Perkembangan Indeks Variabel IDI Prov. Sumsel Perkembangan Skor Indikator IDI

4 Indeks Demokrasi Indonesia Provinsi Sumatera Selatan 2016 20 40 60 80 100 Kebebasan Berkumpul dan Berserikat Kebebasan Berpendapat Kebebasan Berkeyakinan Kebebasan dari Diskriminasi Hak Memilih dan Dipilih Partisipasi Politik dalam Pengambilan Keputusan dan Pengawasan Pemilu yang Bebas dan Adil Peran DPRD Peran Partai Politik Peran Birokrasi Pemerintah Daerah Peran Peradilan yang Independen 2015 2016

3. Perkembangan Indeks Variabel IDI Prov. Sumsel

Menurut nilai indeks variabel IDI 2016 terdapat tiga variabel yang mengalami peningkatan indeks dan enam variabel mengalami penurunan. Dari tiga variabel yang mengalami kenaikan, satu diantaranya meningkat cukup bermakna. Kenaikan terbesar terjadi pada indeks variabel Peran Birokrasi Pemerintah Daerah. Pada Grafik 3 terlihat lebarnya jarak plot tahun 2015 dengan plot tahun 2016, memperlihatkan variabel Peran Birokrasi Pemerintah Daerah meningkat paling besar, dari kategori “buruk” meningkat menjadi “sedang”, yakni meningkat dari 27,66 pada 2015 menjadi 79,84 pada 2016. Grafik 3. Perkembangan Indeks Variabel IDI Prov. Sumatera Selatan, 2015-2016 Sumber: BPS Prov. Sumatera Selatan Sedangkan variabel yang mengalami penurunan relatif tinggi adalah variabel Peran Partai Politik yang menurun sebesar 38,58 poin yakni dari 74,04 di tahun 2015 menjadi 35,46 di tahun 2016 kategori “buruk”.

4. Perkembangan Skor Indikator IDI

Indikator pada IDI 2016 Provinsi Sumsel terdapat 16 indikator mencapai kinerja kategori “baik” skor di atas 80, meliputi: a. Indikator 1, AncamanPenggunaan Kekerasan oleh Aparat Pemerintah yang Menghambat Kebebasan Berkumpul dan Berserikat b. Indikator 2, AncamanPenggunaan Kekerasan oleh Masyarakat yang Menghambat Kebebasan Berkumpul dan Berserikat c. Indikator 3, Ancaman kekerasan atau penggunaan kekerasan oleh aparat pemerintah yang menghambat kebebasan berpendapat d. Indikator 5, Aturan Tertulis yang Membatasi Kebebasan Menjalankan Ibadah Agama, e. Indikator 6, TindakanPernyataan Pejabat yang Membatasi Kebebasan Menjalankan Ibadah Agama, 5 Indeks Demokrasi Indonesia Provinsi Sumatera Selatan 2016 f. Indikator 7, Ancaman kekerasan atau penggunaan kekerasan dari satu kelompok masyarakat terhadap kelompok masyarakat lain terkait dengan ajaran agama g. Indikator 9, TindakanPernyataan Pejabat yang Diskriminatif dalam Hal Gender, Etnis, dan Kelompok, h. Indikator 10, AncamanPenggunaan Kekerasan oleh Masyarakat Karena Alasan Gender, Etnis, dan Kelompok, i. Indikator 11, Hak Memilih atau Dipilih Terhambat, j. Indikator 17, Pengaduan masyarakat mengenai penyelenggaraan pemerintahan k. Indikator 18, Keberpihakan KPUD dalam Penyelenggaraan Pemilu, l. Indikator 19, Kecurangan dalam Penghitungan Suara, m. Indikator 24, Persentase Perempuan Pengurus Partai Politik, n. Indikator 26, Upaya Penyediaan Informasi APBD oleh Pemerintah Daerah. o. Indikator 27, Keputusan Hakim yang Kontroversial, dan p. Indikator 28, Penghentian Penyidikan yang Kontroversial oleh Jaksa atau Polisi. Meskipun demikian, masih terdapat juga kinerja indikator demokrasi yang berkategori “buruk” skor di bawah 60 di tahun 2016. Indikator-indikator yang termasuk dalam kategori tersebut adalah: a. Indikator 4, AncamanPenggunaan Kekerasan oleh Masyarakat yang Menghambat Kebebasan Berpendapat, b. Indikator 8, Aturan tertulis yang diskriminatif dalam hal gender, etnis atau terhadap kelompok rentan lainnya c. Indikator 15, Persentase Perempuan Terpilih terhadap Total Anggota DPRD Provinsi, d. Indikator 20, Besaran alokasi anggaran pendidikan dan kesehatan e. Indikator 21, Perda yang Merupakan Inisiatif DPRD, f. Indikator 22, Rekomendasi DPRD Kepada Eksekutif, g. Indikator 23, Kegiatan Kaderisasi yang Dilakukan Peserta Pemilu, dan Indikator-indikator tersebut di atas memerlukan perhatian khusus dari semua pihak agar nilainya dapat membaik.

5. Perkembangan IDI Provinsi di Indonesia