Pedoman Pelayanan Kesehatan Anak di Panti
MILIK PERPUSTAKAAN
KEMENTERIAN KESEHATAN
613 .0432
ind o
p
Pedoman
Pelayanan Kesehatan
Anak Oi Panti
ー LN イBオ
セ エャGォBョ@
N '). In d uk
: " GANセ
• q" T"'rt 1'1 II :
l.J セ
iNI@ ・エ@
0/3
Oepkes.-
N _ZiヲM
7..WGZN@ N ᄁ_Z
....
Ds ri : ...... ... .....
N_ZヲOR@
f) lp)..-
/nc/
N@ _NセAZ@
/f........
ta
N
Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak
Direktorat Bina Kesehatan Anak
2011
-
TIM PENYUSUN
PEOOMAN PELAYANAN KESEHATAN ANAK 01 PANTI
Pengarah :
dr. Kirana Pritasari, MQIH
Direktur Bina Kesehatan Anak, Ditjen Bina Gizi dan KIA,
Kementerian Kesehatan RI
Tim Penyusun :
1. Ketua: dr. Penina Regina Bebena, MPHM
2. Narasumber: DR. dr. Rini Sekartini, SpA (K)
3. Anggota:
1) lip Syaiful, SKM, M. Kes
2) drg. Dara Pahlarini
3) Drs. Sri Wahyudhi , M.Kes
4) Drs. Agus Hasyim Ibrahim
5) Dra. Hj. Ucu Rahayu, MM
6) Bayu Aji, SE, MSc, PH
7) Suharni Simbolon, SKM, M.Kes
8) Diah Wati, SKM, M.Kes
9) Dr. Linda Siti Rohaeti, MKM
10) Iwan Kurniawan, SE
11) dr. Made Yosi Purbadi
12) drg. Naneu Retna Arfani
13) dr. Laila Mahmudah
14) Maya Raiyan, S.Psi
15) Sriyati Mardiyana
Kontributor :
1) Kementerian Sosial RI
2) Dinas Sosial DKI Jakarta
3) Puskesmas Kembangan, Jakarta Barat
Art Designer:
1) Bayu Aji, SE, MSc, PH
2) Umarjono Hadi, S.Sn
Tim Administrasi :
1. Sartiyem, SKM
2. Putu Ayu Merry Antarina, A.md.Keb
3. Bayu Wijayanto, Amd
KATA PENGANTAR
Pertama-tama puji syukur kami panjatkan kepada Allah yang
Maha Pengasih dan Maha Penyayang karena atas karuniaNya sehingga
buku Pedoman Pelayanan Kesehatan Anak di Panti (LKSA) dapat disusun. Pedoman ini merupakan salah satu wujud upaya pemenuhan hak
anak di panti (LKSA) untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang
berkualitas sebagai amanat dari Undang-Undang Perlindungan Anak
Nomor 23 tahun 2002.
Kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam proses penyusunan pedoman ini.
Diharapkan buku Pedoman Pelayanan Kesehatan Anak di Panti
(LKSA) dapat menjadi acuan bagi pengelola program kesehatan,
petugas kesehatan di puskesmas dan pengelola panti untuk melaksanakan pembinaan kesehatan anak di panti (LKSA).
Kami sangat mengharapkan masukan dan saran dari para pengguna buku pedoman ini, agar kelak dapat disempurnakan. Semoga
Tuhan memudahkan upaya kita bersama untuk menjamin kualitas
hidup anak di panti (LKSA) melalui upaya pembinaan kesehatan.
Oktober, 2011
Direktur·
esehatan Anak
Pedoman Pelayanan Kesehatan Anak Oi Ponti
DAFTAR lSI
Kata Pengantar ................................................... .. . . .... .
Daftar lsi . ................. . ....................................... .... ... . . .
Daftar Bagan ......... . . . .. .. ...... .. .. . .. . . . ..................... . ........ .
Daftar Lampiran .. . .. ...................... . .. .... .. ... . . ... . .... .. ....... .
BAB 1
BAB 2
BAB 3
PENDAHULUAN
1.1 . LATAR BELAKANG ................ . .... . ..... . . .... .. .. . . .
1.2. TUJUAN .................................. . .... . ... . ...... .
1.3. SASARAN ......................................... . ....... .
1.4. PENGERTIAN..............................................
1.5. LANDASAN HUKUM .......................... . ...........
1.6. KEBIJAKAN DAN STRATEGI OPERASIONAL . . ... .......
1.6.1
Kebijakan......................... .. .............
1.6.2
Strategi Operasional ........... ... . . ...........
1.7. RUANGLlNGKUP........................ ... .... . .........
PELAYANAN KESEHATAN ANAK DI PANTI (LKSA)
2.1 . JENIS PELAYANAN
2.1.1
Pengobatan
2.1.2
Pelayanan Imunisasi ..... .... . ... . . ........ . ...
2.1.3
Pelayanan Gizi ........... . .......... . ..... . .....
2.1.4
Promosi Kesehatan di Panti (LKSA) ..........
2.1.5
Penyehatan Lingkungan ... ...... . ..............
2.1.6
Pengendalian Penyakit .. . . . . . ..................
2.1.7
Kesehatan Jiwa .... .... . . .......................
2.1.8
Pemeriksaan dan Pemeliharaan Kebersihan
Diri .................... .. ........................ .
2.2. PEMBIAYMN ............... . .... .. . . .................... ··
2. 3. MEKANISME RUJUKAN ....... ... .........................
iii
iv
v
vi
4
5
5
7
8
8
8
8
13
13
13
14
17
20
25
26
33
34
35
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
3.1. PENCATATAN DAN PELAPORAN ...... . .... ..............
3.2. MONITORING DAN EVALUASI . ...... .. ........ . .........
3. 3. INDIKATOR ... . .... .... . ...... ... .. . .. . ... .. . ... . ....... . ..
37
38
39
PENUTUP .................. . ... . .............................. . ...
40
DAFTAR RUJUKAN .................... .. .. .. .............................. .
DAFTAR SINGKATAN .................. .. . . . . ................. .. . . ...... .. . .
41
56
BAB 4
Pedoman Pelayanan Kesehatan Anak Di Panti
DAFTAR BAGAN
Bagan 1
Skema Konsep Pelayanan Gizi
15
Bagan 2
Alur Rujukan
Mekanisme Pencatatan dan Pelaporan
Program Pelayanan Kesehatan Anak di Panti
(LKSA)
35
Bagan 3
Pedoman Pelayanan Kesehatan Anak Di Panti
38
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Tabel Angka
Indonesia
Bagi Orang
44
Lampiran 2
Komposisi Kebutuhan Pangan untuk Memenuhi
Kecukupan Gizi Berdasarkan Kelompok Umur
45
Lampiran 3
Kebutuhan Gizi Anak Usia Sekolah (4 - 15 Tahun)
46
Lampiran 4
Form Pencatatan Pelayanan Kesehatan Anak di Panti
(LKSA) Puskesmas
47
Lampiran 5
Laporan
Rekapitulasi
Pencatatan
Pelayanan
Kesehatan Anak di Panti (LKSA) Kabupatenl Kota
48
Lampiran 6
Laporan
Rekapitulasi
Pencatatan
Kesehatan Anak di Panti (LKSA) Provinsi
Pelayanan
49
Lampiran 7
instrumen Pemantauan Pelayanan Kesehatan Anak
di Panti (LKSA) di Puskesmas
50
Lampiran 8
instrumen Pemantauan Pelayanan Kesehatan Ana k
di Panti (LKSA) di Kabupaten / Kota
52
Lampiran 9
lnstrumen Pemantauan Pelayanan Kesehatan Anak
di Panti (LKSA) di Propinsi
54
Kecukupan Gizi
Pedoman Pe[ayanan Kesehatan Anak OJ Ponti
2004
Bab
1
PENDAHULUAN
1 .1.
LATAR BELAKANG
Anak memiliki potensi untuk melanjutkan pembangunan
bangsa karena itu perlu diperhatikan dan dilindungi oleh
orang tua, keluarga, masyarakat dan negara. UUD Tahun 1945
pasal 34 menyebutkan bahwa fakir miskin dan anak terlantar
dipelihara oleh Negara . Hal ini sejalan dengan amanat
Undang Undang Perlindungan Anak No. 23 tahun 2002 bahwa
pemerintah bertanggung jawab menjamin dan melindungi
anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang ,
dan berpartisipasi , secara optimal sesuai dengan harkat dan
martabat kemanusiaan , serta mendapat perlindungan dari
kekerasan dan diskriminasi.
Dalam kenyataannya tidak semua anak di Indonesia berada
dalam kondisi beruntung dapat tinggal di rumah bersama dengan
orangtua atau keluarga mereka, dan tidak semua anak yang
dilahirkan berasal dari keluarga yang mampu. Sebagaimana
diketahui bahwa berbagai alasan dapat menyebabkan banyak
keluarga tidak mampu menjalankan pengasuhan bagi anak
yang dilahirkan, diantaranya karena faktor kemiskinan .
Berdasarkan data UNICEF pada laporan Save The Children
Tahun 2008 menyatakan bahwa hanya sebagian kecil anak yang
berada di Panti Asuhan ya ng benar -benar ya tim piatu (6%) dan
90% diantaranya masih memiliki salah satu anggota keluarga .
Pedoman Pelayanan Kesehatan Anak Oi Panti
Padahal keluarga merupakan lingkungan terbaik bagi anak
untuk tumbuh dan berkembang. Oleh karena itu, sebagian
besar anak di Panti dapat digolongkan sebagai "anak terlantar"
yang diakibatkan oleh disfungsi keluarga atau ketidakmampuan
keluarga mencukupkan kebutuhan dasar anak yaitu asah, asih,
dan asuh. Hal ini sangat dipengaruhi oleh faktor kemiskinan,
kurangnya lapangan pekerjaan, serta tingkat pendidikan orang
tua yang masih rendah.
Masalah kesehatan anak di panti (LKSA) tidak jauh berbeda
dengan anak lainnya yaitu terkait dengan kesehatan bayi,
balita, anak usia sekolah dan remaja.
Anak yang berada di panti (LKSA) memiliki hak dan
kedudukan yang sama dengan anak lainnya antara lain hak
untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang berkualitas.
Puskesmas sebagai unit teknis pelayanan kesehatan di lapangan
bertanggung jawab untuk memberikan pelayanan kesehatan
bagi semua komunitas di wilayah kerjanya termasuk panti
(LKSA). Dengan terbitnya Inpres No. 3 tahun 2010 di mana
salah satu indikatornya terkait dengan pembinaan kesehatan
anak di panti (LKSA) maka puskesmas diwajibkan memberikan
pelayanan kesehatan anak secara komprehensif di panti
(LKSA) yang meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif.
Undang-Undang No . 23 tahun 2002 tentang Perlindungan
Anak Pasal 8: menyatakan bahwa setiap anak berhak untuk
memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan sosial sesuai
dengan kebutuhan fisik, mental, spiritual dan sosial agar
pelayanan kesehatan anak di panti (LKSA) dapat diberikan
sesuai haknya.
Program pemerintah melalui Kementerian Sosial, Kementerian
Kesehatan, dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
sudah memiliki kebijakan dengan berbagai program yang
diimplementasikan kepada anak terlantar yaitu Program
Pedoman Pelayanan Kesehatan Anak Di Ponti
Kesejahteraan Sosial Anak, adanya Jamkesmas, dana BOK dan
dana BOS.
Menurut data Kementerian Sosial RI tahun 2008 jumlah
Panti Asuhan di seluruh Indonesia diperkirakan terdapat
5.000 sid 8.000 panti yang mengasuh hampir 500.000 anak.
Sebagian besar Panti Asuhan diselenggarakan oleh organisasi
kemasyarakatan. Pada tahun 2011 Kementerian Sosial RI
menyatakan bahwa terdapat sekitar 8 juta "anak terlantar"
yang berada di seluruh Indonesia, diantaranya hanya sekitar
4% (142.530 anak) yang memperoleh bantuan sosial melalui
Program Kesejahteraan Sosial Anak (PKSA). Pelaksanaan PKSA
ini melalui pendekatan panti atau Lembaga Kesejahteraan
Sosial Anak (LKSA) yang teregistrasi yaitu sebanyak 5.849.
Namun hanya 3.136 Panti (LKSA) yang mendapat pembinaan
kesehatan oleh puskesmas. Kemudahan bagi anak terlantar
untuk memperoleh akses pelayanan kesehatan di fasilitas
kesehatan telah tersedia dengan memanfaatkan dana
Jamkesmas melalui surat rekomendasi dinas sosial setempat .
Implementasi PKSA seharusnya mendukung program kesehatan
dan pendidikan agar anak terlantar bisa memperoleh
akses pendidikan di sekolah dan pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan. Kementerian Kesehatan RI telah memfasilitasi
puskesmas untuk melakukan pembinaan kesehatan bagi anak
di panti (LKSA) yang teregistrasi. Berdasarkan hasH monitoring
dan evaluasi program , sebagian besar tenaga kesehatan
belum memahami pelayanan kesehatan anak yang seharusnya
diberikan bagi anak di panti (LKSA). Hal ini disebabkan
oleh karena masih kurangnya sosialisasi tentang kebijakan
pemerintah pusat di daerah dan dukungan pemerintah daerah
yang belum optimal.
Berdasarkan UU No. 32 tahun 2004 ten tang Pemerintahan
Daerah , daerah mempunyai kewenangan untuk melaksanakan
se mua kebutuhan pelayanan sesuai permasalahannya termasuk
masalah anak terlantar. Inpres No. 3 tahun 2010 ditujukan
Pedoman Pelayanan Kesehatan Anak Di Panti
an tara lain kepada seluruh Gubernur, Bupati dan Walikota di
seluruh Indonesia untuk dilaksanakan sesuai sasaran "program
yang berkeadilan" diantaranya bagi anak terlantar. Dalam
kenyataan, pelaksanaannya belum terkoordinasi dengan baik
oleh karena berbagai faktor yang mempengaruhi seperti
sumber daya maupun sumber dana yang terbatas.
Dalam rangka meningkatkan status kesehatan anak di panti
(LKSA), perlu ditingkatkan koordinasi lintas program dan lintas
sektor terkait, agar semua kebutuhan pelayanan kesehatan
anak dapat dilaksanakan secara integrasi dan komprehensif.
Hal ini memerlukan dukungan faktor lain di luar kesehatan
seperti ketersediaan air bersih, terjaminnya lingkungan yang
sehat dan keamanan pangan. Program kesehatan anak yang
sudah dilaksanakan melalui puskesmas dengan berbagai buku
pedoman secara umum, juga dapat dimanfaatkan untuk
pelayanan kesehatan anak di panti (LKSA). Hal ini sangat
tergantung dari kemampuan petugas pemberi layanan untuk
mengkemas program tersebut sesuai kebutuhan anak di panti
(LKSA).
Oleh karena itu untuk lebih memudahkan pelaksanaan
pembinaan kesehatan anak di panti (LKSA) diperlukan suatu
Pedoman tentang Pelayanan Kesehatan Anak di Panti (LKSA)
sebagai acuan bagi petugas pemberi layanan. Buku ini
diharapkan dapat mendukung upaya peningkatan kualitas
pelayanan kesehatan anak di panti (LKSA).
1.2. TUJUAN
1.
2.
3.
Sebagai pedoman bagi petugas kesehatan dalam
memberikan layanan kesehatan kepada anak di panti
(LKSA)
Terlaksananya pelayanan kesehatan anak di panti (LKSA)
secara terintegrasi
Meningkatkan kerjasama lintas program dan lintas sektor
terkait dalam pembinaan kesehatan anak di pan t; (LKSA)
Pedoman Pelayanan Kesehatan Anak Di Panti
4.
1.3.
Terpenuhinya hak-hak anak di panti (LKSA) untuk hidup,
tumbuh dan berkembang secara optimal
SASARAN
Sasaran Langsung
1.
2.
3.
4.
5.
Tenaga kesehatan di Puskesmas
Penanggung jawab di klinik panti (LKSA)
Pengelola dan pengasuh panti anak
Pengelola program kesehatan anak di dinas kesehatan
provinsi dan dinas kesehatan kabupaten/kota
Pengelola lintas program dan l'intas sektor terkait di tingkat
provinsi dan kabupaten/kota
Sasaran Tidak Langsung
1. Anak di panti (LKSA)
2. Keluarga anak di panti (LKSA)
1.4.
PENGERTIAN
1.
2.
3.
Anak adalah seseorang yang berusia 0-18 tahun termasuk
anak di dalam kandungan (Undang-Undang Perlindungan
Anak No 23 Tahun 2002) .
Anak Terlantar adalah anak yang karena suatu sebab orang
tuanya melalaikan kewajibannya sehingga kebutuhan anak
tidak dapat terpenuhi dengan wajar baik secara rohani ,
jasmani maupun sosial (Undang-Undang Kesejahteraan
Anak Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak).
Panti Anak adalah Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak
(LKSA) yang memberikan pelayanan kesejahteraan sosial
bagi anak terlantar yang berada di dalam panti maupun
anak terlantar di lingkungan sekitar panti/ pelayanan lua r
panti.
Merujuk pad a Standar Nasional Pengasuhan Anak di
Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak tahun 2011 , maka
is tilah
panti
selanjutnya
diganti
m e njadi
Lembaga
Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA).
Pedoman Pelayanan Kesehatan Anak Di Ponti
4.
Pelayanan Kesehatan Anak adalah upaya pelayanan
kesehatan yang meliputi berbagai upaya promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif.
5. Pengasuh Panti (LKSA) adalah tenaga yang bertugas untuk
memberikan pengasuhan dan pendampingan pada anakanak di panti.
6. Pengelola Panti (LKSA) adalah tenaga yang mengelola panti
dari segi manajemen dan administrasi.
7. Program Kesejahteraan Sosial Anak adalah upaya yang
terarah, terpadu dan berkelanjutan yang dilakukan
pemerintah, Pemerintah Daerah dan masyarakat dalam
bentuk pelayanan sosial guna memenuhi hak dasar anak
melalui:
• Bantuan/subsidi pemenuhan kebutuhan dasar (sandang,
pangan, peningkatan gizi)
• Aksesibiltas pelayanan sosial dasar (akses"ibilitas
terhadap pelayanan pendidikan, kesehatan, akte
kelahiran)
• Pengembangan potensi diri dan kreativitas anak
• Penguatan tanggungjawab orang tua/keluarga
• Penguatan Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA)
8. Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan
diri di bidang kesehatan, serta memiliki pengetahuan dan
atau keterarnpilan melalui pendidikan di bidang kesehatan
yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk
melakukan upaya kesehatan.
9. Puskesmas adalah unit pelaksana teknis (UPT) Dinas
Kesehatan kabupaten/kota yang bertanggungjawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di wilayah
kerja tertentu (kecamatan). Puskesmas melaksanakan
sebagian kegiatan teknis operasional dan I atau kegiatan
teknis penunjang dinas kesehatan kabupaten/kota.
10. Kesehatan Lingkungan adalah upaya penyehatan,
pengamanan dan pengendalian dalam rangka peningkatan
Pedoman Pelayanan Kesehatan Anak Di Panti
kualitas media lingkungan fisik, kimia, biologis dan sosial
yang dinyatakan atau diukur dengan nilai am bang batas,
standar, dan atau persyaratan kesehatan sesuai dengan
peruntukannya.
1.5.
LANDASAN HUKUM
1. UndangUndang Dasar 1945 Pasal 28 H ayat 1 bahwa setiap
orang berhak hidup sejahtera lahir batin , bertempat
tinggal dan mendapatkan lingkungan yang baik dan sehat
serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.
2. UndangUndang Nomor4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan
Anak.
3. UndangUndang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan
Anak.
4. Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah.
5. UndangUndang Nomor 11 Tahun 2009 tentang
Kesejahteraan Sosial.
6. UndangUndang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan.
7. UndangUndang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisti m
Pendidikan Nasional.
8. Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun 1990 tentang
Pengesahan Convention on the Rights of Child (Konvensi
tentang Hakhak Anak).
9. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
494/Menkes/SK/IV12010 tentang Petunjuk Teknis Bantuan
Operasional Kesehatan .
10. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1259 I Menkesl SKI XII12009 ten t ang Program
Jamkesmas bagi Penghuni Panti Sosial, Korban Bencana
dan Penghuni Lapas dan Rutan.
11. Peraturan Menteri Sosial Nomor 1081 HUK12009 ten t ang
Akreditasi Lembaga di Bidang Kesejahteraan Sosial.
Pedoman Peloyonon Kesehoton Anok Di Ponti
12. Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 301
HUK12011 tentang Standar Nasional Pengasuhan Anak
untuk Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak.
13. Keputusan Menteri Sosial Nomor 15A/HUK12010 ten tang
Panduan Umum PKSA.
1.6.
KEBIJAKAN DAN STRATEGI OPERASIONAL
1.6.1 Kebijakan
Kebijakan kesehatan bagi anak di panti (LKSA) merupakan
suatu kesatuan dari kebijakan kesehatan bagi anak
secara umum. Arah kebijakan difokuskan pada upaya
untuk meningkatkan derajat kesehatan dan kualitas
hidup anak dalam rangka pemenuhan hakhak anak.
1.6.2 Strategi Operasional
..
..
•
•
•
•
1.7.
Meni ngkatkan pemahaman para pengelola program
dan petugas peiayanan kesehatan bagi anak di panti
(LKSA).
Meningkatkan Koordinasi lintas program dan
lintas sektor dalam keterpaduan gerencanaan ,
pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi kesehatan
anak di panti (LKSA).
Meningkatkan dukungan sarana dan prasarana
pelayanan kesehatan di panti (LKSA)
Meningkatkan dukungan pembiayaan bag; pelayanan
kesehatan anak di pant; (LKSA)
Meningkatkan peran serta keluarga, masyarakat
dalam mendukung pelayanan kesehatan anak di
panti (LKSA)
Meningkatkan sistim informasi, pencatatan dan
pelaporan.
RUANG LlNGKUP
Cakupan pelayan an terhadap kesehatan anak di panti (LKSA)
Pedoman Pelayanan Kesehatan Anak Oi Ponti
adalah usia 0 - 18 tahun, yang meliputi:
•
•
•
Pelayanan kesehatan bayi
Pelayanan kesehatan balita dan anak pra sekolah
Pelayanan kesehatan anak usia sekolah dan remaja
Upaya pelayanan yang dilakukan mencakup upaya promotif,
preventif, kura tif dan rehabilitatif.
Berikut ini tabel paket pelayanan kesehatan anak di panti
(LKSA) :
Tabel Paket Pelayanan Kesehatan Anak di Panti
Berdasarkan Usia dan Jenis Pelayanan
USIA
Bayi
PROMOTIF
PREVENTIF
KURATIF
I
REHABILITATIF
Pengobatan Rujukan
ke
11 . Penyuluhan Gizi 1 . Imunisasi
S t
i
m
u
I
a
s i
,
sesuai
jenis
Rumah
Sakit
tentang
Pembe·
I
I
rian
Makanan
Deteksi
dan penyakit
(RS) , Rehabili ·
Bayi dan Anak
Intervensi
Dini
tasi Bersumber
(PMBA )
Tumbuh Kembang
daya Masyara
Z. Penyuluhan Pola
(SDIDTK)
kat (RBM) jika
Asuh Anak
3. P e m b e ria n
programnya
3. Pemanfaatan
Vitamin A
ada di wilayah
Buku KIA
4 . Penerapan Pola
kerja setempat
4. Penyu l uhan
Asuh Anak
Kesehatan 5. Pen y e hat a n
Lingkungan
Lingkungan
z.
Anak
Balita
1 . Penyuluhan 1.Stimulasi , Pengobatan Rujukan
ke
Gizi
tentang
Deteksi
dan sesuai jenis Rumah
Sakit
Pember i an
!ntervensi
Dini penyakit
(RS) , Rehabili
Makanan
Bayi
Tumbuh Kembang
tasi Bersumber
, dan Anak (PMBA)
(SDIDTK )
daya Masyara
I Penyuluhan Pola Z. P e m b e ria n
kat (RBM) jika
I
Asuh Anak
Vitamin A
programnya
3. Pemanfaatan 3. Penerapan Pola
ada di wilayah
Buku KIA
Asuh Anak
kerja setempat
4. Penyuluhan 4. Deteksi
Dini
Gangguan Mental
Kesehatan Gigi
dan Mulut ,
Emosional
I
z.
L 1
5 . P e n y u l u han
I
Gangguan Mental
Emosional
Pedoman Pe{ayanan Kesehatan Anak Oi Panti
I
USIA
PROMOTIF
PREVENTIF
KURATIF
REHABILITATIF
6. Penyuluhan 5.Penyehatan
Kesehatan
Lingkungan
Lingkungan
Anak
Usia
Sekolah
1. Penyuluhan 1. Imunisasi
Pengobatan Rujukan
ke
kesehatan
dan 2.Penjaringan sesuai jenis Rumah
Sakit
konseling (PHBS,
kesehatan anak penyakit
(RS), RehabiliGizi, NAPZA, HIVusia sekolah
tasi Bersumber
AIDS)
3.Penyehatan
daya Masyara2. Pen y u l u han
Lingkungan
kat (RBM) jika
kesehatan
gigi
programnya
dan mulut
ada di wilayah
3. Pen y u l u han
kerja setempat
Kesehatan
Lingkungan
Remaja
1.Penyuluhan
kesehatan
dan
konseling (PHBS,
k e s e hat a n
reproduksi
remaja,
Gizi,
NAPZA, HIVAIDS)
2. Keg i a tan
Konseling Sebaya
3. Pen y u l u han
K e s e hat a n
Lingkungan
1.Kegiatan Pengobatan Rujukan
ke
Konseling Sebaya sesuai jenis Rumah
Sakit
2.Penjaringan penyakit
(RS), Rehabilikesehatan
tasi Bersumber
daya Masyara3.lmunisasi
kat (RBM) j i ka
4 . Pen did i k a n
programnya
Keterampilan
ada di wilayah
Hidup
Sehat
kerja setempat
(PKHS)
5. Pemberian tablet
tambah darah
6. Pen y e hat a n
Lingkungan
Catatan:
1. Pelayanan pengobatan dilakukan di dalam dan di luar
gedung panti (LKSA)
2. Perlu disediakan ruang khusus untuk pengobatan di panti
(LKSA)
3. Pelaksanaan kegiatan penyehatan lingkungan dilakukan
pada lingkungan panti termasuk lingkungan sekitar panti
(LKSA)
Pedoman Pelayanan Kesehatan Anak Di Panti
MfLlK PE RPU Sl'AKAAN
KEMENTERIAN KESEHATAN
Paket pelayanan tersebut dilaksanakan oleh petugas kesehatan
di puskesmas melalui kerjasama dengan petugas panti (LKSA)
baik di dalam maupun di luar panti (LKSA). Untuk meningkatkan
cakupan pelayanan, perlu dilakukan koordinasi lintas program
dan lintas sektor terlebih dahulu agar pelayanan kesehatan
bagi anak di panti (LI
KEMENTERIAN KESEHATAN
613 .0432
ind o
p
Pedoman
Pelayanan Kesehatan
Anak Oi Panti
ー LN イBオ
セ エャGォBョ@
N '). In d uk
: " GANセ
• q" T"'rt 1'1 II :
l.J セ
iNI@ ・エ@
0/3
Oepkes.-
N _ZiヲM
7..WGZN@ N ᄁ_Z
....
Ds ri : ...... ... .....
N_ZヲOR@
f) lp)..-
/nc/
N@ _NセAZ@
/f........
ta
N
Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak
Direktorat Bina Kesehatan Anak
2011
-
TIM PENYUSUN
PEOOMAN PELAYANAN KESEHATAN ANAK 01 PANTI
Pengarah :
dr. Kirana Pritasari, MQIH
Direktur Bina Kesehatan Anak, Ditjen Bina Gizi dan KIA,
Kementerian Kesehatan RI
Tim Penyusun :
1. Ketua: dr. Penina Regina Bebena, MPHM
2. Narasumber: DR. dr. Rini Sekartini, SpA (K)
3. Anggota:
1) lip Syaiful, SKM, M. Kes
2) drg. Dara Pahlarini
3) Drs. Sri Wahyudhi , M.Kes
4) Drs. Agus Hasyim Ibrahim
5) Dra. Hj. Ucu Rahayu, MM
6) Bayu Aji, SE, MSc, PH
7) Suharni Simbolon, SKM, M.Kes
8) Diah Wati, SKM, M.Kes
9) Dr. Linda Siti Rohaeti, MKM
10) Iwan Kurniawan, SE
11) dr. Made Yosi Purbadi
12) drg. Naneu Retna Arfani
13) dr. Laila Mahmudah
14) Maya Raiyan, S.Psi
15) Sriyati Mardiyana
Kontributor :
1) Kementerian Sosial RI
2) Dinas Sosial DKI Jakarta
3) Puskesmas Kembangan, Jakarta Barat
Art Designer:
1) Bayu Aji, SE, MSc, PH
2) Umarjono Hadi, S.Sn
Tim Administrasi :
1. Sartiyem, SKM
2. Putu Ayu Merry Antarina, A.md.Keb
3. Bayu Wijayanto, Amd
KATA PENGANTAR
Pertama-tama puji syukur kami panjatkan kepada Allah yang
Maha Pengasih dan Maha Penyayang karena atas karuniaNya sehingga
buku Pedoman Pelayanan Kesehatan Anak di Panti (LKSA) dapat disusun. Pedoman ini merupakan salah satu wujud upaya pemenuhan hak
anak di panti (LKSA) untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang
berkualitas sebagai amanat dari Undang-Undang Perlindungan Anak
Nomor 23 tahun 2002.
Kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam proses penyusunan pedoman ini.
Diharapkan buku Pedoman Pelayanan Kesehatan Anak di Panti
(LKSA) dapat menjadi acuan bagi pengelola program kesehatan,
petugas kesehatan di puskesmas dan pengelola panti untuk melaksanakan pembinaan kesehatan anak di panti (LKSA).
Kami sangat mengharapkan masukan dan saran dari para pengguna buku pedoman ini, agar kelak dapat disempurnakan. Semoga
Tuhan memudahkan upaya kita bersama untuk menjamin kualitas
hidup anak di panti (LKSA) melalui upaya pembinaan kesehatan.
Oktober, 2011
Direktur·
esehatan Anak
Pedoman Pelayanan Kesehatan Anak Oi Ponti
DAFTAR lSI
Kata Pengantar ................................................... .. . . .... .
Daftar lsi . ................. . ....................................... .... ... . . .
Daftar Bagan ......... . . . .. .. ...... .. .. . .. . . . ..................... . ........ .
Daftar Lampiran .. . .. ...................... . .. .... .. ... . . ... . .... .. ....... .
BAB 1
BAB 2
BAB 3
PENDAHULUAN
1.1 . LATAR BELAKANG ................ . .... . ..... . . .... .. .. . . .
1.2. TUJUAN .................................. . .... . ... . ...... .
1.3. SASARAN ......................................... . ....... .
1.4. PENGERTIAN..............................................
1.5. LANDASAN HUKUM .......................... . ...........
1.6. KEBIJAKAN DAN STRATEGI OPERASIONAL . . ... .......
1.6.1
Kebijakan......................... .. .............
1.6.2
Strategi Operasional ........... ... . . ...........
1.7. RUANGLlNGKUP........................ ... .... . .........
PELAYANAN KESEHATAN ANAK DI PANTI (LKSA)
2.1 . JENIS PELAYANAN
2.1.1
Pengobatan
2.1.2
Pelayanan Imunisasi ..... .... . ... . . ........ . ...
2.1.3
Pelayanan Gizi ........... . .......... . ..... . .....
2.1.4
Promosi Kesehatan di Panti (LKSA) ..........
2.1.5
Penyehatan Lingkungan ... ...... . ..............
2.1.6
Pengendalian Penyakit .. . . . . . ..................
2.1.7
Kesehatan Jiwa .... .... . . .......................
2.1.8
Pemeriksaan dan Pemeliharaan Kebersihan
Diri .................... .. ........................ .
2.2. PEMBIAYMN ............... . .... .. . . .................... ··
2. 3. MEKANISME RUJUKAN ....... ... .........................
iii
iv
v
vi
4
5
5
7
8
8
8
8
13
13
13
14
17
20
25
26
33
34
35
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
3.1. PENCATATAN DAN PELAPORAN ...... . .... ..............
3.2. MONITORING DAN EVALUASI . ...... .. ........ . .........
3. 3. INDIKATOR ... . .... .... . ...... ... .. . .. . ... .. . ... . ....... . ..
37
38
39
PENUTUP .................. . ... . .............................. . ...
40
DAFTAR RUJUKAN .................... .. .. .. .............................. .
DAFTAR SINGKATAN .................. .. . . . . ................. .. . . ...... .. . .
41
56
BAB 4
Pedoman Pelayanan Kesehatan Anak Di Panti
DAFTAR BAGAN
Bagan 1
Skema Konsep Pelayanan Gizi
15
Bagan 2
Alur Rujukan
Mekanisme Pencatatan dan Pelaporan
Program Pelayanan Kesehatan Anak di Panti
(LKSA)
35
Bagan 3
Pedoman Pelayanan Kesehatan Anak Di Panti
38
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Tabel Angka
Indonesia
Bagi Orang
44
Lampiran 2
Komposisi Kebutuhan Pangan untuk Memenuhi
Kecukupan Gizi Berdasarkan Kelompok Umur
45
Lampiran 3
Kebutuhan Gizi Anak Usia Sekolah (4 - 15 Tahun)
46
Lampiran 4
Form Pencatatan Pelayanan Kesehatan Anak di Panti
(LKSA) Puskesmas
47
Lampiran 5
Laporan
Rekapitulasi
Pencatatan
Pelayanan
Kesehatan Anak di Panti (LKSA) Kabupatenl Kota
48
Lampiran 6
Laporan
Rekapitulasi
Pencatatan
Kesehatan Anak di Panti (LKSA) Provinsi
Pelayanan
49
Lampiran 7
instrumen Pemantauan Pelayanan Kesehatan Anak
di Panti (LKSA) di Puskesmas
50
Lampiran 8
instrumen Pemantauan Pelayanan Kesehatan Ana k
di Panti (LKSA) di Kabupaten / Kota
52
Lampiran 9
lnstrumen Pemantauan Pelayanan Kesehatan Anak
di Panti (LKSA) di Propinsi
54
Kecukupan Gizi
Pedoman Pe[ayanan Kesehatan Anak OJ Ponti
2004
Bab
1
PENDAHULUAN
1 .1.
LATAR BELAKANG
Anak memiliki potensi untuk melanjutkan pembangunan
bangsa karena itu perlu diperhatikan dan dilindungi oleh
orang tua, keluarga, masyarakat dan negara. UUD Tahun 1945
pasal 34 menyebutkan bahwa fakir miskin dan anak terlantar
dipelihara oleh Negara . Hal ini sejalan dengan amanat
Undang Undang Perlindungan Anak No. 23 tahun 2002 bahwa
pemerintah bertanggung jawab menjamin dan melindungi
anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang ,
dan berpartisipasi , secara optimal sesuai dengan harkat dan
martabat kemanusiaan , serta mendapat perlindungan dari
kekerasan dan diskriminasi.
Dalam kenyataannya tidak semua anak di Indonesia berada
dalam kondisi beruntung dapat tinggal di rumah bersama dengan
orangtua atau keluarga mereka, dan tidak semua anak yang
dilahirkan berasal dari keluarga yang mampu. Sebagaimana
diketahui bahwa berbagai alasan dapat menyebabkan banyak
keluarga tidak mampu menjalankan pengasuhan bagi anak
yang dilahirkan, diantaranya karena faktor kemiskinan .
Berdasarkan data UNICEF pada laporan Save The Children
Tahun 2008 menyatakan bahwa hanya sebagian kecil anak yang
berada di Panti Asuhan ya ng benar -benar ya tim piatu (6%) dan
90% diantaranya masih memiliki salah satu anggota keluarga .
Pedoman Pelayanan Kesehatan Anak Oi Panti
Padahal keluarga merupakan lingkungan terbaik bagi anak
untuk tumbuh dan berkembang. Oleh karena itu, sebagian
besar anak di Panti dapat digolongkan sebagai "anak terlantar"
yang diakibatkan oleh disfungsi keluarga atau ketidakmampuan
keluarga mencukupkan kebutuhan dasar anak yaitu asah, asih,
dan asuh. Hal ini sangat dipengaruhi oleh faktor kemiskinan,
kurangnya lapangan pekerjaan, serta tingkat pendidikan orang
tua yang masih rendah.
Masalah kesehatan anak di panti (LKSA) tidak jauh berbeda
dengan anak lainnya yaitu terkait dengan kesehatan bayi,
balita, anak usia sekolah dan remaja.
Anak yang berada di panti (LKSA) memiliki hak dan
kedudukan yang sama dengan anak lainnya antara lain hak
untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang berkualitas.
Puskesmas sebagai unit teknis pelayanan kesehatan di lapangan
bertanggung jawab untuk memberikan pelayanan kesehatan
bagi semua komunitas di wilayah kerjanya termasuk panti
(LKSA). Dengan terbitnya Inpres No. 3 tahun 2010 di mana
salah satu indikatornya terkait dengan pembinaan kesehatan
anak di panti (LKSA) maka puskesmas diwajibkan memberikan
pelayanan kesehatan anak secara komprehensif di panti
(LKSA) yang meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif.
Undang-Undang No . 23 tahun 2002 tentang Perlindungan
Anak Pasal 8: menyatakan bahwa setiap anak berhak untuk
memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan sosial sesuai
dengan kebutuhan fisik, mental, spiritual dan sosial agar
pelayanan kesehatan anak di panti (LKSA) dapat diberikan
sesuai haknya.
Program pemerintah melalui Kementerian Sosial, Kementerian
Kesehatan, dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
sudah memiliki kebijakan dengan berbagai program yang
diimplementasikan kepada anak terlantar yaitu Program
Pedoman Pelayanan Kesehatan Anak Di Ponti
Kesejahteraan Sosial Anak, adanya Jamkesmas, dana BOK dan
dana BOS.
Menurut data Kementerian Sosial RI tahun 2008 jumlah
Panti Asuhan di seluruh Indonesia diperkirakan terdapat
5.000 sid 8.000 panti yang mengasuh hampir 500.000 anak.
Sebagian besar Panti Asuhan diselenggarakan oleh organisasi
kemasyarakatan. Pada tahun 2011 Kementerian Sosial RI
menyatakan bahwa terdapat sekitar 8 juta "anak terlantar"
yang berada di seluruh Indonesia, diantaranya hanya sekitar
4% (142.530 anak) yang memperoleh bantuan sosial melalui
Program Kesejahteraan Sosial Anak (PKSA). Pelaksanaan PKSA
ini melalui pendekatan panti atau Lembaga Kesejahteraan
Sosial Anak (LKSA) yang teregistrasi yaitu sebanyak 5.849.
Namun hanya 3.136 Panti (LKSA) yang mendapat pembinaan
kesehatan oleh puskesmas. Kemudahan bagi anak terlantar
untuk memperoleh akses pelayanan kesehatan di fasilitas
kesehatan telah tersedia dengan memanfaatkan dana
Jamkesmas melalui surat rekomendasi dinas sosial setempat .
Implementasi PKSA seharusnya mendukung program kesehatan
dan pendidikan agar anak terlantar bisa memperoleh
akses pendidikan di sekolah dan pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan. Kementerian Kesehatan RI telah memfasilitasi
puskesmas untuk melakukan pembinaan kesehatan bagi anak
di panti (LKSA) yang teregistrasi. Berdasarkan hasH monitoring
dan evaluasi program , sebagian besar tenaga kesehatan
belum memahami pelayanan kesehatan anak yang seharusnya
diberikan bagi anak di panti (LKSA). Hal ini disebabkan
oleh karena masih kurangnya sosialisasi tentang kebijakan
pemerintah pusat di daerah dan dukungan pemerintah daerah
yang belum optimal.
Berdasarkan UU No. 32 tahun 2004 ten tang Pemerintahan
Daerah , daerah mempunyai kewenangan untuk melaksanakan
se mua kebutuhan pelayanan sesuai permasalahannya termasuk
masalah anak terlantar. Inpres No. 3 tahun 2010 ditujukan
Pedoman Pelayanan Kesehatan Anak Di Panti
an tara lain kepada seluruh Gubernur, Bupati dan Walikota di
seluruh Indonesia untuk dilaksanakan sesuai sasaran "program
yang berkeadilan" diantaranya bagi anak terlantar. Dalam
kenyataan, pelaksanaannya belum terkoordinasi dengan baik
oleh karena berbagai faktor yang mempengaruhi seperti
sumber daya maupun sumber dana yang terbatas.
Dalam rangka meningkatkan status kesehatan anak di panti
(LKSA), perlu ditingkatkan koordinasi lintas program dan lintas
sektor terkait, agar semua kebutuhan pelayanan kesehatan
anak dapat dilaksanakan secara integrasi dan komprehensif.
Hal ini memerlukan dukungan faktor lain di luar kesehatan
seperti ketersediaan air bersih, terjaminnya lingkungan yang
sehat dan keamanan pangan. Program kesehatan anak yang
sudah dilaksanakan melalui puskesmas dengan berbagai buku
pedoman secara umum, juga dapat dimanfaatkan untuk
pelayanan kesehatan anak di panti (LKSA). Hal ini sangat
tergantung dari kemampuan petugas pemberi layanan untuk
mengkemas program tersebut sesuai kebutuhan anak di panti
(LKSA).
Oleh karena itu untuk lebih memudahkan pelaksanaan
pembinaan kesehatan anak di panti (LKSA) diperlukan suatu
Pedoman tentang Pelayanan Kesehatan Anak di Panti (LKSA)
sebagai acuan bagi petugas pemberi layanan. Buku ini
diharapkan dapat mendukung upaya peningkatan kualitas
pelayanan kesehatan anak di panti (LKSA).
1.2. TUJUAN
1.
2.
3.
Sebagai pedoman bagi petugas kesehatan dalam
memberikan layanan kesehatan kepada anak di panti
(LKSA)
Terlaksananya pelayanan kesehatan anak di panti (LKSA)
secara terintegrasi
Meningkatkan kerjasama lintas program dan lintas sektor
terkait dalam pembinaan kesehatan anak di pan t; (LKSA)
Pedoman Pelayanan Kesehatan Anak Di Panti
4.
1.3.
Terpenuhinya hak-hak anak di panti (LKSA) untuk hidup,
tumbuh dan berkembang secara optimal
SASARAN
Sasaran Langsung
1.
2.
3.
4.
5.
Tenaga kesehatan di Puskesmas
Penanggung jawab di klinik panti (LKSA)
Pengelola dan pengasuh panti anak
Pengelola program kesehatan anak di dinas kesehatan
provinsi dan dinas kesehatan kabupaten/kota
Pengelola lintas program dan l'intas sektor terkait di tingkat
provinsi dan kabupaten/kota
Sasaran Tidak Langsung
1. Anak di panti (LKSA)
2. Keluarga anak di panti (LKSA)
1.4.
PENGERTIAN
1.
2.
3.
Anak adalah seseorang yang berusia 0-18 tahun termasuk
anak di dalam kandungan (Undang-Undang Perlindungan
Anak No 23 Tahun 2002) .
Anak Terlantar adalah anak yang karena suatu sebab orang
tuanya melalaikan kewajibannya sehingga kebutuhan anak
tidak dapat terpenuhi dengan wajar baik secara rohani ,
jasmani maupun sosial (Undang-Undang Kesejahteraan
Anak Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak).
Panti Anak adalah Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak
(LKSA) yang memberikan pelayanan kesejahteraan sosial
bagi anak terlantar yang berada di dalam panti maupun
anak terlantar di lingkungan sekitar panti/ pelayanan lua r
panti.
Merujuk pad a Standar Nasional Pengasuhan Anak di
Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak tahun 2011 , maka
is tilah
panti
selanjutnya
diganti
m e njadi
Lembaga
Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA).
Pedoman Pelayanan Kesehatan Anak Di Ponti
4.
Pelayanan Kesehatan Anak adalah upaya pelayanan
kesehatan yang meliputi berbagai upaya promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif.
5. Pengasuh Panti (LKSA) adalah tenaga yang bertugas untuk
memberikan pengasuhan dan pendampingan pada anakanak di panti.
6. Pengelola Panti (LKSA) adalah tenaga yang mengelola panti
dari segi manajemen dan administrasi.
7. Program Kesejahteraan Sosial Anak adalah upaya yang
terarah, terpadu dan berkelanjutan yang dilakukan
pemerintah, Pemerintah Daerah dan masyarakat dalam
bentuk pelayanan sosial guna memenuhi hak dasar anak
melalui:
• Bantuan/subsidi pemenuhan kebutuhan dasar (sandang,
pangan, peningkatan gizi)
• Aksesibiltas pelayanan sosial dasar (akses"ibilitas
terhadap pelayanan pendidikan, kesehatan, akte
kelahiran)
• Pengembangan potensi diri dan kreativitas anak
• Penguatan tanggungjawab orang tua/keluarga
• Penguatan Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA)
8. Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan
diri di bidang kesehatan, serta memiliki pengetahuan dan
atau keterarnpilan melalui pendidikan di bidang kesehatan
yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk
melakukan upaya kesehatan.
9. Puskesmas adalah unit pelaksana teknis (UPT) Dinas
Kesehatan kabupaten/kota yang bertanggungjawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di wilayah
kerja tertentu (kecamatan). Puskesmas melaksanakan
sebagian kegiatan teknis operasional dan I atau kegiatan
teknis penunjang dinas kesehatan kabupaten/kota.
10. Kesehatan Lingkungan adalah upaya penyehatan,
pengamanan dan pengendalian dalam rangka peningkatan
Pedoman Pelayanan Kesehatan Anak Di Panti
kualitas media lingkungan fisik, kimia, biologis dan sosial
yang dinyatakan atau diukur dengan nilai am bang batas,
standar, dan atau persyaratan kesehatan sesuai dengan
peruntukannya.
1.5.
LANDASAN HUKUM
1. UndangUndang Dasar 1945 Pasal 28 H ayat 1 bahwa setiap
orang berhak hidup sejahtera lahir batin , bertempat
tinggal dan mendapatkan lingkungan yang baik dan sehat
serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.
2. UndangUndang Nomor4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan
Anak.
3. UndangUndang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan
Anak.
4. Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah.
5. UndangUndang Nomor 11 Tahun 2009 tentang
Kesejahteraan Sosial.
6. UndangUndang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan.
7. UndangUndang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisti m
Pendidikan Nasional.
8. Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun 1990 tentang
Pengesahan Convention on the Rights of Child (Konvensi
tentang Hakhak Anak).
9. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
494/Menkes/SK/IV12010 tentang Petunjuk Teknis Bantuan
Operasional Kesehatan .
10. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1259 I Menkesl SKI XII12009 ten t ang Program
Jamkesmas bagi Penghuni Panti Sosial, Korban Bencana
dan Penghuni Lapas dan Rutan.
11. Peraturan Menteri Sosial Nomor 1081 HUK12009 ten t ang
Akreditasi Lembaga di Bidang Kesejahteraan Sosial.
Pedoman Peloyonon Kesehoton Anok Di Ponti
12. Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 301
HUK12011 tentang Standar Nasional Pengasuhan Anak
untuk Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak.
13. Keputusan Menteri Sosial Nomor 15A/HUK12010 ten tang
Panduan Umum PKSA.
1.6.
KEBIJAKAN DAN STRATEGI OPERASIONAL
1.6.1 Kebijakan
Kebijakan kesehatan bagi anak di panti (LKSA) merupakan
suatu kesatuan dari kebijakan kesehatan bagi anak
secara umum. Arah kebijakan difokuskan pada upaya
untuk meningkatkan derajat kesehatan dan kualitas
hidup anak dalam rangka pemenuhan hakhak anak.
1.6.2 Strategi Operasional
..
..
•
•
•
•
1.7.
Meni ngkatkan pemahaman para pengelola program
dan petugas peiayanan kesehatan bagi anak di panti
(LKSA).
Meningkatkan Koordinasi lintas program dan
lintas sektor dalam keterpaduan gerencanaan ,
pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi kesehatan
anak di panti (LKSA).
Meningkatkan dukungan sarana dan prasarana
pelayanan kesehatan di panti (LKSA)
Meningkatkan dukungan pembiayaan bag; pelayanan
kesehatan anak di pant; (LKSA)
Meningkatkan peran serta keluarga, masyarakat
dalam mendukung pelayanan kesehatan anak di
panti (LKSA)
Meningkatkan sistim informasi, pencatatan dan
pelaporan.
RUANG LlNGKUP
Cakupan pelayan an terhadap kesehatan anak di panti (LKSA)
Pedoman Pelayanan Kesehatan Anak Oi Ponti
adalah usia 0 - 18 tahun, yang meliputi:
•
•
•
Pelayanan kesehatan bayi
Pelayanan kesehatan balita dan anak pra sekolah
Pelayanan kesehatan anak usia sekolah dan remaja
Upaya pelayanan yang dilakukan mencakup upaya promotif,
preventif, kura tif dan rehabilitatif.
Berikut ini tabel paket pelayanan kesehatan anak di panti
(LKSA) :
Tabel Paket Pelayanan Kesehatan Anak di Panti
Berdasarkan Usia dan Jenis Pelayanan
USIA
Bayi
PROMOTIF
PREVENTIF
KURATIF
I
REHABILITATIF
Pengobatan Rujukan
ke
11 . Penyuluhan Gizi 1 . Imunisasi
S t
i
m
u
I
a
s i
,
sesuai
jenis
Rumah
Sakit
tentang
Pembe·
I
I
rian
Makanan
Deteksi
dan penyakit
(RS) , Rehabili ·
Bayi dan Anak
Intervensi
Dini
tasi Bersumber
(PMBA )
Tumbuh Kembang
daya Masyara
Z. Penyuluhan Pola
(SDIDTK)
kat (RBM) jika
Asuh Anak
3. P e m b e ria n
programnya
3. Pemanfaatan
Vitamin A
ada di wilayah
Buku KIA
4 . Penerapan Pola
kerja setempat
4. Penyu l uhan
Asuh Anak
Kesehatan 5. Pen y e hat a n
Lingkungan
Lingkungan
z.
Anak
Balita
1 . Penyuluhan 1.Stimulasi , Pengobatan Rujukan
ke
Gizi
tentang
Deteksi
dan sesuai jenis Rumah
Sakit
Pember i an
!ntervensi
Dini penyakit
(RS) , Rehabili
Makanan
Bayi
Tumbuh Kembang
tasi Bersumber
, dan Anak (PMBA)
(SDIDTK )
daya Masyara
I Penyuluhan Pola Z. P e m b e ria n
kat (RBM) jika
I
Asuh Anak
Vitamin A
programnya
3. Pemanfaatan 3. Penerapan Pola
ada di wilayah
Buku KIA
Asuh Anak
kerja setempat
4. Penyuluhan 4. Deteksi
Dini
Gangguan Mental
Kesehatan Gigi
dan Mulut ,
Emosional
I
z.
L 1
5 . P e n y u l u han
I
Gangguan Mental
Emosional
Pedoman Pe{ayanan Kesehatan Anak Oi Panti
I
USIA
PROMOTIF
PREVENTIF
KURATIF
REHABILITATIF
6. Penyuluhan 5.Penyehatan
Kesehatan
Lingkungan
Lingkungan
Anak
Usia
Sekolah
1. Penyuluhan 1. Imunisasi
Pengobatan Rujukan
ke
kesehatan
dan 2.Penjaringan sesuai jenis Rumah
Sakit
konseling (PHBS,
kesehatan anak penyakit
(RS), RehabiliGizi, NAPZA, HIVusia sekolah
tasi Bersumber
AIDS)
3.Penyehatan
daya Masyara2. Pen y u l u han
Lingkungan
kat (RBM) jika
kesehatan
gigi
programnya
dan mulut
ada di wilayah
3. Pen y u l u han
kerja setempat
Kesehatan
Lingkungan
Remaja
1.Penyuluhan
kesehatan
dan
konseling (PHBS,
k e s e hat a n
reproduksi
remaja,
Gizi,
NAPZA, HIVAIDS)
2. Keg i a tan
Konseling Sebaya
3. Pen y u l u han
K e s e hat a n
Lingkungan
1.Kegiatan Pengobatan Rujukan
ke
Konseling Sebaya sesuai jenis Rumah
Sakit
2.Penjaringan penyakit
(RS), Rehabilikesehatan
tasi Bersumber
daya Masyara3.lmunisasi
kat (RBM) j i ka
4 . Pen did i k a n
programnya
Keterampilan
ada di wilayah
Hidup
Sehat
kerja setempat
(PKHS)
5. Pemberian tablet
tambah darah
6. Pen y e hat a n
Lingkungan
Catatan:
1. Pelayanan pengobatan dilakukan di dalam dan di luar
gedung panti (LKSA)
2. Perlu disediakan ruang khusus untuk pengobatan di panti
(LKSA)
3. Pelaksanaan kegiatan penyehatan lingkungan dilakukan
pada lingkungan panti termasuk lingkungan sekitar panti
(LKSA)
Pedoman Pelayanan Kesehatan Anak Di Panti
MfLlK PE RPU Sl'AKAAN
KEMENTERIAN KESEHATAN
Paket pelayanan tersebut dilaksanakan oleh petugas kesehatan
di puskesmas melalui kerjasama dengan petugas panti (LKSA)
baik di dalam maupun di luar panti (LKSA). Untuk meningkatkan
cakupan pelayanan, perlu dilakukan koordinasi lintas program
dan lintas sektor terlebih dahulu agar pelayanan kesehatan
bagi anak di panti (LI