6
3. Metode Penelitian
Untuk memudahkan optimalisasi bandwidth pada PT. Asuransi Wahana Tata, Solo maka diperlukan perancangan sistem agar dalam perancangannya nanti
lebih terarah. Perancangan sistem disesuaikan dengan kebutuhan yaitu untuk mengoptimalisasikan bandwidth menggunakan mikrotik dengan teknik traffic
shaping, dengan tujuan dapat membantu PT. Asuransi Wahana Tata, Solo dalam memperbaharui jaringan internet yang sudah ada menjadi lebih optimal dalam
penggunaannya. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi, wawancara, literatur dan eksperimen.
1. Observasi pengamatan
adalah metode
pengumpulan data-data
penunjang, dengan melakukan pengamatan secara langsung pada PT. Asuransi Wahana Tata, Solo yang kemudian diolah dan disimpulkan.
2. Wawancara interview adalah metode dimana metode ini mengajukan pertanyaan-pertanyaan atau tanya jawab secara langsung kepada beberapa
karyawan PT. Asuransi Wahana Tata, Solo untuk mendapatkan data-data penunjang dan untuk melengkapi data-data yang didapat selama
pengamatan langsung.
3. Literatur kepustakaan adalah metode pengumpulan data penunjang dengan pengambilan data-data dari media internet, jurnal-jurnal, dan
beberapa buku referensi yang digunakan sebagai landasan teori dalam penulisan laporan ini.
4. Eksperimen adalah metode dalam melakukan percobaan yang telah direncanakan untuk menghasilkan data untuk menjawab suatu masalah
dengan mengkonfigurasi mikrotik untuk melakukan traffic shaping bandwidth [11].
Setelah menentukan dan melakukan pengumpulan data yang digunakan, maka tahap selanjutnya adalah melakukan pengumpulan kebutuhan, perancangan
sistem dan evaluasi sistem. Tahap ini dimaksudkan untuk membantu dalam membuat alur penelitian berdasarkan teknik yang digunakan sebelumnya. Proses
ini dibutuhkan untuk mempermudah dalam pembuatan sistem yang baru yang akan digunakan pada PT. Asuransi Wahana Tata, Solo.
1. Pengumpulan kebutuhan: Tahap pengumpulan kebutuhan ini dimulai dari pengumpulan data dari hasil wawancara dengan karyawan PT. Asuransi
Wahana Tata, Solo dan hasil dari melakukan observasi langsung yang mana hal ini dibutuhkan untuk membuat perancangan sistem nantinya.
Kemudian pengumpulan bahan dan data bersumber dari buku cetak, jurnal, artikel, dan situs internet untuk mendukung dalam perancangan
sistem ini.
2. Perancangan sistem: Pada bagian ini implementasi dan pembuatan sistem dalam bentuk nyata dilakukan dengan melakukan eksperimen. Pengujian
sistem dilakukan apabila sistem sudah selesai dikonfigurasi, dan tahap selanjutnya adalah menguji sistem tersebut sesuai dengan kebutuhan dari
7 perusahaan tersebut, tahap ini sering disebut dengan istilah testing,
sehingga kesalahan-kesalahan pada sistem dapat dihindari. 3. Evaluasi sistem: Pada tahap ini akan dilakukan evaluasi dari sistem yang
sudah selesai, apakah sesuai dengan yang diharapkan, apabila tidak sesuai maka sistem akan dibangun ulang ataupun diperbaiki melalui tahap
perancangan sistem dan selanjutnya. Perulangan ketiga proses ini terus berlangsung hingga semua kebutuhan terpenuhi.
Setelah melalui tahap-tahapan sebelumnya maka diperlukan pembuktian atau pengujian terhadap data-data yang telah didapat sebelumnya, kemudian
diujikan berdasarkan flowchart pembuatan sistem pada Gambar 2. Setelah mendapatkan data-data tersebut kemudian dilakukan pengujian dengan mikrotik
router RB 750 yang telah diatur sebelumnya agar mampu berjalan sesuai dengan diagram alir traffic shaping pada Gambar 1. Perancangan dan pembuatan sistem
ini menggunakan software microsoft visio sebagai dasar pembuatan sistem dan software internet download manager browser untuk sistem pengujian.
Kemudian flowchart digunakan untuk mempermudah penyelesaian suatu masalah, khususnya masalah yang perlu dipelajari dan dievaluasi lebih lanjut. Proses
perancangan dan pembuatan sistem dapat dijelaskan dengan flowchart pada Gambar 2.
start
Analisa Kebutuhan
Menentukkan Kelengkapan data
kebutuhan
Perancangan pembuatan sistem
Pengujian sistem
Berhasil
tidak
end
ya
Gambar 2 Diagram Alir Penelitian Flowchart
8 Gambar 2 merupakan proses diagram alir penelitian dimana pada tahap
analisa kebutuhan memuat daftar perlengkapan yang dibutuhkan dalam perancangan. Kemudian pada tahap pengecekan perlengakapan yang dibutuhkan,
berupa software seperti microsoft visio, winbox, internet download manager dan hardware seperti laptop, router mikrotik, dan modem ADSL speedy. Proses
perancangan dan pembuatan sistem meliputi pemetaan ekstensi file dan mengkategorikannya menjadi 2 bagian yaitu penting dan tidak penting.
Selanjutnya melakukan pengujian hasil pembuatan sistem untuk mengecek apakah sistem tersebut dapat berjalan atau tidak. Setelah proses-proses yang dilakukan
tadi berhasil dilakukan dan tidak menimbulkan adanya sebuah kesalahan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penelitian telah selesai.
Berdasarkan Tabel 1 ekstensi file pada kolom penting merupakan daftar ekstensi file yang akan diberi bandwidth lebih tinggi, sedangkan kolom tidak
penting mendapatkan bandwidth yang lebih rendah. Berdasarkan hasil penelitian di PT. Asuransi Wahana Tata, Solo didapatkan data mengenai jenis ekstensi file
yang dikategorikan penting Limit Tinggi dan tidak penting Limit Rendah antara lain:
Tabel 1 Ekstensi File
Penting Limit Tinggi Tidak Penting Limit Rendah
.doc .docx
.ppt .pptx
.xls .xlsx
.pdf .rar
.mp3 .mp4
.avi .mkv
.3gp .flv
.exe Ketentuan pada Tabel 1 didapatkan selama melakukan penelitian di PT.
Asuransi Wahana Tata, Solo dimana data yang didapat berdasarkan permintaan dari perusahaan tersebut, namun data ini bisa bertambah atau berkurang seiring
jalannya waktu tergantung dari kebutuhan perusahaan tersebut. Data ini pula yang digunakan sebagai acuan dalam proses traffic shaping pada Gambar 1.
Kapasitas bandwidth pada PT. Asuransi Wahana Tata, Solo adalah up to 1Mbps, yang mencakup ruang customer service, ruang klaim, ruang underwriting,
ruang keuangan dan umum, ruang marketing, dan ruang pimpinan. Belum adanya manajemen bandwidth menyebabkan aliran kuota tidak stabil sehingga bandwidth
yang diterima tidak menentu besar kecil kapasitasnya. Dalam penelitian ini dibuat rancangan jaringan baru dengan tujuan jaringan yang baru ini bisa membuat
perubahan bagi perusahaan dimana jaringan internet lebih stabil.
Pusat jaringan yang ada di PT. Asuransi Wahana Tata, Solo berada di ruang keuangan dan umum dimana terdapat tiga buah komputer yang digunakan
oleh karyawan kemudian sebuah adsl modem dari Speedy dan sebuah switch dan access point yang berfungsi untuk membagi jaringan ke client lainnya. Namun
dalam penelitian ini ditambahkan sebuah router mikrotik sebagai alat optimalisasi bandwidth dengan menggunakan teknik traffic shaping.
9
Gambar 3 Pemetaan Jaringan di PT. Asuransi Wahana Tata, Solo
Gambar 3 menunjukkan pemetaan jaringan di PT. Asuransi Wahana Tata, Solo pemetaan jaringan ini dibuat dengan maksud untuk
mempermudah dalam perancangan sistem nantinya. Pada ruang customer service terdapat tiga buah komputer, ruang klaim dan ruang pimpinan terdapat satu buah
komputer, ruang marketing terdapat dua buah komputer, ruang underwriting terdapat tujuh buah komputer dan ruang keuangan dan umum terdapat sebuah
modem ADSL, sebuah access point, sebuah switch, dan tiga buah komputer ditambah router mikrotik. Router mikrotik digunakan sebagai alat optimalisasi
bandwidth dengan menggunakan teknik traffic shaping. Bandwidth rata-rata yang diterima dari Speedy adalah 846kbps yang kemudian diterima oleh router
mikrotik. Bandwidth yang diterima tadi kemudian dibagi menjadi dua yaitu kategori penting dan tidak penting melalui router mikrotik. File penting
mendapatkan 800kbps dan file tidak penting mendapatkan 64kbps, bandwidth itulah yang akan diteruskan switch yang kemudian dibagikan ke client lainnya.
4.
Hasil dan Pembahasan
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan membantu PT. Asuransi Wahana Tata, Solo untuk melakukan pengaturan sebuah management bandwidth ataupun
menata ulang sebuah skema baru dengan harapan mendapatkan hasil yang lebih baik. Hasil tes awal akan dibagi menjadi beberapa bagian, antara lain:
1. Kecepatan jaringan internet yang didapat di PT. Asuransi Wahana Tata, Solo dan kecepatan client dalam browsing di internet.
2. Kecepatan client dalam men-download sebuah file di internet dengan web browser.
3. Kecepatan client dalam men-download sebuah file di internet dengan
menggunakan software Internet Download Manager.
10 4.
Kecepatan client dalam mengakses video streaming seperti youtube dan sebagainya.
Hal yang pertama dilakukan adalah melihat seberapa besar bandwidth yang didapat oleh PT. Asuransi Wahana Tata, Solo dengan menggunakan bantuan
speedtest dari www.telkomspeedy.com. Bandwidth yang didapat PT. Asuransi Wahana Tata, Solo dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4 Proses Pengecekan Kecepatan Bandwidth
Berdasarkan pengamatan data pada Gambar 4 bandwidth internet yang didapat selama melakukan pengujian tiga kali, didapatkan kecepatan sebesar
845kbps, 820kbps dan 875kbps dengan rata-rata 846kbps. Bandwidth ini nantinya yang akan digunakan oleh 17 karyawan dalam aktivitas kesehariannya
menggunakan internet.
Pada tahap selanjutnya hal yang dilakukan adalah menggumpulkan data menggenai kecepatan jaringan internet pada saat client melakukan aktivitas
sehari-harinya. Aktivitas tersebut antara lainnya adalah aktivitas saat browsing, download tanpa IDM, download dengan IDM dan streaming video. Aktivitas
browsing, aktivitas browsing disini dapat dilihat dengan menggunakan fasilitas dari mikrotik yaitu menggunakan sub menu torch untuk lebih jelasnya bisa dilihat
pada Gambar 5.
Gambar 5 Tampilan untuk Mengawasi Bandwidth saat Browsing
11 Pada Gambar 5 router mikrotik menunjukkan kapasasitas bandwidth yang
didapat oleh client menggunakan sub menu torch. Realtime traffic monitoring torch digunakan untuk memonitor traffic yang melewati interface berdasarkan
protokol, sumber, dan tujuan serta port. Torch menampilkan traffic protokol dan kecepatan saat diterima dan dikirim. Dalam percobaan ini data yang didapat
adalah Tx Rate sebesar 66.6kbps dan Rx Rate sebesar 20.3kbps. Tx Rate adalah download data atau jumlah data yang diterima atau masuk ke mikrotik via
ethernet 1. RX Rate adalah upload data atau jumlah data yang keluar dari mikrotik via ethernet 1, dan dalam kasus ini di nyatakan dengan kbps.
Aktivitas download tanpa IDM, untuk pemakaian bandwidth dengan tidak menggunakan limiter pembatas, bandwidth yang mengalir pada client tentunya
berjalan dengan tidak teratur. Misalkan saja ketika salah seorang user men- download suatu file, otomatis user yang lain akan menggunakan bandwidth yang
tersisa dari orang yang yang men-download pertama tadi. Misalkan user melakukan proses download yang dilakukan oleh salah satu client yaitu sebesar
30kBps, otomatis kecepatan bandwidth yang tersisa untuk 16 client lainnya adalah sebesar 70kBps baik itu untuk proses browsing ataupun download setelahnya,
dengan estimasi kecepatan maksimum yang didapatkan adalah 100kBps.
Aktivitas download dengan IDM, Dalam proses download, ada kalanya client menginstall software tambahan yang digunakan untuk mempermudah
proses download. Karena dengan ditambahkannya software ini maka proses download dapat di resume, ketika nantinya terjadi internet putus. Akan tetapi
dengan menggunakan software Internet Download Manager dapat menyebabkan kecepatan internet menjadi terpusat ke client yang menggunakan software IDM
tersebut. Karena prinsip kerja dari IDM melakukan proses download suatu file secara partial ke semua server mirror dari file tersebut. Jadi untuk men-download
sebuah file dengan IDM menggunakan fasilitas server mirror yang disediakan oleh IDM untuk men-download file tersebut secara partial sehingga file tersebut
lebih cepat ter-download.
Aktivitas streaming video, Salah satu hal yang dapat menyebabkan penurunan kecepatan internet adalah pengaksesan video streaming di internet
seperti Youtube, Vimeo maupun situs berita online yang didalamnya terdapat konten video streaming, seperti detik.com, kompas.com, dll. Situs media
streaming tersebut digunakan oleh beberapa client untuk mencari data yang dibutuhkan oleh perusahaan. Akan tetapi semakin banyaknya client yang
mengakses situs streaming ini maka akan menyebabkan penurunan kecepatan akses internet bagi client-client yang lain.
Pada saat pengujian menggunakan youtube, browser mengakses secara partial untuk streaming youtube. Hal ini terlihat pada torch mikrotik bahwa client
yang mengakses youtube mempunyai beberapa channel yang mengakses port HTTP. Channel disini jumlah dan besar Tx Rate download-nya tentunya bisa
berubah-ubah tergantung video streaming yang diputar. Pada Gambar 6 terlihat untuk proses akses video streaming membutuhkan bandwidth sebesar 457kbps.
Jika client yang semakin banyak membuka video streaming maka semakin menurun bandwidth internet yang tersisa yang dapat digunakan untuk browsing.
12
Gambar 6 Tampilan untuk Memonitor Bandwidth saat Akses Youtube
Berdasarkan hasil tes awal dapat disimpulkan tidak digunakannya limiter dalam sebuah aktivitas internet dalam sebuah perusahaan dapat menyebabkan
ketidakstabilan akses internet yang akan digunakan oleh client lainnya. Oleh karena itu diperlukannya optimalisasi bandwidth di perusahaan tersebut dengan
mengunakan mikrotik dengan teknik traffic shaping. Optimalisasi pada proses kali ini adalah proses optimalisasi bandwidth internet. Bandwidth internet yang
dioptimalisasi ialah bandwidth download pada client sehingga ketika client melakukan download baik menggunakan IDM atau tidak, maupun streaming tidak
akan mengganggu aktivitas browsing yang digunakan oleh client lainnya.
Bandwidth PT. Asuransi wahana
Tata, Solo. 846kbps
Proses download 800Kbps
Parent Download Utama
Aktifitas Client
end start
download
Ekstensi pentingtidak
Download tidak penting
64kbps browsing
tidak ya
Gunakan IDM tidak
tidak Filter Rules
Menggunakan Layer 7
ya Koneksi
Client
Gambar 7 Proses Pengaturan Bandwidth
13 Traffic yang digunakan dalam jaringan internet di PT. Asuransi Wahana
Tata, Solo adalah sebesar 846kbps, kecepatan internet tersebut adalah kecepatan yang digunakan baik untuk proses download maupun proses browsing untuk
proses download dalam penelitian kali ini akan diatur sebesar 800kbps. Jadi nantinya apabila user melakukan streaming youtube ataupun men-download file
yang merupakan ekstensi penting maka akan masuk dalam pembagian yang ini. Traffic download ini nantinya akan menjadi parent induk dari traffic file yang
tidak penting. Untuk limiter file tidak penting adalah sebesar 64kbps Jika user men-download sebuah file yang termasuk ekstensi tidak penting, maka akan
masuk dalam limiter ini. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 7.
Memisahkan antara traffic internet browsing dan traffic internet download. Dalam pembatasan bandwidth internet untuk pemisahaan antara traffic browsing
dan download digunakan fasilitas mangle dalam mikrotik dan diatur dalam Connection Bytes sebesar 262144-4294967296 bytes artinya batas ukuran file
terkecil yang di-filter adalah 256kb dan batas tertinggi adalah 4gb dimaksudkan supaya user lain yang browsing bandwidthnya stabil. Jadi ketika ada client yang
mengakses internet, maka mikrotik akan mengecek dengan sendirinya bahwa aktivitas tersebut merupakan aktivitas download atau aktivitas browsing. Jika
aktivitas browsing maka aktivitas client tersebut tidak akan dibatasi oleh client jika aktivitas tersebut merupakan aktivitas download maka akan dibatasi oleh
mikrotik secara otomatis. Cara pemisahan traffic browsing, download penting, dan download tidak penting bisa dilihat dalam Gambar 8 dan Gambar 9.
Gambar 8 Memisahkan Traffic Download dan Browsing
Pada Gambar 8, pada New Queue kolom Name diisikan Download, kemudian kolom Parent pilih global-out artinya segala traffic yang keluar atau
yang diminta akan diambil dari komputer client. Pada kolom Packet Marks pilih Download didapat dari konfigurasi sebelumnya. Pada kolom Queue Type pilih
main-download yang didapat dari konfigurasi sebelumnya. Pada kolom Max Limit diisikan 800k yang menandakan batas bandwidth maksimal yang didapat saat
download.
14 Memisahkan traffic download file berekstensi penting dan file berekstensi
tidak penting. File berekstensi penting seperti doc, docx akan ikut pembatasan traffic download sebelumnya yaitu dari pemisahan traffic browsing. Ekstensi file
tidak penting akan dipisahkan lagi menjadi sebesar 64kbps. Bandwidth sebesar 64kbps inilah yang nantinya akan digunakan apabila client men-download
ekstensi file tidak penting.
Gambar 9 Pengaturan Ekstensi File Tidak Penting
Pada Gambar 9, pada kolom name diisikan Download Tidak Penting sebagai penanda kemudian pada kolom Parent pilih global-in artinya segala
traffic yang masuk dari luar atau internet. Pada Packet Marks pilih download-tp yang didapat dari konfigurasi sebelumnya. Kemudian pada kolom Max Limit
dibatasi 64k tentu saja itu bisa berubah tergantung kebutuhan perusahaan.
Hasil optimalisasi bandwidth yang didapat dari melakukan konfigurasi menggunakan router mikrotik dengan teknik traffic shaping adalah menjadikan
bandwidth PT. Asuransi Wahana Tata, Solo tetap stabil walaupun ada client yang download. Pada Gambar 10 menunjukkan traffic dari download yang terjadi di
router mikrotik PT. Asuransi Wahana Tata, Solo. Tanda merah menunjukkan bahwa bandwidth tersebut mencapai batas maksimal download yang telah
ditentukan yaitu 800kbps.
Gambar 10 Traffic Download pada Mikrotik
15 Pada Gambar 10 terlihat proses download dari kategori penting yaitu
berekstensi .pdf dan menggunakan web browser sebagai media download-nya. Hasil dari kecepatan rata-rata dari download tersebut adalah sebesar 498kbps yang
dapat dilihat dari menu mikrotik walaupun hasil download melalui web browser hanya menunjukkan sebesar 51kBps. Hasil tes ini menunjukkan optimalisasi
bandwidth yang dilakukan berhasil karena tidak melebihi batasan kecepatan yang sudah ditentukan.
Pada Gambar 11 menunjukkan traffic dari download file tidak penting yang terjadi di router mikrotik. Tanda merah menunjukkan bahwa bandwidth
tersebut mencapai batas maksimal download yang telah ditentukan yaitu 64kbps. Tes download sebuah file ini menggunakan IDM sebagai media download-nya.
Cara untuk membatasi traffic download dari IDM digunakan filter rules yang dikonfigurasi di router mikrotik. Hasilnya kecepatan yang didapat adalah sebesar
8kBps. Gambar 11 menunjukkan proses download dari kategori file tidak penting yaitu file berekstensi .exe. Hasil dari kecepatan rata-rata dari download tersebut
adalah 66kbps jika dilihat dari menu mikrotik dan hasil yang didapat dari tes download dengan IDM sebesar 8kBps.
Gambar 11 Traffic Download File Tidak Penting pada Mikrotik
Dalam segi efisiensi pada sistem baru dengan menggunakan router mikrotik Gambar 10 dan Gambar 11 nampak lebih baik, dimana telah
digunakannya teknologi traffic shaping untuk membatasi bandwidth untuk download. Sehingga pada PT. Asuransi Wahana Tata, Solo mendapatkan
bandwidth yang lebih stabil walaupun ada client yang sedang download.
Hasil tes dengan menggunakan router mikrotik ini, difungsikan untuk membatasi aktivitas streaming video dan download baik menggunakan IDM atau
tidak dari user. Dalam Gambar 10 dan Gambar 11 bandwidth yang dibatasi untuk file penting sebesar 800kbps dan file tidak penting sebesar 64kbps, pada saat salah
satu user melakukan aktivitas browsing, download dan streaming video maka bandwidth akan dimaksimalkan dan jika user secara bersamaan melakukan
aktivitas browsing, download dan streaming video maka bandwidth akan dibagi rata sesuai jumlah client yang terkoneksi dengan router. Misalkan satu user
16 melakukan download file penting maka bandwidth yang didapat adalah 800kbps
namun jika ditambahkan satu user lagi maka bandwidth yang didapat masing- masing user adalah 400kbps demikian seterusnya. Tes ini sudah dilakukan
beberapa kali dan menghasilkan kecepatan rata-rata yang berbeda-beda namun dari hasil tes yang dilakukan kecepatan rata-rata yang didapat tidak melebihi dari
kecepatan yang sudah ditentukkan sebelumnya sehingga aktivitas browsing-pun tetap lancar.
Perbandingan antara sistem lama dengan sistem baru dimana sistem yang lama pada PT. Asuransi Wahana Tata, Solo belum menggunakan mikrotik
routerOS sedangkan sistem yang baru sudah ditambahkan mikrotik routerOS sebagai solusinya, dimana didalamnya sudah dikonfigurasi dengan menggunakan
teknik traffic shaping. Perbedaan yang didapatkan dari hasil uji coba tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem lama belum memakai management bandwidth,
bandwidth saat download melambat, dan akses jaringan internet tidak stabil. Sistem baru sudah menerapkan management bandwidth, bandwidth saat download
tetap stabil dengan adanya traffic shaping, dan akses jaringan internet lebih baik dan lebih sesuai. Perbandingan tersebut bisa dibuktikan dengan Tabel 2
sebagaimana hasil dari pengujian sistem tersebut.
Pada tabel pengujian sistem ini dibedakan menjadi dua yaitu pengujian sistem lama atau sebelum menggunakan router mikrotik dan pengujian sistem
baru atau sesudah menggunakan router mikrotik yang sudah dikonfigurasi. Pengujian ini baik sistem lama maupun sistem baru dilakukan dengan dua cara
yaitu menggunakan web browser dan IDM. Uji coba ini dilakukan dengan men- download file yang berbeda-beda berdasarkan kategori ekstensi file yang sudah
ditentukan sebelumnya atau berdasarkan Tabel 1.
Tabel 2 Hasil Pengujian Sistem
Sistem Lama Sebelum Konfigurasi Sistem Baru Sesudah Konfigurasi
Hasil Pengujian dengan Web Browser Hasil Pengujian dengan Web Browser
File Penting Kecepatan Rata-Rata
File Penting Kecepatan Rata-Rata
.pdf 73 kBps
.pdf 74 kBps
.docx 74 kBps
.docx 73 kBps
.ppt 69 kBps
.ppt 70 kBps
File Tidak Penting Kecepatan Rata-Rata
File Tidak Penting Kecepatan Rata-Rata
.exe 101 kBps
.exe 7 kBps
.mp3 87 kBps
.mp3 7 kBps
.flv 81 kBps
.flv 6 kBps
Hasil Pengujian dengan IDM Hasil Pengujian dengan IDM
File Penting Kecepatan Rata-Rata
File Penting Kecepatan Rata-Rata
.pdf 90 kBps
.pdf 82 kBps
.docx 82 kBps
.docx 79 kBps
.ppt 88 kBps
.ppt 85 kBps
File Tidak Penting Kecepatan Rata-Rata
File Tidak Penting Kecepatan Rata-Rata
.exe 118 kBps
.exe 7 kBps
.mp3 116 kBps
.mp3 8 kBps
.flv 110 kBps
.flv 6 kBps
17 Pada Tabel 2 pengujian dilakukan pada satu client saja yang mana
bandwidth yang didapat adalah bandwidth maksimal dari PT. Asuransi Wahana Tata, Solo. Dalam pengujian ini semakin besar bandwidth yang didapat seorang
client menandakan bahwa semakin lambat koneksi yang didapat oleh client lainnya. Sehingga bisa ditarik kesimpulan dari pengujian sistem ini bahwa
semakin kecil bandwidth untuk download yang didapat maka semakin baik koneksi internetnya dengan catatan hanya satu client yang melakukan aktifitas
download-nya atau mengakses internet, jika yang mengakses internet lebih dari satu maka bandwidth yang didapat dibagi sejumlah client yang melakukan
aktifitas menggunakan internet tersebut. Hal ini juga berlaku pada file tidak penting jika ada client yang men-download file tidak penting secara bersamaan
maka bandwidth yang dibatasi untuk file tidak penting akan dibagi sejumlah client yang men-download.
Hasil pengujian sistem ini dikatakan optimal bila seluruh karyawan PT. Asuransi Wahana Tata, Solo bisa melakukan aktivitas kesehariannya tanpa adanya
masalah dengan jaringan internet yang melambat khususnya pada saat melakukan aktivitas browsing. Penelitian ini dikatakan optimal jika bandwidth yang ada yaitu
846kbps bisa dimanfaatkan sepenuhnya baik hanya digunakan satu client atau lebih yang mengakses jaringan internet tersebut. Bandwidth yang dibutuhkan
perusahaan tersebut adalah 850kbps dan kecepatan rata-rata yang didapat adalah 846kbps maka dari itu dalam router mikrotik dibuat pembatasan 800kbps untuk
browsing dan download file penting, kemudian 64kbps untuk download file tidak penting yang mana jika ditotal sebesar 864kbps atau lebih tinggi dari kebutuhan
perusahaan tersebut. Hal ini dilakukan untuk memaksimalkan bandwidth yang ada. Bandwidth yang dibutuhkan perusahaan adalah 850kbps yang kemudian
dibagi untuk 17 client yang mana masing-masing client mendapatkan 50kbps. Hal tersebut terjadi jika semua client menggunakan jaringan internet hanya untuk
browsing saja, namun kenyataannya dalam kesahariaanya ada beberapa client yang men-download file maupun streaming dalam perkerjaannya. Sehingga
bandwidth yang tadinya 850kbps yang seharusnya bisa dibagi 17 client dan mendapatkan 50kbps tiap client-nya, tetapi karena ada yang melakukan aktifitas
download maka bandwidth yang didapat oleh client lainnya hanya sisanya saja atau kurang dari 50kbps tiap client-nya karena ada satu atau lebih client yang
memonopoli jaringan internet tersebut. Oleh karena itulah diperlukan pembatasan dengan menggunakan traffic shaping berdasarkan jenis file yang akan di
download hal ini berfungsi untuk mengatur traffic yang ada menjadi merata sejumlah client yang mengakses jaringan internet tersebut walaupun ada client
yang melakukan aktifitas download maupun streaming. Sebelumnya bandwidth 850kbps dibagi untuk 17 client dan didapatkan 50kbps tiap client, namun angka
tersebut turun disaat ada client yang melakukan aktifitas selain browsing karena bandwidth yang ada diambil oleh client yang melakukan aktifitas download
maupun streaming, dengan adanya traffic shaping, bandwidth 850kbps yang dibagi 17 client tetap 50kbps per-client walaupun bandwidth digunakan untuk
browsing, download dan streaming, karena bandwidth yang ada akan dibagi secara merata sejumlah client yang terkoneksi dengan router mikrotik.
18 Penelitian ini berdasarkan permintaan dari PT. Asuransi Wahana Tata,
Solo yang mana perusahaan tersebut meminta supaya bandwidth internet stabil pada saat mengakses jaringan internet atau pada saat browsing karena tiap-tiap
karyawan membutuhkan jaringan internet dalam pekerjaannya. Perusahaan juga menyetujui konsekuensi yang ada yaitu bandwidth yang diterima rata ke semua
client, baik untuk pimpinan maupun karyawan asalkan bandwidth yang diterima stabil dan bisa digunakan untuk bekerja sehari-harinya. Seandainya bandwidth
yang diterima tidak mencapai rata-rata bandwidth yang seharusnya diterima yaitu 846kbps itu adalah kesalahan dari provider internet Speedy bukan kesalahan dari
router mikrotik yang sudah dikonfigurasi sebelumnya, karena bandwidth yang diterima oleh perusahaan bukan dedicated atau pasti 1Mbps melainkan up to
1Mbps yang menyebabkan aliran kuota tidak stabil sehingga bandwidth yang diterima tidak menentu besar kecilnya. Bandwidth yang dibatasi, dalam hal ini
bisa disesuaikan sesuai permintaan atau kebutuhan perusahaan jika nantinya dirasa kurang oleh perusahaan tersebut.
Hasil uji pada Tabel 2 dilakukan dengan men-download file dari sebuah website dengan jenis dan ukuran file yang sama tiap percobaannya. Misalkan file
.exe berukuran 80MB diujicobakan dengan cara men-download via web browser dan IDM baik diujicoba sebelum atau sesudah menggunakan router mikrotik.
Hasil pengujian sistem menunjukkan perbedaan yang sangat berarti khususnya perbedaan dikategori file tidak penting bisa dilihat dari percobaan menggunakan
IDM misalkan file .exe sebelum menggunakan router mikrotik menghasilkan kecepatan 118kBps dan setelah menggunakan router mikrotik menjadi 7kBps.
Kemudian percobaan file berekstensi .pdf menggunakan web browser sebagai media ujinya, dimana sebelum menggunakan router mikrotik menghasilkan
kecepatan 73kBps disaat melakukan download file dan setelah menggunakan router mikrotik kecepatan yang didapat menjadi 74kBps hal ini terjadi karena
ujicoba dilakukan pada saat hanya satu client saja yang menggunakan jaringan internet. Perbedaan terjadi jika banyak client yang mengakses internet, misal ada
dua client maka bandwidth 74kBps akan dibagi dua dengan client lainnya. Perbedaan tersebut juga terjadi dengan percobaan lain yang dilakukan dengan
pengujian file beresktensi yang berbeda.
Berdasarkan Tabel 2 untuk memudahkan dalam melihat perbedaan yang dihasilkan mengenai perhitungan yang didapat, maka perlu dipahami mengenai
bandwidth yang dibatasi. Sebelumnya untuk file penting dibatasi sebesar 800kbps dan file tidak penting sebesar 64kbps. Namun pada percobaan ini menghasilkan
angka yang lebih besar hal itu terjadi dikarenakan tipe unit yang dipake berbeda. Jika 800kbps sebenarnya bandwidth yang dibatasi adalah 100kBps dan jika
64kbps bandwidth yang dibatasi adalah 8kBps angka tersebut didapat dengan cara dibagi 8 karena 1 bits sama dengan 8 bytes. Oleh karena itu angka yang didapat
pada Tabel 2 kolom sistem baru berkisar 100kBps bandwidth maksimal yang didapat dan 8kBps bukan 800kbps atau 64kbps. Berdasarkan hasil uji tersebut
dapat disimpulkan bahwa pengujian sistem berhasil karena ada berubahan antara sistem lama dengan sistem baru. Perbedaan Tabel 2 juga bisa dilihat dengan
grafik pada Gambar 12 dan Gambar 13.
19
Gambar 12 Grafik Tes Download dengan Web Browser
Gambar 12 menunjukkan grafik dari tes download dengan web browser sebagai media download-nya. Dimana garis biru atau tanda melingkar
menandakan sistem lama dan garis merah atau tanda silang menandakan sistem baru. Jenis ekstensi file .pdf, .docx, dan .ppt adalah kategori file penting yang
dibatasi sebesar 800kbps dan file .exe, .mp3. dan .flv adalah kategori file tidak penting yang dibatasi 64kbps.
Gambar 13 Grafik Tes Download dengan IDM
Gambar 13 menunjukkan grafik dari tes download dengan IDM sebagai media download-nya. Dimana garis biru atau tanda melingkar menandakan sistem
lama dan garis merah atau tanda silang menandakan sistem baru. Jenis ekstensi file .pdf, .docx, dan .ppt adalah kategori file penting yang dibatasi sebesar
800kbps dan file .exe, .mp3. dan .flv adalah kategori file tidak penting yang dibatasi 64kbps.
Berdasarkan hasil optimalisasi bandwidth atau hasil uji sistem dapat disimpulkan bahwa kedua percobaan secara umum dapat digunakan, karena tidak
terjadi kesalahan selama pengujian sistem pada saat melakukan pengujian dengan cara download file, itu terbukti dengan tidak adanya bandwidth yang melebihi dari
bandwidth yang telah ditentukan sebelumnya. Dengan memanfaatkan teknologi traffic shaping pada sistem yang baru, perancangan optimalisasi bandwidth ini
dapat memudahkan pengguna dalam menggunakan internet secara bersamaan dan dapat memudahkan untuk mengontrol ataupun memantau setiap akses jaringan
yang masuk. Hasilnya upload dan download akan maksimal dan cenderung lebih stabil.
Satuan kBps Satuan kBps
20
5. Simpulan