Petunjuk Teknis Pengukuran Faktor Risiko Diabetes Melitus
616.462
Ind
ISBN 978-979-18711-0-5
P
PETUNJUK TEKNIS
PENGUKURAN FAKTOR RISIKO
DIABETES MELITUS
"
セ@
セ@
GェH セ@
..
.
,
.
,.
...
セ@
セN@ GNセ@
}.
. .
.
.
,
..
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PENYAKIT DAN PENYEHATAN LlNGKUNGAN '
DIREKTORAT PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK MENULAR
TAHUN 2011
KA TA PENGANT AR
DIREKTUR PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK MENLILAR
Diabetes Melitus (OM) merupakan penyakit degeneratif yang bersifat kronik dan
sering menimbulkan komplikasi keseluruh organ tubuh sehingga diperlukan upaya
pencegahan. Faktor Risiko Diabetes Melitus adalah hipertensi, hiperglikemi, obesitas
abdominal/ sentral, berat badan lebih, kurangnya aktivitas fisik dan diet tidak sehat dan
seimbang.
oengan mengetahui adanya faktor risiko lebih awal, maka pengendalian faktor
risiko tersebut dapat dilakukan lebih dini, yang pada akhirnya prevalensi OM juga dapat
ditekan. Sebagai langkah awal, diharapkan tersedianya data yang akurat tentang faktor
risiko OM di masyarakat. Sehubungan dengan hal tersebut, diharapkan tersedia
petunjuk teknis tentang pengukuran faktor risiko OM.
Buku petunjuk teknis ini terdiri atas pendahuluan, tujuan, pengertian, sasaran
dan ruang lingkup serta metode pengukuran faktor risiko OM.
Saya sang at berbesar hati dengan telah tersusunnya buku pedoman ini, dengan
harapan buku ini dapat dilaksanakan sebaikbaiknya oleh petugas kesehatan mulai dari
Puskesmas, Rumah Sakit, oinas Kesehatan Kabupaten/ Kota, Propinsi dan
Kementerian Kesehatan serta di masyarakat.
Ucapan terima kasih dan penghargaan saya sampaikan kepada seluruh anggota
tim yang telah menyumbangkan buah pikiran, tenaga dan waktunya untuk
menyelesaikan petunjuk teknis pengukuran FR OM .
oisadari, bahwa petunjuk teknis ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
masukan dan kritikan membangun dari berbagai pihak sangat diperlukan untuk
perbaikan, sehingga pengelolaan program OM menjadi lebih baik dimasa mendatang.
Jakarta,
Agustus 2011
Sekretaris Direktorat Jenderal
Direktorat Jenderal PP&PL
dr. Yusharmen, イオセウZゥ@
NIP. 195408051983121001
Petunjuk Teknis Pengukuran Faktor Risiko Diabetes Melitus
DAFTAR 151
KATA PENGANTAR ...... ... ....... ........ ..... ... .... .. ..... ......... ... ...... .. ..... ........... .
Kata Sambutan .. ... ...... ... ............ ... .. .. ................... ....... ................... .... ..... .
DAFTAR lSI ....... ... ... ... ............ .... ..... ... .. .. ... ... .. ..... .... ..... ......... ... ............. ..
ii
DAFTAR SINGKATAN .. ........ ............... ... .. .... ...................... .... .. ................ iii
BAB I
PENDAHUlUAN .... ..... .............. ......... ..... ............... ....... .....
1
A. latar Belakang ..... .. .... ..... .. ..... ..... ........ .... .. ..... ....... .........
1
B. Tujuan ...... ... .. ............... .......... ... ..................... .. ..... .. .......
3
C. Sasaran .. .. ....... .. ...... ... .. .. ....... ... .... .... .. ................. .. .. ...... . 3
BABII
DEFINISI OPERASIONAl DAN RUANG LlNGKUP .........
4
A. Definisi Operasional............ ... .... ............... .. .. .................. 4
BAB III
B. Ruang Lingkup ... .. .......... .. .... .. ... .. ......... .. ......... .. .. .. .. .... ..
6
METODE PENGUKURAN FAKTOR RISIKO DM ... ... .. .... ...
1'2
1. Pengukuran dan penilaian asupan gizi .. ......... ..............
12
2. Penilaian aktifitas fisik .... .... .. ... .. .............. .. .. .. .. .. ............ 12
3. Pengukuran BB, TB, lingkar perut dan penilaian IMT....
14
4. Pengukuran dan penilaian tekanan darah................. ....
16
5. Pengukuran dan penilaian kadar gula darah, kolesterol
HDl darah dan trigliserida.. .... ..... ..................... ............... 17
6. Penilaian Riwayat Keturunan DM............................... .... 17
7, Penilaian Riwayat Melahirkan dengan BB lahir Bayi
> 4000 gram.... .. ..... ............... .. .... .............. ... .. .. .............. 24
8. Penilaian Riwayat BBlR 18 tahun adalah 29,8%, kurang makan buah dan sayur pada
kelompok umur >10 tahun sebesar 93,6% dan kurang aktivitas fisik pada kelompok
umur >10 tahun sebesar 48 ,2%.
Oi Indonesia prevalensi OM tipe 1 sang at jarang dan dari angka prevalensi OM
diberbagai negara tampak bahwa makin jauh letak suatu negara dari khatulistiwa
makin tinggi prevalensi OM tipe 1.
Petunjuk Teknis Pengukuran Faktor Risiko Diabetes Melitus
1
Diabetisi tipe 2 merupakan Diabetisi terbanyak dari Npe diabetisi lainnya (WHO, 2007).
Kalangan profesional menyatakan bahwa di Indonesia jenis Diabetes Melitus (OM)
yang terbanyak adalah OM tipe2, yang meliputi lebih dari 90 % dari semua populasi
OM.
Komplikasi OM dapat berupa akut yaitu hipoglikemi dan penyakit kronis seperti
penyakit jantung dan pembuluh darah, 9agal ginjal, gangguan penglihatan (mata),
impotensi, ulkus kaki, gangren dll. Dewasa ini diabetisi bukan hanya terdapat pad a
masyarakat yang berpenghasilan tinggi, tetapi juga pada masyarakat berpenghasilan
menengah dan rendah, baik yang bermukim di perkotaan maupun di perdesaan.
Kebijakan Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular dalam pengendalian PTM
termasuk OM adalah pengendalian FR , dimana pengendalian faktor risiko OM
ditujukan kepada seseorang atau masyarakat yang mempunyai faktor risiko OM.
Sejalan dengan kebijakan tersebut, Sub Direktorat Diabetes Melitus dan Penyakit
Metabolik bersamasama dengan lintas program dan lintas sektor, dalam suatu jejaring
kerja menyusun buku petunjuk teknis pengukuran faktor risiko OM .
Buku petunjuk teknis pengukuran faktor risiko OM ini disusun dengan tujuan agar
upaya pencegahan dan penanggulangan faktor risiko OM terutama OM tipe2 tersebut
dapat berhasil dan berdaya guna untuk petugas kesehatan baik di Pusat, Propinsi,
Kabupaten/Kota, Puskesmas dan sarana kesehatan lainnya serta di masyarakat.
Manfaat buku petunjuk teknis ini sebagai acuan bagi petugas kesehatan dalam
pengukuran faktor risiko Diabetes Melitus. Buku ini melengkapi bukubuku lainnya yang
telah disusun oleh Sub Direktorat Diabetes Melitus dan Metabolik, Direktorat
Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Ditjen Pengendalian Penyakit & Penyehatan
Linglkungan Kementerian Kesehatan beserta Lintas Sektor dan Lintas Program seperti
buku Pedoman Pengendalian Diabetes Melitus dan Penyakit Metabolik, Pedoman
Teknis Penemuan dan Tatalaksana Penyakit OM, Kurikulum dan Modul TOT Diabetes
Melitus, Metode Pencegahan dan Pengendalian Faktor risiko OM, Pedoman Surveilans
Epidemiolgi OM.
Petunjuk Teknis Pengukuran Faktor Risiko Diabetes Melitus
2
B. TUJUAN
Tujuan Umum :
Meningkatnya kemampuan tenaga kesehatan
dalam pengukuran faktor risiko
Diabetes Melitus.
Tujuan Khusus :
1. Meningkatnya kemampuan dan ketrampilan tenaga kesehatan dalam melakukan
pengukuran dan penilaian asupan gizi .
2. Meningkatnya kemampuan dan ketrampilan tenaga kesehatan dalam melakukan
penilaian aktifitas fisiko
3. Meningkatnya kemampuan dan ketrampilan tenaga kesehatan dalam melakukan
pengukuran BB, TB, lingkar perut dan penilaian IMT.
4. Meningkatnya kemampuan dan ketrampilan tenaga kesehatan dalam melakukan
pengukuran dan penilaian tekanan dara1h.
5. Meningkatnya kemampuan dan ketrampilan tenaga kesehatan dalam melakukan
pengukuran dan penilaian kadar gula darah, HDL darah dan trigliserida.
C. SASARAN
Sasaran dari buku petunjuk teknis pengukuran FR DM ini adalah tenaga kesehatan
di fasilitas pelayanan kesehatan primer.
Petunjuk Teknis Pengukuran Faktor Risiko Diabetes Me/itus
3
BAB II
DEFINISI OPERASIONAL DAN RUANG LlNGKUP
BAB II
DEFINISI OPERASIONAL DAN RUANG LlNGKUP
A.
Definisi Operasional
1. Petunjuk Teknis (Juknis) pengukuran faktor risiko adalah panduan teknis yang
berisikan metode, cara dan formulir dalam melaksanakan pengukuran dan
penilaian faktor risiko di masyarakat (kelompok atau perorangan).
2. Alat ukur adalah peralatan dengan teknik manual maupun digital dan instrumen
yang dipergunakan dalam melakukan pengukuran faktor risiko.
3. Puasa adalah tidak makan dan minum yang mengandung kalori paling sedikit 8
(delapan) jam mulai malam hari sebelum pemeriksaan, minum air putih
diperbolehkan.
4. Test Toleransi Glukosa Oral (TTGO) adalah pemeriksaan kadar gula darah puasa
dan kadar gula darah 2 jam sesudah beban glukosa 75 gram .
5. Gula Oarah Puasa (GOP) adalah kadar glukosa darah yang diukur setelah puasa
terlebih dahulu .
6. Gula Oarah Sewaktu (GOS) adalah hasil pengukuran kadar glukosa darah tanpa
melakukan puasa terlebih dahulu.
7. Faktor Risiko OM yaitu umur, riwayat keluarga dengan diabetes melitus, riwayat
melahirkan bayi dengan BB >4000 gram, riwayat lahir dengan berat badan lahir
rendah/BBLR
Ind
ISBN 978-979-18711-0-5
P
PETUNJUK TEKNIS
PENGUKURAN FAKTOR RISIKO
DIABETES MELITUS
"
セ@
セ@
GェH セ@
..
.
,
.
,.
...
セ@
セN@ GNセ@
}.
. .
.
.
,
..
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PENYAKIT DAN PENYEHATAN LlNGKUNGAN '
DIREKTORAT PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK MENULAR
TAHUN 2011
KA TA PENGANT AR
DIREKTUR PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK MENLILAR
Diabetes Melitus (OM) merupakan penyakit degeneratif yang bersifat kronik dan
sering menimbulkan komplikasi keseluruh organ tubuh sehingga diperlukan upaya
pencegahan. Faktor Risiko Diabetes Melitus adalah hipertensi, hiperglikemi, obesitas
abdominal/ sentral, berat badan lebih, kurangnya aktivitas fisik dan diet tidak sehat dan
seimbang.
oengan mengetahui adanya faktor risiko lebih awal, maka pengendalian faktor
risiko tersebut dapat dilakukan lebih dini, yang pada akhirnya prevalensi OM juga dapat
ditekan. Sebagai langkah awal, diharapkan tersedianya data yang akurat tentang faktor
risiko OM di masyarakat. Sehubungan dengan hal tersebut, diharapkan tersedia
petunjuk teknis tentang pengukuran faktor risiko OM.
Buku petunjuk teknis ini terdiri atas pendahuluan, tujuan, pengertian, sasaran
dan ruang lingkup serta metode pengukuran faktor risiko OM.
Saya sang at berbesar hati dengan telah tersusunnya buku pedoman ini, dengan
harapan buku ini dapat dilaksanakan sebaikbaiknya oleh petugas kesehatan mulai dari
Puskesmas, Rumah Sakit, oinas Kesehatan Kabupaten/ Kota, Propinsi dan
Kementerian Kesehatan serta di masyarakat.
Ucapan terima kasih dan penghargaan saya sampaikan kepada seluruh anggota
tim yang telah menyumbangkan buah pikiran, tenaga dan waktunya untuk
menyelesaikan petunjuk teknis pengukuran FR OM .
oisadari, bahwa petunjuk teknis ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
masukan dan kritikan membangun dari berbagai pihak sangat diperlukan untuk
perbaikan, sehingga pengelolaan program OM menjadi lebih baik dimasa mendatang.
Jakarta,
Agustus 2011
Sekretaris Direktorat Jenderal
Direktorat Jenderal PP&PL
dr. Yusharmen, イオセウZゥ@
NIP. 195408051983121001
Petunjuk Teknis Pengukuran Faktor Risiko Diabetes Melitus
DAFTAR 151
KATA PENGANTAR ...... ... ....... ........ ..... ... .... .. ..... ......... ... ...... .. ..... ........... .
Kata Sambutan .. ... ...... ... ............ ... .. .. ................... ....... ................... .... ..... .
DAFTAR lSI ....... ... ... ... ............ .... ..... ... .. .. ... ... .. ..... .... ..... ......... ... ............. ..
ii
DAFTAR SINGKATAN .. ........ ............... ... .. .... ...................... .... .. ................ iii
BAB I
PENDAHUlUAN .... ..... .............. ......... ..... ............... ....... .....
1
A. latar Belakang ..... .. .... ..... .. ..... ..... ........ .... .. ..... ....... .........
1
B. Tujuan ...... ... .. ............... .......... ... ..................... .. ..... .. .......
3
C. Sasaran .. .. ....... .. ...... ... .. .. ....... ... .... .... .. ................. .. .. ...... . 3
BABII
DEFINISI OPERASIONAl DAN RUANG LlNGKUP .........
4
A. Definisi Operasional............ ... .... ............... .. .. .................. 4
BAB III
B. Ruang Lingkup ... .. .......... .. .... .. ... .. ......... .. ......... .. .. .. .. .... ..
6
METODE PENGUKURAN FAKTOR RISIKO DM ... ... .. .... ...
1'2
1. Pengukuran dan penilaian asupan gizi .. ......... ..............
12
2. Penilaian aktifitas fisik .... .... .. ... .. .............. .. .. .. .. .. ............ 12
3. Pengukuran BB, TB, lingkar perut dan penilaian IMT....
14
4. Pengukuran dan penilaian tekanan darah................. ....
16
5. Pengukuran dan penilaian kadar gula darah, kolesterol
HDl darah dan trigliserida.. .... ..... ..................... ............... 17
6. Penilaian Riwayat Keturunan DM............................... .... 17
7, Penilaian Riwayat Melahirkan dengan BB lahir Bayi
> 4000 gram.... .. ..... ............... .. .... .............. ... .. .. .............. 24
8. Penilaian Riwayat BBlR 18 tahun adalah 29,8%, kurang makan buah dan sayur pada
kelompok umur >10 tahun sebesar 93,6% dan kurang aktivitas fisik pada kelompok
umur >10 tahun sebesar 48 ,2%.
Oi Indonesia prevalensi OM tipe 1 sang at jarang dan dari angka prevalensi OM
diberbagai negara tampak bahwa makin jauh letak suatu negara dari khatulistiwa
makin tinggi prevalensi OM tipe 1.
Petunjuk Teknis Pengukuran Faktor Risiko Diabetes Melitus
1
Diabetisi tipe 2 merupakan Diabetisi terbanyak dari Npe diabetisi lainnya (WHO, 2007).
Kalangan profesional menyatakan bahwa di Indonesia jenis Diabetes Melitus (OM)
yang terbanyak adalah OM tipe2, yang meliputi lebih dari 90 % dari semua populasi
OM.
Komplikasi OM dapat berupa akut yaitu hipoglikemi dan penyakit kronis seperti
penyakit jantung dan pembuluh darah, 9agal ginjal, gangguan penglihatan (mata),
impotensi, ulkus kaki, gangren dll. Dewasa ini diabetisi bukan hanya terdapat pad a
masyarakat yang berpenghasilan tinggi, tetapi juga pada masyarakat berpenghasilan
menengah dan rendah, baik yang bermukim di perkotaan maupun di perdesaan.
Kebijakan Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular dalam pengendalian PTM
termasuk OM adalah pengendalian FR , dimana pengendalian faktor risiko OM
ditujukan kepada seseorang atau masyarakat yang mempunyai faktor risiko OM.
Sejalan dengan kebijakan tersebut, Sub Direktorat Diabetes Melitus dan Penyakit
Metabolik bersamasama dengan lintas program dan lintas sektor, dalam suatu jejaring
kerja menyusun buku petunjuk teknis pengukuran faktor risiko OM .
Buku petunjuk teknis pengukuran faktor risiko OM ini disusun dengan tujuan agar
upaya pencegahan dan penanggulangan faktor risiko OM terutama OM tipe2 tersebut
dapat berhasil dan berdaya guna untuk petugas kesehatan baik di Pusat, Propinsi,
Kabupaten/Kota, Puskesmas dan sarana kesehatan lainnya serta di masyarakat.
Manfaat buku petunjuk teknis ini sebagai acuan bagi petugas kesehatan dalam
pengukuran faktor risiko Diabetes Melitus. Buku ini melengkapi bukubuku lainnya yang
telah disusun oleh Sub Direktorat Diabetes Melitus dan Metabolik, Direktorat
Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Ditjen Pengendalian Penyakit & Penyehatan
Linglkungan Kementerian Kesehatan beserta Lintas Sektor dan Lintas Program seperti
buku Pedoman Pengendalian Diabetes Melitus dan Penyakit Metabolik, Pedoman
Teknis Penemuan dan Tatalaksana Penyakit OM, Kurikulum dan Modul TOT Diabetes
Melitus, Metode Pencegahan dan Pengendalian Faktor risiko OM, Pedoman Surveilans
Epidemiolgi OM.
Petunjuk Teknis Pengukuran Faktor Risiko Diabetes Melitus
2
B. TUJUAN
Tujuan Umum :
Meningkatnya kemampuan tenaga kesehatan
dalam pengukuran faktor risiko
Diabetes Melitus.
Tujuan Khusus :
1. Meningkatnya kemampuan dan ketrampilan tenaga kesehatan dalam melakukan
pengukuran dan penilaian asupan gizi .
2. Meningkatnya kemampuan dan ketrampilan tenaga kesehatan dalam melakukan
penilaian aktifitas fisiko
3. Meningkatnya kemampuan dan ketrampilan tenaga kesehatan dalam melakukan
pengukuran BB, TB, lingkar perut dan penilaian IMT.
4. Meningkatnya kemampuan dan ketrampilan tenaga kesehatan dalam melakukan
pengukuran dan penilaian tekanan dara1h.
5. Meningkatnya kemampuan dan ketrampilan tenaga kesehatan dalam melakukan
pengukuran dan penilaian kadar gula darah, HDL darah dan trigliserida.
C. SASARAN
Sasaran dari buku petunjuk teknis pengukuran FR DM ini adalah tenaga kesehatan
di fasilitas pelayanan kesehatan primer.
Petunjuk Teknis Pengukuran Faktor Risiko Diabetes Me/itus
3
BAB II
DEFINISI OPERASIONAL DAN RUANG LlNGKUP
BAB II
DEFINISI OPERASIONAL DAN RUANG LlNGKUP
A.
Definisi Operasional
1. Petunjuk Teknis (Juknis) pengukuran faktor risiko adalah panduan teknis yang
berisikan metode, cara dan formulir dalam melaksanakan pengukuran dan
penilaian faktor risiko di masyarakat (kelompok atau perorangan).
2. Alat ukur adalah peralatan dengan teknik manual maupun digital dan instrumen
yang dipergunakan dalam melakukan pengukuran faktor risiko.
3. Puasa adalah tidak makan dan minum yang mengandung kalori paling sedikit 8
(delapan) jam mulai malam hari sebelum pemeriksaan, minum air putih
diperbolehkan.
4. Test Toleransi Glukosa Oral (TTGO) adalah pemeriksaan kadar gula darah puasa
dan kadar gula darah 2 jam sesudah beban glukosa 75 gram .
5. Gula Oarah Puasa (GOP) adalah kadar glukosa darah yang diukur setelah puasa
terlebih dahulu .
6. Gula Oarah Sewaktu (GOS) adalah hasil pengukuran kadar glukosa darah tanpa
melakukan puasa terlebih dahulu.
7. Faktor Risiko OM yaitu umur, riwayat keluarga dengan diabetes melitus, riwayat
melahirkan bayi dengan BB >4000 gram, riwayat lahir dengan berat badan lahir
rendah/BBLR