Menghadapai Asean Economic Community 2015
8
Tabel 1 Proses Pengambilan Sampel
No Kriteria
Jumlah 1 Perusahaan manufaktur yang tercatat di BEI hingga tahun 2011
148 2 Tidak memperoleh laba positif selama periode 2010-2011
29 3 Delisting dari BEI selama tahun 2010-2011
1 4 Data tidak tersedia
1 5 Laporan keuangan yang tidak berakhir 31 Desember
2 6 Tidak memperoleh ekuitas positif
4 7 Laporan keuangan disajikan tidak dalam Rupiah Rp
9 102
Lama penelitian tahun 2
Total sampel selama periode penelitian 204
4.2 Analisis Deskriptif Statistik Tabel 2
Descriptive Statistics
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation VACA 204
0,01 1,17
0,24 0,16
VAHU 204 1,03
26,64 3,93
3,52 STVA
204 0,03
0,96 0,6
0,23 VAIC
204 1,13
28,02 4,77
3,68 ROE
204 0,01
113,13 18,54
17,01 ATO
204 0,24
4,19 1,31
0,635 PER
204 0,5
5392 48,33
385,74 PBV
204 0,18
38,97 2,6
4,14 Sumber : data sekunder diolah, 2013
Tabel diatas menunjukkan rata-rata VAIC perusahaan sampel selama tahun 2010-2011 sebesar
4,77 yang menunjukkan bahwa perusahaan manufaktur di Indonesia mampu menciptakan nilai tambah sebesar
Rp. 4,77 untuk setiap rupiah yang diinvestasikan dalam Intellectual capital. Nilai VAIC tertinggi adalah PT.
Resorce Alam Indonesia Tbk sebesar 28,02 sedangkan nilai VAIC terendah adalah PT. Panasia Indosyntec Tbk
sebesar 1,13. Rata- rata ROE selama tahun 2010-2011
sebesar 18,54 menunjukkan perusahaan dapat menghasilkan laba bersih Rp 0,185 untuk setiap Rp
1,00 modal pemegang saham. Nilai ROE tertinggi adalah PT. Unilever indonesia Tbk sebesar 113,13
sedangkan nilai ROE terendah adalah PT. KMI wire and Cable Tbk sebesar 0,01.
Rata-rata ATO selama tahun 2010-2011 sebesar 1,31 yang menunjukkan bahwa perusahaan dapat
menghasilkan penjualan bersih sebesar Rp 1,31 atas setiap Rp 1,00 investasi asset. Nilai ATO tertinggi
adalah PT. Metrodata Electronics Tbk sebesar 4,19 sedangkan nilai ATO terendah adalah PT. Leyand
International Tbk sebesar 0,24. Rata- rata PER selama tahun 2010-2011 sebesar
48,33 menunjukkan besarnya harga yang dibayar investor sebesar Rp 48,33 untuk setiap rupiah laba yang
dihasilkan perusahaan. Nilai PER tertinggi adalah PT. Leyand International Tbk sebesar 5392 sedangkan nilai
PER terendah adalah PT. Multipolar Corporation Tbk sebesar 0,50.
Rata-rata PBV selama tahun 2010-2011 sebesar 2,60 menunjukkan setiap lembar saham dengan nilai
buku Rp 1,00 dihargai oleh pasar dengan nilai yang lebih tinggi yaitu sebesar Rp 2,60. Nilai tertinggi PBV
adalah PT. Unilever Indonesia Tbk sebesar 38,97 sedangkan nilai terendah PBV adalah PT. Multipolar
Corporation Tbk sebesar 0,18.
Menghadapai Asean Economic Community 2015
9
4.3 Analisis Statistik Inferensial 4.3.1 Pengujian Hipotesis Pertama Pengaruh