BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan gabungan antara teknik interpretasi citra Quickbird dan teknik kerja lapangan.
Teknik intepretasi digunakan untuk menyadap informasi variabel kualitas lingkungan permukiman, yaitu terdiri dari kepadatan bangunan, tata letak
bangunan, lebar jalan, pohon pelindung, kondisi permukaan jalan, kualitas atap bangunan dan lokasi permukiman. Masing-masing variabel diberi harkat
dan bobot penimbang berkisar antara 1 dan 3 sesuai dengan besarnya pengaruh suatu variabel terhadap kualitas lingkungan permukiman. Kerja
lapangan diperlukan untuk mencocokkan hasil interpretasi dengan keadaan sebenarnya di lapangan. Teknik sampling penelitian secara purposif
purposive sampling
berdasarkan jumlah blok permukiman
.
Penelitian ini menggunakan sistem informasi geografi SIG sebagai alat untuk melakukan
intepretasi citra Quickbird dan pengharkatan atau skoring dari parameter kepadatan bangunan, tata letak bangunan, lebar jalan, pohon pelindung,
kondisi permukaan jalan, kualitas atap bangunan dan lokasi permukiman. Analisis data dalam penelitian ini berupa gabungan antara analisis kualitatif
dan analisis data kuantitatif. Analisis kualitatif berdasarkan interpretasi citra Quickbird dan analisis kuantitatif berdasarkan pengharkatan atau skoring dari
parameter yang digunakan.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di wilayah Kecamatan Kotagede, Kota Yogyakarta. Objek penelitian berupa permukiman penduduk. Wilayah ini dipilih karena
adanya keberadaan berbagai objek vital seperti kawasan perdagangan, wisata dan munculnya permukiman baru sehingga membuat karakteristik khas yang
mendorong perkembangan kota secara cepat di kawasan Kecamatan Kotagede. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2013 sampai
dengan Desember 2013.
18
C. Variabel dan Definisi Operasional Variabel
Variabel dalam penelitian ini adalah kualitas permukiman secara interpretasi visual, yaitu:
1. Kepadatan Permukiman
Kepadatan permukiman dapat diartikan sebagai penggunaan penutupan rumah mukim pada blok permukiman, antara rumah yang satu dengan
rumah yang lainnya, yang dihitung dengan perbandingan antara rumah mukim dengan luas blok permukiman, namun terlebih dahulu antara
rumah mukim dan non mukim harus dipisahkan, sehingga jelas perbedaannya.
2. Tata Letak Bangunan
Tata letak bangunan permukiman dapat dilihat dengan jelas melalui pola bangunan yang ada pada suatu blok permukiman. Bila dilihat dari citra,
pola bangunan yang menghadap ke jalan pada umumnya mempunyai ukuran dan bentuk yang relatif sama. Tata letak permukiman dihitung
dengan membandingkan jumlah bangunan yang tertata teratur dengan jumlah bangunan dalam blok permukiman.
3. Lebar Jalan Masuk
Lebar jalan masuk diartikan sebagai jalan yang menghubungkan jalan lingkungan perumahan dengan jalan utamanya. Penilaian parameter ini
dimaksudkan untuk mengetahui mudah tidaknya transportasi dari dan ke blok permukiman.
4. Kondisi Permukaan Jalan Masuk Permukiman
Kondisi permukaan jalan masuk permukiman adalah pengerasan permukaan badan jalan yang dibedakan atas bahan pengerasan jalan
tersebut, yang didasarkan pada persentase dari kondisi jalan masuk yang telah diperkeras dengan aspal atau telah disemen terhadap seluruh jalan.
5. Pohon Pelindung Jalan
Pohon pelindung yang dimaksud adalah luas tutupan kanopi daun yang terdapat dalam suatu unit permukiman. Biasanya pohon pelindung tersebut
terdapat di kanan kiri jalan pada suatu unit permukiman. Batasan dari