BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis karakteristik Psikometri yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan teori tes klasik. Pada bab hasil dan pembahasan ini,
peneliti akan mendeskripsikan hasil analisis terhadap masing-masing karakteristik Psikometri subtes
Analogien
AN pada
Intelligenz Struktur Test
IST dimulai dari indeks kesukaran aitem, indeks daya beda aitem, efektifitas distraktor,
reliabilitas dan validitas tes. Proses analisis ini dilakukan dengan bantuan program
iteman
versi 3.0 dan SPSS versi 16. Selanjutnya hasil penelitian yang didapat akan dibahas berdasarkan teori-teori yang ada pada tinjauan pustaka.
A. Hasil Analisis Aitem Subtes AN
Hasil estimasi terhadap karakteristik Psikometri aitem-aitem subtes AN pada IST akan dianalisis secara terpisah, yaitu indeks kesukaran aitem p, indeks
daya beda aitem d dan efektifitas distraktor yang diperoleh dengan menggunakan bantuan program
iteman
versi 3.0. 1.
Analisis Indeks Kesukaran Aitem Status kesesuaian nilai p serta hasil lengkap analisis kesukaran aitem
berdasarkan hasil yang ditunjukkan proram
iteman
versi 3.0 dapat dilihat pada Tabel 5.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5. Hasil Analisis Indeks Kesukaran Aitem Subtes AN
Aitem p
Ket. Status
Aitem p
Ket. Status
41 0.826
82.6 Mudah
TS 51
0.379 37.9
Sedang TS
42 0.631
63.1 Sedang
TS 52
0.135 13.5
Sulit S
43 0.738
73.8 Mudah
TS 53
0.130 13
Sulit S
44 0.700
70 Sedang
TS 54
0.333 33.3
Sedang TS
45 0.623
62.3 Sedang
TS 55
0.169 16.9
Sulit S
46 0.601
60.1 Sedang
TS 56
0.168 16.8
Sulit S
47 0.521
52.1 Sedang
TS 57
0.157 15.7
Sulit S
48 0.407
40.7 Sedang
TS 58
0.198 19.8
Sulit S
49 0.273
27.3 Sulit
S 59
0.132 13.2
Sulit S
50 0.298
29.8 Sulit
S 60
0.285 13.2
Sulit S
Keterangan: p
= Indeks Kesukaran Aitem = Persentase jumlah subjek yang menjawab suatu aitem dengan benar
TS = Tidak Sesuai
S = Sesuai
Hasil analisis indeks kesukaran aitem pada Tabel 5 didasarkan pada kategorisasi Allen Yen dalam Lababa, 2008 yang menunjukkan bahwa dari 20
aitem subtes AN, 10 aitem berkategori sulit dengan nilai p kecil dari 0,3. Terdapat 8 aitem berkategori sedang dengan nilai p berkisar dari 0,3 sampai 0,7 dan 2 aitem
lainnya berkategori mudah dengan nilai p lebih besar dari 0,7. Berdasarkan hasil tersebut hanya 10 aitem atau 50 saja yang sesuai
dengan tujuan IST disusun yaitu untuk tujuan seleksi yang diharapkan aitem- aitem dalam subtes AN berkategori Sulit yaitu memiliki nilai p kecil dari 0,3.
Universitas Sumatera Utara
2. Analisis Indeks Daya Beda Aitem
Proses analisis indeks daya beda aitem yang dilakukan terhadap subtes AN pada IST sama dengan proses analisis indeks kesukaran aitem subtes ini. Hasil
lengkap analisis indeks daya beda aitem dengan menggunakan bantuan program
iteman
versi 3.0 dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Hasil Analisis Indeks Daya Beda Aitem Subtes AN
Aitem d
Keterangan Aitem
d Keterangan
41 0.541
Baik 51
0.481 Baik
42 0.372
Lumayan 52
0.406 Baik
43 0.513
Baik 53
0.234 Revisi
44 0.560
Baik 54
0.451 Baik
45 0.584
Baik 55
0.231 Revisi
46 0.529
Baik 56
0.269 Revisi
47 0.608
Baik 57
0.372 Lumayan
48 0.334
Lumayan 58
0.168 Buruk
49 0.247
Revisi 59
0.217 Revisi
50 0.440
Baik 60
0.366 Lumayan
Deskripsi hasil analisis 20 aitem subtes AN berdasarkan nilai indeks daya
beda aitem dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Analisis Aitem Berdasarkan Nilai d
d Status
Nomor Aitem Jumlah
d ,
Baik 41,43,44,45,47,50,51,52,54
10 50
0,3 d ,
Lumayan 42,48,57,60
4 20
, d , Revisi
49,53,55,56,59 5
25 D
0,2 Buruk
46,58 1
5
Jumlah
20 100
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Tabel 7 diketahui bahwa dari total subtes AN yaitu sebanyak 20 aitem, hanya 10 aitem saja yang dinilai baik. Aitem-aitem tersebut memiliki
indeks daya beda di atas 0,40. Selain itu ada 4 aitem yang dinilai lumayan baik dan tidak memerlukan revisi. Aitem-aitem tersebut memiliki nilai indeks daya
beda aitem antara 0,3 sampai 0,4. Sebanyak 5 aitem dinilai belum memuaskan dan masih perlu direvisi. Aitem-aitem tersebut memiliki nilai indeks daya beda aitem
antara 0,2 sampai 0,3. Sementara, 1 aitem lainnya dinilai buruk karena memiliki nilai indeks daya beda aitem di bawah 0,2.
3. Analisis Efektifitas Distraktor
Tujuan dari analisis efektifitas distraktor yang dilakukan untuk setiap pilihan jawaban masing-masing aitem subtes AN dari IST adalah untuk melihat
apakah setiap distraktor yang merupakan pengecoh berfungsi dengan baik. Analisis respon terhadap pilihan jawaban akan dilihat dari hasil program
itema n
versi 3.0 dan untuk mengetahui perbedaan proporsi sebaran jawaban antara kelompok tinggi dan kelompok rendah, analisis efektifitas distraktor juga
dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 16.0. Berdasarkan hasil analisis, terdapat 10 aitem yang memiliki distraktor
yang berfungsi sebagai mana mestinya karena distraktor memiliki nilai daya beda negatif yang artinya distraktor ini mampu membedakan kelompok yang memiliki
kompetensi diharapkan dan tidak Azwar, 2005. Sementara itu 10 aitem lainnya buruk karena memiliki distraktor yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya
yang ditunjukkan dari nilai daya beda positif, bahkan ada beberapa aitem yang
Universitas Sumatera Utara
memiliki lebih dari satu distraktor dengan nilai d positif. Nilai daya beda yang positif pada suatu distraktor memiliki arti bahwa banyak juga dari kelompok
tinggi atau yang memiliki pengetahuan terjebak pada distraktor suatu aitem tes yang seharusnya dipilih lebih banyak dari kelompok rendah atau subjek yang
tidak memiliki pengetahuan atribut ukur Azwar, 2005. Hasil analisis efektifitas distraktor dengan bantuan program
iteman
versi 3.0
seperti yang dijelaskan sebelumnya hanya memperlihatkan pola sebaran jawaban secara keseluruhan tanpa membedakan kelompok tinggi dan kelompok
rendah meskipun interpretasinya terkait dengan hal tersebut. Tetapi untuk lebih melengkapi hasil analisis adalah dengan melihat bagaimana sebaran pilihan
jawaban baik pada kelompok tinggi maupun rendah yang proses analisisnya menggunakan bantuan program SPSS versi 16.0.
Berdasarkan hasil analisis, 10 aitem memiliki distraktor baik karena dipilih relatif merata oleh kelompok rendah. Sementara 10 aitem lainnya buruk karena
memiliki distraktor yang bermasalah, yang akan dijelaskan berikut ini. Aitem 53 dan aitem 58 menunjukkan lebih banyak subjek yang menjawab
pada
option
yang bukan kunci jawaban dibanding subjek yang menjawab dengan benar baik di kelompok tinggi maupun kelompok rendah. Pada aitem 53, kedua
kelompok baik kelompok tinggi maupun rendah sama-sama terkecoh pada
option
B. Pada aitem 58 kedua kelompok baik tinggi maupun rendah sama-sama terkecoh pada
option
C. Bahkan subjek dari kelompok tinggi lebih banyak jumlahnya dibanding kelompok rendah yang terkecoh oleh
option
yang salah dikedua aitem tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Aitem 48, aitem 49, aitem 55, aitem 56, aitem 57, 59 dan 60 menunjukkan terdapat satu distraktor yang lebih mengecoh kelompok tinggi daripada kelompok
rendah. Seperti pada aitem 48, lebih banyak subjek dari kelompok tinggi yang memilih
option
yang salah yaitu
option
A dibandingkan dengan kelompok rendah. Hal yang sama terjadi pada aitem 49, kelompok tinggi lebih terkecoh oleh
option
D dibandingkan kelompok rendah. Pada aitem 55, kelompok tinggi lebih terkecoh oleh
option
D dibandingkan kelompok rendah. Pada aitem 56, kelompok tinggi lebih terkecoh oleh
option
B dibandingkan kelompok rendah. Pada aitem 57, kelompok tinggi lebih terkecoh oleh
option
D dibandingkan kelompok rendah. Dan pada aitem 59, kelompok tinggi lebih terkecoh oleh
option
D dibandingkan kelompok rendah. Selain itu, pada aitem 59, baik subjek dari kelompok tinggi
maupun kelompok rendah lebih banyak menjawab pada
option
A yang merupakan distraktor dibandingkan dengan subjek yang menjawab benar pada
option
C. Pada aitem 60, kelompok tinggi lebih terkecoh oleh
option
A dibandingkan kelompok rendah
Aitem 52, jumlah subjek kelompok tinggi yang memilih
option
yang salah sebagai jawaban lebih banyak jika dibandingkan dengan jumlah subjek yang
menjawab dengan benar, begitu juga pada subjek dari kelompok rendah. Pada aitem ini, jumlah subjek kelompok tinggi yang memilih
option
C lebih banyak dari jumlah penjawab benar dari kelompok yang sama yaitu pada
option
A. Sedangkan pada kelompok rendah, jumlah subjek yang terkecoh oleh
option
E lebih banyak daripada jumlah penjawab benar dari kelompok yang sama yaitu
pada
option
A.
Universitas Sumatera Utara
Hasil analisis efektifitas distraktor yang didapat baik dari program
iteman
versi 3.0 maupun SPSS versi 16.0 menunjukkan hasil yang sama. Jadi dapat disimpulkan terdapat 10 aitem yang memiliki distraktor baik dan 10 aitem
memiliki distraktor buruk.
4. Seleksi Aitem Berdasarkan Karakteristik Psikometri Indeks Kesukaran,
Indeks Daya Beda dan Efektifitas Distraktor Proses analisis ini mencoba menemukan aitem-aitem terbaik dari subtes
AN pada IST melalui karakteristik indeks kesukaran aitem, indeks daya beda aitem dan efektifitas distraktor yang baik. Dari 20 aitem subtes AN, akan dipilih
aitem yang paling sesuai untuk tujuan subtes AN disusun yang diketahui dari nilai indeks kesukaran aitemnya kemudian diseleksi kembali berdasarkan nilai indeks
daya beda aitem dan efektifitas distraktornya. Hasil analisis dari ketiga karakteristik Psikometri tersebut ditunjukkan pada Tabel 10.
Table 10.
Hasil Analisis Psikometri Aitem Subtes AN Berdasarkan Nilai p, Nilai d dan Efektifitas Distraktor Aitem
No Aitem
p d
Kualitas Distraktor
Status Ket.
Ket.
1. 41
0.826 Mudah
0.541 Baik
Baik Revisi
2. 42
0.631 Sedang
0.372 Lumayan
Baik Revisi
3. 43
0.738 Mudah
0.513 Baik
Baik Revisi
4. 44
0.700 Sedang
0.560 Baik
Baik Revisi
5. 45
0.623 Sedang
0.584 Baik
Baik Revisi
6. 46
0.601 Sedang
0.529 Baik
Baik Revisi
7. 47
0.521 Sedang
0.608 Baik
Baik Revisi
8. 48
0.407 Sedang
0.334 Lumayan
Buruk Revisi
9. 49
0.273 Sulit
0.247 Revisi
Buruk Revisi
10. 50
0.298 Sulit
0.440 Baik
Baik Diterima
11. 51
0.379 Sedang
0.481 Baik
Baik Revisi
12. 52
0.135 Sulit
0.406 Baik
Buruk Revisi
13. 53
0.130 Sulit
0.234 Revisi
Buruk Revisi
14. 54
0.333 Sedang
0.451 Baik
Baik Revisi
15. 55
0.169 Sulit
0.231 Revisi
Buruk Revisi
16. 56
0.168 Sulit
0.269 Revisi
Buruk Revisi
Universitas Sumatera Utara
17. 57
0.157 Sulit
0.372 Lumayan
Buruk Revisi
18. 58
0.198 Sulit
0.168 Buruk
Buruk Gugur
19. 59
0.132 Sulit
0.217 Revisi
Buruk Revisi
20. 60
0.285 Sulit
0.366 Lumayan
Buruk Revisi
Berikut kesimpulan hasil analisis dari 20 aitem subtes AN berdasarkan nilai total karakteristik aitem yang telah dilakukan, dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Kesimpulan Analisis Karakteristik Psikometri
Subtes AN pada IST
Status Karakteristik
Aitem
Diterima p 0.3
50 d ≥ 0.4
Semua distraktor berfungsi Gugur
Semua kategori p 58
d 0.2 Distraktor tidak berfungsi
Revisi p 0.3
41,42,43,44,45,46,47,48,49,51, 52,53,54,55,56,57,59,60
0.2 ≤ d 0.4 Distraktor tidak berfungsi
Berdasarkan Tabel 11 diketahui bahwa dari total 20 aitem subtes AN pada IST, setelah diseleksi berdasarkan nilai indeks kesukaran aitem, indeks daya beda
aitem dan efektifitas distraktornya, hanya 1 aitem saja yang berada dalam kategori diterima karena memenuhi ketiga syarat karakteristik yang baik. Delapan belas
aitem berada dalam kategori membutuhkan revisi. Satu aitem lainnya gugur dan harus dibuang dari subtes AN karena meskipun tingkat kesukarannya sesuai
dengan tujuan tes tetapi efektifitas distraktornya tidak berfungsi dan yang terpenting aitem ini tidak mampu membedakan mana kelompok yang memiliki
kompetensi dan mana yang tidak.
Universitas Sumatera Utara
5. Analisis Reliabilitas IST subtes AN
Proses analisis reliabilitas subtes AN pada IST menggunakan pendekatan konsistensi internal berdasarkan metode sekali penyajian dan diestimasi dengan
formula Kuder-Richardson 20 KR-20 dengan bantuan program
iteman
versi 3.0. Hasil estimasi reliabilitan subtes AN ditunjukkan dalam bentuk koefisien Alpha
sebesar 0,728. Hasil ini menunjukkan 72,8 dari variasi tampak merupakan variasi skor murni subjek yang bersangkutan. Dengan kata lain, 27,2 merupakan
variasi eror atau kesalahan.
6. Analisis Validitas Konstrak IST subtes AN
Validitas konstrak subtes AN dilihat dengan menggunakan matriks berdasarkan pendekatan
multitrait-multimethode
dimana skor subjek pada subtes AN dikorelasi dengan masing-masing skor subjek tersebut pada subtes IST
lainnya, yaitu:
Satzergaenzung
SE,
Wortauswahl
WA,
Gemeinsamkeiten
GE,
Rechenaufgaben
RA,
Zahlenreinhen
ZR,
Figurenauswahl
FA,
Wuerfelaufgaben
WU dan
Merkaufgaben
ME. Sebelum mengkorelasikan subtes AN dengan 8 subtes IST lainnya,
terlebih dahulu skor subjek untuk masing-masing subtes ditransformasikan kedalam bentuk
Z-skor
bilangan baku. Hal ini dilakukan karena salah satu subtes IST yaitu GE memiliki cara penilaian berbeda dengan subtes lainnya. Dimana 8
subtes pada IST diskoring dengan nilai 0 dan 1, sementara GE diberi nilai mulai dari 0, 1 dan 2, sehingga terjadi perbedaan metrik antara skor GE dengan skor
subtes lainnya.
Universitas Sumatera Utara
Koefisien korelasi dari
pea rson product moment
yang didapat dengan bantuan program SPSS versi 16.0 merupakan koefisien validitas konstrak masing-
masing subtes. Berikut merupakan matriks validasi
multitrait multimethod
antar subtes hasil korelasi yang ditunjukkan pada Tabel 12.
Table 12. Matriks Validasi Multitrait Multimethod Subtes pada IST
SE WA
AN GE
RA ZR
FA WU
ME SE
0.552 r
AN, SE
0.676 0.494
0.544 0.544
0.379 0.444
0.635
WA
r
AN,WA
0.579 0.524
0.548 0.546
0.379 0.384
0.540
AN
r
AN,GE
0.509 r
AN,RA
0.604 r
AN,ZR
0.604 r
AN,FA
0.410 r
AN,WU
0.434 r
AN,ME
0.597
GE 0.492
0.490 0.348
0.274 0.466
RA
0.999 0.437
0.417 0.519
ZR 0.436
0.417 0.518
FA
0.390 0.335
WU 0.456
ME
Berdasarkan hasil korelasi
pea rson product moment
menunjukkan nilai validitas konstrak subtes AN melalui korelasinya dengan 8 subtes lain yang
terdapat pada IST dapat dilihat dari Tabel 13.
Table 13. Koefisien Validitas Subtes AN
Koefisien Validitas
Koefisien Validitas
AN-SE 0,676
AN-ZR 0,604
AN-WA 0,579
AN-FA 0,410
AN-GE 0,509
AN-WU 0,434
AN-RA 0,604
AN-ME 0,597
AN berkorelasi sebesar 0,676 dengan SE. AN berkorelasi sebesar 0,579 dengan WA. AN berkorelasi dengan GE sebesar 0,509. AN berkorelasi sebesar
0,604 dengan RA dan ZR. AN berkorelasi sebesar 0,410 dengan FA. AN berkorelasi sebesar 0,434 dengan WU. AN berkorelasi sebesar 0,597 dengan ME.
Universitas Sumatera Utara
B. Pembahasan