fully reflect dari semua informasi yang dipublikasikan termasuk informasi yang berada di
laporan-laporan keuangan perusahaan emiten. Informasi tersebut dapat berupa:
a. Informasi yang dipublikasikan yang hanya
mempengaruhi harga sekuritas dari perusahaan yang mempublikasikan informasi tersebut;
b. Informasi
yang dipublikasikan
yang mempengaruhi harga-harga sekuritas sejumlah
perusahaan. Informasi yang dipublikasikan yang mempengaruhi harga-harga sekuritas
semua perusahaan yang terdaftar di pasar saham.
3. Efisiensi pasar bentuk kuat strong form, dikatakan
demikian jika harga-harga sekuritas secara penuh tercerminkan fully reflect dari semua informasi
yang tersedia termasuk informasi yang privat. Teori kedua yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu adalah Teori Sinyal. Signalling Theory Teori Sinyal ini pertama kali dikemukakan
oleh Spence. Teori dengan memberikan suatu sinyal, pihak
pengirim pemilik
informasi berusaha
memberikan potongan informasi relevan yang dapat dimanfaatkan oleh pihak penerima. Pihak penerima
kemudian menyesuaikan perilakunya sesuai dengan pemahamannya terhadap sinyal tersebut. Penggunaan
teori ini dalam penelitian terkait pasar modal pertama kali dilakukan oleh Leland dan Pyle pada 1977.
Signalling theory
menekankan kepada
pentingnya informasi
yang dikeluarkan
oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar
perusahaan. Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis karena informasi pada
hakekatnya menyajikan keterangan, catatan atau gambaran baik untuk keadaan masa lalu, saat ini
maupun keadaan masa yang datang bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan dan bagaimana pasaran
efeknya. Informasi yang lengkap, relevan, akurat dan tepat waktu sangat diperlukan oleh investor di pasar
modal sebagai alat analisis untuk mengambil keputusan investasi.
Menurut Jogianto 2000: 392, informasi yang dipublikasikan
sebagai suatu
pengumuman memberikan signal bagi investor dalam pengambilan
keputusan investasi. Jika pengumuman tersebut mengandung nilai positif, maka diharapkan pasar
bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar.
Salah satu jenis informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan yang dapat menjadi signal bagi pihak
di luar perusahaan, terutama bagi pihak investor yaitu laporan tahunan. Informasi yang diungkapkan dalam
laporan tahunan dapat berupa informasi akuntansi yaitu informasi yang berkaitan dengan laporan
keuangan dan informasi non akuntansi yaitu informasi yang tidak berkaitan dengan laporan keuangan.
Laporan tahunan hendaknya memuat informasi relevan dan mengungkapkan informasi yang dianggap penting
untuk diketahui oleh pengguna laporan baik pihak dalam maupun pihak luar. Semua investor memerlukan
informasi untuk mengevaluasi risiko relatif setiap perusahaan sehingga dapat melakukan diversifikasi
portofolio dan kombinasi investasi dengan preferensi risiko yang diinginkan. Jika suatu perusahaan ingin
sahamnya dibeli oleh investor maka perusahaan harus melakukan pengungkapan laporan keuangan secara
terbuka dan transparan.
2.2 Pengembangan Hipotesis
Berdasarkan teori dan penelitian terdahulu yang menganalisis pengaruh EPS, NPM, ROA, ROE,
DER terhadap harga saham dapat diajukan hipotesis sebagai berikut.
1. Pengaruh Earning per Share EPS terhadap harga
saham. EPS merupakan perbandingan antara jumlah earning after tax EAT dengan jumlah
saham yang beredar. Menurut Hanafi 2003: 130 EPS merupakan salah satu rasio keuangan yang
sering digunakan oleh investor untuk menganalisis kemampuan
perusahaan menghasilkan
laba berdasarkan saham yang dimiliki. EPS ini akan
sangat membantu investor karena informasi EPS ini bisa menggambarkan prospek earning suatu
perusahaan di masa yang akan datang semakin besar EPS akan menarik investor untuk melakukan
investasi di perusahaan tersebut. Oleh karena itu, hal tersebut mengakibatkan permintaan saham
meningkat dan harga saham meningkat, dengan
demikian EPS berpengaruh positif terhadap harga saham. Sasongko dan Wulandari 2006 dalam
penelitiannya menyimpulkan bahwa earning per share EPS berpengaruh terhadap harga saham.
Pasaribu 2008 dalam penelitian menyimpulkan bahwa earning per share EPS berpengaruh
signifikan terhadap harga saham perusahan emiten. Berdasarkan penelitian tersebut, maka dapat
diajukan hipotesis alternatif yang pertama H
1
sebagai berikut.
H
1
: EPS mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.
2. Pengaruh Net Profit Margin NPM terhadap harga
saham. Net Profit Margin merupakan perbandingan antara laba setelah pajak EAT dengan penjualan.
Net Profit Margin termasuk dalam salah satu rasio profitabilitas. Rasio ini memberikan gambaran
tentang laba untuk para pemegang saham sebagai prosentase dari penjualan. Menurut Prastowo
1995 Net Profit Margin juga dapat digunakan untuk mengukur seluruh efisiensi, baik produksi,
administrasi, pemasaran, pendanaan, penetuan harga maupun manajemen pajak lihat Susilowati
dan Turyanto, 2011. Semakin tinggi rasio Net Profit Margin berarti laba yang dihasilkan oleh
perusahaan juga semakin besar maka menarik minat investor untuk melakukan transaksi dengan
perusahaan yang bersangkutan. Asyik dan Sulistyo 2000 dalam penelitian menunjukkan bahwa NPM
berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham. Berdasarkan konsep teori tersebut, maka
dapat diajukan hipotesis alternatif yang kedua H
2
sebagai berikut. H
2
: NPM mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.
3. Pengaruh Return on Asset ROA terhadap harga
saham. Return on Asset ROA merupakan ukuran seberapa besar laba bersih yang dapat diperoleh
dari seluruh kekayaan aktiva yang dimiliki perusahaan. Dengan meningkatnya ROA berarti
kinerja perusahaan semakin baik dan sebagai dampaknya harga saham perusahaan semakin
meningkat. Dengan meningkatnya harga saham, maka return saham perusahaan yang bersangkutan
juga meningkat.
Dengan demikian
ROA berhubungan positif harga saham. Anastasia 2003
dalam menyimpulkan bahwa secara empiris faktor fundamental,
Return on
Asset mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Natarsyah
2000 dalam
penelitiannya menyimpulkan bahwa Return on Asset juga
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham.
Semakin besar
Return on
Asset menunjukkan kinerja semakin baik, sehingga
mampu memberikan laba bagi perusahaan dan mengundang investor untuk membeli saham tinggi.
Sebaliknya, apabila Return on Asset semakin kecil menunjukkan bahwa dari total aktiva yang
digunakan perusahaan mendapatkan kerugian, maka investor kurang suka melirik saham
perusahaan tersebut dan harga sahamnya akan rendah, maka dapat diajukan hipotesis alternatif
yang ketiga H3 sebagai berikut.
H
3
: ROA mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.
4. Pengaruh Return on Equity ROE terhadap harga
saham. Return on Equity merupakan ukuran kinerja perusahaan ditinjau dari segi profitabilitasnya.
Kemampuan menghasilkan laba bersih setelah pajak dari modal yang dimiliki oleh perusahaan
menunjukkan kinerja yang semakin baik. ROE yang semakin meningkat, maka investor semakin
tertarik untuk menanamkan dananya ke dalam perusahaan, sehingga harga saham cenderung
meningkat. Sebagai dampaknya return saham juga meningkat, dengan demikian ROE berhubungan
positif dengan return saham. Subiyantoro dan Andreani
2003 dalam
penelitiannya menyimpulkan bahwa faktor fundamental ROE
berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Anastasia 2003 dalam penelitian menyimpulkan
bahwa ROE berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Berdasarkan konsep teori tersebut, maka
dapat diajukan hepotesis alternatif yang ke empat H4 sebagai berikut.
H
4
: ROE mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.
5. Pengaruh Debt to Equity Ratio DER terhadap
harga saham. Susilowati dan Turyanto 2011 Debt to Equity Ratio DER dipergunakan untuk
mengukur tingkat penggunaan utang terhadap total shareholders’ equity yang dimiliki perusahaan.
Total debt merupakan total liabilities jangka
pendekjangka panjang, total shareholder equity menunjukkan total modal sendiri yang dimiliki
perusahaan. Penggunaan hutang yang makin banyak, yang dicerminkan oleh debt rasio rasio
antara hutang dengan total aktiva yang semakin besar, pada perolehan laba sebelum bunga dan
pajak EBIT yang sama menghasilkan laba per saham yang lebih besar. Jika laba per saham
meningkat, maka
berdampak pada
meningkatkannya harga saham atau return saham, sehingga secara teoritis DER berpengaruh positif
pada harga saham. Anastasia
2003 dalam
penelitiannya menyimpulkan bahwa faktor Fundamental Debt to
Equity Ratio DER mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham perusahaan
properti. Berdasarkan konsep teori tersebut di atas, maka dapat diajukan hipotesis alternatif kelima
H5 sebagai berikut.
H
5
: DER mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.
Pengaruh faktor-faktor fundamental yang terdiri earning per share EPS, net profit margin
NPM, return on asset ROA, return on equity ROE, dan Debt to Equity Ratio DER mempunyai pengaruh
positif terhadap harga saham, sehingga model empiris dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai
berikut:
Gambar 1.
Model matematis
Adapun bentuk persamaan yang di gunakan adalah:
PK = α + β
1
EPSK+ β
2
NPM + β
3
ROA + β
4
ROE + β
5
DER + e Dimana:
PK= Harga Saham Konversi
= konstanta β
1
- β
5
= koefisien regresi variabel independent EPSk = Earning per Share Konversi
NPM = Net Profit Margin ROA = Return On Assets
ROE = Return on Equity DER = Debt to Equity Rasio
e = kesalahan yang mempunyai nilai penghargaan sebesar 0
3. Metode Penelitian 3.1 Data