Efek Limbah Terhadap Pertumbuhan Tumbuhan Air

113 sampai pada periode 30 hari merupakan akhir dari pengamatan kadar besi menurun antara 30.64 m1v3 dsn 61.95 m2v5. Kemampuan tumbuhan menurunkan kadar besi, disebabkan oleh tumbuhan air kiapu mempunyai akar yang mengapung pada lapisan air sangat efektif untuk menyerap kation terlarut pada lapisan air. Demikian juga dengan tumbuhan wlingen mempunyai kemampuan untuk menyerap zat padat terlarut dan zat padat tersuspensi yang terdapat pada dasar media, sehingga kombinasi kedua tumbuhan ini mempunyai kemampuan yang lebih baik dari perlakuan lainnya. Media yang digunakan juga memberi pengaruh pada penurunan kadar besi, karena zeolit mempunyai sifat sebagai adsorben yang mampu menjerap ion Fe yamg terdapat dalam air limbah Poerwadi, 1997.

4.4. Efek Limbah Terhadap Pertumbuhan Tumbuhan Air

Salah satu cara untuk mengetahui dampak suatu bahan yang mencemari lingkungan adalah dengan cara memantau pertumbuhan tumbuhan yang ada dilingkungannya. Percobaan dilakukan dengan menggunakan empat jenis tumbuhan air dan dua media yaitu tanah aluvial dan zeolit untuk melihat kemampuan tumbuhan air bertahan hidup serta kemampuannya untuk menurunkan kadar parameter kimia dan fisika yang terdapat dalam buangan akhir limbah cair pabrik kelapa sawit. Hasil percobaan dengan pengamatan yang dilakukan secara periodik 10, 20, dan 30 hari menunjukkan bahwa masing-masing tumbuhan mampu beradaptasi dengan baik. Hal ini terlihat dengan persentase hidup tumbuhan sampai akhir pengamatan mencapai 100, seperti yang disajikan pada Gambar 41 dan Tabel 47. Gambar 41. Pertumbuhan tumbuhan air awal A dan akhir percobaan B A B 114 Tabel 47. Persentase rata-rata tumbuhan hidup pada masing-masing perlakuan sampai akhir pengamatan. Tumbuhan mati periode pengamatan hari ke Perlakuan Jumlah tumbuhan awal pohon 10 20 30 Tumbuhan hidup m1v1 22 100 m1v2 7 100 m1v3 6 100 m1v4 22 100 m1v5 38 100 m1v6 23 100 m1v7 22 100 m2v1 22 100 m2v2 7 100 m2v3 6 100 m2v4 22 100 m2v5 38 100 m2v6 23 100 m2v7 22 100 Keterangan : m1v2 = Media tanah aluvial, tumbuhan air wlingen Scirpus grossus m1v2 = Media tanah aluvial, tumbuhan air melati air Enchinodorus paleafolius m1v3 = Media tanah aluvial, tumbuhan air genjer Limnocharis flava m1v4 = Media tanah aluvial, tumbuhan air kiapu Pistia strationes m1v5 = Media tanah aluvial, gabungan tumbuhan air wlingen-kiapu Scirpus grossus-Pistia strationes m1v6 = Media tanah aluvial, gabungan tumbuhan air melati air-kiapu Enchinodorus paleafolius Pistia strationes m1v7 = Media tanah aluvial, gabungan tumbuhan air genjer-kiapu Limnocharis flava-Pistia strationes m2v1 = Gabungan media tanah alluvial-zeolit, tumbuhan air wlingen Scirpus grossus m2v2 = Gabungan media tanah aluvial-zeoli, tumbuhan air melati air Enchinodorus paleafolius m2v3 = Gabungan media tanah aluvial-zeolit, tumbuhan air genjer Limnocharis flava m2v4 = Gabungan media tanah aluvia-zeolitl, tumbuhan air kiapu Pistia strationes m2v5 = Gabungan media tanah aluvial-zeolit, gabungan tumbuhan air wlingen-kiapu Scirpus grossus-Pistia strationes m2v6 = Gabungan media tanah aluvial-zeolit, gabungan tumbuhan air melati air-kiapu Enchinodorus paleafolius- Pistia strationes m2v7 = Gabungan media tanah aluvial-zeolit, gabungan tumbuhan air genjer-kiapu Limnocharis flava - Pistia strationes Pengamatan pertumbuhan tumbuhan pada masing-masing perlakuan sampai akhir percobaan menunjukkan pertumbuhan yang meningkat. Hal ini diikuti oleh pertambahan biomasa dari tumbuhan pada masing-masing perlakuan seperti peningkatan jumlah rumpun, pertambahan helai daun, pertumbuhan bunga, dan meningkatnya jumlah roset pada tumbuhan kiapu. Hasil pengamatan tersebut disajikan pada Tabel 48 dan peningkatan jumlah massa disajikan secara grafik pada Gambar 42. 115 Tabel 48. Rata-rata pertambahan massa rumpun, helai daun, bunga dan roset pada masing-masing perlakuan Pertambahan massa akhir percobaan Perlakuan Jumlah massa awal Rumpun, helai daun, roset Bunga m1v1 22 50 m1v2 63 74-9 8 m1v3 30 39 -6 3 m1v4 22 46 m1v5 22 + 16 40 + 45 m1v6 63 + 16 75 -5 + 37 8 m1v7 30 + 16 38 -8 + 34 -5 3 m2v1 22 60 m2v2 63 77 -10 8 m2v3 30 40 -7 6 m2v4 22 52 m2v5 22 + 16 45 + 51 m2v6 63 + 16 76 -5 + 47 9 m2v7 30 + 16 40 -9 + 37 -6 7 Keterangan : Angka dalam kurung menunjukkan helai daun yang mati m1v1 = Media tanah aluvial, tumbuhan air wlingen Scirpus grossus : massa awal 22 rumpun dalam satu wadah, akhir percobaan menjadi 50 rumpun. m1v2 = Media tanah aluvial, tumbuhan air melati air Enchinodorus paleafolius: massa awal 63 helai daun dalam satu wadah, akhir percobaan menjadi 74 helai daun dan mati 9 helai daun. Pada perlakuan muncul bunga sebanyak 8 buah. m1v3 = Media tanah aluvial, tumbuhan air genjer Limnocharis flava : massa awal 30 helai daun dalam satu wadah, akhir percobaan menjadi 39 helai daun, dan mati 6 helai daun . Pada perlakuan muncul bunga sebanyak 3 buah m1v4 = Media tanah aluvial, tumbuhan air kiapu Pistia strationes : massa awal 22 roset, akhir percobaan menjadi 46 roset m1v5 =Media tanah aluvial, gabungan tumbuhan air wlingen-kiapu Scirpus grossus-Pistia strationes : massa awal 22 rumpun + 16 roset dalam satu wadah, akhir percobaan menjadi 40 rumpun + 45 roset. m1v6 = Media tanah aluvial, gabungan tumbuhan air melati air-kiapu Enchinodorus paleafolius- Pistia strationes : massa awal 63 helai daun + 16 buah roset dalam satu wadah, akhir penelitian menjadi 75 helai daun, dan mati 5 helai daun + 37 buah roset. Pada perlakuan muncul bunga 8 buah. m1v7 = Media tanah aluvial, gabungan tumbuhan genjer-kiapu Limnocharis flava-Pistia strationes : massa awal 30 helai daun + 16 buah roset, percobaan menjadi 38 helai daun, mati 8 helai daun + 34 buah roset dan mati 5 buah roset. m2v1 = Gabungan media tanah alluvial-zeolit, tumbuhan wlingen Scirpus grossus : massa awal 22 rumpun dalam satu wadah, percobaan menjadi 60 rumpun m2v2 = Gabungan media tanah aluvial-zeoli, tumbuhan air melati air Enchinodorus paleafolius : massa awal 63 helai daun dalam satu wadah, setelah akhir perbobaan menjadi 77 helai daun, dan mati 9 helai daun. Pada perlakuan muncul bunga sebanyak 8 buah m2v3 = Gabungan media tanah aluvial-zeolit, tumbuhan air genjer Limnocharis flava : massa awal 30 helai daun dalam satu wadah, akhir percobaan menjadi 40 helai daun, dan mati 7 helai daun. Pada perlakuan muncul bunga sebanyak 6 buah m2v4 = Gabungan media tanah aluvia-zeolit, tumbuhan air jiapu Pistia strationes : massa awal 22 buah roset, akhir percobaan menjadi 52 roset m2v5 = Gabungan media tanah aluvial-zeolit, gabungan tumbuhan air wlingen-kiapu Scirpus grossus-Pistia strationes : massa awal 22 rumpun + buah 16 roset dalam satu wadah, setelah akhir percobaan menjadi 45 rumpun + 51 buah roset. 116 m2v6 =Gabungan media tanah aluvial-zeolit, gabungan tumbuhan air melati air-kiapu Enchinodorus paleafolius- Pistia strationes : massa awal 63 helai daun + 16 roset dalam satu wadah, khir percobaan menjadi 76 helai daun dan mati 5 helai daun + 47 buah roset. Pada perlakuan muncul 9 buah bunga m2v7 = Gabungan media tanah aluvial-zeolit, gabungan tumbuhan air genjer-kiapu Limnocharis flava-Pistia strationes : massa awal 30 helai daun + 16 buah roset, akhir percobaan menjadi 40 helai daun, mati 9 helai daun + 37 buah roset dan mati 7 buah roset. Pada perlakuan muncul 9 buah bunga. Angka dalam kurung menunjukkan helai daun yang mati 10 30 50 70 90 110 130 m1v1 m1v2 m1v3 m1v4 m1v5 m1v6 m1v7 m2v1 m2v2 m2v3 m2v4 m2v5 m2v6 m2v7 Perlakuan P e n in g k a ta n m as sa r u m p u n , h el ai d au n , ro s et Awal Akhir Gambar 42. Grafik peningkatan massa masing-masing perlakuan

4.5. Teknik Pengolahan Limbah Cair dengan Media Penyaring dan Tumbuhan Air