KONTRIBUSI POWER OTOT TUNGKAI, KEKUATAN OTOT PERUT DAN KELENTUKAN TERHADAP HASIL MENYUNDUL BOLA PADA SISWA SEKOLAH SEPAKBOLA RIVER NATAR

(1)

ii ABSTRAK

KONTRIBUSI POWER OTOT TUNGKAI, KEKUATAN OTOT PERUT DAN KELENTUKAN TERHADAP

HASIL HEADING

Oleh

HERU SETIAWAN

Masalah dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya kontribusi power otot tungkai, kekuatan otot perut dan kelentukan terhadap hasil menyundul bola pada siswa Sekolah Sepakbola River Natar.

Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasional, Karena pada dasarnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi hubungan antara variabel-variabel. Populasi penelitian ini semua pemain sekolah sepakbola River Natar yang berjumlah 28 orang. Pengambilan sampel penelitian dengan menggunakan teknik total sampling.

Hasil penelitian menunjukan bahwa power otot tungkai memberikan kontribusi sebesar 45,2%, kekuatan otot perut memberikan kontribusi sebesar 51,2%, kelentukan memberikan kontribusi sebesar 58,0%, power otot tungkai, kekuatan otot perut dan kelentukan memiliki kontribusi sebesar 67,4%.

Kesimpulan penelitian ini menunjukan bahwa power otot tungkai, kekuatan otot perut dan kelentukan memberikan sumbangan yang berarti terhadap hasil menyundul bola, tetapi kelentukan memberikan sumbangan terbesar terhadap hasil menyundul bola pada siswa Sekolah Sepakbola River Natar.


(2)

iii

KONTRIBUSI POWER OTOT TUNGKAI, KEKUATAN OTOT PERUT DAN KELENTUKAN TERHADAP HASIL MENYUNDUL BOLA

PADA SISWA SEKOLAH SEPAKBOLA RIVER NATAR

Oleh

HERU SETIAWAN

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan

Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(3)

i

KONTRIBUSI POWER OTOT TUNGKAI, KEKUATAN OTOT PERUT DAN KELENTUKAN TERHADAP HASIL MENYUNDUL BOLA

PADA SISWA SEKOLAH SEPAKBOLA RIVER NATAR

(Skripsi)

Oleh

HERU SETIAWAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(4)

xv

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR Halaman

1. Posisi Saat Melompat ... 14

2. Posisi Saat Melengkungkan Badan ... 14

3. Posisi Saat Dorongan Kekuatan Otot Perut ... 15

4. Rangkaian Gerak Menyundul Bola ... 15

5. Otot Tungkai Bagian Atas ... 18

6. Otot Tungkai Bagian Bawah ... 20

7. Otot Perut ... 22

8. Desain Penelitian ... 30

9. Vertical Jump ... 32

10.Sit Up ... 33

11.Trunk Extension ... 34

12.Tes Heading ... 35

13.Diagram Batang Hasil Pengukuran Power Otot Tungkai ... 41

14.Diagram Batang Hasil Pengukuran Kekuatan Otot Perut ... 42

15.Diagram Batang Hasil Pengukuran Kelentukan ... 43

16.Diagram Batang Hasil Pengukuran Menyundul Bola ... 44

17.Foto Pengambilan Data Power Otot Tungkai ... 73

18.Foto Pengambilan Data Kekuatan Otot Perut ... 74

19.Foto Pengambilan Data Kelentukan ... 75

20.Foto Pengambilan Data Tes Heading... 76

21.Foto Pengambilan Jarak Bola Jatuh Tes Heaading ... 77


(5)

xii DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Batasan Masalah ... 6

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Permainan Sepakbola ... 9

B. Macam-macam Teknik Sepakbola ... 10

C. Menyundul Bola ... 11

D. Otot ... 16

E. Power ... 16

F. Kekuatan ... 16

G. Power Otot Tungkai ... 17

H. Kekuatan Otot Perut ... 21

I. Kelentukan ... 23

J. Kerangka Pemikiran ... 23

K. Hipotesis ... 25

III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 27


(6)

xiii

C. Sampel ... 29

D. Variabel Penelitian ... 29

E. Desain Penelitian ... 30

F. Metode Pengumpulan Data ... 31

G. Instrumen Penelitian ... 31

H. Teknik Analisis Data ... 37

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 40

1. Deskripsi Data ... 40

2. Analisis Data ... 45

3. Uji Hipotesis ... 48

B. Pembahasan ... 50

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 53

B. Saran ... 54

DAFTAR PUSTAKA ... 55


(7)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Tabulasi Data Hasil Pengukuran ... 57

2. Perhitungan Data Z-skor dan T-skor Power Otot Tungkai ... 58

3. Perhitungan Data Z-skor dan T-skor Kekuatan Otot Perut ... 59

4. Perhitungan Data Z-skor dan T-skor Kelentukan ... 60

5. Perhitungan Data Z-skor dan T-skor Hasil Menyundul Bola ... 61

6. Analisis (X1) Terhadap (Y) ... 62

7. Analisis (X2) Terhadap (Y) ... 64

8. Analisis (X3) Terhadap (Y) ... 66

9. Analisis (X1), (X2), (X3) Terhadap (Y) ... 68

10.Tabel Kritik dari r Product-Moment ... 70

11.Nilai Uji-T ... 71

12.Tabel F ... 72


(8)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Transformasi Skor Tes Heading ke dalam T-skor ... 36

2. Norma Penilaian Tes Heading ... 36

3. Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r ... 38

4. Deskripsi Data Hasil X1, X2, X3 dan Y ... 41


(9)

viii

MOTTO

Tiada sukses tanpa keterlibatan orang lain, pandai membawa

diri di setiap pergaulan adalah ilmu hidup yang mutlak dimiliki

oleh setiap orang yang mau sukses

(Andrie Wongso)

Jangan pernah ragu untuk melakukan sesuatu hal yang anda

inginkan, cepat atau lambat akan menjadi angan-angan jika

tidak dilakukan

(Heru Setiawan)

Masa depan dan cita-cita mu yang menentukan Tuhan dan diri

mu sendiri


(10)

(11)

(12)

(13)

ix

PERSEMBAHAN

karya tulis sederhana ini kupersembahkan kepada:

Ayahandaku Haidi dan Ibundaku Sri Purwaningsih yang penulis sayangi, yang telah memberikan do’a, dukungan dan dorongan kepada penulis serta kasih sayang dan kesabaran.

Untuk kakak ku, Heriyanda dan Dedi Saputra yang selalu ku banggakan, serta adik ku Septia Putri Anggraini yang selalu ku sayangi dan ku banggakan nantinya. Untuk embak ipar ku, Linda Anggraini, dan Desi Ratnasari yang telah memberikan ku dukungan, serta kedua keponakanku Erlin Syifa azzahra dan Cherry Frederica Novia yang

selalu datang menghiburku.

Almamater –ku Tercinta FKIP UNILA, yang ku banggakan. HERU SETIAWAN


(14)

vii

RIWAYAT HIDUP

Kemudian melanjutkan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Budi Karya Natar pada tahun 2004 dan selesai pada tahun 2007. Kemudian masuk Sekolah Menengah Atas (SMA) Swadhipa Natar pada tahun 2007 dan selesai pada tahun 2010.

Pada tahun 2011, penulis diterima sebagai mahasiswa Universitas Lampung Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi melalui jalur Penerimaan Mahasiswa Perluasan Akses Pendidikan (PMPAP). Selama menempuh studi Penulis di bebaskan dari biaya pendidikan yang tercantum dalam struk SPP selama 8 (delapan) semester.

Selama masa studi, Penulis telah melaksanakan Kuliah Kerja Nyata Kependidikan Terintegrasi (KKN-KT) selama 75 hari di Pekon Sidomulyo Kecamatan Pagar Dewa, Kabupaten Lampung Barat, semasa KKN-KT penulis juga melaksanakan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Negeri 1 Pagar Dewa Lampung Barat.

Demikianlah riwayat hidup penulis, supaya bermanfaat bagi pembaca.

Penulis bernama lengkap Heru Setiawan, lahir di Natar pada tanggal 11 September 1991. Anak ketiga dari empat bersaudara, dari pasangan Bapak Haidi dan Ibu Sri Purwaningsih.

Pendidikan formal yang telah ditempuh penulis antara lain:

Yayasan Pendidikan Islam Aulia Natar yang selesai pada tahun 1997. Setelah itu melanjutkan di Sekolah Dasar (SD) Negeri 1 Natar dan selesai pada tahun 2003.


(15)

x

SANWACANA

Puji Syukur penulis haturkan kepada ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulisan skripsi yang berjudul “Kontribusi Power Otot Tungkai, Kekuatan Otot Perut dan Kelentukan Terhadap Hasil Menyundul Bola Pada Siswa Sekolah Sepakbola River Natar” yang dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung. Dalam proses penulisan skripsi ini terjadi banyak hambatan baik yang datang dari luar dan dari dalam diri penulis. Penulisan skripsi ini pun tidak lepas dari bimbingan dan bantuan serta petunjuk dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Ibu Dr. Riswanti Rini, M.Si, selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3. Bapak Drs. Ade Jubaedi, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Penjaskes dan pembimbing pengganti dalam penulisan skripsi ini juga telah memberikan pengarahan dan bimbingan kepada Penulis.

4. Bapak Drs. Sudirman Husin, M.Pd, selaku Pembahas Terima kasih untuk masukan-masukan yang berharga demi layaknya skripsi ini sehingga dapat dibaca dan digunakan bagi orang-orang yang membutuhkan.


(16)

xi

5. Bapak Heru Sulistianta S.Pd, M.Or, selaku pembimbing I dan sebagai PA Penulis, dalam penulisan skripsi ini yang telah memberikan bimbingan dengan penuh kesabaran terhadap Penulis dan sumbangsih waktu, pikiran, saran dan kritik dalam proses menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak Drs. Suranto, M.Kes, selaku pembimbing II dalam penulisan skripsi ini yang telah memberikan bimbingan, motivasi, nasehat kepada Penulis serta sudah menyumbangkan waktu dan pikiran serta masukan-masukan yang bermanfaat dalam proses menyelesaikan skripsi ini.

7. Dosen Program Studi Penjaskes FKIP Unila yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan keteladanan selama Penulis menjalani studi.

8. Bapak dan Ibu di staf Tata Usaha FKIP Unila yang telah melancarkan segala keperluan Penulis dari awal perkuliahan hingga akhir perkuliahan, hingga proses terselesaikannya skripsi ini.

9. Popo Doneta Faza selaku pelatih yang telah memberi izin dan membantu Penulis dalam melakukan penelitian, serta Siswa Sekolah Sepakbola River Natar yang telah membantu Penulis melakukan penelitian hingga proses penelitian terselesaikan.

Akhir kata penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan akan tetapi penulis berharap semoga karya kecil yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua Amiin.

Bandar Lampung, 25 Agustus 2015 Penulis


(17)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Permainan sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang sangat populer di dunia. Bahkan permainan sepakbola adalah salah satu cabang olahraga yang digemari oleh kalangan masyarakat di Indonesia. Permainan sepakbola berkembang pesat di Indonesia. Namun perkembangan prestasi di Indonesia kurang memuaskan. Berbagai strategi dan upaya pembinaan ditempuh untuk meningkatkan prestasi sepakbola di Indonesia diantaranya melalui pembinaan bakat. Pembinaan prestasi yang dididik sejak anak-anak diharapkan mampu memunculkan bibit-bibit pemain sepakbola yang dapat dibina untuk menjadi pemain profesional.

Maraknya sekolah sepakbola di berbagai daerah merupakan wahana untuk membina dan melatih anak-anak yang memiliki bakat bermain sepakbola. Pembinaan dan pelatihan yang dilakukan sejak usia dini merupakan suatu usaha untuk mencetak pemain-pemain sepakbola yang terampil dan diharapkan kedepannya menjadi pemain sepakbola yang berprestasi. Furqon (2003: 3) menyatakan, “Dalam olahraga prestasi, pemassalan harus dimulai pada usia dini”.


(18)

2

Dalam proses pembinaan prestasi, seorang pelatih di tuntut untuk dapat membimbing dan melatih pemainnya agar dapat menguasai keterampilan yang di perlukan sehingga dapat mencapai prestasi yang setinggi mungkin. Tidak hanya pelatih, peran seorang pemain juga sangat penting, seorang pemain dituntut memiliki penguasaan teknik dasar yang baik. Hal tersebut syarat utama untuk menjadi seorang pemain yang bermutu dan memiliki keterampilan yang tinggi dalam permainan sepakbola.

Kemampuan seorang pemain sepakbola menguasai teknik dasar bermain sepakbola dapat mendukung penampilannya dalam bermain sepakbola baik secara individu maupun secara kolektif.

Unsur teknik merupakan unsur utama dan menjadi kelengkapan yang fundamental. Sering kali pemain malakukan kesalahan yang mendasar pada saat bermain sepakbola dikarnakan mudahnya kehilangan bola, itu disebabkan umpan salah, lepas saat kontrol bola, atau sundulan yang melenceng. Oleh sebab itu teknik-teknik dasar harus dimatangkan sejak usia dini. Pada saat pembinaan usia dini perlu ditekankan teknik-teknik dasar dalam bermain sepakbola antara lain menendang bola, menyundul bola, mengontrol bola, menggiring bola dan sebagainya.

Kemampuan menyundul bola merupakan salah satu unsur teknik dasar yang penting dalam permainan sepakbola. Kemampuan menyundul bola akan ikut berperan untuk memperoleh kemenangan dalam suatu pertandingan. Berdasarkan fungsi dan tujuannya, menyundul bola berfungsi sebagai operan untuk menghubungkan pemain satu dengan


(19)

3

pemain lainnya dalam satu tim, mengontrol bola, membuang bola saat dalam keadaan terdesak dan untuk mencetak gol kegawang lawan. Pentingnya peranan menyundul bola dalam sepakbola, maka menyundul bola harus diajarkan pada tahap awal pada saat berlatih sepakbola. Prinsip-prinsip teknik menyundul bola adalah gerakan pada saat lari menjemput arah datangnya bola kemudian melompat, pandangan mata tertuju ke arah bola, otot-otot leher dikuatkan, dikeraskan dan difleksasi dagu ditarik merapat pada leher, untuk menyundul bola digunakan dahi yaitu daerah kepala di atas kening di bawah rambut kepala, badan ditarik ke belakang melengkung pada daerah pinggang, kemudian dengan gerakan seluruh tubuh yaitu kekuatan otot perut, badan diayunkan dan dihentakkan ke depan sehingga dahi dapat mengenai bola, pada waktu menyundul bola mata tetap terbuka dan tidak boleh dipejamkan, dan selalu mengikuti arah datangnya bola dan mengikuti kemana bola diarahkan.

Gerakan yang dihasilkan atas power otot tungkai, kekuatan otot perut dan kelentukan mempunyai arti yang sangat besar bagi pemain karena mereka akan dapat melakukan gerakan menyundul bola dengan baik. Lompatan adalah salah satu teknik olahraga yang cukup banyak digunakan. Teknik melompat sangat sering digunakan dalam permainan bolavoli, bolabasket, sepakbola, bulutangkis dan lain sebagainya. Dalam sepakbola gerakan menyundul bola dibutuhkan lompatan yang tinggi terhadap pencapaian bola yang melambung tinggi.


(20)

4

Otot perut merupakan otot batang badan. Yang mana otot perut merupakan otot penegak badan selain otot punggung. Sebagai otot penegak badan, otot perut memiliki arti penting dalam sikap dan gerak. Dalam sepakbola gerakan menyundul bola sangat membutuhkan kekuatan otot perut dimana otot perut tersebut membantu gerakan badan pada saat perkenaan bola diudara.

Kelentukan atau flexibility sering diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk menggerakan tubuh atau bagian – bagian dalam satu ruang gerak yang seluas mungkin tanpa mengalami cedera pada persendian dan otot sekitar persendian. Oleh karena kelentukan ini berpangkal pada luas gerak bagian tubuh disekitar persendian tertentu, maka kebutuhan akan taraf kelentukan ini akan berbeda – beda pada tiap cabang olahraga.

Dari beberapa masalah yang ada dan berdasarkan hasil pengamatan pada saat observasi, kemampuan pada saat menyundul bola pada pemain/siswa berbeda – beda, hasil sundulan bolapun berbeda – beda, ada hasil sundulan yang kuat dan ada juga hasil sundulan yang lemah.

Dari penjelasan diatas peneliti menduga, dengan adanya kontribusi power otot tungkai, kekuatan otot perut dan kelentukan diharapkan kemampuan pemain dalam menyundul bola mendapatkan hasil yang baik. Apalagi seseorang yang memiliki lompatan yang tinggi, kekuatan otot perut yang baik, kelentukan yang baik maka dalam menyundul bola bisa memperoleh hasil yang baik. Hal ini akan lebih mendukung dalam kemampuan menyundul bola. Dari rangkaian uraian di atas penulis


(21)

5

tertarik untuk meneliti apakah benar faktor power otot tungkai, kekuatan otot perut dan kelentukan berkontribusi terhadap hasil menyundul bola pada siswa sekolah sepakbola River Natar. Lalu seberapa besar kontribusi yang diberikan power otot tungkai, kekuatan otot perut dan kelentukan terhadap hasil menyundul bola? Mengingat di sekolah sepakbola River Natar belum pernah diadakan penelitian mengenai kontribusi power otot tungkai, kekuatan otot perut dan kelentukan terhadap hasil menyundul bola, maka hal ini lebih menambah ketertarikan penulis untuk melakukan penelitian di sekolah sepakbola River Natar.

B. Identifikasi Masalah

Latar belakang masalah yang telah dikemukakan mengarah pada

pemikiran adanya berbagai masalah. Dari berbagai masalah yang muncul dapat diidentifikasi sebagai berikut :

1. Masih banyak para siswa sekolah sepakbola yang takut dan ragu-ragu ketika akan menyundul bola.

2. Pemberian latihan kondisi fisik saat pemanasan yang kurang tepat mempengaruhi keberhasilan menyundul bola.

3. Kurangnya pemahaman yang dimiliki pelatih tentang fungsi masing-masing unsur-unsur kondisi fisik yang menunjang keberhasilan gerakan menyundul bola.


(22)

6

4. Unsur kondisi fisik seperti power otot tungkai, kekuatan otot perut dan kelentukan siswa sekolah sepakbola yang lemah sehingga mempengaruhi kecepatan dan jarak bola jatuh.

C. Batasan Masalah

Dari banyaknya masalah yang muncul, maka perlu diadakan pembatasan masalah, agar penelitian ini lebih mendalam pengkajiannya. Adapun pembatasan masalahnya yaitu:

1. Power otot tungkai yang berkontribusi terhadap kemampuan hasil menyundul bola pada siswa sekolah sepakbola River Natar.

2. Kekuatan otot perut yang berkontribusi terhadap kemampuan hasil menyundul bola pada siswa sekolah sepakbola River Natar.

3. Kelentukan yang berkontribusi terhadap kemampuan hasil menyundul bola pada siswa sekolah sepakbola River Natar.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang di kemukakan, maka dirumuskan suatu masalah sebagai berikut :

1. Seberapa besar kontribusi power otot tungkai terhadap kemampuan hasil menyundul bola pada siswa sekolah sepakbola River Natar. 2. Seberapa besar kontribusi kekuatan otot perut terhadap kemampuan


(23)

7

3. Seberapa besar kontribusi kelentukan terhadap kemampuan hasil menyundul bola pada siswa sekolah sepakbola River Natar.

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan masalah yang dirumuskan, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memberikan informasi tentang:

1. Besarnya kontribusi power otot tungkai terhadap kemampuan hasil menyundul bola pada siswa sekolah sepakbola River Natar.

2. Besarnya kontribusi kekuatan otot perut terhadap kemampuan hasil menyundul bola pada siswa sekolah sepakbola River Natar.

3. Besarnya kontribusi kelentukan terhadap kemampuan hasil menyundul bola pada siswa sekolah sepakbola River Natar.

4. Besarnya kontribusi power otot tungkai, kekuatan otot perut dan kelentukan terhadap kemampuan hasil menyundul bola pada siswa sekolah sepakbola River Natar.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini penting untuk dilakukan dengan harapan dapat memberikan manfaat bagi :

1. Penulis

Penulis dapat mengetahui upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan menyundul bola dalam permainan sepakbola dan sebagai salah satu sarana untuk menambah ilmu


(24)

8

pengetahuan dalam perkembangan permainan sepakbola pada kemampuan menyundul bola khususnya.

2. Atlet/Siswa

Penelitian ini diharapkan agar atlet/siswa lebih meningkatkan prestasi sepakbola khususnya agar lebih mengetahui berbagai komponen kondisi fisik yang bermanfaat untuk menunjang penampilan dalam menyundul bola.

3. Pelatih

Sebagai salah satu metode dalam melatih pemain khususnya dalam hal kemampuan menyundul bola.

4. Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi gambaran dalam pengembangan ilmu keolahragaan, khususnya untuk kemampuan menyundul bola dalam permainan sepakbola. Selain itu juga memberikan sumbangan pemikiran untuk kemajuan program studi pendidikan jasmani dan kesehatan.

5. Peneliti lain

Penelitian ini diharapkan agar peneliti yang lain hendaklah lebih meneliti secara mendalam mengenai sepakbola khususnya kemampuan menyundul bola yang belum terjangkau dalam penelitian.


(25)

9

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Permainan Sepakbola

Sepakbola adalah permainan beregu yang menggunakan bola sepak dari dua kelompok yang berlawanan yang masing-masing terdiri atas sebelas pemain. Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003: 918). Menurut Soedjono (1985: 16) Pada dasarnya sepakbola ialah suatu permainan beregu, oleh karena itu kerjasama regu merupakan tututan permaian sepakbola yang harus dipenuhi oleh setiap kesebelasan yang menginginkan kemenangan. Pendapat yang sama dikemukakan Muchtar (1992: 56) Bahwa permainan sepakbola adalah permainan beregu. Sebelas pemain mempunyai tujuan yang sama, yakni memenangkan pertandingan. Keterampilan individu baru akan besar manfaatnya jika digunakan untuk kepentingan tim. Dalam sepakbola, seorang pemain tidak ada artinya walaupun memiliki kemampuan yang baik, jika tidak dapat menjalin kerjasama dengan teman seregunya.

Seperti yang dikemukakan Soedjono (1985: 29), sepakbola adalah suatu permainan passing dan running dari pola yang sukar diramalkan dan selalu berubah - rubah, menuntut kesadaran yang tinggi dari pemain - pemain dan menuntut suatu kemampuan untuk membuat keputusan yang cepat dan bertindak cepat tanpa menunda - nunda. Menurut Mielke (2007: 23)


(26)

10

permainan sepakbola adalah suatu cabang olahraga yang masing - masing tim berjumlah 11 pemain dengan tujuan permainan menciptakan goal sebanyak - banyaknya.

Berdasarkan dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa sepakbola adalah suatu permainan tim beregu, terdiri dari 11 pemain yang mempunyai tujuan yang sama yaitu mencapai kemenangan dengan memasukan bola sebanyak-banyaknya ke gawang lawan, dengan peraturan yang telah ditetapkan dalam permainan sepakbola.

B. Macam-macam Teknik Sepakbola

Seorang pemain sepakbola harus benar – benar dapat menguasai bola dengan kemampuan dan keterampilan dalam penguasan teknik, karena dengan penguasaan teknik yang baik seorang pemain sepakbola dapat mengatur/memerintah badan sendiri dan menguasai bola dengan kaki, dalam situasi bermain atau pertandingan. Seorang pemain dapat menguasai bola dengan kakinya, dengan tungkai, dengan kepalanya, dan dengan badannya, kecuali dengan tangan. Tetapi untuk seorang pemain yang berposisi sebagai penjaga gawang dapat menggunakan seluruh anggota badan.

Menurut Sukatamsi (1984: 34) menjelaskan macam – macam teknik dalam sepakbola sebagai berikut :

a. Teknik tanpa bola


(27)

11

dari:

1) Lari cepat mengubah arah 2) Melompat dan meloncat

3) Gerak tipu tanpa bola yaitu gerak tipu dengan badan 4) Gerakan – gerakan khusus penjaga gawang

b. Teknik dengan bola

Teknik dengan bola yaitu semua gerakan – gerakan dengan bola yang terdiri dari:

1) Menendang bola 2) Menerima bola 3) Menggiring bola 4) Menyundul bola 5) Melempar bola

6) Gerak tipu dengan bola 7) Merampas atau merebut bola

8) Teknik – teknik khusus penjaga gawang

Oleh karena itu, teknik sangat penting untuk dikuasai oleh setiap pemain sepakbola.

C. Menyundul Bola

Menyundul bola merupakan teknik dasar yang menggunakan bagian kepala saat bola berada diudara. Menyundul bola merupakan teknik dasar dalam


(28)

12

sepakbola yang sangat penting untuk dikuasai oleh seorang pemain sepakbola. Menurut Luxbacher (2001: 87) menjelaskan bahwa:

“Untuk menjadi pemain sepakbola yang sempurna, pemain sepakbola harus mengembangkan kemampuan heading yang baik. Selanjutnya menyundul bola sendiri merupakan teknik dasar dalam sepakbola dengan cara seorang meloncat keatas untuk menanduk bola”.

a. Pelaksanaan menyundul bola dalam sepakbola

Untuk jelasnya bagaimana cara dan pelaksanaan gerakan menyundul bola berikut penjelasannya menurut Luxbacher (2004: 81) :

“ Arahkan tubuh menghadap bola pada saat bola bergerak turun, jaga agar bahu tetap lurus, gunakan lompatan dengan kedua kaki untuk meloncat lurus keatas, saat diudara lengkungkan badan anda kebelakang dan tarik dagu kearah dada, jaga leher agar tetap kuat dan pusatkan perhatian pada bola, sentakan badan kedepan dan kontak bola dengan kening pada titik tertinggi, serta mengarahkan sundulannya pada sasaran yang diinginkan”. Menurut Scheunemann (2008: 51) teknik menyundul bola yaitu :

1. Bagian kepala yang dipakai untuk heading adalah dahi bagian tengah. Untuk memastikan bagian kepala yang benar yang membentur bola, saat melakukan heading mata jangan ditutup. Hindari pemakaian bagian kepala lainnya untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.


(29)

13

2. Saat menanduk bola, kuatkan leher dan pundak lalu ayunkan leher, kepala, dan pundak sacara bersamaan dari belakang ke depan sehingga heading memiliki power.

3. Untuk defensive heading atau tandukan yang bersifat menghalau bola, sebisa mungkin tanduk bola dari bawah ke atas dan ke samping kiri atau kanan.

4. Untuk offensive heading atau tandukan dengan tujuan mencetak gol, sebisa mungkin tanduk bola dari atas ke bawah.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa teknik menyundul bola merupakan rangkaian gerak yang terkoordinasi dengan baik mulai dari gerakan kaki, badan, kelentukan pingang, otot perut, otot leher, kepala (dahi), mata tetap terbuka, mengantisipasi dan menjemput datangnya bola serta mengarahkan sundulannya pada sasaran yang diinginkan.

b. Teknik menyundul bola

Teknik menyundul bola merupakan rangkaian gerak yang terkoordinasi dengan baik mulai dari gerakan kaki saat melompat, kelentukan saat badan melengkung kebelakang pada daerah pingang, otot perut saat mendorong badan kedepan, otot-otot leher, kepala (dahi), mata tetap terbuka, mengantisipasi dan menjemput datangnya bola serta mengarahkan sundulannya pada sasaran yang diinginkan. Selain membutuhkan koordinasi antara gerakan waktu lompatan dengan datangnya bola juga membutuhkan kemantapan tubuh untuk mengalahkan lawan saat duel di udara.


(30)

14

1. Teknik saat melompat

Pada saat akan melompat usahakan pandangan mata tertuju ke arah bola. Pada saat bola bergerak turun gunakan lompatan dengan menggunakan satu atau kedua kaki untuk melompat lurus keatas.

Gambar 1: Posisi saat melompat 2. Teknik saat melengkungkan badan

Pada saat diudara lengkungkan badan kebelakang pada daerah pinggang dan tarik dagu kearah dada jaga agar leher tetap kuat dan pusatkan perhatian pada bola.


(31)

15

3. Teknik saat dorongan kekuatan otot perut

Pada saat bola sejajar dengan kepala segera disambut dengan kepala yang dibantu dengan dorongan badan melalui kekuatan otot perut dan mengarahkan sundulan sesuai yang diinginkan.

Gambar 3 : Posisi saat dorongan kekuatan otot perut 4. Teknik rangkaian gerak menyundul bola

Menyundul bola merupakan rangkaian gerak yang terkoordinasi antara gerakan waktu lompatan dengan datangnya bola. baik mulai dari gerakan kaki saat melompat, kelentukan saat badan melengkung kebelakang pada daerah pingang, otot perut saat mendorong badan kedepan.


(32)

16

D. Otot

Otot merupakan suatu organ yang penting sekali memungkinkan tubuh dapat begerak, dalam menjalankan sistem otot ini tidak bisa dilepaskan dengan kerja saraf. Jadi otot, khususnya otot rangka merupakan sebuah alat yang menguasai gerak aktif dan memelihara sikap tubuh. Sistem otot adalah semua otot tubuh, yang terikat tulang, yang menyusun dinding sebagian besar organ internal, dan yang menyusun jantung. Jenis jaringan otot ada tiga yaitu otot kerangka, otot viseral dan otot jantung. Basoeki (2000: 76). Dalam pembahasan ini yang berkaitan dengan penelitian adalah otot kerangka. Secara garis besar fisiologis otot dalam hal ini adalah hal-hal yang berkaitan dengan struktur otot dan fungsi otot.

E. Power

Power merupakan kombinasi antara kekuatan dan kecepataan Widiastuti (2011: 100). Jadi power merupakan suatu kemampuan kerja otot melakukan gerakan sekuat-kuatnya dalam waktu singkat yang menghasilkan daya ledak jika kekuatan dan kecepatan tersebut bekerja secara bersamaan.

F. Kekuatan

Kekuatan otot adalah kemampuan otot untuk menggunakan tenaga maksimal atau mendekati maksimal, untuk mengangkat beban Sumosardjuno (1997: 6). Menurut Widiastuti (2011: 76). Kekuatan adalah kemampuan otot atau sekelompok otot untuk melakukan satu kali kontraksi secara maksimal melawan tahanan atau beban. Atau dapat pula didefinisikan bahwa kekuatan


(33)

17

otot adalah kemampuan otot untuk membangkitkan suatu tegangan terhadap suatu tahanan. Secara mekanis kekuatan otot didefinisikan sebagai gaya (force) yang dapat dihasilkan oleh otot atau sekelompok otot dalam suatu satu kontraksi maksimal.

G. Power Otot Tungkai

Power otot adalah kemampuan otot atau sekelompok otot untuk melakukan gerakan sekuat-kuatnya dalam waktu sesingkat-singkatnya. Power merupakan kombinasi antara kekuatan dan kecepataan. Dalam aktivitas olahraga terutama olahraga Sepakbola khususnya menyundul bola, power otot merupakan unsur penting untuk menggerakkan organ-organ tubuh. Tanpa power otot yang besar, tidak akan tercapai prestasi yang maksimal. Biasanya seorang atlet mempunyai keunggulan jauh lebih besar dibandingkan dangan orang kebanyakan. Power merupakan komponen yang sangat penting untuk meningkatkan keberhasilan dalam menyundul bola karena dibutuhkan kekuatan dan kecepatan agar gerakan menyundul bola dapat lebih maksimal. a. Otot tungkai bagian atas

M. abduktor femoralis berfungsi menggerakkan gerakan abduksi dari femur, Quadriceps berfungsi membengkokkan dan meluruskan tungkai bawah.


(34)

18

Otot otot yang ada di tungkai bagian atas, menurut Pearce (2012: 134) terdiri dari:

1) Otot sartorius 2) Otot rectus femoris 3) Otot vastus lateralis 4) Otot vastus medialis 5) Otot Abductor group

6) Otot gluteus medius, maximus 7) Otot aductor magnus

8) Otot gluteus maximus 9) Otot llioltibial tract 10) Otot hamstring group

Tampak depan Tampak belakang


(35)

19

b. Otot tungkai bagian bawah

Otot tulang kering, depan M. tibialis anterior, berfungsi mengangkut pinggir kaki sebelah tengah dan membengkokkan kaki, M. ekstensor talangus longus, berfungsi meluruskan jari telunjuk ke jari tengah, jari manis dan kelingking jari, otot ekstensi jempol, berfungsi dapat meluruskan ibu jari kaki, tendo Achilles, berfungsi meluruskan kaki di sendi tumit dan membengkokkan tungkai bawah lutut (M. popliteus), M. falangus longus, berfungsi membengkokkan empu kaki, M. tibialis posterior, berfungsi membengkokkan kaki di sendi tumit dan telapak kaki di sebelah ke dalam.

Tungkai bawah adalah tungkai pada betis. Otot-otot yang terletak didaerah tungkai bawah menurut Pearce (2012: 135) terdiri dari:

1) Otot fibularis longus 2) Otot fibularis brevis 3) Otot tibialis anterior

4) Otot ektensor digitorum longus 5) Otot fibularis tertius

6) Otot gastrocnemius 7) Otot soleus

8) Otot tendon achilles 9) Otot medial malleolus 10) Otot lateral malleolus


(36)

20

Tampak depan Tampak belakang

Gambar 6 : Otot tungkai bagian bawah c. Rangka tungkai

Menurut Soedarminto (2001: 60-61) tungkai terdiri dari tungkai atas dan tungkai bawah. Tungkai atas terdiri atas pangkal paha sampai lutut, sedangkan tungkai bawah terdiri dari lutut sampai kaki. Tulang tungkai terdiri atas: tulang pangkal paha, tulang paha, tulang kering, tulang betis, tulang tempurung lutut, tulang pangkal kaki, tulang telapak kaki, tulang ruas jari kaki.

Contoh latihan kekuatan otot tungkai menggunakan naik turun bangku dengan barbell di punggung dan Squat Jump. Cara melakukan squat jump yaitu sikap permulaan anak jongkok, posisi kaki depan dan belakang, kedua jari-jari tangan dikaitkan menempel ditengkuk, kedua siku ke arah samping. Setelah ada aba-aba anak meloncat sampai kedua kaki lurus


(37)

21

rapat. Mendarat kembali seperti sikap permulaan. Gerakan ini dilakukan sekuat-kuatnya.

H. Kekuatan Otot Perut

Kekuatan atau srenght menurut Harsono (2007: 176), adalah Kemampuan otot untuk membangkitkan tegangan terhadap sesuatu tahanan. Sedangkan kekuatan menurut Sajoto (2005: 8) mengatakan kekuatan (strength) adalah komponen kondisi fisik seseorang tentang kemampuan dalam menggunakan otot untuk menerima beban sewaktu bekerja. Otot perut merupakan otot-otot batang badan Raven (2002: 12). Lebih lanjut Raven mengatakan bahwa otot perut merupakan otot-otot penegak badan selain otot punggung. Sebagai otot penegak badan, otot perut dan otot punggung memiliki arti penting dalam sikap dan gerak-gerik tulang belakang. Dinding depan perut dibentuk oleh otot-otot lurus perut yang terletak di sebelah kanan dan disebelah kiri garis tengah badan. Di sisinya terdapat otot-otot lebar perut yang dapat pula dibagi atas serong luar perut, otot serong dalam perut, dan otot lintang perut. Otot-otot tersebut terentang diantara gelang panggul dan rangka dada, merupakan sebuah penutup yang dapat merubah volume rongga perut Raven (2002: 12). Otot-otot bagian perut terdiri atas : Otot rectus abdominis, otot transversus abdominis, otot internal oblique, otot ekternal oblique, otot aponeurosis, Linea alba.

Untuk lebih jelasnya mengenai bagian-bagian otot perut dapat diperhatikan pada gambar dibawah ini.


(38)

22

Gambar 7: Otot perut

Mencermati keberadaan otot perut yang terentang antara gelang panggul dan rongga dada, jika dikaji secara seksama otot memiliki peran yang sangat penting dalam pelaksanaan gerak anggota gerak atas seperti badan. Hal ini secara logika dapat dimengerti karena anggota gerak atas dalam melakukan gerakan terutama sekali dalam pelaksanaan menyundul bola memerlukan kekuatan otot perut. Dengan demikian karena gerakan panggul memerlukan dukungan dan kinerja otot perut, maka dimungkinkan dengan memiliki kekuatan otot perut yang baik akan memaksimalkan gerak ayunan yang kuat untuk menyundul bola. Kekuatan otot perut adalah kemampuan otot perut untuk melakukan aktivitas gerak atau mendukung gerakan. Dengan kekuatan yang dimiliki otot perut diharapkan dapat melakukan aktivitas gerak yang bertumpu pada perut atau mendukung gerakan yang lain.


(39)

23

I. Kelentukan

Kelentukan adalah kemampuan berbagai otot sendi dalam tubuh untuk bergerak seluas – luasnya, Widiastuti (2011: 153). Kelentukan/flexibilitas sering diartikan sebagai kemapuan untuk menggerakan tubuh dan bagian-bagian dalam satu ruang gerak yang mengulur seluas mungkin, tanpa mengalami cidera pada persendian dan otot di sekitar persendian itu. Oleh karena itu kelentukan itu berpangkal pada luas gerak bagian tubuh disekitar persendian tertentu, maka skor luas pengukuran dipengaruhi oleh limitasi anatomis.

Dari beberapa pengertian dapat ditarik kesimpulan bahwa kelentukan adalah kemampuan otot sendi dan saraf untuk melakukan gerakan mengulur secara maksimal tanpa mengalami, menimbulkan cidera pada persendian dan otot sekitar persendian.

J. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah diuraikan diatas maka dapat dikemukakan kerangka berpikir sebagai berikut:

Kemampuan menyundul bola sangat berperan dalam permainan sepakbola, sebab untuk menguasai bola di udara di perlukan kemampuan menyundul bola. Kemampuan menyundul bola yang baik dapat di capai jika di tunjang dengan kondisi fisik. Unsur kondisi fisik yang diperlukan untuk menunjang kemampuan menyundul bola dengan baik adalah power otot tungkai, kekuatan otot perut dan kelentukan.


(40)

24

a. Kontribusi power otot tungkai terhadap hasil menyundul bola

Olahraga sepakbola sangat memerlukan power. Karena power adalah gabungan dari kekuatan dan kecepatan. Power otot tungkai sangat diperlukan dalam pelaksanaan pencapaian prestasi atlet. Pada permainan sepakbola di butuhkan power otot tungkai yang baik. Pendapat tersebut menunjukan bahwa, pada saat akan melompat otot tungkai harus kuat dan cepat agar tubuh dapat melayang tinggi diudara, pada saat gerakan tersebut otot – otot tungkai berkontraksi dengan kuat dan cepat untuk membantu gerakan selanjutnya, sehingga menyundul bola dapat maksimal.

Berdasarkan uraian tersebut, power otot tungkai berperan penting untuk menunjang keberhasilan lompatan dalam menyundul bola.

b. Kontribusi kekuatan otot perut terhadap hasil menyundul bola

Kekuatan otot perut juga berperan dalam pencapaian hasil menyundul bola. Dengan kekuatan otot perut yang baik maka pencapaian hasil menyundul bola akan baik dan maksimal. Pendapat tersebut menunjukan bahwa, pada saat badan ditarik ke belakang untuk selanjutnya dihentakan ke depan untuk menyundul bola, pada saat gerakan tersebut otot – otot perut berkontraksi dengan kuat untuk membantu gerakan batang tubuh, leher dan dahi, sehingga sundulan menjadi lebih keras dan kuat.

Berdasarkan uraian tersebut kekuatan otot perut sangat berperan penting dalam menunjang keberhasilan hentakan kedepan dengan kuat untuk membantu gerakan batang tubuh dalam menyundul bola.


(41)

25

c. Kontribusi kelentukan terhadap hasil menyundul bola

Kelentukan juga berperan penting pada pencapaian hasil menyundul bola. Dengan kelentukan yang baik maka pencapaian hasil menyundul bola akan maksimal. Kelentukan membantu untuk memposisikan tubuh kebelakang melengkung pada daerah pinggang secara maksimal agar tubuh dapat mengayun kedepan secara maksimal pula, sehingga sundulan menjadi lebih keras dan kuat.

Berdasarkan uraian diatas kelentukan sangat berperan penting untuk menunjang keberhasilan dalam menyundul bola.

K. Hipotesis

Hipotesis diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Arikunto (2010: 64).

Sugiyono (2011: 54) “Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta – fakta empiris yang diperoleh melaluipengumpulan data.”

Bedasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya harus diuji secara empiris melalui data-data yang terkumpul.


(42)

26

“Kontribusi power otot tungkai kekuatan otot perut dan kelentukan terhadap hasil menyundul bola pada siswa sekolah sepakbola River Natar “

Dari uraian yang telah dijelaskan di atas, dapat ditarik suatu hipotesis penelitian yaitu:

H1: ada kontribusi yang signifikan antara power otot tungkai terhadap hasil menyundul bola pada siswa sekolah sepakbola River Natar.

H2: ada kontribusi yang signifikan antara kekuatan otot perut terhadap hasil menyundul bola pada siswa sekolah sepakbola River Natar.

H3: ada kontribusi yang signifikan antara kelentukan terhadap hasil menyundul bola pada siswa sekolah sepakbola River Natar.

H4: ada kontribusi yang signifikan antara power otot tungkai, kekuatan otot perut dan kelentukan terhadap hasil menyundul bola pada siswa sekolah sepakbola River Natar.


(43)

27

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penggunaan metode penelitian dalam penelitian harus tepat sasaran dan mengarah pada tujuan penelitian serta dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah agar metode penelitian ini sesuai dengan tujuan yang diharapkan, meskipun banyak metode yang dapat digunakan dalam penelitian, permasalahanya bukan terletak pada baik buruknya metode melainkan pada ketepatan dalam penggunaan metode. Metodologi penelitian dapat diartikan sebagai kegiatan yang secara sistematis, direncanakan oleh para peneliti untuk memecahkan permasalahan yang hidup dan berguna bagi masyarakat, maupun bagi peneliti itu sendiri Sukardi (2003: 17). Sedangkan penelitian adalah merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut terdapat empat hal yang perlu dipahami lebih lanjut yaitu : cara ilmiah, data, tujuan dan kegunaan. Penelitian itu merupakan cara ilmiah, berarti penelitian itu didasarkan pada ciri–ciri keilmuan yaitu rasional, empiris dan sistematis Sugiyono (2011: 2). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Istilah deskrptif berasal dari istilah bahasa inggris to describe yang berarti memaparkan atau menggambarkan sesuatu hal. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksud untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal


(44)

lain-28

lain, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian. Penelitian Deskriptif bukan hanya satu jenis kegiatan saja tetapi sekurang-kurangnya ada 5 (lima) jenis, yaitu (a) penelitian deskriptif atau surve, (b) penelitian korelasi, (c) penelitian komparasi, (d) penelitian penelusuran (tracer study), (e) penelitian evaluasi. Arikunto (2013: 3).

Jenis penelitian yang diterapkan pada penelitian ini adalah penelitian korelasi. Penelitian korelasi atau penelitian korelasional adalah penelitian yang digunakan oleh peneliti untuk mengetahui tingkat kontribusi antara dua variabel atau lebih. Arikunto (2013: 4). Pada penelitian ini akan dianalisis Kontribusi power otot tungkai, kekuatan otot perut dan kelentukan terhadap hasil menyundul bola.

B. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian, populasi dibatasi penduduk atau individu yang paling sedikit memiliki sifat yang sama Arikunto (2013: 173). Jadi, populasi pada perinsipnya adalah semua anggota kelompok manusia, binatang, peristiwa atau benda yang tinggal bersama dalam suatu tempat dan secara terencana menjadi target kesimpulan dari hasil akhir suatu penelitian Sukardi (2003: 53).

Berdasarkan pengertian diatas populasi harus memiliki karakteristik tertentu maksudnya adalah :

a. Dalam penelitian ini adalah semua pemain River Natar. yang berjumlah 28 pemain.


(45)

29

b. Siswa Sekolah Sepakbola River Natar berjenis kelamin laki-laki. c. Usia rata-rata pemain River Natar antara 13-19.

d. Siswa Sekolah Sepakbola River Natar telah mendapatkan pengetahuan tentang menyundul bola.

C. Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah populasi yang dipilih untuk sumber data tersebut. Sukardi (2003: 54). Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sugiyono (2011: 81). Dalam pengambilan sampel, peneliti menggunakan total sampling, artinya semua pemain Sekolah Sepakbola River Natar yang berjumlah 28 pemain. Alasan pengambilan sampel dengan jumlah keseluruhan pemain adalah adanya ketentuan. Apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua. Sebaliknya jika subjeknya lebih dari 100 dapat diambil antara 10-15% atau 20-25%. Arikunto (2013: 174).

D. Variabel Penelitian

Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian Arikunto (2010: 159). Penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah objek atau gejala-gejala dalam penelitian yang bebas dan tidak tergantung dengan hal-hal lain dilambangkan dengan (X) dan variabel terikat adalah objek atau gejala-gejala yang keberadaannya tergantung atau terikat dengan hal-hal lain yang mempengaruhi dilambangkan dengan (Y).


(46)

30

Menurut Riduwan (2005: 141) analisis korelasi ganda untuk mencari besarnya pengaruh atau hubungan antara dua variabel bebas (X) atau lebih secara simultan (bersama-sama) dengan variabel terikat (Y). Metode penelitian ini dimaksudkan untuk membuktikan bahwa asumsi dan hipotesis diajukan oleh peneliti benar-benar terbukti dan dipertanggungjawabkan sesuai dengan data yang ada.

Dalam penelitian ini ada tiga variabel bebas dan satu variabel terikat yaitu : 1. Variabel (X1) adalah : power otot tungkai

2. Variabel (X2) adalah : kekuatan otot perut 3. Variabel (X3) adalah : kelentukan

4. Variabel (Y) adalah : Hasil menyundul bola

E. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut:

Gambar 8 : Desain Penelitian (Sumber : Sugiyono, 2011) Keterangan:

X1 : Power otot tungkai

X2

X1

Y


(47)

31

X2 : Kekuatan otot perut X3 : Kelentukan

Y : Hasil menyundul bola

F. Metode Pengumpulan Data

Data adalah hasil pencatatan peneliti baik yang berupa fakta maupun angka Arikunto (2010 : 96), oleh karena itu metode pengumpulan data secermat mungkin.

Metode pengumpulan data dalam penelitian merupakan faktor penting karena berhubungan langsung dengan data yang digunakan dalam penelitian. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan tes. Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, intelejensi kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau sekelompok Arikunto (2010 : 127). Pelaksanaan penelitian dengan metode survei tes, teknik tes dan pengukuran. Pengambilan data dilakukan dengan mengukur power otot tungkai, kekuatan otot perut dan kelentukan dan tes menyundul bola.

G. Instrumen Penelitian

Menurut Arikunto (2010: 136) instrumen adalah alat atau fasilitas yang digunakan penelitian dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, sehingga mudah diolah. Penelitian ini menggunakan pendekatan one-shot-model yaitu pendekatan yang menggunakan satu kali pengumpulan data.


(48)

32

a. Instrumen pengambilan data power otot tungkai tungkai

Tes power otot tungkai menggunakan tes vertical jump. Tujuan dari tes vertical jump ini adalah untuk mengetahui power otot tungkai.

Alat yang digunakan antara lain: 1. Vertical jump

2. Blangko 3. Alat tulis Pelaksanaan tes :

Sebelum melakukan vertical jump tester berdiri diatas rubber plat dengan posisi tegak dan alat dimulai dari angka 0 (satuan cm). Kemudian perintahkan tester bersiap, begitu buzzer berbunyi tester segera menekuk kedua lutut dan melakukan vertical jump setinggi mungkin. Percobaan dilakukan sebanyak dua kali. Hasil terbaik itu yang akan diambil.


(49)

33

b. Instrumen pengambilan data kekuatan otot perut

Tes kekuatan otot perut menggunakan tes Sit-up. Tujuan dari tes Sit-up ini adalah untuk mengetahui kekuatan otot perut.

Alat yang digunakan antara lain: 1. Permukaan rata

2. Blangko 3. Alat tulis

4. Rekan untuk memegangi kaki Pelaksanaan tes:

Sebelum melakukan sit-up posisi tester tidur terlentang, kedua tangan saling berkaitan di belakang kepala, kedua lutut ditekuk membentuk sudut 90 derajad dan rekan membantu memegang kedua pergelangan kaki peserta tes. Peserta mencoba bangun sampai keposisi sikap duduk dan kedua siku ditekan atau ditempelkan pada kedua lutut, kemudia kembali kesikap semula. Peserta tes melakukan gerakan tersebut secara berulang-ulang selama satu menit.

Penilaian : Jumlah gerakan sit-up yang benar selama satu menit.


(50)

34

c. Instrumen pengambilan data kelentukan

Tes kelentukan menggunakan tes Trunk Extension. Tujuan dari tes Trunk Extension ini adalah untuk mengetahui kelentukan otot pinggang.

Alat yang digunakan antara lain:

1. Trunk Extension

2. Blangko

3. Alat tulis Pelaksanaan tes :

Sebelum melakukan tes kelentukan posisi tester telungkup dengan kaki diselonjorkan, yang dibantu oleh rekan untuk membantu memegangi bagian paha peserta tes dan alat dimulai dari angka 0 (satuan cm). Kemudian tester mengangkat/melentingkan tubuhnya semaksimal mungkin dengan mengangkat dagu dan ditahan beberapa detik untuk dilakukan pengukuran menggunakan trunk extension. Percobaan dilakukan sebanyak dua kali, hasil terbaik itu yang diambil.


(51)

35

d. Instrumen pengambilan data tes menyundul bola Pengambilan data untuk tes ketrampilan menyundul bola

Tujuan: untuk mengukur kemampuan menyundul bola. Alat dan perlengkapan :

1. Bola 2. Meteran 3. Tali

4. Blangko dan Alat tulis Cara pelaksanaan :

Tester berdiri di garis dengan memegang bola di tangan, kemudian peserta tes melambungkan bola keatas kemudian pada saat bola menurun tester melompat keatas dan melentingkan tubuh pada saat bola sejajar disambut dengan kepala yang dibantu dengan dorongan otot perut peserta tes, untuk melakukan sundulan sejauh mungkin.

Tester diberikan kesempatan melakukan heading sebanyak 3 kali.


(52)

36

Tabel 1 : Transformasi Skor Tes Heading ke dalam T-skor T-skor Tes heading (m) T-skor Tes heading (m)

98 >12.0 48 4.8

88 10.4 – 11.9 47 4.6 – 4.7

82 10.0 – 10.3 46 4.5

74 8.7 – 9.9 45 4.3 – 4.4

70 8.1 – 9.6 44 4.1 – 4.2

69 8.0 43 4.0

68 7.8 – 7.9 42 3.9

66 7.5 – 7.6 41 3.7 – 3.8

65 7.3 – 7.4 40 3.6

64 7.2 39 3.4 – 3.5

63 7.0 – 7.1 38 3.2 – 3.3

62 6.9 37 3.1

61 6.8 36 2.9 – 3.0

60 6.6 – 6.7 35 2.7 – 2.8

59 6.4 – 6.5 34 2.6

57 6.1 – 6.3 33 2.5

56 6.0 32 2.2 – 2.4

55 5.8 – 5.9 31 2.1

54 5.6 – 5.7 30 2.0

53 5.5 29 1.9

52 5.3 – 5.4 28 1.7 – 18.

51 5.2 26 1.4 – 1.6

50 5.1 23 1.0 – 1.3

49 4.9 – 5.0

Sumber : Arsil (2009 : 136)

Tabel 2 : Norma Penilaian Tes Heading

N0. Klafikasi T-skor

1 Baik sekali > 82

2 Baik 67 – 81

3 Sedang 52 – 66

4 Kurang 37 – 51

5 Kurang sekali < 36


(53)

37

H. Teknik Analisis Data

Analisis data bertujuan untuk mengetahui jawaban dari pertanyaan-pertanyaan dalam penelitian. Data yang sudah terkumpul dari hasil pengumpulan data, perlu diolah datanya karena data yang didapat masih berupa data mentah. Mengingat data yang ada adalah data yang masih mentah dan memiliki satuan yang berbeda, maka perlu disamakan satuan ukurannya sehingga lebih mudah dalam pengolahan data selanjutnya. Dengan demikian data mentah diubah menjadi data yang standart (T Skor). Kemudian data tersebut dianalisis menggunakan analisis regresi linier berganda. Untuk perhitungan statistik menggunakan program SPSS for windows release 16.

a. Uji Korelasi

Uji korelasi digunakan untuk mengetahui besarnya hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat, jadi dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui sumbangan antara power otot tungkai, kekuatan otot perut dan kelentukan terhadap hasil menyundul bola, dalam Sudjana (2005 :369) dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan :

r xy = Koefesien korelasi

 



2 2

2

2

.

.

Y

Y

n

X

X

n

Y

X

XY

n

r

xy


(54)

38

n = Jumlah sampel X = Skor variabel X Y = Skor variabel Y

∑X = Jumlah skor variabel X ∑Y = Jumlah skor variabel Y ∑X2

= Jumlah kuadrat skor variabel X ∑Y2

= Jumlah kuadrat skor variabel Y

Menurut Riduwan (2005:98), harga r yang diperoleh dari perhitungan hasil tes dikonsultasikan dengan Tabel r product moment. Interprestasi tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 3 : Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r.

Interval Koefisien

Korelasi

Interpretasi Hubungan

0,80 – 1,00 Sangat kuat

0,60 – 0,79 Kuat

0,40 – 0,59 Cukup kuat

0,20 – 0,39 Rendah

0,00 – 0,19 Sangat rendah

Sumber : Riduwan. 2005

Setelah diketahui besar kecilnya r xy maka taraf signifikan dilihat dengan

2

r n-2

t = 1-r


(55)

39

Kriteria pengujian hipotesis tolak H0 jika t hitung > t tabel, dan terima Ho jika t hitung < t tabel. Untuk dk distribusi t diambil n-2 dengan α = 0,05, dan untuk mencari besarnya sumbangan ( kontribusi ) antara variabel X dan variabel Y maka menggunakan rumus Koefisian Determinansi :

Keterangan:

KP = Nilai Koefisien Detreminansi r = Koefisien Korelasi


(56)

53

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data, mengenai Kontribusi Power Otot Tungkai, Kekuatan Otot Perut dan Kelentukan Terhadap Hasil Menyundul Bola Pada Siswa Sekolah Sepakbola River Natar yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :

1. Power otot tungkai memberikan kontribusi yang signifikan sebesar 45,2% terhadap hasil menyundul bola pada siswa sekolah sepakbola River Natar. 2. Kekuatan otot perut memberikan kontribusi yang signifikan sebesar 51,2%

terhadap hasil menyundul bola pada siswa sekolah sepakbola River Natar. 3. Kelentukan memberikan kontribusi yang signifikan sebesar 58,0%

terhadap hasil menyundul bola pada siswa sekolah sepakbola River Natar. 4. Power Otot Tungkai, Kekuatan Otot Perut dan Kelentukan memberikan

kontribusi yang signifikan sebesar 67,4% terhadap hasil menyundul bola pada siswa sekolah sepakbola River Natar.


(57)

54

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, terdapat beberapa saran yang ingin peneliti sampaikan, adapun saran yang diberikan peneliti adalah sebagai berikut:

1. Upaya meningkatkan hasil menyundul bola hendaknya memperhatikan pada aspek komponen fisik siswa yang meliputi Power Otot Tungkai, Kekuatan Otot Perut dan Kelentukan serta melatih keterampilan menyundul bola secara berkesinambungan dan saling terkoordinasi dan menguasai keterampilan menyundul bola dengan benar sehingga kemampuan menyundul bola menjadi lebih baik.

2. Pentingnya penelitian lebih lanjut dengan sampel yang lebih besar dan variabel yang lebih luas, agar diperoleh gambaran secara komperhensif dan mendalam tentang kemampuan menyundul bola.

3. Bagi pelatih sepakbola, beban latihan untuk tiap unsur kondisi fisik disesuaikan dengan nilai sumbangan tiap variabel terhadap hasil kemampuan menyundul bola.


(58)

55

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta : PT. Rineka Cipta. ________________. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik .

Yogyakarta: Rineka Cipta.

Arsil. 2009. Tes Pengukuran dan Evaluasi. Padang : FIK UNP. Basoeki. 2000. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Jakarta: Dipdikbud. Depdiknas. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai pustaka. Harsono. 2007. Teori dan Metodologi Pelatihan. Sekolah Pascasarjana

Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.

Luxbacher, A. Joseph. 2001. Sepakbola, Edisi Pertama. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

_________________. 2004. Sepakbola, Edisi Kedua. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Furqon M. H. 2003. Pembinaan Olahraga Usia Dini. Surakarta : Pusat Penelitian Dan Pengembangan Keolahragaan (Puslitbang-OR) Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Mielke, Danny. 2007. Dasar-dasar Sepakbola. Klaten : Pakar Raya. Muchtar, Remmy. 1992. Olahraga Pilihan Sepakbola. Jakarta : Depdikbud. Pearce C. Evelyn. 2012. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. PT. Gramedia,

Jakarta.

Raven, P. H. 2002. Atlas Anatomi untuk Umum dan Mahasiswa untuk Kedokteran. Djambatan. Jakarta.

Riduwan. 2005. Prosedur Penelitian. PT. Rineka Cipta. Jakarta.


(59)

56

Scheunemann, Timo. 2008. Dasar Sepak Bola Modern. Malang : DIOMA. Soedarminto. 2001. Kinesiologi. Depdikbud Dikti P2TK. Jakarta.

Soedjono. 1985. Sepak Bola Taktik dan Kerja Sama. Yogyakarta : PT. BP. Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung : Tarsito.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D Bandung : Alfabeta.

Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Sukatamsi. 1984. Teknik Dasar Bermain Sepakbola. Surakarta : Tiga Serangkai. Sumosardjuno, Sadoso. 1997. Panduan Lengkap Bugar Total/Len Kravitz.

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.


(1)

n = Jumlah sampel X = Skor variabel X Y = Skor variabel Y

∑X = Jumlah skor variabel X ∑Y = Jumlah skor variabel Y ∑X2

= Jumlah kuadrat skor variabel X ∑Y2

= Jumlah kuadrat skor variabel Y

Menurut Riduwan (2005:98), harga r yang diperoleh dari perhitungan hasil tes dikonsultasikan dengan Tabel r product moment. Interprestasi tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 3 : Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r.

Interval Koefisien

Korelasi

Interpretasi Hubungan

0,80 – 1,00 Sangat kuat

0,60 – 0,79 Kuat

0,40 – 0,59 Cukup kuat

0,20 – 0,39 Rendah

0,00 – 0,19 Sangat rendah Sumber : Riduwan. 2005

Setelah diketahui besar kecilnya r xy maka taraf signifikan dilihat dengan

2

r n-2 t =


(2)

Kriteria pengujian hipotesis tolak H0 jika t hitung > t tabel, dan terima Ho

jika t hitung < t tabel. Untuk dk distribusi t diambil n-2 dengan α = 0,05,

dan untuk mencari besarnya sumbangan ( kontribusi ) antara variabel X dan variabel Y maka menggunakan rumus Koefisian Determinansi :

Keterangan:

KP = Nilai Koefisien Detreminansi

r = Koefisien Korelasi KP = r2x 100%


(3)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data, mengenai Kontribusi Power Otot Tungkai, Kekuatan Otot Perut dan Kelentukan Terhadap Hasil Menyundul Bola Pada Siswa Sekolah Sepakbola River Natar yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :

1. Power otot tungkai memberikan kontribusi yang signifikan sebesar 45,2% terhadap hasil menyundul bola pada siswa sekolah sepakbola River Natar. 2. Kekuatan otot perut memberikan kontribusi yang signifikan sebesar 51,2%

terhadap hasil menyundul bola pada siswa sekolah sepakbola River Natar. 3. Kelentukan memberikan kontribusi yang signifikan sebesar 58,0%

terhadap hasil menyundul bola pada siswa sekolah sepakbola River Natar. 4. Power Otot Tungkai, Kekuatan Otot Perut dan Kelentukan memberikan

kontribusi yang signifikan sebesar 67,4% terhadap hasil menyundul bola pada siswa sekolah sepakbola River Natar.


(4)

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, terdapat beberapa saran yang ingin peneliti sampaikan, adapun saran yang diberikan peneliti adalah sebagai berikut:

1. Upaya meningkatkan hasil menyundul bola hendaknya memperhatikan pada aspek komponen fisik siswa yang meliputi Power Otot Tungkai, Kekuatan Otot Perut dan Kelentukan serta melatih keterampilan menyundul bola secara berkesinambungan dan saling terkoordinasi dan menguasai keterampilan menyundul bola dengan benar sehingga kemampuan menyundul bola menjadi lebih baik.

2. Pentingnya penelitian lebih lanjut dengan sampel yang lebih besar dan variabel yang lebih luas, agar diperoleh gambaran secara komperhensif dan mendalam tentang kemampuan menyundul bola.

3. Bagi pelatih sepakbola, beban latihan untuk tiap unsur kondisi fisik disesuaikan dengan nilai sumbangan tiap variabel terhadap hasil kemampuan menyundul bola.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta : PT. Rineka Cipta. ________________. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik .

Yogyakarta: Rineka Cipta.

Arsil. 2009. Tes Pengukuran dan Evaluasi. Padang : FIK UNP. Basoeki. 2000. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Jakarta: Dipdikbud. Depdiknas. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai pustaka. Harsono. 2007. Teori dan Metodologi Pelatihan. Sekolah Pascasarjana

Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.

Luxbacher, A. Joseph. 2001. Sepakbola, Edisi Pertama. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

_________________. 2004. Sepakbola, Edisi Kedua. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Furqon M. H. 2003. Pembinaan Olahraga Usia Dini. Surakarta : Pusat Penelitian Dan Pengembangan Keolahragaan (Puslitbang-OR) Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Mielke, Danny. 2007. Dasar-dasar Sepakbola. Klaten : Pakar Raya. Muchtar, Remmy. 1992. Olahraga Pilihan Sepakbola. Jakarta : Depdikbud. Pearce C. Evelyn. 2012. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. PT. Gramedia,

Jakarta.

Raven, P. H. 2002. Atlas Anatomi untuk Umum dan Mahasiswa untuk Kedokteran. Djambatan. Jakarta.

Riduwan. 2005. Prosedur Penelitian. PT. Rineka Cipta. Jakarta.


(6)

Scheunemann, Timo. 2008. Dasar Sepak Bola Modern. Malang : DIOMA. Soedarminto. 2001. Kinesiologi. Depdikbud Dikti P2TK. Jakarta.

Soedjono. 1985. Sepak Bola Taktik dan Kerja Sama. Yogyakarta : PT. BP. Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung : Tarsito.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D Bandung : Alfabeta.

Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Sukatamsi. 1984. Teknik Dasar Bermain Sepakbola. Surakarta : Tiga Serangkai. Sumosardjuno, Sadoso. 1997. Panduan Lengkap Bugar Total/Len Kravitz.

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.


Dokumen yang terkait

KONTRIBUSI POWER OTOT LENGAN, KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KELENTUKAN TERHADAP HASIL ROLL BELAKANG PADA SISWA PUTRA KELAS VII SMP N 1 PESISIR T

2 29 67

KONTRIBUSI KEKUATAN OTOT LENGAN, POWER TUNGKAI, KELENTUKAN TUNGKAI, DAN KESEIMBANGAN TERHADAP HASIL LOMPAT KANGKANG PADA SISWA SISWI KELAS VIII SMPN 3 NATAR LAMPUNG SELATAN

2 24 65

HUBUNGAN PANJANG TUNGKAI, POWER OTOT TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT PERUT TERHADAP HASIL TENDANGAN JARAK JAUH PADA SSB PUTRA PERKASA MANDIRI

1 7 121

SUMBANGAN KEKUATAN OTOT PERUT DAN KELENTUKAN TOGOK TERHADAP JAUHNYA HASIL MENYUNDUL BOLA PADA PEMAIN SEPAKBOLA PS. UNNES TAHUN 2011

3 49 81

(ABSTRAK) SUMBANGAN KEKUATAN OTOT PERUT DAN KELENTUKAN TOGOK TERHADAP JAUHNYA HASIL MENYUNDUL BOLA PADA PEMAIN SEPAKBOLA PS. UNNES TAHUN 2011.

0 0 3

Sumbangan Daya Ledak Otot Tungkai, Kekuatan Otot Perut dan Kelentukan Togok terhadap Kemampuan Menyundul Bola dengan Meloncat pada SSB APAC INTI Usia 15 Tahun Kabupaten Semarang 2010.

0 0 1

SUMBANGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI, KEKUATAN OTOT PERUT, KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KEMAMPUAN SMASH NORMAL PADA KLUB BOLA VOLI PORVIT KUDUS TAHUN 2009.

0 0 97

(ABSTRAK) SUMBANGAN KEKUATAN OTOT PERUT, KELENTUKAN TOGOK DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN MENYUNDUL BOLA DENGAN POSISI MELONCAT PADA PEMAIN PS UNNES TAHUN 2009.

0 0 2

SUMBANGAN KEKUATAN OTOT PERUT, KELENTUKAN TOGOK DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN MENYUNDUL BOLA DENGAN POSISI MELONCAT PADA PEMAIN PS UNNES TAHUN 2009.

0 0 73

Hubungan Antara Kekuatan Otot Perut Dan Kelentukan

0 0 9