Bahasa Indonesia/Ungkapan

[tutup]

Bahasa Indonesia/Ungkapan
Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas
< Bahasa Indonesia
Ungkapan merupakan gabungan kata yang maknanya sudah menyatu dan tidak ditafsirkan
dengan makna unsur yang membentuknya. Idiom atau disebut juga dengan ungkapan adalah
gabungan kata yang membentuk arti baru dimana tidak berhubungan dengan kata pembentuk
dasarnya.
Ungkapan adalah gabungan dua kata atau lebih yang digunakan seseorang dalam situasi tertentu
untuk mengkiaskan suatu hal. Ungkapan terbentuk dari gabungan dua kata atau lebih. Gabungan
kata ini jika tidak ada konteks yang menyertainya memiliki dua kemungkinan makna, yaitu
makna sebenarnya (denotasi) dan makna tidak sebenarnya (makna kias atau konotasi). Oleh
karena itu, untuk mengetahui apakah gabungan kata itu termasuk ungkapan atau tidak, harus ada
konteks kalimat yang menyertainya. Untuk lebih jelasnya kita ambil sebuah contoh
Membanting tulang
Gabungan kata di atas tidak dapat langsung kita katakan termasuk ungkapan. Hal ini dikarenakan
konteks kalimat yang menyertai gabungan kata tersebut belum jelas. Gabungan kata di atas
masih mempunyai dua kemungkinan makna sesuai konteks kalimatnya.
1. Andi membanting tulang di sampingnya sebagai luapan kemarahannya.
2. Andi membanting tulang untuk menghidupi keluarganya.

Dua kalimat di atas memberikan konteks (situasi) pada gabungan kata “membanting tulang.”
Kalimat (a) membantuk makna denotasi atau makna sebenarnya pada gabungan kata
“membanting tulang.” Makna denotasi tersbut adalah kegiatan membanting tulang. Kalimat (b)
membentuk makna konotasi atau makna kias pada kata “membanting tulang.” Makna kias
tersebut adalah bekerja keras. Makna kedua inilah membuat gabungan kata di atas disebut
ungkapan.
Berikut adalah contoh ungkapan :


banting tulang : kerja keras



gulung tikar : bangkrut



angkat kaki : pergi




naik pitam : marah



buah bibir : topik pembicaraan



angkat tangan : menyerah



meja hijau : pengadilan



buah tangan : oleh-oleh




kutu buku : orang yg suka baca buku



kepala dingin : tenang



jago merah : api kebakaran



bunga tidur : mimpi



bunga desa : gadis desa




panjang tangan : suka mencuri



tinggi hati : sombong

Contoh kalimat dengan:
1. Mereka sudah banyak makan garam dalam hal itu. (banyak pengalaman)
2. Hati-hati terhadapnya, ia terkenal si panjang tangan. (suka mencuri)
3. Jeng Sri memang tinggi hati.(sombong)
4. Karena ucapan orang itu, Waluyo naik darah.(marah)
5. Itulah akibatnya kalau menjadi anak yang berkepala batu. (tidak mau menurut)
6. Hati-hati terhadap orang yang besar mulut itu. (suka membual)
7. Merah telinganya ketika ia dituduh sebagai koruptor. (marah)
8. Karena gelap mata, dia mengamuk di kantor. (hilang kesabaran)
9. Lebih baik berputih tulang daripada hidup menanggung malu seperti ini. (mati)
10. Ketika kutinggalkan dulu engkau masih merah, sekarang sudah seorang jejaka. (masih
bayi)


11. Selama pertandingan sepak bola itu, benar-benar dia menjadi bintang lapangan. (pemain
yang baik)
12. Pidatonya digaraminya dengan lelucon sehingga menarik para pendengarnya. (dibumbui;
dihiasi)
13. Lagi-lagi aku yang dikambing hitamkan bila timbul keributan di kelas. (orang yang
dipersalahkan)
14. Maaf, aku tak sudi kaujadikan aku sebagai kuda tunggangmu. (kausuruh-suruh untuk
kepentinganmu)
15. Kalau rasa permusuhan itu tidak dicabut sampai akar-akarnya, hubungan kalian tak
pernah baik. (dihilangkan benar-benar)
16. “Gema Tanah Air” sebuah bunga rampai yang disusun oleh H.B. Jassin. (buku yang berisi
kumpulan karangan beberapa orang)
17. Kalau bekerja dengan setengah hati, hasilnya kurang memuaskan.(tidak sungguhsungguh)