BAB IV STANDAR PENDIDIKAN PROFESI KEDOKTERAN DAN KEDOKTERAN GIGI
Pasal 26 2 Standar pendidikan profesi kedokteran dan kedokteran gigi sebagaimana
dimaksud pada ayat 1 : b. untuk pendidikan profesi dokter atau dokter gigi spesialis disusun oleh
kolegium kedokteran atau kedokteran gigi Pasal 30
1 Dokter dan dokter gigi lulusan luar negeri yang akan melaksanakan praktek kedokteran di Indonesia harus dilakukan evaluasi.
1.4 Landasan Filosofis
Pendidikan spesialis adalah pendidikan formal setelah pendidikan profesi yang mempersiapkan mahasiswa untuk memiliki pekerjaan dengan
persyaratan keahlian spesialis. Menurut Elaine Morgan: Specialist is ONE who is devoted to a particular occupation or branch of study or research.
Seorang dokter gigi setelah melakukan praktik dokter gigi untuk beberapa waktu dapat mengikuti pendidikan spesialis yang diminatinya. Lama
pendidikan spesialis bidang Kedokteran Gigi di Indonesia bervariasi antara 5 – 8 semester. Setelah mengikuti pendidikan spesialis, mereka akan
mendapat ijasah dengan gelar Spesialis.
Di beberapa Negara pendidikan boleh dilakukan segera setelah lulus dari Dental Schools, tetapi di banyak negara mereka harus praktik umum
dahulu selama 2 – 3 tahun, sebelum mengikuti pendidikan spesialis. Karena pendidikan spesialis di Indonesia termasuk pendidikan formal
maka pendidikan ini dilakukan di universitas university-based. Kurikulum untuk masing – masing spesialis bidang Kedokteran Gigi bervariasi
struktur, metoda dan lama pendidikannya, tetapi secara umum semuanya terdiri dari kombinasi antara pendidikan akademik, pendidikan profesi dan
penelitian penyusunan karya ilmiah yang setara.
Periodonsia adalah cabang ilmu Kedokteran Gigi yang mempelajari jaringan periodonsium gingiva, tulang alveolar, ligamen periodontal dan
sementum dalam keadaan sehat maupun patologis, serta melakukan
Naskah Akademik Akreditasi Program Studi Dokter Gigi Spesialis Periodonsia 2014 11
tindakan pencegahan, perawatan dan pemeliharaannya, dalam rangka menjaga serta mengembalikan fungsi Sistem stomatognatik yang optimal.
Periodonsia klinis merupakan salah satu bagian dari Periodonsia yang ruang lingkup ilmunya meliputi diagnosis dan penatalaksanaan penyakit
kelainan periodontal, terdiri dari 1 perawatan non bedah periodontal dan medisin periodontal, 2 perawatan bedah periodontal terapi, regenerasi,
rekonstruksi dan estetika, dan 3 perawatan prostetik periodontal dan implan dental. Dalam masyarakat banyak dijumpai penyakitkelainan
periodontal yang sifatnya sangat kompleks, serta banyak tumpang tindih dalam hal gambaran dan gejala klinik antara kasus yang satu dengan
lainnya. Kondisi ini menyebabkan perawatannya perlu dilakukan oleh seorang Dokter Gigi Spesialis Periodonsia konsultan dengan kemampuan
yang lebih spesifik dan spesialistik, yang lebih mendalam dari pada kemampuan seorang Dokter Gigi Spesialis Periodonsia.
1.5 Landasan Sosiologis