Menerapkan konsep paradigma sehat secara holistik dan pendekatan Menerapkan konsep paradigma sehat secara holistik dan menerapkan

2.2 Mendiagnosis kemungkinan adanya penyakit kondisi sistemik yang mempunyai manifestasi dalam mulut, khususnya jaringan periodonsium. 2.3 Menegakkan diagnosis penyakit kelainan periodontal melalui interpretasi maupun korelasi hasil pemeriksaan, riwayat penyakit, keadaan klinis dan hasil pemeriksaan penunjang diagnostik serta mampu melakukan diagnosis banding. 2.4 Merujuk kepada dokter yang berwenang untuk mendiagnosis adanya penyakit sistemik.

2. Menerapkan konsep paradigma sehat secara holistik dan pendekatan

kedokteran gigi berbasis bukti evidence based dentistry dalam merencanakan terapi yang rasional sesuai kasus. Kompetensi Penunjang : 1. Merencanakan perawatan yang rasional sesuai kasus pada penyakitkelainan periodontal spesialistik serta memperkirakan prognosisnya. Kemampuan Dasar : 1.1 Menetapkan rencana perawatan penyakit kelainan periodontal spesialistik sesuai dengan diagnosis, serta memperkirakan prognosisnya. 1.2 Menjelaskan langkah-langkah perawatan, estimasi biaya, tanggung jawab pasien, serta meminta informed consent bagi pelaksanaan perawatan yang disetujui.

3. Menerapkan konsep paradigma sehat secara holistik dan menerapkan

pendekatan kedokteran gigi berbasis bukti evidence based dentistry dalam penatalaksanaan kasus periodontal spesialistik. Kompetensi Penunjang : 1. Menerapkan pendekatan multidisiplin dan multidimensi secara komprehensif dalam perawatan kasus periodontal spesialistik. Kemampuan Dasar : 1.1 Mengkoordinasikan konsultasi medis yang diperlukan untuk klarifikasi masalah-masalah yang berkaitan dengan kondisi sistemik pasien. 1.2 Mengevaluasi pasien-pasien dengan kondisi yang diperparah oleh masalah medis medically compromised, pasien lanjut usia older adults dan wanita pubertas, menstruasi, hamil dan menopause yang memerlukan perawatan periodontal. 1.3 Mengevaluasi kelainan furkasi dan hubungannya dengan kelainan periodontik – endodontik. 1.4 Mengevaluasi penyakit dan atau kelainan periodontal pada kasus maloklusi yang mempengaruhi keberhasilan perawatan. 1.5 Mengevaluasi dampak infeksi periodontal terhadap kesehatan sistemik dan kualitas kehidupan. 1.6 Mengevaluasi dampak rokok dan alkohol terhadap kesehatan jaringan periodonsium. Naskah Akademik Akreditasi Program Studi Dokter Gigi Spesialis Periodonsia 2014 45 1.7 Menata lingkungan kerja di bidang periodonsia secara ergonomik dengan memahami kesehatan dan keselamatan kerja. 2. Menerapkan teknik pengendalian infeksi yang efektif secara konsisten dalam perawatan kasus periodontal spesialistik. Kemampuan Dasar : 2.1 Memahami manfaat adanya sistem kendali infeksi komprehensif dalam melakukan perawatan periodontal spesialistik. 2.2 Memahami program pengendalian infeksi di lingkungan kerja. 2.3 Memahami cara-cara untuk memperkecil risiko terjadinya infeksi silang terhadap petugas kesehatan dan pasien. 2.4 Menerapkan program pengendalian infeksi secara komprehensif dalam melakukan perawatan periodontal spesialistik. 2.5 Melakukan langkah-langkah yang diperlukan ketika terjadi kecelakaan tertusuk, terluka, tergores oleh alat-alat kedokteran gigi yang tercemar cairan tubuh pasien. 3. Penatalaksanaan perawatan penyakit kelainan periodontal spesialistik secara non bedah dan periodontal medisin. Kemampuan Dasar : 3.1 Melakukan perawatan darurat pada kasus periodontitis nekrosis, periodontitis agresif, periodontitis manifestasi penyakit sistemik periodontitis yang diperparah oleh masalah medis medically compromised, pasien lanjut usia older adults, abses gingival,abses periodontal, dan abses perikoronal. 3.2 Menetapkan pemberian obat-obatan secara lokal dan sistemik secara rasional. 3.3 Melakukan perawatan pada kasus periodontitis kronis generalis lanjut, periodontitis agresif, NUG, NUP, periodontitis manifestasi penyakit sistemik periodontitis yang diperparah oleh masalah medis medically compromised dan pasien lanjut usia older adults. 3.4 Memahami peran oklusi dalam perawatan periodontal, mengevaluasi tanda klinis radiografis oklusi traumatik, memahami efek obat anti infeksi perawatan periodontal terhadap kegoyangan gigi. 3.5 Melakukan penyesuaian oklusi melalui pengasahan selektif pada kasus periodontal spesialistik yang disebabkan atau diperberat oleh oklusi traumatik. 3.6 Melakukan perbaikan titik kontak, memperbaiki protesa restorasi mengemper untuk mengoptimalkan hasil perawatan periodontal. 3.7 Melakukan splin pada kasus periodontal spesialistik. 3.8 Melakukan perawatan periodontal dengan cara pergeseran gigi pada pasien dengan masalah periodontal periodontal compromised. 3.9 Melakukan perawatan periodontal untuk menunjang perawatan ortodonsi. Naskah Akademik Akreditasi Program Studi Dokter Gigi Spesialis Periodonsia 2014 46 3.10 Melakukan terapi pemeliharaan periodontal melalui prosedur pemeliharaan terjadwal maintenance recall pada kasus periodontal spesialistik. 4. Melakukan perawatan periodontal bedah terapi, rekonstruksi dan estetika dalam perawatan kasus periodontal spesialistik. Kemampuan Dasar : 4.1 Menciptakan pelekatan jaringan periodonsium sebagai hasil proses regenerasi untuk mendapatkan jaringan periodonsium baru yang sehat dan stabil, dengan memperhitungkan faktor estetik dengan cara : a. Melakukan berbagai teknik bedah flep dan mukogingiva. b. Melakukan bedah tulang resektif periodontal. c. Melakukan bedah tulang regeneratif periodontal. d. Melakukan bedah plastik dan estetik periodontal. e. Melakukan gingivektomi dan gingivoplasti sebagai terapi gingival enlargement. f. Melakukan perawatan kelainan furkasi dan kelainan periodontik endodontik, dapat disertai amputasi atau reseksi akar, hemiseksi atau separasi. 5. Melakukan perawatan prostetik periodontal dan implan dental untuk merekonstruksi merestorasi gigi dengan kelainan penyakit periodontal spesialistik. Kemampuan Dasar : 5.1 Mengevaluasi kasus kehilangan gigi dan struktur tulang rahang daerah oral yang merupakan indikasi untuk pemasangan implan. 5.2 Melakukan pemasangan implan gigi dental implan. 5.3 Mengevaluasi tanda dan gejala klinis dan etiologi periimplantitis. 5.4 Melakukan terapi periimplantitis. 5.5 Mengevaluasi gambaran klinis, tanda, gejala dan etiologi masalah periodontal yang berhubungan dengan ukuran lebar gingiva cekat, kedalaman vestibulum serta letak frenulum terhadap tepi gingiva. 5.6 Melakukan bedah periodontal untuk menunjang perawatan prostetik dan konservasi. 5.7 Melakukan terapi prostetik periodontal pada pasien dengan masalah periodontal periodontal compromised. 5.8 Melakukan evaluasi hasil perawatan secara periodik pada kasus periodontal spesialistik dan melakukan terapi pemeliharaan kesehatan jaringan periodonsium. Materi pemelajaran Materi pemelajaran disiapkan sesuai dengan tujuan pendidikan atau kompetensi lulusan dan strategi pengajaran. Materi ini sebaiknya dalam bentuk mata ajaran atau modul terintegrasi antara teori dan praktik. Materi pemelajaran harus mengacu pada perkembangan IPTEKDOKGI Spesialistik yang berkembang sangat pesat. Naskah Akademik Akreditasi Program Studi Dokter Gigi Spesialis Periodonsia 2014 47 Kolegium Periodonsia Indonesia telah menetapkan Modul Dokter Gigi Spesialis Periodonsia yang akan menjadi dasar untuk menyusun materi pemelajaran pendidikan profesi dokter gigi Spesialis Periodonsia. Modul yang telah ditetapkan adalah: 1. Penyakit Periodontal dan Etiologi. 2. Terapi Non Bedah Periodontal. 3. Dasar – Dasar Terapi Bedah Periodontal. 4. Terapi Bedah Periodontal Rekonstruksi. 5. Terapi Bedah Periodontal Mukogingiva Plastik dan Estetik. 6. Implan Dental. 7. Prostetik Periodontal. 8. Periodontal Medisin. 9. Humaniora. 10. Keterampilan Klinik. 11. Metodologi Penelitian dan Penulisan Karya Ilmiah. 12. Perawatan Periodontal Multidisiplin. Strategi pemelajaran Institusi Program studi Periodonsia selayaknya menerapkan metoda pemelajaran aktif dan fokus pada mahasiswa student centered learning. Metoda pemelajaran student centered learning ini antaralain dapat berupa : discussion, role play and simulation, discovery learning, self directed learning, cooperative learning, collaborative learning, conteProgram studitual instruction, problem based learning, case study and case report, skills lab, scientific session. Metoda pemelajaran student centered learning akan membantu mahasiswa dalam mengembangkan kualitas belajar mandiri, belajar sepanjang hayat, berpikir kritis dan analisis berdasarkan evidence based dentistry. Dalam proses pemelajaran, staf pendidik berperan sebagai pembimbing, pendidik dan penilai. Beban pendidikan dan lama pendidikan Program pendidikan harus menyatakan secara jelas tentang tujuan, komposisi, beban dan lama pendidikan. Tujuan, komposisi, beban dan lama pendidikan ditetapkan dengan mengacu pada kompetensi pendidikan yang ditetapkan secara nasional dan kompetensi tambahan khusus yang disusun oleh IPDGS, serta diuraikan secara rinci di dalam Buku Panduan Pendidikan. Buku Panduan Pendidikan mencantumkan tahap-tahap pendidikan yang akan dijalani, rincian pengalaman belajar yang harus dicapai dan semua kegiatan yang akan dilalui mahasiswa selama proses pendidikan. Program Studi Periodonsia harus memenuhi beban minimal setara dengan 55 sks. Untuk Program studi yang memerlukan ketrampilan klinik yang lebih besar kompetensi keahlian klinik minimal 50, dan beban studi untuk kegiatan ilmiah terstruktur minimal 15, sisanya 35 adalah untuk memenuhi kompetensi akademik. Lama pendidikan yang harus dijalani untuk beban studi sebesar 55 sks tersebut agar tercapai kompetensi seperti yang diharapkan memerlukan waktu minimal 5 semester. Naskah Akademik Akreditasi Program Studi Dokter Gigi Spesialis Periodonsia 2014 48 Evaluasi hasil belajar adalah upaya untuk mengetahui sampai di mana mahasiswa mampu mencapai tujuan pemelajaran, dan menggunakan hasilnya dalam membantu mahasiswa memperoleh hasil yang optimal. Evaluasi mencakup semua ranah belajar dan dilakukan secara objektif, transparan, dan akuntabel dengan menggunakan instrumen yang sahih dan andal, serta menggunakan penilaian acuan patokan criterion-referenced evaluation. Evaluasi hasil belajar difungsikan dan didayagunakan untuk mengukur pencapaian standar kompetensi dan profesi mahasiswa serta memberikan masukan untuk perbaikan sistem pemelajaran. Evaluasi pemelajaran merupakan hal yang sangat penting dalam proses pendidikan. Metode Evaluasi Pemelajaran : .1 Dalam pelaksanaan pendidikan harus ditetapkan metode yang digunakan untuk penilaian, termasuk kriteria lulusan. .2 Reliabilitas dan validitas metode penilaian perlu dievaluasi secara berkala. .3 Seluruh kegiatan pendidikan dicatat dalam log book untuk setiap mahasiswa. .4 Selama proses pendidikan, penilaian dilakukan secara terstruktur pada tiap tahap pendidikan dengan memperhatikan kemampuan yang harus dicapai sesuai dengan tahapan pendidikan. .5 Proses dan hasil penilaian harus didokumentasikan dengan baik. .6 Komponen penilaian meliputi penilaian untuk kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat. .7 Pada akhir pendidikan dilakukan ujian akhir dengan mengikutsertakan penguji luar. .8 Metode penilaian diupayakan agar mempunyai kaitan dengan pelayanan klinik yang dihadapi sehari-hari. .9 Kriteria penilaian hasil pemelajaran harus ditetapkan. .10 Prinsip, metode dan implementasi penilaian harus sesuai dengan tujuan pendidikan dan mendorong pengembangan proses belajar. Monitoring dan Evaluasi Monitoring meliputi: 1. Pengetahuan dan pemahaman teori pada bidang ilmu yang bersangkutan. 2. Ketrampilan dalam melakukan tindakan, serta sikap dan perilaku profesional. 3. Sikap dan perilaku mahasiswa dalam melakukan tugas sehari-hari kerajinan, ketelitian dan tanggung jawab. 4. Penilaian kegiatan ilmiah berupa: a. Journal Reading bedah jurnal. b. Laporan kasus dan studi pustaka. c. Penelitian dengan hasil akhir berupa tesis : Dalam melaksanakan penelitian mahasiswa dibimbing oleh 2-3 pembimbing yang menguasai materi penelitian dan memahami Naskah Akademik Akreditasi Program Studi Dokter Gigi Spesialis Periodonsia 2014 49 metodologi penelitian, yang dapat berasal dari periodonsia dan bidang lain terkait sesuai dengan topik penelitian. Tahap-tahap penilaian adalah seminar proposal, seminar hasil penelitian dan ujian tesis. Evaluasi meliputi: 1. Ujian tulis atau lisan tentang pengetahuan teori. 2. Penilaian ketrampilan klinikpraktikum, dengan cara : a. Evaluasi harian klinikpraktikum pada setiap kasus berdasarkan pengetahuan ketrampilan dan sikap perilaku. Seluruh kegiatan dicatat dalam buku catatan kegitan log book untuk setiap mahasiswa melalui pengamatan yang berkelanjutan. b. Evaluasi akhir semester : - Menelaah buku catatan kegiatan log book. - Ujian komprehensif klinik pada akhir pendidikan. - Bobot nilai ujian komprehensif adalah 20 dari seluruh kegiatan klinik. Tata cara ujian akhir Program Studi Periodonsia: .1 Persyaratan yang harus dipenuhi mahasiswa: - Telah lulus teori praktikum, kegiatan klinik dan kompetensi klinis. - Telah menyelesaikan penelitian dan penulisan tesis. - Tesis telah diseminarkan dan diuji oleh Program Studi Periodonsia, dan dinyatakan layak uji. - Ujian komprehensif dilaksanakan apabila mahasiswa telah dinyatakan lulus dalam ujian tesis. 2. Penunjukan staf penguji: - Susunan penguji ujian karya ilmiah terdiri dari 5 orang, yaitu 2 orang pembimbing penelitian dan 3 orang penguji yang terdiri dari tenaga pengajar departemen tersebut dan apabila dianggap perlu tenaga pengajar departemen lain atau penguji tamu dari bidang terkait. - Susunan penguji ujian komprehensif terdiri dari 5 orang yang terdiri dari 4 orang staf pengajar periodonsia dari Program Studi penyelenggara, dan 1 orang penguji tamu anggota kolegium yang bukan dari intitusi penyelenggara ujian komprehensif. 3. Sistem penilaian dan ujian perbaikan: - Nilai yang diperoleh mahasiswa untuk suatu mata kuliah, seminar, penelitian dan kegiatan akademik lainnya dinyatakan sesuai standar institusi pendidikan dalam huruf A, A-, B+, B, B-, C+, C, D dan E. - Untuk dapat melanjutkan ke semester berikutnya maka indeks prestasi mahasiswa minimal 3,00 B. - Mahasiswa yang nilainya kurang dari nilai huruf B, harus menempuh ujian perbaikan. - Mahasiswa yang mendapat nilai sama dengan B diperbolehkan juga memperbaiki angka - Ujian perbaikan boleh dilakukan maksimal dua kali. Bila masih juga tidak lulus, wajib membuat makalah tentang ilmu yang terkait. Naskah Akademik Akreditasi Program Studi Dokter Gigi Spesialis Periodonsia 2014 50 - Bila setelah ujian perbaikan 1 sampai 2 kali hasil lebih tinggi dari hasil sebelum perbaikan, maka yang diambil adalah nilai tertinggi dari hasil ujian perbaikan tersebut. - Jika pada akhir semester ternyata mahasiswa belum menyelesaikan tugas yang dibebankan kepadanya maka untuk tugas tersebut tidak diberikan nilai tetapi dilaporkan sebagai TL tidak lengkap. - Selambat-lambatnya pada akhir semester berikutnya tanda TL harus sudah diselesaikan diubah menjadi nilai dan dilaporkan oleh penanggung jawab mata kuliah. - Bila tidak ada laporan mengenai perubahan tanda TL tersebut maka pada permulaan semester berikutnya akan diberi nilai E. - TL tidak diikut sertakan dalam penghitungan kredit yang diperoleh mahasiswa dan penghitungan indeks prestasi suatu semester. Segera setelah ada perubahan TL menjadi nilai atau dinyatakan sebagai E, maka penghitungan jumlah kredit dan IP dalam semester yang sebelumnya yang terdapat tanda TL akan diulang. Hasil penghitungan ini akan digunakan untuk mengambil keputusan. - Nilai hasil ujian dan ujian perbaikan dicantumkan pada kartu hasil studi. - Indeks prestasi mahasiswa merupakan nilai prestasi yang digolongkan dalam: a. Indeks prestasi semester IP yaitu angka yang diperoleh dari hasil bagi jumlah mutu semester dengan jumlah kredit semester. b. Indeks prestasi kumulatif, adalah angka yang didapat dari hasil bagi jumlah kumulatif. c. Tahapan evaluasi:  Penghitungan IP dilakukan setiap akhir semester dan penghitungan IPK dilakukan pada setiap akhir tahun pendidikanajaran.  Dalam waktu satu tahun IPK dihitung dari jumlah nilai kredit mata kuliah yang mempunyi nilai tertinggi dari seluruh kredit yang diperoleh pada tahun tersebut.  Evaluasi keberhasilan belajar tahun pertama dilakukan pada akhir semester kedua. Untuk dapat melanjutkan pendidikan peserta harus mencapai IPK serendah-rendahnya 3,00.  Evaluasi akhir pendidikan.  Mahasiswa yang telah menyelesaikan seluruh program pendidikan dinyatakan lulus, apabila memenuhi syarat:  Tidak memiliki nilai C.  Telah menyelesaikan tesis dan lulus ujian laporan penelitian dan ujian komprehensif.  IPK sama atau lebih besar dari 3,00. g. Kelulusan, putus kuliah dan kelanjutan pendidikan: Predikat kelulusan: Naskah Akademik Akreditasi Program Studi Dokter Gigi Spesialis Periodonsia 2014 51 Seorang mahasiswa yang dinyatakan lulus dapat diberikan predikat kelulusan seperti yang dapat dilihat dalam tabel predikat kelulusan mahasiswa dan lama pendidikan. Tabel predikat kelulusan peserta: No. IPK Predikat 1. 2. 3. 3,75 – 4,00 3,41 – 3,74 3,00 – 3,40 Cum laude Sangat memuaskan Memuaskan Ijazah: Setelah mahasiswa menyelesaikan seluruh program pendidikan dan dinyatakan lulus serta menyerahkan tesis ke Biro Administrasi Pendidikan, kepadanya diberikan ijazah yang ditanda tangani Rektor dan Dekan FKG Penyelenggara Program Studi Periodonsia. h. Akreditasi dan sertifikasi Akreditasi internal dilakukan oleh Kolegium Periodonsia Indonesia dan akreditasi eksternal dilakukan oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi untuk mempertahankan kelangsungan penyelenggaraan program studi. Sertifikasi dilakukan oleh Kolegium Periodonsia Indonesia. Sertifikat Kompetensi diterbitkan oleh Kolegium Periodonsia Indonesia setelah dokter gigi Spesialis Periodonsia dinyatakan lulus dalam ujian kompetensi secara nasional yang diselenggarakan oleh Komisi Uji Kompetensi Kolegium Periodonsia Indonesia dan memenuhi persyaratan administratif yang telah ditetapkan. Umpan balik Institusi pendidikan harus mempunyai mekanisme umpan balik hasil dan proses pendidikan secara berkala sepanjang pelaksanaan pendidikan. Umpan balik tersebut diinformasikan kepada pihak yang berkepentingan dalam rangka peningkatan dan pengembangan kualitas pendidikan di masa mendatang. Suasana akademik dan profesional adalah kondisi yang dibangun untuk menumbuh-kembangkan semangat dan interaksi akademik dan profesional antara mahasiswa-dosen-tenaga kependidikan, pakar, dosen tamu, narasumber, untuk meningkatkan mutu kegiatan akademik dan profesional, di dalam maupun di luar kelas. Suasana akademik dan profesional yang baik ditunjukkan dengan perilaku yang mengutamakan kebenaran ilmiah, profesionalisme, kebebasan akademik dan profesional dan kebebasan mimbar akademik dan profesional, serta penerapan etika akademik dan profesional secara konsisten. Naskah Akademik Akreditasi Program Studi Dokter Gigi Spesialis Periodonsia 2014 52 Standar 6: Pembiayaan, sarana dan prasarana, serta sistem informasi Standar ini merupakan acuan yang mencakup pengadaan dan pengelolaan dana, sarana dan prasarana, serta sistem informasi yang diperlukan untuk mewujudkan visi, melaksanakanmenyelenggarakan misi, dan untuk mencapai tujuan Program Studi Periodonsia. Pembiayaan adalah usaha penyediaan, pengelolaan serta peningkatan mutu anggaran yang memadai untuk mendukung penyelenggaraan program-program akademik dan profesional yang bermutu di Program Studi Periodonsia sebagai lembaga nirlaba. Sumber pembiayaan dapat berasal dari perorangan ataupun instansi pengirim. Institusi pendidikan kedokteran gigi harus mempertanggung jawabkan pemanfaatan anggaran pendidikan sesuai dengan ketentuan yang diberlakukan oleh pemerintahuniversitas, transparan dan dapat diaudit oleh Kantor Akuntan Publik apabila dibutuhkan. Evaluasi dana dan umpan balik difasilitasi dan dilaksanakan secara transparan oleh pimpinan fakultas universitas. Sarana pendidikan adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam penyelenggaraan proses akademik dan profesional sebagai alat teknis dalam mencapai maksud, tujuan, dan sasaran pendidikan, antara lain komputer, peralatan dan perlengkapan pemelajaran di dalam kelas, alat laboratorium, alat kantor, dan lingkungan akademik dan profesional lainnya. Sarana klinik disesuaikan dengan prasyarat rumah sakit gigi dan mulut pendidikan RSGMP. Prasarana pendidikan adalah sumber daya penunjang dalam pelaksanaan tridharma perguruan tinggi antara lain ruang perkantoran, ruang perkuliahan, gedung RSGMP dan fasilitas lainnya. Sarana Program studi adalah faktor utama dalam menunjang kelancaran kegiatan pendidikan teori, ketrampilan dan sikap profesional serta penelitian. Berbagai sarana yang disediakan untuk kegiatan tersebut adalah: - Ruang kuliah, ruang diskusi, ruang seminar. - Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan utama, afiliasi dan satelit untuk menunjang pendidikan serta yang mempunyai pelayanan komprehensif dan memberi peluang melaksanakan pelatihan keprofesiannya. - Perpustakaan dan bekerjasama dengan perpustakaan lain baik di dalam maupun luar negeri. - Instalasi atau fasilitas yang membantu dalam menunjang kegiatan pendidikan dan penelitian seperti laboratorium Biologi Oral, laboratorium Material Kedokteran Gigi dan laboratorium Biomolekuler. - Teknologi informasi Intitusi Program studi memiliki fasilitas teknologi informasi yang memadai, baik bagi tenaga akademik, non akademik, maupun mahasiswa spesialis untuk menunjang kelancaran proses pemelajaran yang optimal. Pengelolaan sarana dan prasarana Program Studi Periodonsia meliputi perencanaan, pengadaan, penggunaan, pemeliharaan, pemutakhiran, Naskah Akademik Akreditasi Program Studi Dokter Gigi Spesialis Periodonsia 2014 53 inventarisasi, dan penghapusan aset yang dilakukan secara baik, sehingga efektif mendukung kegiatan penyelenggaraan akademik dan profesional di Program Studi Periodonsia. Kepemilikan dan aksesibilitas sarana dan prasarana khususnya RSGMP dan fasilitas kesehatan lainnya sangat penting untuk menjamin mutu penyelenggaraan pendidikan dokter gigi spesialis Periodonsia secara berkelanjutan. Sistem pengelolaan teknologi informasi dan komunikasi TIKICT mencakup pengelolaan masukan, proses, dan keluaran informasi, dengan memanfaatkan teknologi informasi dan pengetahuan untuk mendukung penjaminan mutu pendidikan dokter gigi spesialis Periodonsia. Standar 7: Penelitian, pelayananpengabdian kepada masyarakat, dan kerjasama Standar ini adalah acuan mutu penelitian, pelayananpengabdian kepada masyarakat dan kerjasama yang diselenggarakan untuk dan terkait dengan pengembangan mutu Program Studi Periodonsia. Penelitian adalah salah satu tugas pokok Program Studi Periodonsia yang memberikan kontribusi dan manfaat kepada proses pemelajaran, pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, serta peningkatan mutu pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Program Studi Periodonsia harus memiliki sistem perencanaan pengelolaan serta implementasi program-program penelitian yang menjadi unggulan. Program Studi Periodonsia memfasilitasi dan melaksanakan kegiatan diseminasi hasil-hasil penelitian dalam berbagai bentuk, antara lain penyelenggaraan forumseminar ilmiah, presentasi ilmiah dalam forum nasional dan internasional, publikasi dalam jurnal nasional terakreditasi danatau internasional yang bereputasi. Penelitian merupakan tugas akhir yang harus dilakukan oleh mahasiswa yang mencakup pengembangan IPTEKDOKGI yang berguna bagi peningkatan mutu pelayanan kesehatan gigi mulut. Sebagai seorang ilmuwan yang profesional, nantinya diharapkan dapat mengambil peran di dalam pengembangan ilmu dan teknologi sekaligus perbaikan dalam mutu pelayanan pada masyarakat. Pelayananpengabdian kepada masyarakat dilaksanakan sebagai perwujudan kontribusi kepakaran, kegiatan pemanfaatan hasil pendidikan, danatau penelitian dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, danatau seni, dalam upaya memenuhi permintaan danatau memprakarsai peningkatan mutu kehidupan bangsa. Kegiatan ini dianjurkan untuk dikembangkan oleh Program studi untuk menunjang menyempurnakan proses pendidikan dan merupakan kegiatan dalam mengaplikasikan kepakarannya dalam memecahkan masalah- masalah yang dihadapi oleh masyarakat. Kegiatan ini sebaiknya bekerja sama dengan instansi terkait. Kegiatan pengabdian masyarakat perlu memenuhi aspek kriteria mutu pengabdian, pelaksana dan manajemen pengabdian masyarakat. Program Studi Periodonsia memiliki sistem pengelolaan kerjasama dengan pemangku kepentingan eksternal dalam rangka penyelenggaraan dan Naskah Akademik Akreditasi Program Studi Dokter Gigi Spesialis Periodonsia 2014 54 peningkatan mutu secara berkelanjutan program-program akademik dan profesionalonal. Hasil kerjasama dikelola dengan baik untuk kepentingan akademik dan profesional dan sebagai perwujudan akuntabilitas Program Studi Periodonsia sebagai bagian dari suatu lembaga nirlaba. Program Studi Periodonsia juga mampu merancang dan mendayagunakan program-program kerjasama yang melibatkan partisipasi aktif Program Studi Periodonsia dalam meningkatkan kepakaran dan mutu sumber daya Program Studi Periodonsia. Akuntabilitas pelaksanaan Tridharma dan kerjasama Program Studi Periodonsia diwujudkan dalam bentuk keefektifan pemanfaatannya untuk memberikan kepuasan pemangku kepentingan terutama mahasiswa. Penjelasan dan rincian masing-masing standar akreditasi tersebut menjadi elemen-elemen yang dinilai, disajikan dalam buku tersendiri, yaitu Buku II.

4.2 Prosedur Akreditasi Program Studi Periodonsia