7
Dd =
indeks kerapatan sungai
km
��
2
L =
panjang sungai utama
km
A =
luas penampang ��
2
Panjang sungai utamaL adalah panjang alur sungai yang diukur mulai dari outlet DAS hingga perpanjangan sungai sampai batas DAS. Kenyataannya cukup
sulit membedakan sungai utama dengan bukan sungai utama bila terdapat banyak percabangan sungai. Karena itu proses penentuan sungai utama pada penelitian
akan dilakukan oleh
client
yang ahli dibidangnya. Perhitungan panjang sungai utama yang sebenarnya menggunakan rumus[12] :
L = panjang sungai utama dalam peta
cm
X penyebut skala peta Pengukuran luas penampangA daerah aliran sungai dilakukan dengan cara
membuat petak-petakkotak bujur sangkar pada daerah yang akan dihitung luasnya atau agar lebih praktis atau lebih sering disebut square method[12]
gambar DAS dapat langsung digambar pada kertas milimeter. Pada batas tepi yang luasnya setengah kotak lebih, dibulatkan menjadi satu kotak, sedangkan
kotak yang luasnya kurang dari setengah, dihilangkan. Hal yang perlu diperhatikan adalah pertimbangan keseimbangan, harus ada penyesuaian antara
kotak yang dibulatkan dengan yang dihilangkan. Sedapat mungkin, kotak yang dihilangkan sama atau seimbang dengan daerah yang dibulatkan.
Perhitungan luas penampang daerah aliran sungai menggunakan rumus[12] : A = jumlah grid X luas grid X
penyebutskala
2
Kerapatan aliran sungai menggambarkan kapasitas penyimpanan air permukaan dalam cekungan-cekungan seperti danau, rawa dan badan sungai yang
mengalir di suatu DAS. Kerapatan aliran sungai dapat dihitung dari rasio total panjang jaringan sungai terhadap luas DAS yang bersangkutan. Semakin tinggi
tingkat kerapatan aliran sungai, berarti semakin banyak air yang dapat tertampung di badan-badan sungai. Semakin besar nilai Dd semakin baik sistem drainasenya
semakin besar jumlah limpasannya. Indeks tersebut dapat diperoleh dengan persamaan[8]
: Dd = panjang sungai utamaLluas penampangA
3. Metode Penelitian
Metode penelitian pada penelitian yang dilakukan dibagi menjadi lima tahapan yaitu Tahap Persiapan, Tahap Analisis, Pengumpulan Data, Perancangan
Sistem dan Penulisan Laporan seperti yang terlihat pada Gambar 5.
8
Gambar 5 Tahapan Metode Penelitian
Tahap persiapan dalam penelitian adalah studi literatur dan pustaka untuk memastikan topik yang akan dibahas belum pernah diteliti sebelumnya.
Selanjutnya dilakukan perumusan masalah yang ada sehingga didapatkan hipotesis serta kerangka konsep dari penelitian yang akan dilakukan. Dari tahap
ini didapatkan bahwa terdapat permasalahan bagaimana menentukan daerah konservasi tanah dan air pada desa di Kabupaten Semarang dengan 4 parameter
yakni : jenis tanahporositas dan permeabilitas, kemiringan lereng, kerapatan sungai, serta curah hujan dengan hasil yang tidak ambigu.
Tahap berikutnya adalah tahap analisis yang mencakup penentuan instrumen dari penelitian yang akan dilakukan yaitu pemilihan subjek penelitian, variabel
penelitian serta sumber data yang akan digunakan. Dalam penelitian ini subyek penelitian yang diambil adalah sistem informasi geografis konservasi tanah dan
air di kabupaten Semarang. Variabel penelitian mencakup data tanah, data curah hujan, data kemiringan lereng, serta data peta kabupaten Semarang. Sumber data
yang digunakan dalam penelitian diambil dari data tanah admin pada kabupaten Semarang.
Data primer yang didapatkan meliputi data tanah,curah hujan,kemiringan lereng,peta kabupaten Semarangbatas kecamatan, batas desa, jalur sungai,
koordinat serta data klasifikasi jenis tanah, kemiringan lereng, curah hujan, kerapatan sungai dan konservasi. Sedangkan data sekunder yang didapat berupa
data artikel-artikel ilmiah pendukung dari penelitian terdahulu yang terkait.
Setelah semua
data penelitian
terkumpul, data
yang didapat
diimplementasikan ke dalam sebuah rancangan sistem. Metode pengembangan sistem yang dilakukan adalah dengan model
prototype
. Metode ini membuat sebuah desain cepat dan berfokus kepada
software
yang bisa dilihat langsung oleh
user
. Evaluasi dilakukan oleh
user
dan ditingkatkan kebutuhannya dimana proses ini akan terus berlanjut hingga titik kepuasan
user
.
9
Gambar 6 Proses Model Prototype.
Pada Gambar 6 dijelaskan alur kerja serta tahapan yang terjadi dalam metode
prototype
. Dalam implementasi metode
prototype
pada perancangan sistem konservasi air kabupaten Semarang tahapan yang terjadi adalah 1 Tahap
pengumpulan kebutuhan
listen to customer
2 tahap perancangan
buildrevise mock-up
3 Tahap evaluasi
prototype Customer Test-Drives Mock-Up.
Pada tahapan pertama
listen to customer
dilakukan wawancara dengan client mengenai kebutuhan sistem,output yang diinginkan serta data referensi terkait
yang dapat membantu memberikan gambaran perancangan sistem. Pada tahap perancangan dilakukan pembuatan prototype dari sistem
pengolahan data dan konservasi air. Pertama tama perancangan sistem mulai dibuat dengan menggunakan UML
Unified Modeling Language
. Pembuatan
prototype
didasarkan pada kebutuhan dari target pengguna sistem, yaitu pengelola sistem serta guest. Data dan informasi yang didapatkan pada tahap sebelumnya,
mulai diimplementasikan menjadi table - tabel data serta rancangan sistem pengolahan data, perhitungan kerapatan sungai dan konservasi menggunakan
logika fuzzy.
UML
Unified Modeling Language
yang digunakan dalam perancangan sistem terdiri dari
use case diagram
dan
class diagram
.
Use case diagram
merupakan rancangan keseluruhan sistem yang ingin dikembangan. Terdiri dari aktor yang mengisi sistem dan aktivitas apa saja yang bisa mereka lakukan.
Sedangkan
Class diagram
menjelaskan tabel apa saja yang dibutuhkan pada sistem yang akan dibangun serta relasi antartabel yang ada.
Gambar 7 Use Case Diagram Sistem
10
Seperti yang terlihat pada Gambar 7 peran Administrator adalah menangani manajemen data
master
meliputi
add
data,
update
data,
delete
data serta
view
baik data kecamatan, desa per kecamatan, curah hujan, jenis tanah, kemiringan lereng
serta klasifikasi per parameter semua proses manipulasi yang dilakukan oleh administrator nantinya akan ditampilkan pada peta. Sedangkan
guest
hanya bisa mengakses dan melihat halaman peta.
Gambar 8 Class Diagram Sistem
Class diagram
menunjukan relasi antara tabel dengan sistem yang sudah dibangun. Relasi tersebut adalah relasi
one to one
,
one to many
, dan
many to one
. Relasi
one to one
terjadi pada tabel kerapatan_sungai dan panjang_sungai, relasi
one to many
terjadi pada 1tabel klasifikasi dengan tabel curah_hujan, jenis_tanah, kemiringan_lereng, kerapatan_sungai, klasifikasi_d 2tabel petugase dengan tabel
curah_hujan, jenis_tanah, kemiringan_lereng, kerapatan_sungai.Sedangkan relasi
many to one
terjadi pada tabel desa_koordinat dengan desa, kecamatan_koordinat dengan kecamatan, desa dengan kecamatan.
Setelah perancangan UML, dilakukan perancangan arsitektur
Model View Controller
pada sistem yang dibuat. Perancangan dilakukan dengan memilah bagian aplikasi yang tergolong pada komponen
model
,
view
atau
controller
. Selain itu juga dilakukan perancangan
interface
sistem sebagai media interaksi antara user dengan sistem.
Pada tahap
Customer Test-Drives Mock-Up
dilakukan uji dan evaluasi
prototype
oleh
client
. Evaluasi
prototype
digunakan untuk mendapatkan umpan balik apakah aplikasi sudah sesuai dengan kebutuhan
user
. Evaluasi dilakukan
11
dengan cara wawancara. Jika hasil uji dan evaluasi
prototype
belum sesuai dengan kebutuhan
user
, didapatkan bahwa aplikasi memiliki kekurangan maka kembali pada tahap sebelumnya, yaitu
buildrevise mock-up
demikian hingga sistem dianggap sesuai kebutuhan pengguna.
Pada proses penelitian ini sistem melewati 3 proses prototype.
4. Hasil dan Pembahasan