92
3.2. PERENCANAAN TANGGA 3.2.1 Ketentuan Umum
Pada sebuah gedung bertingkat sangatlah penting sebuah tangga, karena berfungsi sebagai penghubung antara lantai satu dengan lantai
lainnya pada sebuah bengunan bertingkat. Bangunan aparteme The Pinnacle terdiri dari empat lantai maka transportasi vertical direncanakan
menggunakan tangga yang berupa tangga pelat. Dalam perencanaaannya digunakan cara perhitungan manual. Umumnya dalam perencanaan tangga
akan disesuaikan antara tinggi dan lebarnya tangga. Semua anak tangga harus dibuat bentuk dan ukuran yang seragam, dan untuk member
kenyamanan bagi yang turun dan naik tangga perlu di perhatikan lebar dan tinggi anak tangga.
3.2.2 Data Teknis Perencanaan Struktur Tangga
o Mutu beton fc
: 22,825 Mpa K275 o
Mutu baja tulangan fy : 240 Mpa
o Tinggi tanjakan optrade
: 17 cm o
Lebar tanjakan antrede : 28 cm
o Lebar bordes lb
: 150 cm o
Tinggi ruangan tr : 370 cm
o Tinggi dasar sampai bordes : 185 cm
o Tebal selimut beton p
: 2 cm o
Tebal keramik max hk : 1 cm
93
o Tebal spesi hs
: 2 cm
3.2.2.1. Perencanaan Tangga Lantai 1-2,lantai 2-3, dan lantai 3-4
Rencana tangga lantai 1-2, lantai 2-3, dan lantai 3-4 gedung apartemen the pinnacle dapat dilihat seperti pada gambar di bawah ini :
Gambar 3.10 Denah Tangga
94
Gambar 3.11 potongan tangga Jika optrade = n maka an = n-1
Ukuran tangga adalah sebgai berikut : 1.
Tinggi lantai 370 cm 2.
Jika diambil lebar antrede 17 cm dan tangga dibuat dengan tinggi bordes 185 cm dari lantai dasar.
3. Maka optrede 185 cm 17 cm = 11 anak tangga sampai bordes
4. 2 . An + Op = berkisar 57 cm – 65 cm
2 . 17 + Op = 62 cm 34
+ Op = 62 cm Op = 62 cm
– 34 cm
Op = 28 cm
95
3.2.3 Perhitungan Tangga
3.2.3.1 Menentukan Tebal Plat
o Tebal pelat tangga
hmin = 127 Itx =127 . 300
=11,11 cm o
Tebal pelat bordes hmin = 127 Iby
=127 . 150 =5,56 cm
Keterangan : o
ltx : lebar tangga arah x o
lby : lebar bordes arah y Tebal pelat tangga dan bordes dipakai 15 cm dengan lebar tanjakan 28
cm dan tingggi tanjakan 17 cm.
3.2.4. Pembebanan Tangga
Berdasarkan peraturan pembebanan Indonesia untuk gedung 1983 diperoleh :
o berat beton bertulang Bb
: 2400 kgm
3
o berat penutup lantai keramik Wk
: 24 kgm
2
96
o berat adukan semen per cm tebal Ws
: 21 kgm
2
o beban hidup untuk tangga
: 300 kgm
2
a. beban tangga
o beban mati W
D
beban pelat tangga Wp = h. Bb
0,15 . 24 3,6 kNm
2
beban reling tangga perkiraan Wr = 0,15 kNm
2
total beban mati W
D
= Wp + Wk + Ws + Wr = 3,6 + 0,24 + 0,21 + 0,15
= 4,2 kNm
2
beban hidup W
L
= 3 kNm
2
beban ultimit W
ut
= 1,2 . W
D
+ 1,6 . W
L
= 1,2 . 4,2 + 1,6 . 3 = 9,84 kNm
2
b. beban bordes
o beban mati W
D
beban pelat tangga Wp = h. Bb
=0,15 . 24 = 3,6 kNm
2
97
total beban mati W
D
= Wp + Wk + Ws = 3,6 + 0,24 + 0,21
= 4,05 kNm
2
beban hidup W
L
= 3 kNm
2
beban ultimit W
ut
= 1,2 . W
D
+ 1,6 . W
L
= 1,2 . 4,05 + 1,6 . 3 = 9,66 kNm
2
3.2.4. Perhitungan Momen
Untuk pelat lantai Iy = 150 cm
Ix = 300 cm Momen
– momen ditentukan sesuai tabel 14 buku dasar-dasar perencanaan beton bertulang pada IyIx = 1 untuk kasus IV
A
didapatkan momen-momen sebagai berikut :
mlx =0,024.Wut. Ix
2
=0,024. 9,84. 1,5
2
=2,12 kNm mly
=0,033.Wut. Ix
2
=0,033. 9,84. 1,5
2
98
=2,92 kNm mty
= 0,069.Wut. Ix
2
=0,033. 9,84. 3
2
=6,11 kNm mtix
=½ mlx =½ . 2,12
=1,06 kNm Untuk pelat bordes
Iy = 300 cm Ix = 150 cm
Momen – momen ditentukan sesuai tabel 14 buku dasar-dasar
perencanaan beton bertulang pada IyIx = 2 untuk kasus II didapatkan momen-momen sebagai berikut :
mlx =0,058.Wub. Ix
2
=0,058. 9,66. 1,5
2
=1,26 kNm mly
=0,015.Wub. Ix
2
=0,015. 9,66. 1,5
2
99
=0,33 kNm mtx
= 0,082.Wub. Ix
2
=0,082. 9,66. 1,5
2
=1,78 kNm mty
= 0,053.Wub. Ix
2
=0,053. 9,66. 1,5
2
=1,15 kNm Keterangan :
M
lx
= momen lapangan maksimum per meter lebar diarah x M
ly
= momen lapangan maksimum per meter lebar diarah y M
tx
= momen tumpuan maksimum per meter lebar diarah x M
ty
= momen tumpuan maksimum per meter lebar diarah y M
tix
= momen jepit tak terduga per meter lebar diarah x
3.3.4.1.Perhitungan Tulangan
Tebal pelat lantai h = 150 m, penutup beton tulangan menurut Tabel 3 bu
ku “Dasar-Dasar Perencanaan Beton Bertulang” ø
D
36 mm : selimut beton ρ = 20 mm, diameter tulangan utama yang diperkirakan dalam arah
x, ø
D
= 8 mm pada dua arah. Tinggi efektif d dalam arah x adalah :
100
dx = 150 – ρ – ½ ø
D
= 150 – 20 – ½ 8 = 126 mm
Tinggi efektif d dalam arah y adalah : dx = 150
– ρ – ø
Dx
- ½ ø
Dy
= 150 – 20 – 8 - ½ 8 = 118 mm
untuk ρ
min
yang disyaratkan untuk seluruh mutu beton pelat dengan fy 240 Mpa, ρ
min
= 0,0025 lihat tabel 7 buku “Dasar-Dasar Perencanaan Beton Bertulang” untuk fc ≤ 30 Mpa maka ẞ
1
= 0,85
ρ
b
= .
= .
= 0,049 ρ
max
= = 0,75 . 0,049
= 0,037 a.
Untuk pelat tangga Momen lapangan dalam arah x
M
lx
= 2,12 kNm ρ
=
101
=
= 0,00065 Karena
ρ
min
ρ ρ
max
= 0,0025 0,00065 0,037 maka yang dipakai adalah
ρ
min
= 0,0025 A
slx
= ρ
min
. b. dx . 10
6
= = 0,0025 . 1 . 0,126 . 10
6
= 315 mm
2
Momen lapangan dalam arah y M
ly
= 2,92 kNm ρ
=
=
= 0,00109 Karena
ρ
min
ρ ρ
max
= 0,0025 0,00109 0,037 maka yang dipakai adalah
ρ
min
= 0,0025 A
sly
= ρ
min
. b. dy . 10
6
= = 0,0025 . 1 . 0,118 . 10
6
= 295 mm
2
102
Momen tumpuan dalam arah y M
ty
= 6,11 kNm ρ
=
=
= 0,002 Karena
ρ
min
ρ ρ
max
= 0,0025 0,002 0,037 maka yang dipakai adalah
ρ= 0,0025
A
sty
= ρ . b. dx . 10
6
= = 0,0025 . 1 . 0,126 . 10
6
= 315 mm
2
Momen jepit tak terduga dalam arah x M
ly
= 1,06 kNm ρ
=
=
= 0,00039 Pemeriksaan
ρ
min
untuk momen jepit tak terduga tidak diperlukan. A
stix
= ρ. b. dy . 10
6
=
103
= 0,00035 . 1 . 0,118 . 10
6
= 41,58 mm
2
b. Untuk pelat bordes
Momen lapangan dalam arah x M
lx
= 1,26 kNm ρ
=
=
= 0,00042 Karena
ρ
min
ρ ρ
max
= 0,0025 0,00042 0,037 maka yang dipakai adalah
ρ
min
= 0,0025 A
slx
= ρ
min
. b. dx . 10
6
= = 0,0025 . 1 . 0,126 . 10
6
= 315 mm
2
Momen lapangan dalam arah y M
ly
= 0,33 kNm ρ
=
=
104
= 0,00012 Karena
ρ
min
ρ ρ
max
= 0,0025 0,00012 0,037 maka yang dipakai adalah
ρ
min
= 0,0025 A
sly
= ρ
min
. b. dy . 10
6
= = 0,0025 . 1 . 0,118 . 10
6
= 295 mm
2
Momen tumpuan dalam arah x M
tx
= 1,78 kNm ρ
=
=
= 0,00059 Karena
ρ
min
ρ ρ
max
= 0,0025 0,00059 0,037 maka yang dipakai adalah
ρ= 0,0025
A
stx
= ρ . b. dx . 10
6
= = 0,0025 . 1 . 0,126 . 10
6
= 315 mm
2
Momen tumpuan dalam arah y
105
M
ly
= 1,15 kNm ρ
=
=
= 0,00043 Karena
ρ
min
ρ ρ
max
= 0,0025 0,00043 0,037 maka yang dipakai adalah
ρ
min
= 0,0025 A
sly
= ρ
min
. b. dy . 10
6
= = 0,0025 . 1 . 0,118 . 10
6
= 295 mm
2
3.2.4.2. Pemilihan Tulangan
Pemilihan tulangan untuk pelat tangga dan bordes disajikan dalam tabel di bawah ini :
Pelat lantai M
Mu kNm ρ
min
P As mm
2
Tulangan
Untuk pelat tangga
Mlx 2,12
0,0025 0,00069
315 Ø10 - 200
Mly 2,92
0,00109 295
Ø10 - 250 Mty
6,11 0,002
315 Ø10 - 200
106
Mtix 1,06
- 0,00039
59 Ø10 - 450
Untuk pelat bordes
Mlx 1,26
0,0025 0,00042
315 Ø10 - 200
Mly 0,33
0,00012 295
Ø10 - 250 Mtx
1,78 0,00059
315 Ø10 - 200
Mty 1,15
0,00043 295
Ø10 - 250 Tabel 3.5 Pemilihan Tulangan
3.2.4.3. Pemeriksaan Lebar Retak
Sesuai dengan buku Gideon Dasar – Dasar Perencanaan Beton
Bertulang Ir. Gideon H.Kusuma M.Eng hal 64 , bahwa persyaratan lebar retak untuk lantai dengan fy 240 Mpa tidak perlu diperiksa kembali, dan
untuk struktur di dalam ruangan lebar retak 0,40 mm dianggap sudah memenuhi, sedangkan untuk konstruksi yang dipengaruhi cuaca 0,30 mm.
107
3.3 PERENCANAAN PLAT LANTAI