Program Komputer yang Digunakan Cara Analisis Data

D. Program Komputer yang Digunakan

Proses analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan bantuan beberapa program komputer. Program komputer yang digunakan sebagai alat bantu analisis karakteristik Psikometri subtes AN pada IST adalah sebagai berikut: 1 Microsoft Excel diproduksi oleh Microsoft Corp. yang diintegrasikan dalam paket Microsoft Office System 2007 . Aplikasi ini digunakan untuk proses tabulasi skor tes subtes AN pada IST yang diperoleh dari P3M Fakultas Psikologi USU. 2 Program Iteman versi 3.0, digunakan untuk analisis indeks kesukaran aitem, indeks daya beda aitem, efektifitas distraktor dan reliabilitas subtes AN. 3 SPSS for Windows versi 16.0 yang diproduksi oleh SPPS, Inc., digunakan untuk analisis validitas konstrak subtes AN serta sebagai cross check terhadap hasil analisis efektifitas distraktor yang dihasilkan dari program iteman versi 3.0.

E. Cara Analisis Data

Pendekatan yang digunakan dalam menganalisis karakteristik Psikometri subtes AN pada IST berdasarkan hasil tes yang telah dilakukan di Fakultas Psikologi USU ialah dengan pendekatan Teori Tes Klasik. Dalam hal ini proses analisis akan dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu: Universitas Sumatera Utara 1. Analisis Indeks Kesukaran Aitem p Indeks kesukaran aitem merupakan rasio antara penjawab aitem dengan benar dan banyaknya penjawab aitem Azwar, 2005. Formulasi indeks kesukaran aitem yang dipakai adalah: p i = n i N Keterangan, p i = Indeks kesukaran untuk aitem i n i = Banyaknya subjek yang menjawab aitem i dengan benar N = Banyaknya subjek yang menjawab aitem Taraf kesukaran yang terbaik bergantung pada tujuan suatu tes Azwar, 2005. Berdasarkan tujuannya, IST dipakai untuk seleksi dan penempatan karyawan. Untuk memenuhi tujuan ini aitem subtes AN pada IST yang dianggap sesuai dengan tujuan seleksi adalah aitem yang berkategori sulit, yaitu aitem yang memiliki nilai p kecil dari 0,3. Artinya, membutuhkan aitem-aitem dengan tingkat kesukaran yang tinggi karena hanya sebagian kecil saja dari pelamar yang akan diterima. Hal ini didukung oleh pernyataan Lord dalam Murphy Davidshofer, 2003 bahwa untuk tes seleksi karyawan sebaiknya tes berisi aitem dengan nilai p mendekati 0,2 dan jika tujuan tes adalah untuk menyaring kelompok pelamar yang paling baik tes harus berisi aitem-aitem yang sangat sulit. Kesesuaian nilai p pada penelitian ini didasarkan pada panduan Allen Yen dalam Lababa, 2008 untuk mengkategorikan aitem subtes AN pada IST sebagaimana yang telah dijelaskan pada Tabel 1. Proses analisis yang dilakukan Universitas Sumatera Utara dimulai dengan mentabulasi respon jawaban terhadap subtes AN pada IST dengan menggunakan bantuan program Microsoft Excel . Untuk aitem-aitem yang tidak dijawab akan diganti dengan huruf inisial yang bukan merupakan pilihan jawaban. Hasil lengkap tabulasi skor jawaban masing-masing peserta dapat dilihat pada Lampiran I. Setelah seluruh data skor jawaban pada subtes AN ditabulasi, hasil tabulasi ini selanjutnya dipindahkan ke dalam lembar kerja SPSS versi 16.0. Pada dasarnya, penggunaan Microsoft Excel di awal hanya untuk mempermudah proses tabulasi, karena sebenarnya hasil tabulasi dalam format lembar kerja SPSS inilah yang akan berguna dalam proses analisis dengan menggunakan bantuan program iteman versi 3.0. 2. Analisis Indeks Daya Beda Aitem Daya beda aitem adalah kemampuan aitem dalam membedakan antara subjek yang mempunyai kemampuan tinggi dengan subjek yang mempunyai kemampuan rendah Azwar, 2005. Penelitian ini akan menggunakan pendekatan korelasi aitem total dengan formula point biserial untuk mengestimasi besarnya indeks daya beda aitem yang dimiliki subtes AN pada IST. Formula koefisien korelasi poin biserial digunakan untuk aitem-aitem berkategori dikotomi sebagaimana subtes AN pada IST, dimana jawaban benar diberi angka 1 dan jawaban salah diberi angka 0. Berikut adalah formula point biserial: r pb = [M i – M x S x ] √[ p 1- p ] Universitas Sumatera Utara Keterangan: r pb = Korelasi poin biserial M i = Mean skor X dari seluruh subjek yang mendapat angka 1 pada variabel dikotomi i M x = Mean skor dari seluruh subjek S x = Standard deviasi skor X p = Proporsi subjek yang mendapat angka 1 pada variabel dikotomi Indeks daya beda aitem yang ideal adalah yang sebesar mungkin mendekati 1. Semakin besar indeks daya beda aitem semakin mendekati 1 berarti aitem tersebut semakin mampu membedakan antara mereka yang memiliki kemampuan dan yang tidak. Semakin kecil indeks daya beda aitem semakin mendekati 0 berarti semakin tidak jelaslah fungsi aitem bersangkutan dalam membedakan mana subjek yang menguasai kemampuan tertentu dan mana subjek yang tidak tahu apa-apa Azwar, 2005. Evaluasi nilai indeks daya beda aitem subtes AN pada IST didasarkan pada panduan Ebel dalam Crocker Algina, 2005 sebagaimana yang dijelaskan pada Tabel 2. Setiap aitem yang memiliki indeks d lebih besar daripada 0,40 dapat langsung dianggap sebagai aitem yang berdaya beda baik, aitem yang memiliki indeks d kurang dari 0,20 dapat langsung dibuang, sedangkan aitem lainnya dapat ditelaah lebih lanjut untuk direvisi. Proses analisis indeks daya beda aitem sama dengan yang dilakukan pada indeks kesukaran aitem. Estimasi indeks daya beda aitem subtes AN pada IST akan dibantu dengan program iteman versi 3.0. Universitas Sumatera Utara 3. Efektifitas Distraktor Terdapat hanya satu jawaban benar untuk masing-masing aitem dalam suatu tes tipe objektif. Efektifitas distraktor dapat diketahui dengan menghitung frekuensi dari setiap pilihan jawaban yang dipilih oleh kelompok yang dikenai tes Murphy Davidshofer, 2003. Subtes AN merupakan tipe objektif, maka dalam penelitian ini akan dilihat bagaimana efektifitas distraktor yang dimiliki setiap aitem subtes AN pada IST. Efektifitas distraktor dilihat dari dua kriteria, yaitu 1 distraktor dipilih oleh subjek dari kelompok rendah, dan 2 permilih distraktor tersebar relatif proporsional pada masing-masing distraktor yang ada Azwar, 2005. Efektifitas distraktor-distraktor yang ada pada suatu aitem dianalisis dari distribusi jawaban terhadap aitem yang bersangkutan pada setiap pilihan yang disediakan. Efektifitas distraktor diperiksa untuk melihat apakah semua distraktor atau semua pilihan jawaban yang bukan kunci telah berfungsi sebagaimana mestinya. Apakah distraktor-distraktor tersebut telah dipilih oleh lebih banyak atau semua subjek kelompok rendah sedangkan subjek dari kelompok tinggi hanya sedikit atau tidak ada yang memilihnya Azwar, 2005. Efektifitas distraktor masing-masing aitem yang terdapat dalam subtes AN akan dianalisis dengan menggunakan bantuan program Iteman versi 3.0 dan untuk melihat sebaran jawabannya baik pada kelompok rendah maupun kelompok tinggi akan dilihat dengan bantuan program SPSS versi 16.0. Pemisahan antara kelompok tinggi dan rendah dilakukan dengan mengambil sejumlah 27 dari seluruh jumlah kelompok tinggi dan 27 dari seluruh jumlah kelompok rendah Universitas Sumatera Utara Azwar, 2005. Proses pemisahan ini dilakukan dengan bantuan Microsof Excel . Setelah membagi kelompok tinggi dan rendah kemudian analisis efektifitas distraktor dianalisis melalui frekuensi sebaran jawaban yang diketahui dengan bantuan program SPSS versi 17.0. 4. Analisis Reliabilitas IST subtes AN Pengujian reliabilitas mengacu kepada konsistensi atau kepercayaan alat ukur yang erat kaitannya dengan eror pengukuran Azwar, 2005. Uji reliabilitas alat ukur ini menggunakan pendekatan konsistensi internal berdasarkan metode sekali penyajian dan diestimasi dengan formula Kuder-Richardson 20 KR-20. KR-20 dapat dikenakan pada data skor dikotomi dari tes yang seolah-olah dibagi- bagi menjadi belahan sebanyak aitemnya. Formula ini dapat digunakan jika aitem dikotomi, jumlah aitem sedikit dan membelahan tes sebanyak jumlah aitem. Berikut formula KR-20: KR-20 Keterangan: = Banyaknya aitem dalam tes = Varians skor tes p = Proporsi subjek yang mendapat angka 1 pada suatu aitem, yaitu banyaknya subjek yang mendapat angka 1 dibagi oleh banyaknya seluruh subjek yang menjawab aitem tersebut Murphy dan Davidshofer 2003 menyatakan bahwa reliabilitas yang tinggi diperlukan untuk tes yang digunakan untuk membuat keputusan akhir untuk Universitas Sumatera Utara menetapkan seseorang pada kategori tertentu, sehingga tes yang digunakan untuk seleksi masuk kerja termasuk IST harus memiliki reliabilitas yang tinggi. Berdasarkan tingkat reliabilitas berdasarkan jenis tes Psikologi, IST merupakan salah satu jenis tes intelegensi dan nilai reliabilitas yang harus dimiliki oleh tes intelegensi adalah sebesar 0.9 Murphy dan Davidshofer, 2003. Hal ini juga didukung oleh Azwar 2005 yang menyatakan bahwa koefisien reliabilitas haruslah setinggi mungkin, biasanya suatu koefisien reliabilitas di sekitar 0,900 dapat dianggap memuaskan. Estimasi reliabilitas subtes AN pada IST dibantu dengan program analisis program iteman versi 3.0. 5. Analisis Validitas Konstrak IST subtes AN Validitas konstrak subtes AN dilihat dengan menggunakan matriks berdasarkan pendekatan multitrait-multimethode dimana skor subjek pada subtes AN dikorelasi dengan masing-masing skor subjek tersebut pada subtes IST lainnya, yaitu: Satzergaenzung SE, Wortauswahl WA, Gemeinsamkeiten GE, Rechenaufgaben RA, Zahlenreinhen ZR, Figurenauswahl FA, Wuerfelaufgaben WU dan Merkaufgaben ME. Sebelum mengkorelasikan subtes AN dengan 8 subtes IST lainnya, terlebih dahulu skor subjek untuk masing-masing subtes ditransformasikan kedalam bentuk Z-skor bilangan baku. Hal ini dilakukan karena salah satu subtes IST yaitu GE memiliki cara penilaian berbeda dengan subtes lainnya. Dimana 8 subtes pada IST diskoring dengan nilai 0 dan 1, sementara GE diberi nilai mulai dari 0, 1 dan 2, sehingga terjadi perbedaan metrik antara skor GE dengan skor Universitas Sumatera Utara subtes lainnya. Penyetaraan metrik dilakukan dengan mentransformasi skor subjek kedalam bentuk Z-skor karena bentuk ini tidak mengubah distribusi nilai pada data. Untuk nilai Z-skor masing-masing subtes dapat dilihat pada lampiran III. Subtes AN akan diestimasi dengan pendekatan koefisien pearson product moment dengan bantuan SPSS for Windows versi 16.0, untuk mengetahui kekuatan dan arah hubungan antara variasi dua distribusi skor dalam hal ini antara distribusi skor subtes AN yang akan dikorelasikan dengan masing-masing distribusi skor subtes lain pada IST. Koefisien yang dihasilkan dari analisis ini merupakan koefisien validitas subtes AN, dan dari koefisien validitas antara subtes AN dengan 8 subtes IST lainnya akan terlihat bagaimana validitas konvergen dan diskriminannya. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN