BAB II PEMBAHASAN 2.1 Apa itu produk

(1)

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Apa itu produk ?

. Produk adalah suatu tawaran dari sebuah perusahaan yang tujuannya adalah untuk memuaskan atau memenuhi kebutuhan. Philip Kotler dalam bukunya juga menjelaskan masalah produk. Ia mengatakan bahwa produk adalah sebuah tawaran, dimana produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk diperhatikan, dibeli, digumnakan, ataupun dikonsumsi yang dapat memuaskan kebutuhan atau kemauan.

2.2 Apa itu lini produk ?

Kata lini berasal dari bahasa inggris ‘line’ yang berarti garis. Lini produk sendiri merupakan sekumpulan produk yang memiliki keterkaitan erat satu sama lain karena fungsi yang sama, dijual kepada konsumen yang sama, dipasarkan melakui saluran distribusi yang sama atau berada pada interval harga tertentu.

Lini Produk merupakan strategi pemasaran untuk menjual beberapa jenis produk. Lini Produk menjual terpisah beberapa produk yang saling berkaitan. Satu lini produk terdiri dari beberapa produk dengan berbagai variasi ukuran, tipe warna, kualitas atau harga. Line dept ( kedalaman lini ) mengacu pada jumlah varian produk dalam satu lini. Line consistency ( konsistensi lini ) mengacu pada seberapa dekat hubungan antar produk dalam satu lini. Line Vulnerability (tingkat kekuatan lini) mengacu pada presentase penjualan atau keuntungan yang dapat diambil dari seberapa kecil produk dalam satu lini. Beberapa lini produk berbeda yang dijual oleh satu perusahaan disebut witdh of product mix (rentang bauran produk). Jumlah keseluruhan produk yang dijual pada seluruh lini produk disebut length of product mix.

Terdapat lima keputusan yang dapat diambil dalam pengelolaan produk individu, akan tetapi dalam makalah ini kami hanya menitik beratkan persoalan hanya pada 2 keputusan saja, yaitu merek dan kemasan. Lima keputusan itu sendiri antara lain:

1. Penentuan atribut produk

Atribut produk merupakan faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh pembeli saat membeli produk, seperti harga, kualitas, kelengkapan fungsi, desain, layanan purna jual. Faktor yang berhubungan langsung dengan produk yang bersangkutan antara lain kualitas, fitur, dan desain.


(2)

3. Merek adalah nama, tanda, simbol, desain, atau kombinasinya yang ditunjukkan untuk mengidentifikasi dan mendifrensiasi barang atau layanan suatu penjual dai barang dan layanan penjual lain.

Merek sangat penting dalam keberhasilan sebuah produk. Bahkan Kartajaya dalam bukunya yang berjudul Marketing Plus 2000 berani menhgatakan bahwa “merek itu lebih penting daripada produk itu sendiri” kemudian ia menambahkan “saat membeli produk, orang cenderung membeli mereknya. Contohnya saat orang membeli secangkir kopi di starbucks cofefe, yang terdapat dalam pikiran pembeli adalah nama starbuckssnya bukan kopinya secara fisik.

Apabila suatu merek sudah terkenal, di dalamnya aka terkandung bernagai macam hal, seperti:

1. Atribut produk seperti kualitas, harga, prestise, nilai jual kembali, desain, dan seterusnya. Misalnya apa yang tercermin dalam merek Ducati pasti berbeda dari yang tercermin dalam merek Happy (kendaraan roda dua buatan China)

2. Manfaat, misanya dalam Kukubima Energy, maka manfaat yang tercermin adalah tambahan energi.

3. Kepribadian, coba pikirkan kepribadian bagaimana yang dicerminkan oleh nama “femina”, maskulin atau feminim ?

4. Pemakai, merek juga mencerminkan siapa pemakai dari suatu prodak. Misalnya Kidds Shampo, pemakainya tentulah anak-anak.

Ekuitas Merek Mengelola Merek

Ada lima keputusan yang dapat di ambil dalam pengelolaan sebuah merek: 1. Memberikan Merek atau Tidak

2. Bagi pembeli,manfaat merek adalah:

 Menceritakan sesuatu kepeada tentang mutu.

 Membantu perhatian pembeli terhadap produk-produk baru yang mungkin bermanfaat bagi mereka.

Bagi penjual,manfaat merek adalah:

 Memudahkan penjual mengolah pesanan dan menelusuri masalah-masalah yang timbul.

 Memberikan perlindungan hukum atas keistimewaan atau cirri khas produk.

 Memungkinkan untuk menarik sekelompok pembeli yang setia dan menguntungkan  Membantu penjual melakukan segmentasi pasar.


(3)

 Pemberian merek memungkinkan mutu produk lebih terjamin dan lebih konsisten.  Meningkatakn efesiensi pembeli karena merek dapat menyediakan informasi

tentang produk dan dimana membelinya.

 Meningkatnya inovasi-inovasi produk baru,karena produsen terdorong untuk menciptakan keunikan-keunikan baru guna mencegah peniruan dari pesaing.

 Mencerminkan manfaat dan kualitas. Contoh: Sunsilk,Power Max,Lux  Singkat dan sederhana

 Mudah diucapkan,didengar,dibaca dan diingat. Contoh: Susu Bendera,Sony,Kijang. Bandingkan misalnya dengan: Rudy Hadisuarno Tonic and Excuisit,I Can’t Believe It’s Not Butter

 Memilki kesan berbeda dari merek-merek yang sudah ada (distinctive). Contoh: Exxon,Kodak,Kijang

 Mudah diterjrmahkan kedalam bahas asing dan tidak mengandung konotasi negative dalam bahasa asing

 Dapat didaftarkan dan mendapat perlindungan hukum sebagai hak paten. Di Indonesia,ada criteria tertentu bagi merek yang bisa dilindungi secara hukum. Salah satu syaratnya adalah merek tersebut bukan merupakan nama katagori produk,misalnya Aqua,merek tersebut dianggap merupakan nama kategori produk air mineral Qua-Qua yang dituduh menjiplak merek tersebut,ditolak.

3. Sponsor Merek

Ada 4 pilihan sponsor merek. Merek bisa diluncurkan sebagai merek produsen,seperti IBM,Indomie,Sosro,Dll. Merek juga bisa menggunakan nama perantara. Ini disebut merek privat (Private Brand),atau merek toko (Store Brand) atau merek distributor (Distributor Brand). Misalnya,Gula Hero dari dan beras Hero (keduanya dari Supermarket Hero),roti Aro (dari Makro),Kopi Ngesti (dari Swalayan New Ngesti),Dll.

Cara lain adalah dengan menggunakan lisensi,yaitu menggunakan merek orang lain dengan sejumlah bayaran (fee). Misalnya,kemeja Arrow (dilisensi oleh PT.Great River Industry),sweather Scala (dilisensi oleh PT.Indoscala).

Cara lainnya adalah merek bersama (co-branding),yaitu dengan menggabungksn merek yang sudah mapan dari dua perusahaan yang berbeda. Misalnya,Hero,Sempati Air,Bank Bali,Gramedia,bersatu untuk menciptakan kaliVa,yaiyu sebuah keanggotaan berbelanja di perudahaan-perusahaan anggotanya. Demikian pula antara Master Card dengan Bank BCA membuat kartu kredit BCA Mastercard,Bank Bali dengan Visa membuat kartu kredit Bank Bali Visa.


(4)

Bagaimana strategi pemberian merek? Ada 4 pilihan yaitu:

 Merek Baru (new brand),yaiyu: menggunakan merek baru untuk katagori produk lama. PT.Bayer Indonesia menggunsksn pendekatan ini.

 Perluasan lini (line extwnsion), yaitu menggunakan merek lama untuk kategori produk lama. PT. Bayer Indonesia menggunakan pendekata ini. Untuk katagori obat nyamuk,untuk setiap produk yang baru muncul,perusahaan tersebut tetap menggunakan merek BAYGON. Contoh lainnya,Caterpilar,yaitu perusahaan pembuat Buldozer. Untuk setiap produk baru mereknya adalah caterpillar.

 Perluasan merek(brand extension),yaitu menggunakan merek yang sudah ada untuk produk yang baru. Strategi menjadikan semua produk memilik merek yang sama,sperti Maspion, apa pun yang dihasilkan produsen Maspion, seperti kipas angin, ember plastic, kompor gas,lampu listrik,Dll,mereknya menggunakan Maspion.  Multi merek (multibrand),yaitu menggunakan merek baru untuk kategori produk

lama. Dalam pendekatan ini,produk sama saja dengan yang sebelumnya,tetapi mereknya dibuat berbeda. Dengan pendekatan inin,sebuah perusahaan bisa memiliki beberapa merek untuk produk yang sama. Contohnya ,untuk kategori produk mie, Indofood memproduksi Indomie,Sarimie,Supermie,Pop mie,dan Top mie. Sudah pasti perusahaan tersebut menggunakan pendekatan multi merek untuk kategori produk mie.

4. Pembuatan kemasan Kemasan:

Kemasan bagi produk sama pentingnya dengan pakaian pada manusia. Daya tarik manusia sangat dipengaruhi oleh pakaian yang kenakannya. Orang-orang tidak akan berani menunjukan diri didepan umum tanpa pakaian yang pantas. Selain itu,pakaian juga melindungi tubuh secara fisik terhadap lingkungan.

Apalagi bagi produk yang sering dibongkar-muat, fungsi kemasan sebagai pelindung menjadi sanagat vital.

Fungsi kedua kemsan adalah untuk memberikan kenyamanan dan kemudahan bagi konsumen. Sebab dengan adanya kemasan,ukuran dan desain produk dapat dirancang. Ambil contoh sampo anak-anak Deede. Tutupnya yang didesain berbentuk leher angsa,sangat membanru kenyamanan mengambil sampo. Tinggal pencet tutupnya,maka sampo pun keluar. Ukurannya juga di buat agar mudah disimpan ditempat sampo dikamar mandi. Bayangkan seandainya sampo dikemas dalam botol seperti bir botol,tentu pemakaiannya sangat tidak praktis. Selain tutupnya tidak bisa dipakai ulang,botolnya juga berat, besar, dan mudah pecah kalau jatuh.


(5)

Fungsi ketiga kemasan adalah untuk mempromosikan produk kepada konsumen. Sama seperti pakaian bagi orang, kemasan juga dapat meningkatkan daya tarik produk. Selain karena enak dipandang,pada kemasan juga dapat diinformasikan fitur, penggunaan, manfaat, dan citra (image) produk.

Merancang Kemasan

Bagaimanakah caranya merancang? Ini adalah tugas desainer grafis. Namun,dari sudut pandang pemasaran,ada 4 faktor yang perlu dipertimbangkan dalam merancang kemasan produk. Pertama adalah konsumen. Factor konsumen perlu diperhatikan karena pada dasrnya apapun yang dilakukan pada produk,termasuk dalam merancang kemasan,tujuannya semata-mata adalah untuk memenuhi kebutuhan dari keinginan konsumen. Yang jelas,konsumen tentu memiliki gambaran mengenai kemasan yang sesuai untuk suatu produk,baik dari segi ukuran,bentuk,warna,maupun grafis.

Ambil contoh air mineral dalam kemasan. Bentuk botol bisa macam-macam tetapi warnanya harus bening. Coba bayangkan apa yang terjadi kalau warna botolnya cokelat. Tentu kesan segar dan bersihnya hilang. Tetapi dengan warna kemasan bening dan warna tulisan biru muda,kesan tersebut bisa disampaikan.

Kedua adalah perantara. Bagi para perantara,kemasan penting karena memberikan kepraktisan dalam penyimpanan,pengangkutan,dan penanganan. Coba ukur dulu tinggi rak-rak panjang disupermarket. Taruhlah tingginya 40cm. kalau ada botol air mineral yang tingginya 50cm,tentu tidak akan bisa dipajang kedalam rak,kecuali kalau diletakan di bagian yang paling tinggi. Bagian ini pun tidak cocok bagi barang yang berat dan mudah jatuh.

Ketiga adalah biaya. Kemasan yang baik dari sudut pandang konsumen dan perantara, tentu tidak diterima begitu saja oleuntuk apa? Memang dalam pemasaran kebutuhan dan keinginan konsumen perlu dipenuhi,tetapi tentu saja dengan cara yang dapat memberikan keuntungan bagi produsen. Jadi intinya,produsen perlu memilih desain kemasan yang memberikan manfaat yang optimal bagi konsumen dan perantara dengan biaya yang diperlukan untuk itu masih terhitung layak.

Pertimbangan terkakhir adalah lingkungan hidup. Pada umumnya,kemasan cendrung mengotori lingkungan setelah produk terpakai. Kalau masih memungkinkan,dalam pemrosesannya tentu lebih baik dipilih kemasan yang bisa didaur ulang.

5. Pemberian label

Kalau merek adalah nama, symbol atau kode untuk mengidentifikasi produk, maka lebel adalah segala bentuk yang berfungsi deskriftif (menginformasikan) bagi produk. Pada produk buah-buahan lebel bisa berfungsi sebagai merek.


(6)

1. Strategi Pengembangan Merek

Gambar 1.2: Strategi pengembangan merek:

 Merek Baru (new brands), yaitu: menggunakan merek baru untuk katagori produk lama. PT.Bayer Indonesia menggunsksn pendekatan ini.

 Perluasan lini (line extension), yaitu menggunakan merek lama untuk kategori produk lama. PT. Bayer Indonesia menggunakan pendekata ini. Untuk katagori obat nyamuk,untuk setiap produk yang baru muncul,perusahaan tersebut tetap menggunakan merek BAYGON. Contoh lainnya,Caterpilar,yaitu perusahaan pembuat Buldozer. Untuk setiap produk baru mereknya adalah caterpillar.

 Perluasan merek (brand extension),yaitu menggunakan merek yang sudah ada untuk produk yang baru. Strategi menjadikan semua produk memilik merek yang sama,sperti Maspion, apa pun yang dihasilkan produsen Maspion, seperti kipas angin, ember plastic, kompor gas,lampu listrik,Dll,mereknya menggunakan Maspion.  Multi merek (multibrand),yaitu menggunakan merek baru untuk kategori produk

lama. Dalam pendekatan ini,produk sama saja dengan yang sebelumnya,tetapi mereknya dibuat berbeda. Dengan pendekatan inin,sebuah perusahaan bisa memiliki beberapa merek untuk produk yang sama. Contohnya ,untuk kategori produk mie, Indofood memproduksi Indomie,Sarimie,Supermie,Pop mie,dan Top mie. Sudah pasti perusahaan tersebut menggunakan pendekatan multi merek untuk kategori produk mie.

ANALISA STRATEGI PENGEMBANGAN MEREK SHAMPO UNELEVER

Dalam hal pengembangan merek, unilever juga tidak melewatkan teori pengembangan merek di atas. Berikut analisis pengembangan merek unilever:

- Line Extension / Perluasan Lini Produk

Strategi pengembangan merek ini menggunakan nama merek yang sudah dikenal oleh konsumen untuk memperkenalkan tambahan variasi seperti rasa baru, warna, ukuran kemasan, dsb pada suatu kategori produk dengan menggunakan nama merek yang sama.

Contoh:

PT Unilever Indonesia Tbk pada bulan november 2012 akan meluncurkan Sunsilk Man. - Brand Extension / Perluasan Merek


(7)

Strategi pengembangan merek ini menggunakan nama merek yang sudah dikenal oleh konsumen untuk meluncurkan produk baru atau produk modifikasi pada kategori produk yang baru.

Contoh:

Merek sabun mandi Lifebouy yang memperluas mereknya pada kategori produk shampo - Multibrand / Banyak Merek

Strategi pengembangan merek ini meluncurkan banyak merek pada satu macam kategori produk yang sama.

Contoh:

PT Unilever Indonesia Tbk memiliki lima macam merek untuk kategori produk shampoo yaitu Sunsilk, Lifebouy, Clear, Zwitsal, dan Dove.

- New Brand / Merek Baru

Strategi pengembangan merek ini menggunakan merek yang benar – benar baru untuk peluncuran produk baru perusahaan.

Contoh:

PT Unilever Indonesia Tbk meluncurkan merek Pure-it untuk produk baru, produk perusahaan yaitu alat filterisasi air dimana alat tersebut dapat mengubah air keran menjadi air minum.

Hasil studi kasus internasional terhadap 22.000 macam kasus peluncuran produk baru Aktivasi

Untuk selalu melakukan beberapa aktivasi, yaitu untuk membuat Clear tetap cocok dengan pasar sasaran, untuk mempertahankan kesesuaiannya dan menarik pasar sasaran, untuk mempertahankan kecintaan pada merek, dan menjadi lebih dekat dengan pelanggannya.

2. Strategi pengembangan Kemasan

Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa, kemasan sebuah produk itu dapat diibaratkan sebagai pakaian jika berada dalam posisi manusia. Kemasan yang baik adalah kemasan yang secara langsung dapat menggambarkan isi dari produk yang bersangkutan. Contohnya saja, shampo clear dengan desain yang modern, dinamis serta menarik ditambah lagi dengan periklanan yang intens membuat produk ini semakin dikenal, dan dampaknya saat orang berada di super market atau swalayan dan ingin membeli shampo clear, maka ia tidak perlu lagi membuka dan mencoba produk yang akan dibeli. Singkat kata kemasan dalam produk bisa diartikan sebagai identitas sebuah produk.


(8)

Dalam makalah ini penulis akan sedikit mambahas bagaimana unilever mengembangkan strategi dalam pembuatan kemasan di produk shamponya.

Kemasan produk adalah sama pentingnya dengan produk itu sendiri karena kemasan adalah bagaimana pelanggan mengidentifikasi produk. Sama, kemasan merupakan aspek integral dari pengembangan produk strategi perusahaan dan tujuan penjualan. Namun, ini tidak berarti bahwa perubahan dalam kemasan produk akan menghasilkan peningkatan langsung dalam penjualan. Tapi dengan mengembangkan penjualan kemasan tujuan dan strategi yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan, adalah mungkin bagi perusahaan untuk menyaksikan kemajuan bertahap dalam pendapatan penjualan.

Biaya

Biaya kemasan dapat mengambil bagian penting dari pengeluaran pendapatan perusahaan. Biaya kemasan bisa mencapai 10-40 % dari harga eceran suatu produk, menurut Entrepreneur.com. Dalam mengembangkan strategi penjualan dan tujuan, perusahaan harus memperhitungkan biaya kemasan total dan biaya kemasan masing-masing unit. Pertimbangan ini memastikan bahwa biaya kemasan membenarkan pendapatan penjualan. Sebuah strategi kemasan-penjualan yang baik memastikan bahwa biaya kemasan tidak melebihi proyeksi pendapatan penjualan.

Dalam hal ini unilever juga memikirkan hal ini, contohnya pada produk sunsilk pada tahun 1952 produk sunsilk menggunakan botol kaca sebagai kemasan shamponya. Seiring berjalannya waktu dan perkembangan teknologi yang semakin pesat berpindahlah unilever dimana kemasan shampo sunsilk yang menggunakan botol kaca menjadi kemasan pelastik pada tahun 1970. (lihat gambar di lampiran)

Positioning

Kemasan-strategi penjualan dan tujuan harus mempertimbangkan faktor-faktor seperti ukuran, warna dan bentuk produk. Berbagai warna dan bentuk yang sesuai untuk target pasar yang berbeda. Misalnya anak-anak produk cenderung lebih berwarna dan dikemas secara berbeda dari orang dewasa 'produk. Hal ini sama penting bagi sebuah perusahaan untuk membuat produk yang jelas dibedakan dari para pesaingnya. Posisi suatu produk melalui kemasan memerlukan menarik pelanggan melalui varietas warna, ukuran dan bentuk yang berbeda dari kompetisi.

Dalam lini produk shampo unilever terdapat lima varian shampo yang beredar di Indonesia. Produk tersebut antara lain, sunsilk, clear, dove, lifebuoy, dan zwitsal shampo. Produk yang ditawarkan sunsilk memiliki target yang jelas. Pertama sunsilk, sunsilk menginspirasi perempuan Inovasi


(9)

Inovasi dalam kemasan adalah tentang memenuhi kebutuhan pelanggan. Pelanggan memiliki kebutuhan yang berbeda dan ingin nyaman menggunakan produk yang sama untuk berbagai kesempatan. Mempertimbangkan faktor-faktor seperti fungsi, portabilitas dan kemudahan penggunaan dapat membantu perusahaan mengembangkan kemasan yang memenuhi kebutuhan target pasarnya. Menawarkan informasi tentang produk pada kemasan juga merupakan strategi kemasan-penjualan penting. Kemasan-strategi penjualan dan tujuan harus mengikuti terus berkembang kebutuhan pelanggan.

Seiring perkembangan zaman, dan kebutuhan konsumen yang terus meningkat. Inovasi dalam kemasan pada tiap-tiap produk yang dilempar ke pasaran oleh produsen shampo relatif sama. Terdapat 2 jenis yaitu kemasan botol dan kemasan shaset.

BAB III KESIMPULAN

Produk adalah suatu tawaran dari sebuah perusahaan yang tujuannya adalah untuk memuaskan atau memenuhi kebutuhan, produk sudah pasti adalah sebuah barang, akan tetapi barang belum tentu merupakan sebuah produk.

Lini produk merupakan kumpulan produk yang sejenis, tergantung bagaimana seseorang mengelompokkan produk tersebut.

Strategi perluasan merek memudahkan produk baru untuk segera meraih pangsa pasar, tetapi yang harus diperhatikan bahwa tetap ada resiko karena produk tersebut masih terkait dengan persepsi konsumen akan citra merek induk. Banyak perdebatan yang muncul dari berbagai pihak dimana ada pihak – pihak yang setuju / pro tetapi tidak sedikit juga pihak – pihak yang kontra dan meremehkan penggunaan strategi ini.


(1)

Bagaimana strategi pemberian merek? Ada 4 pilihan yaitu:

 Merek Baru (new brand),yaiyu: menggunakan merek baru untuk katagori produk lama. PT.Bayer Indonesia menggunsksn pendekatan ini.

 Perluasan lini (line extwnsion), yaitu menggunakan merek lama untuk kategori produk lama. PT. Bayer Indonesia menggunakan pendekata ini. Untuk katagori obat nyamuk,untuk setiap produk yang baru muncul,perusahaan tersebut tetap menggunakan merek BAYGON. Contoh lainnya,Caterpilar,yaitu perusahaan pembuat Buldozer. Untuk setiap produk baru mereknya adalah caterpillar.

 Perluasan merek(brand extension),yaitu menggunakan merek yang sudah ada untuk produk yang baru. Strategi menjadikan semua produk memilik merek yang sama,sperti Maspion, apa pun yang dihasilkan produsen Maspion, seperti kipas angin, ember plastic, kompor gas,lampu listrik,Dll,mereknya menggunakan Maspion.  Multi merek (multibrand),yaitu menggunakan merek baru untuk kategori produk

lama. Dalam pendekatan ini,produk sama saja dengan yang sebelumnya,tetapi mereknya dibuat berbeda. Dengan pendekatan inin,sebuah perusahaan bisa memiliki beberapa merek untuk produk yang sama. Contohnya ,untuk kategori produk mie, Indofood memproduksi Indomie,Sarimie,Supermie,Pop mie,dan Top mie. Sudah pasti perusahaan tersebut menggunakan pendekatan multi merek untuk kategori produk mie.

4. Pembuatan kemasan Kemasan:

Kemasan bagi produk sama pentingnya dengan pakaian pada manusia. Daya tarik manusia sangat dipengaruhi oleh pakaian yang kenakannya. Orang-orang tidak akan berani menunjukan diri didepan umum tanpa pakaian yang pantas. Selain itu,pakaian juga melindungi tubuh secara fisik terhadap lingkungan.

Apalagi bagi produk yang sering dibongkar-muat, fungsi kemasan sebagai pelindung menjadi sanagat vital.

Fungsi kedua kemsan adalah untuk memberikan kenyamanan dan kemudahan bagi konsumen. Sebab dengan adanya kemasan,ukuran dan desain produk dapat dirancang. Ambil contoh sampo anak-anak Deede. Tutupnya yang didesain berbentuk leher angsa,sangat membanru kenyamanan mengambil sampo. Tinggal pencet tutupnya,maka sampo pun keluar. Ukurannya juga di buat agar mudah disimpan ditempat sampo dikamar mandi. Bayangkan seandainya sampo dikemas dalam botol seperti bir botol,tentu pemakaiannya sangat tidak praktis. Selain tutupnya tidak bisa dipakai ulang,botolnya juga berat, besar, dan mudah pecah kalau jatuh.


(2)

Fungsi ketiga kemasan adalah untuk mempromosikan produk kepada konsumen. Sama seperti pakaian bagi orang, kemasan juga dapat meningkatkan daya tarik produk. Selain karena enak dipandang,pada kemasan juga dapat diinformasikan fitur, penggunaan, manfaat, dan citra (image) produk.

Merancang Kemasan

Bagaimanakah caranya merancang? Ini adalah tugas desainer grafis. Namun,dari sudut pandang pemasaran,ada 4 faktor yang perlu dipertimbangkan dalam merancang kemasan produk. Pertama adalah konsumen. Factor konsumen perlu diperhatikan karena pada dasrnya apapun yang dilakukan pada produk,termasuk dalam merancang kemasan,tujuannya semata-mata adalah untuk memenuhi kebutuhan dari keinginan konsumen. Yang jelas,konsumen tentu memiliki gambaran mengenai kemasan yang sesuai untuk suatu produk,baik dari segi ukuran,bentuk,warna,maupun grafis.

Ambil contoh air mineral dalam kemasan. Bentuk botol bisa macam-macam tetapi warnanya harus bening. Coba bayangkan apa yang terjadi kalau warna botolnya cokelat. Tentu kesan segar dan bersihnya hilang. Tetapi dengan warna kemasan bening dan warna tulisan biru muda,kesan tersebut bisa disampaikan.

Kedua adalah perantara. Bagi para perantara,kemasan penting karena memberikan kepraktisan dalam penyimpanan,pengangkutan,dan penanganan. Coba ukur dulu tinggi rak-rak panjang disupermarket. Taruhlah tingginya 40cm. kalau ada botol air mineral yang tingginya 50cm,tentu tidak akan bisa dipajang kedalam rak,kecuali kalau diletakan di bagian yang paling tinggi. Bagian ini pun tidak cocok bagi barang yang berat dan mudah jatuh.

Ketiga adalah biaya. Kemasan yang baik dari sudut pandang konsumen dan perantara, tentu tidak diterima begitu saja oleuntuk apa? Memang dalam pemasaran kebutuhan dan keinginan konsumen perlu dipenuhi,tetapi tentu saja dengan cara yang dapat memberikan keuntungan bagi produsen. Jadi intinya,produsen perlu memilih desain kemasan yang memberikan manfaat yang optimal bagi konsumen dan perantara dengan biaya yang diperlukan untuk itu masih terhitung layak.

Pertimbangan terkakhir adalah lingkungan hidup. Pada umumnya,kemasan cendrung mengotori lingkungan setelah produk terpakai. Kalau masih memungkinkan,dalam pemrosesannya tentu lebih baik dipilih kemasan yang bisa didaur ulang.

5. Pemberian label

Kalau merek adalah nama, symbol atau kode untuk mengidentifikasi produk, maka lebel adalah segala bentuk yang berfungsi deskriftif (menginformasikan) bagi produk. Pada produk


(3)

1. Strategi Pengembangan Merek

Gambar 1.2: Strategi pengembangan merek:

 Merek Baru (new brands), yaitu: menggunakan merek baru untuk katagori produk lama. PT.Bayer Indonesia menggunsksn pendekatan ini.

 Perluasan lini (line extension), yaitu menggunakan merek lama untuk kategori produk lama. PT. Bayer Indonesia menggunakan pendekata ini. Untuk katagori obat nyamuk,untuk setiap produk yang baru muncul,perusahaan tersebut tetap menggunakan merek BAYGON. Contoh lainnya,Caterpilar,yaitu perusahaan pembuat Buldozer. Untuk setiap produk baru mereknya adalah caterpillar.

 Perluasan merek (brand extension),yaitu menggunakan merek yang sudah ada untuk produk yang baru. Strategi menjadikan semua produk memilik merek yang sama,sperti Maspion, apa pun yang dihasilkan produsen Maspion, seperti kipas angin, ember plastic, kompor gas,lampu listrik,Dll,mereknya menggunakan Maspion.  Multi merek (multibrand),yaitu menggunakan merek baru untuk kategori produk

lama. Dalam pendekatan ini,produk sama saja dengan yang sebelumnya,tetapi mereknya dibuat berbeda. Dengan pendekatan inin,sebuah perusahaan bisa memiliki beberapa merek untuk produk yang sama. Contohnya ,untuk kategori produk mie, Indofood memproduksi Indomie,Sarimie,Supermie,Pop mie,dan Top mie. Sudah pasti perusahaan tersebut menggunakan pendekatan multi merek untuk kategori produk mie.

ANALISA STRATEGI PENGEMBANGAN MEREK SHAMPO UNELEVER

Dalam hal pengembangan merek, unilever juga tidak melewatkan teori pengembangan merek di atas. Berikut analisis pengembangan merek unilever:

- Line Extension / Perluasan Lini Produk

Strategi pengembangan merek ini menggunakan nama merek yang sudah dikenal oleh konsumen untuk memperkenalkan tambahan variasi seperti rasa baru, warna, ukuran kemasan, dsb pada suatu kategori produk dengan menggunakan nama merek yang sama.

Contoh:

PT Unilever Indonesia Tbk pada bulan november 2012 akan meluncurkan Sunsilk Man. - Brand Extension / Perluasan Merek


(4)

Strategi pengembangan merek ini menggunakan nama merek yang sudah dikenal oleh konsumen untuk meluncurkan produk baru atau produk modifikasi pada kategori produk yang baru.

Contoh:

Merek sabun mandi Lifebouy yang memperluas mereknya pada kategori produk shampo - Multibrand / Banyak Merek

Strategi pengembangan merek ini meluncurkan banyak merek pada satu macam kategori produk yang sama.

Contoh:

PT Unilever Indonesia Tbk memiliki lima macam merek untuk kategori produk shampoo yaitu Sunsilk, Lifebouy, Clear, Zwitsal, dan Dove.

- New Brand / Merek Baru

Strategi pengembangan merek ini menggunakan merek yang benar – benar baru untuk peluncuran produk baru perusahaan.

Contoh:

PT Unilever Indonesia Tbk meluncurkan merek Pure-it untuk produk baru, produk perusahaan yaitu alat filterisasi air dimana alat tersebut dapat mengubah air keran menjadi air minum.

Hasil studi kasus internasional terhadap 22.000 macam kasus peluncuran produk baru Aktivasi

Untuk selalu melakukan beberapa aktivasi, yaitu untuk membuat Clear tetap cocok dengan pasar sasaran, untuk mempertahankan kesesuaiannya dan menarik pasar sasaran, untuk mempertahankan kecintaan pada merek, dan menjadi lebih dekat dengan pelanggannya.

2. Strategi pengembangan Kemasan

Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa, kemasan sebuah produk itu dapat diibaratkan sebagai pakaian jika berada dalam posisi manusia. Kemasan yang baik adalah kemasan yang secara langsung dapat menggambarkan isi dari produk yang bersangkutan. Contohnya saja, shampo clear dengan desain yang modern, dinamis serta menarik ditambah lagi dengan periklanan yang intens membuat produk ini semakin dikenal, dan dampaknya saat orang berada di super market atau swalayan dan ingin membeli shampo clear, maka ia tidak perlu lagi membuka dan mencoba produk yang akan dibeli. Singkat kata kemasan dalam produk bisa diartikan sebagai identitas sebuah produk.


(5)

Dalam makalah ini penulis akan sedikit mambahas bagaimana unilever mengembangkan strategi dalam pembuatan kemasan di produk shamponya.

Kemasan produk adalah sama pentingnya dengan produk itu sendiri karena kemasan adalah bagaimana pelanggan mengidentifikasi produk. Sama, kemasan merupakan aspek integral dari pengembangan produk strategi perusahaan dan tujuan penjualan. Namun, ini tidak berarti bahwa perubahan dalam kemasan produk akan menghasilkan peningkatan langsung dalam penjualan. Tapi dengan mengembangkan penjualan kemasan tujuan dan strategi yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan, adalah mungkin bagi perusahaan untuk menyaksikan kemajuan bertahap dalam pendapatan penjualan.

Biaya

Biaya kemasan dapat mengambil bagian penting dari pengeluaran pendapatan perusahaan. Biaya kemasan bisa mencapai 10-40 % dari harga eceran suatu produk, menurut Entrepreneur.com. Dalam mengembangkan strategi penjualan dan tujuan, perusahaan harus memperhitungkan biaya kemasan total dan biaya kemasan masing-masing unit. Pertimbangan ini memastikan bahwa biaya kemasan membenarkan pendapatan penjualan. Sebuah strategi kemasan-penjualan yang baik memastikan bahwa biaya kemasan tidak melebihi proyeksi pendapatan penjualan.

Dalam hal ini unilever juga memikirkan hal ini, contohnya pada produk sunsilk pada tahun 1952 produk sunsilk menggunakan botol kaca sebagai kemasan shamponya. Seiring berjalannya waktu dan perkembangan teknologi yang semakin pesat berpindahlah unilever dimana kemasan shampo sunsilk yang menggunakan botol kaca menjadi kemasan pelastik pada tahun 1970. (lihat gambar di lampiran)

Positioning

Kemasan-strategi penjualan dan tujuan harus mempertimbangkan faktor-faktor seperti ukuran, warna dan bentuk produk. Berbagai warna dan bentuk yang sesuai untuk target pasar yang berbeda. Misalnya anak-anak produk cenderung lebih berwarna dan dikemas secara berbeda dari orang dewasa 'produk. Hal ini sama penting bagi sebuah perusahaan untuk membuat produk yang jelas dibedakan dari para pesaingnya. Posisi suatu produk melalui kemasan memerlukan menarik pelanggan melalui varietas warna, ukuran dan bentuk yang berbeda dari kompetisi.

Dalam lini produk shampo unilever terdapat lima varian shampo yang beredar di Indonesia. Produk tersebut antara lain, sunsilk, clear, dove, lifebuoy, dan zwitsal shampo. Produk yang ditawarkan sunsilk memiliki target yang jelas. Pertama sunsilk, sunsilk menginspirasi perempuan Inovasi


(6)

Inovasi dalam kemasan adalah tentang memenuhi kebutuhan pelanggan. Pelanggan memiliki kebutuhan yang berbeda dan ingin nyaman menggunakan produk yang sama untuk berbagai kesempatan. Mempertimbangkan faktor-faktor seperti fungsi, portabilitas dan kemudahan penggunaan dapat membantu perusahaan mengembangkan kemasan yang memenuhi kebutuhan target pasarnya. Menawarkan informasi tentang produk pada kemasan juga merupakan strategi kemasan-penjualan penting. Kemasan-strategi penjualan dan tujuan harus mengikuti terus berkembang kebutuhan pelanggan.

Seiring perkembangan zaman, dan kebutuhan konsumen yang terus meningkat. Inovasi dalam kemasan pada tiap-tiap produk yang dilempar ke pasaran oleh produsen shampo relatif sama. Terdapat 2 jenis yaitu kemasan botol dan kemasan shaset.

BAB III KESIMPULAN

Produk adalah suatu tawaran dari sebuah perusahaan yang tujuannya adalah untuk memuaskan atau memenuhi kebutuhan, produk sudah pasti adalah sebuah barang, akan tetapi barang belum tentu merupakan sebuah produk.

Lini produk merupakan kumpulan produk yang sejenis, tergantung bagaimana seseorang mengelompokkan produk tersebut.

Strategi perluasan merek memudahkan produk baru untuk segera meraih pangsa pasar, tetapi yang harus diperhatikan bahwa tetap ada resiko karena produk tersebut masih terkait dengan persepsi konsumen akan citra merek induk. Banyak perdebatan yang muncul dari berbagai pihak dimana ada pihak – pihak yang setuju / pro tetapi tidak sedikit juga pihak – pihak yang kontra dan meremehkan penggunaan strategi ini.