KAJIAN VISUAL KRIYA SPUN BAMBU DESA SOMAGEDE KECAMATAN SEMPOR KABUPATEN KEBUMEN JAWA TENGAH.

KAJIAN VISUAL KRIYA SPUN BAMBU DESA SOMAGEDE
KECAMATAN SEMPOR KABUPATEN KEBUMEN JAWA TENGAH

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Seni Rupa

oleh
Kartika Dian Pratiwi
0906794

JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2013
Kartika Dian Pratiwi, 2013
KAJIAN VISUAL KRIYA SPUN BAMBU DESA SOMAGEDE KECAMATAN SEMPOR KABUPATEN KEBUMEN
JAWA TENGAH
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu


PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa skripsi penelitian dengan judul “KAJIAN VISUAL
SENI KRIYA SPUN BAMBU DESA SOMAGEDE KECAMATAN
SEMPOR KABUPATEN KEBUMEN JAWA TENGAH” sepenuhnya
merupakan karya saya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan
hasil tiruan dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau
pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai kaidah pengutipan dan etika
keilmuan. Atas pernyataan ini saya siap menanggung resiko apabila ditemukan
bukti saya melakukan pelanggaran karya ini atau adanya gugatan dari suatu pihak
terhadap keaslian karya ini.

Bandung, Oktober 2013

Kartika Dian Pratiwi

Kartika Dian Pratiwi, 2013
KAJIAN VISUAL KRIYA SPUN BAMBU DESA SOMAGEDE KECAMATAN SEMPOR KABUPATEN KEBUMEN
JAWA TENGAH
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu


LEMBAR PENGESAHAN
Kartika Dian Pratiwi
0906794
KAJIAN VISUAL KRIYA SPUN BAMBU DESA SOMAGEDE
KECAMATAN SEMPOR KABUPATEN KEBUMEN JAWA TENGAH

Disetujui dan Disahkan oleh:

Pembimbing I,

Drs. Maman Tocharman, M.Pd.
NIP. 194812251974121001

Pembimbing II,

Drs. Yaya Sukaya, M.Pd.
NIP. 195403031991031001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Seni Rupa

Bandi Sobandi, M.Pd.
NIP. 197206131999031001

Kartika Dian Pratiwi, 2013
KAJIAN VISUAL KRIYA SPUN BAMBU DESA SOMAGEDE KECAMATAN SEMPOR KABUPATEN KEBUMEN
JAWA TENGAH
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
Kartika Dian Pratiwi
0906794
KAJIAN VISUAL KRIYA SPUN BAMBU DESA SOMAGEDE
KECAMATAN SEMPOR KABUPATEN KEBUMEN JAWA TENGAH

Disetujui dan Disahkan oleh:

Penguji I,


Dra. Tity Soegiarti, M.Pd.
NIP. 195509131985032001
Penguji II,

Drs. Moch. Oscar Sastra, M.Pd.
NIP. 195810131987031001
Penguji III,

Drs. Untung Supriyanto, M.Pd.
NIP. 195210161986011001

Kartika Dian Pratiwi, 2013
KAJIAN VISUAL KRIYA SPUN BAMBU DESA SOMAGEDE KECAMATAN SEMPOR KABUPATEN KEBUMEN
JAWA TENGAH
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK
Pratiwi, Kartika Dian. 2013: KAJIAN VISUAL KRIYA SPUN BAMBU DESA
SOMAGEDE KECAMATAN SEMPOR KABUPATEN KEBUMEN JAWA
TENGAH. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

Universitas Pendidikan Indonesia.
Produksi spun bambu bapak Tusimin menjadi satu-satunya di desa Somagede dan
kabupaten Kebumen, yang membuat kriya bambu dari lembaran-lembaran bambu
yang digulung dan dibentuk menjadi benda fungsional. Hal yang membuat penulis
tertarik untuk meneliti karya tersebut selain karena bentuk visualnya juga karena
desa Somagede tidak memiliki hasil hutan bambu yang potensial, namun kriya
bambu ini dapat dibuat dengan bahan yang diperoleh dari wilayah lain.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif kualitatif,
dengan lokasi penelitian yaitu tempat pembuatan kriya spun bambu karya bapak
Tusimin yang bertempat di Desa Somagede Kecamatan Sempor Kabupaten
Kebumen. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini antara
lain: observasi, wawancara, studi pustaka dan dokumentasi.
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa dalam proses pembuatan kriya
spun bambu diawali dengan proses persiapan, kemudian dilanjutkan dengan
proses pemotongan bambu, pembelahan bambu, pembuatan bingkai bambu,
penyusunan bambu menjadi gulungan (spining), pembentukan, perekatan,
pewarnaan dan proses akhir (finishing) hingga kriya tersebut siap untuk
digunakan. Keseluruhan proses pembuatan kriya spun bambu masih
menggunakan cara sederhana yang memerlukan ketelitian serta keahlian pekerja
untuk menyelesaikannya. Sebagian besar pekerjaan tersebut dilakukan secara

manual dengan tangan telanjang dan alat bantu sederhana, hanya penghalusannya
saja yang menggunakan mesin gerinda. Unsur visual pada kriya spun bambu
tersebut lebih terfokus pada bentuk karya, dengan dukungan unsur-unsur lain yang
tidak terpisahkan seperti garis, warna, tekstur dan sebagainya. Kriya spun bambu
karya bapak Tusimin memiliki beraneka ragam bentuk yang sebagian besar
bergaya oriental terdiri dari tiga bentuk dasar yaitu lingkaran, segiempat dan
segitiga yang dibuat secara dinamis dengan pertimbangan dan banyak terinspirasi
dari bentuk-bentuk organis. Kriya spun bambu memiliki fungsi sebagai benda
pakai dan benda hias.
Pembuatan spun bambu karya bapak Tusimin sebagian besar masih menggunakan
cara manual dan pewarnaannya masih terbatas pada empat warna yaitu merah,
hijau, hitam dan warna kuning, karena itu penulis merekomendasikan penggunaan
mesin pembelah bambu dan pewarnaan yang lebih bervariasi untuk lebih
mengembangkan produksi spun bambu.

Kartika Dian Pratiwi, 2013
KAJIAN VISUAL KRIYA SPUN BAMBU DESA SOMAGEDE KECAMATAN SEMPOR KABUPATEN KEBUMEN
JAWA TENGAH
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu


ABSTRACT
" AESTHETIC STUDY OF SPUN BAMBOO IN SOMAGEDE "

Tusimin’s spun bamboo production is the only one in Somagede village in
Kebumen , which makes coiled and pressed bamboo into functional objects . It
makes the writer interested in studying the process of spun bamboo making and
its visual form which made using materials obtained from other regions since
Somagede has no potential bamboo forest.
The method used is descriptive qualitative research method, which takes
place at Tusimin’s spun bamboo production house in Somagede, a village in
Kebumen regency. Resource collecting techniques used in this study include:
observation , interviews , library research and documentation.
The results shows that the process of spun bamboo making begins with
preparation process, bamboo cutting, splitting, frame manufacture, coiling
bamboo into rolls (spining), forming, dip into glue mixture, coloring and
finishing. The entire process are still use the traditional way that requires trained
worker to finish . Most of the work is done manually with bare hands and simple
tools and only the smooting process which use machine. Visual element in spun
bamboo focused on the shape contains line, color , texture and other basic visual
element. Tusimin’s spun bamboo products are mostly inspired by oriental style in

circles, rectangles and triangles basic forms as decorative and disposable objects.
Spun bamboo making still use the traditional method and the color limited to
four colors: red, green, black and yellow, therefore the writer recommend the use
of bamboo splitting machine and a more color to develop the production.

Kartika Dian Pratiwi, 2013
KAJIAN VISUAL KRIYA SPUN BAMBU DESA SOMAGEDE KECAMATAN SEMPOR KABUPATEN KEBUMEN
JAWA TENGAH
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ viii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Batasan Masalah ............................................................................ 3
C. Rumusan Masalah ......................................................................... 3

D. Tujuan Penelitian ................................................... ....................... 4
E. Manfaat Penelitian ........................................................................ 4
F. Sistematika Penulisan .................................................................... 5
BAB II KAJIAN TEORI .................................................................................. 7
A. Seni Rupa ...................................................................................... 7
B. Bahan Pembuatan Kriya ................................................................ 12
C. Jenis-jenis Bambu Sebagai Bahan Pembuatan Kriya ..................... 20
D. Teknik Pengolahan Bambu ............................................................ 26
E. Teknik Pembuatan Kriya Bambu ................................................... 29
F. Fungsi Kriya Bambu ...................................................................... 36
G. Jenis Kriya Bambu ......................................................................... 39
H. Unsur dan Prinsip Kriya Bambu .................................................... 43

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................. 51
A. Waktu dan Tempat Penenelitian .................................................... 51
B. Metode Penelitian........................................................................... 51
C. Definisi Operasional....................................................................... 53
D. Instrumen Penelitian....................................................................... 53
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 55
F. Teknik Analisis Data ...................................................................... 57

Kartika Dian Pratiwi, 2013
KAJIAN VISUAL KRIYA SPUN BAMBU DESA SOMAGEDE KECAMATAN SEMPOR KABUPATEN KEBUMEN
JAWA TENGAH
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITAN ............................................ 59
A. Gambaran Umum Kriya Spun Bambu Karya Bapak
Tusimin di Desa somagede Kecamatan Sempor Kabupaten
Kebumen Jawa Tengah ................................................................ 59
B. Proses Pembuatan Kriya Spun Bambu Karya Bapak Tusimin ...... 63
1. Bahan Baku .............................................................................. 63
2. Alat dan Bahan Pendukung ...................................................... 65
3. Proses Pembuatan Kriya Spun Bambu ..................................... 76
C. Bentuk Visual Kriya Spun Bambu Karya Bapak tusimin ............. 100
D. Fungsi Kriya Spun Bambu Karya Bapak tusimin ......................... 113
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 120
A. Kesimpulan ................................................................................... 120
B. Saran .............................................................................................. 122
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 124
DAFTAR ISTILAH .......................................................................................... 126

LAMPIRAN
BIOGRAFI PENULIS

Kartika Dian Pratiwi, 2013
KAJIAN VISUAL KRIYA SPUN BAMBU DESA SOMAGEDE KECAMATAN SEMPOR KABUPATEN KEBUMEN
JAWA TENGAH
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar
2.1 Seni Murni Berupa Lukisan ........................................................................ 9
2.2 Perbedaan Jenis Sepatu ............................................................................... 12
2.3 Kayu Gelondongan ..................................................................................... 13
2.4 Tanah Liat ................................................................................................... 14
2.5 Penyamakan Kulit ...................................................................................... 15
2.6 Pemintalan Benang...................................................................................... 16
2.7 Rotan ........................................................................................................... 17
2.8 Bambu Sebagai Bahan Kriya ..................................................................... 19
2.9 Beberapa Jenis Bambu ............................................................................... 20
2.10 Bambu Tali .................................................................................................. 21
2.11 Bambu Petung ............................................................................................. 22
2.12 Bambu Ater ................................................................................................. 23
2.13 Bambu Wulung ........................................................................................... 24
2.14 Bambu Tembelang ...................................................................................... 25
2.15 Perendaman Bambu .................................................................................... 27
2.16 Ilustrasi Pengeringan dan Perendaman Bambu ........................................... 27
2.17 Boucherie Proses ........................................................................................ 28
2.18 Membelah Bambu Bergaris Tengah Besar ................................................. 30
2.19 Membelah Bambu Bergaris Tengah Kecil .................................................. 31
2.20 Kolase Bambu ............................................................................................. 32
2.21 Jenis anyaman Bambu ................................................................................. 33
2.22 Kerajinan Akar Bambu ............................................................................... 34
2.23 Rumah-rumahan dengan Konstruksi Bambu .............................................. 35
2.24 Kriya Spun Bambu Berbentuk Sarang Lebah ............................................. 36
2.25 Kriya Mainan Dari Bambu .......................................................................... 37
2.26 Kriya Bambu Sebagai Hiasan ..................................................................... 38
2.27 Kursi Bambu ............................................................................................... 39
2.28 Kriya Anyaman Bambu .............................................................................. 40
Kartika Dian Pratiwi, 2013
KAJIAN VISUAL KRIYA SPUN BAMBU DESA SOMAGEDE KECAMATAN SEMPOR KABUPATEN KEBUMEN
JAWA TENGAH
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

2.29 Kriya Akar Bambu Setengah Jadi ............................................................... 41
2.30 Akar Bambu Berupa Patung........................................................................ 42
2.31 Alat Musik Bambu ...................................................................................... 42
2.32 Alat Musik Bambu Dengan Kulit ............................................................... 43
2.33 Lingkaran Warna Munsel ............................................................................ 48
4.1 Peta Kabupaten Kebumen ........................................................................... 60
4.2 Jalan Menuju Lokasi penelitian .................................................................. 60
4.3 Peta Desa Somagede ................................................................................... 61
4.4 Bahan Baku Pembuatan .............................................................................. 64
4.5 Dinding Dalam Bambu Tembelang ............................................................ 64
4.6 Penampang Beserta Ukuran Bambu Tembelang......................................... 65
4.7 Gergaji Untuk Memotong ........................................................................... 66
4.8 Parang Untuk Membelah Bambu ................................................................ 66
4.9 Pisau Cutter Untuk Membelah Bambu ....................................................... 67
4.10 Pisau Untuk Pembentukan .......................................................................... 67
4.11 Cetakan Persegi ........................................................................................... 68
4.12 Martil ........................................................................................................... 68
4.13 Gunting........................................................................................................ 69
4.14 Siku Untuk Mengukur Sudut ...................................................................... 69
4.15 Penggaris Untuk Pengukur .......................................................................... 70
4.16 Kuas ............................................................................................................ 70
4.17 Mesin gerinda .............................................................................................. 71
4.18 Mata Gerinda............................................................................................... 71
4.19 Hampelas Kayu ........................................................................................... 72
4.20 Cynoacrylate Adhesive ................................................................................ 72
4.21 Lem Putih .................................................................................................... 73
4.22 Anti Rayap .................................................................................................. 73
4.23 Serbuk Gerinda............................................................................................ 74
4.24 Pewarna Keramik ........................................................................................ 74
4.25 NC Lacquer Sanding Sealer ........................................................................ 75
4.26 Miroton NC Lacquer Clear Satin................................................................ 75
Kartika Dian Pratiwi, 2013
KAJIAN VISUAL KRIYA SPUN BAMBU DESA SOMAGEDE KECAMATAN SEMPOR KABUPATEN KEBUMEN
JAWA TENGAH
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

4.27 Proses Penjemuran Bambu .......................................................................... 76
4.28 Infinity ......................................................................................................... 100
4.29 O Basket ...................................................................................................... 101
4.30 Agility .......................................................................................................... 102
4.31 Emotivity Napkin Holder............................................................................. 103
4.32 Modify ......................................................................................................... 104
4.33 Crafity ......................................................................................................... 105
4.34 Cubicity ....................................................................................................... 106
4.35 Aclivity......................................................................................................... 107
4.36 Crookity ....................................................................................................... 108
4.37 Triangularity ............................................................................................... 109
4.38 Triangularity Napkin Holder ...................................................................... 110
4.39 Placability ................................................................................................... 111
4.40 Hiasan Meja ................................................................................................ 113
4.41 Hiasan Dinding ........................................................................................... 114
4.42 Vas Bunga Spun Bambu ............................................................................. 115
4.43 Mangkuk Spun Bambu ................................................................................ 115
4.44 Kap Lampu Spun Bambu ............................................................................ 116
4.45 Penyekat Ruangan Sempoa ......................................................................... 117
4.46 Penyekat ruangan Rantai ............................................................................. 117
4.47 Meja Spun Bambu ....................................................................................... 118
4.48 Meja dan Sofa Spun Bambu ........................................................................ 118
4.49 Desain Ruangan Dengan Spun Bambu ....................................................... 119

Kartika Dian Pratiwi, 2013
KAJIAN VISUAL KRIYA SPUN BAMBU DESA SOMAGEDE KECAMATAN SEMPOR KABUPATEN KEBUMEN
JAWA TENGAH
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

4.1 Proses Pemotongan Bambu ......................................................................... 78
4.2 Proses Pembelahan Bambu ......................................................................... 80
4.3 Pembuatan Bingkai Bambu ......................................................................... 83
4.4 Penyusunan Bambu Menjadi Gulungan ...................................................... 84
4.5 Proses Pembentukkan.................................................................................. 87
4.6 Proses Pengeleman ...................................................................................... 91
4.7 Proses Pewarnaan ........................................................................................ 93
4.8 Proses Penghalusan ..................................................................................... 95
4.9 Proses Akhir ................................................................................................ 97

Kartika Dian Pratiwi, 2013
KAJIAN VISUAL KRIYA SPUN BAMBU DESA SOMAGEDE KECAMATAN SEMPOR KABUPATEN KEBUMEN
JAWA TENGAH
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Bahan alam telah dimanfaatkan manusia sejak zaman prasejarah untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Bahan alam banyak digunakan untuk
menunjang keperluan sehari-hari mulai dari rumah tempat tinggal, pakaian,
peralatan untuk berburu, peralatan rumah tangga, upacara adat hingga
perhiasan. Terbukti dari banyak temuan situs purbakala yang di dalamnya
menyimpan benda-benda prasejarah yang terbuat dari bahan alam terutama
batu dan tanah liat. Seiring perkembangan zaman, kriya dari bahan alam
semakin beragam dilihat dari bentuk, fungsi, teknik pengolahan, dan
sebagainya. Kesan modern dan dinamis dari berbagai produk kriya yang
terbuat dari bahan alam ramah lingkungan sangat menarik dan banyak
diminati oleh berbagai kalangan masyarakat saat ini baik di Indonesia
maupun mancanegara. Bahan alam seperti kayu, bambu, tanah liat, serat
tumbuhan (selullose) dan sebagainya masih banyak ditemui pada bangunan
dan interior rumah modern. Ketekunan para kriyawan dipadu dengan desain
kreatif memunculkan banyak produk baru yang memiliki daya tarik
tersendiri.
Bambu adalah bahan alam yang banyak dijadikan bahan baku pembuatan
kriya di berbagai negara, begitu pula di Indonesia. Potensi dari kriya bambu
sangat besar mengingat masyarakat saat ini mulai kembali pada bahan-bahan
alam demi kelestarian lingkungan. Salah satu produk berbahan dasar bambu
yang cukup menarik adalah kriya Spun Bambu (dibaca: spʌn) yang lebih
dikenal masyarakat dengan nama bambu pilin atau bambu coil. Berbeda
dengan kriya bambu lainnya, kriya bambu tersebut dapat dibentuk lebih
dinamis baik datar ataupun lengkung yang membentuk kesan serat kayu yang
dapat dijadikan berbagai macam model dan perlengkapan rumah tangga.

Kartika Dian Pratiwi, 2013 KAJIAN VISUAL KRIYA SPUN BAMBU DESA SOMAGEDE KECAMATAN
SEMPOR KABUPATEN KEBUMEN JAWA TENGAH Universitas Pendidikan Indonesia |
Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

2

Selain itu, kriya yang terdiri dari susunan bilah bambu ini juga memiliki
kesan perpaduan warna yang terbentuk dari lapisan-lapisan bambu tipis
sehingga terlihat memiliki tekstur namun sebenarnya sangat halus.
Tungky

Ariyanto

yang

berasal

dari

Somagede

telah

sukses

mengembangkan kriya spun bambu di Chiang Mai, Thailand dengan nama
perusahaannya yaitu Orient Design Image. Dengan pengetahuan dan
keterampilan yang dimiliki, beliau kemudian kembali ke Somagede, dan
memulai usaha kriya spun bambu di kampung halamannya tersebut dengan
bantuan dari kakak beliau yang bernama bapak Tusimin. Pembuatan kriya
spun bambu di Somagede kemudian dikelola oleh bapak Tusimin hingga saat
ini. Produk yang dihasilkan sudah dipasarkan di berbagai kota di Indonesia
serta mancanegara. Dengan pengalaman mendesain yang dipelajari secara
otodidak, bapak Tungky dan Tusimin telah menciptakan ratusan desain kriya
spun bambu yang fungsional dan estetis. Bapak Tungky sendiri sangat aktif
mengikuti berbagai pameran kriya mancanegara untuk memperkenalkan
karyanya serta dapat mempelajari karya desain lain yang ia temui di berbagai
pameran. Dengan adanya kriya bambu tersebut, desa Somagede menjadi lebih
dikenal dan masyarakat sekitar dapat ikut menjadi bagian di dalamnya.
Pengolahan bambu menjadi kriya yang menarik tentu membutuhkan
keahlian tersendiri dalam proses pembuatan, proses pencarian gagasan serta
eksperimen sehingga menghasilkan produk yang berkualitas. Masyarakat
sekitar dapat turut serta menjadi kriyawan, sehingga tercipta sebuah lapangan
kerja baru. Kriya spun bambu yang diproduksi di Somagede memiliki ciri
khas tersendiri khususnya desain yang lebih disesuaikan dengan kondisi dan
selera masyarakat. Selera masyarakat yang terus berubah menjadi tantangan
sendiri dalam membuat desain yang menarik dan diminati. Hal-hal tersebut
membuat penulis semakin tertarik untuk mempelajari kriya spun bambu karya
bapak Tungky dan Tusimin, mulai dari bagaimana cara pembuatan, bentuk,
dan fungsi dari kriya spun bambu tersebut.

Kartika Dian Pratiwi, 2013
KAJIAN VISUAL KRIYA SPUN BAMBU DESA SOMAGEDE KECAMATAN SEMPOR KABUPATEN KEBUMEN
JAWA TENGAH
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

3

Kajian tentang kriya spun bambu diharapkan dapat menambah wawasan
dan pengetahuan tentang kriya tersebut serta dapat mendukung semakin
berkembangnya industri kriya bambu Indonesia terutama pada teknik dan
peralatan yang digunakan. Hal ini dapat menumbuhkan kecintaan terhadap
keragaman kriya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sehingga memberikan
dorongan untuk tetap melestarikannya.

B. Batasan Masalah
Masalah yang dipaparkan dalam penelitian ini dibatasi ke dalam beberapa
aspek agar lebih jelas dan terarah mulai dari bahan sampai alat yang
digunakan dalam pembuatan, unsur visual, fungsi serta hal-hal khusus yang
terdapat pada kriya spun bambu yang diprosuksi perusahaan kriya bambu
Orient Design Image yang dikelola oleh bapak Tungky Ariyanto dan bapak
Tusimin di desa Somagede Kecamatan Sempor Kabupaten Kebumen Jawa
Tengah. Penulis merumuskannya ke dalam karya tulis dengan judul
“KAJIAN

VISUAL

KRIYA

SPUN

BAMBU

DESA

SOMAGEDE

KECAMATAN SEMPOR KABUPATEN KEBUMEN JAWA TENGAH”

C. Rumusan Masalah
Agar lebih terarah dan sesuai dengan masalah yang diteliti, penulis
merumuskan permasalahan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan sebagai
berikut:
1. Bagaimana proses pembuatan kriya spun bambu yang diproduksi oleh
bapak Tungky dan Tusimin?
2. Bagaimana bentuk visual kriya spun bambu Somagede yang diproduksi
oleh bapak Tungky dan Tusimin?
3. Apa saja fungsi kriya spun bambu karya bapak Tungky dan Tusimin?

Kartika Dian Pratiwi, 2013
KAJIAN VISUAL KRIYA SPUN BAMBU DESA SOMAGEDE KECAMATAN SEMPOR KABUPATEN KEBUMEN
JAWA TENGAH
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

4

D. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin di capai dalam penelitian ini yaitu:
1. Untuk mengetahui proses pembuatan kriya spun bambu yang diproduksi
oleh bapak Tungky dan Tusimin.
2. Untuk mengetahui lebih dalam mengenai bentuk visual kriya spun bambu
yang diproduksi oleh bapak Tungky dan Tusimin.
3. Untuk mengetahui fungsi kriya spun bambu karya bapak Tungky dan
Tusimin.

E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat pada berbagai
kalangan masyarakat dan akademik sebagai berikut:
1. Bagi penulis
a. Menambah wawasan tentang kriya spun bambu.
b. Memperoleh penjelasan secara menyeluruh berkenaan dengan kriya
spun bambu di desa Somagede.
c. Memperkaya apresiasi dan kebanggaan akan karya seni daerah yang
terkenal hingga mancanegara dengan ciri khas yang dimiliki.
d. Lebih dapat bekerjasama dengan para peneliti, lembaga pendidikan,
lembaga pemerintahan, perajin, seniman dan apresiator.
2. Bagi Jurusan Seni Rupa
a. Melengkapi penelitian-penelitian sebelumnya
b. Menjadi referensi ataupun pembanding untuk penelitian yang serupa.
3. Bagi pembaca secara umum
a. Menambah wawasan tentang kriya, khususnya kriya spun bambu
yang ditekuni oleh bapak Tungky dan Tusimin.
b. Mengetahui dan mengapresiasi keindahan kriya tersebut untuk
menumbuhkan rasa cinta terhadap produk buatan Indonesia yang
tidak kalah dari produk luar.
c. Sebagai bahan rujukan atau dokumentasi bagi keperluan-keperluan
yang yang berkaitan dengan kerajianan tersebut.
Kartika Dian Pratiwi, 2013
KAJIAN VISUAL KRIYA SPUN BAMBU DESA SOMAGEDE KECAMATAN SEMPOR KABUPATEN KEBUMEN
JAWA TENGAH
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

5

4. Bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan seni
Hasil penelitian ini akan memperkaya khazanah ilmu pengetahuan dan
seni tentang kriya spun bambu yang dapat digunakan sebagai dasar dari
pengembangan kriya bambu selanjutnya agar lebih inovatif.
5. Bagi Perusahaan Yang diteliti
a. Memperkenalkan kerajinan yang diproduksi kepada masyarakat
secara akademis dan edukatif.
b. Membuka kesempatan untuk mendapatkan tanggapan ilmiah pada
karya

yang

dihasilkan

sebagai

ide

dan

dorongan

untuk

mengembangkan produksi yang lebih inovatif.
F. Sistematika Penelitian
Sistematika penulisan ini terdiri dari lima bab sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Memuat bahasan pokok yang melipui latar belakang masalah, batasan
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan
sistematika penulisan tentang kriya spun bambu karya bapak Tungky dan
Tusimin di desa Somagede Kecamatan Sempor Kabupaten Kebumen Jawa
Tengah.
BAB II LANDASAN TEORI
Memuat landasan teoritis untuk mendukung pokok bahasan penelitian
yang meliputi teori tentang pengertian seni rupa, seni murni, seni kriya, bahan
pembuatan kriya, jenis-jenis bambu sebagai bahan seni kriya, proses
pengolahan bambu, teknik pembuatan kriya bambu, fungsi kriya bambu,
jenis-jenis kriya bambu, serta unsur estetik yang ada pada kriya bambu yang
memuat teori tentang unsur dan prinsip dalam berkarya seni rupa terutama
mengenai warna dan desain.
BAB III METODE PENELITIAN
Pada bab ini dibahas tentang metode yang digunakan dalam penelitian
untuk mengumpulkan data-data dan informasi untuk menjawab permasalahan
yang menjadi pokok kajian serta hal-hal yang berhubungan dengan masalah
tersebut.
Kartika Dian Pratiwi, 2013
KAJIAN VISUAL KRIYA SPUN BAMBU DESA SOMAGEDE KECAMATAN SEMPOR KABUPATEN KEBUMEN
JAWA TENGAH
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

6

Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pengumpulan data
berdasarkan pengamatan, wawancara, studi dokumentasi dan studi lieratur.
BAB IV PEMBAHASAN PENELITIAN
Memuat tentang pokok bahasan dan analisis data kriya spun bambu Orient
Design Image yang dikelola oleh bapak Tungky Ariyanto dan bapak Tusimin
di desa Somagede Kecamatan Sempor Kabupaten Kebumen Jawa Tengah,
sesuai dengan rumusan masalah yang telah dibuat yang meliputi bagaimana
proses pembuatan kriya spun bambu yang diproduksi oleh bapak Tungky dan
Tusimin, bagaimana bentuknya, dan apa saja fungsi kriya spun bambu karya
bapak Tungky dan Tusimin.
BAB V PENUTUP
Memuat kesimpulan dari keseluruhan pembahasan serta saran dan
rekomendasi dari hal-hal yang ditemukan penulis selama penelitian mulai dari
proses pembuatan karya, bentuk dan fungsi kriya spun bambu Somagede
karya bapak Tungky dan Tusimin.

Kartika Dian Pratiwi, 2013
KAJIAN VISUAL KRIYA SPUN BAMBU DESA SOMAGEDE KECAMATAN SEMPOR KABUPATEN KEBUMEN
JAWA TENGAH
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan selama 4 bulan yaitu dari bulan Juni hingga bulan
September 2013. Tempat penelitian yaitu tempat pembuatan kriya spun
bambu yang diproduksi oleh bapak Tusimin di Desa Somagede Kecamatan
Sempor Kabupaten Kebumen Jawa Tengah.

B. Metode Penelitian
Penelitian dilakukan untuk memperoleh jawaban dari permasalahan yang
didukung data-data dan diolah secara sistematis menggunakan langkahlangkah dengan metode tertentu sehingga diperoleh hasil penelitian yang
baik.
Penelitian ilmiah merupakan suatu proses yang dilakukan secara
sistematis dan objektif yang melibatkan unsur penalaran dan observasi
untuk menemukan, memferivikasi, dan memperkuat teori serta untuk
memecahkan masalah yang muncul dalam kehidupan. (Kuntjojo, 2009:7)
Penelitian ilmiah dilakukan untuk memperoleh kebenaran ilmiah yang
dapat dipertanggungjawabkan sehingga pelaksanaannya harus berdasar pada
metode tertentu agar lebih terarah. Metode penelitian harus disesuaikan
dengan kebutuhan agar lebih efektif dan efisien. Dengan demikian, proses
penelitian akan lebih terstruktur dan berjalan lancar. Atas dasar tersebut
penulis menggunakan metode kualitatif dalam penelitian ini, karena penulis
ingin memaparkan tindakan dan deskripsi lengkap mengenai subjek
penelitian sesuai dengan pernyataan Moleong dalam Kuntjojo (2009:15)
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami
fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya
perilaku, persepsi, motivasi , tindakan, dll. secara holistic, dan dengan cara
deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus
yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

Kartika Dian Pratiwi, 2013
KAJIAN VISUAL KRIYA SPUN BAMBU DESA SOMAGEDE KECAMATAN SEMPOR KABUPATEN KEBUMEN
JAWA TENGAH
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

52

Dari berbagai pemahaman tentang metode penelitian kualitatif didapat
karakteristik penelitian kualitatif yang juga diungkapkan Dharma (2008:22)
sebagai berikut:
1. Menggunakan lingkungan alamiah sebagai sumber data
2. Memiliki sifat deskriptif analitik
3. Tekanan pada proses bukan hasil
4. Bersifat induktif
5. Mengutamakan makna
Dalam penelitian ini peneliti secara langsung meneliti dan berada di
lingkungan penelitian untuk memahami dan mempelajari bahkan mulai
menyusun data-data pada saat itu pula. Maka dari itu lebih ditekankan pada
proses yang alamiah berupa interaksi tanpa pengubahan data karena yang
diutamakan adalah proses dan bukan hasil.
Penelitian kualitatif sifatnya deskriptif analitik. Data yang diperoleh
seperti hasil pengamatan, hasil wawancara, hasil pemotretan, analisis
dokumen, catatan lapangan, disusun peneliti di lokasi penelitian, tidak
dituangkan dalam bentuk dan angka-angka. Peneliti segera melakukan
analisis data dengan memperkaya informasi, mencari hubungan,
membandingkan, menemukan pola atas dasar data aslinya (tidak
ditransformasi dalam bentuk angka). Hasil analisis data berupa pemaparan
mengenai situasi yang diteliti yang disajikan dalam bentuk uraian naratif.
Hakikat pemaparan data pada umumnya menjawab pertanyaan-pertanyaan
mengapa dan bagaimana suatu fenomena terjadi. Untuk itu peneliti
dituntut memahami dan menguasai bidang ilmu yang ditelitinya sehingga
dapat memberikan justifikasi mengenai konsep dan makna yang
terkandung dalam data. (Dharma, 2008:23)
Pada intinya penelitian kualitaif lebih menekankan pemaparan data yang
diperoleh dari lapangan secara langsung dan bukan ditekankan pada teori
yang telah dipersiapkan sebelumnya sehingga dapat berubah sewaktu-waktu
sesuai dengan keadaan di lapangan. Data dan informasi lapangan diambil
makna dan konsepnya, melalui pemaparan deskriptif analitik, tanpa harus
menggunakan angka. Penelitian lebih terfokus pada objek dan tidak
dijelaskan secara menyeluruh ke berbagai aspek lain, tetapi harus teliti terkait
perubahan yang terjadi.

Kartika Dian Pratiwi, 2013
KAJIAN VISUAL KRIYA SPUN BAMBU DESA SOMAGEDE KECAMATAN SEMPOR KABUPATEN KEBUMEN
JAWA TENGAH
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

53

Dengan metode tersebut penulis membuat deskripsi dan interpretasi dalam
konteks waktu serta situasi tertentu pada saat penelitian. Penulis juga
sekaligus menjadi instrumen pengumpul data yang dapat dilakukan secara
fleksibel sesuai dengan kebutuhan, serta situasi dan kondisi di lapangan
tempat penelitian dilakukan.
C. Definisi Operasional
Kajian atau telaah dapat diartikan sebagai penelitian terhadap suatu hal
ataupun studi. Sedangkan visual berarti berkaitan dengan indra pengelihatan
(vision), dalam hal ini lebih kepada unsur-unsur yang dapat dipelajari secara
visual. Penulis ingin mendeskripsikan secara menyeluruh tentang kriya spun
bambu yang diteliti dari sudut pandang kesenirupaan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia analisis berarti “penelitian suatu
peristiwa atau kejadian (karangan, perbuatan, dsb) untuk mengetahui keadaan
yg sebenarnya (sebab-musabab)”. Dalam hal ini lebih berfokus hal-hal yang
berkaitan objek penelitian.
Spun bambu adalah kriya bambu yang dibuat dengan cara melilitkan
bambu yang dibelah tipis, sehingga menyatu dan menjadi bentuk sesuai
keinginan. Kata spun (dibaca: spʌn) berasal dari bahasa inggris yang
merupakan bentuk lampau dari spin yang artinya putaran atau memutar.
Orient Design Image merupakan nama perusahaan milik bapak Tungky
dan Tusimin yang menghasilkan pilinan bambu yang diteliti disini.
Sedangkan kriya bambu merupakan segala bentuk seni kriya yang terbuat dari
bambu.

D. Instrumen Penelitian
Untuk mengumpulkan data sesuai dengan apa yang dibutuhkan penulis,
dalam penelitian diperlukan alat pengumpul data atau yang biasa disebut
dengan instrumen penelitian. Karena penulis menggunakan metode penelitian
kualitatif maka penulis sendirilah yang menjadi instrumen utama penelitian
didukung dengan instrumen tambahan lainnya.
Kartika Dian Pratiwi, 2013
KAJIAN VISUAL KRIYA SPUN BAMBU DESA SOMAGEDE KECAMATAN SEMPOR KABUPATEN KEBUMEN
JAWA TENGAH
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

54

Kegiatan pengum-pulan data dilakukan dengan teknik tertentu dan
menggunakan alat tertentu yang sering disebut instrumen penelitian. Data
yang diperoleh dari proses tersebut kemudian dihimpun, ditata, dianalisis
untuk menjadi informasi yang dapat menjelaskan suatu fenomena atau
keterkaitan antara fenomena. (Kuntjojo, 2009:38)
Berikut ini instrumen yang digunakan penulis untuk mendapatkan datadata yang dibutuhkan:
1. Daftar Pertanyaaan Untuk Melakukan wawancara
Untuk mendapat data yang lengkap diperlukan wawancara yang
mendalam kepada narasumber yang benar-benar mengetahui hal-hal yang
diperlukan dalam mencapai tujuan penelitian. Wawancara memang tidak
harus terstruktur karena termasuk pada teknik non tes namun diupayakan
harus mendalam, karena itu kerangka pertanyaan diperlukan agar
pertanyaan terfokus pada apa yang ingin diketahui penulis.
Kerangka pertanyaan terkait dengan kerangka pemikiran atau hal-hal
yang ingin diketahui dari proses wawancara tersebut dengan cara
interaktif.
2. Catatan Pribadi
Tulisan yang dicatat selama penelitian akan sangat bermanfaat karena
ketika menulis, seseorang juga akan membaca apa yang dituliskannya
sehingga sekaligus memahami hasil catatan penelitiannya. Dengan
demikian rekaman tertulis dari informasi yang diungkapkan oleh
narasumber dapat dengan mudah dipelajari untuk menyusun laporan
penelitian. Catatan seperti ini juga dapat digunakan untuk menuliskan halhal yang masih belum jelas sehingga bisa ditanyakan kembali pada
wawancara selanjutnya.
3. Foto
Data berupa foto dibuat untuk memperjelas pemaparan ataupun sebagai
sumber visual yang dapat diteliti lebih dalam. Pengambilan foto dapat
dilakukan dengan mudah tetapi tetap harus berfokus pada data yang
diperlukan.

Kartika Dian Pratiwi, 2013
KAJIAN VISUAL KRIYA SPUN BAMBU DESA SOMAGEDE KECAMATAN SEMPOR KABUPATEN KEBUMEN
JAWA TENGAH
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

55

Gambar dapat mewakili ribuan kata, oleh karena itu foto sebagai
dokumentasi selama proses observasi sangat penting untuk menganalisa
data yang sangat erat kaitannya dengan unsur visual.

E. Teknik Pengumpulan Data
Berbagai langkah dan teknik dilakukan untuk mendapatkan data yang
diperlukan dalam penelitian yang menggambarkan kondisi yang nyata tanpa
pengubahan. Teknik ini sangat diperlukan dan harus disesuaikan dengan apa
yang ingin di capai karena cara pengumpulan data sangat mempengaruhi data
yang didapatkan. Berikut ini teknik pengumpulan data yang digunakan
penulis selama penelitian.
1. Teknik Pengamatan
Dalam hal ini dilakukan observasi yang merupakan teknik penelitian
pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan secara langsung ke
tempat penelitian (participant observation).
Participant observation dilakukan dengan cara mengamati secara
langsung perilaku individu dan interaksi mereka dalam setting
penelitian. Oleh karena itu, Peneliti harus terlibat langsung dalam
kehidupan sehari‐hari subyek yang dipelajari. Dengan cara ini peneliti
dapat memperoleh data khusus di luar struktur dan prosedur formal
organisasi. (Chariri, 2009:13)
Objek yang diamati yaitu Kriya Spun Bambu di Desa Somagede
Kecamatan Sempor Kabupaten Kebumen. Peneliti secara langsung
melibatkan diri dalam objek penelitian dan mengamati setiap detail
perubahan pada objek terutama pada proses pembuatan kriya spun bambu
sehingga diperoleh data yang sesuai.
2. Teknik Wawancara
Wawancara atau interview dilakukan untuk mendapatkan informasi
dengan cara bertanya langsung kepada responden yang merupakan salah
satu bagian terpenting dalam sebuah penelitian kualitatif. Tanpa
wawancara, peneliti akan kehilangan informasi yang hanya dapat
diperoleh dengan jalan bertanya langsung kepada responden.
Kartika Dian Pratiwi, 2013
KAJIAN VISUAL KRIYA SPUN BAMBU DESA SOMAGEDE KECAMATAN SEMPOR KABUPATEN KEBUMEN
JAWA TENGAH
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

56

Interview bertujuan mencatat opini, perasaan, emosi, dan hal lain
berkaitan dengan individu yang ada dalam organisasi. Dengan
melakukan interview, peneliti dapat memperoleh data yang lebih
banyak sehingga peneliti dapat memahami budaya melalui bahasa dan
ekspresi pihak yang diinterview; dan dapat melakukan klarifikasi atas
hal‐hal yang tidak diketahui. (Chariri, 2009:13)
Walaupun wawancara adalah proses percakapan yang berbentuk tanya
jawab dengan tatap muka, wawancara adalah suatu proses pengumpulan
data untuk suatu penelitian. Beberapa hal dapat membedakan wawancara
dengan percakapan sehari-hari adalah antara lain:
a. Pewawancara dan responden biasanya belum saling mengenal
sebelumnya
b. Responden selalu menjawab pertanyaan.
c. Pewawancara selalu bertanya.
d. Pewawancara tidak menjuruskan pertanyaan kepada suatu jawaban,
tetapi harus selalu bersifat netral.
e. Pertanyaan yang ditanyakan mengikuti panduan yang telah dibuat
sebelumnya.
Objek wawancara sebagai narasumber utama yaitu seorang pemilik
usaha kriya Spun Bambu di Desa Somagede Kecamatan Sempor
Kabupaten Kebumen, bapak Tusimin.
3. Teknik studi pustaka dan dokumentasi
Studi pustaka bertujuan untuk memperkuat keakuratan hasil penelitian
serta wawasan tentang objek yang diteliti. Dokumentasi sebagai gambaran
bagi pembaca serta bukti hasil penelitian yang telah dilakukan.
Dalam penelitian ini studi pustaka diperoleh dari berbagai sumber mulai
dari katalog, buku referensi, media cetak, artikel, karya tulis lain dan
browsing melalui internet. Hal ini dilakukan untuk memperoleh data
sebanyak-banyaknya gar dieroleh penelitian dengan data yang lebih
akurat.

Kartika Dian Pratiwi, 2013
KAJIAN VISUAL KRIYA SPUN BAMBU DESA SOMAGEDE KECAMATAN SEMPOR KABUPATEN KEBUMEN
JAWA TENGAH
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

57

F. Teknik Analisis Data
Analisis

data

dilakukan

secara

terus-menerus

selama

penelitian

menggunakan metode kualitatif dari awal hingga akhir penelitian, karena
dalam pelaksanaanya dapat saja terjadi perubahan yang daat kembali
dianalisa untuk memperoleh data yang baru. Proses analisis dapat dilakukan
selama penelitian di lapangan ataupun setelah selesai mmperoleh data
penelitian.
Pada penelitian dengan pendekatan kualitatif, fokus masalah penelitian
menuntut peneliti melakukan pengkajian secara sistematik, mendalam, dan
bermakna sebagaimana ditegaskan oleh Burgess berikut ini. “Dalam
penelitian kualitatif, semua investigator atau peneliti memfokuskan diri
pada permasalahan yang dikaji, dengan dipandu oleh kerangka konseptual
atau teoritis”. Kuntjojo (2009:56).
Secara keseluruhan, teknik analisis data diawali dengan mereduksi data
dari data yang diperoleh selama observasi dan wawancara diketik dalam
bentuk uraian dan dipilih kemudian difokuskan dan diselaraskan antar bagianbagiannya, kemudian mendisplay data dengan membuat gambaran desain
untuk mengambil keputusan terhadap data-data yang diperoleh baru
kemudian diambil kesimpulan dan verifikasi.
1. Reduksi Data
Mereduksi data berarti mengurangi atau menghilangkan data-data yang
dirasa tidak penting sehingga diperoleh kejelasan dalam data yang
diperlukan. Terlebih dahulu data dikelompokan berdasar instrumen
sehingga lebih mudah mereduksi pada tiap bagian.
2. Display Data
Display data dilakukan agar keseluruhan data dapat dilihat dalam
sebuah gambaran atau desain utuh sehingga memudahkan pengambilan
keputusan dari data-data yang telah direduksi sebelumnya. Hal ini
menekankan pada penataan kembali data yang telah dipilih.
3. Kesimpulan dan Verifikasi
Hubungan antar data merupakan cara yang paling mudah untuk
membuat kesimpulan terutama dari data yang memiliki kesamaan pola.
Kartika Dian Pratiwi, 2013
KAJIAN VISUAL KRIYA SPUN BAMBU DESA SOMAGEDE KECAMATAN SEMPOR KABUPATEN KEBUMEN
JAWA TENGAH
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

58

Kesimpulan

diverifikasi

dengan

pencarian

data

baru

ataupun

membandingkannya dengan beberapa data yang ada. “Verifikasi data dan
fenomena dilakukan dengan cara mencari kasus yang berbeda atau
bertentangan dengan menggunakan metoda dan subjek yang berbeda”.
(Kuntjojo, 2009:56)
Keseluruhan dari teknik analisis data dilakukan untuk mendapatkan hasil
nyata penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan. Analisis data dalam
penelitian

kualitatif

bersifat

berkelanjutan

yang

tujuan

akhirnya

menghasilkan pengertian-pengertian, konsep-konsep untuk membangun teori
baru yang masih dapat terus berkembang.

Kartika Dian Pratiwi, 2013
KAJIAN VISUAL KRIYA SPUN BAMBU DESA SOMAGEDE KECAMATAN SEMPOR KABUPATEN KEBUMEN
JAWA TENGAH
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai kriya spun bambu karya bapak Tusimin
di desa Somagede, penulis dapat mengambil kesimpulan dari seluruh jawaban
pertanyaan yang terdapat pada rumusan masalah.
Produksi spun bambu bapak Tusimin menjadi satu-satunya di desa Somagede
di kabupaten Kebumen. Penulis meneliti karya tersebut untuk mengetahui proses
pembuatan, bentuk visual dan fungsinya. Setiap tahap memerlukan kejelian
sehingga data yang dihasilkan sesuai dan dapat disusun menjadi karya tulis.
Proses pembuatan kriya spun bambu diawali dengan proses persiapan yaitu
penjemuran bambu di terik matahari hingga kering, kemudian dilanjutkan dengan
proses pemotongan bambu, pembelahan bambu, pembuatan bingkai bambu,
penyusunan bambu menjadi gulungan (spining), pembentukan, pengeleman,
pewarnaan dan proses akhir (finishing) hingga kriya tersebut siap untuk
digunakan. Keseluruhan proses memerlukan waktu hingga seminggu atau bahkan
lebih, bergantung pada tingkat kerumitan bentuk kriya, ukuran, dan intensitas
cahaya matahari saat penjemuran.
Keseluruhan proses pembuatan kriya spun bambu masih menggunakan cara
sederhana

yang

memerlukan

ketelitian

serta

keahlian

pekerja

untuk

menyelesaikannya. Sebagian besar pekerjaan tersebut dilakukan secara manual
dengan tangan telanjang dan alat bantu sederhana, hanya penghalusannya saja
yang menggunakan mesin gerinda.
Untuk membantu proses produksi digunakan beberapa bahan kimia seperti anti
rayap, bahan pewarna dan bahan pelapis yang dapat mengandung zat yang tingkat
keamanannya masih belum teruji bila diguanakan sebagai tempat bahan makanan.
Proses pembuatan dan bahan yang digunakan tidak memungkinkan kriya spun
bambu ini untuk direndam atau dicuci dengan air karena akan membuatnya rusak.
Untuk perawatan dan pembersihan digunakan minyak yang dioles sambil
dibersihkan menggunakan lap.
Kartika Dian Pratiwi, 2013
KAJIAN VISUAL KRIYA SPUN BAMBU DESA SOMAGEDE KECAMATAN SEMPOR KABUPATEN KEBUMEN
JAWA TENGAH
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

121

Unsur visual pada kriya spun bambu tersebut lebih terfokus pada bentuk karya,
dengan dukungan unsur-unsur lain yang tidak terpisahkan seperti garis, warna,
tekstur dan sebagainya. Kriya spun bambu karya bapak Tusimin memiliki
beraneka ragam bentuk yang sebagian besar bergaya ori