Penggunaan Multimeter listrik arus searah dan komponen elektronika

4 5. Pengendalian Kontrol, yang memungkinkan terjadinya otomatisasi dan sinkronisasi proses. Bentuk-bentuk program software merupakan fungsi pengendalian yang sangat kompleks. 6. Pengubahan Konversi, yakni pengubahan suatu besaran menjadi sinyal listrik atau sebaliknya. Misalnya mengubah suhu menjadi tegangan, posisi menjadi kuat arus, kuat arus menjadi suara, dan lain sebagainya.

B. Penggunaan Multimeter

Multimeter merupakan salah satu alat ukur elektronik yang sangat diperlukan untuk mengukur besaran-besaran seperti kuat arus AC dan DC, tegangan AC dan DC, hambatan, maupun kapasitansi. Selain itu, multimeter juga dapat digunakan untuk pendeteksian, baik mendeteksi rusak-tidaknya komponen maupun mendeteksi nama kaki suatu komponen. Dalam menggunakan multimeter harus memperhatikan macam besaran yang diukur maupun batas ukurnya. Untuk multimeter digital, niali besaran yang terukur pada umumnya ditunjukkan secara langsung oleh angka pada tampilan. Sedangkan untuk multimeter analog, cara membaca nilai besaran yang terukur adalah sebagai berikut : [Hambatan] = [Angka yang ditunjuk jarum] x [Batas ukur Ohm]. Kuat arus Angka yang ditunjuk jarum Atau = x [Batas ukur] Tegangan Skala baca tertinggi Dalam menggunakan multimeter, untuk mendapatkan hasil pengukuran yang tepat dan terhindar dari kerusakan yang tidak disengaja, perlu memperhatikan dan mematuhi hal- hal pokok berikut : a. Sebelum melakukan pengukuran pastikan bahwa jarum menunjuk pada angka nol. untuk pengukuran kuat arus dan tegangan, angka nol-nya ada di sebelah kiri. Untuk pengukuran hambatan, angka nol-nya ada di sebelah kanan dan cara mengenolkannya adalah dengan menghubung-singkatkan kedua colok multimeter diikuti dengan memutar tombol Pengatur 0 Ohm. b. Setiap kali memulai pengukuran pastikan dahulu bahwa kedudukan saklar pemilih batas ukur telah sesuai dengan besaran yang hendak diukur. c. Jika nilai besaran belum dapat diperkirakan, mulailah dengan batas ukur yang paling tinggi. Jika simpangan jarum terlalu kecil baru dipindahkan ke batas ukur yang labih sesuai. d. Pada pengukuran besaran DC, jangan sekali-kali terbalik polaritasnya. Jika polaritas belum dapat dipastikan, sentuh-sentuhkan sesingkat mungkin kedua colok multimeter untuk mendapatkan simpangan jarum yang benar. 5 e. Jika ingin mengakhiri penggunaan multimeter, sebaiknya saklar pemilih batas ukur diletakkan pada posisi OFF mati atau pada Volt-AC tertinggi. Kadang-kadang kita perlu mencurigai bahwa suatu komponen, sekalipun yang baru dan lebih-lebih komponen bekas, belum tentu baik sehingga perlu dipariksa keadaannya. Secara umum, suatu kumponen dikatakan rusak bila spesifikasinya di luar batas-batas yang ditentukan. Tetapi kadang tidak mudah untuk mengukur besaran yang sesuai dengan spesifikasinya. Ada cara sederhana untuk sekedar mengetahui suatu komponen dalam klasifikasi rusak atau masih dapat digunakan. Alat untuk memeriksa keadaan komponen yang demikian itu pada umumnya multimeter yang dipasang pada posisi Ohmmeter. Berikut ini disampaikan rambu-rambu cara untuk mendeteksi keadaan suatu komponen. a. Resistor, jika nilai ukur hambatan suatu resistor ada di luar interval nilai nominal dalam spesifikasinya, maka hambatan itu dikatakan rusak. b. Kapasitor. Terlebih dahulu hubung-singkatkan kedua kaki kapasitor. Untuk kapasitor dengan kapasitansi besar gunakanlah skala ohm yang kecil dan untuk kapasitansi kecil gunakan skala ohm yang besar. Jika colok-colok multimeter dihubungkan pada kaki-kaki kapasitor, maka kapasitor itu berpeluang besar masih baik bila jarum meter menyimpang dan kemudian kembali ke posisi semula dan dalam keadaan rusak bila jarum meter tidak menyimpang sama sekali atau menyimpang dan tidak pernah kembali. c. Induktor termasuk transformator. Jika ujung-ujung induktor dihubungkan dangan colok-colok Ohmmeter, maka induktor itu baik bila jarum meter menyimpang penuh, dan tidak baik bila sebaliknya. Untuk transformator masih perlu dipastikan bahwa antara lilitan primer dan sekunder tidak hubung-singkat dan lilitan-lilitannya juga tidak hubung-singkat dengan intinya. d. Dioda termasuk LED. Dioda dalam keadaan baik bila dikenai panjar maju menunjukkan nilai hambatan yang sangat kecil jarum meter menyimpang penuh dan jika dikenai panjar mundur manunjukkan hambatan yang sangat besar jarum meter tidak menyimpang sama sekali. Dioda dikatakan rusak bila dikanai panjar maju maupun mundur menunjukkan gejala yang sama, keduanya menyimpang atau keduanya tidak menyimpang sama sekali. Cara tersebut tidak berlaku untuk HVR High Voltage Rectifier. Untuk memeriksa LED termasuk 7-segmen, ohmmeter dipasang pada batas ukur x1. Jika LED terpanjar maju akan menyala dan bila terpanjar mundur padam, maka LED tersebut masih baik. LED yang rusak bila dikenai panjar maju dan mundur keduanya menunjukkan gejala padam. e. Transistor. Cara memeriksa transistor seperti cara memeriksa dioda, di mana yang dianggap dioda adalah sambungan basis-emitor dan basis-kolektor. Sedangkan transistor yang masih baik antara emitor dan kolektornya selalu tidak sambung. Jika emitor-kolektornya sambung dapat dipastikan bahwa transistor itu telah rusak. Pemasangan komponen seperti resistor dan kapasitor non polar pada dasarnya tidak mengenal posisi terbalik. Tetapi komponen seperti dioda, transistor, kapasitor polar, dan IC tidak dapat dipasang sembarang. Penempatan kaki-kaki yang keliru dapat berakibat fatal. Kaki-kaki komponen seperti itu memiliki peran tertentu sehingga diberi atribut tertentu pula. Seperti pada dioda dikenal kaki anoda-katoda, pada transistor dijumpai kaki 6 basis-kolektor-emitor, dan sebagainya. Jenis dan nama kaki-kaki suatu komponen dapat dilihat pada buku data yang sesuai. Tetapi tidak mudah untuk mendapatkan buku itu. Dengan multimeter yang diset pada ohmmeter kita dapat menentukan jenis dan nama kaki pada dioda dan transistor. a. Untuk Dioda. Pastikan dahulu bahwa dioda itu baik. Selanjutnya hubungkan kedua colok ohmmeter dengan kaki-kaki dioda. Jika jarum meter menyimpang penuh maka kaki dioda yang terhubung dengan kutub positif baterei meter biasanya colok hitam adalah kaki anoda, dan sebaliknya. b. Untuk Transistor. Pastikan dahulu bahwa transistor dalam keadaan baik, selanjutnya diikuti dengan menentukan jenis transistor NPN atau PNP. Salah satu cara adalah sebagai berikut. Hubungkan salah satu colok meter dengan salah satu kaki transistor, colok yang lain dihubungkan dengan kedua kaki transistor yang tersisa secara bergantian sambil melihat simpangan jarum meter. Langkah ini diulang untuk kaki yang lain hingga diperoleh keadaan jarum meter menyimpang sama atau sama-sama tidak menyimpang ketika kedua kaki transistor yang tersisa dihubungkan dengan colok meter yang lain tadi. Kaki transistor yang sambung dengan salah satu colok mula-mula tadi adalah basis. Hingga di sini kita telah menemukan kaki basis. Jika basis itu sambung dengan colok kutub positif baterei meter dan jarum meter menyimpang, maka jenis transistor itu adalah NPN, sebaliknya PNP jika jarum meter tidak menyimpang. Untuk menentukan kolektor dan emitornya, hubungkan kaki-kaki transistor selain basis masing-masing dengan colok-colok meter pada batas ukur ohm yang terbesar x 100 k dan sentuhlah kaki basis dengan tangan. Jika jarum meter menyimpang biasanya sedikit dan jenisnya NPN, maka kaki transistor yang sambung colok hitam kutub baterei positif adalah kolektor, tentu saja kaki yang tersisa adalah emitor. Jika jarum meter tidak menyimpang dan jenisnya NPN, maka kaki transistor yang sambung dengan colok hitam adalah emitor. Untuk transistor PNP berlaku keadaan yang sebaliknya.

C. Komponen Elektronik