Modul Pembelajaran 1. Pengertian Modul

98 berbagai lapisan, mulai dari skala kebijakan yang sangat luas hingga skala kebijakan sempit yang melibatkan banyak pihak dan sulit diaplikasikan. 33

B. Modul Pembelajaran 1. Pengertian Modul

Buku Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar yang diterbitkan oleh Diknas, modul diartikan sebagai sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar siswa dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru. 34 Sedangkan dalam pendangan lain, modul adalah seperangkat bahan ajar yang disajikan disajikan secara sistematis sehingga pembacanya dapat belajar dengan atau tanpa seorang guru atau fasilitator. 35 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, modul adalah kegiatan program belajar mengajar yang dapat dipelajari oleh siswa dengan bantuan yang minimal dari guru atau dosen pembimbing, meliputi perencanaan tujuan yang akan dicapai secara jelas, penyediaan materi pelajaran, alat yang dibutuhkan dan alat untuk penilai, serta pengukuran keberhasilan siswa dalam penyelesaian pelajaran. Sementara itu, Suharman mengatakan bahwa modul adalah satuan program pembelajaran terkecil yang dapat dipelajari oleh siswa secara perseorangan, setelah siswa menyelesaikan satu satuan dalam modul, 33 Punaji Setyosari, Metode Penelitian Pendidikan, ,hal. 195-196 34 Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, Yogyakarta: Diva Press, 2013, hal. 104 35 Imas Kurniasih dan Berlin Sani, Buku Teks Pelajaran, Surabaya, Kata Pena, 2014, hal. 61 99 selanjutnya siswa dapat melangkah maju dalam mempelajari satuan modul berikutnya. Beberapa pandangan di atas dapat kita pahami bahwa modul pada dasarnya adalah sebuah bahan ajar yang disusun secara sistematis dengan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa sesuai dengan tingkat pengetahuan dan usia mereka, agar mereka dapat belajar sendiri dengan bantuan atau bimbingan minimal dari pendidik. Pembelajaran dengan modul memungkinkan siswa yang memiliki kecepatan tinggi dalam belajar akan lebih cepat menyelesaikan satu atau lebih Kompetensi Dasar dibandingkan dengan siswa lainnya. 36

2. Fungsi, Tujuan, dan Kegunaan Modul

Sebagai salah satu bentuk bahan ajar, modul memiliki beberapa fungsi sebagai berikut: 37 a. Bahan ajar mandiri, maksudnya adalah penggunaan modul dalam proses pembelajaran berfungsi meningkatkan kemampuan siswa untuk belajar sendiri tanpa tergantung pada kehadiran pendidik. b. Pengganti fungsi pendidik, maksudnya adalah modul sebagai bahan ajar yang harus mampu menjelaskan materi pembelajaran dengan baik dan mudah dipahami oleh siswa sesuai tingkat pengetahuan dan usia mereka. 36 Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, Yogyakarta: Diva Press, 2013, hal. 104-107 37 Ibid, hal.107-108 100 c. Sebagai alat evaluasi, maksudnya adalah dengan modul siswa dituntut untuk dapat mengukur dan menilai sendiri tingkat penguasaannya terhadap materi yang telah dipelajari. d. Sebagai bahan rujukan bagi siswa, maksudnya adalah modul mengandung berbagai materi yang harus dipelajari oleh siswa. Tujuan utama sistem modul adalah untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran di sekolah, baik waktu, dana, fasilitas maupun tenaga guna mencapai tujuan secara optimal. 38 Selain itu, tujuan penyusunan modul yang lain adalah sebagai berikut: 39 a. Agar siswa dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan pendidik. b. Agar siswa tidak terlalu dominan dan otoriter dalam kegiatan pembelajaran. c. Melatih kejujuran siswa d. Mengakomodasi berbagai tingkat dan kecepatan belajar siswa e. Agar siswa mampu mengukur sendiri tingkat penguasaannya. Menurut Andriani, kegunaan modul dalam proses pembelajaran antara lain sebagai penyedia informasi dasar, karena dalam modul disajikan berbagai materi pokok yang masih bisa dikembangkan lebih lanjut sebagai bahan 38 E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep, Karakteristik, dan Implementasinya, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010 hal…. 39 Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, Yogyakarta: Diva Press, 2013, hal. 108-109 101 instruksi atau petunjuk bagi siswa, serta bahan pelengkap dengan ilustrasi dan foto yang komunikatif. Di samping itu, kegunaan lainya adalah menjadi petunjuk mengajar yang efektif bagi siswa menjadi bahan untuk berlatih bagi siswa dalam melakukan penilaian sendiri.

3. Unsur-Unsur Modul

Pembuatan atau penyusunan modul yang baik, hal yang paling penting harus kita lakukan adalah mengenali unsur-unsur modul. Modul paling tidak harus berisikan tujuh unsur atau komponen, yaitu: judul, petunjuk belajar petunjuk siswa dan pendidik, kompetensi yang akan dicapai, informasi pendukung, latihan-latihan, petunjuk kerja atau lembar kerja LK, dan evaluasi. Melalui tujuh komponen itulah, kita dapat menyusun sebuah bahan ajar yang disebut modul. Selain itu, ada dua pendapat mengenai unsur-unsur modul yang dikemukakan oleh dua pakar. Menurut Surahman, modul dapat disusun dengan beberapa unsur sebagai berikut: 40 a. Judul modul, bagian ini berisi tentang nama modul dari suatu mata kuliah tertentu atau mata pelajaran tertentu. b. Petunjuk umum, bagian ini memuat penjelasan tentang langkah-langkah yang akan ditempuh dalam perkuliahan atau pembelajaran, meliputi: 1 Kompetensi dasar, 2 Pokok bahasan, 40 Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, Yogyakarta: Diva Press, 2013, hal.112-114 102 3 Indikator pencapaian, 4 Referensi 5 Strategi pembelajaran 6 Lembar kegiatan pembelajaran 7 Petujuk belajar 8 Evaluasi c. Materi modul, bagian ini berisi penjelasan secara rinci tentang materi yang dikuliahkan atau dipelajari pada setiap pertemuan. d. Evaluasi semester, evaluasi ini terdiri dari evaluasi semester dan tengah semester. Menurut Vembriarto, unsur-unsur modul yang sedang dikembangkan di Indonesia meliputi tujuh unsur sebagai berikut: a. Rumusan tujuan pengajaran yang emplisit dan spesifik, rumusan tujuan pengajaran tercantum pada lembaran kegiatan siswa dan petunjuk pendidik. b. Petunjuk untuk pendidik c. Lembaran kegiatan siswa d. Lembaran kerja siswa e. Kunci lembaran kerja f. Lembaran evaluasi g. Kunci lembaran evaluasi

4. Langkah-Langkah Penyusunan Modul

103 Banyak pendidik yang enggan membuat modul untuk kegiatan pembelajaran mereka disebabkan mereka tidak mengerti dan tidak tahu benar bagaimana langkah-langkah penyusunannya. 41 Dalam menyusun sebuah modul, ada lima tahap yang harus kita lalui yaitu: 42 a. Perumusan KD yang harus dikuasai, KD yang diambil harus berdasarkan pada kurikulum yang berlaku. b. Menentukan alat penilaian, evaluasi dapat segera disusun setelah ditentukan KD yang akan dicapai sebelum menyusun materi dan lembar kerja atau tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. c. Penyusunan materi, materi modul tidak harus ditulis seluruhnya. Usahakan ada ilustrasi yang sifatnya mendukung isi materi, karena di samping menperjelas penjelasan materijuga dapat menambah daya tarik bagi siswa. d. Urutan pembelajaran e. Struktur atau unsur modul. Berikut adalah salah satu contoh format modul yang dikembangkan dengan memperhatikan kebutuhan pembaca akan keteraturan strukturnya: 41 Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, Yogyakarta: Diva Press, 2013, hal.118 42 Imas Kurniasih dan Berlin Sani, Buku Teks Pelajaran, Surabaya, Kata Pena, 2014, hal. 62-63 104 Tabel 2.1 Format Modul yang Dikembangkan Sebelum Mulai Materi Saat Pemberian Materi Setelah Pemberian Materi 1. Judul 2. Kata Pengantar 3. Daftar Isi 4. Latar Belakang 5. Deskripsi Singkat 6. Standar Kompetensi 7. Peta Konsep 8. Manfaat 9. Tujuan Pembelajaran 10. Petunjuk Penggunaan modul 11. Kompetensi Dasar 12. Materi Pokok 13. Uraian Materi 14. Heading 15. Ringkasan 16. Latihan atau Tugas 1. Tes Mandiri 2. Post Test 3. Tindak Lanjut 4. Harapan 5. Glosarium 6. Daftar Pustaka 7. Kunci Jawaban

C. Hakikat Matematika 1. Pengertian Matematika

Dokumen yang terkait

Pengembangan Modul Matematika dengan Pendekatan Guided Discovery pada Materi Segiempat untuk Siswa Kelas VII - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 18

Pengembangan Modul Matematika dengan Pendekatan Guided Discovery pada Materi Segiempat untuk Siswa Kelas VII - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 11 4

Pengembangan Modul Matematika dengan Pendekatan Guided Discovery pada Materi Segiempat untuk Siswa Kelas VII - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 2 100

Pengembangan Modul Matematika Dengan Pendekatan Matematika Realistik Pada Siswa Kelas VII Untuk Melatih Kemampuan Berpikir Kritis - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

2 5 25

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MATEMATIKA MATERI SEGIEMPAT DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC SEBAGAI UPAYA MELATIH BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VII SMPN 1 SUMBERGEMPOL TAHUN AJARAN 2016 2017 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 6

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MATEMATIKA MATERI SEGIEMPAT DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC SEBAGAI UPAYA MELATIH BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VII SMPN 1 SUMBERGEMPOL TAHUN AJARAN 2016 2017 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 4

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MATEMATIKA MATERI SEGIEMPAT DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC SEBAGAI UPAYA MELATIH BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VII SMPN 1 SUMBERGEMPOL TAHUN AJARAN 2016 2017 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 4

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MATEMATIKA MATERI SEGIEMPAT DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC SEBAGAI UPAYA MELATIH BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VII SMPN 1 SUMBERGEMPOL TAHUN AJARAN 2016 2017 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 3 26

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MATEMATIKA MATERI SEGIEMPAT DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC SEBAGAI UPAYA MELATIH BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VII SMPN 1 SUMBERGEMPOL TAHUN AJARAN 2016 2017 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 14

PENGEMBANGAN LKS UNTUK MELATIH KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS VII SMP

0 1 12