PENGARUH KADAR NATRIUM ALGINAT TERHADAP MUTU FISIK TABLET HISAP EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza. Roxb) DENGAN BASIS MANITOL
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan salah satu negara pengguna tumbuhan obat terbesar di dunia bersama negara lain di Asia seperti Cina dan India. Hal ini sangat erat kaitannya dengan kekayaan sumber alam yang dimiliki dan keragaman budaya yang terpelihara sampai saat ini. Kekayaan hutan tropis Indonesia menyimpan beribu-ribu tumbuhan berkhasiat obat dan dihuni oleh berbagai suku dengan pengetahuan pengobatan tradisional yang berbeda-beda (Hidayat, 2005).
Salah satu tanaman yang sampai saat ini masih banyak digunakan adalah temulawak dan bagian yang paling sering digunakan sebagai obat adalah rimpangnya. Tanaman ini merupakan tumbuhan tahunan yang hidup berumpun dan berbatang semu dan berupa gabungan beberapa pangkal daun yang terpadu. Tiap batang memiliki 2-9 helai daun, bunganya berukuran pendek dan lebar, warna putih atau kuning tua dan pangkal bunga berwarna ungu (Agoes, 2010).
Di dalam rimpang temulawak mengandung kurkuminoid (1-2%) yang merupakan campuran dari derivat dicinnamoylmethane seperti kurkumin (diferuloylmethane), monodemethoxycurcumin (feruloyl-p-hydroxycinnamoyl methane) dan bisdemetoksikurkumin (bis-(p-hydroxycinnamoyl) methane). Minyak atsiri (3-12%) dengan kandungan utama berupa sesquiterpen (β -curcumene, ar-curcumene), xanthorrizol (44.5%) dan sedikit kandungan kamfer (1.39%). Selain itu kurkumin juga mengandung pati dan flavonoid seperti catecin, epicatecin, quercetin, myricetin, kaemferol, apigenin, luteolin, narigenin (HMPC, 2013).
Ekstrak rimpang temulawak diketahui memiliki khasiat untuk melindungi fungsi hati atau hepatoprotektor, antiinflamasi, antiulser, antidiare, antimalaria, anti kanker dan sebagai immunodulator (Aggarwal, 2007). Mekanisme kerja dari kurkumin sebagai immunodulator adalah memodulasi aktivasi sel T, sel B, makrofag, neutrofil, sel-sel pembunuh alami, dan sel dendrit. Kurkumin juga
(2)
2
dapat menurunkan regulasi ekspresi berbagai sitokin pro inflamasi termasuk TNF, IL-1, IL-2, IL-6, IL-8, IL-12, dan kemokin (Jagetia et al, 2007).
Kebanyakan masyarakat masih mengolah temulawak dengan cara yang tradisional yaitu dalam bentuk jamu. Kelemahan sediaan dalam bentuk jamu ialah rasanya yang pahit, bau tidak enak, tidak praktis dalam penggunaan serta dosis yang tidak akurat. Dalam penelitian ini dicoba untuk membuat inovasi dalam bentuk tablet hisap menggunakan ekstrak rimpang temulawak, dikarenakan tablet hisap mempunyai kelebihan yaitu rasanya yang enak dan praktis dalam penggunaannya, sehingga diharapkan mampu meningkatkan aseptabilitas sediaan ekstrak rimpang temulawak.
Tablet hisap merupakan bentuk sediaan padat berbentuk cakram yang mengandung bahan obat dan umumnya juga bahan pewangi, dimaksudkan untuk secara perlahan-lahan melarut dalam rongga mulut untuk efek setempat. Tablet hisap sering disebut troches (Ansel, 1989).
Metode dalam pembuatan tablet hisap ada dua cara, peleburan (Lozenges) dan pengempaan atau kompresi (Troches) (Lachman et al, 1994). Cara peleburan ini biasa disebut dengan hard candy lozenges, yang dibuat dengan cara melebur bahan obat, gula, gom, dan perasa, kemudian dicetak dan didinginkan. Sedangkan metode pengempaan atau compressed tablet lozenges diformulasikan dengan banyak pengikat dan tanpa bahan disintegran dan dikempa lebih keras dibandingkan tablet biasa, oleh karena itu tablet hisap dapat melarut secara lambat dan tidak terdisintegrasi di dalam mulut (Parrot, 1979)
Metode pengempaan dapat dilakukan dengan berbagai metode, diantaranya metode granulasi basah, granulasi kering, dan cetak langsung. Namun karena tablet harus larut sangat perlahan tanpa disintegrasi, maka granulasi basah lebih disukai karena biasanya memberikan kontrol yang lebih baik (Mendes dan Bhargava, 2007).
Pada pembuatan tablet hisap ekstrak rimpang temulawak ini menggunakan metode granulasi basah dikarenakan ekstrak kurkumin cukup tahan terhadap pemanasan. Selain itu diharapkan tablet hisap mampu memberikan rasa manis ketika dihisap. Sehingga perlu digunakan penambahan bahan pengisi seperti manitol, sukrosa, laktosa, dan sorbitol. Akan tetapi dalam pembuatan tablet hisap,
(3)
3
manitol lebih baik karena mampu memberikan rasa manis dan juga dingin saat dihisap. Manitol bersifat tidak higroskopis, dan biasa digunakan dalam pembuatan vitamin. Pengikat yang cocok untuk granulasi serbuk manitol adalah gelatin, metil selulosa, starch, povidone, dan sorbitol (Rowe et al, 2009)
Selain bahan pengisi yang memberikan rasa manis diperlukan juga bahan pengikat. Penambahan pengikat sangat penting dalam pembuatan tablet hisap dikarenakan berfungsi untuk menyatukan partikel serbuk dalam granulat serta meningkatkan kekompakan dan kekerasan tablet. Salah satu pengikat yang bisa digunakan adalah natrium alginat.
Pada penelitian ini digunakan natrium alginat dengan kadar 1%, 2% dan 3% dari bobot tablet, dan menggunakan kadar 0% yang digunakan sebagai kontrol yang selanjutnya dilakukan evaluasi pengaruh kadar bahan pengikat terhadap mutu fisik tablet hisap yang terdiri dari evaluasi tingkat kekerasan, kerapuhan, dan waktu hancur tablet.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana pengaruh bahan pengikat natrium alginat dengan kadar 1%, 2% dan 3% terhadap mutu fisik tablet hisap ekstrak rimpang temulawak (Curcuma xanthorrhiza. Roxb)?
1.3 Tujuan Penelitian
Mengetahui pengaruh kadar natrium alginat sebesar 1%, 2% dan 3% pada formulasi tablet hisap ekstrak rimpang temulawak (Curcuma xanthorrhiza. Roxb) yang memenuhi persyaratan mutu fisik tablet
1.4 Hipotesis
Semakin meningkatnya kadar pengikat natrium alginat dalam formulasi tablet, kekerasan tablet akan semakin meningkat, kerapuhan tablet berkurang, serta memperlambat waktu melarutnya tablet hisap ekstrak rimpang temulawak
(4)
4
1.5 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang formulasi tablet hisap ekstrak rimpang temulawak berbasis manitol dengan menggunakan natrium alginat sebagai bahan pengikat, sehingga memiliki mutu fisik yang baik dan dapat dijadikan pertimbangan dalam mengadakan penelitian lebih lanjut
(5)
SKRIPSI
MOCHAMAD YUNAN RALIBI
PENGARUH KADAR NATRIUM ALGINAT
TERHADAP MUTU FISIK TABLET HISAP
EKSTRAK TEMULAWAK
(
Curcuma xanthorrhiza
. Roxb)
DENGAN BASIS MANITOL
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMDIYAH MALANG
2014
(6)
ii
Lembar Pengesahan
PENGARUH KADAR NATRIUM ALGINAT
TERHADAP MUTU FISIK TABLET HISAP EKSTRAK
TEMULAWAK (
Curcuma xanthorrhiza
Roxb.)
DENGAN BASIS MANITOL
SKRIPSI
Dibuat untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang 2014
Oleh:
MOCHAMAD YUNAN RALIBI NIM: 201010410311050
Disetujui oleh:
Pembimbing I Pembimbing II
(7)
(8)
iv
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim. Alhamdulillahirrobbilalamin. Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada penulis sehingga berhasil menyelesaikan skripsi ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Pengaruh Kadar Natrium Alginat terhadap Mutu Fisik Tablet Hisap Ekstrak Temulawak (Curcuma Xanthorrhiza .Roxb) dengan Basis Manitol”.
Melalui kesempatan yang sangat berharga ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini, terutama kepada yang terhormat:
1. Drs. Bambang Widjaja, M.Si., Apt selaku dosen pembimbing I dan Drs. H. Achmad Inoni, Apt. selaku dosen pembimbing II atas saran, bimbingan, dan arahannya yang dengan sabar telah meluangkan waktu untuk membimbing dan mengarahkan penulis.
2. Dra. Uswatun Chasanah, M.Kes., Apt selaku dosen penguji I dan Arina Swatika Maulita S.Farm., Apt. selaku dosen penguji II atas saran dan kritik yang diberikan sehingga penyusunan skripsi ini menjadi lebih baik.
3. Yoyok Bekti P, M.Kep, Sp.Kom,. selaku dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
4. Sovia Aprina Basuki, S.Farm., M.Si., Apt. selaku kepala laboratorium Program Studi Farmasi dan Dosen Wali yang telah membimbing serta mengarahkan studi akademik selama 4 tahun.
5. Secara khusus penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda yang penulis banggakan dan Ibunda tercinta yang telah banyak memberikan do’a, dukungan, kasih sayang dan pengorbanan baik secara moril maupun materiil sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dengan baik, serta Saudara kandung (Adek Muh. Taufiqurrahman) yang terus mensupport dan memberi saran untuk tugas akhir ini.
6. Teman kelompok seperjuangan : Mas Noval, Mas Hafiz, Mbag Devita, Ratih dan Ria yang mampu menutupi kekurangan satu sama lain serta diskusi dan kerjasamanya dalam melakukan penelitian.
(9)
v
7. Terima kasih kepada para sahabat : Dika, Rendi, Icha, Putri, Rian, Cunda, Indri dan Nuri yang sudah mendukung baik dalam suka maupun duka hingga menjadi seseorang yang seperti ini sekarang.
8. Teman-teman seperjuangan angkatan 2010 Farmasi UMM atas suka-dukanya menjalani kuliah selama 4 tahun.
9. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah memberikan banyak bantuan dan motivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka saran dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat diharapkan demi penyempurnaan selanjutnya.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi penulis dan para pembaca pada umumnya.
Malang, 7 Mei 2014
(10)
vi RINGKASAN
PENGARUH KADAR NATRIUM ALGINAT TERHADAP MUTU FISIK TABLET HISAP EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma Xanthorrhiza. Roxb)
DENGAN BASIS MANITOL
Temulawak merupakan tanaman asli Indonesia yang sampai saat ini masih banyak digunakan oleh masyarakat sebagai obat-obatan. Hal ini dikarenakan temulawak mempunyai beberapa khasiat antara lain sebagai hepatoprotektor, penambah nafsu makan dan peningkat dayan tahan tubuh. Semua khasiat tersebut tidak terlepas dari kandungan curcuminoid yang ada dalam temulawak, khususnya pada rimpangnya. Berdasarkan khasiat tersebut, maka pada penelitian ini dipilih ekstrak temulawak untuk dikembangkan menjadi sebuah tablet hisap. Dosis tablet hisap ekstrak temulawak mengacu pada sediaan yang telah ada di pasaran yaitu sebesar 100 mg. Pada penelitian ini pembuatan tablet hisap menggunakan metode granulasi basah, sehingga dalam formulasi tablet hisap selain membutuhkan pengisi juga membutuhkan bahan pengikat. Bahan pengikat menjadi bahan yang sangat penting dalam metode granulasi basah, karena bahan pengikat mampu menyatukan partikel bahan-bahan lain menjadi granul dan dapat meningkatkan kompaktibilitas serta kekerasan tablet. Maka dalam penelitian ini dilakukan pengamatan terhadap pengaruh kadar Natrium Alginat sebagai bahan pengikat terhadap mutu fisik tablet hisap ekstrak temulawak (Curcuma Xanthorrhiza. Roxb). Pemberian kadar bahan pengikat yang berbeda diharapkan dapat memberikan mutu fisik tablet yang berbeda. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan kadar Natrium Alginat sebagai bahan pengikat yang dapat menghasilkan tablet dengan mutu fisik yang memenuhi persyaratan meliputi kekerasan, kerapuhan dan waktu melarut tablet.
Pada penelitian ini yang menjadi variabel adalah kadar Natrium Alginat dengan kadar 1% (F2), 2% (F3), 3% (F4) dan 0% (F1) tanpa bahan pengikat sebagai kontrol. Pembuatan tablet ekstrak temulawak ini menggunakan metode granulasi basah dengan pelarut air. Granul yang dihasilkan di uji kandungan lembab, sifat alir, sudut diam, distribusi ukuran granul (untuk mengetahui jumlah
fines), presentase kompresibilitas, dan kompaktibilitas. Kemudian granul dicetak menjadi tablet dengan kekuatan kempa 1 ton, dan dilakukan pemeriksaan mutu fisik tablet meliputi kekerasan, kerapuhan dan waktu melarut.
Dari uji yang dilakukan diketahui bahwa kandungan lembab untuk formula F1, F2, F3 dan F4 memenuhi persyaratan yaitu 1%-2%. Jumlah fines keempat formula telah memenuhi persyaratan yaitu <20%. Untuk kecepatan alir granul semua formula memiliki karakteristik granul yang mudah mengalir (4-10 gram/detik) dan untuk sudut diam keempat formula memiliki sudut diam yang cukup baik (25-33°). Untuk persentase kompresibilitas, semua formula memiliki sifat alir partikel granul yang cukup baik dengan rentang persentase kompresibilitas yaitu 8-17%. Hasil uji kompaktibilitas menunjukkan bahwa antara tekanan 1 ton dan 2 ton menunjukkan peningkatan kekerasan yang signifikan. Untuk mutu fisik tablet semua formula telah memenuhi persyaratan yaitu 10-20 kg. Pada uji kerapuhan keempat formula juga memenuhi persyaratan yaitu <1%. Uji waktu melarut tablet hisap menunjukkan bahwa F1 tidak
(11)
vii
memenuhi persyaratan, sedangkan formula F2, F3 dan F4 telah memenuhi persyaratan yaitu 10-30 menit.
Dari hasil statistik menunjukkan adanya perbedaan dari masing-masing formula, akan tetapi tidak selalu memberikan perbedaan yang bermakna terhadap peningkatan kadar Natrium Alginat. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin tinggi kadar bahan pengikat maka akan meningkatkan kekerasan, menurunkan kerapuhan dan memperlambat waktu melarut tablet hisap ekstrak temulawak.
(12)
viii ABSTRAK
PENGARUH KADAR NATRIUM ALGINAT TERHADAP MUTU FISIK TABLET HISAP EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma Xanthorriza Roxb)
DENGAN BASIS MANITOL
Rimpang temulawak merupakan tanaman yang masih banyak digunakan sebagai bahan obat. Banyak data empiris maupun penelitian ilmiah yang menyebutkan bahwa temulawak bisa digunakan sebagai immunomodulator, hal ini terkait dengan kandungan kurkumin yang terkandung didalamnya.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan pengaruh kadar Natrium Alginat terhadap mutu fisik tablet hisap ekstrak temulawak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode granulasi basah dengan konsentrasi Natrium Alginat yang digunakan adalah 0%, 1%, 2% dan 3%. Tablet hisap dicetak menggunakan tekanan 1 ton, kemudian tablet hisap ekstrak temulawak dievaluasi mutu fisiknya meliputi kekerasan, kerapuhan dan waktu melarut. Dari data statistik yang diperoleh, pada kadar 2% dan 3% memberikan perbedaan yang signifikan terhadap kekerasan tablet hisap. Sedangkan pada kerapuhan kadar 3% memberikan perbedaan yang signifikan jika dibandingkan fomula kontrol. Dan pada uji waktu melarut tablet didapatkan perbedaan yang signifikan antar tiap formula. Formula yang terpilih pada penelitian ini adalah F2 dengan kadar Natrium Alginat sebesar 1%, karena hanya dengan penambahan pengikat sebanyak 1% dapat dihasilkan tablet hisap dengan kerapuhan yang memenuhi syarat dan memiliki kekerasan yang cukup untuk dapat hancur perlahan dalam waktu yang lama.
Kata kunci : Ekstrak Rimpang Temulawak, Manitol, Natrium Alginat, Tablet Hisap
(13)
ix ABSTRACT
THE EFFECT OF SODIUM ALGINAT CONCENTRATION TO PHYSICAL CHARACTERISTICS OF (Curcuma Xanthorriza Roxb)
RHIZOME EXTRACT LOZENGES IN MANITOL BASE ABSTRACT
Curcuma rhizome is a plant that is still widely used as a medicine . Many empirical data and scientific research says that curcuma can be used as an immunomodulator , it is associated with curcumin contained therein .
The purpose of this study was to determine the effect of differences in the levels of Sodium Alginate on the physical characteristics of curcuma extract lozenges. The method used in this study is wet granulation method with Sodium Alginate concentrations used were 0 %, 1 %, 2 % and 3 %. Lozenges are compressed using a pressure of 1 ton, then extract curcuma lozenges evaluated includes the quality of its physical hardness, friability and dissolution time. From the statistical data obtained, the levels of 2 % and 3 % give a significant difference on the tablet hardness. While the friability levels of 3 % gives a significant difference when compared to the control fomula. And the test of time dissolving tablets found significant differences between each formulas. Formula chosen in this study is F2 with Sodium Alginate levels of 1%, because only with the addition of a binder as much as 1 % can generate qualified lozenges with sufficient hardness, friability and dissolution time.
(14)
x DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
LEMBAR PENGUJIAN ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
RINGKASAN ... vi
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
DAFTAR SINGKATAN ... xvi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah ... 1
1.2Rumusan Masalah ... 3
1.3Tujuan Penelitian ... 3
1.4Hipotesis ... 3
1.5Manfaat Penelitian ... 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Temulawak ... 5
2.2 Kurkumin ... 6
2.3 Ekstrak ... 7
2.4 Metode Ekstraksi ... 8
2.5 Tablet Hisap ... 9
2.6 Granulasi Basah ... 11
2.7 Karakteristik Granul... 11
2.7.1 Kandungan Lengas ... 11
2.7.2 Distribusi Ukuran Granul ... 12
2.7.3 Kecepatan Alir Granul dan Sudut Diam ... 12
2.7.4 Penentuan % Kompresibilitas ... 14
(15)
xi
2.8 Mutu Fisik Tablet ... 15
2.8.1 Keseragaman Bobot Tablet ... 15
2.8.2 Kekerasan Tablet ... 15
2.8.3 Kerapuhan Tablet ... 16
2.8.4 Waktu Melarut Tablet ... 16
2.9 Tinjauan Tentang Bahan Tambahan ... 17
2.9.1 Manitol ... 17
2.9.2 Natrium Alginat ... 17
2.9.3 Magnesium Stearat ... 18
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL ... 20
BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Bahan Penelitian ... 23
4.2 Alat Penelitian ... 23
4.3 Rancangan Penelitian ... 23
4.4 Metode Penelitian ... 24
4.5 Pembuatan Granul dan Tablet ... 25
4.6 Pemeriksaan Mutu Fisik Granul ... 25
4.6.1 Penentuan Sifat Alir dan Sudut Diam ... 25
4.6.2 Penentuan Kandungan Lembab ... 26
4.6.3 Distribusi Ukuran Granul ... 26
4.6.4 Penentuan Presentase Kompresibilitas ... 26
4.6.5 Pemeriksaan Kompaktibilitas ... 27
4.7 Pemeriksaan Mutu Fisik Tablet ... 27
4.7.1 Keseragaman Bobot Tablet ... 27
4.7.2 Kekerasan Tablet ... 27
4.7.3 Kerapuhan Tablet ... 28
4.7.4 Waktu Melarut Tablet ... 28
4.8 Analisis Statistik ... 29
BAB 5 HASIL PENELITIAN 5.1 Pemeriksaan Mutu Fisik Granul Ekstrak Temulawak ... 30
(16)
xii
5.2.1 Hasil Uji Kekerasan Tablet Hisap Ekstrak
Temulawak ... 33
5.2.2 Hasil Uji Kerapuhan Tablet Hisap Ekstrak Temulawak ... 34
5.2.3 Hasil Uji Waktu Melarut Tablet Hisap Ekstrak Temulawak ... 36
BAB 6 PEMBAHASAN ... 38
BAB 7 KESIMPULAN ... 42
7.1 Kesimpulan ... 42
7.2 Saran ... 42
DAFTAR PUSTAKA ... 43
(17)
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
II.1 Hubungan antara Kecepatan Alir dengan Sifat Aliran Granul... 12
II.2 Hubungan Sudut Diam dan Daya Alir ... 13
II.3 Hubungan Indeks Kompresibilitas dan Kemampuan Alir ... 14
II.4 Persyaratan Penyimpangan Bobot... 15
IV.1 Rancangan Formula Tablet Hisap Ekstrak Temulawak ... 24
V.1 Hasil Pemeriksaan Mutu Fisik Granul (Massa Cetak) dengan Bahan Pengikat Natrium Alginat ... 30
V.2 Hasil Pemeriksaan Mutu Fisik Tablet Hisap Ekstrak Temulawak .... 32
V.3 Kekerasan Tablet Hisap Ekstrak Temulawak ... 33
V.4 Kerapuhan Tablet Hisap Ekstrak Temulawak ... 34
(18)
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Temulawak (Curcuma xanthorrhiza) ... 5
2.2 StrukturKimia Kurkuminoid... 6
2.3 Metode Pengukuran Sifat Alir dan Sudut Diam ... 13
2.4 Rumus Struktur Manitol ... 17
2.5 Rumus Struktur Natrium Alginat ... 18
3.1 Skema Kerangka Konseptual ... 22
5.1 Distribusi Ukuran Granul (Massa Cetak) ... 31
5.2 Grafik Pengaruh Tekanan dan Kadar Bahan Pengikat Terhadap Kompaktibilitas Tablet ... 31
5.3 Hubungan Kadar Natrium Alginat Terhadap Kekerasan Tablet Hisap Ekstrak Temulawak ... 34
5.4 Hubungan Kadar Natrium Alginat Terhadap Kerapuhan Tablet Hisap Ekstrak Temulawak ... 35
5.5 Hubungan Kadar Natrium Alginat Terhadap Waktu Melarut Tablet Hisap Ekstrak Temulawak ... 37
(19)
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Daftar Riwayat Hidup ... 46
2. Surat Pernyataan ... 47
3. Sertifikat Analisis Ekstrak Rimpang Temulawak ... 48
4. Sertifikat Analisis Magnesium Stearate ... 52
5. Perhitungan Dosis Tablet Hisap Ekstrak Temulawak (Curcuma xanthorrhiza. Roxb) ... 53
6. Pemeriksaan Mutu Fisik Granul dengan Bahan Pengikat Natrium Alginat ... 54
7. Pemeriksaan Mutu Fisik Tablet Hisap Ekstrak Rimpang Temulawak ... 57
8. Hasil Analisis Statistik Kekerasan Tablet Hisap Ekstrak Rimpang Temulawak dengan Program SPSS 16... 58
9. Hasil Analisis Statistik Kerapuhan Tablet Hisap Ekstrak Rimpang Temulawak dengan Program SPSS 16... 60
10. Hasil Analisis Statistik Waktu Hancur Tablet Hisap Ekstrak Rimpang Temulawak dengan Program SPSS 16 ... 62
11. Tabel distribusi harga F pada α = 0,05 ... 64
12. Foto Tablet Hisap Ekstrak Rimpang Temulawak ... 65
13. Rincian Anggaran ... 66
(20)
xvi
DAFTAR SINGKATAN
MC : Moisture Balance kg : Kilogram
mg : Milligram cm : Centimeter ml : Milliliter
SPSS : Statistical Product and Service Solution HSD : Honestly Significant Difference
(21)
xvii
DAFTAR PUSTAKA
Aggarwal, et al. 2006. Curcumin Biological and Medicinal Properties. Book_fm page 297.
Aggarwal, et al. 2007. The Molecular Targets and Therapeutic Uses of Curcumin in Health and Disease. New York : Springer Science+Bussiness Media, LLC. Agoes, Azwar. 2010. Tanaman Obat Indonesia. Buku I, Jakarta : Salemba
Medika, hal 99-101.
Aldeborn, Goran. 2002. Tablet and Compaction, in: Aulton, Michael E.
Pharmacetics The Science of Dosage From Design, Second Edition. London: Churcill Livingstone. P.405, 408.
Ansel, Howard C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi Keempat. Jakarta : Universitas Indonesia Press.
Aulton, M., and Summers M. 2002. Tablet and Compaction in : Pharmaceutics The Science of Dosage Form Design. 2nd., Churchill Livingstone : Philadelphia,pp. 397-439
Banker, G. S., and Anderson N. R. 1986. Tablet in: Lachman L., Lieberman H. A., andKanig J.L. Eds. The Theory and Practice of Industrial Pharmacy. 3rd.,
Lea and Febiger : Philadelphia,pp. 293-343.
Cartensen, Jens T. 1977. Pharmaceutics of Solids and Solid Dosage Forms. John Wiley &Sons : New York,pp. 132-243.
Choudhary Neeraj and Sekhon B.S. 2012. Potential therapeutic effect of curcumin - an update.
Commandeur, J.N. And N.P. Vermeulen. 1996. Cytoxicity and Cytoprotective Activities of Natural Compounds. The Case of Curcumin. Xenobiotica 26 : 667 – 680.
Committee on Herbal Medicinal Products (HMPC). 2013. Assessment report on Curcuma xanthorrhiza Roxb. (C. xanthorrhiza D. Dietrich)., rhizome. United Kingdom : European Medicines Agency.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia. EdisiIII. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia, Edisi IV. Departemen KesehatanRI : Jakarta.
Handayani, Indah. 2008. Karakterisasi dan Literatur. FMIPA Universitas Indonesia.
(22)
xviii
Hidayat, Syamsul. 2005. Ramuan Tradisional ala Etnis Indonesia. Depok : Penebar Swadaya.
Hutapea, J.R., dkk. 2000. Inventaris Tanaman Obat Indonesia (I) Jilid 1. Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial RI Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan : Jakarta.
Jagetia G.C and Aggarwal B.B. 2007. “Spicing Up” of the Immune System by
Curcumin. Vol. 27, No. 1 Journal of Clinical Immunology.
King, Robert E. 1980. Tablets, Capsules, and Pills, in Osol A., Chase G. D., Gennaro A. R., Gibson M. R., Granberg C. B., Harvey S. C., King R. E., Martin A. N., Swinyard E. A., Zink G. L. Remington’s Pharmaceutical Sciences 16th Edition, Volume 2. Mack Publishing Company : Easton.
Lachman, C.L., Lieberman, H.A., dan Kanig, J,L., 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri. Edisi II. Diterjemahkan oleh Siti Suyatmi. Jakarta: Universitas Indonesia Press, pp. 160-161, 713-714.
Mangunwardoyo, et al. 2012. Antimicrobial And Identification Of Active Compound Curcuma xanthorrhiza Roxb. Vol 12. International Journal of Basic & Applied Sciences IJBAS-IJENS : Indonesia.
Martin, A., 1993. Farmasi Fisik: Dasar - Dasar Kimia Fisik dalam Ilmu Farmasetik, Edisi ketiga, Penerbit Universitas Indonesia : Jakarta.
Meiyanto, E. 1999. Kurkumin Sebagai Obat Anti Kanker: Menelusuri Mekanisme Aksinya.Majalah Farmasi Indonesia, 10(4), 224-236.
Mendes, R. W., and Bhargava H. 2007. Lozenges, in: Swarbrick, James. Encyclopedia of Pharmaceutical Technology Third Edition. Volume 4.Marcel Dekker Inc : New York,pp.2231 – 2235.
Mun’im, Abdul., Hanani, Endang. 2011. Fitoterapi Dasar. Dian Rakyat : Jakarta.
Parrot. E.L., 1979. Pharmaceutical Technology Fundamental Pharmaceuties. 3 Rd Edition, Burgess Publishing Company : Mineapolis, pp. 73-86.
Peters, D., 1989, Medicated Lozenges, In : Lieberman. H. A., Lachman. L. And Schwart.I.B.Eds.,Pharmaceutical Dosage Form, Tablet, Vol 1,2 nd Ed Revisied And Expanded, Marcel Dekker. Inc, New York, pp :339-463.
Rowe, R.C., Sheskey, P.J., Weller, P.J. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipient. Sixth Edition. The Pharmaceutical Press and The American Pharmaceutical Association : London,pp. 581-585
Sheth, B. B., Bandelin, F. J., Shangraw, R. F., 1980, Compresed Tablets in Pharmaceuticals Dosage Forms: Tablets, Vol I Lachman, L., Lieberman, H. A., (editor), Marcel Decker inc., New York.
(23)
xix
Siregar, CJP., Wikarsa, S. 2010. Teknologi Farmasi Sediaan Tablet : Dasar-dasar Praktis. Jakarta: EGC.
The United States Pharmacopoeia. 2007. 30thEd,. United States Pharmacopeia.
Convention Inc.,p. 2091.
Varalakshmi, et al. 2008. Immunomodulatory Effects of Curcumin; In-Vivo.Int. Immunopharmacol 8(5) :688-700.
Voigt, R. 1971. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, oleh Dr..rer.nat. Soendani NoeronoSoewandhi., Apt (penterjemah) dan Prof. Dr. Moch. Samhoedi Reksohadiprodjo., Apt (Editor). Gajah Mada University press : Jogjakarta. Voigt, R., 1984, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Ed V, diterjemahkan oleh
Soedani Noerno Soewandi, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, 167-168, 199-205, 579-583.
(1)
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Temulawak (Curcuma xanthorrhiza) ... 5
2.2 Struktur Kimia Kurkuminoid... 6
2.3 Metode Pengukuran Sifat Alir dan Sudut Diam ... 13
2.4 Rumus Struktur Manitol ... 17
2.5 Rumus Struktur Natrium Alginat ... 18
3.1 Skema Kerangka Konseptual ... 22
5.1 Distribusi Ukuran Granul (Massa Cetak) ... 31
5.2 Grafik Pengaruh Tekanan dan Kadar Bahan Pengikat Terhadap Kompaktibilitas Tablet ... 31
5.3 Hubungan Kadar Natrium Alginat Terhadap Kekerasan Tablet Hisap Ekstrak Temulawak ... 34
5.4 Hubungan Kadar Natrium Alginat Terhadap Kerapuhan Tablet Hisap Ekstrak Temulawak ... 35
5.5 Hubungan Kadar Natrium Alginat Terhadap Waktu Melarut Tablet Hisap Ekstrak Temulawak ... 37
(2)
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Daftar Riwayat Hidup ... 46
2. Surat Pernyataan ... 47
3. Sertifikat Analisis Ekstrak Rimpang Temulawak ... 48
4. Sertifikat Analisis Magnesium Stearate ... 52
5. Perhitungan Dosis Tablet Hisap Ekstrak Temulawak (Curcuma xanthorrhiza. Roxb) ... 53
6. Pemeriksaan Mutu Fisik Granul dengan Bahan Pengikat Natrium Alginat ... 54
7. Pemeriksaan Mutu Fisik Tablet Hisap Ekstrak Rimpang Temulawak ... 57
8. Hasil Analisis Statistik Kekerasan Tablet Hisap Ekstrak Rimpang Temulawak dengan Program SPSS 16... 58
9. Hasil Analisis Statistik Kerapuhan Tablet Hisap Ekstrak Rimpang Temulawak dengan Program SPSS 16... 60
10. Hasil Analisis Statistik Waktu Hancur Tablet Hisap Ekstrak Rimpang Temulawak dengan Program SPSS 16 ... 62
11. Tabel distribusi harga F pada α = 0,05 ... 64
12. Foto Tablet Hisap Ekstrak Rimpang Temulawak ... 65
13. Rincian Anggaran ... 66
(3)
xvi
DAFTAR SINGKATAN MC : Moisture Balance
kg : Kilogram mg : Milligram cm : Centimeter ml : Milliliter
SPSS : Statistical Product and Service Solution HSD : Honestly Significant Difference
(4)
xvii
DAFTAR PUSTAKA
Aggarwal, et al. 2006. Curcumin Biological and Medicinal Properties. Book_fm page 297.
Aggarwal, et al. 2007. The Molecular Targets and Therapeutic Uses of Curcumin in Health and Disease. New York : Springer Science+Bussiness Media, LLC. Agoes, Azwar. 2010. Tanaman Obat Indonesia. Buku I, Jakarta : Salemba
Medika, hal 99-101.
Aldeborn, Goran. 2002. Tablet and Compaction, in: Aulton, Michael E. Pharmacetics The Science of Dosage From Design, Second Edition. London: Churcill Livingstone. P.405, 408.
Ansel, Howard C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi Keempat. Jakarta : Universitas Indonesia Press.
Aulton, M., and Summers M. 2002. Tablet and Compaction in : Pharmaceutics The Science of Dosage Form Design. 2nd., Churchill Livingstone : Philadelphia,pp. 397-439
Banker, G. S., and Anderson N. R. 1986. Tablet in: Lachman L., Lieberman H. A., andKanig J.L. Eds. The Theory and Practice of Industrial Pharmacy. 3rd., Lea and Febiger : Philadelphia,pp. 293-343.
Cartensen, Jens T. 1977. Pharmaceutics of Solids and Solid Dosage Forms. John Wiley &Sons : New York,pp. 132-243.
Choudhary Neeraj and Sekhon B.S. 2012. Potential therapeutic effect of curcumin - an update.
Commandeur, J.N. And N.P. Vermeulen. 1996. Cytoxicity and Cytoprotective Activities of Natural Compounds. The Case of Curcumin. Xenobiotica 26 : 667 – 680.
Committee on Herbal Medicinal Products (HMPC). 2013. Assessment report on Curcuma xanthorrhiza Roxb. (C. xanthorrhiza D. Dietrich)., rhizome. United Kingdom : European Medicines Agency.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia. EdisiIII. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia, Edisi IV. Departemen KesehatanRI : Jakarta.
Handayani, Indah. 2008. Karakterisasi dan Literatur. FMIPA Universitas Indonesia.
(5)
xviii
Hidayat, Syamsul. 2005. Ramuan Tradisional ala Etnis Indonesia. Depok : Penebar Swadaya.
Hutapea, J.R., dkk. 2000. Inventaris Tanaman Obat Indonesia (I) Jilid 1. Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial RI Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan : Jakarta.
Jagetia G.C and Aggarwal B.B. 2007. “Spicing Up” of the Immune System by Curcumin. Vol. 27, No. 1 Journal of Clinical Immunology.
King, Robert E. 1980. Tablets, Capsules, and Pills, in Osol A., Chase G. D., Gennaro A. R., Gibson M. R., Granberg C. B., Harvey S. C., King R. E., Martin A. N., Swinyard E. A., Zink G. L. Remington’s Pharmaceutical Sciences 16th Edition, Volume 2. Mack Publishing Company : Easton.
Lachman, C.L., Lieberman, H.A., dan Kanig, J,L., 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri. Edisi II. Diterjemahkan oleh Siti Suyatmi. Jakarta: Universitas Indonesia Press, pp. 160-161, 713-714.
Mangunwardoyo, et al. 2012. Antimicrobial And Identification Of Active Compound Curcuma xanthorrhiza Roxb. Vol 12. International Journal of Basic & Applied Sciences IJBAS-IJENS : Indonesia.
Martin, A., 1993. Farmasi Fisik: Dasar - Dasar Kimia Fisik dalam Ilmu Farmasetik, Edisi ketiga, Penerbit Universitas Indonesia : Jakarta.
Meiyanto, E. 1999. Kurkumin Sebagai Obat Anti Kanker: Menelusuri Mekanisme Aksinya.Majalah Farmasi Indonesia, 10(4), 224-236.
Mendes, R. W., and Bhargava H. 2007. Lozenges, in: Swarbrick, James. Encyclopedia of Pharmaceutical Technology Third Edition. Volume 4.Marcel Dekker Inc : New York,pp.2231 – 2235.
Mun’im, Abdul., Hanani, Endang. 2011. Fitoterapi Dasar. Dian Rakyat : Jakarta. Parrot. E.L., 1979. Pharmaceutical Technology Fundamental Pharmaceuties. 3
Rd Edition, Burgess Publishing Company : Mineapolis, pp. 73-86.
Peters, D., 1989, Medicated Lozenges, In : Lieberman. H. A., Lachman. L. And Schwart.I.B.Eds.,Pharmaceutical Dosage Form, Tablet, Vol 1,2 nd Ed Revisied And Expanded, Marcel Dekker. Inc, New York, pp :339-463.
Rowe, R.C., Sheskey, P.J., Weller, P.J. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipient. Sixth Edition. The Pharmaceutical Press and The American Pharmaceutical Association : London,pp. 581-585
Sheth, B. B., Bandelin, F. J., Shangraw, R. F., 1980, Compresed Tablets in Pharmaceuticals Dosage Forms: Tablets, Vol I Lachman, L., Lieberman, H. A., (editor), Marcel Decker inc., New York.
(6)
xix
Siregar, CJP., Wikarsa, S. 2010. Teknologi Farmasi Sediaan Tablet : Dasar-dasar Praktis. Jakarta: EGC.
The United States Pharmacopoeia. 2007. 30thEd,. United States Pharmacopeia. Convention Inc.,p. 2091.
Varalakshmi, et al. 2008. Immunomodulatory Effects of Curcumin; In-Vivo.Int. Immunopharmacol 8(5) :688-700.
Voigt, R. 1971. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, oleh Dr..rer.nat. Soendani NoeronoSoewandhi., Apt (penterjemah) dan Prof. Dr. Moch. Samhoedi Reksohadiprodjo., Apt (Editor). Gajah Mada University press : Jogjakarta. Voigt, R., 1984, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Ed V, diterjemahkan oleh
Soedani Noerno Soewandi, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, 167-168, 199-205, 579-583.