2.2 Landasan Teoretis
Landasan teori yang menjadi dasar penelitian ini adalah konsep mengenai 1 perspektif sosiodialektologi, 2variasi bahasa, 3medan makna, 4faktor sosial,
dan 5 fonologi, dan 6 kosakata.
2.2.1 Perspektif Sosiodialektologi
Penelitian bahasa Jawa dialek Kebumen ini merupakan penelitian dengan kajian sosiodialektologi. Sosiodialektologi menurut Fernandez 1992;1997 dalam
Zulaeha,2001 merupakan kajian antar bidang, yakni dialektologi dan sosiolinguistik. Kedua disiplin ilmu ini merupakan cabang linguistik yang
mempelajari variasi unsur -unsur kebahasaan yang terdapat dalam suatu bahasa. Dialek yang dianggap sebagai bagian dari fakta bahasa memperlihatkan
jenis penyimpangan dari bahasa standar atau bahasa baku Kurniati 2008:3. Dialek biasanya dikaitkan dengan bentuk bahasa substandar yang ditentukan oleh
suatu masyarakat yang ada dikawasan terpencil dengan status sosial yang rendah. Akhirnya dialek dipandang sebagai cabang kecil dari studi bahasa.
Dialektologi mempelajari perbedaan unsur-unsur kebahasaan yang terdapat dalam suatu bahasa dengan melibatkan faktor geografis, sedangkan
sosiolinguistik Sumarsono, 2013:9 mengkaji perbedaan unsur kebahasaan yang disebabkan oleh faktor sosial. Dengan demikian, sosiodialektologi merupakan
kajian yang mengaitkan antara dua bidang, yaitu struktur formal suatu dialek oleh
linguistik, metode penelitian oleh dialektologi, dan variabel sosial penuturnya oleh sosiolinguistik.
Dengan demikian sosiodialektologi dapat dimaknai sebagai kajian interdisipliner antara linguistik yang mengkaji struktur formal variasi bahasa,
dialektologi yang mendasari metodologi kajian yang mencakupi variasi bahasa pada satuan tempat tertentu, dan sosiolinguistik yang mengilhami munculnya
fenomena variabel sosial penutur variasi bahasa tersebut Zulaeha, 2010:5 -6. Berdasarkan uraian tersebut kita bisa menyimpulkan bahwa sebenarnya kajian
sosiodialektologi merupakan perpaduan antara dispilin ilmu dialektologi dan sosiolinguitik. Sosidialektologi menjadi lengkap karena dialektolog maupun
sosiolinguistik dapat melengkapi satu sama lainnya.
2.2.2 Variasi Bahasa