Implementasi Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG) Dalam Meningkatkan Kinerja pegawai Di Dinas Perhubungan propinsi Jawa Barat (suatu Studi kasus pada Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat)
1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Laporan KKL
Kemajuan teknologi informasi terjadi sedemikian pesatnya sehingga
data, informasi, dan pengetahuan dapat diciptakan dengan teramat
sangat cepat dan dapat segera disebarkan keseluruh lapisan
masyarakat. Teknologi informasi merupakan suatu acuan bagi negara
Indonesia dalam menghadapi era globalisasi. Perkembangan teknologi di
bidang pemerintahan, yang disebut dengan
e-Government. Pemerintah
memfokuskan diri pada teknologi, khususnya pengembangan
e-Government
yang diharapkan dapat memberikan pelayanan kepada
semua pihak, baik pemerintah maupun masyarakat.
Pesatnya perkembangan teknologi informasi menuntut kita harus
selalu mengikuti
trend
sistem informasi sekarang dan masa yang akan
datang. Salah satu implikasi nyata yang dirasakan dari percepatan
tersebut saat ini adalah munculnya berbagai bidang baru yang menuntut
penguasaan teknologi informasi didalamnya.
Kemajuan teknologi informasi (komputer dan telekomunikasi) terjadi
sedemikian pesatnya sehingga data, informasi, dan pengetahuan dapat
diciptakan dengan sangat cepat dan dapat disebarkan ke seluruh lapisan
masyarakat. Perkembangan globalisasi di Indonesia mengenai teknologi
informasi akan membawa manusia menuju perubahan-perubahan
terhadap sikap mengenai perkembangan tersebut.
(2)
Teknologi informasi yang berbasis komputerisasi, saat ini telah
menyederhanakan pekerjaan menganalisis jumlah data yang luas, dan
teknologi informasi berbasis komputer tersebut dapat memudahkan dalam
memanajemen sumber daya aparatur. Proses pengembangan sumber
daya aparatur berupa proses pengembangan pegawai, pembinaan
pegawai, serta sampai pencatatan para pegawai. Dengan adanya
pengembangan
sistem
informasi
di
suatu
pemerintahan
akan
memudahkan para pegawai dalam menyimpulkan data dan informasi
dengan lebih baik.
Sistem Informasi yang berkembang pesat sekarang ini sangat
mempengaruhi bagaimana pemerintah dimasa moderen harus bersikap
dalam melayani masyarakatnya. Inilah alasan lain mengapa di dinas
perhubungan propinsi jawa barat dipaksa untuk mulai mengkaji fenomena
yang ada agar yang bersangkutan dapat secara benar dan efektif
mereposisikan peranan dalam melayani masyarakat.
Meningkatnya kualitas kehidupan masyarakat tidak terlepas dari semakin
membaiknya kinerja industri swasta dalam
melakukan kegiatan
ekonominya, namun juga yang diberikan pemerintah secara efektif dan
efesien.
Hubungan yang erat antara dinas perhubungan propinsi jawa barat
dan masyarakat sebagai pihak yang harus diperhitungkan kesejahteraan
dan kualitas kehidupannya haruslah diimbangi dengan peran pemerintah
dan bisa memberikan sebuah standar pelayanan yang semakin baik dari
waktu ke waktu.
(3)
Dunia informasi merupakan suatu fenomena didalam kehidupan baik
di Dinas Perhubunga Propinsi Jawa Barat maupun dilingkungan
masyarakat. Hal ini karena semakin majunya suatu negara atau daerah
maka harus semakin efektif pelayanan sistem informasi baik dari segi
sektor ekonomi , politik, perdagangan , budaya maupun sosial, oleh sebab
itu, di dinas perhubungan propinsi jawa barat dalam meningkatakan
kualitas kinerjanya dituntut untuk lebih efektif dan efesien, sehingga
pelayanan kepada masyarakat lebih cepat dan trasparansi .
Kinerja di dinas perhubungan propinsi jawa barat pun hendaknya
ditingkatkan melalui suatu media teknologi yang semakin maju, ini dapat
menunjang kinerja lebih efektif dan efesien sehingga terciptanya
good
governance. Banyak media informasi dan teknologi yang dapat
dipergunakan oleh Dinas Perhubungan Propinsi Jawa Barat dalam
meningkatkan kualitas kinerja pegawai.
Dinas Perhubungan Propinsi Jawa Barat dalam mengembangkan
potensi yang dimiliki baik dari sumber daya alam maupun sumber daya
manusia. Perlu didukung dengan penggunaan teknologi dan informasi
yang lebih kompetitif dalam menjalankan roda pemerintahan. Dewasa ini
teknologi informasi sudah menjadi suatu kebutuhan yang sangat penting,
tidak hanya sebagai tuntutan yang sangat mendesak bagi setiap orang,
tetapi digunakan untuk mendapatkan informasi dengan cepat, lengkap dan
akurat. Perkembangan sistem informasi memberi dampak pada bidang
pelayanan dan penyampaian informasi dari dinas perhubungan propinsi
jawa barat kepada masarakat.
(4)
Perkembangan teknologi di bidang pemerintahan, khususnya
dalam penerapan sistem informasi kepegawaian (SIMPEG) pemerintah
Propinsi Jawa Barat yang khususnya di Biro Kepegawaian Sub Bagian
Data dan Informasi Kepegawaian diharapkan dapat meningkatkan sumber
daya aparatur di bidang pemerintahan, dan supaya mempersiapkan
pegawai yang profesional dibidangnya. Sumber daya aparatur perlu
dikelola secara profesional agar terwujud keseimbangan antara kebutuhan
pegawai dengan tuntutan dan kemampuan organisasi sumber daya
aparatur. Keseimbangan tersebut merupakan kunci utama suatu instansi
agar dapat berkembang secara produktif dan wajar.
Pengelolaan pegawai secara profesional dimulai sejak perekrutan
pegawai, penyelesaian, pengklasifikasian, penempatan pegawai sesuai
dengan kemampuan, penataran, dan pengembangan kariernya serta
proses pemberhentian. Instansi atau lembaga, mempunyai banyak
pegawai yang secara potensi berkemampuan tinggi tetapi tidak mampu
berprestasi dalam kerja. Hal ini dimungkinkan karena kondisi psikologis
dari jabatan yang tidak cocok, atau karena lingkungan tempat kerja yang
tidak membawa rasa aman. Oleh karena itu, faktor manusia merupakan
modal utama yang perlu diperhatikan oleh pemimpin atau kepala dalam
suatu instansi atau lembaga.
Permasalahan lain dalam sumber daya aparatur diantaranya
ukuran sumber daya aparatur yang masih relatif besar, susunan
organisasi pemerintah yang masih belum sepenuhnya mengacu kepada
kebutuhan. Pembagian tugas antar instansi atau unit yang kurang jelas,
(5)
menyebabkan munculnya aparatur yang kurang profesional, dan prosedur
standar yang belum tersedia secara baku serta sistem pengawasan yang
masih belum efektif. Hal ini merupakan bukti, bahwa suatu organisasi
maupun para aparatur belum bisa mengatur para aparatur secara
maksimal serta mengarahkan para pegawai menjadi pegawai yang
profesional di bidangnya.
Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi di Indonesia
khususnya di pemerintahan, informasi telah terbukti penting dalam
pengambilan suatu keputusan dalam proses pengembangan sumber daya
aparatur yang profesional. Informasi merupakan salah satu sumber daya
penting dalam proses manajemen. Dengan adanya informasi dalam
sebuah organisasi pemerintahan, kegiatan-kegiatan yang dilakukan akan
mudah diselesaikan melalui interaksi antar pegawai tersebut untuk
mendapatkan informasi mengenai suatu keputusan dalam bertindak.
Berdasarkan kendala di atas, maka untuk mengatasi
masalah-masalah yang berhubungan dengan kepegawaian dan sumber daya
aparatur pada Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat diperlukan
penempatan pegawai yang profesional dibidangnya, yang sesuai dengan
keahliannya. Pegawai yang profesional di bidang inilah yang
menempatkan pegawai sesuai dengan prosedur, sehingga terbentuk iklim
atau suasana kerja yang harmonis. Pegawai yang bekerja sesuai dengan
tugas yang dilimpahkan kepadanya, merasa nyaman dan cocok dengan
pekerjaan yang telah diberikan kepadanya.
(6)
Strategi yang dilakukan Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat
khususnya dalam penerapan sistem informasi kepegawaian dimaksudkan
untuk membentuk sumber daya aparatur yang profesional dibidangnya.
Selain itu, sistem informasi kepegawaian memudahkan pegawai dalam
memasukan data pegawai, agar data pegawai tersebut disimpan dengan
rapih dan dapat memudahkan pengolahan data kepegawaian. Data-data
tersebut tidak berserakan yang akan menyebabkan suatu arsip data
kepegawaian menjadi hilang, serta dalam pengelolaan pegawai dari
proses
pengadaan
sampai
pemberhentian
dilakukan
dengan
menggunakan sistem informasi kepegawaian (SIMPEG). Pengoptimarat
lisasian kinerja pegawai melalui SIMPEG pada Dinas Perhubungan
Provinsi Jawa Babertujuan untuk meningkatkan sumber daya aparatur
yang profesional serta kinerja aparatur yang berkulaitas sesuai bidangnya.
Berdasarkan permasalahan di atas, penulis mengambil judul
Laporan KKL
“IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI MANEJEMEN
KEPEGAWAIAN (SIMPEG)
DALAM
MENINGKATKAN KINERJA
PEGAWAI DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI JAWA BARAT”
1.2 Identifikasi Masalah
Untuk memperjelas fokus masalah yang akan diteliti dalam Laporan
KKL ini, penulis menyusun identifikasi masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana
sumber daya
yang menunjang
implementasi
kebijakan Simpeg pada Dinas Perhubungan Provinsi Jawa
Barat?
(7)
2. Bagaimana
disposisi
atau
sikap
pelaksanaan
dalam
implementasi kebijakan Simpeg di Dinas Perhubungan Propinsi
Jawa Barat?
3. Bagaimana stuktur birokrasi dalam implementasi kebijakan
Simpeg pada Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat?
1.3 Maksud dan Tujuan Laporan KKL
Maksud dari Laporan KKL ini adalah untuk mengetahui dan
menggambarkan bagaimana pengembangan sistem informasi manejemen
dalam meningkatkan kinerja pegawai Dinas Perhubungan Propinsi Jawa
Barat.
Sedangkan tujuannya adalah:
1. Untuk mengetahui sumber daya yang menunjang implementasi
kebijakan Simpeg pada Dinas Perhubungan Propinsi Jawa
Barat.
2. Untuk mengetahui disposisi atau sikap pelaksana dalam
implementasi kebijakan Simpeg di Dinas Perhubungan Propinsi
Jawa Barat.
3. Untuk mengetahui Stuktur birokrasi dalam implementasi
kebijakan Simpeg pada Dinas Perhubungan Provinsi Jawa
Barat
(8)
1.4 Kegunaan Laporan KKL
Hasil kegunaan Laporan KKL ini diharapkan memiliki kegunaan
yang bersifat teoritis dan praktis, sebagai berikut :
1.
Bagi kepentingan
penulis, Laporan KKL ini dapat berguna untuk
menambah wawasan dan pengetahuan Penulis mengenai efektivitas
dalam menerapkan Sistem Informasi yang diimplementasikan melalui
penggunaan Sistem Informasi di Dinas Perhubungan Propinsi Jawa
Barat.
2.
Secara teoritis, Laporan KKL ini untuk mengembangkan teori-teori
yang penulis gunakan yang relevan dengan permasalahan dalam
usulan penelitian ini dan dapat memberikan kontribusi positif bagi
perkembangan Ilmu Pemerintahan dalam pelaksanaan
e-government.
3.
Secara praktis, diharapkan Laporan KKL ini dapat bermanfaat dalam
meningkatkan efektivitas kinerja pegawai di dinas perhubungan
propinsi jawa barat, khususnya dibidang sistem informasi manajemen
dalam memberikan pelayanan informasi secara efektif dan efesien.
1.5 Kerangka Pemikiran
Pemerintah daerah mempunyai kewenangan dan tanggung jawab
untuk menjalankan roda Pemerintahan dan memberikan pelayanan
kepada masyarakat demi terwujudnya kesejahteraan masyarakat dan
terlaksananya pemerintahan yang demokratis. Pelayanan yang diberikan
pemerintah kepada masyarakat salah satunya dengan penggunaan
tehnologi. Penggunaan teknologi dalam pemerintahan dikenal dengan
(9)
sebutan
e-Government, yaitu penggunaan teknologi informasi dan
komunikasi yang khusus dirancang untuk memenuhi kebutuhan
pemerintahan.
Penggunaan teknologi secara elektronik dalam kenyataan dan
prakteknya adalah pengolahan data dengan menggunakan jaringan
komputer dan semua sarana pendukungnya dengan tujuan untuk
mempermudah pelayanan. Pelayanan yang diberikan kepada masyarakat
dengan adanya jaringan komputerisasi menjadi lebih cepat dan tentunya
dapat menghemat pengeluaran biaya. Pelayanan tersebut terjadi sudah
tidak membutuhkan banyak tenaga manusia lagi melainkan yang
dibutuhkan
adalah
manusia
yang
mempunyai
ahli
untuk
mengoprasionalkan jaringan komputerisasi tersebut.
Pelaksanaan dimaksudkan membawa ke suatu hasil (akibat) melengkapi
dan menyelesaikan. Pelaksanaan juga dimaksudkan menyediakan sarana
(alat) untuk melaksanakan sesuatu, memberikan hasil yang bersifat
praktis terhadap sesuatu. Pressman dan Wildavsky mengemukakan
bahwa : “implimentation as to carry out, accomplish, fullfil, produce,
complete”
maksudnya
:
membawa,
menyelesaikan,
mengisi,
menghasilkan, melengkapi. Jadi pelaksanaan dapat dimaksudkan sebagai
suatu aktivitas yang berkaitan dengan penyelesaian suatu pekerjaan
dengan penggunaan sarana (alat) untuk memperoleh hasil. Apabila
dikaitkan dengan pelaksanaan sistem informasi manajemen kepegawaian
(Simpeg) dalam rangka menunjang efektivitas kinerja pegawai dinas
perhubungan propinsi jawa barat, dimaksudkan agar dalam pelaksanaan
(10)
Simpeg diharapkan dapat membawa ke suatu hasil (akibat) melengakapi
dan menyelesaikan tujuan yang akan di capai yaitu peningkatkan kinerja
pegawai. Pelaksanaan Sistem informasi manajemen kepegawaian juga
dimaksudkan menyediakan sarana (alat) untuk melaksanakan sesuatu
yang memberikan hasil yang bersifat praktis terhadap sesuatu dimana
tjuan yang akan dicapai adalah peningkatan efektifitas pegawai Dinas
Perhubungan Provinsi Jawa Barat.
Sedangkan pengertian implementasi menurut Van Meter dan Van
Horn adalah:
“Implementasi adalah tindakan-tindakan yang dilakukan baik oleh
individu-individu/pejabat-pejabat
atau
kelompok-kelompok
pemerintah atau swasta yang diarahkan pada tercapainya
tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam keputusan kebijakan” (Meter
dan Horn dalam Wahab, 2005:65).
Jadi implementasi itu merupakan tindakan-tindakan yang dilakukan
oleh pemerintah untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan dalam
suatu keputusan kebijakan. Akan tetapi pemerintah dalam membuat
kebijakan juga harus mengkaji terlebih dahulu apakah kebijakan tersebut
dapat memberikan dampak yang buruk atau tidak bagi masyarakat. Hal
tersebut bertujuan agar suatu kebijakan tidak bertentangan dengan
masyarakat apalagi sampai merugikan masyarakat. Sedangkan menurut
Burch, implementasi sistem didefinisikan sebagai : “suatu implementasi
yang terdiri dari rencana implementasi sistem dan pelaksanaan sistem
yang
menggambarkan
tugas-tugas
yanng
diperlukan
dalam
(11)
Jadi berdasarkan pengertian di atas, implementasi biasanya
menunjukan seluruh upaya perubahan melalui sistem baru. Sistem dibuat
untuk memperbaiki atau meningkatkan pemprosesan informasi. Setelah
dirancang, sistem diperkenalkan dan diterapkan kedalam organisasi
pengguna. Jika sistem yang diterapkan itu digunakan oleh anggotanya
maka pelaksanaan sistem dapat dikatakan berhasil. Sedangkan jika para
penggunanya menolak sistem yang diterapkan, maka pelaksanaan sistem
tersebut dapat digolongkan gagal.
Berdasarkan pengertian implementasi menurut George C. Edward
III yang dikutip oleh Agustino, mengemukakan beberapa hal yang dapat
mempengaruhi keberhasilan suatu pelaksanaan, yaitu:
1. Komunikasi
2. Sumber daya
3. Disposisi
4. Struktur Birokrasi
(Edward III dalam Agustino, 2006:149).
Dengan demikian, model pendekatan implementasi menurut Edward III
dengan
Direct and Indirect Impact on Implementation
yang dikutip
Agustino, dapat digambarkan sebagai berikut:
(12)
Gambar 1.1
Model Pendekatan Implementasi Menurut Edward III
Sumber : Edward III dalam Agustino (2006:150)
Keberhasilan suatu implementasi menurut Edward III yang dikutip
Agustino dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor diatas, yaitu :
Kesatu
menurut Edward III adalah komunikasi, bahwa komunikasi sangat
menentukan
keberhasilan
pencapaian
tujuan
dari
implementasi.
Implementasi yang efektif terjadi apabila para pembuat keputusan sudah
mengetahui apa yang akan dikerjakan. Pengetahuan atas apa yang akan
dikerjakan dapat berjalan bila komunikasi berjalan dengan baik, sehingga
setiap keputusan dan peraturan pelaksanaan harus ditransmisikan
(dikomunikasikan) kepada bagian personalia yang tepat.
Kedua
menurut Edward III bahwa sumber-sumber yang dapat
menentukan keberhasilan implementasi adalah salah satunya sumber
daya yang tersedia, karena menurut Edward III sumber daya merupakan
KOMUNIKASI
SUMBER DAYA
DISPOSISI
STRUKTUR
BIROKRASI
(13)
sumber penggerak dari implementasi. Manusia merupakan sumber daya
yang terpenting dalam menentukan suatu keberhasilan implementasi.
Sedangkan menurut Van Meter dan Van Horn, sumbar daya merupakan
keberhasilan proses implementasi yang dipengaruhi dengan pemanfaatan
sumber daya manusia, biaya, dan waktu. Sumber-sumber kebijakan
tersebut sangat diperlukan untuk keberhasilan suatu kebijakan yang
dibuat oleh pemerintah.
Ketiga
menurut Edward III adalah disposisi, disposisi atau sikap
para pelaksana adalah faktor penting dalam pendekatan mengenai
implementasi. Jika implementasi ingin efektif, maka para pelaksana tidak
hanya harus mengetahui apa yang akan dilakukan tetapi juga harus
memiliki kemampuan untuk melaksanakannya. Menurut Subarsono
kualitas dari suatu kebijakan dipengaruhi oleh kualitas atau ciri-ciri dari
para aktor pelaksana, kualitas tersebut adalah tingkat pendidikan,
kompetensi dalam bidangnya, pengalaman kerja, dan integritas moralnya
(Subarsono, 2006:7).
Keempat
menurut Edward III adalah struktur birokrasi, walaupun
sumber-sumber untuk melaksanakan suatu kebijakan tersedia atau para
pelaksana mengetahui apa yang seharusnya dilakukan dan mempunyai
keinginan untuk melaksanakan suatu kebijakan, kemunkinan kebijakan
tersebut tidak dapat terlaksana atau terealisasi karena terdapatnya
kelemahan dalam struktur birokrasi. Birokrasi sebagai pelaksana harus
dapat mendukung kebijakan yang telah diputuskan secara politik dengan
jalan melakukan koordinasi dengan baik.
(14)
Menurut Edward III yang dikutip oleh Widodo, komunikasi kebijakan
memiliki beberapa macam dimensi antara lain: dimensi transformasi atau
penyampaian informasi kebijakan publik, kejelasan, dan konsistensi
(Edward III dalam Widodo, 2006:150-151). Semakin baik koordinasi
komunikasi diantara pihak-pihak yang terlibat dalam suatu proses
implementasi, maka terjadinya kesalahan-kesalahan akan sangat kecil
untuk terjadi dan begitu pula sebaliknya.
Sumber daya merupakan keberhasilan proses merupakan hal yang
mempengaruhi keberhasilan suatu implementasi. Menurut Edward III
sumber daya terdiri dari fasilitas dan informasi yang berhubungan dengan
cara melaksanakan kebijakan. (Edward III dalam Agustino, 2006:151).
Keberhasilan kebijakan bisa dilihat dari disposisi (karakteristik agen
pelaksana). Hal ini sangat penting karena kinerja pelaksanaan kebijakan
publik akan sangat banyak dipengaruhi oleh ciri-ciri yang tepat serta cocok
dengan para agen pelaksananya. Menurut Subarsono kualitas dari suatu
kebijakan dipengaruhi oleh kualitas atau ciri-ciri dari para aktor, kualitas
tersebut adalah tingkat pendidikan, kompetensi dalam bidangnya,
pengalaman kerja, dan integritas moralnya (Subarsono, 2006:7).
Agar pemerintah dapat meningkatkan hubungan kerja antar instansi
pemerintah serta dapat menyediakan pelayanan bagi masyarakat dan
dunia usaha secara efektif dan transparan, diperlukan kerangka arsitektur
dan
platform
yang kompatibel bagi semua Departemen dan lembaga
pemerintah, serta penerapan standarisasi bagi beberapa hal yang terkait
dengan penggunaan teknologi telematika secara luas.
(15)
Beberapa yang akan dilaksanakan termasuk pengembangan
e -Government
melalui semua instansi pemerintah dan penyediaan
layanan masyarakat, memperbaharui kerangka peraturan dan prosedur
transaksi di lingkungan pemerintah, serta membangun komitmen dan
kesepakatan untuk memperlancar pertukaran dan penggunaan informasi
antar instansi pemerintah. Untuk keperluan itu, pemerintah akan
meningkatkan kesadaran dan kesiapan pengguna kemajuan teknologi
telematika untuk mengimplementasikan
e - Government
secara efektif,
serta mengintensifkan pendidikan dan pelatihan teknologi telematika untuk
meningkatkan keahlian Pegawai Negri Sipil di semua tingkat.
Implementasi kebijakan pada prinsipnya adalah cara agar sebuah
kebijakan dapat mencapai tujuannya. Tidak lebih tidak kurang. Untuk
mengimplementasikan kebijakan publik, maka ada dua pilihan langkah
yang ada, yaitu langsung mengimplementasikan dalam bentuk program –
program atau melalui formulasi kebijakan derivat atau turunan dari
kebijakan publik tersebut.
Implementasi merupakan tindakan untuk mencapai tujuan yang
telah digariskan dalam keputusan kebijakan, tindakan tersebut dilakukan
baik oleh individu, pejabat pemerintah ataupun swasta. Berdasarkan
uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa implementasi merupakan suatu
proses yang dinamis, dimana pelaksana kebijakan melakukan aktivitas
atau kegiatan, sehingga pada akhirnya akan mendapatkan suatu hasil
yang sesuai dengan tujuan atau sasaran kebijakan itu sendiri.
(16)
Kebijakan pada dasarnya adalah suatu tindakan berpola yang
mengarah pada tujuan tertentu dan bukan sekedar keputusan untuk
melakukan sesuatu. Kebijakan sebagai suatu program pencapaian tujuan,
nilai-nilai dan tindakan-tindakan yang terarah (Islamy, 1995:14). Kebijakan
penerapan
e-Government
bertujuan untuk meningkatkan pelayanan
kepada
masyarakat.
Kebijakan
tersebut
dimaksudkan
untuk
merealisasikan suatu tujuan dalam penerapan
e-Government
untuk
mengembangkan pemerintahan yang berbasis elektronik.
Menurut Carl Friendrich kebijakan adalah :
Suatu arah tindakan yang diusulkan oleh seseorang, kelompok atau
pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu, yang memberikan
hambatan-hambatan
dan
kesempatan-kesempatan
terhadap
kebijakan yang diusulkan untuk menggunakan dan mengatasi
dalam rangka mencapai suatu tujuan, atau merealisasikan suatu
sasaran atau maksud tertentu (Dalam Winarno, 2005:16).
Sistem informasi merupakan bentuk penerapan dalam sebuah
organisasi, dimana penerapan/penggunaan sistem informasi dalam
sebuah organisasi tersebut untuk mendukung dalam mengumpulkan dan
mengolah data dan menyediakan informasi yang berguna di dalam
perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian. Suatu organisasi yang
tumbuh dan menjadi lebih kompleks membuat manajemen melakukan
permintaan yang semakin besar terhadap fungsi sistem informasi.
Menurut pendapat
Azhar Susanto
dalam bukunya
Konsep
dan
Pengembangan Sistem Informasi Manajemen; mendefinisikan sistem
informasi, sebagai berikut:
(17)
“Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi, yang
mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang
mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan
kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan
kepada pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan”
(Susanto, 2004:42).
Dengan
demikian
sistem
informasi
adalah
suatu
sistem
manusia/mesin yang terpadu untuk menyajikan informasi guna
mendukung fungsi operasi, manajemen dan pengambilan keputusan
dalam organisasi. Sistem informasi adalah (kesatuan) formal yang terdiri
dari berbagai sumber daya fisik maupun logika. Dari organisasi ke
organisasi, sumber daya ini disusun atau distrukturkan dengan beberapa
cara yang berlainan, karena organisasi dan sistem informasi merupakan
sumber daya yang bersifat dinamis.
Lebih lanjut menurut pendapat James B Bower dkk dalam bukunya
Computer Oriented Accounting Informations System
yang dikutip Teguh
wahyono dalam bukunya
Sistem Informasi Konsep Dasar, Analisi Desain
dan Implementasi
menjelaskan pengertian sistem informasi, sebagai
berikut:
“Sistem informasi merupakan suatu cara tertentu untuk menyediakan
informasi yang dibutuhkan oleh organisasi untuk beroperasi dengan
cara yang sukses dan untuk organisasi bisnis dengan cara yang
menguntungkan” (Wahyono, 2004:17).
Berdasarkan penjelasan di atas, maka yang dimaksud dengan
sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang
merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi media,
prosedur-prosedur dan pengendalian yang ditujukan untuk mendapatkan
jalur informasi penting guna memproses tipe transaksi rutin tertentu yang
(18)
menyediakan suatu dasar informasi untuk pengambilan keputusan yang
cerdik. Sistem informasi juga merupakan sekumpulan prosedur organisasi
yang pada saat dilaksanakan akan memberikan informasi bagi pengambil
keputusan dan atau untuk mengendalikan organisasi.
Sistem sebagai kumpulan/group
dari sub sistem/bagian/komponen
apapun baik fisik maupun non-fisik yang saling berhubungan satu sama
lain dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapai suatu tujuan.
Sedangkan informasi merupakan sebagai hasil pengelolaan data yang
berarti dan bermanfaat. Dapat kita tarik suatu definisi baru dari sistem
informasi sebagai kumpulan dari sub sistem apapun baik fisik maupun
non-fisik yang saling berhubungan satu sama lain dn bekerja sama secara
harmonis untuk mencapai suatu tujuan yaitu mengolah data menjadi
informasi yang berarti dan berguna. Jadi berdasarkan pengertian diatas,
sistem
informasi
merupakan
komponen-komponen
yang
saling
berhubungan dan bekerja sama untuk mengumpulkan, memproses,
menyimpan dan mendistribusikan informasi tersebut untuk mendukung
proses pengambilan keputusan, koordinasi dan pengendalian.
Secara etimologi,
management
(di Indonesia diterjemahkan
sebagai manajemen), berasal dari kata
manus
(tangan) dan
agree
(melakukan), yang setelah digabung menjadi kata
manage
(bahasa
Inggris) berarti mengurus. Adapun pengertian manajemen menurut
Moenir, H.A.S, adalah sebagai berikut: “Manajemen adalah proses dan
perangkat yang mengarahkan serta membimbing suatu kegiatan suatu
organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Moenir,
(19)
2006:24).
Jadi berdasarkan pengertian diatas manajemen meliputi upaya
mengarahkan orang lain dalam rangka pencapaian tujuan dengan
menggunakan cara-cara tertentu, yang baik tujuan maupun cara tersebut
ditetapkan oleh manajer.
Kombinasi dari istilah sistem, informasi, dan manajemen menjadi
kata-kata baru yaitu “Sistem Informasi Manajemen. Sistem Informasi
Manajemen menurut Azhar Susanto, adalah sebagai berikut :
Sistem Informasi Manajemen SIM adalah sebagai suatu sistem
berbasis komputer yang menyediakan informasi bagi beberapa
pemakai dengan kebutuhan serupa. Output informasi digunakan
oleh manajer maupun non manajer dalam perusahaan untuk
membuat keputusan dalam memecahkan masalah (Susanto,
2004:54)
Sedangkan menurut Sondang Sigian, sistem informasi manajemen
adalah sebagai berikut: “Sistem Informasi Manajemen SIM adalah
pendekatan yang terorganisir dan terencana untuk memberikan eksekutif
bantuan informasi yang teat yang memberikan kemudahan bagi proses
manajemen” (Siagian, 2006:45).
Salah satu cabang ilmu yang saat ini sangat berkembang pesat
adalah ilmu manajemen. Ilmu ini telah melakukan intervensi keberbagai
bidang ilmu lain, atau paling tidak telah menggandeng ilmu lain dalam
pengembangannya. Kita kenal ada manajemen sumber daya manusia,
manajemen perbankan, manajemen industri, manajemen keuangan,
pemasaran, produksi, manajemen perkotaan, manajemen pemerintahan,
manajemen pendidikan, manajemen sistem informasi, secara umum
pengertian manajemen adalah pengendalian dan pemanfaatan daripada
(20)
semua faktor dan sumberdaya yang menurut suatu perencanaan
(planning), diperlukan untuk mencapai atau menyelesaikan suatu prapta
(objective) atau tujuan-tujuan tertentu. Sedangkan menurut Siagian
(2006:15) manajemen dapat didefinisikan sebagai kemampuan atau
ketrampilan untuk memperoleh sesuatu hasil dalam rangka pencapaian
tujuan melalui kegiatan-kegiatan orang lain.
Menurut Terry dalam Moenir (2005:47) manajemen adalah
pencapaian
tujuan
yang
ditetapkan
terlebih
dahulu
dengan
mempergunakan kegiatan orang lain. Dari ketiga definisi tersebut di atas,
ada tiga hal penting dalam definisi-definisi tersebut.
Pertama, ada tujuan
yang
hendak
dicapai;
kedua,
tujuan
yang
hendak
dicapai
memerlukan/membutuhkan
tenaga
orang
lain;
dan
ketiga,
kegiatan/aktivitas orang lain tersebut harus dibimbing dan diawasi atau
dikontrol
Kepegawaian berasal dari kata pegawai yang artinya orang yang
melakukan pekerjaan dengan mendapatkan imbalan jasa berupa gaji dan
tunjangan dari pemerintah. Unsur manusia sebagai pegawai maka tujuan
badan (wadah yang telah ditentukan) kemungkinan besar akan tercapai
sebagaimana yang diharapkan. Pegawai inilah yang mengerjakan segala
pekerjaan atau kegiatan-kegiatan penyelenggaraan pemerintahan.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka sistem informasi kepegawaian
adalah suatu cara tertentu untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan
oleh pegawai untuk melakukan pekerjaan dengan tujuan untuk
menghasilkan sumber daya aparatur atau pegawai yang profesional.
(21)
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka dapat dibuat definisi
operasional sebagai berikut :
1. Sistem informasi kepegawaian adalah kegiatan memperoleh dan
mengintegrasikan data dan informasi yang menghasilkan suatu
sistem yang bekerja untuk kepentingan pegawai yang bertujuan
menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh pegawai Propinsi
Jawa Barat pada Biro Kepegawaian Sub Bagian Data dan Informasi
Kepegawaian.
2. Implementasi adalah suatu tindakan atau kegiatan yang dilakukan
oleh seorang individu atau suatu kelompok baik pemerintahan
maupun swasta untuk mencapai satu tujuan yang telah ditentukan
dalam keputusan pelaksanaan. Pelaksanaan Simpeg pada Dinas
Perhubungan Provinsi Jawa Barat bertujuan agar dalam
pelaksanaannya terdapat peningkatan efektifitas pegawai Dinas
Perhubungan Provinsi Jawa Barat.
3. Implementasi kebijakan Simpeg pada Dinas Perhubungan Provinsi
Jawa Barat adalah pelaksanaan program aplikasi yang mencakup
kegiatan pengengaturan pegawai dalam melaksanakan tugasnya
memperoleh dan mengintegrasikan data dan informasi yang
dibutuhkan oleh pegawai guna mewujudkan profesional aparatur
kepegawaian, yang terdiri dari indikator sebagai berikut:
1). Sumber daya, merupakan faktor yang mendukung dalam
pelaksanaan Simpeg pada Dinas Perhubungan Provinsi
Jawa Barat. Sumberdaya dalam penelitian ini meliputi:
(22)
a. Sumber daya manusia (SDM) adalah salah satu sumber
pelaksanaan yang paling penting karena SDM merupakan
penunjang keberhasilan dalam pelaksanaan suatu kegiatan.
Dalam pelaksanaan Simpeg di Dinas Perhubungan Provinsi
Jawa Barat diperlukan SDM yang dalam hal ini adalah
aparat di Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat sebagai
pelaksana Simpeg tersebut. Untuk itu, dibutuhkan
SDM-SDM yang berkualitas, terlatih dan mempunyai keahlian
dalam bidangnya sehingga pelaksanaan Simpeg ini dapat
berjalan sesuai dengan tujuan yang telah direncanakan.
b. Biaya, dalam hal biaya, Simpeg tidak akan berjalan dengan
baik apabila tidak didukung dengan dana atau modal yang
tersedia. Pembelian alat-alat komputer, jaringan komunikasi
ataupun sarana prasana yang memadai membutuhkan
modal yang cukup agar pelaksanaan Simpeg di Dinas
Perhubungan Provinsi Jawa Barat dapat berjalan sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan.
c. Informasi merupakan hal yang penting dalam melaksanakan
Simpeg di Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat karena
berhubungan
dengan
cara
melaksanakan
kebijakan,
sehingga pelaksana Simpeg harus mengetahui apa yang
harus mereka lakukan disaat mereka diberi perintah untuk
melakukan tindakan.
(23)
a. Wewenang, pada umumnya, kewenangan harus bersifat
formal agar perintah dapat dilaksanakan. Kewenangan
dalam pelaksanaan Simpeg di Dinas Pendapatan Daerah
Kota Bandung merupakan otoritas atau legitimasi bagi para
pelaksana dalam melaksanakan kebijakan yang telah
ditetapkan.
2). Disposisi adalah sikap dari pelaksana kebijakan, disposisi
dalam kebijakan Simpeg di Dinas Perhubungan Provinsi Jawa
Barat
juga diperlukan untuk mengatur dan mencegah
kemungkinan-kemungkinan adanya penyimpangan dalam
pelaksanaan Simpeg di Dinas Perhubungan Provinsi Jawa
Barat. Disposisi dalam penelitian ini meliputi :
a. Komitmen, adalah suatu keputusan yang harus dicapai.
sikap ini harus dimiliki oleh pelaksana Simpeg karena
dengan berkomitmen dia dapat melaksanakan kebijakan
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
b. Kejujuran, selain komitmen, kejujuran merupakan hal
terpenting yang harus dimiliki oleh pelaksana Simpeg di
Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat, karena kejujuran
merupakan sifat terbuka apa adanya atau tidak
ditutup-tutupi.
c. Tingkat pendidikan, adalah suatu jenjang usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
(24)
mengembangkan potensi dirinya, pendidikan yang tinggi
mempengaruhi
para
pelaksana
Simpeg
di
Dinas
Perhubungan Provinsi Jawa Barat karena semakin tinggi
tingkat
pendidikannya,
maka
semakin
tinggi
pengetahuannya sehingga akan menciptakan badan
pelaksana yang berkualitas dan kompetensi yang dimiliki.
Dalam pelaksana Simpeg di Dinas Perhubungan Provinsi
Jawa Barat, harus juga memiliki kompetensi atau keahlian
dalam mengelola Simpeg di Dinas Perhubungan Provinsi
Jawa Barat sehingga akuntabilitas publik dapat terlaksana.
d. Norma adalah aturan-aturan bagi para pelaksana kebijakan,
dengan adannya norma dapat membatasi sikap para
pelaksana kebijakan agar tidak bertindak
sewenang-wenang.
Norma
atau
aturan
tersebut
jelas
akan
mempengaruhi sikap para pelaksana kebijakan dalam
menjalankan tugasnya, norma diperlukan agar dalam
bertugas mereka tetap memperhatikan dan memperdulikan
norma yang ada. sedangkan Sifat Demokratis Demokratis
mempunyai arti memberikan kebebasan kepada orang lain
untuk berpendapat dan menerima saran dan kritik. Sifat
tersebut harus dimiliki oleh pelaksana kebijakan agar
kebijakan yang dibuat sejalan dengan kepentingan dan
tujuan semula dari implementasi kebijakan Simpeg. Sifat
demokratis tersebut juga harus dimiliki Dinas Perhubungan
(25)
Provinsi Jawa Barat sebagai pelaksana kebijakan simpeg,
karena sikap tersebut dapat dijadikan sebagai kajian
pelaksanaan Simpeg di Perhubungan Provinsi Jawa Barat
dalam meningkatkan efektifitas Kinerja Pegawai.
3).
Struktur
Birokrasi,
merupakan
pelaksana
di
Dinas
Perhubungan Provinsi Jawa Barat
dalam memberikan
informasi kepegawaian. Struktur birokrasi dalam penelitian
ini meliputi :
a. Standar prosedur, kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas
Perhubungan Provinsi Jawa Barat dalam pelaksanaan
Simpeg sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
b. Fragmentasi, penyebaran tanggung jawab oleh pelaksana
Simpeg di Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat terhadap
aktivitas pegawai di tiap unit-unit kerja.
4. Kinerja adalah hasil kerja aparatur Dinas Perhubungan Provinsi
Jawa Barat secara kualitas dan kuantitas yang dicapai dalam
implementasi atau pelaksanaan Simpeg sesuai dengan tanggung
jawab, ukuran efisiensi yang mengkaitkan usaha dengan keluaran
pelayanan adalah mengukur sumber daya yang digunakan atau
biaya per unit keluaran, dan member informasi tentang keluaran
ditingkat tertentu dari penggunaan sumber daya, menunjukan
efisiensi relatif suatu unit jika dibandingkan dengan hasil
sebelumnya, tujuan yang ditetapkan secara internal, norma atau
(26)
standar yang bisa diterima, atau hasil yang bisa dicapai oleh
organisasi yang setara.
Berdasarkan
definisi
operasional
di
atas,
maka
peneliti
merumuskan proposisi. Santoso berpendapat bahwa proposisi adalah
pernyataan tentang hubungan antara dua atau lebih konsep. (Santoso,
2005:26). Jadi proposisinya adalah keberhasilan Pelaksanaan tentang
Sistem Informasi Kepegawaian (Simpeg) dapat dilihat dari: Komunikasi,
Sumberdaya, Disposisi, dan Struktur Birokrasi.
Adapun model kerangka pemikiran adalah sebagai berikut :
Bagan 1.2
Model Kerangka Pemikiran
Implementasi Kebijakan Sistem
Informasi Manajemen Kepegawaian
(Simpeg) Dalam Meningkatkan
Kinerja Pegawai Dinas Perhubungan
Provinsi Jawa Barat
Sumber daya
Disposisi
Peningkatan Kinerja Pegawai Dinas
Perhubungan Jawa Barat
(27)
1.6 Metode Penelitian dalam Laporan KKL
1.6.1 Metode Penelitian
Sesuai dengan masalah yang ditulis pada usulan penelitian ini,
khususnya yang berhubungan dengan yang terjadi sekarang, maka
dasar-dasar yang digunakan adalah dengan mencari kebenaran dalam
penulisan berdasarkan suatu metode. Metode tersebut dapat lebih
mengarahkan penyusun dalam melakukan penulisan dan pengamatan
secara benar.
Pada Laporan KKL ini penulis menggunakan metode deskriftif .
Pengertian metode deskriftip adalah :
Penelitian yang menggambarkan, meringkaskan berbagai kondisi,
berbagai situasi atau berbagai variable yang timbul dimasyarakat
yang
menjadi
permasalahannya
itu,
kemudian
menarik
kepermukaan sebagai suatu cirri atau gambaran tentang kondisi,
situasi ataupun variable tertentu. Penelitian deskriftip dapat bertipe
kualitatif dan kuantitatif sedangkan yang bertipe kualitatif adalah
data diungkapkan dalam bentuk kata-kata atau kalimat serta
uraian-uraian.(Burhan,Bungin,2001:124).
Berdasarkan
pengertian
itu,
maka
metode
deskriptif
menggambarkan tentang pengembangan sistem informasi manejemen
dalam rangka menunjang efektivitas kinerja pegawai di dinas
perhubungan propinsi jawa barat, dalam meningkatkan pelayanan sistem
informasi sesuai dengan keadaan yang sebenarnya berdasarkan
bukti-bukti yang ada untuk dianalisa dan interpretasi terhadap data tersebut.
(28)
1.6.2 Teknik Pengumpulan Data
Penulis menggunakan berbagai macam data, untuk memperjelas
usulan penelitian, data diperoleh melalui teknik pengumpulan data sebagai
berikut :
a. Observasi
Penulis menggunakan teknik pengumpulan data secara observasi yaitu
menulis, melihat langsung kelapangan dengan pengamatan dan
mencatat terhadap gejala-gejala yang diteliti yang berhubungan
dengan
efektivitas
pengembangan
sistem
informasi
dalam
meningkatkan pelayanan informasi dalam menunjang efektivitas
kinerja pegawai di dinas perhubungan propinsi jawa barat.
b. Wawancara
Pengumpulan data melalui wawancara merupakan salah satu cara
yang dilakukan oleh penulis dengan mewawancarai atau berbicara
secara langsung dengan nara sumber untuk dijadikan data yang
kemudian dianalisa.
c.
Studi Pustaka
Penggunaan studi pustaka sangat dibutuhkan penulis untuk
menambah wawasan berkenaan dengan teori-teori yang digunakan.
Studi pustaka merupakan pengambilan data berupa referensi
berdasarkan buku yang berkaitan dengan
e-government, sistem
informasi manajemen dan kinerja kepegawaian. Studi pustaka ini
didapat dari buku, artikel dan dokumentasi untuk dikumpulkan sebagai
teori yang dijadikan landasan dalam menyusun usulan penelitian
(29)
1.6.3 Analisa Data
Analisa data dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif.
Analisa data yang diperoleh dari berbagai sumber mengenai efektivitas
pengembangan sistem informasi di Dinas Perhubungan Propinsi Jawa
Barat.
Hal ini sesuai dengan pendapat Sugiono menyatakan bahwa :
Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang
digunakan untuk meneliti pada kondisi yang alamiah dimana
peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data
dilakukan secara gabungan, analisa data bersifat induktif, dan
hasil penelitian lebih menekankan pada makna dari pada
generalisasi. (Sugiono,2005:1)
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dianalisa oleh peneliti yang
menekankan pada hasil yang dicapai dalam efektivitas pengembangan
sistem informasi manejemen di dinas perhubungan propinsi jawa barat.
1.6.4 Teknik Analisis Data
Teknik analisa data yang sesuai dengan penelitian ini adalah
analisa deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif dapat diartikan sebagai
strategi penyelidikan yang naturalistis dan induktif dalam mendekati suatu
suasana
setting
tanpa hipotesis-hipotesis yang telah ditentukan
sebelumnya. Teori muncul dari pengalaman kerja lapangan dan berakar
grounded
dalam data (Suyatna, 2005:183).
Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penulisan
laporan ini ada tiga teknik, dikutip dari Sugiyono dengan bukunya
Memahami Penelitian Kualitatif, ketiga teknik tersebut sebagai berikut:
(30)
1. Reduksi Data
Reduksi data adalah merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.
Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran
yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan
pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.
2. Penyajian Data
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah
penyajian data. Penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian
singkat, bagan, hubungan antar kategori,
flowchart
dan sejenisnya.
Penyajian data yang paling sering digunakan untuk menyajikan data
dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif,
dengan penyajian data maka akan memudahkan untuk memahami apa
yang terjadi dan merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang
telah dipahami tersebut.
3.
Penarikan Kesimpulan
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakan temuan
baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi
atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih belum pasti sehingga
setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif,
hipotesis atau teori. Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian
kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan
sejak awal tetapi mungkin juga tidak karena seperti yang telah
dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian
(31)
kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti
berada di lapangan.
1.7 Lokasi dan Waktu Laporan KKL
Lokasi yang dijadikan tempat Laporan KKL yaitu Kantor Dinas
Perhubungan Propinsi Jawa Barat Bagian Humas pengelolaan
Sistem
Informasi
Dinas Perhubungan Propinsi Jawa Barat Jl.Sukabumi No.1 Telp.
7207257-7272258 Bandung 40132. Penjadwalan Laporan KKL sampai
penulisan Laporan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) terdiri atas
(32)
Tabel 1.1
Jadwal Laporan KKL
No
Kegiatan
Tahun 2008
Juni
Agus
Sep
Okt
Nov
1
Mengajukan surat ke
Kantor Dinas
Perhubungan Provinsi
Jawa Barat
2
Pelaksanaan Kuliah
Kerja
Lapangan
3
Pengumpulan data
4
Penulisan laporan
(33)
☎✄✆✝✂✞✂✆✟✞ ✠☎✂✡✂
☛☞✌✄✍✎✏✑✍ ✑✒✓ ✔✕✖ ✡✑✗✖✘ ✔✙ ✔✒
☛☞✌☞✌✟✑✒✚✑✛✓✖ ✔✒ ✄✍✎✏✑✍✑✒ ✓ ✔✕✖
✜✢✣ ✤✥ ✤✦ ✤✦ ✥✤✦ ✧ ★✩✪✢✫ ✩✬ ✤✦ ✬✢ ✭✤★✤ ✮ ✤✯ ✥ ✤✫ ✤✬ ✤✰ ★✢✦ ✧✤✦ ✤★✤✦✥ ✤
✱✤✫ ✩✦ ✧✤✦ ✬✲✮ ✭✳✰✢✫✩✯✤✯ ✩ ✮✢✦✱✤★✩ ✣ ✢✪ ✩✴ ✵✢ ✭✤✰ ★✤✦ ✰✢✦ ✰✳✦ ✥✤ ★✤✭✤✰ ✮✢✦ ✧✴✢ ✮ ✤✰
✭✢✦ ✧✢✣✳✤✫ ✤✦ ✪ ✩ ✤✥✤
.
✜✢✣ ✤✥✤✦ ✤✦ ✰✢✫ ✯✢✪✳✰ ✰✢✫✱✤★✩ ✯✳★✤✴ ✰✩ ★✤✬ ✮✢ ✮✪✳✰✳ ✴✬✤✦ ✪ ✤✦ ✥✤✬ ✰✢✦ ✤✧✤ ✮ ✤✦✳✯✩✤ ✣ ✤✧✩ ✮✢✣✤✩✦✬✤✦ ✥✤✦ ✧ ★✩✪✳✰✳ ✴✬ ✤✦ ✤★✤✣✤✴ ✮ ✤✦✳✯ ✩ ✤✥✤✦ ✧ ✮✢ ✮ ✭✳✦ ✥✤✩ ✤✴✣ ✩ ✳✦ ✰✳✬ ✮✢✦ ✧✲✭✫✤✯ ✩✲✦ ✤✣ ✬ ✤✦ ✱✤✫ ✩✦ ✧✤✦ ✬✲✮ ✭✳✰✢✫ ✩✯✤✯ ✩
✰✢✫✯ ✢✪✳✰
.
✶✣ ✢✴ ✬ ✤✫ ✢✦✤ ✩ ✰✳,
★✤✣ ✤✮ ✮✢✦✳✦✱✤✦ ✧ ✰✢✫✵✩✭✰✤✦ ✥✤ ✰✢✫ ✰✩✪ ✤★✮ ✩✦ ✩✯✰✫ ✤✯✩★✤✦ ✭✢✦ ✩✦ ✧✬✤✰✤✦ ✭✢✣✤✥✤✦ ✤✦ ✭✳✪✣ ✩✬
,
✭✢✫✣✳ ★✩ ★✳✬✳✦ ✧ ★✢✦ ✧✤✦ ✤★✤✦ ✥✤ ✩ ✮ ✭✣✢ ✮✢✦ ✰✤✯ ✩ ✥✤✦ ✧ ✪✢✫✲✫ ✩✢✦ ✰✤✯✩ ✭✤★✤ ✭✢✣✤✥ ✤✦ ✤✦ ★✤✦ ✰✳ ✱✳✤✦ ✥ ✤✦ ✧ ✤✬ ✤✦ ★✩✰✢✫✵✤✭✤✩
.
✷✢✵✤✫✤ ✢✰✩ ✮✲✣✲✧✩✯ ✭✢✦✧✢✫ ✰✩ ✤✦ ✩✮ ✭✣ ✢ ✮✢✦ ✰✤✯✩ ✮✢✦✳✫✳✰ ✸ ✤✮✳✯ ✹✢✪✯ ✰✢✫
✥✤✦ ✧★✩✬✳✰✩ ✭✲✣ ✢✴✷✲✣✩✵✴✩✦ ✺✪ ★✳✣✹✤✴✤✪ ✤★✤✣ ✤✴
:
✻✸✲✦✯ ✢✭✩ ✮ ✭✣✢ ✮✢✦ ✰✤✯ ✩ ✪✢✫✤✯ ✤✣ ★✤✫✩✪ ✤✴✤✯ ✤ ✩✦ ✧✧✫ ✩✯ ✥ ✤✩✰✳ ✼✽ ✾✿ ❀❁❂✿ ❂❃ ✼
.
❄✤✣✤✮ ✬ ✤✮✳✯ ✪✢✯ ✤✫ ❅✢✪✯✰✢✫,
✼✽ ✾✿ ❀❁❂✿❂❃ ✼(
✮✢✦ ✧✩✮ ✭✣ ✢✮✢✦ ✰✤✯✩✬ ✤✦)
✪✢✫ ✤✰✩ ✼✽ ❀❆✽❇✾❈❂ ✼❉❂ ✿❂❊❃❋ ●✽❆ ❍ ❊❆❆■✾❃❏ ✽❑✼(
✮✢✦ ✥✢ ★✩✤✬ ✤✦ ✯✤✫ ✤✦ ✤ ✳✦ ✰✳✬ ✮✢✣✤✬✯ ✤✦ ✤✬✤✦ ✯ ✢✯✳✤✰✳);
★✤✦ ✼✽ ❏✾❇❂ ❀❆❊❍✼✾❍❊❁ ❂●●❂❍✼ ✼✽(
✳✦ ✰✳✬ ✮✢✦ ✩✮✪✳✣ ✬ ✤✦ ★✤✮ ✭✤✬/
✤✬✩✪ ✤✰ ✰✢✫✴✤★✤✭ ✯✢✯✳✤✰✳)
▲(
✹ ✢✪✯ ✰✢✫ ★✤✣ ✤✮ ✹ ✤✴✤✪, 2004:64).
▼✮ ✭✣ ✢✮✢✦ ✰✤✯✩ ✪✢✫ ✤✯✤✣ ★✤✫ ✩ ✪ ✤✴✤✯ ✤ ▼✦ ✧✧✫✩✯ ✥✤✩ ✰✳ ✼✽ ✾✿ ❀❁❂✿ ❂❃ ✼ ✥ ✤✦ ✧
✪✢✫ ✤✫✰✩ ✮✢✦ ✧✩ ✮ ✭✣✢ ✮✢✦ ✰✤✯✩✬✤✦
.
▼✮ ✭✣ ✢✮✢✦ ✰✤✯✩ ✮✢✫✳✭✤✬ ✤✦ ✭✢✦ ✥✢ ★✩ ✤✤✦ ✯✤✫ ✤✦ ✤ ✳✦ ✰✳✬ ✮✢✣ ✤✬ ✯ ✤✦ ✤✬ ✤✦ ✯ ✢✯✳✤✰✳ ✥✤✦ ✧ ✮✢✦ ✩✮✪✳✣ ✬ ✤✦ ★✤✮ ✭✤✬ ✤✰✤✳ ✤✬ ✩✪ ✤✰(34)
P◗P❘ P❙❚ ❯P◗ ❚ ◗❘ ❱P❲P◗ ❯❳❨ ❘❲P ❘❩ ❱P❩ ❬
-
❘❩ ❱P❩❬,
❲❳❨P◗❘❨P❩ ❲❳❭ ❳❨❚ ❩ ◗P❪,
❙ ❳❲❘◗❘❫P❩ ❲❳❨ P❱❚❴P❩ ❱P❩ ❙❳❯❚❵P❙ P❩ ❛P❩ ❬ ❱❚❯❘P◗ ❜❴❳❪ ❴❳❭ ❯P❬P-
❴❳❭ ❯P❬P ❲❳❭ ❳❨❚ ❩ ◗P❪ ❱P❴P❭❙ ❳❪❚ ❱❘❲P❩ ❙❳❩ ❳❬P❨PP❩.
❝ ❳❩ ❬❳❨◗❚ P❩ ❚❭❲❴❳❭ ❳❩◗P❫❚ ❫❳❴P❚❩ ❭ ❳❩ ❘❨❘◗ ❞❳❯❫◗❳❨ ❱❚ P◗P❫ ❱❚❵❳❴P❫❙ P❩
❵❘❬P ❭ ❳❩ ❘❨❘◗❡P❩ ❢❳◗❳❨❱P❩ ❡P❩ ❣❜❨❩❯P❪❤P❚❭ ❲❴❳❭ ❳❩ ◗P❫❚ P❱P❴P❪
:
✐❥❭ ❲❴❳❭ ❳❩ ◗P❫❚ P❱P❴P❪ ◗❚ ❩ ❱P❙P❩
-
◗❚❩ ❱P❙P❩ ❛P❩ ❬ ❱❚❴P❙ ❘❙P❩ ❯P❚❙ ❜❴❳❪ ❚ ❩ ❱❚❦❚❱❘-
❚ ❩ ❱❚❦❚❱❘/
❲❳❵P❯P◗-
❲❳❵P❯P◗ P◗P❘ ❙ ❳❴❜❭ ❲❜❙-
❙❳❴ ❜❭ ❲❜❙ ❲❳❭ ❳❨❚ ❩ ◗P❪ P◗P❘❫ ❤P❫◗P❛P❩ ❬❱❚P❨P❪ ❙P❩ ❲P❱P ◗❳❨❧P❲P❚ ❩❛P ◗❘❵❘P❩-
◗❘❵❘P❩ ❛P❩ ❬◗❳❴P❪ ❱❚❬P❨❚❫❙P❩ ❱P❴P❭ ❙❳❲❘◗❘❫P❩ ❙❳❯❚❵P❙ P❩♠. (
❡P❩ ❢❳◗❳❨ ❱P❩ ❡P❩ ❣❜❨❩ ❱P❴P❭❞P❪ P❯, 2004:65)
❝ P❩ ❱P❩ ❬P❩ ❡P❩❢❳◗❳❨ ❱P❩ ❡P❩ ❣❜❨❩ ❯P❪❤P❚ ❭ ❲❴❳❭ ❳❩◗P❫❚ ❭ ❳❨❘❲P❙P❩
◗❚ ❩ ❱P❙P❩ ❜❴❳❪ ❚ ❩ ❱❚❦❚ ❱❘
,
❲❳❵P❯P◗,
❙❳❴ ❜❭ ❲❜❙ ❯P❱P❩ ❲❳❭ ❳❨❚ ❩◗P❪ P◗P❘ ❫ ❤P❫◗P ❛P❩ ❬ ❱❚ P❨ P❪❙ P❩ ❲P❱P ◗❳❨❧P❲P❚ ❩❛P ◗❘❵❘P❩-
◗❘❵❘P❩ ❛P❩ ❬ ◗❳❴P❪ ❱❚ ❬P❨❚❫❙ P❩ ❱P❴P❭ ❫❘P◗❘ ❙❳❲❘◗❘❫P❩ ◗❳❨◗❳❩ ◗❘.
♥P❱P❩-
❯P❱P❩ ◗❳❨❫❳❯❘◗ ❭ ❳❴P❙❫P❩ P❙P❩ ❲❳❙❳❨❵PP❩ -❲❳❙ ❳❨❵PP❩ ❲❳❭ ❳❨❚❩ ◗P❪ ❛P❩ ❬ ❭ ❳❭ ❯P❤P ❱P❭ ❲P❙ ❲P❱P ❤P❨❬P❩ ❳❬P❨ P❩❛P.
♦P❭ ❘❩ ❱P❴P❭ ❲❨P❙ ◗❚❩❛P ❯P❱P❩-
❯P❱P❩ ❲❳❭ ❳❨❚ ❩◗P❪ ❫❳❨❚ ❩ ❬ ❭ ❳❩ ❬❪ P❱P❲❚ ❲❳❙ ❳❨❵PP❩-
❲❳❙ ❳❨❵PP❩ ❱❚ ❯P❤P❪ ❭ P❩ ❱P◗ ❱P❨❚ ♣❩ ❱P❩ ❬-
♣❩ ❱P❩ ❬,
❫❳❪❚❩ ❬❬P ❭ ❳❭ ❯❘P◗ ❭ ❳❨❳❙ P ❭ ❳❩❵P❱❚ ◗❚❱P❙ ❵❳❴P❫ ❘❩ ◗❘❙ ❭ ❳❭ ❘◗❘❫❙ P❩ P❲P ❛P❩ ❬❫❳❪ P❨❘❫❩❛P ❱❚❴P❙ ❘❙P❩ ❱P❩P❲P ❛P❩ ❬❫❳❪ P❨ ❘❫❩❛P ◗❚❱P❙❱❚❴P❙❘❙ P❩
.
❢Pq❭ P❩❚P❩ ❱P❩ r❳❯P❫◗❚ P ❨ ❵❘❬P ❭ ❳❩ ❱❳s❚❩❚❫❚❙P❩ ❚❭ ❲❴❳❭ ❳❩ ◗P❫❚ ❫❳❯P❬P❚
❯❳❨❚❙❘◗
:
✐❥❭ ❲❴❳❭ ❳❩ ◗P❫❚ P❱P❴P❪ ❲❳❴P❙❫P❩ PP❩ ❙❳❲❘◗❘❫P❩ ❙ ❳❯❚❵P❙P❩ ❱P❫P❨
,
❯❚P❫P❩❛P ❱P❴P❭ ❯❳❩ ◗❘❙ ❘❩ ❱P❩ ❬-
❘❩ ❱P❩ ❬,
❩ P❭ ❘❩ ❱P❲P◗ ❲❘❴P ❯❳❨❯❳❩ ◗❘❙ ❲❳❨❚ ❩ ◗P❪-
❲❳❨❚ ❩ ◗P❪ P◗P❘ ❙❳❲❘◗❘❫P❩-
❙❳❲❘◗❘❫P❩ ❳❙❫❳❙❘◗❚s ❛P❩ ❬ ❲❳❩ ◗❚❩ ❬ P◗P❘ ❙❳❲❘◗❘❫P❩ ❯P❱P❩ ❲❳❨ P❱❚❴P❩♠.(
❢Pq❭ P❩❚ P❩ ❱P❩ r❳❯P❫◗❚ P❨ ❱P❴P❭ ❞P❪ P❯,2004:68)
(35)
✈✇ ①②③✇③ ④⑤⑥⑦⑧ ✇③ ④⑨⑩⑨⑤ ❶ ⑥❷ ✇ ⑥④⑧ ⑥④ ❸ ⑥④ ❹③ ❺⑥⑦ ⑤⑧③ ⑩ ✇③ ⑩⑨①⑥❻ ⑥④
①③ ② ⑥❻ ⑦ ⑥④⑥⑥④ ❻③ ❺⑧❼⑥❻ ⑥④ ❸ ⑥⑦⑥⑩ ❺③ ⑩❺③ ④⑤⑨❻ ⑨④❸ ⑥④❽
-
⑨④❸ ⑥④❽ ❼⑨❽⑥ ❺③ ⑩❺③ ④⑤⑨❻ ①③ ⑩⑧④⑤⑥❾ ⑥⑤⑥⑨ ❻ ③①⑨⑤⑨⑦⑥④-
❻③ ①⑨⑤⑨⑦⑥④ ❿⑥④❽ ①③ ④⑤⑧ ④❽ ⑥⑤⑥⑨ ⑦③ ①③ ⑩⑤⑧ ❻③ ①⑨⑤⑨⑦ ⑥④ ❺⑥❸ ⑥④ ①③ ⑩⑥❸⑧ ② ⑥④.
➀ ⑩➁ ⑦③ ⑦ ⑧ ✇ ①②③✇③ ④⑤⑥⑦⑧ ⑧④⑧ ❺③ ⑩ ②⑥④❽⑦⑨④❽ ⑦③ ⑤③ ② ⑥❾ ✇③ ②⑥② ⑨⑧ ⑦③❼⑨✇ ② ⑥❾ ⑤⑥❾⑥①⑥④ ⑤③ ⑩⑤③ ④⑤⑨ ⑦③ ①③ ⑩⑤⑧ ⑤⑥❾⑥①⑥④ ①③ ④❽③ ⑦⑥❾⑥④ ⑨④❸⑥④❽-
⑨④❸ ⑥④❽,
❻ ③ ✇ ⑨❸⑧⑥④ ➁ ⑨⑤①⑨⑤ ❻③ ❺⑧❼⑥❻ ⑥④ ❸ ⑥②⑥✇ ❺③ ④⑤⑨❻ ①③ ② ⑥❻⑦⑥④⑥⑥④ ❻ ③ ①⑨⑤⑨⑦ ⑥④ ❸ ⑥④⑦③ ⑤③ ⑩⑨⑦④❿⑥⑦ ⑥✇ ①⑥⑧ ①③ ⑩❺⑥⑧❻⑥④❻③ ❺⑧❼⑥❻ ⑥④❿⑥④❽❺③ ⑩⑦ ⑥④❽❻⑨⑤⑥④
.
➂➃➄➃➂➅ ➆➇➈➆➉ ➊➋➌➇ ➍➆➎➋ ➏➌➐➌➇
➑③ ❺⑧❼⑥❻ ⑥④ ❹③➒⑥⑩⑥ ③➓⑧ ⑦⑤⑧✇➁ ②➁❽⑧
,
⑧⑦⑤⑧②⑥❾ ❻ ③ ❺⑧❼⑥❻⑥④ ❺③ ⑩⑥⑦⑥② ❸ ⑥⑩⑧ ❺⑥❾⑥⑦ ⑥ ⑧④❽❽⑩⑧ ⑦ ➔→➣↔ ↕➙ ➛➜.
➝❻⑥④ ⑤③ ⑤⑥①⑧,
❻ ③❺⑥④❿⑥❻ ⑥④ ➁ ⑩ ⑥④❽ ❺③ ⑩①⑥④❸ ⑥④❽⑥④ ❺⑥❾➞⑥ ⑧ ⑦ ⑤⑧ ② ⑥❾ ❻ ③ ❺⑧❼⑥❻ ⑥④ ⑦③ ④⑥④⑤⑧ ⑥⑦ ⑥ ❸⑧⑦⑥✇ ⑥❻⑥④ ❸③ ④❽⑥④ ⑧⑦⑤⑧②⑥❾ ❻ ③ ❺⑧❼⑥❻ ⑦ ⑥④⑥⑥④.
➀⑥❸ ⑥❾⑥② ⑥①⑥❺⑧ ② ⑥❸⑧➒③ ⑩✇ ⑥⑤⑧ ❺③ ⑩❸ ⑥⑦⑥⑩❻⑥④ ⑤⑥⑤⑥ ❺⑥❾⑥⑦ ⑥,
⑧⑦⑤⑧②⑥❾ ❻ ③ ❺⑧❼⑥❻ ⑦⑥④⑥⑥④ ❺③ ⑩⑥⑦ ⑥②❸ ⑥⑩⑧ ❻⑥⑤⑥➔➟ ↕➠➡➣➢➜.
➀ ③ ④⑨②⑧⑦ ❺③ ⑩①⑥④❸⑥④❽⑥④ ❺⑥❾➞⑥ ⑧ ⑦ ⑤⑧ ② ⑥❾ ❻③ ❺⑧❼⑥❻ ⑥④ ❺③ ⑩ ❺③❸⑥ ❸③ ④❽⑥④ ⑧⑦⑤⑧②⑥❾
❻ ③ ❺⑧❼⑥❻ ⑦⑥④⑥⑥④
.
➤⑥② ⑧④⑧ ❸⑧❸ ⑥⑦ ⑥⑩❻⑥④ ①⑥❸ ⑥ ①③ ⑩⑤⑧✇ ❺⑥④❽⑥④ ❺⑥❾➞⑥ ①③ ④❽③ ⑩⑤⑧⑥④ ❻ ③ ❺⑧❼⑥❻ ⑦⑥④⑥⑥④ ✇③ ✇③ ⑩②⑨❻⑥④ ①③ ⑩⑤⑧ ✇ ❺⑥④❽⑥④-
①③ ⑩⑤⑧✇ ❺⑥④❽⑥④ ❿⑥④❽ ②③ ❺⑧❾ ②⑥④❼⑨⑤,
⑦③❸ ⑥④❽❻⑥④ ❻③ ❺⑧❼⑥❻⑥④ ✇③ ④➒⑥④❽❻⑨① ①③ ⑩⑥⑤⑨⑩⑥④-
①③ ⑩⑥⑤⑨⑩⑥④ ❿⑥④❽ ⑥❸ ⑥ ❸⑧ ❸ ⑥② ⑥✇ ④❿⑥⑤③ ⑩✇ ⑥⑦⑨❻❻ ➁④⑤③❻⑦①➁ ②⑧ ⑤⑧ ❻.
➀ ③ ④❸ ⑥①⑥⑤ ➝④❸③ ⑩⑦➁ ④ ❿⑥④❽ ❸⑧❻⑨⑤⑧ ① ➁ ②③❾ ➥ ⑥❾⑥❺
,
✇③ ⑩⑨✇ ⑨⑦❻ ⑥④ ❻ ③ ❺⑧❼⑥❻ ⑦⑥④⑥⑥④ ⑦③ ❺⑥❽⑥⑧ ②⑥④❽❻⑥❾⑤⑧④❸⑥❻⑥④❿⑥④❽⑦③➒⑥⑩⑥⑦③ ④❽⑥❼⑥❸⑧ ② ⑥❻ ⑨❻⑥ ④➁ ②③❾⑦③ ⑦③➁ ⑩⑥④❽ ⑥❻ ⑤➁ ⑩ ⑥⑤⑥⑨ ⑦③❼⑨✇ ②⑥❾ ⑥❻⑤➁ ⑩ ❺③ ⑩❻ ③ ④⑥⑥④ ❸③ ④❽⑥④ ⑥❸ ⑥④❿⑥ ✇ ⑥⑦ ⑥②⑥❾
(36)
2004:3).
➨ ➩➫➭ ➯➲➳➫ ➵➲ ➸ ➺➻,
➯➫ ➼➸ ➽ ➲➯➾ ➲➵➲➲➵ ➚ ➫ ➵➻➳ ➻➺ ➪ ➵➶➫ ➳➾ ➹➵ ➚ ➫ ➳➻➘ ➲➯➲➵ ➩ ➲➵➴➯ ➲➭ ➺➸ ➵➶ ➲➯➲➵➷➲➵➴➾ ➫ ➵➴➲➽ ➲➶➸ ➩ ➲➯➻➯ ➲➵ ➹➩➫➭ ➲ ➯➺➹➳➷➲➵➴ ➼➫ ➳➯➫ ➵➲➲➵➶➫ ➵➴➲➵➲➶ ➲➵➷➲➚ ➲➾ ➲➩ ➲➭ ➷➲➵➴➾ ➫➶ ➲➵➴➶➸➭ ➲➶ ➲➘➸
.
➬➫ ➼➸➽➲➯➲➵ ➚➫ ➵➻➳➻➺ ➘➫➵➶ ➲➘ ➲➺ ➮ ➲➳➩ ➱ ➳➸ ➫➶ ➳➸ ✃➭ ➷➲➵➴ ➶➸ ➯ ➻➺➸➘ ➹➩➫➭ ❐➲➭ ➲➼
➼➲➭❒➲
:
❮➬➫ ➼➸ ➽ ➲➯ ➲➵ ➲➶ ➲➩➲➭ ➾➻➲➺➻ ➺➸➵➶ ➲➯ ➲➵ ➷➲➵➴ ➚ ➫ ➵➴➲➳➲➭ ➘ ➲➶ ➲ ➺➻➽ ➻➲➵ ➷➲➵➴ ➶➸➻➾ ➻➩ ➯➲➵ ➹➩➫➭ ➾➫➾➫ ➹➳➲➵➴
,
➯➫ ➩ ➹➚ ➘➹➯ ➲➺➲➻ ➘➫➚ ➫➳➸ ➵➺➲➭ ➶➲ ➩➲➚ ➩➸ ➵➴➯➻➵➴➲➵ ➺➫ ➳ ➺➫➵➺➻ ➾ ➫➭ ➻➼➻➵➴➲➵ ➶➫ ➵➴➲➵ ➲➶ ➲➵➷➲ ➭ ➲➚ ➼➲➺➲➵-
➭ ➲➚ ➼➲➺➲➵ ➺➫ ➳➺➫ ➵➺➻ ➾ ➫ ➳➲➷➲ ➚➫ ➵✃ ➲➳➸ ➘➫ ➩ ➻➲➵➴-
➘➫ ➩ ➻➲➵➴ ➻➵➺➻➯ ➚ ➫➵✃➲➘ ➲➸ ➺➻➽➻➲➵ ➲➺➲➻ ➚ ➫❒➻➽ ➻➶ ➯ ➲➵ ➾ ➲➾➲➳➲➵ ➷➲➵➴ ➶➸➸➵➴➸ ➵➯ ➲➵❰(
➱ ➳➸ ➫➶ ➳➸✃ ➭ ➶ ➲➩ ➲➚ ❐➲➭ ➲➼,
2004:3).
➬➫ ➼➸➽➲➯➲➵ ➚ ➫➵➴➲➵➶ ➻➵➴ ➾ ➻➲➺➻ ➻➵➾ ➻➳ ➺➸➵➶ ➲➯ ➲➵ ➻➵➺➻➯ ➚➫ ➵✃➲➘ ➲➸ ➺➻➽➻➲➵
➶ ➲➵
➻➚ ➻➚ ➵➷➲ ➺➻➽ ➻➲➵ ➺➫ ➳➾➫ ➼➻➺ ➸➵➴➸ ➵ ➶➸✃➲➘ ➲➸ ➹➩➫➭ ➾➫➾➫ ➹➳ ➲➵➴
,
➯➫ ➩ ➹➚ ➘ ➹➯ ➲➺➲➻➘ ➻➵➘➫➚ ➫ ➳➸➵➺➲➭.
➬➫ ➼➸ ➽ ➲➯ ➲➵ ➺➫ ➵➺➻➚➫➚ ➘ ➻➵➷➲➸ ➭ ➲➚ ➼➲➺➲➵-
➭➲➚ ➼➲➺➲➵ ➺➫ ➺➲➘➸ ➭ ➲➳➻➾ ➚ ➫ ➵✃➲➳➸ ➘➫ ➩➻➲➵➴-
➘➫ ➩➻➲➵➴ ➻➵➺➻➯➚➫❒➻➽➻➶ ➯ ➲➵ ➺➻➽➻➲➵➶ ➲➵➾➲➾ ➲➳➲➵ ➷➲➵➴ ➶➸ ➸ ➵➴➸ ➵➯ ➲➵.
Ï➲➩ ➺➫ ➳➾ ➫ ➼➻➺ ➼➫ ➳➲➳➺➸ ➯➫ ➼➸➽➲➯➲➵ ➺➸➶ ➲➯ ➼➹➩➫➭ ➼➫ ➳➺➫ ➵➺➲➵➴➲➵ ➶➫ ➵➴➲➵ ➵➸ ➩ ➲➸
-➵➸➩➲➸➶ ➲➵➘ ➳➲➯ ➺➸ ➯-
➘ ➳➲➯ ➺➸ ➯➾ ➹➾ ➸ ➲➩➷➲➵➴➲➶➲➶ ➲➩➲➚➚ ➲➾➷➲➳➲➯ ➲➺.
➪➘ ➲➼➸➩➲➯➫ ➼➸➽➲➯ ➲➵ ➼➫ ➳➸ ➾➸ ➵➸➩➲➸-
➵➸ ➩ ➲➸ ➷➲➵➴ ➼➫ ➳➺➫ ➵➺➲➵➴➲➵ ➶➫ ➵➴➲➵ ➵➸➩➲➸-
➵➸ ➩ ➲➸ ➷➲➵➴ ➭➸➶ ➻➘ ➶ ➲➩ ➲➚ ➚ ➲➾➷➲➳➲➯ ➲➺,
➚ ➲➯ ➲ ➯➫ ➼➸ ➽ ➲➯ ➲➵ ➺➫ ➳➾ ➫ ➼➻➺ ➲➯➲➵ ➚ ➫ ➵➶➲➘ ➲➺ ➯➫ ➵➶ ➲➩➲ ➯➫ ➺➸ ➯ ➲ ➶➸ ➸➚ ➘ ➩➫➚ ➫ ➵➺➲➾ ➸ ➯ ➲➵.
Ð➫ ➼➲➩➸➯➵➷➲,
➾➻➲➺➻ ➯➫ ➼➸➽➲➯➲➵ ➭ ➲➳➻➾ ➚ ➲➚ ➘ ➻ ➚ ➫ ➵➴➲➯➹➚ ➹➶ ➲➾➸➯➲➵ ➵➸ ➩ ➲➸-
➵➸ ➩ ➲➸ ➶ ➲➵ ➘ ➳➲➯➺➸➯-
➘ ➳➲➯ ➺➸ ➯ ➷➲➵➴ ➭➸ ➶ ➻➘ ➶ ➲➵ ➼➫ ➳➯➫➚ ➼➲➵➴➶ ➲➩➲➚➚ ➲➾➷➲➳ ➲➯➲➺.
(37)
ÓÔÕÔÖ× ØÙÚØÛ ÜÝÞÙ ßàáâØ àØÙ ÜÞãÝäØåÝæÞçÞÙ
èé êëìéì íîïðñ òìóñ ô ïò ïí êïõï êöñíðñêí÷ ï éì öøêïòïí ù ïöï ïúïö ðì óøïû
òì óñôïòïí õïêïî éì íùïêïñ îøô øïíí÷ ï
.
üì ðîì ö õïí ý îìþ ïöî ÷ ïíú õñ ò øîñ ê ÿëìû ñíïö íÿ,
éì íôì ë ïðò ïíóïûþ ïñ é êëì éì íîïðñòì óñ ô ïò ïíïõïë ïû:
✥èé êëì éìíîïðñ òì óñôïòïí õñêïíõïíú õïëïéêì íúì öîñïí ëøïð éì ö øêïò ïí ïë ïî ïõéñíñ ð îöïðñ û øò øé õñéïíï óì öóïú ïñ ïòîÿö
,
ÿöú ïíñ ð ïðñ,
êöÿðì õøö õïí îì òíñ ò ÷ ïíú óì òì öô ï óì öð ïé ï-
ðïé ï øíîøò éì íôïëïíòïí òì óñ ô ïò ïí ú øíïéì ö ïñû õïé êïòïîïø îøôøïí÷ ïíú õññíúñ íò ïí✁(
üì ðîì öõïíý îìþïö î õïë ïé ñíïö íÿ, 2002:101-102).
✂ïõñ ñé êëì éì íîïðñ ñ îø éì öøêïòïí îñ íõïò ïí
-
îñíõïòïí ÷ ïíú õñ ë ïòøò ïí ÿëìû êì éì öñíîïû øíîøò éì íùïêïñ îøô øïí ÷ ïíú îì ëïû õñ îì îïêòïí õïë ïé ðøïîøòì êøîøð ïíòì óñôïòïí
.
✄òïíîì îïêñ êì éì öñíîïû õïë ïééìé óøïî òìóñ ô ïò ïíô øú ï û ïöøð éìíú ò ïô ñ îì ö ëì óñû õïû øë øïêïò ïû òì óñ ôïò ïí îì öðì óøî õïêïîéì é óì öñòïíõïé êïò÷ ïíú óøöøò ïîïø îñ õïò óïúñ é ïð÷ïöï òïî
.
☎ïë îì öðì óøî óì öîøôøïí ïú ïö ð øïîø òì óñôïòïí îñõïò óì öîì íîïíú ïí õìíú ïí é ïð÷ïöïòïî ïêïë ïúñ ðïé êïñéì öøúñòïíé ïð÷ïöïòïî
.
èé êëìéì íîïðñ òì óñ ô ïò ïí éì íøöøî ✆øú öÿû ÿ îì öõïêïî õøï êñëñ û ïí øíîøò
éì íúñ é êëìéì íîïðñ òïíí÷ ï
,
÷ ïñîø ëïíú ðøíú éì íúñ é êëì éì íîïðñòïíí÷ ï õïë ïé óì íîøò êö ÿúö ïé-
êöÿú öïé õïí éì ë ïëøñ ✝ÿöé øëïðñ òìóñ ô ïò ïí õì öñ✞ïî ïîïø îøöøíïí õïöñ òì óñ ô ïò ïí îì öðì óøî(
✆øú öÿû ÿ, 2003:158).
✟ ëìû òïöì íï ñ îø,
ñé êëì éì íîïðñ òì óñôïòïí ÷ïíú îì ë ïû õñ ôì ë ïðò ïí ÿëìû ✆øú öÿû ÿ éì öøêïòïí õøïêñëñ û ïí
,
õñ é ïíï ÷ ïíú êì öîïé ï ëïíú ð øíú éì íúñé êëì éì íîïðñ õïëïé óì íîøò êöÿú öïéõïíêñ ëñû ïí òìõøïéì ëïë øñ ✝ÿöé øë ïðñ òì óñôïòïí.
(38)
☛☞✌✍☞✎✏✑ ✒✌ ✑ ✓ ✔✕☞✓☞✌✏ ✒✖✑ ✗☞✘✑ ✙ ✒✗✒✌ ✚✑ ✒✏ ✒✖
,
✓ ✒✗✒ ✛ ✚✜✒✎ ✚ ✢✢✢ ✓☞✌✍☞ ✓✣✗✒✗✒✌ ✘☞✘☞✎ ✒✔✒✤✒✕✦✒✌✍ ✚✒✔✒✏ ✓☞ ✓ ✔☞✌✍ ✒✎✣✤✑ ✗☞✘☞✎✤✒✖✑✕✒✌ ✖✣✒✏✣✑✓ ✔✕☞ ✓☞✌✏ ✒✖✑ ✦✒✌✍ ✚✑✗✣✏✑ ✔ ✧✑ ✚★✚★ ✚✒✕✒✓ ✘✣✗✣✌✦✒ ✦✒✌✍ ✘☞✎✙✣✚✣✕ ✩ ✪✫✬✭ ✮✭ ✮
✯✰✱✭✲✫✳✫✪✴✵✱✬✭✳
,
✦✒✑ ✏✣:
1.
✶✗★✓✣✌✑✗✒✖ ✑(
✷✸✹✵✪✭✷✫✺✭ ✸ ✪)
2.
✖✣✓✘☞✎ ✚✒✦✒(
✻✰✮✸✵ ✻✷✰✮)
3.
✚✑✖✔★✖✑ ✖✑(
✼✭ ✮✽✸ ✮✭✺✭✸ ✪)
4.
✖✏✎✣✗✏✣✎✘✑ ✎★✗✎✒✖✑(
✱✵ ✻✰✫✵✷✻✫✺✭✷✮ ✺✻✵✷✺✵ ✻✰).
✾(
✛✚✜✒✎✚✑✑ ✑ ✚✒✕ ✒✓✧✑ ✚★✚★2007 : 96-110)
✴✰ ✻✺✫✹ ✫✿ ❀★✓✣✌✑✗✒✖ ✑ ✑✓ ✔✕☞ ✓☞✌✏ ✒✖✑ ✓☞✌✖✦✒✎✒✏ ✗✒✌ ✒✍✒✎ ✑ ✓ ✔✕☞ ✓☞✌✏★✎
✓☞✌✍☞✏ ✒✤✣✑ ✒✔✒ ✦✒✌✍ ✤✒✎✣✖ ✚✑ ✕ ✒✗✣✗ ✒✌
,
✗★✓✣✌✑ ✗ ✒✖✑ ✚✑✒✎✏✑✗✒✌ ✖☞✘ ✒✍✒✑ ✔✎★✖☞✖ ✔☞✌✦✒✓ ✔✒✑ ✒✌ ✑ ✌❁ ★✎ ✓ ✒✖✑ ✗★✓✣✌✑✗✒✏★✎ ✗☞ ✔✒✚✒ ✗★✓✣✌✑✗✒✌.
❂☞ ✕✒✑ ✌ ✑ ✏✣ ✙✣✍ ✒ ✚✒✕ ✒✓ ✗★✓✣✌✑✗✒✖ ✑ ✑ ✓ ✔✕☞ ✓☞✌✏ ✒✖✑ ✗☞✘✑✙✒✗ ✒✌ ✏☞✎ ✚✒✔✒✏ ✏✣✙✣✒✌ ✚✒✌ ✖ ✒✖✒✎✒✌✗☞✘✑ ✙ ✒✗✒✌ ✦✒✌✍ ✤✒✎✣✖ ✚✑✖✒✓ ✔✒✑✗✒✌ ✗☞ ✔✒✚✒ ✗☞ ✕★✓ ✔★✗ ✖✒✖ ✒✎ ✒✌
,
✤✒✕ ✏☞✎✖☞✘✣✏ ✚✑✕✒✗✣✗✒✌ ✒✍ ✒✎ ✓☞✌✍✣✎ ✒✌✍✑ ✗☞✖✒✕✒✤✒✌ ✚✒✕✒✓ ✔☞ ✕✒✗✖ ✒✌ ✒✒✌ ✗☞✘✑✙✒✗ ✒✌.
❀★✓✣✌✑ ✗ ✒✖✑✗☞✘✑✙✒✗✒✌ ✓☞✓✑✕✑✗✑ ✘☞✘☞✎ ✒✔✒✓ ✒❃✒✓ ✚✑ ✓☞✌✖✑,
✒✌✏ ✒✎ ✒ ✕✒✑✌ ✚✑ ✓☞✌✖✑ ✏✎ ✒✌✖❁ ★✎ ✓ ✒✖✑(
✺✻✫✪✮✹✭✮✮✭✸ ✪),
✗☞ ✙☞ ✕✒✖ ✒✌(
✷✬ ✫✻✭✺❄)
✚✒✌ ✗★✌✖ ✑✖ ✏☞✌✖ ✑(
✷✸ ✪✮✭ ✮ ✺✰✪✷❄).
❅✑✓☞✌✖✑ ✏✎✒✌✖❁ ★✎ ✓ ✒✖✑ ✓☞✌✍✤☞✌ ✚✒✗✑ ✒✍ ✒✎ ✗☞✘✑✙✒✗ ✒✌ ✔✣✘ ✕✑✗ ✚✒✔✒✏
✚✑ ✏✎ ✒✌✖❁ ★✎ ✓ ✒✖ ✑ ✗ ✒✌ ✗☞ ✔✒✚✒ ✔✒✎ ✒ ✔☞ ✕ ✒✗✖✒✌ ✒
,
✗☞ ✕★✓ ✔★✗ ✖ ✒✖ ✒✎✒✌ ✚✒✌ ✔✑✤✒✗ ✕✒✑ ✌ ✦✒✌✍ ✏☞✎ ✗ ✒✑✏ ✚☞✌✍ ✒✌ ✗☞✘✑✙✒✗ ✒✌.
❅✑✓☞✌✖✑ ✗☞ ✙☞ ✕ ✒✖ ✒✌ ✓☞✌✍✤☞✌ ✚✒✗✑ ✒✍ ✒✎ ✗☞✘✑ ✙ ✒✗✒✌ ✦✒✌✍ ✚✑ ✏✎ ✒✌✖ ✓✑ ✖✑✗✒✌ ✗☞ ✔✒✚✒ ✔✒✎ ✒ ✔☞ ✕✒✗✖ ✒✌✒,
✺✫✻❆✰✺ ❆ ✻✸✵✽ ✚✒✌ ✔✑✤✒✗ ✕ ✒✑✌ ✦✒✌✍ ✘☞✎ ✗☞ ✔☞✌✏✑ ✌✍✒✌ ✕ ✒✌✍✖✣✌✍ ✓ ✒✣✔✣✌ ✏✑ ✚✒✗ ✕ ✒✌✍✖✣✌✍ ✏☞✎✤✒✚✒✔✗☞✘✑ ✙ ✒✗✒✌ ✚✒✔✒✏ ✚✑ ✏☞✎✑ ✓ ✒✚☞✌✍ ✒✌ ✙☞ ✕ ✒✖✖ ☞✤✑ ✌✍✍✒✚✒✔✒✏ ✚✑✗☞✏ ✒✤✣✑✦✒✌✍ ✓☞✌ ✙✒✚✑
(39)
❉❊❋●❍■ ❏❑▲ ▼◆❖ P◗❘◗ ▲ ◆❖❑❙◗❚◗❯ ❏◗❱◗❲ ❏◗❳❑ ❨◗❚❳ ❩❖ ❘◗❯ ❬
▲ ◆▲❙ ◆❯ ❬◗ ❖❑❲❭ ❳ ◆❖❲◗P◗❙ ❳ ◆❖❱◗❚❏◗❯◗❚◗❯❘◗ ❚ ◆▼◆❖❲◗ ❏❭ ❱◗❯ ❳ ◆❖❲◗P◗❙ ❏❑◗❳❑
❭▲❙ ❱◆▲ ◆❯❳◗ ❏❭
,
❪◗ ❱◗❑❙❑❯ ❭❏❭ ❚ ◆▼❭ ❫◗❚ ◗❯ ❏❑P◗❲ P❭❚❩▲❑❯❭ ❚◗ ❏❭❚◗❯ ❏ ◆❴◗ ❖◗ ❫◆❱◗ ❏ P◗❯ ❚❩❯ ❏❭ ❏❳ ◆❯,
◗❚◗❯ ❳ ◆❳◗❙❭ ◗❙◗ ▼❭ ❱◗ ❭ ▲❙ ❱ ◆▲◆❯❳ ❩❖ ❚ ◆❚❑ ❖◗❯ ❬◗❯ ❏❑▲ ▼◆❖ P◗❘ ◗ ❑❯❳❑❚ ▲ ◆❱◗❚❏◗❯◗❚◗❯ ❚ ◆▼❭ ❫◗❚ ◗❯ ▲◗❚ ◗ ❳❭ P◗❚ ◗❚◗❯ ▼◆❖❫ ◗ ❱◗❯ P◆❯❬◗❯ ◆❨ ◆❚❳❭❨.
❵❑ ▲ ▼◆❖ P◗❘◗ ❘◗❯ ❬ P◗❙◗❳ ▲ ◆❯P❑❚❑❯ ❬ ❙ ◆❱◗❚❏◗❯◗◗❯ ❚ ◆▼❭❫ ◗❚◗❯ P◗❙◗❳▼◆❖❪❑❫ ❑P
,
❏◆❙ ◆❖❳❭ ❏❑ ▲ ▼◆❖P◗❘◗ ▲◗❯❑ ❏❭ ◗,
P◗❯❏❑ ▲ ▼◆❖P◗❘◗◗❯ ❬❬◗ ❖◗❯,
❏❑ ▲ ▼◆❖ P◗❘◗❙ ◆❖◗ ❱◗❳◗❯,
❏❑ ▲ ▼◆❖P◗❘ ◗❭❯❨ ❩❖▲◗ ❏❭P◗❯❚ ◆❪ ◆❯◗❯ ❬◗❯.
❵❑ ▲ ▼◆❖ P◗❘◗ ▲◗❯❑❏❭◗ ▲◆❖❑❙◗❚ ◗❯ ❏◗ ❱◗❲ ❏◗❳❑ ❛◗ ❖❭◗ ▼◆❱ ❘◗❯ ❬
▲ ◆▲❙ ◆❯ ❬◗ ❖❑❲❭ ❚ ◆▼◆❖❲◗ ❏❭❱◗❯ P◗❯ ❚ ◆❬◗ ❬◗ ❱◗❯ ❭▲❙ ❱◆▲ ◆❯❳◗ ❏❭
.
❜▲❙ ❱◆▲ ◆❯❳◗ ❏❭ ❏◗❯ ❬◗❳ ❳ ◆❖❬◗❯❳❑❯ ❬ ❚ ◆❙◗P◗ ❏❑ ▲ ▼◆❖ P◗❘◗ ▲◗❯❑ ❏❭◗(
◗❙◗ ❖◗❳❑ ❖),
P ◆❯ ❬◗❯ P ◆▲❭ ❚❭ ◗❯ ❏❑▲ ▼◆❖ P◗❘◗ ▲◗❯❑ ❏❭ ◗ P◗ ❱◗▲ ❭▲❙ ❱ ◆▲ ◆❯❳◗ ❏❭ ❚ ◆▼❭ ❫◗❚ ◗❯ P❭ ❏◗▲❙❭ ❯ ❬❲◗ ❖❑ ❏ ❴❑❚❑❙ ❫❑ ❬◗ ❲◗ ❖❑ ❏ ▲ ◆▲❭ ❱❭❚ ❭ ❚ ◆◗❲ ❱❭◗❯ P◗❯ ❚◆▲◗▲❙❑◗❯ ❑❯❳❑❚
▲ ◆❱◗❚ ❏◗❯◗❚◗❯ ❳❑ ❬◗ ❏
,
◗❯❫ ❑ ❖◗❯,
❙ ◆❖❭❯❳◗❲ P◗ ❖❭ ◗❳◗ ❏◗❯(
❙❭ ▲❙❭ ❯◗❯).
❝ ❱ ◆❲ ❚◗ ❖◆❯◗ ❭ ❳❑,
❏❑ ▲ ▼◆❖P◗❘ ◗ ▲◗❯❑ ❏❭◗ ❲◗ ❖❑ ❏◗P◗ ❚ ◆❳ ◆❙◗❳◗❯ P◗❯ ❚◆❱◗❘ ◗❚◗❯ ◗❯❳◗ ❖◗ ❫ ❑ ▲ ❱◗❲ ❏❳◗❨ ❘◗❯ ❬ P❭▼❑❳❑❲❚◗❯ P◗❯ ❚◆◗❲ ❱❭ ◗❯ ❘◗❯ ❬ P❭ ▲❭❱❭ ❚❭ ❏◆❏❑◗❭ P ◆❯ ❬◗❯ ❳❑ ❬◗❏❙ ◆❚◆❖❫◗◗❯❘◗❯ ❬P❭❳◗❯ ❬◗❯❭❯❘ ◗
.
❵❑ ▲ ▼◆❖P◗❘◗ ◗❯ ❬❬◗ ❖◗❯ ▲ ◆❖❑❙◗❚◗❯ ❏❑ ▲ ▼◆❖P◗❘◗ ❘◗❯ ❬▲ ◆▲❙ ◆❯ ❬◗ ❖❑❲❭
❭▲❙ ❱◆▲ ◆❯❳◗ ❏❭ ❏ ◆❳ ◆❱◗❲ ◗P◗❯❘◗ ❏❑ ▲ ▼◆❖ P◗❘◗ ▲ ◆❯❑ ❏❭ ◗
,
❳ ◆❖▼◗❳◗ ❏❯❘◗ ◗❯ ❬❬◗ ❖◗❯ ❘◗❯ ❬ ❳ ◆❖❏ ◆P❭◗ ▲ ◆❯❘ ◆▼◗ ▼❚◗❯ ❚ ❑◗ ❱❭ ❳◗ ❏ ❙ ◆❱◗❘◗❯◗❯ ❳ ◆❖❲◗P◗❙ ❙❑▼❱❭❚ ❘◗❯ ❬ ❲◗ ❖❑ ❏P❭▼◆❖❭❚ ◗❯ ❚◆❙◗P◗ ▲◗ ❏❘◗ ❖◗❚ ◗❳ ❫ ❑ ❬◗ ❳ ◆❖▼◗❳◗ ❏
.
❞◆❖ ▼◗❳◗ ❏❯❘ ◗ ◗❯ ❬ ❬◗ ❖◗❯ ▲ ◆❯❘ ◆▼◗ ▼❚◗❯ P❭❏❙ ❩❏❭ ❏❭ ❙◗ ❖◗ ❙ ◆❱◗❚ ❑ ❖◆❯P◗❲ ▼◗❲❚◗❯ ◗❚◗❯ ❳ ◆❖❫ ◗P❭ ❡❢❍ ❣(1)
✗ ✘✙ ✚ ✘✛✜ ✘
M
✢ ✘✛✣✤✥ ✤✦ ✤✧
★✤✦✩✤✪✫✬✫ ✭ ✮✯✰✥✱✦✲✥✰✦✰✧✳✤✴✵✶✰ ✩✵ ✷✤✸✤✧✹✯ ✺✤✪✯ ✱✱✱✬✬✬✬✬✬✬✬✬✬✬✬✬✬✬✬✬✬✬✬✬✬✬✬✬✬✬✬✬✬✬✬✬✬✬✫ ✻
★✤✦✩✤✪✫✬✻✭ ✮✯✰✥✶✰ ✪✤✧✼✸✤✽✰✦✵✸ ✵ ✪✤✧✾✵✧ ✤✴✽✰ ✪✿❀✩❀✧✼✤✧ ❁✤✺✤❂✤✪✤✳✬✬✬✬✬✬✬✬✻❃
★✤✦✩✤✪❄✬✫ ✽ ✪✮❅✵✧✴✵ ❁✤✺✤❂✤✪✤✳✬✬✬✬✬✬✬✬✬✬✬✬✬✬✬✬✬✬✬✬✬✬✬✬✬✬✬✬✬✬✬✬✬✬✬✬✬✬✬✬✬✬✬✬✬✬✬✬✬✬✬✬✬✬✬✬✬✬✬✬✬✬✬✬✬✬✬✬✬✬✬❆❆
(2)
❊❋● ❍ ❋■❏ ❑▲ ❍ ❋▼ ❋
◆❖P❖
-
◆❖P❖◗❘❙❚❯ ❱❲❳❨
,
❩❬❨❭ ❪❫❫❴❭Dasar-Dasar Kebijakan Publik.
❵❛❳❜❚❳❙ ❝❞❡❭ ❘❢❣❛❤ ❬❱❛❭ ❘✐❥❛❜ ❦❛❳ ❲❭ ❪❫❫❪❭Hubungan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah
di Indonesia
❭ ❧❛♠❛♥❱❛ ❝♦❛♣❛ q♥❛❣ ❲❳❜❨ r❬♥❯❛❜❛❭❘❳s❛♥
,
t❭ ✉✐❨ ❲♥❚ ❢❭ ❪❫❫✈❭Aplikasi
Sistem Informasi Manajemen Bagi
Pemerintahan Di Era Otonomi Daerah, SIMDA
❭ ❦❨❙✇❛♠❛♥❱❛ ❝r❚❯ ❱❛♠❛r❬❢❛♣❛♥❭❭
①s❲✇❛❳ ❱❨
,
❘❙❚❯❭ ❪❫❫②❭Mewujudkan Good Governance Melalui Pelayanan
Publik.
❦❨❙✇❛♠❛♥❱❛ ❝q❛❜♣❛✐ t❛❜❛③❳ ❲④ ❬♥❯ ❲ ❱✇r♥❬❯ ❯❭⑤♠❨ ⑥❳❜♥❛♣❲❱
,
♦❲⑦✐❛♥❜❚❯❭ ❪❫❫✈❭Electronic Government Strategi Pembangunan
dan Pengembangan Sistem Pelayanan Publik Berbasis Teknologi Digital.
❦❨❙✇❛♠❛♥❱❛ ❝❘❳❜ ❲❭
✉❛❜ ❲♥
,
❘❤❜❚ ❢❭❪❫❫⑧❭Pengenalan Sistem Informasi
❭❦❨❙✇❛♠❛♥❱❛ ❝❘❳❜ ❲❭⑨ ❲❛❙ ❲❛❳
,
⑨❨❳❜❛❳❙❭ r❭ ❪❫❫❴❭Sistem Informasi Manajemen
❭ ❧❛♠❛♥❱❛ ❝r⑩❭ ❵❚❥❲ ❘♠❯ ❛♥❛❭⑨❚❤❛♥❯❨❳❨
,
❘q❭ ❪❫❫❴❭Analisis Kebijakan Publik:Konsep, Teori dan Aplikasi.
❦❨❙✇❛♠❛♥❱❛ ❝r❚❯❱❛♠❛ r❬❢❛♣❛♥❭⑨❚❙ ❲❨❳❨❭ ❪❫❫②❭
Memahami Penelitian Kualitatif
❭ ❵❛❳❜❚❳❙ ❝❞❡❭❘ ❢❣❛❤ ❬❱❛❭❪❫❫❶❭
Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
❵❛❳❜❚❳❙❝❞❡❭ ❘ ❢❣❛❤ ❬❱❛❭⑨❚❯❛❳ ❱❨
,
❘❷✐❛♥❭ ❪❫❫✈❭Sistem
Informasi
Manajemen:Konsep
dan
Pengembangan.
❵❛❳❜❚❳❙ ❝❩❲❳❙❙❛ ❧❛✇❛❭⑨❚✇❛❳ ❱❨
,
❵❛❙❨❳❙❭ ❪❫❫②❭Metode Penelitian Sosial:Berbagai Alternatif
Pendekatan.
❧❛♠❛♥❱❛ ❝r♥❬❳❛❜❛ t❬❜ ❲❛③❳❛♥❛❜♣❛❳
,
①❨ ❢❬❱❭❪❫❫❫❭Pengantar Metode Penelitian Ilmu Sosial
❭ ❧❛♠❛♥❱❛ ❝r⑩ q♥❛❯ ❲❳❜❨❭❸❛✐❛❤
,
⑨❨ ❢ ❲⑦ ✐❲❳❘❤❜❚ ❢❭ ❪❫❫✈❭Analisis Kebijaksanaan:Dari Formulasi ke
(3)
❹ ❺❻❼❽❾❽
,
❿ ➀➁➂ ❻➃➄➅➅➆➃Sistem Informasi:Konsep Dasar, Analisis Desain dan
Implementasi
➃➇ ❽➁❼❺➈ ❺➉➊❺➋➌ ➉❺❻❺➍➎ ➏➂❹ ➐➑❽➑ ❽
,
➒❽➈ ❽➃➄ ➅➅➓➃Analisa Kebijakan Publik
➃➔ ❺➎ ❺❾➁➋→❺❼➂➔ ➀➑ ➐ ❺➣➂ ↔➎➐↕ ❻➐❾➁ ➔ ❽➀❾➐➉,
➙➃➛➃➜➃ ➄ ➅➅➝➃Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia
➃ ➒❺➈ ❺➉➊❺➋➣❿ ➃→ ➂ ➏ ➐
➞➂ ➈➏ ❺❾
,
➜❺➏ ➟❺➉❺➃ ➄ ➅➅➅➃Manajemen Kualitas Pelayanan
➃ ➒❺➈ ❺➉ ➊❺➋➜❿ ➍➛ ➞➛➠ ➣ ➉➀↕ ↕➃➍ ↕➎ ❺➏ ❼
,
➔ ➃ ➍ ➉➡ ❺❾➃(
➢➤➤➥)
➃Prinsip-Prinsip Perumusan Kebijakan Negara
➃ ➒ ❺➈❺➉➊❺➋➜➐❾❺➉ ➌➉ ❺➡➐➈ ❺➃❹ ➐ ❾❺➉ ❾❽
,
→ ➂➑ ➐➃(
➄ ➅➅➄)
➃Teori dan Proses Kebijakan Publik
➃ ➇ ❽➁❼ ❺➈❺➉ ➊❺➋➔ ➀➑ ➐ ❺ ➣ ➉➀↕ ↕➐ ❾➑ ❽➃→ ➂ ➉❻❺❾
,
→➂ ❾➁➐❾,(
➄ ➅➅➢)
➃Memahami Penelitian deskriftif.
➒ ❺➈❺➉➊❺➋➣❿➃ ➦➎ ➀➧ ➔ ➀➑ ➐ ❺ ➨❽➏➟➂ ➊➐ ❾➑ ❽➃(4)
➩➫➭➯ ➫➲➲➳ ➵➫➸➫➯➺➳ ➩ ➻➼
➽➾ ➚➾➪ ➶➹➘➾ ➴ ➹
Nama
: Aditia Carlos Manik
NIM
: 41707015
Tempat/ Tgl. Lahir
: Jakarta,28 mei 1989
Suku Bangsa
: Batak Toba
Warga Negara
: Indonesia
Agama
: Kristen-Protestan
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Berat Badan
: 64 Kg
Tinggi Badan
: 175 cm
Status Marital
: Belum Kawin
Alamat
: Jl Kebon Sirih No.123/5-Bandung
Kelurahan Babakan Ciamis
Kecamatan Sumur Bandung
Kode Pos - 40117
Telepon
: 085759184849
: manikditia@yahoo.com
➽➾ ➚➾➷➬ ➮➱➾➶✃➾
Nama Bapak
: Hery Manik
Nama Ibu
: Mesti Panjaitan
Alamat Orang Tua
: Jl. Hadiah No.33 RT.13/RW.03 Jakarta Barat
Telepon
:
-Anak ke
: 3 dari 5 bersaudara
➪➬ ❐➴ ➹➴ ➹❒➾ ❐
(
SD
: SD Negeri 010 Jakarta Barat (1995-2001)
SLTP
: SLTP Negeri 274 Jakarta Barat (2001-2004)
SMU
: SMU YADIKA 1 (2004
❮2007)
PT
: Diterima sebagai Mahasiswa
Program Studi
Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Komputer Indonesia, tahun 2007
Bandung, November 2010
(5)
❰ÏÐÏÑÒ ÓÔÏÓ ÐÏÕ
Ö ×ØÙ ÚÛÜ Ý Þ× ß× à ßá âÛÚÛ ã× äÛÜ åáÝ ×Ý æ àÙÝ ç×Ý ßÛàá ÜÛ èá à ß Ûç ÛçÛÝ
éÙ ê âÛäÛÜ ëá à ßÛç à ÛäêÛç ì íÞ Û Ý á àç Û Ûç ÛÝ è ÛÜç×ÛÜ ÚÛàÙ èá àè ÛîÛÙ âÙ äÛß
Ý á äÙ ÜîîÛ âá Ü× éÙÝ ÚÛâÛçêá ÜÞá éáÝÛÙ ß ÛÜ éÛâïà ÛÜ æ× éÙ Ûä æá àØ ÛðÛâÛÜîÛÜÙ ÜÙñ
Þ ÛÜî èá àØ× Ú× é ò óô Ñ õÒ ô ÒÓ ÐÏö ó ö ó öÐÒô óÓ ÷øÕô Ïö ó ô ÏÓÒ ùÒ ô Ò Ó
❰ÒÑÒ ÔÏúÏóÏÓ ûö óô ÑÒÔ
)
üÏõÏô ô Ò Ó óÓ Ô❰Ï Ð❰ÏÓ ❰ óÓÒ ÕùÏ ÑÒÔÏúÏ ó üóÓÏ ö ÑÒ ÕýþÿþÓ ÔÏÓ ÑÕøV
óÓ ö ó ù ÏúÏ ÿÏÕ ÏÐ✥ × Üç × ß ê áê á Ü×äÙ Ý Þ Ûà Ûç ç á éÛä ê á ÜîÙß×ç Ù æ× éÙ Ûä æáàØÛ ðÛâÛÜ îÛÜ ÚÙ Ù Ü ÛÝÖ á à ä×è× ÜîÛÜÖ àï✁Ù ÜÝ Ùå Û✂Ûë Ûà Ûç ✄
Ö á Ü× éÙÝê á ÜÞ ÛÚÛàÙðÛâïà ÛÜ æ× éÙ Ûä æá àØÛðÛâÛÜîÛ ÜÙ ÜÙê ÛÝ Ù äè ÛÜÞ Ûß
ßá ß× à ÛÜîÛÜÜÞ Û ✄ã áçÛâÙ ÛçÛÝ ÚïàïÜîÛÜ äÛçÙ ÚÛÜ è ÛÜç× ÛÜ ÚÛàÙÝ áê × ÛâÙ ä Ûßñ
Ûß äÙ à ÜÞ Ûé Ûâïà ÛÜÙÜÙÚÛâÛçÚÙÝ áéáÝÛÙ ß ÛÜ✄
☎ Üç× ß Ùç × ç Ù ÚÛß é× âÛ âá Ü× éÙÝ Ý ÛêâÛÙ ß ÛÜ ×✆ ÛâÛÜ çá àÙêÛ ßÛÝ Ù ä ÚÛÜ
âá ÜîäÛà îÛÛÜÞ ÛÜîç Ù ÚÛßçá à äÙ Üîî Ûßá âÛÚÛÞ Û Üîç á àäïàêÛç✝
✞ ✄ ë ÛâÛßÖàï✟✄ àÝ ✄ ✠ à ✄ å ✡ ✄ÖÛâÛÝ Ù ñÝ áé Ûß× á ßÛÜ ☛ Ûß×éç ÛÝ ✠ éê × ☞ïÝ Ù Ûé
ÖïéÙç Ù ß
✌ ✄ ë ÛâÛß ☞ ×è× ä Ý á éÛß× æá âÛé Û ÙÜÛÝ Ö á à ä×è× ÜîÛÜ Öàï✁Ù ÜÝ Ù å Û✂ Û
ë ÛàÛç
✍ ✄ ✠è× ãÛçÙß ✎ïäêÛ✂ ÛçÙ ☞ñ✠Ö Ý áè ÛîÛÙ ïÝ á Ü ✏ÛéÙ Ý á ßÛéÙî×Ý ïÝ á Ü
Ö áêèÙê èÙ Üî Ý ÛÞ Û ÚÛé Ûê ê á Üîá àØ Ûß ÛÜ ðÛâïà ÛÜ æ× éÙ Û ä æá àØ Û
ðÛâÛÜîÛÜ ÙÜÙ Þ ÛÜî ç Ù ÚÛß âá à ÜÛä éá éÛä ê áê èá àÙßÛÜ ✂ Ûßç × ÚÛÜ
âá Üîá àçÙÛÜÜÞ Û ßá âÛÚÛÝ ÛÞ Û
✑✄ ✠è× íÙÛ æ Ûà ÜÙ Û✂ Ûç Ù ☞ñ✠Ö✄✡ñ☞ Ù
Ý á éÛß× æáç× Û ÖàïÚÙ ☞ ç× ÚÙ ✠ éê × Ö áêá àÙ ÜçÛäÛÜ
✒✄ ãáêÛÜì çáêÛÜ æá éÛÝ ÖàïÚÙ ☞ ç× ÚÙ ✠ éê× Ö áêá àÙ ÜçÛäÛÜ æ ä×Ý ×ÝÜÞ Û
ÛÜîß Ûç Û Ü ✌✓✓✔ Þ ÛÜî çá éÛä êáê è ÛÜç × Ý ÛÞ Û ÚÛéÛê ê áÜîáàØÛß ÛÜ
ðÛâïà ÛÜæ× éÙ Ûäæá àØ Û
ðÛ âÛÜîÛÜÙÜÙ ✄
✕ ✄ ☞ á é× à× ä Ö á îÛ✂ ÛÙ Ù ÜÛÝ Ö á à ä×è× ÜîÛÜ Öàï✁Ù ÜÝ Ù å Û✂ Û ëÛà Ûç Þ ÛÜî
(6)
✖✗ ✘ ✙✚✛✜ ✛✢ ✣✤✦✙ ✧ ★✩✪✫ ✬✭ ✮ ✯ ✢✛✦ ✛✦ ✧ ✰✱ ✲✛✜ ✛✦ ✱✧ ✪✚✳✛ ✴✙✳ ✙✜ ✵✧✶✱ ✢✱✧
✰✱✧✷✶ ✙✚✱✢ ✳✙✳✸✱✧✶ ✛✹✙✧✛ ✚✵✦ ✺✱✚ ✱✳ ✳ ✙✧ ✰✛✦ ✛✧✚✱ ✹✤✜ ✱✧ ✫ ✛✚ ✵✱✢ ✫✙✜ ✲ ✱
✻✱ ✹✱✧✷✱✧✗
✼✗ ✫ ✙✚✛✱✜ ✷✱ ✽ ✙✦✱✜ ✦ ✱ ✰✱ ✰✱✧✷ ✹✱✚✵ ✧✷ ✦ ✱ ✰✱ ✦ ✱ ✰✱✧✷✵ ✾ ✿✵ ✧✶✱✵ ✮ ✰✱✧✷
✶✙✚ ✱✢ ✳ ✙✧✺✤✱✯ ✱✧✦ ✱ ✰✱✦ ✙✚✱✚ ✛
✴✙✧✛✚✵✦ ✳ ✙✧ ✰✱✺✱✜ ✵ ✸✱✢❀✱ ✻✱ ✹✤✜ ✱✧ ✫ ✛✚✵✱✢ ✫ ✙✜ ✲✱ ✻✱ ✹✱✧ ✷✱✧ ✵✧ ✵
✳✱✦ ✵✢ ✲✱✛✢ ✺✱✜ ✵ ✯ ✙✦ ✙✳✹✛✜ ✧✱✱✧ ✮ ✤✚✙✢ ✯ ✱✜ ✙ ✧✱ ✵ ✶✛ ✦ ✱✜ ✱✧ ✺✱ ✧ ✯ ✜✵ ✶✵✯ ✰✱✧✷
✦✵❁✱✶ ✧ ✰✱ ✯ ✤✧✦ ✶✜ ✛✯ ✶✵❁ ✦ ✱✧✷✱✶ ✺✵✢✱✜ ✱ ✹✯ ✱✧ ✛✧✶ ✛✯ ✹✙✧ ✰✙✳✹✛✜ ✧✱✱✧ ✺✵ ✳✱✦ ✱
✰✱✧ ✷✱✯ ✱✧✺✱✶✱✧✷✗
❂✯ ✢✵✜ ✧ ✰✱ ✺✙ ✧✷ ✱✧ ✦ ✙✚✱ ✚✛ ✳ ✙✳ ✤✢✤✧ ❃✛✢ ✱✧ ❄✱✧✷ ✭ ✱✢✱ ❅✦ ✱ ✮
✹✙✧✛✚✵✦ ✳✙ ✧✷✢✱✜ ✱ ✹✯ ✱✧ ✦ ✙✳ ✤✷✱ ✻ ✱✹✤✜ ✱✧ ✫✛✚✵ ✱✢ ✫✙✜ ✲ ✱ ✻✱ ✹✱✧✷✱✧ ✵ ✧✵
✺✱ ✹✱✶ ✳ ✙✳ ✸✙✜ ✵✯ ✱✧ ✦ ✛ ✳ ✸✱✧✷✱✧ ✹✙✧✷✙✶ ✱✢✛✱✧ ✺✱✧ ✸✙✜ ✳✱✧❁✱✱✶ ✸✱✷ ✵ ✯ ✵✶ ✱
✦✙✳ ✛✱✗
✽✱✧✺✛ ✧✷ ✮ ✩✤ ❆✙✳✸✙✜ ✮❇❈❉❈