Penemuan Penderita Pengobatan Penderita Malaria Pemberantasan Vektor

27

2.1.3. Pemberantasan Malaria dan Pencegahan Malaria

2.1.3.2. Penemuan Penderita

Penemuan penderita secara dini merupakan salah satu cara memutus penyebaran penyakit malaria. Kegiatan tersebut antara lain dilakukan dengan penemuan penderita malaria secara aktif ACD = Active Case Detection dilakukan oleh petugas juru malaria desa yang mengunjungi rumah secara teratur. Penemuan penderita secara pasif PCD = Passive Case Detection yakni berdasarkan kunjungan pasien di unit pelayanan kesehatan puskesmas pembantu, puskesmas, dan rumah sakit yang menunjukkan gejala klinis malaria Depkes RI, 2013.

2.1.3.3. Pengobatan Penderita Malaria

Kegiatan pengobatan penderita antara lain: a. Pengobatan malaria klinis, adalah pengobatan penderita malaria diagnosis klinis tanpa pemeriksaan laboratorium. b. Pengobatan radikal, adalah pengobatan penderita malaria berdasarkan diagnosa secara klinis dan pemeriksaan laboratorium sediaan darah. c. Pengobatan MDA Mass Drug Administration, adalah pengobatan massal pada saat KLB, mencakup 80 jumlah penduduk di daerah tersebut yang diobati. d. Profilaksis, adalah pengobatan pencegahan dengan sasaran warga transmigrasi dan ibu hamil di daerah endemis malaria Depkes RI, 2013. 28

2.1.3.4. Pemberantasan Vektor

Pemberantasan vektor dilakukan antara lain dengan penyemprotan rumah menggunakan insektisida untuk membunuh nyamuk dewasa, membunuh jentik melalui kegiatan anti larva atau larvasiding. Disamping itu juga membersihkan tempat-tempat hinggap istirahat nyamuk dan memberantas sarang nyamuk malaria, dengan membersihkan rumput dan semak di tepi saluran air, melipat kain-kain yang bergantungan, keadaan di dalam rumah tidak ada tempat yang gelap dan lembab dengan memasang genting kaca dan membuka kaca, membersihkan semak-semak di sekitar rumah, mengalirkan genangan-genangan air, dan menimbun dengan tanah atau pasir semua genangan air di sekitar rumah sebagai upaya menghilangkan atau mengurangi tempat perindukan nyamuk untuk mengurangi jumlah nyamuk Kemenkes RI, 2013.

2.1.4. Faktor Risiko Kejadian Malaria

Dokumen yang terkait

Kondisi Fisik Rumah Dan Lingkungan Sekitar Penderita Malaria di Desa Bagan Dalam Kecamatan Tanjung Tiran Kabupaten Batu Bara Tahun 2012

0 87 102

Hubungan Karakteristik Responden Dan Faktor Lingkungan Fisik Rumah Terhadap Kejadian Malaria Di Desa Kampung Padang Kecamatan Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2013

2 49 174

Hubungan Kondisi Lingkungan Rumah Penduduk Dengan Kejadian Penyakit ISPA Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Bangko Kec. Bangko Kab. Merangin Prop. Jambi Tahun 2003

2 56 92

Hubungan Faktor Lingkungan Fisik Rumah Dengan Kejadian Malaria Di Desa Suka Karya Kecamatan Simeulue Timur Kabupaten Simeulue Propinsi Aceh Tahun 2010

4 73 115

HUBUNGAN ANTARA KONDISI LINGKUNGAN DAN PRAKTIK PENCEGAHAN DENGAN KEJADIAN LEPTOSPIROSIS DI KOTA SEMARANG TAHUN 2014.

0 7 15

HUBUNGAN KONDISI FISIK RUMAH DAN LINGKUNGAN SEKITAR RUMAH DENGAN KEJADIAN MALARIA DI DESA KETOSARI KECAMATAN BENER KABUPATEN PURWOREJO.

0 1 111

HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DAN PRAKTIK KESEHATAN IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK TODDLER DI DESA HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DAN PRAKTIK KESEHATAN IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK TODDLER DI DESA JATIREJO KECAMATAN SAWIT KABUPATEN BOYOLALI.

0 0 16

PENDAHULUAN HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DAN PRAKTIK KESEHATAN IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK TODDLER DI DESA JATIREJO KECAMATAN SAWIT KABUPATEN BOYOLALI.

0 1 8

FAKTOR PERILAKU KESEHATAN MASYARAKAT DAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DENGAN KEJADIAN MALARIA ipi41444

0 0 13

HUBUNGAN FAKTOR PEKERJAAN DAN LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN MALARIA DI KECAMATAN JARO KABUPATEN TABALONG

0 0 5