Project Cost standard agreed by EA Dissemination of the project info in website
Rapat Konsultasi Pengembangan Cendana di Propinsi Nusa Tenggara Timur ITTO PD 45907 Rev.1 F
PD 45907 F Rev.1
17
Workplan
Output Activities Responsibility
Year 1
st
Year 2
nd
Year 3
th
Year I
II III
VI I
II III
IV I
II III
IV
Output 1.1 New effective Policies in district level for managing the resources formulated and endorsed by executive
Activity 1.1. 1 Development of study and analysis
in policy framework of management sandalwood
resources in province and district level
Forestry Service, Consultant, Local
government
Activity 1.1. 2 Development of public dialogue to
review draft local Government regulation PERDA with legislative
and executive at provincial and District level
Forestry service And local government
Activity 1.1. 3 Development of consultation process
among provincial and districts level regarding the importance and
objective of local government regulation adopted in District level
Forestry service, Consultant Local government and
relevant stakeholders Activity 1.1. 4
Comparative study for decision maker to Papua New Guinea and Australia
Forestry service
PD 45907 F Rev.1
18
Workplan
Output 1.4 Raised community awareness on sustainable sandalwood management practice
Activity 1.4.1 Development of MIS of
sandalwood resources Forestry service,
Consultant Activity 1.4.2
Analysis and development of communication strategy to
disseminate new local regulation PERDA and
relevant information in Sandalwood management
for local communities Forestry service, Local
government, Consultant
Activity 1.4.3 Socializing new local
regulation PERDA and dissemination relevant
information in Sandalwood management
for local communities based on this strategy
Forestry Service, local government and
local NGO
Rapat Konsultasi Pengembangan Cendana di Propinsi Nusa Tenggara Timur ITTO PD 45907 Rev.1 F
PD 45907 F Rev.1
19
Pelaksanaan Kegiatan 1.1 dan 1.2
• Seleksi Konsultan untuk study dan analisa terkait kebijakan
candana di Propinsi dan Kabupaten dan kerangka insentiv ekonomi termasuk mendiskusikan tugas Konsultan
Surat dari CA ke EA tentang usulan Konsultan Lokal Penyusunan TOR untuk Konsultan Lokal
Penyiapan kontrak untuk Pengumpulan data di tingkat Kabupaten dan Provinsi
Pelaksanaan study dan analisa Sinergi hasil dengan hasil study konsultan internasional bidang
ekonomi Presentase draft hasil study dan analisa di tingkat provinsi
Kupang untuk mendapatkan input dan masukan Laporan hasil analisa oleh konsultan dengan format I TTO
dalam B indonesia dan B inggris
PD 45907 F Rev.1
20
Dialogue Publik
• Konsultasi di tingkat provinsi bersamaan dengan
konsultasi Master Plan Dialog dengan eksekutive di tingkat Kabupaten 4
Kabupaten target: Sumba Timur, Alor, Flores Timur dan TTS
Penyampaian rekomendasi darft kebijakan ke Provinsi dan Kabupaten
Presentasi hasil study analisa di depan Tim Pengarah I TTO November 2010
Rapat Konsultasi Pengembangan Cendana di Propinsi Nusa Tenggara Timur ITTO PD 45907 Rev.1 F
Consultants
Tim Kebijakan
I r. Dede Rohadi MS.c
Dr. Titiek Setyaw ati
Dr. Michael Riw u
Tim Ekonomi
Dr. Retno Maryani
Drs Palulun Boroh
Dr. Don Gilmour
PD 45907 F Rev.1
22
TERI MA KASI H
Rapat Konsultasi Pengembangan Cendana di Propinsi Nusa Tenggara Timur ITTO PD 45907 Rev.1 F
KAJI AN KEBI JAKAN PENGELOLAAN CENDANA DI PROPI NSI NTT
Oleh Elizabeth Lukas Field Coordinator I TTO PD 459 07 Rev.1 F
FENOMENA SOSI AL
• Adanya trauma di masyarakat karena regulasi cendana dan menimbulkan apatis masyarakat. Perda dipandang sebagai penghambat partisipasi
masyarakat, selain itu daur cendana yang lama berpengaruh terhadap pengembangan cendana.
• Masyarakat tidak merasa ada peningkatan pendapatan masyarakat yang bersumber dari cendana
Î Tidak ada Insentif Ekonomi. • Penanaman dilahan milik hampir tidak ada, sementara cendana tumbuh alami
dilahan milik kurang mendapat perhatian dalam hal pemeliharaan. o
Alasan : Regulasi yang ada dengan tanggung jawab dengan sanksi hukuman, padahal insentif ekonomi dalam hal kompensasi
memelihara tidak ada. • Pengawasan dan pengamanan masyarakat sebatas laporan kehilangan
tanaman pohon cendana. Tujuan laporan agar terhindar dari
“ancaman sanksi”.
KEBI JAKAN DAN SI LVI KULTUR • Kegagalan penanaman cendana di masa lalu terutama disebabkan oleh
inkonsistensi dalam kebijakan, pemeliharaan dan pendanaan. Sebagai contoh :
o Peraturan Cendana Daerah Propinsi NTT, Nomor 11 PD 1996
disempurnakan melalui Perda No. 8 tahun 1968 dan selanjutnya diadakan perubahan Perda No 17 tahun 1974; pengaturan cara
penjualan cendana dan penetapan harga ditentukan oleh Gubernur Tk. I NTT
o Perda ddisempurnakan melalui Perda No.7 Tahun 1980
o Perda No. 16 tahun 1986 mengatur tentang penguasaan cendana,
pembinaan dan pemeliharaan, eksploitasi cendana, penjualan dan pembagian hasil dan ketentuan pidana-marginalisasi masyarakat
dalam pengelolaan cendana o
Perda No 2 tahun 1999 mencabut Perda No. 16 tahun 1986; Pelaksanaan PP No. 62 tahun 1998 ttg penyerahan sebagian urusan
pemerintahan di bidang kehutanan kepada daerah o
Sampai tahun 2008 ada 5 Kabupaten yang telah menetapkan kebijakan pengelolaan cendana TTS, TTU, Sumba Timur, Sumba
Barat dan Belu; Perda lebih akomodatif tapi cendana masih dikuasai oleh negara walaupun distribusi hasil sudah mengacu kepada pemilik
lahan
Rapat Konsultasi Pengembangan Cendana di Propinsi Nusa Tenggara Timur ITTO PD 45907 Rev.1 F
• Perda yang ada belum mampu mendorong partisipasi masyarakat untuk menanam, memelihara, dan mengamankan cendana.
• Sistem kelembagaan belum mengakomodir pranata yang ada di masyarakat dengan penerapan hak dan kewajiban dalam upaya mendorong partisipasi
masyarakat dalam pelestarian cendana. • Selama ini pengelolaan dalam hal pemanfaatanhasil produksi hanya
mengandalkan eksploitasi hutan alam, sedangkan upaya pengelolaan hutan alam belum tersentuh kecuali aspek pengawasan yang masih sangat rendah
karena berbagai kendala. • Hasil penelitian Litbang masih sebatas input untuk institusi-instisuti atau user
jika mau menggunakan. Seharusnya : hasil penelitian harus berfungsi sebagai rekomendasi atau
syarat mutlak bagi institusi lembaga yang akan melakukan kegiatan pengembangan cendana melalui pembuatan hutan tanaman.
• Tanaman inang terpilih yang cocok dengan tempat tumbuh bukan menjadi fokus perhatian tanaman inang yang digunakan hanya asal syarat.
Fokus perhatian hanya pada benih yang terseleksi, umur bibit di persemaian : I nang
primier :
alfermathera sp.
I nang sekunder : - Accasia villosa
- Cassia Siamea • Tekhnik silvikultur, ekologis, ekonomis, dan institusi dalam sosila
kemasyarakatan belum merupakan paket perencanaan terpadu dalam pembuatan hutan tanaman cendana.
• Identifikasi dan pemeliharaan pohon plus untuk dijadikan tegakan benih kurang mendapat perhatian dalam pengelolaan cendana
Î Pemilihan pohon plus oleh Ditjen BPK tahun 1990 – 1995 tercatat 163 pohon di Kabupaten TTS
dan 30 pohon di Kabupaten Belu Î Kondisi saat ini ? belum ada data dan
informasi yang dapat diperloleh
LANGKAH ATAU UPAYA KEDEPAN
1. Kajian regulasi cendana agar berpihak kepada masyarakat
2. Konsep pengelolaan yang ditawarkan adalah pengelolaan partisipatif yang
berfokus untuk menggairahkan masyarakat dengan konsekuensi masyarakat harus mendapat nilai ekonomi insentif ekonomi.
3. Peran aktifkan lembaga adat untuk mendorong masyarakat dalam hal :
a. Pelestarian Î melindungi pohon yang masih ada
b. Pengembangan Î diawali dengan sosialisasi aturan dan kebijakan
dengan sasaran lokasi pada lahan masyarakat. 4.
Masyarakat yang masih memiliki tanaman cendana, dipertimbangkan untuk dijadikan agen dengan bentuk kompensasi yang berdampak pada ekonomi
insentip. 5.
Penggalangan spirit penanaman cendana bagi pengusaha melalui kewajiban penanaman cendana
Î sebagai salah satu syarat untuk mengikuti tender dalam kegiatan bidang kehutanan.
Rapat Konsultasi Pengembangan Cendana di Propinsi Nusa Tenggara Timur ITTO PD 45907 Rev.1 F
6. Program pembuatan hutan tanaman harus diencanakan secara terpadu
dengan komprehensif dan memenuhi kaidah silvikultur. 7.
Pembukaan lahan dengan system tumpang sari pada calon lokasi penanaman cendana dianjurkan, selain untuk kesuburan tanah juga berfungsi sebagai
inang penaung 8.
Penunjukan pohon plus sekaligus pemeliharaan dan pengamanan keberadaannya untuk mendukung tersedianya sumber benih termasuk
pembangunan kebun benih.
Rapat Konsultasi Pengembangan Cendana di Propinsi Nusa Tenggara Timur ITTO PD 45907 Rev.1 F
MAPPING KEGIATAN DISHUT PROPINSI KABUPATEN DAN UPT-UPT TERKAIT PELESTARIAN DAN PENGEMBANGAN CENDANA
DI PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR Oleh
Elizabeth Lukas Field Coordinator ITTO PD 45907 Rev.1 F
1. Dinas Kehutanan Propinsi : Rencana Aksi Pengelolaan Cendana a. Tahap I 2009 – 2013
i. Pengelolaan seluas : 3.500 ha ii. Pengembangan tanaman
: 4.750.000 pohon iii. Review kebijakan sosialisasi
iv. Perlindungan tegakan sisa b. Kegiatan di APBD I
i. Tahun 2009 : 1. Pengembangan tanaman cendana di Kab. Flores Timur
seluas 20 Ha 2. Pemeliharaan tanaman cendana tahun I seluas 20 Ha
dan tahun II seluas 25 Ha di kab. Alor. 3. Pemeliharaan tanaman cendana tahun II seluas 20 Ha
di kab. Timor Tengah Selatan 4. Pemeliharaan tanaman cendana tahun I seluas 20 Ha
di kab. Flores Timur ii. Tahun
2010 1. Pengembangan tanaman cendana di Kab.
2. Pemeliharaan Tahun I di Kab. Flores Timur seluas 20 Ha 3. Pemeliharaan Tahun II di Kab. Alor seluas 20 Ha
2. Dinas Kehutanan Kabupaten a. Kabupaten TTS Timor Tengah Selatan
b. Kabupaten Alor
Tahun 2010 : Reboisasi Pengembangan Cendana : 100 ha APBD II c. Kabupaten Flores Timur
d. Kabupaten Sumba Timur i. Pengembangan cendana di 3 lokasi seluas 15 ha 2009 –
APBD II ii. Pengembangan cendana di 3 lokasi seluas 10 ha 2010 –
APBD II 3. UPT - UPT Lingkup Kehutanan
a. Balitbang NTT : Master Plan Cendana sd tahun 2025 b. BPDAS Benain Noelmina : -
c. Balai Diklat Kehutanan Kupang : Pelatihan Teknik Budidaya Cendana d. BKSDA Wilayah : -
Rapat Konsultasi Pengembangan Cendana di Propinsi Nusa Tenggara Timur ITTO PD 45907 Rev.1 F
PRESENTASI
Rapat Konsultasi Pengembangan Cendana di Propinsi Nusa Tenggara Timur ITTO PD 45907 Rev.1 F
Presentasi Dinas Kehutanan Propinsi Kehutanan Propinsi Nusa Tenggara Timur
Rapat Konsultasi Pengembangan Cendana di Propinsi Nusa Tenggara Timur ITTO PD 45907 Rev.1 F