IFAC’s International Ethics Standards Board for Accountants
(IESBA). Prinsip-prinsip Fundamental Etika IFAC:

1. Integritas
Seorang akuntan profesional harus bertindak tegas dan jujur dalam semua hubungan bisnis
dan profesionalnya.Dalam kasus Waste Management Inc, akuntan yang ada di perusahaan tidak
secara jujur dan tegas dalam mengungkapkan keadaan keuangan WMI yang sebenarnya.Serta
ikut berpartisipasi dalam melakukan penipuan atau manipulasi laporan keuangan.
2. Objektivitas
Seorang akuntan profesional seharusnya tidak boleh membiarkan terjadinya bias, konflik
kepentingan, atau dibawah pengaruh orang lain sehingga mengesampingkan pertimbangan bisnis
dan profesional. Auditor eksternal di Waste Management berada di bawah pengaruh para
eksekutif WMI, yang banyak melakukan manupulasi terhadap laporan keuangan perusahaan.
3. Kompetensi profesional dan kehati-hatian
Seorang akuntan profesional mempunyai kewajiban untuk memelihara pengetahuan dan
keterampilan profesional secara berkelanjutan pada tingkat yang dipelukan untuk menjamin

seorang klien atau atasan menerima jasa profesional yang kompeten yang didasarkan atas
perkembangan praktik, legislasi, dan teknik terkini.Seorang akuntan profesional harus bekerja
secara tekun serta mengikuti standar-standar profesional dan teknik yang berlaku dalam
memberikan jasa profesional. Akuntan WMI secara sengaja memberikan opini wajar tanpa
pengecualian terhadap laporan keuangan yang salah saji secara demi kepentingan kliennya.
4. Kerahasiaan

Seorang akuntan profesional harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperolehnya
sebagai hasil dari hubungan profesional dan bisnis serta tidak boleh mengungkapkan informasi
apapun kepada pihak ketiga tanpa izin yang benar dan spesifik, kecuali terdapat kewajiban
hukum atau terdapat hak profesional untuk mengungkapkannya.
5. Perilaku Profesional
Seorang akuntan profesional harus patuh pada hukum dan perundang-undangan yang relevan
dan harus menghindari tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.Akuntan WMI jelas telah
melanggar hukum yang berlaku dengan melakukan penipuan laporan keuangan yang
menyebabkan banyak kerugian terjadi dan hanya menguntungkan diri sendiri dan kliennya saja.


IAI (Ikatan Akuntansi Indonesia)

Prinsip Etika Profesi menurut Ikatan Akuntansi Indonesia yaitu:
1. Tanggung Jawab Profesi
Dalam melaksanakan tanggung-jawabnya sebagai profesional setiap anggota harus senantiasa
menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya.
2. Kepentingan Publik
Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan kepada
publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukkan komitmen atas profesionalisme.

3. Satu ciri utama dari suatu profesi
Adalah penerimaan tanggung-jawab kepada publik. Profesi akuntan memegang peranan yang
penting di masyarakat, di mana publik dari profesi akuntan yang terdiri dari klien, pemberi
kredit, pemerintah, pemberi kerja, pegawai, investor, dunia bisnis dan keuangan, dan pihak
lainnya bergantung kepacla obyektivitas dan integritas akuntan dalam memelihara berjalannya
fungsi bisnis secara tertib.

c. Aturan Dan Interpretasi Etika
Aturan Etika Akuntan Publik Indonesia telah diatur dalam SPAP dan berlaku sejak tahun
2000. Aturan etika IAI-KAP ini memuat lima hal:
1. Standar umum dan prinsip akuntansi
2. Tanggung jawab dan praktik lain
3. Tanggung jawab kepada klien
4. Independensi, integritas, dan objektivitas
5. Tanggung jawab kepada rekan seprofesi
Interpretasi Aturan Etika merupakan interpretasi yang dikeluarkan oleh Badan yang dibentuk
oleh Himpunan setelah memperhatikan tanggapan dari anggota, dan pihak-pihak berkepentingan
lainnya, sebagai panduan dalam penerapan Aturan Etika, tanpa dimaksudkan untuk membatasi
lingkup dan penerapannya.
2.6 IMPLIKASI BAGI RISET MENDATANG

Satu masalah menonjol yang masih dihadapi oleh peneliti akuntansi dalam menyelidiki
dimensi etika profesi akuntansi berhubungn dengan keputusan apakah akan terus memperluas
atau menyatukan teori konflik dan ukuran dalam kerangka kerja pengambilan keputusan etika
empat komponen dari Rest.
Dengan cara yang sama, Ponemon dan Gabhart dalam bidang etika untuk auditor dan
akuntan mengakui bahwa keputusan-keputusan akuntan telah menjadi subjek dari bermacammacam kelompok konstituen termasuk organisasi klien yang menbayar pelayanan mereka, kantor
akuntan profesional di mana karyawan menjadi anggota akuntan, profesi akuntan itu sendiri, dan
publik umum (yang mengandalkan angka-angka dalam laporan keuangan).
Tanggung jawab beragam ini (dan sering kali bertentangan) menunjukkan bahwa proses
resolusi konflik etika akuntan mungkin tidak cukup sesuai dengan model pengambilan keputusan
yang lebih umum dari Rest. Meskipun demikian jika model Rest sahih untuk menjelaskan
perilaku etis akuntan, maka ukuran dan konflik yang bertentangan dalam menghubungkan
keempat komponen tersebut harus disatukan.

DAFTAR PUSTAKA
Ikhsan Lubis Arfan. 2010. Akuntansi Keperilakuan Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat.
www.google.com
Widaryanti, 2012. Etika Bisnis dan Etika Profesi Akuntansi. Vol-1 no 1. Semarang
Mudrika Alamsyah Hasan, 2009. Etika & Profesional Akuntan Publik.
Warsito Ka wedar, 2005. Sikap Etis Akuntan dan Pengguna Jasa Akuntan Terhadap Praktik

Manajemen Laba.