Hasil dan Pembahasan T1 672009101 Full text

11 dengan cara wawancara. Jika hasil uji dan evaluasi prototype belum sesuai dengan kebutuhan user , didapatkan bahwa aplikasi memiliki kekurangan maka kembali pada tahap sebelumnya, yaitu buildrevise mock-up demikian hingga sistem dianggap sesuai kebutuhan pengguna. Pada proses penelitian ini sistem melewati 3 proses prototype.

4. Hasil dan Pembahasan

Hasil implementasi dari penelitian ini adalah penyajian informasi konservasi air kabupaten Semarang dalam bentuk visualisasi peta dengan memanfaatkan fitur yang ada pada Google Maps API yang ditambahkan ke dalam website dengan menggunakan Javascript. Proses pemetaan pada sistem aplikasi diimplementasikan dengan mengolah 4 data utama yang ada pada database yaitu : curah hujan, kemiringan lereng, kerapatan sungai, jenis tanahporositas dan permeabilitas dengan menggunakan logika fuzzy . Hasil proses pengolahan data ini kemudian akan ditampilkan pada halaman browser client dan admin dalam bentuk Sistem Informasi GeografisSIG. Masuk ke pembahasan sistem, dalam sistem yang dirancang digunakan fungsi login untuk membedakan 2 user akses yaitu admin dan guest . Jika login sebagaiadmin valid maka sistem akan menampilkan halaman sesuai dengan hak akses login . Untuk halaman dengan hak akses admin akan terdapat 5 tab tampilan peta curah hujan,jenis tanah,kemiringan lereng,kerapatan sungai dan konservasi tanah dan air serta beberapa link untuk memanipulasi data master yaitu kecamatan, desa, curah hujan, jenis tanah, kemiringan lereng, kerapatan sungai, konservasi, klasifikasi serta link logout karena admin memiliki hak akses penuh menuju semua fungsi dalam sistem. Proses manipulasi data meliputi : add, edit, delete, view list data, search, select all, disselect all, refresh serta paging Berikut adalah tampilan halaman administrator seperti pada Gambar 9. Gambar 9 Tampilan Halaman Administrator Untuk memanipulasi data kecamatan dan desa dapat dilakukan dengan memilih sub menu kecamatan dan desa pada menu master dimana admin bisa 12 memanipulasi letak auto center sebuah kecamatan serta dapat memanipulasi letak label nama kecamatan dan desa seperti yang terlihat pada Gambar 10. Kode Program 1 Kode Javascript Google Maps API function initialize { var mapOptions = { zoom: ?php echo zoomid;?, center: new google.maps.LatLng?php echo lati_center;?, ?php echo longi_center;?, scaleControl:true, mapTypeId: google.maps.MapTypeId.ROADMAP } var map = new google.maps.Mapdocument.getElementByIdmap-canvas,mapOptions; Gambar 10 Form Manipulasi Data Kecamatan dan Desa Untuk memanipulasi data utama curah hujan, jenis tanah, kerapatan sungai, kemiringan lereng dapat dilakukan dengan memilih sub menu curah hujan, jenis tanah, kerapatan sungai, kemiringan lereng pada menu master dimana admin bisa memanipulasi data –data tersebut yang nantinya akan diolah untuk perhitungan fuzzy konservasi dan ditampilkan pada peta. Dari 4 data yang ada, proses pengisian data kerapatan sungai sedikit berbeda karena untuk mengisi data kerapatan sungai berkaitan erat dengan visualisasi peta seperti yang diperlihatkan pada Gambar 11. Gambar 11 Visualisasi Peta Data Kerapatan Sungai 13 Kode Program 1 Kode Program Perhitungan indeks kerapatan sungai psungai = panjang skala_peta; psungai_km = psungai 100000; a = jml_grid 1 skala_peta skala_peta; a_km = a10000000000; Dd = psungai_km _km; Kode program 1 menunjukkan bagaimana proses perhitungan untuk data kerapatan sungai dengan beberapa parameter yang diperlukan yaitu panjang sungai pada peta, jumlah grid per desa, skala peta. Hasil perhitungan akan ditentukan berada pada klasifikasi kerapatan sungai rendah, sedang, tinggi atau sangat tinggi. Untuk proses perhitungan fuzzy untuk konservasi dapat dilakukan dengan memilih sub menu konservasi pada menu master dimana admin dapat melakukan proses perhitungan dengan menekan tombol add lalu pilih kecamatan yang diinginkan dan tekan proses untuk mendapatkan nilai konservasi seperti yang diperlihatkan pada Gambar 12. Gambar 12 Form Manipulasi Data Konservasi Nilai konservasi hasil perhitungan fuzzy setiap desa yang sudah diolah pada halaman admin nantinya akan ditampilkan pada halaman peta konservasi seperti yang diperlihatkan pada Gambar 13. Gambar 13 Tampilan Peta Konservasi 14 Kode Program 2 Kode Program Perhitungan Konservasi alpha[key]= arraycurah_hujan[key][fz],kerapatan_sungai[key][fz],kemiringan_lereng[k ey][fz],porositas[key][fz],permeabilitas[key][fz]; mn = minalpha[key]; z = nilai2 - mn nilai2-nilai1; z2 = mnzmn; hasil = this-insert_to_konservasiid,z2,key; Kode program 2 merupakan sepotong bagian perhitungan fuzzy untuk konservasi dimana hasil proses fuzzifikasi ditampung dalam array lalu digunakan fungsi min untuk mencari nilai terkecil di dalam array. Lalu dari hasil tersebut akan dilakukan proses defuzzifikasi untuk mendapatkan nilai crisp konservasi. Untuk penerapan logika fuzzy akan diambil contoh Kecamatan Bergas Desa Pagersari tapi perlu diingat data yang terlihat adalah data sample, untuk data sesungguhnya dapat diubah pada proses manajemen admin. Seperti yang terlihat pada Gambar 13, desa Pagersari mempunyai 5 data utama untuk diolah menggunakan logika fuzzy yaitu curah hujan = 25 mm24jam, kemiringan lereng = 9 , kerapatan sungai = 1,3 km �� 2 , porositas = 44 , permeabilitas = 4 cmjam. Berdasarkan data diatas akan dilakukan perhitungan fuzzy untuk konservasi melalui 3 tahap fuzzification, inference, defuzzification . Sebelumnya akan dicantumkan klasifikasi tiap data, kurva fungsi keanggotaan serta fungsi keanggotaan untuk tiap data utama, berikut klasifikasi yang digunakan dalam sistem untuk proses fuzzification sebagai berikut: Klasifikasi Curah HujanCH[16] Klasifikasi KemiringanKL[3] Sangat Ringan = 5 mm24jam DatarLandai = 0 – 5 Ringan = 5 – 20 mm24jam Bergelombang = 5 – 10 Sedang = 20 – 50 mm24jam Berbukit = 10 – 30 Lebat = 50 – 100 mm24jam Terjal = 30 Sangat Lebat = 100 mm24jam Klasifikasi PorositasPS[18] Klasifikasi PermeabilitasPM[17] Sangat Porous = 80 – 100 Sangat Lambat = 0.125 cmjam Porous = 60 – 80 Lambat = 0.125 – 0.5 cmjam Baik = 50 – 60 Agak Lambat = 0.5 – 2 cmjam Kurang Baik = 40 – 50 Sedang = 2 – 6.25 cmjam Jelek = 30 – 40 Agak Cepat = 6.25 – 12.5 cmjam Sangat Jelek = 0 – 30 Cepat = 12.5 – 25 cmjam Sangat Cepat = 25 cmjam Klasifikasi Kerapatan SungaiKS[19] Poin dan Range Konservasi Rendah = 0.25 km �� 2 Klasifikasi I = 10 poin,1-10 Sedang = 0.25 – 10 km�� 2 Klasifikasi II = 20 poin,11 - 20 Tinggi = 10 – 25 km�� 2 Klasifikasi III = 30 poin,21 - 30 Sangat Tinggi = 25 – 40 km�� 2 Klasifikasi IV = 40 poin,31 - 40 Klasifikasi V = 50 poin,41 - 50 15 Untuk kurva fungsi keanggotaan untuk setiap data utama dapat dilihat pada Gambar 14. A B C D E Gambar 14 AKemiringan Lereng BKerapatan Sungai CPermeabilitas DPorositas ECurah Hujan Fungsi keanggotaan untuk data kemiringan lerengKL : µDatarLandai = 0 ; � 10 10−� 5 ; 5 � 10 1 ; � 5 µAgakCuram = 0 ; � 5 � 30 �−5 5 ; 5 � 10 30 −� 20 ; 10 � 30 µCuram = 0 ; � 30 � 50 �−10 20 ; 10 � 30 50 −� 20 ; 30 � 50 µSangatCuram = 0 ; � 30 �−30 20 ; 30 � 50 1 ; � 50 Fungsi keanggotaan untuk data kerapatan sungaiKS : 16 µRendah = 0 ; � 10 10−� 9,75 ; 0,25 � 10 1 ; � 0,25 µSedang = 0 ; � 0,25 � 25 �−0,25 9,75 ; 0,25 � 10 25 −� 15 ; 10 � 25 µTinggi = 0 ; � 10 � 35 �−10 15 ; 10 � 25 35 −� 10 ; 25 � 35 µSangatTinggi = 0 ; � 25 �−25 10 ; 25 � 35 1 ; � 35 Fungsi keanggotaan untuk data permeabilitasPM : µSangatLambat = 1 ; � 0,125 0,5 − � 0,375 ; 0,125 � 0,5 0; � 0,5 µLambat = 0 ; � 0,125 � 2 �−0,125 0,375 ; 0,125 � 0,5 2 −� 1,5 ; 0,5 � 2 µAgakLambat = 0 ; � 0,5 � 6,25 �−0,5 1,5 ; 0,5 � 2 6,25 −� 4,25 ; 2 � 6,25 µSedang = 0 ; � 2 � 12,5 �−2 4,25 ; 2 � 6,25 12,5 −� 6,25 ; 6,25 � 12,5 µAgakCepat = 0 ; � 6,25 � 25 �−6,25 6,25 ; 6,25 � 12,5 25 −� 12,5 ; 12,5 � 25 µCepat = 0 ; � 12,5 � 37,5 �−12,5 12,5 ; 12,5 � 25 37,5 −� 12,5 ; 25 � 37,5 µSangatCepat = 0 ; � 25 �−25 12,5 ; 25 � 37,5 1; � 37,5 Fungsi keanggotaan untuk data porositasPS : µSangatPorous = 0 ; � 80 �−80 20 ; 80 � 100 1 ; 100 µPorous = 0 ; � 60 � 100 �−60 20 ; 60 � 80 100 −� 20 ; 80 � 100 µBaik = 0 ; � 50 � 80 �−50 10 ; 50 � 60 80 −� 20 ; 60 � 80 µKurangBaik = 0 ; � 40 � 60 �−40 10 ; 40 � 50 60 −� 10 ; 50 � 60 µJelek = 0 ; � 0 � 50 �−0 40 ; 0 � 40 50 −� 10 ; 40 � 50 µSangatJelek = 0 ; � 30 30−� 30 ; 0 � 30 1; � 0 Fungsi keanggotaan untuk data curah hujanCH : µSangatRingan = 0 ; � 20 20−� 15 ; 5 � 20 1; � 5 µRingan = 0 ; � 20 � 50 �−5 15 ; 5 � 20 50 −� 30 ; 20 � 50 µSedang = 0 ; � 20 � 100 �−20 30 ; 20 � 50 100 −� 50 ; 50 � 100 µTinggi = 0 ; � 50 � 100 �−50 50 ; 50 � 100 150 −� 50 ; 100 � 150 17 µSangatTinggi = 0 ; � 100 �−100 50 ; 100 � 150 1; � 150 Tahap Fuzzifikasi Himpunan kemiringan lereng : µDatarLandai[9] = 10 – 9 10 - 5 = 0,2 µBergelombang[9] = 9 - 5 10 - 5 = 0,8 Himpunan kerapatan sungai : µRendah[1,3] = 10 – 1,3 10 – 0,25 = 0,89 µSedang[1,3] = 1,3 – 0,25 10 – 0,25 = 0,11 Himpunan porositas : µJelek[44] = 50 – 44 50 – 40 = 0,6 µKurangBaik[44] = 44 – 40 50 - 40 = 0,4 Himpunan permeabilitas : µAgakLambat[4] = 6,25 – 4 6,25 – 2 = 0,53 µSedang[4] = 4 – 2 6,25 – 2 = 0,47 Himpunan curah hujan : µRingan[25] = 50 – 25 50 – 20 = 0,83 µSedang[25] = 25 – 20 50 – 20 = 0,17 Tahap Inferensi Untuk perbandingan AND maka digunakan operator Zadeh min, yaitu mencari nilai derajat keanggotaan terkecil. Dari proses inferensi didapatkan rule fuzzy yang tidak sama dengan 0 yaitu : IF CH = ringan KL = landaidatar PS = jelek KS = sedang PM = sedang THEN klasifikasi 3. α 1 = min0,83; 0,2; 0,6; 0,11; 0,47 = 0,11 � 1 = 30 IF CH = sedang KL = bergelombang PS = kurangbaik KS = sedang PM = agak lambat THEN klasifikasi 3. α 2 = min0,17; 0,8; 0,4; 0,11; 0,53 = 0,11 � 2 = 30 IF CH = sedang KL = landaidatar PS = jelek KS = sedang PM = agak lambat THEN klasifikasi 3. α 3 = min0,17; 0,2; 0,6; 0,11; 0,53 = 0,11 � 3 = 30 18 Tahap Defuzzifikasi Pada tahap ini digunakan metode defuzzification Weight Average Area dengan rumus sebagai berikut : Z = �1∗�1+ �2∗�2+⋯ �1+ �2+⋯ Maka Z = 0.11 ∗30+0.11∗30+0.11∗30 0.11+0.11+0.11 = 9,9 0,33 = 30 Nilai hasil defuzzifikasi merupakan nilai poin konservasi dari desa Pagersari, nilai konservasi desa Pagersari adalah 30 dan berada pada klasifikasi 3. Tahap Evaluasi dan Pengujian Tahap yang selanjutnya adalah proses evaluasi atau pengujian fungsi. Guna mengetahui apakah sistem yang dibangun dapat berjalan dengan baik dan bisa memenuhi tujuan dari penelitian maka perlu dilakukan pengujian terhadap sistem. Pengujian yang dilakukan meliputi pengujian alfa dan beta . Pengujian alfa mencakup pengujian fungsionalitas dari sistem yang dibangun. Pengujian alfa dilakukan dengan metode black box testing , yaitu dengan menguji sistem dengan sebuah input yang benar dan melalui suatu proses akan menghasilkan output yang diinginkan. Saat input yang diberikan dalam suatu proses menghasilkan output yang sesuai maka sistem dinyatakan valid . Hasil dari pengujian alfa dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Pengujian Alpha pada Sistem Pengujian Aksi Hasil Status Menu - menu Navigasi Menekan semua fungsi navigasi pada sistem. Jika berhasil maka halaman sistem akan mengarah kepada halaman tertentu sesuai dengan menu navigasi yang telah ditekan. Valid Fungsi Create,Update. Delete,View,Search CUDVS Fungsi Login dan Logout Logika Fuzzy dan Kerapatan Sungai Lihat,tambah, ubah,hapus, cari data melalui sistem Melakukan login dan logout sebagai administrator Melakukan Jika berhasil maka semua proses CUDVS pada sistem akan berjalan dengan baik Jika berhasil maka semua proses login administrator dapat berjalan dengan baik Jika berhasil maka hasil kedua perhitungan akan Valid Valid Valid 19 perbandingan hasil perhitungan dalam sistem dengan perhitungan manual menghasilkan hasil yang sama Berikutnya dilakukan pengujian beta untuk sistem. Pengujian beta terhadap sistem yang dibangun juga dilakukan dengan melibatkan 25 responden yang merupakan alumnimahasiswa di perguruan tinggi UKSW dengan progdi TI serta mahasiswa pertanian Semarang. Pengujian beta dilanjutkan dengan membagikan kusioner berisi pertanyaan seputar sistem setelah para responden selesai mencoba sistem hingga selesai. Ini bertujuan untuk mengetahui tanggapan pengguna akan perancangan sistem konservasi tanah dan air ini. Berikut hasil kuisioner untuk pengujian beta untuk setiap pertanyaan terlihat pada Tabel 2. Tabel 2 Tabel Hasil Pengujian Beta Kategori Soal 1 Soal 2 Soal 3 Soal 4 Soal 5 Jumlah Baik 22 20 22 21 19 104 Cukup 3 3 2 4 4 16 Kurang 2 1 2 5 25 25 25 25 25 1255 Pada pertanyaan pertama 88 responden 22 orang berpendapat bahwa secara keseluruhan aplikasi sudah dapat berjalan dengan baik. Pada pertanyaan kedua, 80 20 orang responden berpendapat bahwa sistem yang dibuat memiliki tampilan yang mudah dipahami dan digunakan. Dari pertanyaan ketiga didapatkan bahwa 88 22 orang reponden setuju bahwa fungsi –fungsi yang berada dalam sistem sudah bekerja dengan baik. Dari pertanyaan keempat 84 21 orang responden berpendapat perancangan sistem sudah memenuhi tujuan pembuatan sistem yaitu menerapkan logika fuzzy untuk perhitungan konservasi. Dan dari pertanyaan terakhir 76 19 orang responden berpendapat bahwa sistem yang dirancang dapat mengatasi permasalahan yang diangkat dalam penelitian yang dilakukan. Tabel hasil pengujian kuisioner dapat dilihat pada Tabel 3. 20 Tabel 3 Presentase Hasil Pengujian Kuisioner Soal Kategori 1 2 3 4 5 Rata- rata Baik 88 80 88 84 76 83.2 Cukup 12 12 8 16 16 12.8 Kurang 8 4 8 4 100 100 100 100 100 100 Hasil dari pengujianini didapatkan presentase rata-rata jawaban dengan kategori baik sebanyak 83.2. Dari data ini dapat disimpulkan bahwa sistem yang dibangun sudah bisa mewakili proses kerja penelitian Penentuan Daerah Konservasi Tanah dan Air menggunakan logika fuzzy dan dapat memberikan informasi peta yang jelas kepada pengguna.

5. Kesimpulan