Menghadapai Asean Economic Community 2015
3 intellectual capital VAIC
TM
pada perusahaan perbankan dan perusahaan manufaktur mungkin akan
berbeda mengingat proses dan kegiatan yang dilakukan perusahaan perbankan dan perusahaan manufaktur juga
berbeda, dimana perusahaan manufaktur lebih berfokus padacapital employed.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji secara empiris pengaruh intellectual
capitalVAIC
TM
terhadap kinerja
perusahaan manufaktur dengan analisis menggunakan metode
Partial Least Square PLS, terutama untuk indikator value added capital employed VACA karena
perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang menjual produknya yang dimulai dengan proses
produksi yang tidak terputus mulai dari pembelian bahan baku, proses pengolahan bahan hingga menjadi
produk yang siap di jual. Dimana hal ini dilakukan sendiri
oleh perusahaan
tersebut sehingga
membutuhkan seluruh sumber daya yang ada khususnya capital employed untuk mendukung kegiatan
produksi tersebut.
LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
2.1 Resource Based Theory
Resources Based Theory dipelopori oleh Penrose 1959 dalam Wahdikorin 2010 yang
mengemukakan bahwa sumber daya perusahaan adalah heterogen, tidak homogen, jasa produktif yang tersedia
berasal dari sumber daya perusahaan yang memberikan karakter unik bagi tiap-tiap perusahaan. Resources
Based Theory memandang perusahaan sebagai kumpulan sumber daya dan kemampuan Penrose 1959;
Wernerfelt, 1984 dalam Wahdikorin, 2010. Perbedaan sumber daya dan kemampuan perusahaan dengan
perusahaan pesaing akan memberikan keuntungan kompetitif Peteraf, 1993 dalam Wahdikorin, 2010.
Asumsi Resources Based Theory yaitu perusahaan yang mampu mengelola sumber daya yang dimilikinya secara
efektif maka hal tersebut dapat menciptakan keunggulan kompetitif dibanding para pesaingnya
Pramelasari, 2010.Intellectual capital merupakan sumber daya yang dimiliki perusahaan, dimana
perusahaan dapat
menggunakan dan
mengelolaintellectual capital yang dimilikinya untuk menciptakan nilai tambah dan keunggulan kompetitif
yang dapat mendorong meningkatnya kinerja perusahaan.
2.2 Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik
Salah satu bentuk dari Intellectual Capital adalah human capitalsumber daya manusia. Gary
2003 dalam Mangkuprawira 2011 menyatakan bahwafungsi sumber daya manusia SDM dapat
meningkatkan kinerja perusahaan jika SDM dapat berperan stratejik, yang mana pengelolaan karyawan
berfokus pada penggunaan karyawan untuk meningkatkan keunggulan bersaing. Sehingga fungsi
SDM berperan langsung pada perencanaan bisnis secara luas. Mathis dan Jackson 2003 berpendapat bahwa
SDM stratejik merupakan hubungan antara strategi SDM dengan sasaran dan target strategik perusahaan
dalam rangka meningkatkan kinerja bisnis dan menumbuhkan budaya organisasi yang mendukung
inovasi dan fleksibilitas.
2.3. Intellectual Capital
Definisi intellectual capital menurut Stewart 1997 : 1 dalam Suhendah 2012 adalah sumber daya
berupa pengetahuan yang tersedia pada perusahaan yang menghasilkan asset bernilai tinggi dan manfaat
ekonomi di masa mendatang bagi perusahaan. Bukh et al. 2005 dalam Ulum 2008 menjelaskan bahwa
intellectual capital sebagai sumber daya pengetahuan dalam bentuk karyawan, pelanggan, proses, atau
teknologi yang
mana perusahaan
dapat menggunakannya dalam proses penciptaan nilai bagi
perusahaan. Menurut Bontis et al.2000 dalam
Sawarjuwono dan Kadir 2003 komponen intellectual capital terdiri dari:
1. Human Capital
Human CapitalHC adalah keahlian dan kompetensi yang dimiliki karyawan dalam memproduksi barang
dan jasa serta kemampuannya untuk dapat berhubungan baik dengan pelanggan. Termasuk dalam human capital
yaitu pendidikan, pengalaman, keterampilan, kreatifitas dan attitude Wahdikorin, 2010.Menurut Bontis dalam
Wahdikorin 2010human capital adalah kombinasi dari pengetahuan, skill, kemampuan melakukan inovasi dan
kemampuan menyelesaikan tugas. Jika perusahaan berhasil dalam mengelola pengetahuan karyawannya,
maka hal itu dapat meningkatkan
human capitalsehingga human capital merupakan kekayaan
yang dimiliki oleh suatu perusahaan yang terdapat dalam tiap individu yang ada di dalamnya.
Menghadapai Asean Economic Community 2015
4 2.
Structural Capital atau Organizational Capital Structural capital
SCmerupakan infrastruktur pendukung dari human capital sebagai sarana dan
prasarana pendukung kinerja karyawan, walaupun karyawan memiliki pengetahuan yang tinggi namun bila
tidak didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai, maka kemampuan karyawan tersebut tidak
akan menghasilkan modal intelektual. structural capital juga termasuk sistem teknologi, sistem operasional
perusahaan, budaya organisasi dan semua bentuk intellectual property yang dimiliki perusahaan
Sawarjuwono dan Kadir, 2003. 3.
Relational capital RC atauCustomer Capital CC
Relational Capital RC merupakan hubungan yang harmonisassociation network yang dimiliki oleh
perusahaan dengan para mitranya, baik yang berasal dari para pemasok, pelanggan dan juga pemerintah dan
masyarakat. Relational capital dapat muncul dari berbagai bagian diluar lingkungan perusahaan yang
dapat menambah nilai bagi perusahaanSawarjuwono dan Kadir,2003.
2.4Value Added Intellectual Coefficient VAIC
TM
Pulic 1998 dalam Suhendah 2012 mengembangkan metode VAIC
untuk melakukan pengukuran tidak langsung terhadap intellectual capital.
VAIC
TM
didisain untuk menyajikan informasi tentang value creation efficiency dari harta berwujud tangible
assets dan harta tidak berwujud intangible assets yang dimiliki perusahaan. Model Pulic ini mengukur
kemampuan perusahaan untuk menciptakan value added VA. Value added VA menunjukkan
kemampuan perusahaan dalam penciptaan nilai Pulic, 1998 dalam Ulum, 2008. Value added dipengaruhi
oleh efisiensi dari human capital HCdan structural capital SC, serta capital employed CE. Hubungan
dari VA dan capital employed CE, dalam penelitian ini disebut VACA. VACA adalah indikator untuk VA
yang diciptakan oleh satu unit dari physical capital. Pulic 1998 dalam Ulum 2008 mengasumsikan jika 1
unit CE menghasilkan yang lebih besar daripada perusahaan yang lain, maka perusahaan tersebut lebih
baik dalam memanfaatkan CE-nya.Hubungan selanjutnya adalah VA dan HC. Value added human
capital VAHU menunjukkan berapa banyak VA dapat dihasilkan dengan dana yang dikeluarkan untuk tenaga
kerja. VAHU mengindikasikan kemampuan dari HC untuk menciptakan nilai dalam perusahaan.
Hubungan yang terakhir adalah structural capital value addedSTVA yang menunjukkan
kontribusi structural capital SC dalam penciptaan nilai. STVA mengukur jumlah SC yang dibutuhkan
untuk menghasilkan 1 rupiah dari VA, semakin besar kontribusi HC dalam value creation, maka akan
semakin kecil kontribusi SC dalam hal tersebut. SC adalah VA dikurangi HC. Coefisien-coefisien yang
telah dihitung sebelumnya akan dijumlahkan dan hasil penjumlahan tersebut diformulasikan dalam indikator
yang baru yaitu VAIC
TM
Pulic dalam Ulum, 2008. Keunggulan metode Pulic adalah kemudahan dalam
perolehan data yang digunakan dalam penelitian. Data yang dibutuhkan untuk menghitung berbagai rasio
tersebut adalah angka-angka keuangan standar yang terdapat dalam laporan keuangan perusahaan
Suhendah, 2012.
2.5Kinerja Perusahaan
Kinerja perusahaan merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam mengelola perusahaan.
Kinerja ini akan diukur menggunakan kinerja keuangan dan nilai pasar.
2.5.1 Kinerja keuangan Pranata 2007 dalam Pambudi dan Nugrahanti
2011 menyatakan bahwa kinerja keuangan merupakan salah satu faktor yang menunjukkan
efektifitas dan efisiensi suatu organisasi dalam rangka mencapai tujuannya. Kinerja keuangan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah return on equity ROE dan Asset Turnover
ATO. ROE merupakan salah satu dari rasio profitabilitas yang mengukur efisiensi
perusahaan dalam menghasilkan profit dari setiap uang yang diinvestasikan oleh pemegang
saham. Semakin besar ROE menunjukkan kinerja yang semakin baik, karena tingkat
pengembalian yang semakin besar. Sedangkan ATO merupakan salah satu dari rasio
produktivitas yang
menggambarkan kemampuan modal yang ditanamkan dalam
seluruh aktiva untuk menghasilkan pendapatan Suhendah, 2012. Semakin besar jumlah
perputarannya menggambarkan semakin efisien perusahaan dalam menggunakan asset tersebut.
2.5.2 Nilai pasar perusahaan Nilai pasar perusahaan tercermin dari harga
yang dibayar investor atas sahamnya di pasar Sunarsih dan Mendra, 2012.Nilai pasar dalam
penelitian ini di proksikan oleh rasio Price to Book Value PBV dan Price to Earning Ratio
PER. PBV menggambarkan penilaian pasar terhadap
manajemen dan
organisasi perusahaan. sedangkan PER menunjukkan
besarnya harga yang dibayar investor untuk aliran earning yang akan diperoleh investor.
Menghadapai Asean Economic Community 2015
5
Gambar 1 Model Kerangka Pemikiran
2.6 PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.6.1 PengaruhIntellectual