HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN PENYAKIT INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT BAGIAN BAWAH (ISPA-B) PADA ANAK USIA 6 BULAN – 2 TAHUN DI PANDANWANGI MALANG

(1)

KARYA TULIS AKHIR

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN PENYAKIT INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT BAGIAN BAWAH (ISPA-B) PADA ANAK USIA 6 BULAN – 2 TAHUN DI PANDANWANGI MALANG

OLEH : RAHMI HIDAYAH 08020050

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2012


(2)

i

KARYA TULIS AKHIR

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN PENYAKIT INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT BAGIAN BAWAH (ISPA-B) PADA ANAK USIA 6 BULAN – 2 TAHUN DI PANDANWANGI MALANG

KARYA TULIS AKHIR Diajukan kepada

Universitas Muhammadiyah Malang untuk memenuhi Salah Satu Persyaratan

dalam menyelesaikan Program Sarjana Fakultas Kedokteran

Oleh :

RAHMI HIDAYAH 08020050

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2012


(3)

LEMBAR PENGESAHAAN KARYA TULIS AKHIR

Telah disetujui sebagai usulan karya tulis akhir untuk memenuhi persyaratan

Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang

Tanggal: 18 April 2012

Pembimbing I

dr. Pertiwi Febriana Chandrawati, M.Sc, Sp.A Pembimbing II

dr. Bragastio Sidharta, M.Sc, Sp.M

Mengetahui, Fakultas Kedokteran

Universitas Muhammadiyah Malang Dekan


(4)

iii

LEMBAR PENGUJIAN Karya Tulis Akhir oleh Rahmi Hidayah ini

telah diuji dan dipertahankan di depan Tim Penguji Pada tanggal 18 April 2012

Tim Penguji

dr. Pertiwi Febriana Chandrawati, M.Sc, Sp.A , Ketua

dr. Bragastio Sidharta, M.Sc, Sp.M , Anggota


(5)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayatnya. Shalawat serta salam terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya. Syukur Alhamdulillah, penulis telah menyelesaikan karya tulis akhir yang berjudul “Hubungan Pemberian ASI Eksklusif terhadap Prevalensi Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut bagian bawah (ISPA B) pada usia 6 bulan- 2 tahun di Pandanwangi Malang”.

Karya tulis ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Kedokteran S1 (strata 1) di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang. Dalam penyusunan karya tulis akhir ini, penulis tidak lepas dari bantuan banyak pihak. Oleh karena itu penulis ingin berterimakasih kepada:

1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat, karunia kesehatan, kesabaran dan lindungan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. 2. Orangtua saya Ir. Amir Hamzah dan Ir. Sariati.

3. dr. Irma suswati, M.Kes selaku dekan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang.

4. dr. Pertiwi Febriana Chandrawati, M.Sc, Sp.A selaku dosen pembimbing 1 5. dr. Bragastio Sidharta, M.Sc, Sp.M selaku dosen pembimbing 2.

6. dr. Febri Enda Budi S. M.Kes selaku dosen penguji.

7. Pak iwan, yang mengajarkan saya tentang statistik dan analisa data.

8. Saudara kandung saya yuk gita, yuk indah, yuk dewi, yuk puji, firman, luluk ade, dan nia.

9. Teman saya dalam suka dan duka afi, mayang, masda dan yanuar. 10.Teman seperjuangan mbak putri, dita, arief dan dewi.


(6)

v

12.Staf TU, Pak Yono, Bu Rom, Mas Faisal, dan Mas Didit terima kasih atas bantuan dalam urusan administrasi dan tugas akhir ini.

Akhir kata penulis berharap semoga penelitian ini dapat menambah wawasan dan bermanfaat bagi semua pihak. Wassalamualaikum wr. Wb.

.

Malang, Maret 2012 Penulis


(7)

ABSTRAK

Rahmi, Hidayah. 2012. Hubungan Pemberian ASI Eksklusif Dengan Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut bagian Bawah (ISPA B) Pada Anak Usia 6 Bulan-2 Tahun di Pandanwangi Malang. Tugas Akhir, Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang, Pembimbing: (1) Pertiwi Febriana Chandrawati (2) Bragastio Sidharta.

Latar belakang: Penyakit ISPA B merupakan salah satu penyebab kematian pada anak. ASI memiliki unsur-unsur kekebalan tubuh sehingga anak yang diberian ASI eksklusif akan memiliki daya tahan tubuh yang lebih kuat.

Tujuan: Mengetahui hubungan pemberian ASI eksklusif dengan penyakit ISPA B pada anak usia 6 bulan-2 tahun di PandanWangi Malang.

Metode: Observasi analitik dengan pendekatan case control pengambilan sampel dengan teknik consecutive sampling. Jumlah sampel 54 anak Dianalisis dengan uji Chi-Square dan Odds Ratio.

Hasil penelitian: 27 anak menderita ISPA B yang terdiri 4 anak yang mendapatkan ASI eksklusif dan 23 anak tidak mendapatkan ASI eksklusif. Dengan nilai p sebesar 0,001 dan OR = 0,1 (95% CI 0,034 - 0,443).

Kesimpulan: Ada hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan ISPA B. Dan anak yang diberikan ASI eksklusif berisiko mengalami ISPA B sebanyak 0,1 kali lipat dibandingkan anak yang diberikan ASI eksklusif. Dapat diartikan juga dari 10 anak yang diberikan ASI eksklusif, hanya 1 anak yang kemungkinan dapat terkena ISPA B

Kata kunci: Pemberian ASI eksklusif, Infeksi Saluran Pernapasan Akut bagian Bawah (ISPA B), 6 bulan- 2 tahun.


(8)

vii ABSTRACT

Rahmi, Hidayah. 2012. The Correlation between Exclusive Breast Feeding and the Acute Lower Respiratory Infection (ALRI) on 6 month-2 year old Children in Pandanwangi Malang. Final Scientific Writing. ,Faculty of Medicine Muhammadiyah University of Malang. Advisers: (1) Pertiwi Febriana Chandrawati (2) Bragastio Sidharta.

Background: ALRI is one of disease that causes death in children. Breast milk contains immune system components, thus children who were exclusively breast fed have better immunity.

Objective: Understanding the correlation between exclusive breast feeding and the Acute Lower Respiratory Infection (ALRI) on 6 month-2 years old Children in Pandanwangi Malang.

Method: Analytic observation with a case control approach. Samples were obtained with consecutive sampling method. Samples number were 54 children. Analyzed with Chi-square and Odds ratio.

Result: 27 children suffered from ALRI which consisted of 4 children who got exclusive breast feeding and the remaining 23 children did not. With p value 0,001 and OR = 0,1 (95% CI 0,034 - 0,443).

Conclusion: There is a correlation between exclusive breastfeeding and ALRI. Children who are breast fed exclusively have 0,1 times risk in suffering from ALRI than children who doesn‟t get exclusive breastfeeding. Can also be interpreted that from 10 children who were exclusively breastfed, there it only 1 who can potentially get ALRI.

Keywords: Exclusive breastfeeding, Acute Lower Respiratory Infection, 6 months – 2 years.


(9)

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman judul ... i

Lembar Pengesahan ... … iii

Lembar Penguji ... … iv

Kata Pengantar ... ….v

Abstrak ... ... vii

Abstract ... ... viii

Daftar Isi... ... ix

Daftar Tabel ... ... xiii

Daftar Gambar ... ... xiv

Daftar Singkatan... ... xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 4

1.3Tujuan Penelitian ... 4

1.4Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Air Susu Ibu (ASI) ... 6

2.1.1 Definisi ASI ... 6

2.1.2 Komposisi ASI ... 7

2.1.3 Unsur-unsur kekebalan ASI ... 10

2.1.4 ASI eksklusif dan ASI non eksklusif ... 14

2.1.5 Macam-macam cara pemberian ASI ... 15

2.1.6 Lama dan frekuensi menyusui ... 17

2.2Infeksi Saluran Pernapasan Akut bagian Bawah (ISPA B) ... 18

2.2.1 Definisi ISPA ... 18

2.2.2 Insiden dan prevalensi ... 19

2.2.3 Faktor resiko ... 20

2.3Epiglotitis ... 22

2.3.1 Definisi ... 22


(10)

ix

2.3.3 Manifestasi klinis ... 23

2.3.4 Diagnosis ... 23

2.3.5 Penatalaksanaan ... 23

2.4CROUP (Laringotrakeobronkitis akut) ... 24

2.4.1 Definisi ... 24

2.4.2 Klasifikasi ... 24

2.4.3 Etiologi ... 25

2.4.4 Patogenesis ... 25

2.4.5 Manifestasi klinis ... 26

2.5Bronkitis Akut ... 26

2.5.1 Definisi ... 26

2.5.2 Bronkitis akut virus ... 27

2.5.3 Bronkitis akut bakteri ... 28

2.6Bronkiolitis ... 28

2.6.1 Definisi ... 28

2.6.2 Patogenesis ... 28

2.6.3 Diagnosis bronkiolitis ... 29

2.6.3.1Anamnesis ... 29

2.6.3.2Pemeriksaan fisik ... 30

2.6.3.3Pemeriksaan penunjang ... 30

2.6.4 Penatalaksanaan bronkiolitis ... 30

2.7Pneumonia ... 30

2.7.1 Definisi ... 30

2.7.2 Prevalensi dan insiden ... 31

2.7.3 Etiologi ... 32

2.7.4 Manifestasi klinis ... 34

2.7.5 Patogenesis ... 36

2.7.6 Pemeriksaan penunjang ... 39

2.7.7 Penatalaksanaan ... 42


(11)

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESA

3.1 Kerangka Konsep ... 46

3.2 Hipotesa ... 47

BAB IV METODELOGI PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian ... 48

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 49

4.3 Populasi dan Sampel ... 49

4.3.1 Populasi ... 49

4.3.2 Besar sampel ... 49

4.3.3 Teknik pengambilan sampel ... 50

4.3.4 Karakteristik sampel penelitian ... 50

4.3.4.1 Kriteria kasus ... 50

4.3.4.2 Kriteria kontrol ... 51

4.3.5 Variabel penelitian... 52

4.3.5.1 Variabel bebas ... 52

4.3.5.2 Variabel tergantung ... 52

4.3.6 Definisi operasional ... 52

4.4 Alat dan Bahan Penelitian ... 53

4.5 Prosedur Penelitian ... 54

4.6 Analisa Data ... 55

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA 5.1 Hasil Penelitian ... 57

5.1.1 Analisis univariat... 57

5.1.2 Hasil tabulasi silang (Crosstabs) ... 63

5.1.3 Analisis bivariat... 64

5.1.4 Analisis multivariat ... 66

BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Deskriptif Karakteristik Responden ... 68

6.2 Analisis Data hubungan antara Pemberian ASI Eksklusif dengan ISPA B ... 74


(12)

xi BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan ... 76

7.2 Saran ... 77

DAFTAR PUSTAKA ……….………….... 78


(13)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Etiologi Pneumonia pada Anak Sesuai dengan Kelompok Usia .... 34 Tabel 4.1 Menunjukkan Hasil Pengamatan Studi Kasus- Kontrol ... 48 Tabel 5.1 Karakteristik Data Dasar Responden ... 58 Tabel 5.2 Crosstabs Hubungan Pemberian ASI Eksklusif dengan ISPA B ... 63 Tabel 5.3 Karakteristik Responden dengan Hasil Chi-Square………..……..64 Tabel 5.3 Tabel Uji Chi-Square ... 65 Tabel 5.4 Tabel 2x2 Odds Ratio ... 66 Tabel 5.5 Tabel Hasil Odds Ratio ... 66


(14)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Posisi Menyusui ... 17

Gambar 2.2 Proporsi Penyebab Kematian pada Anak Umur 1-4 Tahun ... 31

Gambar 3.1 Kerangka Konsep ... 46

Gambar 4.5 Prosedur Penelitian ... 54

Gambar 5.1 Diagram Batang Pembagian Kelompok Kasus dan Kontrol ... 57

Gambar 5.2 Diagram Batang Responden Berdasarkan Pemberian ASI Eksklusif ... 59

Gambar 5.3 Diagram Batang Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 60

Gambar 5.4 Diagram Batang Responden Berdasarkan Usia ... 61


(15)

DAFTAR SINGKATAN

ISPA - B : Infeksi Saluran Pernapasan Akut bagian Bawah ASI : Air Susu Ibu

AA : Arachidonic Acid DHA : Dacosahexaenoic Acid IgA : Imunoglobulin A IL-1 : Interleukin -1

IRA : Infeksi Respiratori Akut BBLR : Bayi Berat Lahir Rendah Hib : Haemophillus influenza type B HPIV-1 : Human Parainfluenza type 1 RSV : Respiratory Syncytial virus


(16)

xv

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, M 2009, Pemberian ASI Eksklusif dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, <http://www.library.usu.ac.id/module.php?

=modlod&name=download=986>

Arisman, S 2004, Manfaat ASI Eksklusif, Trubus Agriwidya, Jakarta

Arvin, Behrman 2003, Ilmu Kesehatan Anak, Nelson Vol.1 edisi 15, EGC, Jakarta Asrorudin, 2010, ASI dan Infeksi, <http://infeksi-neonatus-bisa-dicegah-dengan

ASI.html>

Bachrach VRG, Schwarz E, 2003, Breastfeeding and the risk of hospitalization for respiratory disease in infancy, Arch Adolesc Med. 157: 237-243, 2003 Bahrun, P 2008, „Pentingnya Inisiasi Menyusui‟, <http://Pentingnya.Inisiasi.

Menyusui.Dini.html>, November 2008

Continuing Profesional Development Dokter Indonesia. 2007, Alberta Medical Association, <http://continuingjournal.indonesia.com/article/835675>

Coutsoudis, dkk 2009, Menyusui Eksklusif selama 6 Bulan Melindungi Bayi Terhadap Infeksi, <http://emedicine.medscape.com/article/18756775> Depkes RI 2007, Manajemen Terpadu Balita Sakit, p.1-27

Dinkes Kota Malang 2004, Data Sepuluh Besar Penyakit di Kota Malang Tahun 2003-Juni 2004, <http://www.dinkes kota malang.html>

Hananto, 2004, Faktor resiko-literatur.digital_126838-S-5827.pdf, FKM UI Hassan, Rusepno, dkk 2007, Ilmu Kesehatan Anak Jilid 1, FKUI, Jakarta Hassan, Rusepno, dkk, 2007, Ilmu Kesehatan Anak Jilid 3, FKUI, Jakarta Hegar, B 2008, Bedah ASI, Ikatan Dokter Anak Indonesia Cabang DKI, Jakarta. Heird, J 2003, Tinjauan Pustaka ASI Eksklusif, Universitas Sumatera Utara,

Medan

Kementerian Kesehatan RI 2010, Buletin Pneumonia September, vol 15, p.2 Korch, dkk 2003, Human Breast Milk and Lower Respiratory Disease, pp.2-4 Ladomenoul, dkk 2010, „Human Breast Milk’, Current Concepts of immunology


(17)

Lubis, Imran, 2001, Pengaruh Lingkungan Terhadap Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut Bawah, Jakarta

Misnadiarly, 2008, „Patofisiologi Pneumonia pada Anak‟, <http://about5535794pathophysiology-pneumonia-children.html>

Prentice, Ann 1996, „Constituents of Human Milk’, Food and Nutrition Bulletin, vol.17, no.4, <http://archive.unu.edu/unupress/food/8F174e/ 8F174.html> Pudjiadi, S 2001, Ilmu Gizi Klinis pada Anak, FKUI, Jakarta

Purwandi, Hubertin 2004, Konsep Penerapan ASI Eksklusif, EGC, Jakarta RISKESDAS (Riset Kesehatan Dasar) 2010, Pemberian ASI Eksklusif, Jakarta Roesli, U 2000, Mengenal ASI Eksklusif, Trubus Agriwidya, Jakarta.

Sastroasmoro, Sudigdo & Ismael, Sofyan 1995, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis, Binarupa Aksara, Jakarta.

Setyowati, 2009, Antibodi didalam ASI ,

<http://AntibodiASI /2009/artikel.php?id=9697711>

Soetjiningsih, 1997, ASI Petunjuk untuk Tenaga Kesehatan, EGC, Jakarta.

Supriyatno, Bambang 2008, Buku Ajar Respiratori Anak, edisi pertama, IDAI, Jakarta.

Survei Kesehatan Rumah Tangga 2001, Angka Penyebab Kematian Anak, p.2

UNICEF 2006, ASI Eksklusif Tekan Angka Kematian Bayi Indonesia, <http://www.gatra.com/2006-08-09/artikel.php?id=96911>

Wagner, Carol 2010, ‘Human Milk and Lactation’, Medscape Reference Drugs, Diseases & Procedures, <http://emedicine.medscape.com/article/183575> WHO 2007-2008, Pencegahan dan pengendalian infeksi saluran pernapasan akut

(ISPA) yang cenderung menjadi epidemi dan pandemi di fasilitas pelayanan kesehatan.


(18)

1 BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan bayi yang alami, segar, dan bebas dari kontaminasi bakteri dan juga mempunyai efek perlindungan terhadap bakteri dan patogen lain yang dapat mengurangi morbiditas. ASI dapat memenuhi kebutuhan bayi dari segala hal yaitu karbohidrat berupa laktosa, lemaknya banyak mengandung asam lemak tak jenuh ganda, protein utamanya laktabumin yang mudah dicerna, kandungan vitamin dan mineralnya banyak. Selain itu, ASI juga mengandung zat anti infeksi (Arisman, 2004).

Penelitian lain di Ghana juga sinergis dengan hal ini, yaitu mengenai pentingnya ASI bagi anak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 16% kematian bayi baru lahir bisa dicegah bila bayi disusui pada hari pertama kelahiran. The World Alliance for Breastfeeding Action (WABA) memperkirakan 1 juta bayi dapat diselamatkan setiap tahunnya bila diberikan ASI pada 1 jam pertama kelahiran, kemudian dilanjutkan ASI eksklusif sampai dengan enam bulan. (Bahrun, 2008)

Berdasarkan data Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) tahun 2010, menunjukkan pemberian ASI eksklusif di Indonesia masih memperhatinkan karena hanya 15,3% bayi yang menyusu eksklusif sampai 6 bulan. Artinya masih ada 84,7% ibu yang masih memberikan susu formula pada bayi sebelum usia bulan atau bahkan semenjak lahir. UNICEF juga menyatakan, di Indonesia sebanyak 30.000 kematian bayi dan 10 juta kematian anak Balita di dunia pada tiap tahunnya bisa di cegah melalui pemberian ASI eksklusif selama enam bulan


(19)

2

sejak tanggal kelahirannya tanpa harus memberikan makanan serta minuman tambahan kepada bayi. Bukti ilmiah terbaru yang dikeluarkan oleh jurnal Pediatrics pada tahun 2006 ini, terungkap data bahwa bayi yang diberikan susu formula, memiliki kemungkinan meninggal dunia pada bulan pertama kelahirannya. Dan peluang itu 25 kali lebih tinggi dari bayi yang disusui oleh ibunya secara eksklusif (UNICEF, 2006).

Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dikenal sebagai salah satu penyebab kematian utama pada bayi dan anak balita di negara berkembang. Sebagian besar hasil penelitian di negara berkembang menunjukkan bahwa 20% -30% kematian bayi dan anak balita di berbagai negara setiap tahun disebabkan karena menderita infeksi saluran nafas akut (ISPA). Diperkirakan 2–5 juta bayi dan anak balita di berbagai negara setiap tahunnya. Dua per tiga dari kematian ini terjadi pada kelompok usia bayi, terutama bayi usia 2 bulan pertama sejak kelahiran. Di Indonesia, episode kejadian ISPA pada balita berkisar 3 sampai 6 kali setahun. Dari sekitar 450.000 kematian balita yang terjadi setiap tahunnya diperkirakan 150.000 diantaranya disebabkan oleh ISPA terutama pneumonia (Depkes RI 2007).

Pada tahun 2001 tiga penyebab utama kematian bayi yaitu karena sebab-sebab perinatal, infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), dan diare. Sedangkan untuk tiga penyebab utama kematian balita yaitu karena infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), diare, dan penyakit saraf (Survei Kesehatan Rumah Tangga, 2001)

Berdasarkan hasil laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada Tahun 2010, prevalensi ISPA tertinggi terjadi pada bayi dua tahun (>35%). ISPA


(20)

3

menyebabkan 4 dari 15 juta kematian pada anak berusia di bawah 5 tahun pada setiap tahunnya. Setiap anak balita diperkirakan mengalami 3-6 episode ISPA setiap tahunnya dan proporsi kematian yang disebabkan ISPA mencakup 20%-30%. Di Indonesia morbiditas ISPA di pedesaan relatif lebih rendah dari perkotaan.

Berdasarkan laporan World Health Organization (WHO) tahun 2007 menyatakan kematian balita akibat Acute lower respiratory di seluruh dunia sekitar 19% atau berkisar 1,6–2,2 juta, di mana sekitar 70% terjadi di negara-negara berkembang terutama di Afrika dan Asia Tenggara.

Croup umumnya terjadi pada anak yang berusia diantara 6 bulan sampai 3 tahun, tetapi dapat juga terjadi pada anak berusia 3 bulan dan sampai 15 tahun. Dilaporkan, sindrom ini jarang terjadi pada orang dewasa. Dalam penelitian Alberta Medical Association, lebih dari 60% anak yang didiagnosis menderita croup dengan gejala ringan, sekitar 4% dirawat di rumah sakit, dan kira-kira 1 dari 4.500 anak yang diintubasi (sekitar 1 dari 170 anak yang dirawat di rumah sakit) (Continuing Profesional Development Dokter Indonesia, 2007).

Bronkiolitis sering mengenai anak usia dibawah 2 tahun dengan insiden tertinggi pada bayi usia 6 bulan. Terjadi 12% kasus bronkiolitis dalam seluruh kejadian kasus ISPA. Faktor resiko terjadinya bronkiolitis adalah jenis kelamin laki-laki, status sosial ekonomi rendah, jumlah anggota keluarga yang besar, perokok pasif, atau ke tempat-tempat umum yang ramai, rendahnya antibodi maternal terhadap Respiratory Syncitial Virus (RSV), dan bayi yang tidak mendapatkan air susu ibu.


(21)

4

Sedangkan di Malang, penyakit infeksi saluran pernapasan akut tercatat untuk pneumonia ada 498 kasus per tahun dan kasus terbanyak terjadi di daerah Pandanwangi Malang sebanyak 157 kasus per tahun (Dinkes Malang, 2010).

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti ingin mengetahui hubungan pemberian ASI eksklusif dengan penyakit infeksi saluran pernapasan akut bagian bawah (ISPA B) pada anak usia 6 bulan–2 tahun di daerah Pandanwangi Malang.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimanakah hubungan pemberian ASI eksklusif dengan Penyakit Infeksi saluran pernapasan akut bagian bawah (ISPA B) pada anak usia 6 bulan – 2 tahun di daerah Pandanwangi Malang ?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan pemberian ASI eksklusif dalam mempengaruhi kejadian ISPA B pada anak usia 6 bulan - 2 tahun.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui prosentase ibu-ibu yang memberi ASI eksklusif.

2. Untuk mengetahui prevalensi Infeksi saluran pernapasan akut bagian bawah (ISPA B) pada usia 6 bulan – 2 tahun.

3. Untuk mengetahui hubungan pemberian ASI eksklusif

dengan prevalensi Infeksi saluran pernapasan akut bagian bawah (ISPA B) pada anak usia 6 bulan - 2 tahun.


(22)

5

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Akademis

Hasil penelitian ini dapat berguna sebagai dasar atau sumber data untuk penelitian berikutnya, serta pendorong bagi pihak yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut

1.4.2 Bagi Peneliti

1. Menambah wawasan dan pengetahuan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan secara langsung kepada masyarakat.

2. Dapat memberikan edukasi kepada masyarakat kedepannya agar memperhatikan pentingnya pemberian ASI eksklusif untuk dapat memberikan efek protektif pada anak sehingga terhindar dari berbagai macam penyakit yang dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak.

1.4.3 Bagi Masyarakat

1. Sebagai sumber informasi untuk mengetahui keuntungan memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan.

2. Dapat memberikan informasi bagaimana cara mengurangi angka kejadian Infeksi saluran pernapasan akut bagian bawah (ISPA B) pada anak usia 6 bulan –2 tahun.


(1)

xvi Pernapasan Akut Bawah, Jakarta

Misnadiarly, 2008, „Patofisiologi Pneumonia pada Anak‟, <http://about5535794pathophysiology-pneumonia-children.html>

Prentice, Ann 1996, „Constituents of Human Milk’, Food and Nutrition Bulletin, vol.17, no.4, <http://archive.unu.edu/unupress/food/8F174e/ 8F174.html> Pudjiadi, S 2001, Ilmu Gizi Klinis pada Anak, FKUI, Jakarta

Purwandi, Hubertin 2004, Konsep Penerapan ASI Eksklusif, EGC, Jakarta RISKESDAS (Riset Kesehatan Dasar) 2010, Pemberian ASI Eksklusif, Jakarta Roesli, U 2000, Mengenal ASI Eksklusif, Trubus Agriwidya, Jakarta.

Sastroasmoro, Sudigdo & Ismael, Sofyan 1995, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis, Binarupa Aksara, Jakarta.

Setyowati, 2009, Antibodi didalam ASI ,

<http://AntibodiASI /2009/artikel.php?id=9697711>

Soetjiningsih, 1997, ASI Petunjuk untuk Tenaga Kesehatan, EGC, Jakarta.

Supriyatno, Bambang 2008, Buku Ajar Respiratori Anak, edisi pertama, IDAI, Jakarta.

Survei Kesehatan Rumah Tangga 2001, Angka Penyebab Kematian Anak, p.2

UNICEF 2006, ASI Eksklusif Tekan Angka Kematian Bayi Indonesia, <http://www.gatra.com/2006-08-09/artikel.php?id=96911>

Wagner, Carol 2010, ‘Human Milk and Lactation’, Medscape Reference Drugs, Diseases & Procedures, <http://emedicine.medscape.com/article/183575> WHO 2007-2008, Pencegahan dan pengendalian infeksi saluran pernapasan akut

(ISPA) yang cenderung menjadi epidemi dan pandemi di fasilitas pelayanan kesehatan.


(2)

1 1.1 Latar Belakang Masalah

Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan bayi yang alami, segar, dan bebas dari kontaminasi bakteri dan juga mempunyai efek perlindungan terhadap bakteri dan patogen lain yang dapat mengurangi morbiditas. ASI dapat memenuhi kebutuhan bayi dari segala hal yaitu karbohidrat berupa laktosa, lemaknya banyak mengandung asam lemak tak jenuh ganda, protein utamanya laktabumin yang mudah dicerna, kandungan vitamin dan mineralnya banyak. Selain itu, ASI juga mengandung zat anti infeksi (Arisman, 2004).

Penelitian lain di Ghana juga sinergis dengan hal ini, yaitu mengenai pentingnya ASI bagi anak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 16% kematian bayi baru lahir bisa dicegah bila bayi disusui pada hari pertama kelahiran. The

World Alliance for Breastfeeding Action (WABA) memperkirakan 1 juta bayi

dapat diselamatkan setiap tahunnya bila diberikan ASI pada 1 jam pertama kelahiran, kemudian dilanjutkan ASI eksklusif sampai dengan enam bulan. (Bahrun, 2008)

Berdasarkan data Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) tahun 2010, menunjukkan pemberian ASI eksklusif di Indonesia masih memperhatinkan karena hanya 15,3% bayi yang menyusu eksklusif sampai 6 bulan. Artinya masih ada 84,7% ibu yang masih memberikan susu formula pada bayi sebelum usia bulan atau bahkan semenjak lahir. UNICEF juga menyatakan, di Indonesia sebanyak 30.000 kematian bayi dan 10 juta kematian anak Balita di dunia pada tiap tahunnya bisa di cegah melalui pemberian ASI eksklusif selama enam bulan


(3)

sejak tanggal kelahirannya tanpa harus memberikan makanan serta minuman tambahan kepada bayi. Bukti ilmiah terbaru yang dikeluarkan oleh jurnal Pediatrics pada tahun 2006 ini, terungkap data bahwa bayi yang diberikan susu formula, memiliki kemungkinan meninggal dunia pada bulan pertama kelahirannya. Dan peluang itu 25 kali lebih tinggi dari bayi yang disusui oleh ibunya secara eksklusif (UNICEF, 2006).

Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dikenal sebagai salah satu penyebab kematian utama pada bayi dan anak balita di negara berkembang. Sebagian besar hasil penelitian di negara berkembang menunjukkan bahwa 20% -30% kematian bayi dan anak balita di berbagai negara setiap tahun disebabkan karena menderita infeksi saluran nafas akut (ISPA). Diperkirakan 2–5 juta bayi dan anak balita di berbagai negara setiap tahunnya. Dua per tiga dari kematian ini terjadi pada kelompok usia bayi, terutama bayi usia 2 bulan pertama sejak kelahiran. Di Indonesia, episode kejadian ISPA pada balita berkisar 3 sampai 6 kali setahun. Dari sekitar 450.000 kematian balita yang terjadi setiap tahunnya diperkirakan 150.000 diantaranya disebabkan oleh ISPA terutama pneumonia (Depkes RI 2007).

Pada tahun 2001 tiga penyebab utama kematian bayi yaitu karena sebab-sebab perinatal, infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), dan diare. Sedangkan untuk tiga penyebab utama kematian balita yaitu karena infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), diare, dan penyakit saraf (Survei Kesehatan Rumah Tangga, 2001)

Berdasarkan hasil laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada Tahun 2010, prevalensi ISPA tertinggi terjadi pada bayi dua tahun (>35%). ISPA


(4)

menyebabkan 4 dari 15 juta kematian pada anak berusia di bawah 5 tahun pada setiap tahunnya. Setiap anak balita diperkirakan mengalami 3-6 episode ISPA setiap tahunnya dan proporsi kematian yang disebabkan ISPA mencakup 20%-30%. Di Indonesia morbiditas ISPA di pedesaan relatif lebih rendah dari perkotaan.

Berdasarkan laporan World Health Organization (WHO) tahun 2007 menyatakan kematian balita akibat Acute lower respiratory di seluruh dunia sekitar 19% atau berkisar 1,6–2,2 juta, di mana sekitar 70% terjadi di negara-negara berkembang terutama di Afrika dan Asia Tenggara.

Croup umumnya terjadi pada anak yang berusia diantara 6 bulan sampai 3 tahun, tetapi dapat juga terjadi pada anak berusia 3 bulan dan sampai 15 tahun. Dilaporkan, sindrom ini jarang terjadi pada orang dewasa. Dalam penelitian Alberta Medical Association, lebih dari 60% anak yang didiagnosis menderita croup dengan gejala ringan, sekitar 4% dirawat di rumah sakit, dan kira-kira 1 dari 4.500 anak yang diintubasi (sekitar 1 dari 170 anak yang dirawat di rumah sakit) (Continuing Profesional Development Dokter Indonesia, 2007).

Bronkiolitis sering mengenai anak usia dibawah 2 tahun dengan insiden tertinggi pada bayi usia 6 bulan. Terjadi 12% kasus bronkiolitis dalam seluruh kejadian kasus ISPA. Faktor resiko terjadinya bronkiolitis adalah jenis kelamin laki-laki, status sosial ekonomi rendah, jumlah anggota keluarga yang besar, perokok pasif, atau ke tempat-tempat umum yang ramai, rendahnya antibodi maternal terhadap Respiratory Syncitial Virus (RSV), dan bayi yang tidak mendapatkan air susu ibu.


(5)

Sedangkan di Malang, penyakit infeksi saluran pernapasan akut tercatat untuk pneumonia ada 498 kasus per tahun dan kasus terbanyak terjadi di daerah Pandanwangi Malang sebanyak 157 kasus per tahun (Dinkes Malang, 2010).

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti ingin mengetahui hubungan pemberian ASI eksklusif dengan penyakit infeksi saluran pernapasan akut bagian bawah (ISPA B) pada anak usia 6 bulan–2 tahun di daerah Pandanwangi Malang. 1.2 Rumusan Masalah

Bagaimanakah hubungan pemberian ASI eksklusif dengan Penyakit Infeksi saluran pernapasan akut bagian bawah (ISPA B) pada anak usia 6 bulan – 2 tahun di daerah Pandanwangi Malang ?

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan pemberian ASI eksklusif dalam mempengaruhi kejadian ISPA B pada anak usia 6 bulan - 2 tahun.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui prosentase ibu-ibu yang memberi ASI eksklusif.

2. Untuk mengetahui prevalensi Infeksi saluran pernapasan akut bagian bawah (ISPA B) pada usia 6 bulan – 2 tahun.

3. Untuk mengetahui hubungan pemberian ASI eksklusif

dengan prevalensi Infeksi saluran pernapasan akut bagian bawah (ISPA B) pada anak usia 6 bulan - 2 tahun.


(6)

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Akademis

Hasil penelitian ini dapat berguna sebagai dasar atau sumber data untuk penelitian berikutnya, serta pendorong bagi pihak yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut

1.4.2 Bagi Peneliti

1. Menambah wawasan dan pengetahuan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan secara langsung kepada masyarakat.

2. Dapat memberikan edukasi kepada masyarakat kedepannya agar memperhatikan pentingnya pemberian ASI eksklusif untuk dapat memberikan efek protektif pada anak sehingga terhindar dari berbagai macam penyakit yang dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak.

1.4.3 Bagi Masyarakat

1. Sebagai sumber informasi untuk mengetahui keuntungan memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan.

2. Dapat memberikan informasi bagaimana cara mengurangi angka kejadian Infeksi saluran pernapasan akut bagian bawah (ISPA B) pada anak usia 6 bulan –2 tahun.


Dokumen yang terkait

Hubungan ASI Eksklusif terhadapKejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada Bayi di Puskesmas Padang Bulan, Medan

5 83 76

Analisa Kecenderungan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (Ispa) Pada Bayi Dan Balita Tahun 2000-2004 Untuk Peramalan Pada Tahun 2005-2009 Di Kabupaten Simalungun

0 37 101

Hubungan Pemberian ASI Eksklusif Terhadap Kejadian ISPA pada Bayi Usia 0-12 Bulan

0 62 71

HUBUNGAN FREKUENSI PEMBERIAN ASI DENGAN PERCEPATAN PENYEMBUHAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI PUSKESMAS KEDUNGKANDANG

0 11 29

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR USIA DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) BAGIAN BAWAH PADA ANAK USIA 1 BULAN - 5 TAHUN.

0 0 6

HUBUNGAN LAMA PEMBERIAN ASI DENGAN KEJADIAN ISPA (INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT) PADA BALITA USIA 2-5 Hubungan Lama Pemberian Asi Dengan Kejadian ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) Pada Balita Usia 2-5 Tahun Di Posyandu Kecamatan Kartasura.

0 2 15

Hubungan antara Pemberian Asi Eksklusif dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada Anak Usia 6-24 Bulan di RS. “X” Kabupaten Bandung Tahun 2016.

0 0 19

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA BAYI DAN ANAK USIA 7 BULAN - 5 TAHUN.

0 0 5

Hubungan ASI Eksklusif terhadapKejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada Bayi di Puskesmas Padang Bulan, Medan

0 0 20

Hubungan ASI Eksklusif terhadapKejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada Bayi di Puskesmas Padang Bulan, Medan

0 1 15