Leksikostatistik Bahasa Batak Toba Dengan Bahasa Simalungun

(1)

LEKSIKOSTATISTIK BAHASA BATAK TOBA DENGAN BAHASA SIMALUNGUN

SKRIPSI SARJANA Dikerjakan

O L E H

Nama : HARIANDI SITANGGANG Nim : 050703011

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA

DEPARTEMEN SASTRA DAERAH

PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA BATAK MEDAN


(2)

LEKSIKOSTATISTIK BAHASA BATAK TOBA DENGAN BAHASA SIMALUNGUN

Skripsi

Dikerjakan

O L E H

HARIANDI SITANGGANG NIM 050703011

Pembimbing I, Pembimbing II

Drs. Baharuddin, M.Hum Drs. Sumurung Simorangkir, SH, M. Pd NIP. 131785647 NIP. 131647718

Disetujui oleh:

Departemen Bahasa Dan Sastra Daerah Ketua,

Drs. Baharuddin Purba, M. Hum NIP 131785647


(3)

LEKSIKOSTATISTIK BAHASA BATAK TOBA DENGAN BAHASA SIMALUNGUN

SKRIPSI SARJANA Dikerjakan

O L E H

HARIANDI SITANGGANG NIM. 050703011

Pembimbing I, Pembimbing II

Drs. Baharuddin, M.Hum Drs. Sumurung Simorangkir, SH, M. Pd NIP. 131785647 NIP. 131647718

Skripsi ini diajukan kepada Panitia Ujian Fakultas Sastra USU Medan untuk melengkapi salah satu syarat ujian SARJANA SASTRA dalam bidang ilmu Bahasa dan Sastra Daerah.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA

DEPARTEMEN SASTRA DAERAH

PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA BATAK MEDAN


(4)

PENGESAHAN

Diterima oleh:

Panitia Ujian Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara untuk melengkapi salah satu syarat ujian SARJANA SASTRA dalam bidang Ilmu Bahasa dan Sastra Daerah pada Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara Medan

Pada : Tanggal : Hari :

Fakultas Sastra USU Dekan

Drs. Syaifuddin, M.A. Ph.D. NIP. 1312098531

Panitia Ujian

No. Nama Tanda Tangan

1. ... ( ) 2. ... ( ) 3. ... ( ) 4. ... ( ) 5. ... ( ) 6. ... ( ) 7. ... ( ) 8. ... ( )


(5)

DISETUJUI OLEH:

FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

JURUSAN SASTRA DAERAH Ketua Pelaksana

Drs. Baharuddin, M.Hum. NIP 131785647


(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, atas perlindungannya dan kasih Tuhan Yesus Kristus menyertai umat yang mengasihiNya dan yang mengasihi sesama manusia. Terima kasih saya ucapakan atas sumbangsi pemikiran yang sangat berguna serta pengetahuan tentang penulisan skripsi ini.

Skripsi ini dibuat untuk melengkapi syarat yang harus dipenuhi oleh setiap mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara dalam bidang ilmu bahasa daerah Batak pada Departemen Sastra Daerah

Judul skripsi ini adalah Kajian Leksikostaistik Bahasa Batak Toba Dengan Bahasa Simalungun. Adapun yang menjadi alasan penulis memilih judul skripsi ini karena judul tersebut belum ada yang menelitinya. Penulis berharap skripsi ini dapat berguna bagi pembaca dan mengetahui tentang kajian yang akan segera diselesaikan oleh penulis. Untuk memudahkan pemahaman tentang apa saja yang akan dibahas dalam skripsi ini dimulai dari bab pertama pendahuluan yang terdiri atas latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian dan anggapan dasar. Bab kedua kajian pustaka yang terdiri atas kepustakaan yang relevan dan landasan teori. Bab ketiga metode penelitian yang terdiri atas metode dasar, lokasi sumber data penelitian, instrumen penelitian, metode pengumpulan data dan metode analisis data. Bab keempat merupakan pembahasan tentang permasalahan yang ada pada rumusan masalah serta bab kelima merupakan kesimpulan dan saran.


(7)

Penulis menyadari skripsi ini masih kurang sempurna dan memiliki banyak kekurangan baik dari segi pemaparan serta penuliusannya oleh sebab itu penulis menampung kritikan dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Medan, 14 Februari 2009 Penulis


(8)

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis tiada hentinya mengucapkan puji dan syukur serta terimakasih kepada Tuhan Yang Maha Kuasa dan kepada dosen, teman penulis atas selesainya skripsi ini. Selanjutnya ucapan terima kasih penulis tujukan kepada orang-orang yang sudah banyak membantu penulis dan memberikan arahan, motivasi, bimbingan, dan semangat maupun saran yang penulis terima dari semua pihak, sehingga setiap kesulitan yang dihadapi dapat terselesaikan dengan baik.

Pada kesempatan ini dengan ketulusan hati penulis mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada :

1. Bapak Drs. Syaifuddin, M.A. Ph.D., selaku Dekan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara, Pudek I, Pudek II, Pudek III, dan seluruh pegawai di jajaran Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Baharuddin, M.Hum., selaku Ketua Departemen Sastra Daerah dan merangkap sebagai pembimbing I yang sudah memberikan arahan dan membantu penulis dalam mengerjakan skripsi ini.

3. Bapak Drs. Sumurung Simorangkir, SH, M. Pd selaku pembimbing II yang sudah memberikan arahan , motivasi, dan masukan kepada penulis.

4. Bapak Prof. Dr. Robert Sibarani, M.S., sebagai dosen wali dan selalu mengarahkan penulis dalam mengerjakan skripsi ini.

5. Dosen- dosen penulis yang dengan kasih sayang memberikan ilmu dengan ikhlas menyajikan pelajaran yang baik buat penulis yang tidak dapat disebut satu per satu.


(9)

6. Teristimewa kepada orang tua penulis yang sangat saya hormati dan sayangi yang telah bersusah payah membimbing penulis sejak kecil hingga dewasa, yang telah berkorban baik secara moril maupun material sehingga skripsi ini dapat selesai. 7. Teristimewa kepada Bapa Uda dan Inanguda penulis yang ada di Parapat terima

kasih telah membantu penulis baik dalam bantuan moril maupun material serta dukungannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. 8. Kepada adikku Robert Sitanggang yang setia menemani penulis dan mendukung

baik moril dan materi, terima kasih atas semua dukungannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.

9. Kepada Amang Boru dan Namboru P Maya di Tanjung Sari , terima kasih atas bantuan dan motivasi yang sudah diberi kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

10.Kepada Amang Boru dan Namboru P Ganda Manik di Sindar Raya , terima kasih atas bantuan dan motivasi yang sudah diberi kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

11.Teristimewa buat Riama Padang yang sudah memberikan perhatian dan kasih sayang serta dukungan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini terima kasih atas semuanya.

12.Buat sobat –sobatku di Kost Tio Guntar Malau, Arjuna, Ricky Sibarani, Erbin, Andi Boy Sirait, Diko, Lamhot yang selama ini menemani penulis nongkrong bareng di Warkop Eva, dan di Warkop Ibu Kost.


(10)

13.Buat Stambuk’05 yang seangkatan dengan penulis saya ucapkan terima kasih buat segala masukan dan saran teman teman sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi saya ini dengan baik

14.Buat stambuk' 06 selaku junior penulis saya ucapkan terima kasih atas dukungannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

15.Buat stambuk'07 selaku junior penulis saya ucapkan terima kasih atas dukungannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

16.Buat stambuk'08 selaku junior penulis saya ucapkan terima kasih atas dukungannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

17.Kepada teman teman penulis semuanya yang telah mendukung penulis yang tidak dapt saya tuliskan saya ucapkan terima kasih atas kritik dan saran yang membangun sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.


(11)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

DAFTAR ISI ... vi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

1.5 Anggapan Dasar ... 6

1.6 Sejarah Singkat Kabupaten Samosir... 6

1.7 Sejarah Singkat Kabupaten Simalungun ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 14

2.1 Tinjauan yang Relevan ... 14

2.2 Teori yang Digunakan ... 15

2.3 Asumsi Dasar Leksikostatistik ... 17

2.4 Teknik Leksikostatistik ... 22

BAB III METODE PENELITIAN ... 28

3.1 Metode Dasar ... 28

3.2 Lokasi Penelitian ... 29


(12)

3.4 Metode Analisis Data ... 30

BAB IV PEMBAHASAN ... 33

4.1 Menghitung Kata Kerabat ... 33

4.2 Menghitung Waktu Pisah ... 67

4.3 Menghitung Jangka Kesalahan ... 70

4.4 Menghitung Prediksi Usia Kedua ... 72

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 73

5.1 Kesimpulan ... 73

5.2 Saran ... 75

DAFTAR PUSTAKA ... 76 LAMPIRAN:

1. Surat Ijin Penelitian

2. Surat Keterangan Penelitian 3. Daftar Kosakata

4. Daftar Informan 5. Peta


(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bahasa adalah alat komunikasi yang memiliki peran penting dalam bersosialisasi dengan sesama manusia untuk berkomunikasi dengan manusia yang lain untuk menyampaikan maksud dsan tujuan masing-masing melalui bahasa. Tanpa bahasa di masyarakat tidak dapat terjadi interaksi ataupun hubungan timbal balik antara sesama manusia. Hampir semua ahli bahasa sepaham dengan definisi bahasa yang mengatakan bahasa adalah sistem lambang bunyi yang digunakan oleh seluruh masyarakat sebagai alat komunikasi(Sibarani, 2004:35).

Badudu mengatakan bahwa bahasa itu adalah alat penghubung, alat komunikasi anggota masyarakat yaitu individu-individu sebagai manusia yanng berfikir, merasa dan berkeinginan. Pikiran perasaan dan keinginan baru berwujud bila dinyatakan dan alat untuk menyatakan itu adalah bahasa. Kridalaksana mengatakan bahwa bahasa itu adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi dan mengidentifikasi diri(Sibarani 2004:35).

Sebagai alat komunikasi manusia bahasa adalah suatu sistem yang bersifat sistematis dan sekaligus sistemis. Yang dimaksud dengan sistemis adalah bahwa bahasa itu bukan suatu sistem tunggal, melainkan terdiri dari beberapa subsistem yaitu subsistem fonologi, subsistem morfologi, subsistem sintaksis dan subsistem


(14)

dilakukan orang dengan sangat intensif, sehingga linguistik berkembang dengan sangat pesat, sangat luas dan mendalam. Namun bagi pemula kiranya cukup memadai untuk membatasi diri pada struktur yang intern bahasa itu saja. Atau pada kajian yang khusus disebut dengan mikrolinguistik.

Bahasa adalah bahasa resmi yang dipakai oleh seluruh masyarakat Indonesia di segala tempat umum, seperti di sekolah, di kampus ataupun sebagai bahasa sehari-hari disamping bahasa daerah yang ada ditempatnya masing-masing. Sebagai bahasa pemersatu, bahasa Indonesia sangatlah mudah untuk dipelajari. Seluruh masyarakat Indonesia wajib harus bisa berbahasa Indonesia yang baik dan benar supaya semua masyarakat Indonesia bisa berkomunikasi dengan masyarakat yang berbeda bahasa dan kebudayaan masing-masing.

Pembinaan bahasa daerah yang tumbuh berdampingan dengan bahasa Indonesia yang tertera dalam UUD 1945, pada Bab XV pasal 36 ayat 2, yang menyatakan bahwa disamping bahasa resmi Negara, bahasa daerah adalah sebagai salah satu unsur kebudayaan nasional yang dillindungi dan di lestarikan oleh Negara. Setiap daerah yang ada di seluruh pelosok tanah air kita yang kita cintai ini memiliki banyak bahasa daerah yang berbeda-beda bentuk dan dialek bahasa yang beranekaragam dan seluruhnya ada di negara kita ini.

Dari berbagai jenis bahasa daerah yang tumbuh subur di Indonesia kurang lebih ratusan jenis bahasa daerah yang ada diseluruh pelosok nusantara. Salah satu jenis bahasa daerah yang ada di Sumatera Utara adalah bahasa Batak Toba, Bahasa Simalungun, bahasa Karo, bahasa Angkola Mandailling, bahasa Pakpak/Dairi. Kelima bahasa etnis tersebut merupakan bahasa sehari-hari masyarakat dan dipakai


(15)

pada upacara adat. Suku Batak merupakan suku yang terkenal dengan sebutan marga sebagai garis keturunan patrinial yang secara generasi ke generasi mempunyai garis keturunan marga yang berbeda-beda berdasarkan garis keturunannya. Bahasa Batak ini memiliki banyak persamaan dengan bahasa subetnis lainnya.

Di dalam hubungannya dengan fungsi bahasa Indonesia bahasa daerah berfungsi sebagai berikut:

1. Pendukung bahasa pengantar di sekolah dasar tingkat pemula.

2. Bahasa pengantar disekolah dasar untuk memperlancar pengajaran bahasa Indonesia dan pada mata pelajaran yang lainnya.

3. Alat pengembangan serta pendukung kebudayaan daerah. 4. Sebagai lambang indentitas suatu masyarakat.

Berkenaan dengan hal tersebut saya sebagai penulis ingin mengkaji lebih dalam lagi untuk melihat hubungan kekerabatan, waktu pisah bahasa Batak tersebut dengan bahasa sub etnis Batak tersebut sekaligus mempredikisi usia bahasa antara kedua bahasa subetnis tersebut dengan mengkaji leksikostatistik dalam linguistik historis komparatif.

Kajian leksikostatistik adalah teknik dalam pengelompokan bahasa yang lebih cenderung mengutamakan peneropongan kata-kata (leksikon) secara statistik kemudian berusaha menetapkan pengelompokan berdasarkan persentase kesamaan dan perbedaan suatu bahasa dengan bahasa yang lain(Keraf 1996:3 ). Leksikostatistik adalah metode pengelompokan bahasa yang dilakukan dengan cara menghitung persentase perangkat kognat(Mahsun 1995:20 ). Teknik kajian leksikostatistik awal


(16)

kehadirannya sekitar tahun 1950 oleh Swadesh dan dibantu oleh Less (Ibrahim,1981:62).

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan pokok permasalahan sebenarnya merupakan batasan-batasan dari ruang lingkup topik yang akan diteliti pada uraian proposal skripsi ini. Dapat disimpulkan bahwa rumusan masalah pada proposal skripsi ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana tingkat kekerabatan antar bahasa Batak Toba dengan bahasa Simalungun dilihat dari kosa kata (leksikon).

2. Kapankah waktu pisah antara bahasa Batak Toba dengan bahasa

Simalungun.

3. Berapa tahun prediksi usia antara bahasa Batak Toba dengan bahasa Simalungun.


(17)

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian merupakan suatu usaha untuk mengumpulkan data atau fakta serta pelaksanaan konsep untuk mencari dan memperoleh atau mendapatkan kebenaran yang sanggup mengamati lebih dalam kebenaran yang sudah ada. Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui persentase kekerabatan antara bahasa Batak Toba dengan bahasa Simalungun.

2. Untuk mengetahui waktu pisah antara bahasa Batak Toba dengan bahasa Simalungun.

3. Untuk mengetahui prediksi usia bahasa Batak Toba dan bahasa

Simalungun.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat dari penelitian skripsi ini adalah sebagai berikut:

1. Menambah khasanah pustaka bahasa dan sastra daerah sebagai

kebudayaan Indonesia

2. Menambah wawasan dan informasi tentang bahasa daerah atau linguistik nusantara

3. Menambah wawasan tentang kajian leksikostatistik antara bahasa Batak Toba dengan Simalungun.


(18)

1.5 Anggapan Dasar

Bahasa Batak Toba dengan bahasa Simalungun merupakan bahasa yanng memiliki banyak persamaan. Kedua bahasa ini merupakan bahasa yang belum pernah dikaji sebelumnya secara leksikostatistik dan diyakini kesamaan kosa katanya sangat besar persentasenya. Kesamaan kosa kata tersebutlah yang nantinya dikaji secara leksikon berdasarkan kosa katanya secara leksikostatistik pada linguistik historis komparatif.

1.6 Sejarah Singkat Kabupaten Samosir

Penerapan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah daerah dan Undang-undang Nomor 33 Tahun 1999 tentang perimbangan keuangan antara pusat dan daerah, telah mendorong munculnya aspirasi masyarakat di daerah untuk membentuk Kabupaten/Kota baru yang bersifat otonom. Sebab dengan status daerah otonom baru, mereka berharap akan memperoleh peluang untuk mengurus daerahnya sendiri dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah satu Kabupaten yang menjadi agenda pemekaran Kabupaten Toba Samosir adalah membentuk Kabupaten Samosir, yang berada di tengah-tengah Provinsi Sumatera Utara. Untuk itu kajian peningkatan pemekaran Kabupaten Toba Samosir dengan melahirkan calon Kabupaten Samosir perlu segera dilakukan, mengingat sudah waktunya pelaksanaan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999. Oleh karena itu, kajian dan penelitian data perlu dilakukan untuk mendapatkan penilaian objektif dengan berdasar pada ketentuan yang berlaku mengingat bahwa pengelolaan potensi kekayaan yang ada di daerah memerlukan kajian dan pengaturan yang rasional, professional, dan


(19)

bertanggung jawab sesuai dengan kondisi dan potensi daerah masing-masing. Aspirasi masyarakat untuk memekarkan Kabupaten Samosir menjadi dua kabupaten, didasarkan pada desakan masyarakat wilayah Samosir dan DPRD Kabupaten Toba Samosir, maka Kabupaten Toba Samosir diusulkan dan direncanakan pemekarannya yaitu :

1. Kabupaten Toba Samosir terdiri atas 10 (sepuluh) kecamatan yaitu Kecamatan Balige, Laguboti, Silaen, Habinsaran, Porsea, Lumbanjulu, Uluan, Pintu Pohan Meranti, Ajibata, dan Kecamatan Borbor.

2. Kabupaten Samosir terdiri atas 9 (sembilan) kecamatan yaitu Kecamatan Pangururan, Sianjur, Mulamula, Simanindo, Nainggolan, Onan Runggu, Palipi, dan Sitio-tio.

Sesuai dengan aspirasi dan argumentasi masyarakat yang disampaikan kepada DPRD Kabupaten Toba Samosir dan Pemkab Toba Samosir serta Pemerintah Provinsi Sumatera Utara telah ditindaklanjuti aspirasi masyarakat tersebut dengan :

1. Keputusan DPRD Kebupaten Toba Samosir Nomor 4 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Samosir tanggal 20 Juni 2002.

2. Surat Bupati Toba Samosir Nomor 1101/Pem/2002 tanggal 24 Juni 2002 yang ditujukan kepada Gubernur Sumatera Utara.

3. Surat Bupati Toba Samosir Nomor 135/1187/Pem/2002 tanggal 3 Juli 2002 perihal laporan tentang aspirasi masyarakat Samosir untuk membentuk Kabupaten Samosir, yang ditujukan kepada gubernur Sumatera Utara.


(20)

Terakhir, dari setiap argumentasi dan usulan DPRD dan Bupati Toba Samosir, usulan ini diakomodir dengan keluarnya terbentuknya Samosir sebagai kabupaten baru merupakan langkah awal untuk melalui percepatan pembangunan menuju masyarakat yang lebih sejahtera. Tujuan pembentukannya adalah untuk menegakkan kedaulatan rakyat dalam rangka perwujudan sosial, mendekatkan pelayanan kepada masyarakat dan untuk merespon serta merestrukturisasi jajaran pemerintahan daerah dalam rangka mempercepat proses pembangunan sehingga dalam waktu yang cukup singkat dapat sejajar dengan kabupaten lainnya, sehingga secara langsung akan mengangkat harkat hidup masyarakat yang ada di kabupaten Samosir pada khususnya, Provinsi Sumatera Utara pada umumnya. Luas wilayah Kabupaten Samosir secara keseluruhan mencapai 254.715 Ha, terdiri atas daratan seluas 144.455 Ha dan perairan danau seluas 110.260 Ha. Luas dan batas perairan di kawasan Danau Toba belum ada ketentuan yang pasti. Namun mengingat Pulau Samosir tepat berada dan dikelilingi oleh Danau Toba, secara proporsional luas perairan Danau Toba yang menjadi bahagian daerah Kabupaten Samosir sewajarnyalah merupakan bahagian yang terluas dibandingkan dengan enam kabupaten-kabupaten lainnya di sekeliling perairan Danau Toba.


(21)

1.7 Sejarah singkat Kabupaten Simalungun

Adapun yang dapat diuraikan oleh penulis mengenai sejarah singkat kabupaten Simalungun adalah sebagai berikut:

I. Zaman Kerajaan Nagur (500 – 1295)

Setelah berakhirnya kerajaan Majapahit oleh Raja-Raja Simalungun mengadakan pertemuan yang dinamakan Harungguan Bolon dengan para Partuanon termasuk bekas pasukan dari Singosari dan Majapahit yang melahirkan sistem raja Maroppat (Raja Nan Empat) yakni :

1) Kerajaan Nagur 2) Kerajaan Silau 3) Kerajaan Batangiou 4) Kerajaan Harau

Nama kumpulan raja berempat tersebut diberi nama Batak Timur Raya yang dalam bahasa Simlaungunnya disebut Purba Desa Naualuh.

Setelah Kerajaan Batak Timur Raya pecah dan berakhir akibat perang sisanya terpecah-pecah menjadi kerajaan-kerajaan kecil yaitu

1) Kerajaan Dolok Silau (Marga Purba Tambak) 2) Kerajaan Tanah Jawa (Marga Sinaga)

3) Kerajaan Siantar (Marga Damanik) 4) Kerajaan Pane (Marga Purba Dasuha)


(22)

II. Zaman Menentang Kolonial Belanda (1865 – 1907)

Kerajaan Raja Maroppat kembali pecah menjadi 7 kerajaan yaitu : 1. Kerajaan Dolok Silau

2. Kerajaan Tanah Jawa 3. Kerajaan Siantar 4. Kerajaan Pane 5. Kerajaan Raya 6. Kerajaan Purba 7. Kerajaan Silimakuta

Sistem struktur pemerintahan merangkap pimpinan adat dari kerajaan tersebut terdiri atas :

a. Raja b. Tungkat c. Perbapaan d. Partuanon e. Penghulu

III. Masa Penjajahan Belanda (1907 – 1941)

Dengan Besluit (Surat Keputusan) Gubernement tanggal 12 Desember 1906 Nomor 22 (Staatblad Nomor 531) dibentuklah Afdeling Simalungun En De Karo Landen yang dikepalai oleh Asisten Ressiden yang pertama V. C. J. Westenberg yaitu bekas controleur tanah Karo yang berkedudukan di Seribu Dolok pada tahun 1912 pindah ke Pematangsiantar.


(23)

Pada tahun 1907 seluruh raja-raja Simalungun telah menanda tangani kontrak pendek dan dengan demikian sistem pemerintah di Simalungun beralih menjadi sistem Swap Raja, dimana peran Harajaan Sudah dibatasi. Wilayah administrasi pemerintah dibagi menjadi 7 landshappen 16 distrik dan huta (kampung).

No. Kerajaan Distrik

1. 2. 3. 4. Siantar Tanah Jawa Pane Raya

1. Siantar 2. Bandar 3. Sidamanik

1. Tanah Jawa 2. Bosar maligas 3. Jorlang Hataran 4. Dolok Pangribuan 5 Girsang Sipangan Bolon

1. Pane

2. Dolok BatuNanggar

1. Raya

2. Raya Kahean


(24)

5. 6. 7.

Dolok Silau

Purba

Silimakuta

1. Dolok Silau 2. Silau Kahean

Purba

Silimakuta

IV. Masa Kemerdekaan RI.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 tahun 1956 terbentuklah daerah otonom Kabupaten Simalungun. Sebanyak 16 Distrik menjadi Kecamatan yang kemudian berkembang menjadi 17 Kecamatan yaitu dengan tambahannya Kecamatan Dolok Pardamean.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 1991 dan Peraturan Pemerintah Nomor 35 tahun 1992 dilaksanakan pemekaran Kecamatan dari 17 menjadi 21 Kecamatan yaitu :

1. Kecamatan Pematang Bandar. 2. Kecamatan Huta Bayu Raja 3. Kecamatan Ujung Padang 4. Kecamatan Tapian Dolok 5. Kecamatan Siantar 6. Kecamatan Bandar 7. Kecamatan Sidamanik


(25)

8. Kecamatan Pamatang Sidamanik 9. Kecamatan Tanah Jawa

10. Kecamatan Bosar maligas 11. Kecamatan Jorlang Hataran 12. Kecamatan Dolok Pangribuan 13. Kecamatan Girsang Sipangan Bolon 14. Kecamatan Pane

15. Kecamatan Dolok BatuNanggar 16. Kecamatan Raya

17. Kecamatan Raya Kahean 18. Kecamatan Dolok Silau 19. Kecamatan Silau Kahean 20. Kecamatan Purba

21. Kecamatan Silimakuta

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 35 tahun 2008 dilaksanakan pemekaran Kecamatan dari 21 menjadi 31 Kecamatan yaitu :


(26)

1. Kecamatan Siantar

2. Kecamatan Dolok Pardamean 3. Kecamatan Panei

4. Kecamatan Tanah Jawa 5. Kecamatan Hutabayu Raja 6. Kecamatan Jorlang Hataran 7. Kecamatan Dolog Paribuan

8. Kecamatan Girsang Sipangan Bolon 9. Kecamatan Purba

10. Kecamatan Raya 11. Kecamatan Silima Kuta 12. Kecamatan Dolog Silau 13. Kecamatan Raya Kahean 14. Kecamatan Silau Kahean 15. Kecamatan Bandar

16. Kecamatan Pematang Bandar 17. Kecamtan Bosar Maligas 18. Kecamatan Ujung Padang

19. Kecamatan Pematang Silimakuta 20. Kecamatan Dolog Batu Nanggar 21. Kecamatan Tapian Dolog 22. Kecamatan Sidamanik 23. Kecamatan Gunung Malela


(27)

24. Kecamatan Gunung Malinggas 25. Kecamtan Bandar Masilam 26. Kecamtan Bandar Huluan 27. Kecamatan Jawa Karaja 28. Kecamatan Hatonduhon

29. Kecamatan Pematang Sidamanik 30. Kecamatan Panombean Panei 31. Kacamatan Haranggaol Horisan


(28)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kepustakaan yang Relevan

Untuk menulis suatu karya ilmiah, bukanlah pekerjaan yang mudah dan gampang. Seorang penulis harus mencari dan mengumpulkan data-data yang akurat serta buku-buku acuan yang relevan, atau yang ada hubungannya dengan objek yang diteliti.Dalam penelitian ini penulis mengutip beberapa pendapat dari beberapa peneliti.

Menurut Mahsun,(1995:115) “Leksikostatistik adalah metode pengelompokan bahasa yang dilakukan dengan menghitung persentase perangkat kognat (kerabat)”. Menurut Keraf,(1984: 121) Leksikostatistik itu suatu tehnik dalam pengelompokan bahasa yang lebih cenderung mengutamakan peneropongan kata-kata (leksikon) secara statistik, untuk kemudian berusaha menetapkan pengelompokan itu berdasarkan persentase kesamaan dan perbedaan suatu bahasa dengan bahasa lain.Disamping istilah leksikostatistik dikenal juga istilah lain yaitu glotokronologi (glottochronology).

Glotokronologi adalah suatu teknik dalam linguistik historis yang berusaha mengadakan pengelompokan dengan lebih mengutamakan perhitungan waktu ataun perhitungan usia bahasa-bahasa kerabat. Dalam kenyataan kedua bidang tersebut selau dipakai secara bergandengan, karena untuk menghitung usia bahasa dengan teknik glotokronologi harus digunakan oleh leksikostatistik. Sebaliknya untuk mengadakan pengelompokan bahasa dengan metode leksikostatistik tersirat juga masalah waktu, yang menjadikan lansdasan bagi pengelompokan itu. Dengan demikian leksikostatistik atau glotokronologi dapat dibatasi pengertiannya adalah sebagai suatu teknik yang berusaha menemukan keterangan-keterangan atau data-data untuk suatu tingkat waktu yang agak tua dalam bahasa guna menentukan usia bahasa dan pengelompokan bahasa bahasa yang berkerabat.

Dalam penulisan skripsi ini diwajibkan untuk melakukan penelitian lapangan karena dalam bahasa ada dialek yang dapat dijumpai didaerah yang berbeda akibat percampauran bahasa bahasa tetangga daerah tersebut. Sehingga penulis dapat


(29)

menentukan dialek bahasa yang digunakan oleh penulis dan sekaligus mewakili bahasa tersebut termasuk dialek yang ada di daerah penelitian tersebut Penulis juga melakukan penelitian kepustakaan dan mencari buku-buku yang berhubungan dengan judul skripsi penulis.

Penulis sendiri meneliti di Desa Cinta Maju Tamba Nagodang Kecamatan Sitio-tio Kabupaten Samosir untuk bahasa Batak Toba, bahasa Simalungun di Desa Bangun Raya Kecamatan Raya Kahean Kabupaten Simalungun. Dalam skripsi Verawati yang memakai 809 kosa kata yang dikutip dari buku Mahsun dan Swades dengan judul skripsinya Leksikostatistik Bahasa Batak Toba dengan Bahasa Karo, Ika Indriani memakai 809 kosa kata yang di kutip dari buku Mahsun dan Keraf pada skripsinya Leksikostatistik Bahasa Batak Toba , Fitriana Sinaga memakai 809 kata dari buku Keraf dan Mahsun dengan judul skripsinya Leksikostatistik Bahasa Batak Simalungun dengan Bahasa Karo, sedangkan peneliti memakai 809 kata dari buku Keraf dan Mahsun. Walaupun ketiga peneliti tersebut membahas tentang kajian leksikostatistik bahasa, namun banyak dijumpai perbedaan dan kesamaan diantara bahasa bahasa yang digunakan dalam keseharian masyarakat pada dearah pengamatan.

2.2 Teori yang Digunakan

Teori merupakan suatu prinsip dasar yang terwujud di dalam bentuk dan berlaku secara umum yang akan mempermudah seorang penulis dalam memecahkan suatu masalah yang dihadapi. Teori yang digunakan untuk membimbing dan memberi


(30)

Adapun teori penulis gunakan adalah teori Linguistik Historis Komparatif yakni bidang linguistik yang menyelidiki perumpunan, penemuan, dan perekonstruksian bahasa purba yang menurunkan bahasa tersebut. Dalam pembahasan penulis menggunakan buku Keraf yang berjudul Linguistik Historis Bandingan dan daftar leksikon yang penulis gunakan adalah data dari dalam buku Mahsun yang diyakini dapat memecahkan pokok persoalan dan sudah terbukti yang akan dikaji oleh penulis. Sebagai dasar pembahasan penulis mencakup semua prosedur yang terdapat dalam buku tersebut. Dalam buku Mahsun daftar glos yang digunakan ada sebanyak 809 kata, namun setelah peneliti kembali daftar glos tersebut ada kesalahan penulisan dan pengeditan yang mengakibatkan kekeliruan dalam penulisan nomor yang berganda. Hasil akhir dari data buku Mahsun tersebut ada 809 kata.

Teknik leksikostatistik yaitu: a. Mengumpulkan kosa kata b. Menghitung kata kerabat c. Menghitung waktu pisah d. Menghitung jangka kesalahan

Leksikostatistik adalah suatu teknik dalam pengelompokan bahasa yang lebih cenderung mengutamakan peneropongan kata-kata (leksikon) secara statistik, untuk kemudian berusaha menetapkan pengelompokan itu berdasarkan persentase kesamaan dan perbedaan suatu bahasa dengan bahasa lain (Keraf : 1984 : 121).


(31)

Dengan demikian, yang ingin dicapai dalam teknik ini adalah kepastian mengenai usia bahasa, yaitu mengenai kapan sebuah bahasa muncul dan bagaimana hubungannya dengan bahasa-bahasa kerabat lainnya.

2.3 Asumsi Dasar Leksikostatistik

Ada empat macam asumsi dasar yang dapat dipergunakan sebagai titik tolak dalam usaha mencari jawaban mengenai usia bahasa, atau secara tepatnya dan bilamana terjadi diferensiasi antara dua bahasa atau lebih (Keraf: 1984: 123)

Asumsi-asumsi dasar tersebut adalah :

1. Sebagian dari kosa kata suatu bahasa sukar sekali berubah bila dibandingkan dengan bagian lainnya.

Kosa kata yang sukar berubah dalam asumsi dasar adalah kosa kata dasar yang merupakan kata-kata yang sangat intim dalam kehidupan bahasa sekaligus merupakan unsur-unsur yang menentukan mati hidupnya suatu bahasa.

Kosa kata yang diambil dalam metode leksikostatistik dibatasi jumlahnya, setelah diadakan penilaian yang ketat dan pengujian-pengujian untuk menerapkan metode ini secara baik. Yang ingin dicapai dalam seleksi ini adalah dapat disusun sebuah daftar yang bersifat universal, artinya kosa kata yang dianggap harus ada pada semua bahasa sejak awal mula perkembangannya.

Kosa kata dasar itu meliputi : a. Bagian tubuh


(32)

d. Kehidupan desa dan masyarakat e. Rumah dan bagian-bagiannya f. Peralatan dan perlengkapan g. Makanan dan minuman

h. Tumbuh-tumbuhaan, bagian, buah, dan hasil olahannya i. Binatang dan bagiannya

j. Waktu, musim, keadaan alam, benda, alam dan arah k. Gerak dan kerja

l. Perangai, sifat, dan warna m. Penyakit

n. Pakaian dan perhiasan o. Bilangan dan ukuran

Penulis mengusulkan sekitar 809 kosa kata dasar yang dianggap universal, artinya dianggap ada pada kedua bahasa tersebut.

2. Retensi (ketahanan ) kosa kata dasar adalah konstan sepanjang masa.

Asumsi dasar yang kedua mengatakan bahwa dari kosa kata dasar yang ada dalam suatu bahasa, suatu persentase tertentu selalu akan bertahan dalam 1.000 tahun. Kalau asumsi ini diterima, maka dari sebuah bahasa yang memiliki 809 kosa kata, sesudah 1.000 tahun akan bertahan 80,5%, dan dari sisanya sesudah 1.000 tahun kemudian akan bertahan lagi persentase yang sama.


(33)

3. Perubahan kosa kata dasar pada semua bahasa adalah sama

Setelah menguji beberapa bahasa dengan asumsi dasar ketiga ini, hasilnya akan menunjukan bahwa dalam tiap 1000 tahun, kosa kata dasar suatu bahasa bertahan dengan angka-angka rata-rata 80,5%.

Apabila kita ingin menghitung retensi ( ketahanan) kosa kata dasar kedua bahasa dengan mempergunakan asumsi dasar kedua, dapat dinyatakan dengan rumus : 80.5% x N. di mana N adalah jumlah kosa kata dasar yang ada pada awal kelipatan 1000 tahun kedua bahasa. Sehingga dari 809 kosakata dasar (N) suatu bahasa sesudah 1000 tahun pertama akan tinggal 80,5% x 809 kata = 651,245, dibulatkan menjadi 651 kata, sesudah 1000 tahun kedua akan tinggal 80,5% x 651 kata = 524,1 kata atau dibulatkan menjadi 524 kata. Selanjutnya sesudah 1000 tahun ketiga kosa kata dasar yang tinggal adalah 80,5% x 524 kata = 421,82 kata atau dibulatkan menjadi 422 kata.pada 1000 tahun keempat kosa kata dasar tinggal 80,5% x 422 kata = 339,71 kata atau dibulatkan menjadi 340 kata. Demikian selanjutnya sesudah 1000 tahun kelima maka kosa kata dasarnya tinggal 80,5% x 340 kata = 273,7 kata atau dibulatkan menjadi 274 kata dan seterusnya.

4. Bila persentase dari dua bahasa kerabat (cognate) diketahui, maka dapat dihitung waktu pisah kedua bahasa tersebut.

Berdasarkan asumsi dasar yang kedua, ketiga, dan keempat, kita dapat menghitung usia atau waktu pisah bahasa Batak Toba dan bahasa Simalungun kalau diketahiu persentase kata kerabat kedua bahasa itu. Dan karena dalam tiap 1000 tahun kedua bahasa kerabat itu masing –masing akan kehilangan kosa kata dasarnya dalam


(34)

Misalnya persentase kata kerabatnya adalah 80, 5%, maka waktu pisah kedua bahasa adalah 500 tahun yang lalu.

Berdasarkan prinsip itu, waktu pisah kedua bahasa kerabat dengan persentase kata kerabat yang diketahui adalah seperti tertera dalam tabel berikut ini (Keraf: 1984: 125):

Persentase Kata Kerabat Jumlah kata kerabat antara bahasa Batak Toba dan bahasa Simalungun (N x 19% - N)

Persentase kata kerabat(N: 2 x 19%-N)

Usia (waktu pisah) antara bahasa Batak Toba dan bahasa Simalungun sekian tahun yang lalu ( dibagi 2) 809-655 655-530 530-429 429-347 347-281 281-227 277-184 184-149 149-121 405-328 328-265 265-215 215-174 174-141 141-114 114-92 92-75 75-61 0-500 500-1000 1000-1500 1500-2000 2000-2500 2500-3000 3000-3500 3500-4000 4000-4500


(35)

121-98 98-79 79-64 64-52 52-42 42-38 38-31 31-25 25-20 20-16 16-13 13-10 10-8 8-6 6-5 5-4 4-3 3-2 61-49 49-40 40-32 32-26 26-21 21-19 19-16 16-13 13-10 10-8 8-7 7-5 5-4 4-3 3-3 3-2 2-2 2-1 4500-5000 5000-5500 5500-6000 6000-6500 6500-7000 7000-7500 7500-8000 8000-8500 8500-9000 9000-9500 9500-10000 10000-10500 10500-11000 11000-11500 11500-12000 12000-12500 12500-13000 13000-13500

Persentase retensi kata kerabat setiap seribu tahun adalah 80,5 %. Usia pisah dalam ribuan tahun harus dibagi dua, karena masing-masing bahasa dalam seribu tahun akan kehilangan 19%.


(36)

2.4 Teknik Leksikostatistik

Untuk menerapkan keempat asumsi dasar di atas, maka perlu mengambil langkah yang merupakan teknik metode leksikostatistik seperti :

1. Mengumpulkan Kosa Kata Dasar

Unsur yang paling penting dalam membandingkan dua bahasa atau lebih adalah mengumpulkan daftar kosakata dasar dari bahasa-bahasa yang diteliti. Pada kesempatan ini penulis menggunakan daftar yang disusun oleh Mahsun yang berisi 809 kata. Sebenrnya daftar yang disusun oleh Morris Swadesh yang berisi 200 kata sudahlah yang merupakan daftar yang baik. Namun, kecenderungan dan kajian ini adalah semakin singkat suatu daftar semakin besar pula peluang untuk membuat kesalahan. Atau dengan kata lain, semakin banyak daftar yang kita susun maka semakin kecil peluang kesalahnya. Oleh karena itulah penulis menggunakan daftar Mahsun, selain daftarnya lebih banyak, kosa katanya juga terdiri atas kata-kata yang sesuai dengan keadaan kultural kedua bahasa yang dibandingkan.

2. Menghitung Kata Kerabat

Setelah dilalui penelitian/analisis maka dapat diterapkan bahwa bahasa Batak Toba dan bahasa Bahasa Simalungun benar-benar berbeda seperti contoh berikut ini: a. Gloss yang tidak diperhitungkan

Glos yang tidak diperhitungkan dalam penetapan kata kerabat maupun no kerabat. Glos yang tidak diperhitungkan itu adalah kata-kata yang kosong, yaitu gloss yang tidak ada katanya baik dalam satu bahasa maupun dalam dua bahasa. Semua kata pinjaman dari bahasa-bahasa kerabat maupun dalam bahasa non kerabat. Lebih mudah untuk menetapkan pinjaman dari bahasa non kerabat dari pada bahasa kerabat.


(37)

Pinjaman dari bahasa kerabat sejauh mungkin ditetapkan dengan membandingkannya dengan unsur-unsur lain, seperti pada contoh tabel berikut ini:

No Glos Bahasa Batak

Toba

Bahasa Bahasa Simalungun

1 Surau --- ---

2 Kasau ---- ----

3 Kelenteng ---- ----

4 Khitanan ---- ----

5 Dukun sunat --- ---

6 Upacara turun kesungai anak yang telah dikitan

--- ---

7 Pemukul beduk --- ---

b. Pengisolasian morfem terikat

Bila dalam data yang telah dikumpulkan itu terdapat morfem terikat maka sebelum mengadakan perbandingan untuk mendapatkan kata kerabat atau non kerabat semua morfem terikat itu harus diisolir terlebih dahulu. Dengan mengisolasi morfem terikat tersebut lebih mudah untuk menetapkan apakah satu pasangan kata menunjukkan kesamaan atau tidak seperti pada contoh tabel berikut:

Gloss Bahasa Batak Toba Bahasa Simalungun

Tangan Sipangido(pangido) Tangan


(38)

Jadi kata yang diperhitungkan adalah kata dasar yang berarada di dalam kurung yang terdapat pada tabel diatas.

c. Penetapan kata kerabat

1. Pasangan itu identik artinya kata-kata yang sama dengan sebuah kata atau gloss diantara kedua bahasa yang diperbandingkan, seperti contoh berikut ini:

2. Pasangan itu memiliki korespondensi fonemis artinya bila perubahan fonemis antara kedua bahasa itu terjadi secara timbal balik dan teratur serta tinggi frekwensinya maka bentuk yang berimbang antara kedua bahasa tersebut adalah berkerabat, seperti pada tabel contoh berikut:

Gloss Bahasa Batak Toba Bahasa Bahasa Simalungun

Jari Jari-jari Jajari

Telunjuk Panuduh Tutuduh

Gloss Bahasa BatakToba Bahasa Bahasa Simalungun

Dagu Osang Osang

Geraham Ngadol Ngadol

Kita Hita Hita

Lesung Losung Losung


(39)

Kandang Handang Harang

Para Para-para Parapian

Kacang Hassang Kasang

3. Kemiripan serta fonetis artinya bila tidak dapat dibuktikan bahwa sebuah kata tersebut mengandung korespondensi fonemis tetapi pasangan kata tersebut mengalami kemiripan secara fonetis dalam posisi artikulatoris yang sama maka pasangan kata tersebut adalah berkerabat, seperti pada contoh tabel berikut ini:

Gloss Bahasa Batak Toba Bahasa Bahasa Simalungun

Mencari lului Torihi

Mendengar bege Tangar, bogei

Memberi tahu Paboa Patugah

Mengikat Sakkut Rahut

Menginjak dengan satu kaki

Dege Dogei

4. Satu fonem berbeda artinya bila dalam suatu pasangan itu terdapat perbedaan satu fonem tetapi dapat dijelaskan bahwa perbedaan itu terjadi karena pengaruh lingkungan yang dimasuki oleh bahasa tersebut, sedangkan dalam bahasa lain pengaruh lingkungan tersebut tidak pengaruh lingkungan itu tidak mengubah fonemnya maka pasangan kata


(40)

tersebut merupakan kata yang berkerabat, seperti pada contoh tabel berikut ini:

Gloss Bahasa Toba Bahasa Simalungun

Gigi seri Gugat Gugut

Ompong Lobangon Lubangon

Perut Butuha Bituha

Kamar Bilut Biluk

Sesudah menetapkan kata-kata kerabat dengan prosedur seperti yang dikemukakan di atas, maka dapat ditetapkan besarnya persentase kekerabatan antara kedua bahasa itu.persentase kata kerabat dihitung dari jumlah pasangan yang sisa, yaitu 809 kata dikurangi dengan kata atau gloss yang tidak dapat diperhitungkan karena kosong atau pinjaman. Dari 809 kata untuk bahasa Batak Toba dan bahasa Bahasa Simalungun hanya terdapat 802 pasangan kata yang lengkap, 7 gloss tidak diperhitungkan. Dari 809 pasangan yang ada terdapat 502 pasangan kata kerabat, atau hanya 62,05 % kata kerabat. Dengan selesainya menetapkan persentase kata kerabat, maka akan dapat dilakukan prosedur berikut, yaitu menghitung usia dan waktu pisah kedua bahasa tersebut. Untuk maksud tersebut hendaknya diperhatikan dua hal dari perhitungan kata kerabat yaitu : 62,05 % kata kerabat, dan 802 pasangan kata yang ada.


(41)

3. Menghitung Waktu Pisah

Waktu pisah antar dua bahasa kerabat yang telah diketahui persentase kata kerabatnya ,dapat di hitung dengan mempergunakan rumus berikut :

W =

r

C

.

log

2

.

log

Dimana :

W : Waktu perpisahan bahasa dalam ribuan (milenium) tahun yang lalu. r : Retensi, atau persentase konstan dalam 1000 tahun, atau disebut juga

indeks

C : Persentase kerabat Log : logaritma dari


(42)

BAB III

METODE PENELITAN

3.1 Metode Dasar

Prosedur yang digunakan untuk mendekati masalah dan mencari jawaban atas masalah adalah metode. Untuk menyelesaikan skripsi ini, penulis menggunakan metode leksikostatistik. Metode leksikostatistik adalah metode pengelompokan bahasa yang dilakukan dengan menghitung persentase perangkat kognat (Mahsun, 1995 : 115). Kosa kata yang menjadi dasar perhitungan adalah kosa kata dasar (basic

vocabulary) yang meliputi kata-kata ganti, kata-kata bilangan, sistem kekerabatan,

anggota badan, alam dan sekitarnya, serta alat perlengkapan sehari-hari yang sudah ada sejak permulaan. Penerapan metode leksikostatistik bertumpu pada asumsi dasar ( Keraf , 1984 : 123) yaitu :

a. Sebagian dari kosa kata suatu bahasa sukar sekali berubah bila dibandingkan dengan bagian lainnya.

b. Retensi (ketahanan) kosa kata dasar adalah konstan sepanjang masa. c. Perubahan kosa kata dasar pada semua bahasa adalah sama.

d. Bila persentase dari dua bahasa kerabat (cognate) diketahui, maka dapat dihitung waktu pisah kedua bahsa tersebut.

Untuk menerapkan keempat asumsi dasar di atas, maka perlu diambil langkah-langkah tertentu. Langkah-langkah-langkah tersebut sekaligus merupakan teknik-teknik leksikostatistik.


(43)

Di antara langkah-langkah yang sangat diperlukan adalah : 1. Mengumpulkan kosa kata dasar kata kerabat.

2. Menetapkan pasangan-pasangan mana dari kedua bahasa yang berkerabat. 3. Menghitung usia atau waktu pisah kedua bahasa.

4. Menghitung jangka kesalahan untuk menetapkan kemungkinan waktu pisah yang lebih cepat.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan metode-metode sebagai berikut :

1. Metode Kepustakaan yaitu penulis mencari buku-buku yang berhubungan

dengan penulisan skripisi ini.

2. Metode observasi yaitu penulis langsung turun ke lokasi penelitian melakukan pengamatan tempat, jumlah, dan pemakai (penutur), bahasa serta prilaku selama pelaksaan penggunaan bahasa berlangsung.

3. Metode wawancara yaitu melakukan wawancara kepada informan yang

dianggap memenuhi syarat-syarat sebagai informan untuk dapat mengumpulkan data yang dibutuhkan dengan menggunakan teknik rekam dan catatan.

4. Metode Kuesioner yaitu melakukan penelitian dengan memberikan daftar pertanyaan yang diisi oleh masyarakat setempat dan hasil jawaban tersebut dikembalikan kepada penulis untuk dianalisis.


(44)

Adapun syarat-syarat sebagai informan menurut (Mahsun, 1995 :106) adalah: 1. Berjenis kelamin pria atau wanita

2. Berusia antara 25-65 tahun (tidak pikun)

3. Orang tua, istri atau suami informan lahir dan dibesarkan di desa itu serta jarang atau tidak pernah meninggalkan desa itu

4. Berstatus sosial menengah 5. Pekerjaannya bertani dan buruh 6. Dapat berbahasa Indonesia 7. Sehat jasmani dan rohani

8. Berpendidikan (minimal tamatan SD dan sederajat)

3.2 Lokasi Sumber Data dan Instrumen Penelitian

Lokasi sumber data penelitian adalah Desa Cinta Maju Tamba Kecamatan Sitio-tio Kabupaten Samosir untuk bahasa Batak Toba. Adapun alasan yang melatarbelakangi penulis menentukan daerah penelitian tersebut karena masyarakat didaerah tersebut penutur bahasa Batak Toba dan bahasa Simalungun adalah di desa Bangun Raya Kecamatan Raya Kahean Kabupaten Simalungun. Didaerah penelitian kedua di desa Bangun Raya, penulis memilih menjadi lokasi penelitian juga karena di daerah tersebut penutur bahasa Simalungun. Penulis melakukan penelitian diperlukan beberapa instrumen demi tercapainya data yang maksimal.

Instrumen merupakan alat yang digunakan untuk mendapatkan atau mengumpulkan data yang diperlukan. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan alat rekam (tape recorder), daftar pertanyaan (kuesioner), pulpen (alat tulis), dan alat hitung.


(45)

3.4 Metode Analisis Data

Tahap untuk menyelesaikan data yang terkumpul adalah menganalisisnya. Sehubungan dengan teknik yang penulis gunakan yakni teknik leksikostatistik, maka untuk menganalisis data dilakukan dengan menerapkan prosedur yang sudah ada. Adapun prosedur yang harus diikuti sebagai analisis data adalah sebagai berikut:

1. Menghitung Kata Kerabat, yakni dengan mengikuti prosedur yang sudah

ditentukan seperti :

a. Glos yang tidak diperhitungkan b. Pengisolasian morfem terikat c. Penetapan kata kerabat.

Untuk menghitung persentase kata kerabat digunakan rumus (Keraf:1984: 127):

C = x100%

G K

Di mana

C = cognates atau kata kerabat K = jumlah kosa kata kerabat G = jumlah glos

2. Menghitung Waktu Pisah.

Waktu pisah antara dua bahasa kerabat yang telah diketahui persentase kata kerabatnya, dapat dihitung dengan mempergunakan rumus berikut (Keraf: 1984: 130):


(46)

r C W

log 2

log

=

Di mana :

W = waktu perpisahan dalam ribuan (melenium)tahun yang lalu

r = retensi atau persentase konstan dalam 1000, atau disebut juga indeks

C = persentase kerabat Log = logaritma dari 3. Menghitung jangka kesalahan

Untuk menghitung jangka kesalahan biasanya digunakan kesalahan standar, yaitu 70% dari kebenaran yang diperkirakan. Kesalahan standar diperhitungkan dengan rumus berikut ini (Keraf: 1984:132):

S =

n c c(1− ) Di mana:

S = Kesalahan standar dalam persentase kata kerabat c = Persentase kata kerabat

n = Jumlah kata yang diperbandingkan (baik kerabat maupun non kerabat)

Hasil dari kesalahan ini jumlahkan dengan persentase kerabat untuk mendapatkan c baru. Dengan c yang baru ini sekali lagi dihitung waktu pisah dengan mempergunakan rumus waktu pisah pada teknik c.


(47)

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Menghitung Kata Kerabat

Setelah dilalui penelitian/analisis maka dapat diterapkan bahwa bahasa Batak Toba dan bahasa Simalungun benar-benar berbeda seperti contoh berikut ini:

1. Gloss yang tidak diperhitungkan

No Glos Bahasa Batak

Toba

Bahasa Bahasa Simalungun

1 Surau --- ---

2 Kasau ---- ----

3 Kelenteng ---- ----

4 Khitanan ---- ----

5 Dukun sunat --- ---

6 Upacara turun kesungai anak yang telah dikitan

--- ---


(48)

2. Penetapan kata kata kerabat

No Glos Bahasa Batak

Toba

Bahasa Simalungun

Ket

1. Alis Salibon Alis -

2. Bahu Abara Abara V

3. Betis Bitis, botohon Bitis V

4. Bibir Pamangan Bibir -

5. Bulu dada Imbulu Ambulu V

6. Bulu ketiak Imbulu Ambulu V

7. Bulu kuduk Imbulu Ambulu V

8. Bulu roma Marsisir Manorgi V

9. Dada Andora Tonton -

10. Daging Pamatang Akkula, daging V

11. Dagu Osang Osang V

12. Dahi Pardompahan Pardompakan V

13. Darah Mudar Daroh V

14. Geraham Ngadol Ngadol V

15. Gigi Ipon Ipon V

16. Gigi seri Panggugat Gugut V

17. Gigi yang bertumpuk tumbuhnya

Pinjilon Padehal -

18. Gigi yang menonjol keluar

Tuja Dungil -

19. Gusi Siratan Gusi -

20. Hati Ate ate Atei V

21. Hidung Igung Igung V

22. Ibu jari Ompu-ompu Ompu-ompu V


(49)

24. Jantung Pusu Pusu V

25. Janggut Janggut Janggut V

26. Jari Jari jari Jajari V

27. Jari manis Tonggi Amborita -

28. Jari tengah Tonga Tutu alang -

29. Kaki Jojak, pat Nahei -

30. Kelingking Dihil Didihil V

31. Kemaluan laki laki Tumorjok, Pidong Natu -

32. Kemaluan perempuan

Tumeak, Pepet Tete -

33. Kepala Simanjujung Simanjujung V

34. Kerongkongan Aru aru Tolonan -

35. Ketiak Gitik Kihik V

36. Kuku Sisilon Sisilon V

37. Kulit Huling Hulit V

38. Kumis Mise Gumis V

39. Kutu Hutu Hutu V

40. Leher Rungkung Borgok -

41. Lemak Lambiak Lambuyak V

42. Lengan Golangan Batokan -

43. Lidah Dila Dila V

44. Ludah Ijur Tijur V

45. Lutut Dugul Tohod -

46. Mata Simalolong Pangidah -

47. Mata kaki Mata pat Mata nahei V

48. Mata susu Tarusan Tadah V

49. Muka Bohi Bohi V


(50)

51. Ompong Lobangon Lubangon V

52. Otak Utok Otak V

53. Paha Hae Hae V

54. Pantat Ihur Tombom -

55. Paru paru Andora Orak-orak -

56. Pelipis Imbulu mata,

imbulu simalolong

Ambulu mata V

57. Pelupuk mata Topi Tepih V

58. Pergelangan tangan Pargolangan Pargolangan V

59. Perut Siubeon Boltok -

60. Pinggang Gonting Binongei -

61. Pinggul Tambon Popat -

62. Pundak Abara Takkuhuk -

63. Punggung Tanggurung Gurung V

64. Pusar Pusok Pusok V

65. Rambut Jambulan, Obut Jambulan,

Ambulu

V

66. Rusuk Rusuk Kokak, rusuk V

67. Siku Sukki Attolis -

68. Susu Tarus Tadah, nunuk,

nenneh

V

69. Tangan Pangido, Panjalo Tangan,

Pangindo

V

70. Telapak kaki Jampal Jappal V

71. Telapak tangan Jampal Tapak -

72. Telinga Parange, pinggol Pinggol,

Panangar

V


(51)

74. Tembuni Tali Pusok, Tali Pusor

Tali Pusar V

75. Tengkuk Rungkung Takkuhuk -

76. Tubuh Pamatang, Badan Akkula, badan V

77. Tulang kering Holi Holi V

78. Tulang rahang Osang Ungar -

79. Tumit Jingkat Tambihul -

80. Ubun ubun Sambubu Salimbubu V

81. Urat Urat urat Urat V

82. Usus Butuha Bituha V

83. Warna hitam pada kulit sejak lahir

Sihat Kamah, hamah -

84. Dia Imana Ia -

85. Kami Hanami Hanami V

86. Kamu Hamu Ham, ho V

87. Kamu sekalian Sude Haganup -

88. Kita Hita Hita V

89. Laki laki Baoa Dalahi -

90. Nama Goar Goran V

91. Panggilan untuk laki laki kecil

Ucok Ussok V

92. Panggilan untuk gadis kecil

Butet Butet V

93. Panggilan untuk gadis remaja

Namarbaju Marlajar -

94. Panggilan untuk laki laki remaja

Doli Garama -

95. Panggilan untuk laki laki tua


(52)

96. Panggilan untuk perempuan tua

Ompung boru Ompung daboru V

97. Perempuan Borua Daboru V

98. Saya Au Ahu V

99. Orang Jolma, Halak Halak V

100. Adik Anggi Adek -

101. Adik dari isteri Anggi boru, pariban

Anggi, kian dalahi

V

102. Adik dari suami Anggi baoa, anggi borua

Bapa tongah, inang tongah

-

103. Adik laki ayah/ibu Bapa uda, inang uda

Bapa tongah, inang tongah

V

104. Adik perempuan ayah/ibu Namboru, inang baju Amboru, inang anggi V

105. Anak Gelleng Niombah -

106. Anak dari anak Pahompu Pahoppu V

107. Anak dari cucu Ondok-ondok Nono -

108. Anak dari saudara Gelleng Niombah -

109. Anak dari saudara ayah

Angkang, Anggi, ito

Sanina -

110. Anak dari saudara ibu

Angkang, Anggi, ito

Lae, tondong -

111. Anak kandung Gelleng Nasakkan -

112. Anak tiri Nadidapot Nidapot V

113. Anak yang tertua Siangkangan Sikahanan V

114. Anak yang termuda Siampudan Sianggian -

115. Ayah Bapa Bapa V

116. Ayah dari orang tua Ompung Ompung V


(53)

118. Ibu dari orang tua Ompung boru Ompung daboru V

119. Isteri Pardijabu,

Parsonduk bolon

Parinangonni -

120. Isteri adik laki laki ayah

Inanguda Inang tongah V

121. Isteri adik laki laki ibu

Nantulang Anturang V

122. Isteri kakak laki laki ayah

Inangtua Inangtua, inong

godang

V

123. Isteri kakak laki laki ibu

Nantulang Anturang V

124. Isteri dari saudara Anggi boru Kaha, anggi -

125. Isteridari saudara orang tua

Inanguda, inangtua

Gawei -

126. Kakak Angkang, ito Kaka V

127. Kakak laki laki Hahadoli, abang Abang V

128. Kakak perempuan Angkang boru Kaka V

129. Kakak laki laki dari ayah

Bapatua Bapatua V

130. Kakak laki laki dari ibu

Tulang Inangtua, inang

godang

-

131. Kakak perempuan dari ayah

Namboru Amboru V

132. Kakak perempuan dari ibu

Inang tua Inangtua, Inang

godang

V

133. Kakak dari kakak Angkang Kakak V

134. Nenek moyang Sahala, Sijolo tubu

Ompung na ilobei, ompung parlobei


(54)

135. Orang tua dari suami

Amang Simatua, Inang simatua

Simatua dalahi V

136. Orang tua dari isteri Amang simatua, inang Simatua

Simatua daboru v

137. Orangtua dari suami/isteri

Simatua Simatua V

138. Pasangan suami isteri

Marhotripe Satangga,

nasatangga

-

139. Saudara laki laki Anggi, abang Abang V

140. Saudara perempuan Anggi Botou -

141. Saudara dari isteri Lae Botou -

142. Saudara dari suami Eda Sanina -

143. Suami adik perempuan ayah

Amang boru Amangkela V

144. Suami adik perempuan ibu

Tulang Panggis, bapa

tongah

-

145. Suami dari saudara Lae,ito Lae V

146. Suami dari saudara orang tua

Bapa tua Bapa godang V

147. Suami/isteri saudara isteri

Angkang, anggi Kaka, adek -

148. Suami /isteri saudara suami

Abang, anggi Kaka, adek -

149. Suami /isteri dari anak

Hela, parumaen Hela, parmaen V

150. Suami kakak perempuan dari ayah

Amangboru Amangkela V


(55)

perempuan dari ibu anturang

152. Hamil Denggan

pamatang

Boratan rumah -

153. Bekerja ditempat orang yang mengadakan pesta/meninggal

Marhobas Marhobas V

154. Bertunangan Martumpol Martunangan V

155. Datang ketempat kenduri

Olopi Roh -

156. Datang memberi bantuan ketempat orang

pesta/meninggal

Tumpak Manumpak V

157. Dukun Datu Panambar -

158. Dukun bayi Sibaso Sibasoh V

159. Juru tulis Panurat Panurat V

160. Kawin Mangoli, muli Marhajabuan -

161. Kawin lari Mangalua Jabu uhur -

162. Kenduri Ulaon Horja -

163. Kepala desa Hampung Pangulu -

164. Kepala kampung Hampung Gamot -

165. Kerja bakti Siurup Haroan -

166. Lahir Tubu Tubuh V

167. Melahirkan Tubuh, partus Hipas -

168. Mengandung Denggan

pamatang

Boratan rumah -

169. Menguburkan Tanom, Hutano Tanom V


(56)

marujung ngoluh

171. Penghulu Ulu punguan Ulu ni huta V

172. Upacara cuci perut wanita hamil tujuh bulanan

Mambosuri Bere

horas-horas

-

173. Upacara puput pusar

Sangsang robu robu, mamipil pusok

Pipil pusok V

174. Upacara turun tanah Maronan-onan Tigahon -

175. Atap Taup, tarup Tayup V

176. Atap dari bambu Butar, topas, gedek

Butar, atap butar

V

177. Bubungan Bubusan Bukkulan V

178. Dangau Sopo - sopo Sopou V

179. Dapur Dapur Dapur V

180. Dinding bambu Topas Topas V

181. Dinding tembok Dinding Dinding V

182. Genteng Getteng Genteng V

183. Halaman Pogu Alaman -

184. Jendela Laba-laba Tikkap -

185. Kamar Bilut Biluk V

186. Kandang Handang Harang,

kandang

V

187. Kandang ayam Handang manuk Harang dayok V

188. Kandang kambing Handang hambing Harang hambing

V

189. Kandang kerbau Handang horbo Harang horbou V


(57)

191. Kandang merpati Huru-huruan Harang asas V

192. Langit langit Para-para Gijang -

193. Lumbung Paremean Hobon -

194. Pagar Handang Hondor V

195. Palang dada Ulur Ulur V

196. Para para Para-para Para V

197. Pelimbahan Lubang Ianan toppah -

198. Pintu Dorpi Labah -

199. Pusaka Arta Pusakka -

200. Ruang depan yang terbuka

Jolo Emper -

201. Ruang rumah paling belakang

Pudi Dapur -

202. Rumah Jabu Jabu, rumah V

203. Rumah kecil di tengah sawah

Sopo, sopo-sopo Sopou V

204. Tangga Andar Andar V

205. Tempat tungku Tataring Dalihan -

206. Tiang Tiang Tiang V

207. Tungku Dalihan Dalihan V

208. Alat dari lontar untuk menyimpan hasil tangkapan ikan

Hurung Taduh -

209. Alat penumbuk padi mirip dengan

perahu

Losung Losung V

210. Alat untuk membuat benang


(58)

tenun

211. Palu Tokkok Parpalu -

212. Bajak Lukku Bajak -

213. Bakul Batte Bahul -

214. Bakul kecil Bahul Bahul V

215. Balai balai Harungguan Pokkalan -

216. Bambu untuk memasukkan benang tenun

Turak Turak V

217. Bantal Lakkian Bantal -

218. Cangkul Panggu Sangkul -

219. Cobek

220. Dayung Hole Dayung -

221. Dingklik Suhi Sudut V

222. Gabus/kayu pada tali pancing

Gambal Tilampung -

223. Galah Alar Arjuk-arjuk -

224. Gayung Tahu-tahu Gayung -

225. Gelas Galas Golas V

226. Gergaji Gargaji Sihit -

227. Jala besar Doton Jala -

228. Jala kecil Durung Jala -

229. Jarum Jarum Jarum V

230. Kayu diatas pundak kerbau

Auga Huga V

231. Kain panjang Parompa Parombah V

232. Tempat

memasukkan bajak

Hundali Dadali V


(59)

benang tenun

234. Layar Labah Halikkip -

235. Lesung Losung Losung V

236. Nyiru Lambe Lambe V

237. Panah Hujur Panah -

238. Pancing Hail Hail V

239. Parang Piso Parang -

240. Parut kelapa Hurhuran Kukuran V

241. Penumbuk Andalu Andalu V

242. Perahu Solu Parau -

243. Periuk Hudon Hudon V

244. Pikulan Hallung Morsan -

245. Piring Pinggan Panganan V

246. Pisau Raut, balati Pisou -

247. Selimut Gobar Salimut -

248. Sendok Sonduk Sonduk V

249. Tali bajak Tali Tali V

250. Tempat beras Tandok, goni Parborasan -

251. Tempat nasi dari bambu

Bahul Tambahur -

252. Tempayan Anduri Anduri V

253. Tikar Amak Apei -

254. Tongkat Tukkot Tukkot V

255. Wajan Balanga Balanga V

256. Bubur Hassang ijo Kasang ijo V

257. Cendol Sendor Sendol V

258. Dendeng Sale-sale Sale V


(60)

261. Jeruk Utte Ettei V

262. Kacang Hassang Kasang V

263. Kerak Hukkus Korak -

264. Kerupuk Harupuk Karupuk V

265. Ketupat Katupat Kueh -

266. Kue Hue Kueh V

267. Kopi Hopi Kopi V

268. Labu Labu Hondi -

269. Lemang Lomang Lomang V

270. Madu Aek loba Manisan -

271. Makanan Siallangon Sipanganon V

272. Mangga Mangga Mangga V

273. Minuman Inumon Inumon V

274. Nangka Pinasa Nakka -

275. Nasi Indahan Indahan V

276. Nasi basi Indahan migar Indahan basi V

277. Nasi belum matang Ngaltep Lape masak -

278. Nenas Honas Anas V

279. Sagu Umok Tonga -

280. Sambal Hosea Sambal -

281. Sayur Lalap Lowoh -

282. Tapai ketan Tape pulut Tapei pulut V

283. Tapai singkong Tape gadong Tapei gadung V

284. Ubi Gadong Gadung V

285. Akar Urat Urat V

286. Alang alang Rih Rih V

287. Anak dahan Ranggas Tupang -

288. Aren, enau Tuak Tuak, bagot V


(61)

290. Bambu Bulu Buluh V

291. Batang Bona Hayuni -

292. Bawang merah Bawang sigerger Bawang

sigerger

V

293. Bawang putih Bawang silopak Bawang silopak V

294. Benih Boni Bonih V

295. Beras Harbue Boras -

296. Beras kecil Monis Suyu -

297. Beringin Baringin Baringin V

298. Biji Batu Batu, biji V

299. Buah Boras, bue Buah V

300. Bunga Bunga Bunga V

301. Cabai Lasiak Lassina V

302. Cabang Ranting Ranting V

303. Cereme Eme Omei V

304. Dahan Dakka Hayu -

305. Daun Bulung Bulung V

306. Dedak Dodak Dodak V

307. Getah Gota Gotah V

308. Halia Pege Pogei V

309. Ijuk Aribut Aribut V

310. Jerami Durame Anggala -

311. Jambu batu Antajau Jambu -

312. Jambu mente Harimotting - X

313. Kayu Hau Hayu V

314. Kelapa Halambir Kalapa -

315. Ketan Pulut Pulut V


(62)

318. Kunyit Hunik Huning V

319. Lada Lada Lada V

320. Lengkuas Halaos Halawas V

321. Lontar Happidi Happidi V

322. Mandalika Hau mandalika Hayu

mandalika

V

323. Minyak kelapa Tanakan Minak kalapa -

324. Minyak tanah Miak tano Miak lampu V

325. Nasi yang tidak termakan yang menempel dibibir/jatuh di lantai

Rima rima Rimah V

326. Padi Eme Omei V

327. Pandan Bayon Pandan -

328. Paria Paria Paria V

329. Papaya Botik Botik V

330. Pinang Pining Pining V

331. Pisang Gaol Galuh V

332. Pohon Hau Hayu V

333. Ranting Ratting Ratting V

334. Rebung Tubis Taruhup -

335. Rotan Hotang Hotang V

336. Ruas Bubu Sengawan -

337. Rumput Duhut Poyon -

338. Sabut Jabut Sabut V

339. Santan Sattan Sattan V

340. Setandan pisang Satturdun Satturdun V


(63)

342. Tebu Tobu Tobu V

343. Tempurung Seak seak Sarib-sarib -

344. Terung Terong Tuyung -

345. Tuba Ittir ittir Andaliman -

346. Ubi jalar Gadong julur Gadung julur V

347. Ubi kayu Gadong hau Gadung hayu V

348. Anjing Asu, biang Baliang V

349. Ayam Manuk Dayok -

350. Ayam betina remaja Ajar ajar Dayok -

351. Ayam betina yang telah beranak

Marpese Indung ni

dayok

-

352. Ayam jantan dewasa

Jambe Sabungan -

353. Babi Babi Babui V

354. Bangkai (binatang) Bakke Bangke V

355. Bangkai (manusia) Namate Mayat -

356. Belalang Balang Balang V

357. Binatang Piaraan Pinahan V

358. Buaya Banggik Buaya -

359. Bulu sayap Habong Habong V

360. Burung Pidong Manuk-manuk -

361. Cacing Gea Sasing -

362. Cecak Boras pati Boras pati V

363. Ekor Ihur Ihur V

364. Gagak Sombob Manuk gagak -

365. Ikan Ihan, dekke Ihan, dekke V

366. Insang Akkip akkip Saring-saring -


(64)

369. Katak Sibagur Polang -

370. Kelelawar Arip arip, haluang Likkaboh -

371. Kerbau Horbo Horbou V

372. Kucing Huting Huting V

373. Kunang kunang Salimputput Salimpotpot V

374. Kupu kupu Ampul-ampul Ampul-ampul V

375. Kura kura Labi-labi Lebou V

376. Laba laba Sijombing Lawa-lawah -

377. Lalat Lanok Lanok V

378. Lebah Ranggiting,

harinuan

Huramah -

379. Lintah Littah Littah V

380. Monyet Herek Hereh V

381. Nyamuk Rongit Rongit V

382. Penyu Labi-labi Attipa -

383. Rayap Sarion Ngitngit -

384. Rusa Ursa Ursa V

385. Sayap Habong Habong V

386. Sapi Lombu Lombu V

387. Semut Porhis Porkis V

388. Sirip Saping Layar -

389. Sisik Sisik Sisik V

390. Tanduk Tanduk Tanduk V

391. Taring Sait Sait V

392. Telur Tolor, pira Tolur V

393. Tikus Bagudung, satua Bagudung V

394. Tokek Ilik Habindoran -

395. Tuma Tungo Hutuni dayok -


(65)

397. Ular Gulok Kiok -

398. Ulat Gulok-gulok Kiok-kiok -

399. Air Mual Bah -

400. Air bah Sonak Bah nasumbang -

401. Air laut Aek laut Bah ni laut V

402. Air tawar Aek tio, mual tio Bah tawar V

403. Api Api Apuy V

404. Arang Agong Arang V

405. Arus Purpur Aras -

406. Asap Timus Timus V

407. Atas Ginjang Gijang V

408. Awan Ombun Hombun V

409. Bara Narnar Agong -

410. Barat Pastima Hasundutan -

411. Batu Batu Batu V

412. Batu api Batu mera Batu apui V

413. Bawah Toru Toruh V

414. Besi Bosi Bosi V

415. Besok Marsogot Patar -

416. Bintang seperti bajak

Botari Bulan sabit -

417. Bintang tanda keluar fajar

Manogot Poltak -

418. Bukit Dolok Dolok V

419. Bulan Bulan Bulan V

420. Bulan purnama Bulan tula, Rondang

Rondang bintang

V


(66)

423. Datar Bidang, hornop Rata -

424. Debu Abu Abu V

425. Di atas Ginjang Atas -

426. Di samping Pingggir Samping -

427. Di sana Isan, Disan Jai -

428. Di sini Ion, dison Jon -

429. Dua hari mendatang Haduan Haduan V

430. Dua hari yang lalu Dua ari nalewat Nanjadihan -

431. Dusun Huta Salorong -

432. Emas Omas Omas V

433. Embun Ombun Hombun V

434. Empat hari mendatang

Opat ari na lao ro Opat hari na laho roh

V

435. Empat hari yang lalu

Opat ari na lewat Opat hari na dop salpu

V

436. Fajar Sogot Poltak ari -

437. Garam Sira Garam -

438. Gerhana Akkalau Tula -

439. Gunung Dolok Dolok V

440. Guntur Longgur, gojok

gojok

Longgur V

441. Hari Ari Ari V

442. Hujan Udan Udan V

443. Hutan Harangan Harangan V

444. Ini Nion Andon -

445. Itu Nian Andai -

446. Jalan(lebar) Dalan Dalan V

447. Jalan (sempit) Dalan Dalan V


(67)

449. Kabut Ombun Hombun V

450. Kanan Siamun Siamun V

451. Kemarin Nantuari Nantuari V

452. Kilat Hilap Hilap V

453. Kiri Siambirang Sambilou V

454. Ladang Juma, hauma Juma V

455. Lahar Gambo Hubang -

456. Langit Langit Langit V

457. Laut Laut Laut V

458. Lereng Mereng Dolok dolok -

459. Lima hari mendatang

Lima ari na lao ro Lima ari nalao roh

V

460. Lima hari yang lalu Lima ari na salpu Lima ari na dop salpu

V

461. Malam Borngin Borngin V

462. Mata air Mata mual Bah tubuh -

463. Matahari Mataniari Mataniari V

464. Mega (hitam) Ombun Borjog -

465. Mega (putih) Ombun Torang -

466. Muara sungai Binanga Bah -

467. Musim hujan Ari udan Musim udan,

Parudan

-

468. Musim kemarau Logo ni ari Logou ni ari V

469. Ombak Ombak,

galumbang

Gilumbang V

470. Padang Bidang Bolag -

471. Pagi Sogot Sogot V

472. Pagi sekali Manogot Girah sogot -


(68)

474. Pasir Rihit Horsik -

475. Langit Langit Langit V

476. Sawah Sabah Sabah V

477. Sebentar Satongkin Tokkin,

sattokkin

V

478. Selatan Dangsina Dangsina V

479. Senja Botari Samun -

480. Siang Arian Siang -

481. Sore Botari Botni ari V

482. Sungai Binanga Bah -

483. Tanah Tano Tanoh V

484. Tahun Taon Taun V

485. Tebing Tungkis Salahsah -

486. Tepian Topian Pinggir -

487. Tiga hari mendatang

Tolu ari na lao ro Toluh ari na lao roh

V

488. Tiga hari yang lalu Tolu ari na salpu Toluh ari na dob salpu

V

489. Timur Purba Habissaran -

490. Utara Utara Utara V

491. Bangun dari duduk Jonjong Jongjong V

492. Bangun dari tidur Dungo, Hissat Puho -

493. Bekerja Karejo Horja -

494. Berak Tete Tois -

495. Berbaring Jorbing Tibal -

496. Berbicara Hata Sahap V

497. Berbisik Husip Husip V

498. Berenang Lange Langui V


(69)

500. Berjalan Dalan Dalan V

501. Berjongkok Hundul Maminggung -

502. Berkelahi ( dengan tangan )

Tumbuk Tenju -

503. Berkelahi ( dengan kata-kata)

Bada mussung Martinggil -

504. Berkembang ( pohon )

Rerak Banggal -

505. Berkembang ( binatang )

Hopar Banggal -

506. Berlari Ikkati Littun -

507. Berludah Tijur Tujur V

508. Bermain Meam Guro -

509. Bernafas Hosa Hosah V

510. Berobah Muba Rubah V

511. Berobat Ubat Tambar -

512. Bersiul Siul Sihul V

513. Bertanya Sungkun Sungkun V

514. bertemu Jumpang Juppah V

515. Bongkar Bukka Muat -

516. Cuci(pakaian ) Manussi Manussi V

517. Cuci ( tangan ) Basuh Burih V

518. Datang Ro Roh V

519. Duduk Hundul, Ianan Hundul V

520. Duduk kaki dilipat ( pria)

Sorpi Sorpei V

521. Duduk kaki dilipat ( wanita )

Sorpi Sorpei V


(70)

523. Gantung Gattung Gattung V

524. Ikut Dohot Dihut V

525. Ingat Ingot Dingat V

526. Jatuh ( daun,buah dll)

Madabu Modop -

527. Jatuh ( orang ) Madabu Madabuh V

528. Kembali Mulak Mulak V

529. Kencing Tiak Konsing -

530. Kentut Muntut Muttut V

531. Lari-lari kecil Ikkat Littun -

532. Makan ( nasi) Mangan Mangan V

533. Makan ( selain nasi) Anlang, mangan Pangan V

534. Marah Muruk Gilah -

535. Melihat Bereng Tonggor -

536. Melirik Nerbeng Nerleng V

537. Melotot Bollang Boddil V

538. Memanah Hujur Sior -

539. Memasak( nasi) Lompa Dahan -

540. Memasak ( sayur) Sayur Sayur V

541. Membakar ( ikan ) Panggang Padar -

542. Membakar ( sampah)

Tutung Tutung V

543. Membanting ( cucian )

Paspas Paspas V

544. Membawa Boan Boban V

545. Membawa dengan ketiak

Hapit Kapit V

546. Membawa dengan punggung


(71)

547. Membawa dengan tangan ( jinjing)

Hintang Hatting V

548. Membawa dengan tangan diatas

Jujung Boban -

549. Membawa di bahu Abarai Porsan -

550. Membawa di kepala Hunti Jujung -

551. Membawa di punggung

Ompa Ombah V

552. Membawa di pundak

Tuak, Tuhuk Takkuhuk V

553. Membersihkan Ias Borsih -

554. Memberi Lean Bere -

555. Memberi tahu Boa Tugah -

556. Membuat dendeng Baen Dear -

557. Memburu hewan ( malam )

Buru Manrigap -

558. Memburu hewan ( siang )

Buru Buru V

559. Membunuh Matehon Bunuhon -

560. Memegang Tiop Jolom, Jamah -

561. Memejamkan mata Pitpit Pitpit V

562. Memotong (ikan ) Ponggol Sayat -

563. Memotong ( kayu) Ponggol Obok -

564. Memperoleh ( sesuatu hadiah dll)

Dapot Dapot V

565. Memutar(

meggunakan tali )

Mamiu Poroh

566. Menakutkan Biar Biar V


(72)

568. Menarik ( benda dengan hewan )

Tarik Toguh -

569. Mencari Lului Torihi -

570. Mencium ( bau ) Anggo Anggoh V

571. Mencium ( cewek) Umma Ummah V

572. Mendengar Bege Tangar, Bogei V

573. Menebas pohon Taba Roboh -

574. Mengambil ( daging sekerat)

Sakkorot Gulai -

575. Mengalir Dalan Dalan V

576. Menganyam Mambau Membayu V

577. Mengapung Mubbang Mumbang V

578. Menggali Okkal Kurak -

579. Menggaruk( kepala,kulit)

Garut Garut V

580. Menggenggam Golom Golom V

581. Menggigit(manusia) Harat Harat V

582. Menggigit( serangga)

Ngatngat Karat -

583. Menggosok (gigi) Sikat Sikat V

584. Menggosok (kulit) Mangusa Usah V

585. Menghitung Etong Etong, Kira V

586. Menghidupkan (api) Pangolu Marapui -

587. Mengikat Sakkut Rahut V

588. Mengikat(kayu) Tapol Rahut -

589. Mengikat ( kepala dengan kain)

Sakkut Rahut V

590. Menginjak dengan dua kaki


(73)

591. Menginjak dengan satu kaki

Dege Dogei V

592. Mengisap Ossop Ossop V

593. Mengotorkan Kotori Kotori V

594. Menguburkan Tanom Tanom V

595. Mengulangi Ulangi Ulaki V

596. Mengusap Usap Lap V

597. Menikam Tusuk Tobak -

598. Menikam dari atas Tusuk Tobak -

599. Menikam dari bawah

Tusuk Tobak -

600. Menikam dari belakang

Tusuk Tobak -

601. Menikam dari depan

Tusuk Tobak -

602. Meniup Ombus Sompul -

603. Meniru Tiru Tiru V

604. Menjahit Jarum Jarum V

605. Menjemur Jomur Jomur V

606. Menyahut Alusi Balosi V

607. Menyuruh Suru Suruh V

608. Menyusui Manusu, tarus Painum -

609. Merebus Robus Bolgang -

610. Merumput i ( tanaman )

Duhut Duhut V

611. Mimpi Nipi Nipi V

612. Minum Minum Minum V

613. Muntah Muta Mutah V


(74)

615. Pilih Pillit Pilihi V

616. Pintar Malo, pistar Pandei -

617. Putar Putar, husor Husor V

618. Raba Dadap Dadap V

619. Rangkul Dahop Rohop V

620. Selam Honong Honong V

621. Sentuh Dais Giut -

622. Simpan Buni Sippan -

623. Tabur Sampak Sabur -

624. Tambah Tambai Tambahi V

625. Tangis( meN- ) Tangis Tariluh -

626. Telungkup Tungkap Takkop V

627. Terbang Habang Habang V

628. Tertawa Mengkel Tartawa -

629. Tidur Modom Modom V

630. Tukar(meN-kan) Ganti Gattih V

631. Tunjuk Patudu Tulduk, tuduh V

632. Turun Turun Turun V

633. Tusuk Jujak Tojok V

634. Urut Dampol Alut -

635. Usap Dais Dais V

636. Amis Sango Sahor V

637. Asam Asom Migar -

638. Angkuh Ginjang roha Gijang uhur V

639. Bagus Denggan, jago Dear, jenges -

640. Banyak Godang Bahat -

641. Baru Naimbaru Baruh V

642. Basah Maraek Bossot -


(75)

644. Bengkak Bongkak Butong -

645. Berani Barani Pakkar -

646. Berat Borat Borat, tondi V

647. Bersih Ias Borsih -

648. Besar Balga Banggal V

649. Biru Balau Balau V

650. Bodoh Oto, loak Bokkap -

651. Boros Derderan Loyar -

652. Botak Salapsap Gundul -

653. Bulat Gonong, leong Bokkou -

654. Buta Pitung Pitung V

655. Cantik Bagak Jenges -

656. Cerdas Malo Pandei -

657. Cokelat Soklat Sokalat V

658. Dekat Jonok Dohor -

659. Dingin(air) Risik Ngilu -

660. Dingin(cuaca) Ngali Borgoh -

661. Enak Tabo Mattin -

662. Gelap Golap Golap V

663. Gurih Tabo Molhut -

664. Gemuk Mokmok Mombur V

665. Halus Halus Lumat -

666. Harum Angur Marium,

morum

-

667. Haus Mauas Horahan -

668. Hijau Rata Ratah V

669. Cokelat Soklat Sokalat V


(76)

672. Dingin(cuaca) Ngali Borgoh -

673. Enak Tabo Mattin -

674. Gelap Golap Golap V

675. Gurih Tabo Molhut -

676. Gemuk Mokmok Mombur V

677. Halus Halus Lumat -

678. Harum Angur Marium,

morum

-

679. Haus Mauas Horahan -

680. Hijau Rata Ratah V

681. Jauh Dao Daoh V

682. Cokelat Soklat Sokalat V

683. Dekat Jonok Dohor V

684. Dingin(air) Risik Ngilu -

685. Dingin(cuaca) Ngali Borgoh -

686. Enak Tabo Mattin -

687. Gelap Golap Golap V

688. Gurih Tabo Molhut -

689. Gemuk Mokmok Mombur V

690. Halus Halus Lumat -

691. Harum Angur Marium,

morum

-

692. Haus Mauas Horahan -

693. Hijau Rata Ratah V

694. Licin Landit Malandit V

695. Luas Bolak Bolak V

696. Lurus Pintor Gostong -

697. Malu Maila Maila V


(77)

699. Manjur Pas Sosok, dear -

700. Marah Muruk, Amuk Gila -

701. Merah Gerger, rara Gerger V

702. Miskin Pogos Sombuh -

703. Muda Poso Posoh V

704. Pahit Paet Paet V

705. Panas Mohop Milas -

706. Panjang Ganjang Ganjang V

707. Pendek Jempek Pondok -

708. Pemarah Muruk Panggila -

709. Perajuk Hene Margolut -

710. Putih Bontar Lopak -

711. Rajin Sikkap Ringgas -

712. Rakus Gemor, mokkus Rakkah -

713. Rendah Toru Toruh V

714. Ringan Neang, hampung Happung V

715. Sabar Sabar Sabar V

716. Sakit Sahit Borit -

717. Sedikit Saotik Otik, bolon V

718. Sejuk Lambok Torsuk -

719. Sempit Soppit Soppit V

720. Tahu Iboto Botoh V

721. Tajam Tajom, marot Marot V

722. Takut Mabiar Mabiar V

723. Tampan Ganteng Ganteng V

724. Kebal Jogal, Tahan Hobal V

725. Tengah Tonga Tongah V


(78)

728. Terkenal Tarbarita Tarsar -

729. Tinggi(gunung) Timbo Gijang -

730. Tinggi(orang) Timbo Ganjang -

731. Tipis Rampis Rappis V

732. Tua Matua Toras -

733. Tumpul Majol Majol V

734. Ujung Pussu Pussa, ujung V

735. Ungu Terong Terong V

736. Usang Kotor, dorun Maos -

737. Batuk Batuk Kuhkuh -

738. Bekas luka Bokkas, tihas Tikas V

739. Bisul Bisul, baro Bayoh V

740. Borok Hudis Rutu -

741. Buta Pitung Lang idah -

742. Congek Tukkikon Tukkihon V

743. Demam Mohop, Sahit Borgoh -

744. Gondok Barut Barut V

745. Luka Lukka Ugahan -

746. Nanah Nana Nanah V

747. Obat Ubat Tambar -

748. Panu Pano Panou V

749. Pingsan Gale Moppas -

750. Pusing Minggot Minggot V

751. Sembuh Malum Malum V

752. Tuli Nengel Lang Tangar -

753. Anting-anting Hurabu Kerabu, subang V

754. Baju Abit Pakean -

755. Celana Salawar Salana V


(79)

757. Celana panjang Salawar Salana V

758. Celana pendek Salana Salana V

759. Cincin Tintin Sinsin V

760. Gelang Golang Golang V

761. Kalung Horung Rantei -

762. Kebaya Kabaya Kobaya V

763. Kopiah Pessi Takkulup -

764. Kutang Kaus Kaus V

765. Sabuk Gondit, hohos Gondit V

766. Sarung Mandar Hiou -

767. Subang Pattang, tokka Robuh -

768. Delapan Walu Waluh V

769. Delapan belas Sampulu walu Sappulu waluh V

770. Dua Tuba, dua Dua V

771. Dua belas Sampulu dua Sappuluh dua V

772. Dua puluh Dua puluh Dua puluh V

773. Dua puluh lima Dua puluh lima Dua puluh lima V

774. Empat Opat Oppat V

775. Empat belas Sampulu opat Sappulu oppat V

776. Enam Onom Onom V

777. Enam belas Sampulu onom Sappulu onom V

778. Lima belas Sampulu lima Sappuluh lima V

779. Lima puluh Liam puluh Lima puluh V

780. Satu Lada, sada Sada V

781. Sebelas Sampulu sada Sappulu dua V

782. Sedepa Olat Sakolat V

783. Sehasta - Sangasta -


(80)

786. Sembilan belas Sampulu sia Sappuluh siah V

787. Sepuluh Sampulu Sapuluh V

788. Seratus Saratus Saratus V

789. Seribu Saribu Saribu V

790. Tiga Tolu Tolu V

791. Tiga ratus Tolu ratus Tolu ratus V

792. Tiga puluh Tolu pulu Tolu puluh V

793. Tiga puluh dua Tolu pulu dua Tolu puluh dua V

794. Tiga puluh empat Tolu pulu opat Tolu puluh oppat

V

795. Ukuran padi dalam ikat kecil

Ikkat Ikat V

796. Ukuran padi dalam dua ikat kecil

Dua ikkat Dua ikat V

797. Ukuran padi dua puluh lima ikat

Dua pulu lima ikkat

Dua puluh lima ikat

V

798. Ukuran padi dua ratus liam puluh ikat besar

Dua ratus lima pulu ikkat

Dua ratus lima puluh ikat

V

799. Ukuran padi empat ikat kecil

Opat ikkat Oppat ikat V

800. Ukuran padi empat ikat kecil(dalam satu ikat)

Saikkat Saikat V

801. Ukuran padi seratus ikat besar

Saratus ikkkat Seratus ikat V

802. Ukuran padi seribu ikat besar


(1)

Hariandi Sitanggang : Leksikostatistik Bahasa Batak Toba Dengan Bahasa Simalungun, 2009. USU Repository © 2009

126

Lampiran 4

DAFTAR INFORMAN

a. Penutur Bahasa Batak Toba

1. a. Nama : Galugur Tamba

b. Jenis Kelamin : Laki-Laki

c. Usia : 47 Tahun

d. Tempat Lahir : Sipintor, 19-04-1962

e. Pendidikan : SMA

f. Pekerjaan : Kepala Desa

g. Tinggal di tempat ini sejak: Lahir

h. Orang tua informan berasal dari: Tamba Pardomuan

2. a. Nama : Sahat Maruli Tamba

b. Jenis Kelamin : Laki-Laki

c. Usia : 34 Tahun

d.Tempat/Tgl lahir : Sosor Pasir, 10-10-1975

e. Pendidikan : SMA

f. Pekerjaan : Sekretaris Desa

g. Tinggal di tempat ini sejak: Lahir

h. Orang tua informan berasal dari: Tamba Pardomuan

3. a. Nama : Jabangun Tamba

b. Jenis Kelamin : Laki-Laki

c. Usia : 36 Tahun

d. Tempat/Tgl lahir : Sosor Pasir, 10-09-1973

e. Pendidikan : SMA

f. Pekerjaan : Petani


(2)

h. Orang tua informan berasal dari: Tamba Pardomuan

4. a. Nama : Hiras Simarmata

b. Jenis Kelamin : Laki-Laki

c. Usia : 30 Tahun

d. Tempat/Tgl lahir : Sosor Pasir, 13-05-1971

e. Pendidikan : SMP

f. Pekerjaan : Petani

g. Tinggal di tempat ini sejak: Lahir

h. Orang tua informan berasal dari: Tamba Pardomuan

5. a. Nama : Tarapul Tamba

b. Jenis Kelamin : Laki-Laki

c. Usia : 34 Tahun

d. Tempat/Tgl lahir : Sosor Pasir, 27-08-1975

e. Pendidikan : SMA

f. Pekerjaan : Petani

g. Tinggal di tempat ini sejak: Lahir


(3)

Hariandi Sitanggang : Leksikostatistik Bahasa Batak Toba Dengan Bahasa Simalungun, 2009. USU Repository © 2009

128

b. Penutur Bahasa Simalungun

1. a. Nama : H br.Sinaga

b. Jenis Kelamin : Perempuan

c. Usia : 58 tahun

d. Tempat Lahir : Naga tongah.

e. Pendidikan : SPG

f. Pekerjaan : Guru

g. Tinggal di tempat ini sejak: 1974

h. Orang tua informan berasal dari: Pematang raya

2. a. Nama : Ganda M. Manik,ST.

b. Jenis Kelamin : Laki-laki

c. Usia : 27 Tahun

d. Tempat Lahir : Pematang Siantar e. Pendidikan : S 1

f. Pekerjaan : Guru Honor SMK

g. Tinggal di tempat ini sejak: 1980

h. Orang tua informan berasal dari: Pematang Siantar

3. a. Nama : Jon Parlindungan Saragih

b. Jenis Kelamin : Laki-laki

c. Usia : 35 Tahun

d. Tempat /Tgl Lahir : Bangun Raya, 27 April 1972 e. Pendidikan : S1

f. Pekerjaan : Kaur Pemerintahan Desa

g. Tinggal di tempat ini sejak: Lahir


(4)

4. a. Nama : Aman Damanik b. Jenis Kelamin : Laki-laki

c. Usia : 35 Tahun

d. Tempat /Tgl Lahir : Sindar Raya, 27 Juli 1972 e. Pendidikan : S1

f. Pekerjaan : PNS

g. Tinggal di tempat ini sejak: Lahir

h. Orang tua informan berasal dari: Pematang Siantar

5. a. Nama : Kariando Saragih

b. Jenis Kelamin : Laki-laki

c. Usia : 30 Tahun

d. Tempat /Tgl Lahir : Bangun Raya, 07 Desember 1977

e. Pendidikan : SMA

f. Pekerjaan : Petani

g. Tinggal di tempat ini sejak: Lahir


(5)

Hariandi Sitanggang : Leksikostatistik Bahasa Batak Toba Dengan Bahasa Simalungun, 2009. USU Repository © 2009

130

Lampiran 5

DAFTAR PETA


(6)