STUDI KOMPARASI PENERAPAN FILTER TERHADAP ANALISIS KECEPATAN DALAM PENGOLAHAN DATA SEISMIK DENGAN MENGGUNAKAN SEISMIC UNIX

(1)

STUDI KOMPARASI PENERAPAN FILTER TERHADAP ANALISIS KECEPATAN DALAM PENGOLAHAN DATA SEISMIK

DENGAN MENGGUNAKAN SEISMIC UNIX

Oleh

ARIASMAN FAJRI CAHYADI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA TEKNIK

Pada

Jurusan Teknik Geofisika Fakultas Teknik

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2014


(2)

(3)

(4)

(5)

v

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Ariasman Fajri Cahyadi dan dilahirkan di Metro, pada tanggal 25 Juli 1989, anak keempat dari empat bersaudara pasangan Bapak Darwin dan Ibu Susiati. Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SD Pertiwi Teladan Metro, pada tahun 2001, kemudian melanjutkan ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) di SLTP N 1 Metro pada tahun 2004 dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA N 1 Metro pada tahun 2007. Pada tahun 2007, Penulis terdaftar sebagai mahasiswa di Jurusan Teknik Geofisika, Fakultas Teknik, Universitas Lampung melalui Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB). Selama menempuh pendidikan, penulis pernah menjadi asisten praktikum Eksplorasi Seismik 2009/2010 dan 2010/2011. Penulis juga pernah aktif di kegiatan organisasi kemahasiswaan HIMA TG Bhuwana periode 2008/2009 sebagai Ketua Umum. Penulis melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di PT. Pertamina EP Jakarta Pusat pada tahun 2011 dan menyelesaikan penelitian skripsi di Jurusan Fisika dengan judul STUDI KOMPARASI PENERAPAN FILTER TERHADAP ANALISIS KECEPATAN DALAM PENGOLAHAN DATA SEISMIK DENGAN MENGGUNAKAN SEISMIC UNIX.


(6)

vi

STUDI KOMPARASI PENERAPAN FILTER TERHADAP ANALISIS KECEPATAN DALAM PENGOLAHAN DATA SEISMIK

DENGAN MENGGUNAKAN SEISMIC UNIX

Oleh

ARIASMAN FAJRI CAHYADI

ABSTARK

Telah dilakukan penelitian pada data “X” 2D seismic marine dengan menggunakan metode Post-Stack Time Migration. Penilaian baik tidaknya data seismik adalah dari perbandingan antara banyaknya sinyal refleksi dengan sinyal gangguan atau noise yang diterima. Pengolahan data seismik pada dasarnya terdiri atas tiga tahapan yaitu : Preprocessing, analisa kecepatan dan stack (Processing), dan Migrasi (Post-Processing). Dengan menggunakan filter yang tepat tentu akan menghasilkan data dengan signal to noise ratio yang tinggi. Diantaranya penggunaan filter sebelum dan sesudah analisis kecepatan. Salah satu program pengolahan data seismik adalah Seismic Unix yang merupakan program Open Source sekaligus program Freeware, dimana pengguna bisa mengubah atau memodifikasi program pengolahan data secara mandiri berbeda dengan program berbayar. Untuk melakukan pemfilteran telah dikembangkan script untuk perlakuan pemfilteran kedua, dimana Perlakuan 1 (filter 1 kali) mampu menghasilkan pola reflektor yang lebih jelas terlihat, sedangkan perlakuan 2 (filter 2 kali) berhasil mengurangi high frequency tetapi pola reflektor berkurang, sehingga dalam melakukan pemfilteran 2 kali perlu mempertimbangkan pola reflektor sebelumnya.


(7)

vii

COMPARISON STUDY OF FILTER APPLICATION TOWARD VELOCITY ANALYSIS IN SEISMIC DATA PROCESSING

USING SEISMIC UNIX

By

ARIASMAN FAJRI CAHYADI

ABSTRACT

The research of “X” 2D seismic marine data had been doing by using the method of Post-Stack Time Migration. The assessment of good or bad seismic data was comparison between the numbers of signal reflection and interference or noise signals that received. Basically, the seismic data processing are consists of three stages: Preprocessing, Velocity Analysis and Stack (Processing) and also Migration (Post Processing). By using an appropriate filter would produce data with high signal-to-noise ratio. Including the use of the filter before and after the velocity analysis. One of the seismic data processing program is Seismic Unix which is an Open Source program and also the Freeware program, where users can change or modify the program independently of data processing. To perform filtering has been developing scripts for filtering the second treatment, where treatment 1 (filter 1 time) able to produce reflector more visible clearly, and the treatment 2 (filter 2 times) succeed reduce high frequency but reduced reflector pattern, therefore filtering in 2 times need to consider the pattern of the previous reflector.


(8)

viii

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap rasa syukur kepada Allah SWT Karya ini kupersembahkan

Kepada M. Darwin R

dan EB. Susiati

Orang tua yang telah banyak berkorban tanpa lelah dan selalu memberi motivasi hingga saya dapat menyelesaikan skripsi dan menyelesaikan pendidikan di tingkat

Universitas

Kakak-kakakku tersayang

Mba Ita, Mas Iyan, Mba Nia dan Yayan Terima kasih atas doa dan dukungannya selama ini

Almamaterku tercinta Universitas Lampung


(9)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Studi Komparasi Penerapan Filter Terhadap Analisis Kecepatan Dalam Pengolahan Data Seismik Dengan Menggunakan Seismic Unix sebagai syarat untuk mencapai gelar Sarjana Teknik pada Jurusan Teknik Geofisika, Universitas Lampung.

Penulis menyadari bahwa masih jauh dari kesempurnaan dalam penulisan dan penyususnan skripsi ini, sehingga penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, Juli 2014


(10)

x

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur penulis panjatkan atas segala Rahmat, Hidayah dan semua Kenikmatan yang diberikan oleh ALLAH SWT sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini terwujud karena dukungan banyak pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih atas kebaikan dan kesabaran kepada:

1. Kedua Orangtua, Bapak M. Darwin R dan Ibu EB. Susiati terima kasih untuk segalanya, cinta, Do’a dan air mata yang tidak pernah bisa aku balas.

2. Kakak-kakakku, Purwita Cahyanti, Hadianto Cahyadi, Purnia Cahyanti dan Adik Suryanto Cahyadi serta ponakan-ponakanku Ulfa, Syfa, Didi, Haura, Hauzan, Uqon dan Farah terima kasih atas segala cinta yang tiada habis dan do’a yang terpanjat hingga detik ini.

3. Bapak Bagus Sapto M. M.T selaku Ketua Jurusan Teknik Geofisika Universitas Lampung dan sebagai Pembimbing I

4. Bapak Dr. Ahmad Zaenudin, S.Si., M.T. selaku Sekretaris Jurusan Teknik Geofisika Universitas Lampung dan sebagai Pembimbing II.

5. Bapak Prof. Drs. Suharno, M.S., M.Sc., Ph.D selaku dosen penguji dan Dekan Fakultas Teknik Universitas Lampung, terima kasih atas bimbingan dan arahannya kepada penulis dalam penyelesaian Tugas Akhir.


(11)

xi

6. Seluruh Dosen Teknik Geofisika Universitas Lampung dan Staff terima kasih atas bimbingan dan bantuannya selama ini.

7. Teman-teman Lab. Kak Catur, Mbak Ulil, Mba Jay, Mba Oshin, Mas Ferdy, Mardi, Budiman dan semuanya.

8. Serta teman – teman angkatan 2007, Fajrin, Banu, Septian, Nando, Alpan, Aan, Yuza, Ujang, Pipit, Mba Pit, Nana, Titin, Mega, Lasmi, Rini, Devi, ST dan lainnya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah memberikan support

9. Serta kepada adik-adik tingkatku dan Almamater Teknik Geofisika dan semua pihak yang telah membantu penulis selama penelitian ini.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Amin.

Bandar Lampung, 8 Juli 2014


(12)

xii DAFTAR ISI

Halaman

COVER ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

RIWAYAT HIDUP ...v

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... vii

PERSEMBAHAN ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

UCAPAN TERIMA KASIH ...x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR GAMBAR ...xv

DAFTAR TABEL ... xviii

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ...1

1.2 Tujuan Penelitian ...2

1.3 Batasan Masalah ...2

1.4 Manfaat Penelitian ...3

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Seismic Unix ...4

2.1.1 Data Compression ...5

2.1.2 Editing, Sorting and Manipulation ...6

2.1.3 Filtering, Transforms and Attributes ...6


(13)

xiii

2.1.5 Graphics ...6

2.1.6 Import/Export ...6

2.1.7 Migration and Dip Moveout ...7

2.1.8 Simulation and Model Building ...7

2.1.9 Utilities ...7

2.2 Geologi Florida ...7

2.3 Batuan Florida ...7

2.3.1 Batuan Beku ...8

2.3.2 Batuan Metamorf ...8

2.3.3 Batuan Sedimen ...9

III. TEORI DASAR 3.1 Gelombang Seismik ...10

3.2 Pemantulan dan Pembiasan ...12

3.3 Pengolahan Data Seismik ...14

3.3.1 Field Tape ...14

3.3.2 Demultiplex ...15

3.3.3 Gain Recovery ...16

3.3.4 Editing dan Muting ...16

3.3.5 Koreksi Statik ...16

3.3.6 Dekonvolusi ...16

3.3.7 Analisis Kecepatan ...17

3.3.8 Koreksi Dinamik/Koreksi NMO ...19

3.3.9 Stacking ...20

3.3.10 Migrasi ...20

3.4 Konsep Dasar Migrasi ...21

3.5 Prinsip Migrasi Secara Geometri ...23

3.6 Filtering ...23

IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian ...26

4.2 Alat dan Data Penelitian ...26

4.2.1 Alat Penelitian ...26

4.2.2 Data Penelitian ...26

4.3 Pengolahan Data ...27

4.1 Preprocessing ...27

4.2 Processing dan Analisis ...28

4.3 Post Processing ...28

4.4 Diagram Alir Penelitian ...29

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Preprocessing ...30


(14)

xiv

5.1.1 Input Seg-Y, Reformat dan Editing Trace ...30

5.1.2 Gain ...37

5.1.3 Filtering 1 ...40

5.2 Processing ...47

5.2.1 Deconvolution ...47

5.2.2 Velocity Analysis 1 ...52

5.2.3 Radon ...59

5.2.4 Velocity Analysis 2 ...65

5.3 Migration ...67

5.3.1 Migrasi Data 1 ...67

5.3.2 Migrasi Data 2 ...70

VI. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ...79

6.2 Saran ...79 DAFTAR PUSTAKA


(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Tes running program SU ...5

2. Peta Geologi Florida (Scoott, 2001) ...9

3. Hukum Snellius ...13

4. Rekaman data seismik ...15

5. Stacking velocity (Van Der Kruk, 2001) ...19

6. Koreksi NMO: (a) belum dikoreksi (b) kecepatan yang sesuai (c) kecepatan yang lebih rendah (d) kecepatan yang lebih tinggi (Van Der Kruk, 2001) ...20

7. Proses penjumlahan trace-trace dalam satu CDP (stacking) ...20

8. Penampang seismik: (a) sebelum migrasi; (b) setelah migrasi (Marissa, 2008) ...21

9. Proses Pemantulan Gelombang ...22

10. Ketiga Jenis Filter (Abdullah, 2010) ...24

11. Diagram Alir Penelitian ...28

12. Tampilan awal data setelah dirubah format dari Seg-Y menjadi SU ...32

13. Hasil dari editing trace diamana gambar (a) Shots Gathers sebelum editing dan (b) Shots Gathers setelah editing ...36

14. Plot amplitudo uji coba gain terhadap “spectrum uji coba”, (a) sebelum gain, (b) uji coba gain t-power 1, (c) uji coba gain t-power 1.5, (d) uji coba gain t-power 2 (e) uji coba gain t-power exp. 2 ...39


(16)

xvi

15. Uji coba gain terhadap penampang data asli, (a) sebelum gain, (b) uji coba gain t-power 1, (c) uji coba gain t-power 1.5,

(d) uji coba gain t-power 2 (e) uji coba gain t-power exp. 2 ...40

16. Spektrum amplitudo dari data input. Gambar (a) adalah spektrum amplitudo untuk near trace dan gambar (b) adalah spektrum amplitudo untuk far trace. Kolom kiri dalam skala linear, sedangkan kolom kanan dalam skala dB ...42

17. Shot gather sebelum filtering gambar (a), setelah filtering gambar (b) dan beda antara keduanya gambar (c) ...44

18. Shot gather sebelum outside mute (gambar a) dan setelah outside mute (gambar b) ...46

19. Shot gather sebelum (a) dan sesudah (a) dekonvolusi prediktif dengan gap 0.024s dan legth 0.16s ... 48

20. Shots gathers setelah aplikasi dekonvolusi untuk seluruh lintasan seismik ...51

21. Panel semblance (kiri), CMP gather panel (tengah) dan constant velocity stacks (CVS, kanan) ...54

22. Penampang analisis kecepatan 1 yang telah di haluskan ...55

23. Shots Gathers sebelum analisis kecepatan kedua ...56

24. Shots Gathers sesudah analisis kecepatan kedua ...57

25. Penampang stack setelah hasil velocity analysis 1 ...58

26. Gambar a merupakan shots gathers sebelum dilakukan radon, gambar b setelah dilakukan radon dan gambar c adalah perbedaan antara gambar a dan b atau multiple yang telah kita hilangkan ...63

27. Penampang stack setelah dilakukan transformasi radon ...64

28. Panel semblance (kiri), CMP gather panel (tengah) dan constant velocity stacks (CVS, kanan) ...65

29. Penampang analisis kecepatan 2 yang telah di haluskan ...66

30. Stack hasil analisis kecepatan 2 ...66


(17)

xvii

32. Hasil migrasi data 2 ...72

33. . Hasil migrasi data 1 tanpa filter ... 74

34. Hasil migrasi data 1 pada bagian atas pada kedalam 0-0.3 s ...75

35. Hasil migrasi data 1 pada cmp 340 sampai dengan cmp 500 ...75

36. Hasil migrasi data 1 pada cmp 340 sampai dengan cmp 500 ...76

37. Hasil migrasi data 1 pada bagian atas pada kedalam 0-0.3 s ...76


(18)

xviii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman


(19)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Survei seismik dilakukan untuk mendapatkan rekaman data seismik dengan kualitas yang baik. Penilaian baik tidaknya data seismik adalah dari perbandingan antara banyaknya sinyal refleksi dengan bising atau noise yang diterima. Semakin banyak sinyal refleksi serta semakin sedikit noise yang diterima, maka kualitas perekaman data seismik semakin bagus. Keakuratan pengukuran waktu tempuh (travel time) juga mempengaruhi kualitas perekaman.

Pengolahan data seismik pada dasarnya terdiri atas tiga tahapan yaitu : persiapan data, analisis kecepatan dan stack, serta tahapan tambahan sesudah stack dan migrasi. Perkembangan teknologi dalam pengambilan data tidak begitu pesat, tetapi sebaliknya teknik pengolahan data seismik justru mengalami kemajuan yang sangat berarti.

Salah satu proses yang penting dalam pengembangan teknik pengolahan data seismik adalah proses migrasi (Juwita, 2001). Migrasi data seismik adalah suatu proses pengolahan data seismik yang bertujuan untuk memetakan event-event seismik pada posisi yang sebenarnya (Sheriff dan Geldart, 1995).


(20)

2

Dalam penerapannya untuk memperoleh hasil migrasi yang baik perlu diterapkan proses filter terhadap noise yang tepat. Dalam pengolahan data seismik khususnya dalam penggunaan filter berdasarkan frekuensi yang diterapkan dan menggunakan metode bermacam-macam dan waktu penggunaan filter yang bervariasi sehingga didapat hasil yang beragam.

Filter ini memiliki fungsi yang vital dalam pengolahan data seismik karna dengan penggunaan filter yang baik maka akan didapat hasil akhir data yang baik dengan Signal to Noise Ratio (S/N) yang tinggi.

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah:

1. Pengembangan Seismic Unix untuk filtering data.

2. Studi komparasi penerapan filter dalam pengolahan data seismik sebelum dan sesudah analisis kecepatan.

3. Membandingkan hasil migrasi dari penerapan filter dalam pengolahan data seismik sebelum dan sesudah analisis kecepatan.

1.3 Batasan Masalah

Pembatas permasalahan pada penelitian ini antara lain aspek: 1. Data yang digunakan adalah data seismik 2D untuk satu lintasan. 2. Pengolahan data menggunakan perangkat lunak Seismic Unix


(21)

3

1.4Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini dapat memberi informasi dan masukan tentang cara dan waktu penggunaan filter dalam pengolahan data seismik.


(22)

4

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Seismic Unix

Seismic Unix adalah program untuk mengolah data seismik yang digagas oleh Center for Wave Phenomena, Colorado School of Mines. Seismik Unix atau sering dikenal dengan SU merupakan open source yang bekerja di dalam platform Unix/Linux (Abdullah, 2010). Didalamnya terdapat ratusan function yang cukup lengkap yang diperlukan untuk pengolahan data seismik.

Seismic Unix (SU) adalah paket pengolahan data seismik open-source yang populer. SU adalah Free Software atau perangkat lunak bebas, yang berarti memungkinkan penggunaan tak terbatas dari kode baik pengolahan dan pengembangan software dengan syarat menghormati lisensi yang ada pada

“Legal Statement” pada setiap paket perilisan (Cohen dan Stockwell, 2010). Script, data dan program dapat diedit atau dimodifikasi untuk memvalidasi ide pengolahan data (Schleicher, 2012), maksudnya adalah pengguna dapat dengan leluasa mengubah script program sesuai dengan kemauan kita dan sesuai dengan ide kita sehingga bisa didapatkan hasil yang lebih maksimal umtuk pengolahan data seismik.


(23)

5

Seismik Unix dapat di jalankan di beberapa sistem operasi seperti Linux, Solaris, dan SGI. Bisa juga dijalankan di Windows menggunakan program tambahan cygwin. Dan dalam penggunaanya di linux untuk memastikan program SU berjalan pada terminal maka dilakukan pengujian dengan menggunakan script

“suplane | suxwigb” sehingga muncul plot seperti pada Gambar 1.

Gambar 1. Tes running program SU.

Fungsi-fungsi pengolahan data yang terdapat dalam Seismic Unix dapat di kategorikan menjadi :

2.1.1 Data Compression

Merubah data dari data lapangan berupa data SegY menjadi data yang dapat diolah Seismic Unix atau su, dan dapat juga digunakan untuk metode Wavelet Transform. Wavelet Transform adalah metode tranformasi yang mengadopsi metode Fourier Transform dan Short Time Fourier Transform (STFT). Seperti halnya STFT, Wavelet Transform mentransformasi signal dalam domain waktu menjadi signal dalam domain waktu dan frekuensi.


(24)

6

2.1.2 Editing, Sorting and Manipulation

SU juga berfuungsi untuk mengedit data seperti menghilangkan trace yang buruk atau trace yang terbalik. Juga dapat digunakan untuk melakukan sorting atau trace labeling, yaitu proses pendefinisian identitas trace dengan variabel-variabel (shotpoint, koordinat di permukaan, CDP gather dan offset) yang bergantung pada geometri penembakan.

2.1.3 Filtering, Transforms and Attributes

Fungsi SU juga dapat digunakan untuk melakukan filtering yaitu proses untuk menghilangkan noise yang ada pada data seismik.

2.1.4 Gain, NMO, Stack and Standard Processes

Memproses data dengan menaikan gain akibat hilangnya amplitudo karena efek kedalaman, koreksi NMO dan standar proses seperti dekonvolusi dan analisis kecepatan.

2.1.5 Graphics

Menampilkan grafik baik grafik frekuensi maupun grafik data seismik.

2.1.6 Import/Export

Menghasilkan ataupun memasukan data yang diinginkan seperti menghasilkan (export) data x dan y hasil picking ataupun memasukan data (import) data yang ada, seperti memasukan data x dan y hasil dari muting.


(25)

7

2.1.7 Migration and Dip Moveout

Melakukan proses migrasi baik Post-Time migration ataupun Pre-Stack Time migration.

2.1.8 Simulation and Model Building

Melakukan proses simulasi atau membuat model data seismik seperti pembuatan sesimogram sintetik.

2.1.9 Utilities

Utilities adalah tools yang dapat digunakan untuk menghapus atau menggabungkan data dan banyak tools lain untuk membantu pengolahan data seismik.

2.2 Geologi Florida

Florida pernah berada di jantung peristiwa tektonik, terletak antara tiga benua Amerika Utara dan Selatan dan Afrika, ketika dalam bagian superbenua Pangea. Ketika super benua ini berpisah pada akhir Triassic (sekitar 200 juta tahun yang lalu) (Alden, 2013).

2.3 Batuan Florida

Batuan basement Florida terletak di bagian selatan-tengah dari Lempeng Amerika Utara membentang ke arah tenggara dari benua Amerika Utara memisahkan Teluk Meksiko dari Samudra Atlantik (Scott, 2001).


(26)

8

Platform batuan basement dari Florida termasuk batuan beku pada masa Prakambrium-Cambrian, batuan sedimen Ordovisium-Devonian, dan Trias-Jura batuan vulkanik (Arthur, 1988). Batuan beku dan sendimen Florida adalah hasil pemisahan dari Lempeng Afrika ketika masa Super benua Pangea, terpisah pada masa triassic (Jurassic pra-Tengah) dan bergabung dengan kerak Amerika Utara. (Smith, 1982).

2.3.1 Batuan Beku

Batuan beku (Igneous rocks) adalah batuan yang terbentuk jauh di dalam interior cair bumi. Kadang-kadang mereka dipaksa keluar dari interior bumi melalui gunung berapi dan muncul di permukaan sebagai lava. Contoh batuan beku adalah granit, basal, obsidian. Tidak ada batuan beku tersingkap di permukaan di Florida, meskipun mereka telah ditemukan beberapa ribu meter di bawah permukaan tanah di sumur-sumur minyak yang dalam.

2.3.2 Batuan Metamorf

Batuan metamorf terbentuk jauh di bawah permukaan bumi. Awalnya, mereka adalah batuan beku atau sedimen yang diubah oleh panas yang luar biasa, tekanan, dan cairan kimia aktif. Contoh batuan metamorf adalah batutulis atau sabak, marmer, dan kuarsit. Tidak ada batuan metamorf tersingkap di permukaan di Florida, meskipun beberapa telah ditemukan di sumur pada kedalaman beberapa ribu kaki.


(27)

9

2.3.3 Batuan Sedimen

Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk pada permukaan bumi, baik oleh akumulasi dan sementasi fragmen batuan, mineral, dan organisme, atau sebagai endapan dari air laut, air permukaan atau air tanah. Satu kelompok batuan sedimen yang ditemukan di seluruh Florida adalah batu gamping, yang kebanyakan berasal dari kalsium karbonat organisme laut dan ganggang (Lane, 1994).

Peta geologi daerah florida yang menjelaskan persebaran geologi dapat dilihat pada Gambar 2.


(28)

10

III. TEORI DASAR

3.1 Gelombang Seismik

Menurut Tristiyoherni dkk (2009), gelombang merupakan getaran yang merambat dalam suatu medium. Medium disini yang dimaksudkan adalah bumi. Sehingga gelombang ini dinamakan gelombang seismik.

Gelombang seismik adalah gelombang elastik yang merambat dalam bumi.Bumi sebagai medium gelombang terdiri dari beberapa lapisan batuan yang antar satu lapisan dengan lapisan lainnya mempunyai sifat fisis yang berbeda. Ketidak-kontinuan sifat medium ini menyebabkan gelombang seismik yang merambatkan sebagian energinya dan akan dipantulkan serta sebagian energi lainnya akan diteruskan ke medium di bawahnya (Telford dkk, 1976).

Energi yang merambat dan menjalar ke segala arah akan dipantulkan atau dibiaskan pada suatu batas lapisan dimana batas lapisan tersebut merupakan batas antara dua lapisan yang mempunyai impedansi akustik yang berbeda cukup signifikan. Nilai-nilai impedansi akustik tersebut adalah kecepatan rambat gelombang pada suatu perlapisan dikalikan dengan massa jenis masing-masing perlapisan batuan tersebut. Hubungan antara kecepatan rambat gelombang dengan massa jenis batuan dapat dinyatakan dengan sebagai Koefisien Refleksi (R) dan Koefisien Transmisi (T). Persamaannya adalah sebagai berikut :


(29)

11

� =

� � −� �� � +� � ... (1) Dimana :

R = Koefisien Refleksi ρ= Massa jenis (kg/m3)

v = Kecepatan rambat gelombang (m/s) ρ.v = Impedansi akustik (kg/m2s)

Sebagian energi tersebut akan diterima oleh serangkaian detektor (geophone/hydrophone) yang kemudian direkam dalam suatu magnetic tape. Parameter yang direkam adalah waktu perambatan gelombang seismik dari sumbermenuju detektor. Dalam seismik, kita juga sering mendengar istilah wavelet. Wavelet adalah tubuh gelombang dari gelombang yang menjadi sumber dalam eksplorasi seismik refleksi. Ada dua properti penting dalam sebuah wavelet, yaitu polaritas dan fasa.

Terdapat dua jenis polaritas dalam wavelet, yaitu polaritas normal (normal polarity) dan terbalik (reverse polarity). Pada polaritas normal, kenaikan impedansi akustik akan digambarkan sebagai lembah (trough) pada trace seismic, sedangkan pada polaritas terbalik, kenaikan impedansi akustik akan digambarkan sebagai dengan puncak (peak) pada trace seismic (berdasarkan konvensi SEG) (Yilmaz,1987). Ada dua jenis fasa dalam wavelet yangpaling banyak dipakai di pengolahan data seismik dan interpretasi, yaitu fasa minimum (minimum phase) dan fasa nol (zero phase). Wavelet fasa nol memiliki amplitude maksimum pada waktu sama dengan nol dan berimpit dengan spike refleksi. Sedangkan fasa minimum memiliki amplitude maksimum pada waktu minimum.


(30)

12

Suatu sumber energi dapat menimbulkan bermacam–macam gelombang, masing– masing merambat dengan cara yang berbeda (Uniek, dkk. 2007). Gelombang seismik dapat dibedakan menjadi dua tipe yaitu:

1. Gelombang badan (body waves) yang terdiri dari gelombang longitudinal (gelombang P) dan gelombang transversal (gelombang S). Gelombang ini merambat ke seluruh lapisan bumi.

2. Gelombang permukaan (surface waves) yang terdiri dari gelombang Love, gelombang Raleygh dan gelombang Stoneley. Gelombang ini hanya merambat pada beberapa lapisan bumi, sehingga pada survei seismik refleksi (survei seismik dalam) gelombang ini tidak digunakan.

3.2 Pemantulan dan Pembiasan

Pemantulan dan pembiasan gelombang pada saat mencapai bidang batas antar lapisan yang berbeda sifat fisikanya, memenuhi tiga hukum penjalaran gelombang yang dinyatakan dengan istilah sinar. Hukum penjalaran gelombang tersebut sebagai berikut (Tristiyoherni dkk, 2009):

1. Hukum penjalaran lurus

Sinar dalam medium homogen menjalar mengikuti garis lurus. 2. Hukum pemantulan.

Pada bidang batas antara dua medium homogen dan isotropis yang berbeda, sebagian sinar dipantulkan dan pantulannya berada pada bidang dating yang dibuat oleh garis sinar datang dan garis normal terhadap permukaan pantul. Sudut pantul yang dihasilkan sama dengan sudut datang.


(31)

13

3. Hukum pembiasan.

Pada permukaan antara dua medium yang mempunyai sifat berbeda, sebagian sinar dibiaskan ke medium kedua. Sinar bias tersebut berada pada bidang datang dan membuat sudut dengan garis normal yang mengikuti hukum Snellius.

4. Hukum Snellius

Penjalaran gelombang seismik dalam medium bumi mengikuti hukum-hukum fisika yang berlaku dalam optika geometri dengan mengasumsikan bahwa medium bumi bersifat homogen isotropis dan elastis sempurna, sehingga gelombang seismik akan menjalar dengan kecepatan konstan sepanjang garis lurus. Medium bumi yang terdiri atas beberapa lapisan batuan yang mempunyai perbedaan kecepatan dan massa jenis batuan, maka gelombang seismik akan memenuhi hukum Snell, yaitu gelombang seismik akan mengalami perubahan arah ketika melewati bidang batas antara perlapisan karena mengalami pembiasan dan pemantulan dengan sudut bias dan sudut pantul dengan sudut datangnya. Hukum Snellius dapat dilihat secara visual pada gambar 3.


(32)

14

3.3 Pengolahan Data Seismik

Tujuan dari pengolahan data seismik adalah untuk memperoleh gambaran yang mewakili lapisan-lapisan di bawah permukaan bumi. Tujuan utama pemrosesan data seismik menurut (Van Der Kruk, 2001) adalah:

1. Untuk meningkatkan signal to noise ratio (S/N)

2. Untuk memperoleh resolusi yang lebih tinggi dengan mengadaptasikan bentuk gelombang sinyal

3. Mengisolasi sinyal-sinyal yang diinginkan (mengisolasi sinyal refleksi dari multiple dan gelombang-gelombang permukaan)

4. Untuk memperoleh gambaran yang realistik dengan koreksi geometri 5. Untuk memperoleh informasi-informasi mengenai bawah permukaan

(kecepatan, reflektivitas, dll).

Secara garis besar urutan pengolahan data seismik menurut (Sanny, 2004) adalah sebagai berikut:

3.3.1 Field Tape

Data seismik direkam ke dalam pita magnetik dengan standar format tertantu. Standarisasi ini dilakukan oleh SEG (Society of Exploration Geophysics). Magnetic tape yang digunakan biasanya adalah tape dengan format: A, B, SEG-C, SEG-D, dan SEG-Y. Format data terdiri dari header dan amplitudo. Header berisi informasi mengenai survei, project dan parameter yang digunakan dan informasi mengenai data itu sendiri. Gambar 4 merupakan contoh hasil rekaman data seismik.


(33)

15

Gambar 4. Rekaman data seismik 3.3.2 Demultiplex

Data seismik yang tersimpan dalam format multiplex dalam pita magnetik lapangan sebelum diperoses terlebih dahulu harus diubah susunannya. Data yang tersusun berdasarkan urutan pencuplikan disusun kembali berdasarkan receiver atau channel (demultiplex). Proses ini dikenal dengan demultiplexing.

3.3.3 Gain Recovery

Akibat adanya penyerapan energi pada lapisan batuan yang kurang elastis dan efek divergensi sferis maka data amplitudo (energi gelombang) yang direkam

P Wave from Horizon 1 Continues PS wave

P wave Arival Top of Salt

P wave Arival Base of Salt


(34)

16

mengalami penurunan sesuai dengan jarak yang ditempuh. Untuk menghilangkan efek ini maka perlu dilakukan pemulihan kembali energi yang hilang sedemikian rupa sehingga pada setiap titik seolah-olah datang dengan jumlah energi yang sama. Proses ini dikenal dengan istilah Automatic Gain Control (AGC) sehingga nantinya menghasilkan kenampakan data seismik yang lebih mudah diinterpretasi.

3.3.4 Editing dan Muting

Editing adalah proses untuk menghilangkan semua rekaman yang buruk, sedangkan mute adalah proses untuk menghilangkan sebagian rekaman yang diperkirakan sebagai sinyal gangguan seperti ground roll, first break dan lainnya yang dapat mengganggu data.

3.3.5 Koreksi statik

Koreksi ini dilakukan untuk menghilangkan pengaruh topografi (elevasi shot dan receiver) sehingga shot point dan receiver seolah-oleh ditempatkan pada datum yang sama.

3.3.6 Dekonvolusi

Dekonvolusi dilakukan untuk menghilangkan atau mengurangi pengaruh ground roll, multiple, reverberation, ghost serta memperbaiki bentuk wavelet yang kompleks akibat pengaruh noise. Dekonvolusi merupakan proses invers filter karena konvolusi merupakan suatu filter. Bumi merupakan low pass filter yang baik sehingga sinyal impulsif diubah menjadi wavelet yang panjangnya sampai 100 ms. Wavelet yang terlalu panjang mengakibatkan turunnya resolusi seismik karena


(35)

17

kemampuan untuk membedakan dua event refleksi yang berdekatan menjadi berkurang.

3.3.7 Analisis Kecepatan

Di dalam geofisika kata “kecepatan” mempunyai banyak arti, paling tidak mempunyai tujuh pengertian yang berbeda, yaitu (Sismanto, 1996):

1. Kecepatan sesaat V , adalah laju gelombang yang merambat melalui satu titik dan diukur pada arah rambatan gelombang ditulis sebagai

� = lim∆�→0∆� = �� ... (2) Dimana Δz dan dz adalah faktor jarak (m), sedangkan Δt dan dt adalah faktor waktu.

2. Kecepatan interval Vi, adalah laju rata-rata antara dua titik yang diukur tegak terhadap kecepatan lapisan yang dianggap sejajar, ditulis sebagai

�� = ∆� �... (3)

3. Kecepatan rata-rata V, adalah perbandingan jarak vertikal (zf) terhadap waktu perambatan gelombang (tf) yang menjalar dari sumber ke kedalaman tersebut, ditulis sebagai

�̅ = ∑ �∑ ∆� �∆��

� =

∑ ∆���

∑ ∆� � ... (4) dimana dalam  zf adalah perubahan jarak vertikal yang menjalar dari sumber ke kedalam.


(36)

18

4. Kecepatan semu VA, adalah kecepatan yang teramati disepanjang bentangan rekaman, sebagai contoh pada lapisan miring dengan sudut kemiringan (Φ), ditulis sebagai

��=sin �

�−∅ ... (5) Dimana θc adalah sudut kritis, dan V1 adalah kecepatan sebenarnya dari gelombang sewaktu merambat.

5. Kecepatan RMS, adalah kecepatan total dari sistem perlapisan horizontal dalam bentuk akar kuadrat pukul rata. Apabila waktu rambat vertical t1, t2, … , tn dan kecepatan masing-masing lapisan V1, V2, … , Vn, maka kecepatan rms-nya untuk n lapisan adalah

�� = √∑ ��.∆ �

� �=

∑ ∆� � ... (6) 6. Kecepatan stacking (stacking velocity atau VNMO), adalah nilai kecepatan

empiris yang memenuhi dengan tepat hubungan antara Tx dengan To pada persamaan NMO,

��2 = ��2 + � 2

... (7) Secara umum kecepatan NMO sama dengan kecepatan stacking untuk lapisan horizontal. (Yilmaz, 1987) Dalam suatu reflector yang miring, besarnya kecepatan stacking adalah besar kecepatan NMO dibagi dengan cosines sudut kemirigan lapisan yang bersangkutan.

7. Kecepatan migrasi, adalah nilai atau besarnya kecepatan yang memberikan hasil terbaik ketika digunakan dalam perhitungan migrasi. Bisa didapat dari besarnya NMO ataupun DMO, baik sebelum maupun sesudah stack, dalam domain waktu ataupun kedalaman.


(37)

19

Analisis kecepatan penting untuk diketahui karena dengan analisa kecepatan akan diperoleh nilai kecepatan yang cukup akurat untuk menentukan kedalaman, ketebalan, kemiringan (dip) dari suatu reflektor atau refraktor.

Tujuan dari analisis kecepatan adalah untuk menentukan kecepatan yang sesuai untuk memperoleh stacking yang terbaik. Pada grup trace dari suatu titik pantul, sinyal refleksi yang dihasilkan akan mengikuti bentuk pola hiperbola. Prinsip dasar analisis kecepatan pada proses stacking adalah mencari persamaan hiperbola yang tepat sehingga memberikan stack yang maksimum seperti terlihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Stacking velocity (Van Der Kruk, 2001)

3.3.8 Koreksi Dinamik/Koreksi NMO

Koreksi ini diterapkan untuk mengoreksi efek adanya jarak offset antara shot point dan receiver pada suatu trace yang berasal dari satu CDP (Common Depth Point). Koreksi ini menghilangkan pengaruh offset, sehingga seolah-olah gelombang pantul datang dalam arah vertikal (normal incident) penggambaran koreksi NMO dapat dilihat pada Gambar 6.


(38)

20

Gambar 6. Koreksi NMO: (a) belum dikoreksi (b) kecepatan yang sesuai (c) kecepatan yang lebih rendah (d) kecepatan yang lebih tinggi (Van Der Kruk, 2001)

3.3.9 Stacking

Stacking adalah proses penjumlahan trace-trace dalam satu gather data yang bertujuan untuk mempertinggi signal to noise ratio (S/N). Proses ini biasanya dilakukan berdasarkan CDP yaitu trace-trace yang tergabung pada satu CDP dan telah dikoreksi NMO kemudian dijumlahkan untuk mendapat satu trace yang tajam dan bebas noise inkoheren seperti digambarkan pada Gambar 5.

Gambar 7. Proses penjumlahan trace-trace dalam satu CDP (stacking) (Van Der Kruk, 2001)

3.3.10 Migrasi

Migrasi adalah suatu proses untuk memindahkan kedudukan reflektor pada posisi dan waktu pantul yang sebenarnya berdasarkan lintasan gelombang. Hal ini disebabkan karena penampang seismik hasil stack belumlah mencerminkan


(39)

21

kedudukan yang sebenarnya, karena rekaman normal incident belum tentu tegak lurus terhadap bidang permukaan, terutama untuk bidang reflektor yang miring. Selain itu, migrasi juga dapat menghilangkan pengaruh difraksi gelombang yang muncul akibat adanya struktur-struktur tertentu (patahan, lipatan). Perubahan migrasi dapat dilihat pada Gambar 6.

(a)

(b)

Gambar 8. Penampang seismik: (a) sebelum migrasi; (b) setelah migrasi (Marissa, 2008)

3.4 Konsep Dasar Migrasi

Migrasi dilakukan pada pengolahan data seismik dengan tujuan untuk dapat memindahkan posisi pemantul semu (hasil rekaman) ke posisi pemantul yang


(40)

22

sebenarnya (pemantul geologi) dan mengumpulkan titik difraksi ke puncak kurva difraksi yang diakibatkan oleh sesar, kubah garam, pembajian, dll (Yilmaz,1987).

Apabila terdapat suatu reflektor miring pada penampang seismik yang berkoordinat kedalaman, maka posisi sesungguhnya dari reflektor tersebut tidaklah berada di tempat itu. Karena penggambaran penampang seismik tersebut menggunakan asumsi atau rumus perambatan gelombang Snellius pada bidang datar. Perpindahan posisi pemantul pada data hasil perekaman dapat disebabkan oleh pemantul miring dan patahan. Perpindahan ini erat kaitannya dengan kesalahan anggapan yang diambil pada proses pemantulan pada Gambar 9.

Gambar 9. Proses Pemantulan Gelombang

Pada penampang seismik dengan offset nol (zero offset seismic section), gelombang yang diterima oleh penerima dianggap sebagai penggambaran bentuk lapisan tepat di bawah sumber (source) dan penerima (geophone).


(41)

23

Migrasi bertujuan mengembalikan reflektor ke posisi yang sebenarnya. Proses migrasi pada dasarnya dapat dilakukan dengan dua cara yaitu migrasi sesudah stack (post stackmigration) dan migrasi sebelum stack (pre stack migration) (Nusantara, dkk. 2005).

3.5. Prinsip Migrasi Secara Geometri

Proses migrasi secara geometri adalah melakukan pendistribusian semua kemungkinan titik pemantul dengan jarak tertentu dari titik offsed nol (zero offsed). Secara geografis proses migrasi untuk model bidang miring dengan kecepatan tunggal dapat didekati dengan menggunakan persamaan hubungan kemiringan yaitu :

sin ∅ = ����= ���� = tan � ... (8) Nilai dari tan ө pada persamaan (8) menunjukkan besarnya kecepatan langsung, karena prosesmigrasi berada dalam domain offset terhadap waktu. Sehingga untuk memindahkan reflector dari kondisi perekaman ke kondisi migrasi, nilai dari tan ө merupakan nilai kecepatan yang dibutuhkan.

3.6. Filtering

Adalah upaya untuk menyelamatkan frekuensi yang dikehendaki dari gelombang seismik dan 'membuang' yang tidak dikehendaki. Terdapat beberapa macam filtering: band pass, low pass (high cut) dan high pass (low cut) (Abdullah, 2010).


(42)

24

Didalam pengolahan data seismik band pass filter lebih umum digunakan karena biasanya gelombang seismik terkontaminasi noise frekuensi rendah (seperti ground roll) dan noise frekuensi tinggi (ambient noise). Gambar dibawah ini menunjukkan ketiga jenis filtering, baik dalam kawasan waktu (time domain) maupun frekuensi domain (frequency domain).

Gambar 10. Ketiga Jenis Filter (Abdullah, 2010)

Secara matematis, operasi filtering merupakan konvolusi dalam kawasan waktu antara gelombang mentah dengan fungsi filter diatas dan perkalian dalam kawasan frekuensi.

Noise tidak dapat dipisahkan dari pengambilan data geofisika lapangan termasuk metode seismik. Dalam seismik noise dibagi menjadi dua yaitu coherrent


(43)

25

noise dan ambient noise. Seluruh noise tidak akan pernah dapat dieliminasi dalam pengolahan data seismik. Tetapi, merujuk pada objektifitas dari data prosesing adalah menambah rasio Signal to Noise (S/N) sebaik-baiknya.

Karakteristik coherrent noise biasanya berbasis trace per trace membentuk suatu keteraturan. Difraksi akibat dari rig, contohnya, dapat dilihat pada tiap trace dan memungkinkan untuk memprediksi bagaimana noise tersebut hadir dalam trace berikutnya. Ambient noise, dengan kata lain, bersifat acak dan tidak terprediksi. Contoh-contoh noise yang biasanya ada pada data seismik dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Daftar Noise pada data Seismik (Murdianto, 2011) Noise / Data Problem Random / Coherent How to remove

Autofire Coherent Tail mute

Direct Arrivals / Water borne energy

Coherent Front Mute

Two Spiky Traces Random Kill

Noise bursts / Swell noise Random Lowcut Filter

Two Short Traces Random Tail Mute

Cable Jerk Coherent Tail Mute, Fk Filter

Two Reverse Polarity

Traces

Random Scale by -1

Deep Random / Ambient Noise

Random Stack

Multiples Coherent Decon, Stack, ntr Mute,

FK


(44)

26

IV. METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Teknik Geofisika, Universitas Lampung. Waktu penelitian dimulai 1 Desember 2013 sampai dengan 30 April 2014.

4.2 Alat dan Data Penelitian 4.2.1 Alat Penelitian

Pengolahan dan analisis data akan dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak Seismic Unix, serta 1 unit perangkat Central Processing Unit (CPU) dengan spesifikasi :

Core I3 3220 3,3 GHz 2 Cores 4 Threads Processor, 3 x 2 GB Physical Memory (RAM),

GTX 650ti boost 2 GB 192 Bit Graphic Processor Unit Dan Oprational System (OS) ubuntu-13.04-desktop-amd64.

4.2.2 Data Penelitian

Penelitian ini akan menggunakan data penampang lintasan 2D Seismik refleksi daerah “X” dengan parameter sebagai berikut:


(45)

27

 Shotpoint (SP) interval: 25 m

 Group interval: 25 m

 Arah penembakan: 60 derajat

 Near-trace offset: 150 m

 Jumlah channel: 240

 Nomor trace terdekat: 1

Berikut adalah informasi mengenai shot dan trace yang bagus/jelek dari observer’s log:

 SP pertama di dalam tape: 9323

 SP terakhir di dalam tape: 9625

 File pertama di dalam tape: 9302

 File terakhir di dalam tape: 9602

 Missing SP: 9364 dan 9475

 Bad records: Tidak ada

 Bad traces: Field traces 12, 43, 62, 123, 234, 239, 240

 Reverse polarity traces: Field traces 203 dan 209

4.3Pengolahan Data

4.3.1 Preprocessing

Awal dari pengolahan data seismik ini adalah proses preprocessing dimana pada tahap ini awalnya data seismik berupa data berformat seg-Y diubah formatnya menjadi format data yang sesuai dengan software yang digunakan. Seperti dalam


(46)

28

penelitian ini akan digunakan software Seismic Unix maka format data akan dirubah menjadi format “SU”.

Selain tahap reformatting juga dilakukan tahap denoising dan trace editing. Pada tahap ini dengan melakukan beberapa penghilangan noise dan penghapusan dan penggantian pada trace yang cacat atau rusak dengan dummy trace.

4.3.2 Processing dan Analisis

Pada tahap ini dilakukan proses dekonvolusi dan analisis kecepatan yang dilakukan selama dua kali, dan juga pada taham ini dilakukan perbedaan perlakuan kondisi dimana data pertama setelah dilakukan analisis kecepatan 1 akan langsung diteruskan dengan proses analisis kecepatan 2, sedangkan pada data yang kedua sebelum dilakukan analisis kecepatan 2 akan dilakukan denoising kembali baru kemudian dilakukan analisis kecepatan 2, dan kemudian dilakukan filter kedua kalinya dengan menggunakan band pass filter.

Dilakukannya pembeda ini untuk melihat perbedaan hasil data dari hasil 2 kondisi tersebut apakah data 2 akan menghasilkan hasil yang lebih baik atau justru akan banyak data yang terhapus, karena proses denoising yang berulang.

4.3.2 Post Processing

Pada tahap Post Processing adalah tahap akhir dimana data-data hasil dari pengolahan setelah melewati analisis kecepatan akan dilakukan proses migrasi. Dimana data dilakukan migrasi dengan menggunakan metode Kircoff.


(47)

29

4.4Diagram Alir Penelitian

Star t Seg-Y

Refor mat

Trace Editing

Gain

Denoising + Band Pass Filter 1

Deconvolution

Velocity Analysis 1

Result VA1

Radon

Velocity Analysis 2

Result VA 2.2

Migration 2 Result VA 2.1

Migration 1

Comparison

Result Migration 1 Result Migration 2

Conclution Finish No

No Yes

Yes Yes

Band Pass Filter 2 No

Preprocessing

Processing

Post-Processing


(48)

79

II. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari analisis dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa

1. Seismic Unix merupakan Opensource sekaligus program Freeware, dimana pengguna bisa mengubah atau memodifikasi program pengolahan data secara mandiri berbeda dengan program berbayar.

2. Untuk melakukan pemfilteran telah dikembangkan script untuk dua perlakuan pemfilteran kedua, script tersebut dapat membedakan kedua perlakuan tersebut. 3. Perlakuan 1 dimana : Radon –Velan 2 – Migrasi mampu menghasilkan reflektor yang lebih jelas, sedangkan perlakuan kedua : Radon – Velan 2 – Band Pass Filter 2 – Migrasi berhasil mengurangi high frequency.

4. Melakukan filtering 2 kali (perlakuan 2) perlu mempertimbangkan pola reflektor sebelumnya, filtering 2 kali dapat menghasilkan S/N rasio yang tinggi, walaupun harus melakukan proses yang lebih lama.

6.2 Saran

Penelitian ini masih menggunakan 1 jenis data dan 1 jenis software yang ada, sehingga masih perlu dilakukan pengujian lebih lanjut dengan menggunakan beberapa data yang berbeda seperti misalnya land data atau data darat, sehingga didapat perilaku yang berbeda lagi yang bisa diterapkan, serta menggunakan


(49)

80

software lain yang lebih akurat mengingat Seismic Unix masih memiliki kelemahan dalam hal picking velocity yang menerapkan blind picking.


(50)

81

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Agus. 2010. Ensiklopedi Seismik Online. http://ensiklopediseismik. blogspot.sg/2010/10/seismic-unix.html (4 Febuari 2014)

Alden, Andrew. 2013. Geologic Maps of the 50 United States. http:// geology.about.com/od/maps/ig/stategeomaps/FLgeomap.htm (1 Februari 2014)

Arthur, J. D., 1988, Petrogenesis of Early Mesozoic tholeiite in the Florida basement and overview of Florida basement geology: Florida Geological Survey Report of Investigation 97, 39 p.

Juwita, S., 2001, Penerapan Metode Prestack Depth Migration Pada Data Multiline 2-D Di Lapangan Elang South, Skripsi Prodi Geofisika Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Lane, ED. 1994. Florida’s Geological History and Geological Resources. University Of Florida. Tallahassee.

Marisa, P., 2008, Analisis Model Kecepatan Pada Migrasi Sebelum Stack Untuk Mencitrakan Struktur Bawah Permukaan Pada Lintasan “ELORA” Cekungan Banggai-Sulawesi Tengah, Skripsi Jurusan Fisika, UGM, Yogyakarta.

Murdianto, Befriko. 2010. Workshop Pengolahan Data Seismik Menggunakan SU. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Nusantara, Eka. Danusaputro, Hernowo. dan Asmoro, Nasio. 2005. Aplikasi Migrasi Metode Beda Hingga Pada Pengolahan Data Seismik Untuk Menggambarkan Penampang Bawah Permukaan yang Sebenarnya. UNDIP. Semarang.


(51)

82

Pujiani, Eki. 2008. Perbaikan Model Kecepatan Interval Pada Proses Migrasi Data Seismik Dengan Residual Curvature Analysis Tomography (Rca Tomoragphy). Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Sanny, T. A. 2004. Panduan Kuliah Lapangan Geofisika Metode Seismik Refleksi. Dept. Teknik Geofisika, ITB.

Schleicher, Karl. 2012. Open Data/Open Source: Seismic Unix scripts to process a 2D land line. University of Texas. Texas

Scott, Thomas M. 2001. The Geologic Map of Florida. Florida Geological Survey. Tallahassee.

Sheriff, R.E., and Geldart, L.P., 1995, Exploration Seismology, Cambridge University Press, Cambridge.

Sismanto, 1996. Seri Kegiatan Seismik Eksplorasi Modul 2 Pengolahan Data Seismik. Yogyakarta: Laboratorium Geofisika Fakultas MIPA Universitas Gadjah Mada.

Smith, D.L., 1982, Review of the tectonic history of the Florida basement: Tectonophysics, v. 88, p. 1-22.

Stockwell, J. 2012. The New SU User’s Manual. The Society of Exploration Geophysicists. Kolorado.

Telford, M.W., Geldart, L.P., Sheriff, R.E, Keys,D.A., 1976, Applied Geophysics, . Cambridge University Press. New York

Tristiyoherni, Wahyu. Wahyuni. Utama, Widya. 2009. Analisa Pre-Stack Time Migration (PSTM) Data Seismik 2D Pada Lintasan “ITS” Cekungan Jawa Barat Utara. ITS. Surabaya

Uniek, Arista. Yuliyanto, Gatot. Harmoko, Udi. Penentuan Struktur Bawah Permukaan Dengan Menggunakan Metode Seismik Refraksi Di Desa Pleret, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul. Universitas Diponegoro, Semarang.

Van Der Kruk 2001. Reflection Seismik 1, Institut für Geophysik ETH, Zürich


(52)

84

Lampiran 1

Script Analysis Velocity

#! /bin/sh # File: iva.sh ##set -x

#================================================== # USER AREA -- SUPPLY VALUE

#--- # CMPs for analysis

cmp1=119 cmp2=159 cmp3=199 cmp4=239 cmp5=279 cmp6=319 cmp7=359 cmp8=399 cmp9=439 cmp10=479 cmp11=519 cmp12=559 cmp13=599

numCMPs=13

#--- # File names

indata=../data/cdp.su outpicks=../stkvel.p1.iva

#--- # display choices

myperc=99 plottype=0

#--- # Processing variables

# Semblances variables nvs=60

dvs=100 fvs=1000 # CVS variables fc=1000

lc=7000 nc=10 XX=11


(53)

85

#================================================== # HOW SEMBLANCE (VELAN) VELOCITIES ARE COMPUTED lvs=`bc -l << -END

$fvs + (( $nvs - 1 ) * $dvs ) END`

#---

#================================================== echo " "

echo " *** INTERACTIVE VELOCITY ANALYSIS ***" echo " "

#--- # Remove old files. Open new files rm -f panel.* picks.* par.* tmp* > $outpicks

> par.cmp

#--- # Get ns, dt, first time from seismic file

nt=`sugethw ns < $indata | sed 1q | sed 's/.*ns=//'` dt=`sugethw dt < $indata | sed 1q | sed 's/.*dt=//'` ft=`sugethw delrt < $indata | sed 1q | sed 's/.*delrt=//'` # Convert dt from header value in microseconds

# to seconds for velocity profile plot dt=`bc -l << -END

scale=6

$dt / 1000000 END`

# XGRAPH: if "delrt", use it; else use zero if [ $ft -ne 0 ] ; then

tstart=`bc -l << -END scale=6

$ft / 1000 END` else

tstart=0.0 fi


(54)

86

# Initialize "repick" -- for plotting previous picks on velan repick=1

#--- # BEGIN IVA LOOP

#--- i=1

while [ $i -le $numCMPs ] do

# set variable $picknow to current CMP eval picknow=\$cmp$i

if [ $repick -eq 1 ] ; then echo " "

echo "Preparing CMP $i of $numCMPs for Picking " echo "Location is CMP $picknow "

fi

#--- # Plot CMP (right)

#--- suwind < $indata \

key=cdp min=$picknow max=$picknow > panel.$picknow if [ $repick -eq 1 ] ; then

if [ $plottype -eq 0 ] ; then

suxwigb < panel.$picknow xbox=634 ybox=10 wbox=300 hbox=450 \ title="CMP gather $picknow" \

label1="Time (s)" label2="Offset (m)" key=offset \ perc=$myperc verbose=0 &

else

suximage < panel.$picknow xbox=634 ybox=10 wbox=300 hbox=450 \ title="CMP gather $picknow" \

label1="Time (s)" \ perc=$myperc verbose=0 & fi

else

if [ $plottype -eq 0 ] ; then

suxwigb < panel.$picknow xbox=946 ybox=10 wbox=300 hbox=450 \ title="CMP gather $picknow" \

label1="Time (s)" label2="Offset (m)" key=offset \ perc=$myperc verbose=0 &

else

suximage < panel.$picknow xbox=946 ybox=10 wbox=300 hbox=450 \ title="CMP gather $picknow" \


(55)

87

label1="Time (s)" \ perc=$myperc verbose=0 & fi

fi

#--- # Constant Velocity Stacks (CVS) (middle-left) # Make CVS plot for first pick effort.

# If re-picking t-v value, do not make this plot. #--- # repick: 1=false, 0=true

if [ $repick -eq 1 ] ; then

# number of CMPs - 1; for windowing X=`expr $XX - 1`

# Window CMPs around central CMP (+/- X/2). Write to tmp0 k1=`expr $picknow - $X /2`

k2=`expr $picknow + $X /2`

suwind < $indata key=cdp min=$k1 max=$k2 > tmp0 # Calculate CVS velocity increment

# dc = ( last CVS vel - first CVS vel ) / ( # CVS - 1 ) dc=`bc -l << -END

( $lc - $fc ) / ( $nc - 1 ) END`

# Calculate trace spacing for CVS plot (m = d2, vel units) # m = ( last CVS vel - first CVS vel ) / ( ( # CVS - 1 ) * XX ) m=`bc -l << -END

( $lc - $fc ) / ( ( $nc - 1 ) * $XX ) END`

# CVS velocity loop j=1

while [ $j -le $nc ] do

vel=`bc -l << -END $fc + $dc * ( $j - 1) END`

# uncomment to print CVS velocities to screen ## echo " vel = $vel"


(56)

88

sustack >> tmp1 j=`expr $j + 1` done

# Compute lowest velocity for annotating CVS plot

# loV = first CVS velocity - ( ( CMP range - 1 ) / 2 ) * vel inc loV=`bc -l << -END

$fc - ( $X /2) * $m END`

suximage < tmp1 xbox=322 ybox=10 wbox=300 hbox=450 \ title="CMP $picknow Constant Velocity Stacks" \ label1="Time (s)" label2="Velocity (m/s)" \

f2=$loV d2=$m verbose=0 \

perc=$myperc n2tic=5 cmap=rgb0 & fi

#--- # Picking instructions

#--- echo " "

echo "Preparing CMP $i of $numCMPs for picking " echo "Location is CMP $picknow "

echo " Start CVS CMP = $k1 End CVS CMP = $k2" echo " "

echo " Use the semblance plot to pick (t,v) pairs"

echo " Type \"s\" when the mouse pointer is where you want a pick." echo " Be sure your picks increase in time."

echo " To control velocity interpolation, pick a first value" echo " near zero time and a last value near the last time."

echo " Type \"q\" in the semblance plot when you finish picking." #---

# Plot semblance (velan) (left)

#--- # repick: 1=false, 0=true

if [ $repick -eq 0 ] ; then

#--- --- --- --- --- --- --- --- --- ---

# Get the number of picks (number of lines) in tmp7 | # Remove blank spaces preceding the line count. # Remove file name that was returned from "wc". # Store line count in "npair" to guide line on velan.


(57)

89

wc -l tmp7 | sed 's/^ *\(.*\)/\1/' > tmp4 sed 's/tmp7//' < tmp4 > tmp5

npair=`sort < tmp5`

#--- --- --- --- --- --- --- --- --- ---

suvelan < panel.$picknow nv=$nvs dv=$dvs fv=$fvs |

suximage xbox=10 ybox=10 wbox=300 hbox=450 perc=99 \ units="semblance" f2=$fvs d2=$dvs n2tic=5 \

title="Semblance Plot CMP $picknow" cmap=hsv2 \ label1=" Time (s)" label2="Velocity (m/s)" \

legend=1 units=Semblance verbose=0 gridcolor=black \ grid1=solid grid2=solid mpicks=picks.$picknow \ curve=tmp7 npair=$npair curvecolor=white else

suvelan < panel.$picknow nv=$nvs dv=$dvs fv=$fvs |

suximage xbox=10 ybox=10 wbox=300 hbox=450 perc=99 \ units="semblance" f2=$fvs d2=$dvs n2tic=5 \

title="Semblance Plot CMP $picknow" cmap=hsv2 \ label1=" Time (s)" label2="Velocity (m/s)" \

legend=1 units=Semblance verbose=0 gridcolor=black \ grid1=solid grid2=solid mpicks=picks.$picknow

fi

#--- # End first set of plots

#================================================== #---

# Manage picks (1) : Prepare picks for sunmo #--- sort < picks.$picknow -n |

mkparfile string1=tnmo string2=vnmo > par.$i echo "cdp=$picknow" >> tmp2

cat par.$i >> tmp2

#================================================== # Begin second set of plots

#--- #---

# Flattened seismic data (NMO) plot (middle-right) #---


(58)

90

sunmo < panel.$picknow par=tmp2 verbose=0 > tmp8 if [ $plottype -eq 0 ] ; then

suxwigb < tmp8 xbox=634 ybox=10 wbox=300 hbox=450 \ title="CMP $picknow after NMO" \

label1=" Time (s)" label2="Offset (m)" \ verbose=0 perc=$myperc key=offset & else

suximage < tmp8 xbox=634 ybox=10 wbox=300 hbox=450 \ title="CMP $picknow after NMO" \

label1=" Time (s)" \

verbose=0 perc=$myperc & fi

#--- # Stack window (right)

#--- j=1

while [ $j -le 8 ] do

# Append stack trace into tmp3 multiple times sustack < tmp8 >> tmp3

j=`expr $j + 1` done

suxwigb < tmp3 xbox=946 ybox=10 wbox=300 hbox=450 \ title="CMP $picknow repeat stack trace" \

label1=" Time (s)" d2num=50 key=cdp \ verbose=0 perc=$myperc &

#---

# Manage picks (2) : Prepare picks for vel profile #---

sed < par.$i ' s/tnmo/xin/ s/vnmo/yin/

' > par.uni.$i

#--- # Velocity profile (left)

#--- unisam nout=$nt fxout=$tstart dxout=$dt \


(59)

91

par=par.uni.$i method=mono |

xgraph n=$nt nplot=1 d1=$dt f1=$tstart x2beg=$fvs x2end=$lvs \ label1=" Time (s)" label2="Velocity (m/s)" \

title="CMP $picknow Stacking Velocity Function" \ -geometry 300x450+10+10 -bg white style=seismic \ grid1=solid grid2=solid linecolor=2 marksize=1 mark=0 \ titleColor=black axesColor=blue &

#--- # Dialogue with user: re-pick ?

#--- echo " "

echo " t-v PICKS CMP $picknow " echo "--- "

cat picks.$picknow echo " "

echo " Use the velocity profile (left),"

echo " the NMO-corrected gather (middle-right)," echo " and the repeated stack trace (right)" echo " to decide whether to re-pick the CMP." echo " "

echo "Picks OK? (y/n) " > /dev/tty read response

rm tmp*

# "n" means re-loop. Otherwise, continue to next CMP. case $response in

n*) i=$i echo " "

echo "Repick CMP $picknow. Overlay previous picks." repick=0

cp picks.$picknow tmp7 ;;

*)

echo "$picknow $i" >> par.cmp i=`expr $i + 1`

repick=1

echo "-- CLOSING CMP $picknow WINDOWS --" zap xwigb > tmp6

zap ximage > tmp6 zap xgraph > tmp6 ;;

esac


(60)

92

done

#--- # Create velocity output file

#---

mkparfile < par.cmp string1=cdp string2=# > par.0 i=0

while [ $i -le $numCMPs ] do

sed < par.$i 's/$/ \\/g' >> $outpicks i=`expr $i + 1`

done

#--- # Remove files and exit

#--- echo " "

echo " The output file of t-v pairs is "$outpicks pause

rm -f panel.* picks.* par.* tmp* exit


(1)

label1="Time (s)" \ perc=$myperc verbose=0 & fi

fi

#--- # Constant Velocity Stacks (CVS) (middle-left) # Make CVS plot for first pick effort.

# If re-picking t-v value, do not make this plot. #--- # repick: 1=false, 0=true

if [ $repick -eq 1 ] ; then

# number of CMPs - 1; for windowing X=`expr $XX - 1`

# Window CMPs around central CMP (+/- X/2). Write to tmp0 k1=`expr $picknow - $X /2`

k2=`expr $picknow + $X /2`

suwind < $indata key=cdp min=$k1 max=$k2 > tmp0 # Calculate CVS velocity increment

# dc = ( last CVS vel - first CVS vel ) / ( # CVS - 1 ) dc=`bc -l << -END

( $lc - $fc ) / ( $nc - 1 ) END`

# Calculate trace spacing for CVS plot (m = d2, vel units) # m = ( last CVS vel - first CVS vel ) / ( ( # CVS - 1 ) * XX ) m=`bc -l << -END

( $lc - $fc ) / ( ( $nc - 1 ) * $XX ) END`

# CVS velocity loop j=1

while [ $j -le $nc ] do

vel=`bc -l << -END $fc + $dc * ( $j - 1) END`

# uncomment to print CVS velocities to screen ## echo " vel = $vel"


(2)

sustack >> tmp1 j=`expr $j + 1` done

# Compute lowest velocity for annotating CVS plot

# loV = first CVS velocity - ( ( CMP range - 1 ) / 2 ) * vel inc loV=`bc -l << -END

$fc - ( $X /2) * $m END`

suximage < tmp1 xbox=322 ybox=10 wbox=300 hbox=450 \ title="CMP $picknow Constant Velocity Stacks" \ label1="Time (s)" label2="Velocity (m/s)" \

f2=$loV d2=$m verbose=0 \

perc=$myperc n2tic=5 cmap=rgb0 & fi

#--- # Picking instructions

#--- echo " "

echo "Preparing CMP $i of $numCMPs for picking " echo "Location is CMP $picknow "

echo " Start CVS CMP = $k1 End CVS CMP = $k2" echo " "

echo " Use the semblance plot to pick (t,v) pairs"

echo " Type \"s\" when the mouse pointer is where you want a pick." echo " Be sure your picks increase in time."

echo " To control velocity interpolation, pick a first value" echo " near zero time and a last value near the last time."

echo " Type \"q\" in the semblance plot when you finish picking." #---

# Plot semblance (velan) (left)

#--- # repick: 1=false, 0=true

if [ $repick -eq 0 ] ; then

#--- --- --- --- --- --- --- --- --- ---

# Get the number of picks (number of lines) in tmp7 | # Remove blank spaces preceding the line count. # Remove file name that was returned from "wc". # Store line count in "npair" to guide line on velan.


(3)

wc -l tmp7 | sed 's/^ *\(.*\)/\1/' > tmp4 sed 's/tmp7//' < tmp4 > tmp5

npair=`sort < tmp5`

#--- --- --- --- --- --- --- --- --- ---

suvelan < panel.$picknow nv=$nvs dv=$dvs fv=$fvs |

suximage xbox=10 ybox=10 wbox=300 hbox=450 perc=99 \ units="semblance" f2=$fvs d2=$dvs n2tic=5 \

title="Semblance Plot CMP $picknow" cmap=hsv2 \ label1=" Time (s)" label2="Velocity (m/s)" \

legend=1 units=Semblance verbose=0 gridcolor=black \ grid1=solid grid2=solid mpicks=picks.$picknow \ curve=tmp7 npair=$npair curvecolor=white else

suvelan < panel.$picknow nv=$nvs dv=$dvs fv=$fvs |

suximage xbox=10 ybox=10 wbox=300 hbox=450 perc=99 \ units="semblance" f2=$fvs d2=$dvs n2tic=5 \

title="Semblance Plot CMP $picknow" cmap=hsv2 \ label1=" Time (s)" label2="Velocity (m/s)" \

legend=1 units=Semblance verbose=0 gridcolor=black \ grid1=solid grid2=solid mpicks=picks.$picknow

fi

#--- # End first set of plots

#================================================== #---

# Manage picks (1) : Prepare picks for sunmo #--- sort < picks.$picknow -n |

mkparfile string1=tnmo string2=vnmo > par.$i echo "cdp=$picknow" >> tmp2

cat par.$i >> tmp2

#================================================== # Begin second set of plots

#--- #---

# Flattened seismic data (NMO) plot (middle-right) #---


(4)

sunmo < panel.$picknow par=tmp2 verbose=0 > tmp8 if [ $plottype -eq 0 ] ; then

suxwigb < tmp8 xbox=634 ybox=10 wbox=300 hbox=450 \ title="CMP $picknow after NMO" \

label1=" Time (s)" label2="Offset (m)" \ verbose=0 perc=$myperc key=offset & else

suximage < tmp8 xbox=634 ybox=10 wbox=300 hbox=450 \ title="CMP $picknow after NMO" \

label1=" Time (s)" \

verbose=0 perc=$myperc & fi

#--- # Stack window (right)

#--- j=1

while [ $j -le 8 ] do

# Append stack trace into tmp3 multiple times sustack < tmp8 >> tmp3

j=`expr $j + 1` done

suxwigb < tmp3 xbox=946 ybox=10 wbox=300 hbox=450 \ title="CMP $picknow repeat stack trace" \

label1=" Time (s)" d2num=50 key=cdp \ verbose=0 perc=$myperc &

#---

# Manage picks (2) : Prepare picks for vel profile #---

sed < par.$i ' s/tnmo/xin/ s/vnmo/yin/

' > par.uni.$i

#--- # Velocity profile (left)

#--- unisam nout=$nt fxout=$tstart dxout=$dt \


(5)

par=par.uni.$i method=mono |

xgraph n=$nt nplot=1 d1=$dt f1=$tstart x2beg=$fvs x2end=$lvs \ label1=" Time (s)" label2="Velocity (m/s)" \

title="CMP $picknow Stacking Velocity Function" \ -geometry 300x450+10+10 -bg white style=seismic \ grid1=solid grid2=solid linecolor=2 marksize=1 mark=0 \ titleColor=black axesColor=blue &

#--- # Dialogue with user: re-pick ?

#--- echo " "

echo " t-v PICKS CMP $picknow " echo "--- "

cat picks.$picknow echo " "

echo " Use the velocity profile (left),"

echo " the NMO-corrected gather (middle-right)," echo " and the repeated stack trace (right)" echo " to decide whether to re-pick the CMP." echo " "

echo "Picks OK? (y/n) " > /dev/tty read response

rm tmp*

# "n" means re-loop. Otherwise, continue to next CMP. case $response in

n*) i=$i echo " "

echo "Repick CMP $picknow. Overlay previous picks." repick=0

cp picks.$picknow tmp7 ;;

*)

echo "$picknow $i" >> par.cmp i=`expr $i + 1`

repick=1

echo "-- CLOSING CMP $picknow WINDOWS --" zap xwigb > tmp6

zap ximage > tmp6 zap xgraph > tmp6 ;;

esac


(6)

done

#--- # Create velocity output file

#---

mkparfile < par.cmp string1=cdp string2=# > par.0 i=0

while [ $i -le $numCMPs ] do

sed < par.$i 's/$/ \\/g' >> $outpicks i=`expr $i + 1`

done

#--- # Remove files and exit

#--- echo " "

echo " The output file of t-v pairs is "$outpicks pause

rm -f panel.* picks.* par.* tmp* exit