F. Hipotesis
Berdasarkan teori dan kerangka pikir diatas, maka dalam penelitian ini hipotesis penelitian di tetapkan sebagai berikut :
1. Ha: Ada pengaruh faktor intelegensi terhadap anak putus sekolah di Dusun IV Kelurahan Tanjung Ratu Ilir Kecamatan Way Pengubuan Kabupaten
Lampung Tengah. Ho : Tidak ada pengaruh faktor inteligensi terhadap anak putus sekolah di
Dusun IV Kelurahan Tanjung Ratu Ilir Kecamatan Way Pengubuan Kabupaten Lampung Tengah.
2. Ha: Ada pengaruh faktor ekonomi terhadap anak putus sekolah di Dusun IV Kelurahan Tanjung Ratu Ilir Kecamatan Way Pengubuan Kabupaten
Lampung Tengah. Ho : Tidak ada pengaruh faktor ekonomi terhadap anak putus sekolah di
Dusun IV Kelurahan Tanjung Ratu Ilir Kecamatan Way Pengubuan Kabupaten Lampung Tengah.
3. Ha: Ada pengaruh faktor intelegensi dan faktor ekonomi terhadap anak putus sekolah di Dusun IV Kelurahan Tanjung Ratu Ilir Kecamatan Way
Pengubuan Kabupaten Lampung Tengah. Ho : Tidak ada pengaruh faktor inteligensi dan faktor ekonomi terhadap anak
putus sekolah di Dusun IV Kelurahan Tanjung Ratu Ilir Kecamatan Way Pengubuan Kabupaten Lampung Tengah.
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Tipe Penelitian
Menurut Sumardjono 1997:27, yang dimaksud dengan penelitian merupakan proses penemuan kebenaran yang dijabarkan dalam bentuk kegiatan yang
sistematis dan terencana yang dilandasi metode ilmiah. Pada penelitian kali ini menggunakan metode deskriptif dengan tipe penelitian kuantitatif. Penelitian
deskriptif dimaksudkan untuk pengukuran yang cermat terhadap fenomena sosial tertentu
dilakukan dengan teknik menghimpun fakta dengan kuesioner Singarimbun dan Effendi, 1989: 4
Dalam penelitian ini, peneliti bertujuan untuk meneliti dan menggambarkan fakta dan data dengan sistematis secara faktual dan akurat. Penggambaran tersebut
dilakukan berdasarkan analisis dari fenomena yang disusun dengan data kuantitatif mengenai faktor penyebab anak putus sekolah studi kasus di Dusun IV
Kelurahan Tanjung Ratu Ilir Kecamatan Way Pengubuan.
B. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan pada 43 anak yang putus sekolah di Dusun IV Kelurahan Tanjung Ratu Ilir, Kecamatan Way Pengubuan, Kabupaten Lampung
Tengah. Dipilihnya lokasi ini dikarenakan dirasa dapat mewakili atas kelompok
serupa lainnya yang ada di Lampung Tengah dikarenakan di Dusun IV Kelurahan Tanjung Ratu masih banyak anak yang putus sekolah yaitu berjumlah 43 anak.
C. Definisi Konseptual
Definisi konseptual adalah gambaran tentang fenomena yang akan diteliti mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi anak putus sekolah. Definisi
konseptual ini diharapkan dapat menyederhanakan seluruh pemikiran dalam penelitian ini. Dengan adanya definisi konseptual ini, diharapkan dapat
memudahkan dalam memahami dan menafsirkan berbagai teori yang berhubungan dengan penelitian ini.
1. Faktor Intelegensi X1
Intelegensi merupakan kecerdasan, kemampuan, ataupun kepintaran untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Intelegensi sering dikaitkan dengan anak
yang masih sekolah, anak yang memiliki nilai bagus ataupun sering mendapat juara di sekolahannya dianggap anak yang cerdas yang memiliki inteligensi
tinggi. Begitupun sebaliknya, anak yang semasa sekolahnya mendapatkan nilai yang tidak bagus ataupun tidak pernah mendapatkan juara di sekolahnya dianggap
anak yang memiliki inteligensi atau kecerdasan yang rendah. Jadi peneliti dapat menyimpulkan bahwa intelegensi adalah suatu kemampuan
atau kecerdasan seseorang yang melibatkan proses berpikir secara rasional. Intelegensi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemanpuan atau
kecerdasan anak selama belajar di sekolah yang dapat dilihat dari kepintaran,
kecerdasan, kemampuan, dan kerajinan anak. Kepintaran anak dapat dilihat dari nilai raport anak dan peringkat atau rangking anak di sekolah. Apakah raport anak
tergolong baik atau tidak dan apakah anak pernah mendapatkan rangking atau tidak. Kecerdasan anak dapat dilihat dari bagaimana anak mengerjakan soal
ulangan atau darimana anak memperoleh jawaban ketika mengerjakan soal ulangan. Apakah dari kepintarannya atau dari temannya mencontek.
Kemampuan dapat dilihat dari kemampuan anak dalam menerima dan memahami materi yang diberikan oleh gurunya. Apakah anak bisa menerima dan memahami
atau tidak. Sedangkan kerajinan dapat dilihat dari kerajinan siswa dalam belajar dan kerajinan siswa datang ke sekolah.
2. Faktor Ekonomi X2
Ekonomi adalah aturan-aturan atau cara pengelolaan suatu rumah tangga. Ekonomi sering diukur dengan “uang”. Keluarga yang memiliki tingkat ekonomi
tinggi akan dengan mudah mengaturnya untuk kebutuhan keluarganya, sedangkan keluarga yang memiliki ekonomi rendah akan kesulitan untuk mengaturnya.
Keadaan ekonomi keluarga dapat diukur dari: pekerjaan orang tua dan pendapatan orang tua.
3. Anak Putus Sekolah Y
Selain keluarga, sekolah juga merupakan tempat yang memiliki peran penting dalam mendidik anak-anak. Diharapkan dengan sekolah, anak-anak dapat
mempersiapkan mentalnya agar mampu hidup di dalam masyarakat.