permukiman dengan kelas kualitas buruk. Agar sampel yang diambil dalam penelitian ini dapat mewakili populasi maka dapat ditentukan jumlah sampel
yang dihitung dengan menggunakan formula Fitzpatrick Lins dalam jensen, 1996:249, yaitu N =
dimana N = jumlah sampel. Z = Standar deviasi normal yang nilainya 2. p = ketelitian yang diharapkan. q = 100 - p. E =
Kesalahan yang diterima. Dalam penelitian ini ditetapkan tingkat ketelitian sebesar 90 dan tingkat kesalahannya 10 maka N =
= 54 sampel. Dengan demikian jumlah titik sampel yang akan di cek dilapangan minimal
54 titik. Kemudian 54 titik sampel dibagi menjadi 3 kategori klas, yaitu baik, sedang, buruk, sehingga jumlah sampel pada masing-masing kelas dihitung
dengan rumus, ni = x n. ni = jumlah sampel ke I. Ni = jumlah populasi ke
i. N = jumlah populasi. n = jumlah sampel. Berikut hasil perhitungannya : Tabel 2. Sampel pada masing-masing kelas
Kelas Jumlah blok
Jumlah sampel pada masing kelas Baik
37 x 54 = 12
Sedang 60
x 54 = 20 Buruk
65 x 54 = 22
Sumber : Hasil Perhitungan data sampel
E. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah citra Quickbird Kecamatan Kotagede Kota Yogyakarta. Perolehan data dilakukan melalui
Interpretasi citra satelit, yang dilakukan untuk membatasi penggunaan lahan yang terdapat dalam penelitian. Berikut tahapan pengumpulan data :
1. Interpretasi Citra Quickbird
Interpretasi citra Quicbird adalah interpretasi citra satelit Quickbird liputan Kecamatan Kotagede Kota Yogyakarta berdasarkan bentuk, rona,
warna, asosiasi, ukuran, pola, bayangan, tekstur, situs, dan asosiasi yang sering disebut unsur
–unsur interpretasi untuk menghasilkan data yang kemudian dianalalisis menurut variabel penelitian. Kegiatan penyadapan
data ini dilakukan dengan secara manual dengan teknik
digitasi on screen
untuk memisahkan data yang akan digunakan dalam penelitian. Pemisahan data bertujuan agar data-data yang akan dimanfaatkan dalam
penelitian terlihat dengan jelas. Data-data yang diperlukan adalah data blok permukiman. Intepretasi blok permukiman dilakukan berdasarkan
kenampakan fisik lingkungan dimana objek yang diidentifikasi merupakan parameter kualitas lingkungan permukiman, antara lain
kepadatan bangunan, tata letak bangunan, lebar jalan masuk, kondisi permukaan jalan masuk permukiman, pohon pelindung jalan, lokasi
permukiman, dan kualitas atap bangunan. Pengenalan terhadap masing- masing parameter tersebut dilakukan dengan berpedoman pada unsur
atau kunci intepretasi penginderaan jauh. 2.
Observasi atau Cek lapangan Observasi atau cek lapangan adalah suatu cara melakukan pengamatan
secara langsung di lapangan. Adanya keterbatasan interpreter dalam menyadap suatu informasi pada citra satelit dapat diperoleh melalui cek
lapangan. Pengamatan yang dilakukan adalah mengamati tentang kondisi lingkungan permukiman sesuai variabel penelitian. Kegiatan cek
lapangan dimaksudkan untuk menguji ketelitian atau kesesuaian hasil intepretasi dengan kondisi di lapangan dan untuk menilai parameter
kualitas lingkungan permukiman yang tidak dapat diperoleh dari citra. Pada dasarnya observasi atau cek lapangan ini dilakukan agar dalam
tahap analisis data dapat diperoleh informasi yang baik dan lengkap sebagai data acuan penentu kualitas lingkungan permukiman. Kegiatan
cek lapangan dimaksudkan untuk menguji ketelitian atau kesesuaian hasil intepretasi dengan kondisi di lapangan dan untuk menilai parameter
kualitas lingkungan permukiman. Uji kebenaran adalah upaya menyebutkan tingkat kebenaran hasil intepretasi, hal ini dilakukan untuk
mengetahui besarnya kepercayaan yang diberikan terhadap data intepretasi penginderaan jauh yang dilakukan Sutanto, 1994:116. Pada
dasarnya cek lapangan dilakukan agar dalam tahap analisis data diperoleh