Keraton Yogyakarta 1. Sejarah Kraton Yogyakarta

BAB II PEMBAHASAN

A. Keraton Yogyakarta 1. Sejarah Kraton Yogyakarta

Keberadaan Kraton Yogjakarta Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat tidak dapat lepas dari sejarah Kerajaan Mataram. Kraton Kasultanan Yogyakarta berdiri pada tanggal 13 Februari 1755 atau pada tahun Jawa 1682 oleh Pangeran Mangkubumi Sukowati yang kemudian bergelar Sri Sultan Hamengku Buwono I atau Kanjeng Sultan Hamengku Buwana Senapati Ing Ngalaga Ngabdurrahman Sayyidin Panatagama Kalifatullah Ing Ngayogyakarta Hadingrat Ingkang Jumeneng Kaping Sepisan. Berdirinya Kraton Kasultanan Yogyakarta ini bertepatan dengan terlaksananya Perjanjian Giyanti atau Palihan Nagari, yang mana isi perjanjian tersebut adalah Mataram dibagi menjadi dua. Bagian barat dibagikan kepada Pangeran Mangkubumi yang diijinkan memakai gelar Sri Sultan Hamengku Buwana I dan mendirikan Kraton Yogyakarta. Sedangkan bagian timur diberikan kepada Raden Mas Said yang diizinkan memakai gelar Sri Susuhunan Paku Buwana tersebut dilakukan karena sebelumnya telah terjadi perselisihan antar calon penerus Kerajaan Mataram, yakni Pangeran Mangkubumi dan Raden Mas Said dimana perselisihan itu disebabkan oleh campur tangan VOC di dalam kerajaan Mataram, sehingga terjadilah perjuanganperselisihan perebutan tahta antara tahun 1747-1755. Berdasarkan kajian yang telah dilakukan, Kasultanan Yogyakarta secara de jure telah ada sejak tahun 1755, namun keberadaan Ibu Kotanya yaitu Yogyakarta baru ada pada tanggal 7 Oktober 1756 berdasarkan sengkalan memet Dwi Naga Rasa Tunggal yang sekaligus menjadi hari jadi Kota Yogyakarta. Hal ini merupakan pertanda mulai ditempatinya Kraton Yogyakarta sebagai pusat pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono I, yang mana sebelumnya beliau memerintah dari Pesanggrahan Ambarketawang Gamping, Sleman pada saat Kraton Yogyakarta dibangun. Pada mulanya, lokasi Kraton sekarang ini merupakan daerah rawa yang bernama Umbul Pacethokan, yang kemudian dibangun menjadi sebuah pesanggrahan Ayodya. Arsitek dari Kraton ini ialah Sri Sultan Hamengku Buwono I sendiri. Sewaktu masih muda, baginda bergelar Pangeran Mangkubumi Sukowati dan dapat julukan “de bouw meester van zijn broer Sunan P.B. II” “arsitek dari kakanda Sri Sultan Paku Buwana I”. Beliau dikenal sebagai arsitek yang banyak membangun karya arsitektur megah. Selain Kraton Kasultanan, Sultan juga membangun Pesanggrahan Tamansari, Benteng Vredeburg serta Tugu Pal Putih yang menjadi simbol Kota Yogyakarta. Bahkan, bangunan Kraton Kasunanan Surakarta pun merupakan karya arsitektur hasil rancangannya. Kraton Yogyakarta yang dibangun pada tahun 1755 atau tahun Jawa 2 1682 diperingati dengan sebuah Condro sengkolo memet pintu gerbang Kemagangan di pintu gerbang Gadung Mlati, berupa 2 naga yang berlilitan satu sama lainnya. Dalam bahasa Jawa Dwi naga rasa tunggal, dwi artinya 2, naga artinya 8, rasa artinya 6 dan tunggal yang berarti 1 dibaca dari belakang menjadi 1682.

2. Aspek-aspek Sosial Budaya, Geografis, Demografis dan Potensi Kraton Yogyakarta

Kraton Yogyakarta merupakan Istana Kesultanan yang masih bernuansa Jawa tradisional walaupun ditengah-tengah proses modernisasi kota Jogja. Dalam hal ini, kraton tidak hanya melaksanakan fungsinya sebagai wahana pelestarian budaya, tetapi juga melakukan interaksi terhadap masyarakat sebagai wujud rasa sosial yang tinggi, mengingat bahwa Kraton Yogyakarta merupakan kediaman gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwana X. Contoh nyatanya adalah hal- hal yang terjadi belum lama ini, bahwa 40 ribuan warga melakukan pisowanan ageng ke Kraton Yogyakarta. Pisowanan ageng tersebut bertujuan untuk meminta penjelasan atau klarifikasi dari Sri Sultan HB X. Tradisi ini dilakukan ketika terjadi kebuntuan informasi, sehingga rakyat mendatangi raja. Mereka memohon penjelasan langsung dari sang raja agar memperoleh kepuasan atas informasi yang tengah beredar di masyarakat. Menurut Gregorius Sahdan, pisowanan ageng ini merupakan tradisi baru dalam konteks hubungan kawula lan gusti di Daerah Istimewa Yogyakarta. Dari semua ini terlihat jelas bahwa Kraton Yogyakarta melaksanakan peran sosialnya.

B. Malioboro Jalan Malioboro adalah nama salah satu jalan dari tiga jalan di