3 3.
Bahan pengikat yang digunakan adalah aspal penetrasi 6070 4.
Proses pencampuran PET dengan agregat dan aspal menggunakan cara kering.
5. Penelitian di tinjau dari gradasi batas tengah dan batas atas pada lolos
saringan dengan menggunakan campuaran aspal AC-BC Asphalt Concrete - Binder Coarse.
6. Kadar variasi penambahan PET yang di gunakan adalah 0, 1,5,
2,5, 3,5, 4,5, 5,5, 6,5 pada gradasi batas atas dan tengah dengan nilai toleransi ± 0,5..
7. Pengujian dilaboratorium meliputi pekerjaan uji stabilitas statis dengan
metode Marshall.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari penambahan bahan limbah botol plastik atau sering disebut PET
Polyethylene Terepthalate terhadap parameter marshall pada campuran aspal AC-BC dengan gradasi halus pada batas tengah dan batas atas. dan
membandingkan campuran beraspal yang telah ditnambahan bahan PET dengan aspal kovensional pada gradasi batas tengah dan batas atas.
E. Mantaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini yaitu dapat mengurangi limbah botol plastik
yang dimana limbah botol plastik sangat susah di urai oleh tanah. Dan diharapkan dari hasil penelitian ini dapat memberikan informasi dan bahan
4 pertimbangan tentang pentingnya mengunakan bahan bahan bekas seperti
limbah botol plastik untuk pemanfaatkan pengunaan campuran aspal.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Campuran Beraspal Panas
Campuran beraspal adalah suatu kombinasi campuran antara agregat dan
aspal. Dalam campuran beraspal, aspal berperan sebagai pengikat atau lem antar partikel agregat, dan agregat berperan sebagai tulangan. Sifat-sifat
mekanis aspal dalam campuran beraspal diperoleh dari friksi dan kohesi dari bahan-bahan pembentuknya. Friksi agregat diperoleh dari ikatan antar butir
agregat interlocking, dan kekuatannya tergantung pada gradasi, tekstur permukaan, bentuk butiran dan ukuran agregat maksimum yang digunakan.
Sedangkan sifat kohesinya diperoleh dari sifat-sifat aspal yang digunakan. Oleh sebab itu kinerja campuran beraspal sangat dipengaruhi oleh sifat-sifat
agregat dan aspal serta sifat-sifat campuran padat yang sudah terbentuk dari kedua bahan tersebut. Perkerasan beraspal dengan kinerja yang sesuai dengan
persyaratan tidak akan dapat diperoleh jika bahan yang digunakan tidak memenuhi syarat, meskipun peralatan dan metoda kerja yang digunakan telah
sesuai. Berdasarkan gradasinya campuran beraspal panas dibedakan dalam tiga jenis
campuran, yaitu campuran beraspal bergradasi rapat, senjang dan terbuka. Tebal minimum penghamparan masing-masing campuran sangat tergantung