PERAN BAITUL MAL WATTAMWIL (BMT) DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI KABUPATEN CILACAP

PERAN BAITUL MAL WATTAMWIL (BMT) DALAM
MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI
KABUPATEN CILACAP

SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.I.) Strata Satu
pada Prodi Muamalat Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh:

ANIFUDIN
NPM: 20120730180

FAKULTAS AGAMA ISLAM
PRODI MUAMALAT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2016

PERAN BAITUL MAL WATTAMWIL (BMT) DALAM

MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI
KABUPATEN CILACAP

SKRIPSI

Oleh:
ANIFUDIN
NPM: 20120730180

FAKULTAS AGAMA ISLAM
PRODI MUAMALAT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2016

i

NOTA DINAS

Lamp. : 4 eks Skripsi
Hal


Yogyakarta, 25 Oktober 2016

: Persetujuan
Kepada Yth.
Dekan Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta

Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Setelah menerima dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka saya berpendapat
bahwa skripsi saudara:
Nama

: Anifudin

NPM

: 20120730180


Judul

: PERAN BAITUL MAL WATTAMWIL (BMT) DALAM
MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI
KABUPATEN CILACAP

Telah memenuhi syarat untuk diajukan pada ujian akhir tingkat Sarjana pada
Fakultas Agama Islam Prodi Muamalat Konsentrasi Ekonomi dan Perbankan
Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Bersama ini saya sampaikan naskah skripsi tersebut, dengan harapan dapat
diterima dan segera dimunaqasyahkan.

Atas perhatiannya diucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Pembimbing,

Drs. M. Mas’udi, M.Ag.

ii


PENGESAHAN
Judul Skripsi
PERAN BAITUL MAL WATTAMWIL (BMT) DALAM
MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI
KABUPATEN CILACAP

Yang dipersiapkan dan disusun oleh :
Nama : Anifudin
NPM : 20120730180

Telah dimunaqasyahkan di depan Sidang Munaqasyah Prodi Muamalat
Konsentrasi Ekonomi dan Perbankan Islam pada tanggal 08 Desember 2016 dan
dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima:

Sidang Dewan Penguji

Ketua Sidang : Dyah Pikanti, SE., MM

(.....................................)


Pembimbing : Drs. M. Mas’udi, M. Ag

(.....................................)

Penguji

(.....................................)

: Mukhlis Rahmanto, Lc. MA

Yogyakarta, 08 Desember 2016
Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Dekan,

Dr. Mahli Zainudin Tago, M.Si

iii

PERNYATAAN


Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa

: Anifudin

Nomor Mahasiswa

: 20120730180

Proram Studi

: Ekonomi dan Perbankan Islam

Judul Skripsi

: PERAN BAITUL MAL WATTAMWIL (BMT)
DALAM


MENINGKATKAN

KESEJAHTERAAN

MASYARAKAT DI KABUPATEN CILACAP

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini merupakan karya saya sendiri dan
belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan
Tinggi, dan sepanjang pengetahun saya dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara
tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Yogyakarta, 25 Oktober 2016
Yang membuat pernyataan,

Anifudin
NPM. 20120730180

iv


MOTTO

Bangga mbangun desa untuk Cilacap sejahtera
(Perbub Cilacap)
Tingkatkan kesejahteraan masyarakat melalui ekonomi Islam
(Anifudin)
Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua
(Aristoteles)
Jangan takut untuk bermimpi. Karena mimpi adalah tempat menanam benih
harapan dan memetakan cita-cita
(Mugiwara No Luffy)
Ilmu itu tanpa diamalkan seperti pohon yang tidak berbuah
(Pepatah Arab)

v

PERSEMBAHAN

Skripsi ini ku persembahkan untuk
Ibu dan Bapak yang saya hormati dan saya cintai

Adikku tersayang
Saudara-saudara & keluarga besar
Almamaterku tercinta
Dan kota ku tercinta Cilacap

vi

KATA PENGANTAR

   

Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Alhamdulillah dengan mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT yang
selalu memberikan rahmat, hidayah, dan nikmat-Nya sehingga peneliti dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “PERAN BAITUL MAL
WATTAMWIL

DALAM

MENINGKATKAN


KESEJAHTERAAN

MASYARAKAT DI KABUPATEN CILACAP”. Sholawat serta salam semoga
senantiasa tercurah kepada junjungan nabi besar Muhammad SAW, keluarga
beserta sahabat-sahabatnya yang telah memberikan pencerahan di muka bumi ini.
Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana (S1) pada Prodi Muamalat konsentrasi Ekonomi
Perbankan Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Peneliti menyadari bahwa terselesaikannya penyusunan skripsi ini tidak
terlepas dari bantuan, bimbingan, dukungan, doa, serta saran dari berbagai pihak.
Untuk itu, pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati peneliti hendak
menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1.

Bapak Prof. Dr. Bambang Cipto, M.A selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta.

2. Bapak Dr. Mahli Zainudin, M.Si. selaku Dekan Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.


vii

3. Bapak Syarif As’ad, S.E.I., M.S.I. selaku Kepala Program Studi Ekonomi
dan Perbankan Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
4. Bapak Drs. M. Mas’udi, M.Ag. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang
telah meluangkan banyak waktunya untuk memberikan saran, petunjuk
dan bimbingan yang sangat berarti kepada peneliti selama penyusunan
skripsi ini.
5. Seluruh Dosen Fakultas Agama Islam yang sudah mentransformasi ilmu
dan keteladanan dengan penuh keikhlasan kepada peneliti.
6. Kedua orang tua Bapak Akhmad Yamin dan Ibu Sarinten yang telah tulus
ikhlas memberikan cinta kasih, doa tanpa henti, dan dukungan moril
maupun materil demi kelancaran anakmu dalam menunut ilmu sehingga
menjadi sarjana ekonomi Islam.
7. Adikku Ummi Arifah yang selalu memberikan motivasi dan doa selama
proses penyusunan skripsi. Semoga mas mu ini bisa menjadi panutan
bagimu.
8. Buat senior saya di Formascap (Forum Mahasiswa Cilacap) UMY, Mas
Alfin Bahar Pamuncak, Mas Athfal, Mas Luthfi “Kribo”, Mba Delfi, Mba
Asti, Mba Deye. Terimakasih telah memberikan keteladan dan arahan di
Formascap, dari kalian lah saya menemukan makna loyalitas dan
komitmen dalam organisasi daerah.
9. Buat kawan-kawan seperjuangan di Formascap (Forum Mahasiswa
Cilacap) UMY, Eko, Zaki “gede”, “Aceng” Fikri, Galih, Titiek, Yuli, Diki,
Febri, Iwan, Lulu, Ines, Dian, Lutfi “Wadon”, Om Malik, Zaki “Cilik”,Si

viii

Kembar Fahri Hazmy, Ajiz, Lutfi “ Lanang”, serta yang lainnya.
Terimakasih telah menjadi keluarga kedua di tanah rantau, perjuangkan
terus cita-cita luhur kita. Demi terwujudnya putra-putri daerah yang
berkualitas dan mampu menjadikan Cilacap semakin Bercahaya.
“Ngapak Ora Ngapak Sing Penting Kompak”!
10. Buat kawan-kawan di Himacita (Himpunan Mahasiswa Cilacap Di
Yogyakarta), Mas Cueng, Mas Asep, Mas Gomi, Mas Trima, Mas ayi,
Mas Alif, Mas Pakel. Terkhusus Mas Basuki, terimakasih atas segala
arahan dan ilmunya mengenai organisasi daerah.
“ Nyong karo koe mbok sedulur kenthel”!!
11. Buat kawan-kawan seperjuangan di HMI , Si Kembar, Diwal, Anis, Ismi,
Hardi dan yang lainnya. Kibarkan terus bendera hijau hitam dan
dengungkan terus jargon kita yang fenomenal, Yakusa!!
12. Buat kawan-kawan Sansekerta Adventure, Bicu, Ari, Julio, Faisal, Anggit,
Rifki, Galang, Babeh, Ida, Nita. Terimakasih sudah menjadi partner saya
untuk menyalurkan hobi menjelajah gunung dan menikmati keindahan
alam Bumi Pertiwi. Semoga alam kita tetap lestari untuk anak dan cucu.
Salam Lesari!!
13. Buat sahabat-sahabatku yang setia menemaniku saat suka maupun duka,
Heru, Ramal, Suryadi, terimakasih atas persahabatannya .
14. Buat Partner saya Edi Mustofa dalam usaha “MENDOAN INYONG”,
semoga bisnis kecil kita ini sebagai langkah awal menuju bisnis-bisnis
besar selanjutnya. Amin

ix

15. Buat kawan-kawan kost “Pak Heri”, Carwanto, Asif, Gary, Andi Jambi,
Andi Cilacap, Mas iip, Agung, Agung “Gembul”, Atta, Rifki, Sutan,
Payeng, John. Semoga pulang dengan membawa kebanggan.
16. Buat Alif, Awang, dan Agung, terimakasih karena telah sudi memberi
saya tumpangan ke Kampus. Semoga Allah membalas kebaikan kalian.
17. Kawan-kawan seperjuangan di Prodi Ekonomi Perbankan Islam 2012
terkhusus kawan-kawan EPI D.
18. Bapak Zen Muktar, selaku kepala marketing & manajer Maal BMT El
Sejahtera, bapak Suparman selaku manajer SDI dan Agus Suwanto selaku
manajer Baitul Maal BMT Ben Sejahtera, Bapak Kawan Budiarto selaku
manajer umum dan Teguh Prayitno selaku staf Baitul Maal, serta segenap
karyawan dan anggota ketiga BMT tersebut. Terimkasih banyak telah
bersedia memberikan data-data atau informasi yang berkaitan dengan
skripsi saya
19. Pemilik kos Bapak Heri, Ibu titik beserta putra-putri terimakasih telah
menjadi ibu kost yang selalu memotivasi saya.
20. Kawan-kawan IKAPMAWI (Ikatan Keluarga Alumni Pelajar Madrasah
Aliyah Wathoniyah Islamiyah) Yogyakarta, Sopi, Ella, Bambang, Piki dan
yang lainnya, terimakasih atas persekawanannya.
21. Dede Cantik yang selalu memberiku semangat dan motivasi meski dari
jarak jauh.
“ Jarak bukanlah penghalang untuk saling memotivasi”.

x

Akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun
penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap skripsi
ini bermanfaat bagi semua.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Yogyakarta, 25 Oktober 2016
Penulis,

Anifudin
NPM. 20120730180

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
NOTA DINAS .................................................................................................. ii
PENGESAHAN ............................................................................................... iii
PERNYATAAN ............................................................................................... iv
MOTTO ............................................................................................................ v
PERSEMBAHAN ............................................................................................ vi
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xv
ABSTRAK ....................................................................................................... xvi
ABSTRACT ...................................................................................................... xvii
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................. 7
C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian ................................................................................ 7
1. Kegunaan Teoritis ............................................................................. 7
2. Kegunaan Praktis ............................................................................... 7
E. Tinjauan Pustaka .................................................................................... 8
F. Kerangka Teori ....................................................................................... 12
1. Baitul Mal Wattamwil......................................................................... 12
a. Pengertian BMT ............................................................................ 12
b. Visi dan Misi BMT ........................................................................ 15

xii

c. Tujuan BMT ................................................................................... 15
d. Peran BMT ..................................................................................... 16
2. Kesejahteraan ..................................................................................... 17
a. Pengertian Kesejahteraan .............................................................. 17
b. Hubungan Kesejahteraan dengan Kemiskinan ............................. 18
c. Indikator-indikator Kesejahteraan ................................................. 20
G. Kerangka Pemikiran ............................................................................... 21
H. Sistematika Pembahasan ........................................................................ 22
BAB II: METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ...................................................................................... 24
B. Lokasi Penelitian .................................................................................... 24
C. Populasi dan Sampel .............................................................................. 25
D. Sumber dan Jenis Data........................................................................... 26
E. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 27
F. Triangulasi .............................................................................................. 28
G. Metode Analisis Data ............................................................................ 29
BAB III: HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum BMT ........................................................................ 30
1. BMT El Sejahtera ............................................................................... 30
a. Sejarah dan Profil .......................................................................... 30
b. Visi dan Misi ................................................................................. 32
c. Bidang Kelembagaan .................................................................... 33
d. Produk-Produk .............................................................................. 35
e. Kemitraan Lembaga ...................................................................... 37
f. Pengembangan Sumber Daya Insani ............................................. 38

xiii

2. BMT Ben Sejahtera ............................................................................ 39
a. Sejarah dan Profil .......................................................................... 39
b. Visi dan Misi ................................................................................. 41
c. Bidang Kelembagaan .................................................................... 41
d. Produk-Produk .............................................................................. 42
e. Kemitraan Lembaga ...................................................................... 47
3. BMT Al Mujahidin ........................................................................... 48
a. Sejarah dan Profil .......................................................................... 48
b. Visi dan Misi ................................................................................. 49
c. Bidang Kelembagaan .................................................................... 50
d. Produk-Produk .............................................................................. 50
e. Kemitraan Lembaga ...................................................................... 55
B. Peran BMT Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Di
Kabupaten Cilacap ............................................................................... 55
1. Fungsi Bisnis ..................................................................................... 56
2. Fungsi Sosial. .................................................................................... 69
BAB IV: PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................... 78
B. Saran ..................................................................................................... 79
C. Keterbatasan Penelitian .......................................................................... 80
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xiv

DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Tabulasi Bagi Hasil Simpanan Berjangka ......................................... 36
Tabel 3.2 Peningkatan Jumlah Simpanan BMT Tahun 2014 - 2015 ................. 57
Tabel 3.3 Peningkatan Penyaluran Pembiayaan BMT Tahun 2014 - 2015 ....... 60
Tabel 3.4 Perbandingan Pendapatan Sebelum dan Sesudah Pembiayaan.......... 65
Tabel 3.5 Tingkat Pendidikan Anak .................................................................. 67
Tabel 3.6 Kondisi Pengeluaran Kebutuhan Pokok ............................................ 68
Tabel 3.7 Pemasukan Sektor Sosial BMT.......................................................... 70
Tabel 3.8 Program-Program Sosial BMT .......................................................... 73

xv

NOTA DINAS

Lamp.:4eksSkripsi

Hal

Yogyakarta, 25 Oktober 2016

: Persetujuan
Kepada Yth.

Dekan Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta
Assalamu' alaikum Wn Wb.
Setelah menerima dan mengadakan perbaikan seperlunya" maka saya berpendapat

bahwa skripsi saudara:

Anifudin

Nama

:

NPM

: 20i20730180

Judul

PERAN BAITUL MAL WATTAM}VIL (BMT) DALAM
MENINGKATKAFI KESEJAIITERAA}I MASYARAKAT DI
KABUPATEN CILACAP
:

Telah memenuhi syarat untuk diajukan pada ujian akhir tingkat Sarjana pada
Fakultas Agama Islam Prodi Muamalat Konsentrasi Ekonomi dan Perbankan
Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta'
Bersama

ini

saya sampaikan naskah skripsi tersebut, dengan harapan dapat

diterima dan segera dimunaqasyahkan.

Atas perhatiannya diucapkan terima kasih.
Wossalamu' alaikum Wr. Wb.

Pembimbing,

Drs. M. Mas'udi, M.Ag.

PENGESAHAN
Judul Skripsi

PERAN BAITT]L MAL WATTAMWIL (BMT) DALAM
MENINGKATKAII KESEJAIITERAAN MASYARAKAT DI
KABUPATEN CILACAP

Yang dipersiapkan dan disusun oleh

:

Nama : Anifudin

NPM

:20120730180

Telah dimunaqasyahkan

di

depan Sidang Munaqasyah Prodi Muamalat

Konsentrasi Ekonomi dan Perbankan Islam pada tanggal 08 Desember 2016 dan
dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima:

Sidang Dewan Penguji

Ketua Sidang : Dyah Pikanti, SE., MM

M. Mas'udi,Ir

Pembimbing

: Drs.

Penguji

: Mukhlis Rahmanto, Lc.

'/v

MA

Yogyakarta, 08 Desember 2016
Fakultas Agama Islam
iyah Yogyakarta

in Tago, M.Si

llt

\

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama

Mahasiswa : Anifudin

NomorMahasiswa :20120730180

Studi
Judul Skripsi
Proram

: Ekonomi dan Perbankan Islam

:

PERAN BAITUL MAL WATTAMWIL (BMT)

DALAM MEI{INGKATKAIY KESEJAIITERAAN
MASYARAKA'T DI KABT]PATEN CILACAP

Dengan

ini

saya menyatakan bahwa skripsi

ini merupakan karya saya sendiri dan

belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu PergUruan
Tinggi, dan sepanjang pengetahun saya dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara

tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka-

Yogyakart4 25 Oktober 2016

NPM.20t2A73Al80

IV

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran BMT dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Cilacap, dengan cara
mengetahui peran serta dampaknya baik dari fungsi bisnis maupun fungsi sosial.
Penelitian ini dilakukan dengan cara metode kualitatif. Teknik pengumpulan data
yang digunakan adalah observasi, wawancara, dokumentasi. Kemudian hasil dari
pengumpalan data tersebut dianalisis secara diskriptif. Sehingga dapat
menjelaskan peran BMT dalam meningkat kesejahteraan masyarakat di
Kabupaten Cilacap.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa BMT memiliki peran yang sangat
baik dalam membantu dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal ini
dapat ditunjukkan dengan kedua fungsi tersebut yang memberikan dampak positif
terhadap masyarakat dengan meningkatnya pendapatan, terpenuhinya pendidikan
anak, terpeliharanya kesehatan, yang berdampak pada tumbuhnya ekonomi yang
berimbas pada terciptanya kesejahteraaan.

Kata Kunci: BMT, Kesejahteraan Masyarakat.

xvi

ABSTRACT
This research aims to know the role of BMT in increasing the prosperity of
society in Cilacap regency. It was done by knowing the role and its effect both in
business function and social function. The research was done using the qualitative
method. The data collecting technique used observation, interview, and
documentation. Then the collecting data were analyzed descriptively, so that it
could explain the role of BMT in increasing the prosperity of society in Cilacap
regency.
The result of the research showed that BMT has well role in helping the
increasing the prosperity of society. This can be shown by the two functions which
give positive effects toward the society, such as income’s increasing, children’s
education can be fulfilled, health care, that effected on the economical growth and
it is effecting the prosperity realization.

Key Words: BMT, Prosperity of Society

xvii

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Kabupaten Cilacap merupakan kabupaten terluas yang berada di
Provinsi Jawa Tengah, dengan luas wilayah 225.361 hektar (termasuk
Pulau Nusakambangan yang mempunyai luas 11.551 hektar) atau 6,94
persen dari luas wilayah Jawa Tengah. Secara administrasi pemerintahan,
terdiri dari 24 kecamatan yang terdiri dari 2.316 Rukun Warga (RW) dan
10.447 Rukun Tetangga (RT). Selain memiliki wilayah terluas di Provinsi
Jawa Tengah, jumlah penduduknya juga menempati urutan kedua
terbanyak setelah Kabupaten Brebes. Dengan Jumlah penduduk 1.774.649
jiwa,

terdiri

dari

888.928

laki-laki

dan

855.721

perempuan

(www.cilacapkab.bps.go.id).
Selain wilayah yang luas dan jumlah penduduknya yang banyak,
Kabupaten Cilacap merupakan kabupaten miskin. Hal itu dapat dilihat dari
survei oleh Aliansi Strategis untuk Penanggulangan Kemiskinan atau
dikenal dengan nama program SAPA (Strategic Alliance for Poverty
Alleviation) pada tahun 2013, sebanyak 56 desa/kelurahan di Kabupaten
Cilacap 26 persen warga di desa-desa tersebut termasuk keluarga miskin.
Dari 56 desa tersebut tersebar di beberapa kecamatan, seperti
Dayaeuhluhur, Wanareja, Majenang, Cimanggu, Karang Pucung, Cipari,

2

Sidareja, Kedungreja, Patimuan, Gandrungmangu. Selain itu juga ada dari
Kecamatan Bantarsari, Kawunganten, Kampung Laut, Jeruk Legi
Kesugihan, Adipala, Maos, Sampang, Koya, Binangun, Cilacap Selatan,
Cilacap Tengah, dan Cilacap Utara. Meskipun dari tahun ke tahun tingkat
kemiskinan Kabupaten Cilacap mengalami penuruan, akan tetapi tidak
terlalu signifikan. Pada tahun 2014 saja masyarakat miskin di Kabupaten
Cilacap mencapai 242.468 jiwa atau sekitar 14,36 persen yang pada tahun
sebelumnya 255.749 jiwa atau 15,24 persen, hanya turun 13.281 jiwa atau
sekitar 0.88 persen (www.cilacapkab.bps.bps.go.id).
Kesejahteraan berkaitan erat dengan kemiskinan, di mana kondisi
seseorang dikatakan belum sejahtera apabila hidup dalam kondisi miskin.
Kemiskinan menjadi salah satu kondisi yang sangat kronis dan merupakan
musuh bersama yang harus diperangi dalam kehidupan bermasyarakat
termasuk di Kabupaten Cilacap. Setiap manusia pasti tidak ingin hidup
dalam kondisi miskin. Islam juga menghendaki umatnya agar hidup dalam
kondisi yang baik, berkecukupan, dan “mengerahkan segala potensi yang
ada untuk menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan sosial” (Amin
Aziz, 1992: 21). Seperti dalam Firman Allah QS.Al-Jum’ah ayat 10 :
              

“Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah di muka bumi
dan carilah karunia Allah dan berdzikirlah pada Allah banyak-banyak
supaya kamu memperoleh keuntungan”.

3

Oleh karena itu kemiskinan harus ditanggulangi karena selain tidak
sesuai dengan kehendak Islam yang telah disebutkan di atas dan juga tidak
sesuai idiologi negara kita yang tercantum dalam pancasila pada poin ke
lima yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Banyak pula
dampak besar maupun kecil yang ditimbulkan akibat kemiskinan mulai
dari kecemburuan sosial, pengangguran, tindak kriminalitas dan dampak
negatif lainnya.
Masalah kemiskinan merupakan masalah kebutuhan dasar yang
berupa sandang, pangan, papan dan pendidikan dasar. Menurut Badan
Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Cilacap ukuran penduduk miskin di
Kabupaten Cilacap adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran
per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan. Sedangkan menurut
Bambang Sudibyo, et.al dalam Awan Setya (1998: 11) ukuran kemiskinan
dalam Islam kurang lebih satu nisab zakat, dan apabila seseorang berada di
bawah satu nisab zakat maka seseorang tersebut sulit memenuhi kebutuhan
dasar.
Masalah kemiskinan bukan hanya tanggungjawab pemerintah, akan
tetapi tanggungjawab bersama di dalam penyelesaiannya. Adapun Upayaupaya yang dilakukan untuk menanggulangi kemiskinan salah satunya
adalah dengan cara memutus mata rantai kemiskinan

dengan cara

“menyediakan fasilitas-fasilitas kredit untuk masyarakat lapisan bawah”
(Heru Nugroho, 2001: 185). Atau dengan mengembangkan lembaga
penyedia jasa keuangan untuk kalangan bawah yang berupa Lembaga

4

Keuangan Mikro (LKM). Akan tetapi penyedia fasilitas kredit indetik
dengan lembaga konvensional, dimana dalam operasionalnya masih
menggunakan bunga serta “tidak mampu dalam memecahkan persoalan
kebutuhan ekonomi manusia” (Euis Amalia, 2009: 93) dan

ekonomi

konvensional pun gagal memainkan peran dan fungsi utamanya dalam
memecahkan kemiskinan, pengangguran, kesehatan, kemakmuran dan
kedamaian hidup.
Seperti yang kita ketahui dalam sejarah krisis 1998 bahwa lembaga
keuangan konvensional tidak tahan terhadap goncangan badai krisis.
Adapun lembaga keuangan yang tahan terhadap krisis adalah lembaga
keuangan yang berbasis syariah, sehingga semenjak itu banyak lembagalembaga keuangan yang berbasis syariah mulai bermunculan. Dimulai dari
BMI (Bank Muamalat Indonesia) yang diharapkan mampu membangun
kembali sistem keuangan yang dapat menyentuh kalangan bawah. Akan
tetapi pada prakteknya BMI terhambat, “karena BMI adalah bank umum
yang terikat pada prosedur bank yang sudah diatur dalam undang-undang”
(Sri Dewi, 2014: 73). Setelah itu dibentuklah BPRS (Bank Pembiayaan
Rakyat Syariah) yang memiliki tujuan yang sama yaitu untuk memperbaiki
ekonomi dan dapat menjangkau kalangan bawah. Akan tetapi pada
realitanya, "sistem bisnis BPRS terjebak pada pemusatan kekayaan hanya
pada segelintir orang yakni para pemilik modal, sehingga tujuan semula
BPRS pun tidak dapat terlaksana” (Sri Dewi, 2014: 73). Akhirnya
Muncullah lembaga keuangan mikro yang berbasis syariah.

5

Pada akhir-akhir ini lembaga keuangan mikro berbasis syariah
mulai menjamur di berbagai penjuru pelosok Negri tanpa terkecuali di
Kabupaten Cilacap, yang memang kondisi masyarakatnya kalangan
menengah ke bawah yang tidak dapat terjangkau oleh bank-bank besar
yang berbasis syariah dengan segala standar operasionalnya. Selain letak
kantor bank syariah yang hanya ada di Kota Cilacap,
menengah ke bawah

masyarakat

merasa kaku berhubungan dengan bank syariah

tersebut. Pihak bank pun menganggap bahwa berhubungan dengan
masyarakat kecil yang kaitannya dengan simpan pinjam tidak begitu
menguntungkan, sehingga bank kurang begitu tertarik bekerjasama dengan
mereka. Akhirnya mucullah alternatif penyedia jasa yang mampu
menjangkau mereka baik untuk permodalan, terkhusus bagi mereka yang
memiliki usaha paling kecil maupun mereka yang mau menabung.
Penyedia jasa keuangan tersebut adalah Baitul Mal Wattamwil (BMT).
Ada sekitar sebelas BMT yang berada di Kabupaten Cilacap yaitu BMT
Ben Sejahtera, Surya Amanah, Telaga Mitra Sejahtera, Mujahidin, Sumber
Rejeki, Khonsa, Al Ikhwan, El Sejahtera, An Nur Muhammadiyah, Surya
Utama, KJKS Jawi Arta Sejahtera. Di mana kesebelas BMT tersebut
merupakan anggota dari Perhimpunan BMT Indonesia (PBMTI) Korwil
Jawa Tengah.
BMT adalah lembaga keuangan mikro yang berbasis syariah dan
berbadan hukum koperasi, yang tidak hanya berorientasi bisnis akan tetapi
juga berorientasi sosial. Di samping itu BMT juga menjadi alternatif

6

penyedia jasa keuangan dan pendekatan terbaik untuk meningkatkan
ekonomi atau kesejahteraan umat di mana BMT itu berada. Tujuan
tersebut sejalan dengan tujuan dasar syariah yakni “kesejahteraan umat
dan peringanan mereka dari beban hidup yang berat” (Chapra, 1997: 3).
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut BMT memainkan peran dan
fungsinya seperti yang dikemukakan oleh Ridwan, et.al. (2004) dalam
Ismail (2009: 104) yakni :
1. Mengidentifikasi, memobilisasi, mengorganisasi, dan mendorong
serta mengembangkan potensi ekonomi anggota, kelompok anggota
muamalat dan daerah kerjanya.
2. Meningkatkan kualitas SDM menjadi lebih profesional dan islami
sehingga semakin utuh dan tangguh dalam menghadapi persaingan
global
3. Menggalang dan memobilisasi potensi masyarakat dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan anggota
4. Menjadi perantara keuangan antara aghniya sebagai shohibul maal
dengan dhu’afa sebagai mudharib terutama untuk dana sosial
seperti zakat, infak, sadaqah, wakaf, hibah dan lainnya.
5. Menjadi perantara keuangan, antara pemilik dana, baik sebagai
pemilik modal maupun menyimpan dengan pengguna dana untuk
pengembangan usaha produktif.
Dengan peran dan fungsi tersebut di atas BMT diharapkan mampu
menjadi solusi dalam menyelesaikan permasalahan ekonomi dan sosial
khusunya masyarakat Kabupaten Cilacap.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas untuk mengetahui peran
Baitul Mal Wattamwil (BMT) terhadap kesejahteraan masyarakat di
Kabupaten Cilacap maka penulis dalam penyusunan skripsi ini mengambil
judul PERAN BAITUL MAL WATTAMWIL (BMT) DALAM

7

MENINGKATKAN

KESEJAHTERAAN

MASYARAKAT

DI

KABUPATEN CILACAP.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, permasalahan dalam
penelitian ini dapat dirumuskan. Bagaimana peran BMT dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Cilacap?
C. TUJUAN PENELITIAN
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah diuraikan, tujuan yang
diinginkan dari penelitian ini. Untuk mengetahui peran BMT dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Cilacap.
D. MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini diharapkan mempunyai kegunaan sebagai berikut:
1. Kegunaan Teoritis
Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan mampu
memberikan kontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan pada
kajian studi ekonomi Islam khususnya tentang peran BMT terhadap
peningkatan kesejahteraan.
2. Kegunaan praktis
a. Bagi Penulis
1) Penelitian ini diharapkan dapat mengasah kemampuan peneliti
dalam menjawab masalah yang nyata dalam kehidupan sehari-

8

hari yang berkaitan tentang peran BMT dalam meningkatkan
kesejahteraan di suatu daerah.
2) Penelitian

ini

untuk

memenuhi

syarat

menyelesaikan

pendidikan program Strata 1 (S1) pada Program Studi Ekonomi
Perbankan Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
b. Bagi Akademisi
Penelitian ini diharapkan menjadi referensi dengan masalah
yang berkaitan dengan peran BMT terhadap peningkatan
kesejahteraan masyarakat di suatu daerah.
c. Bagi Praktisi
Penelitian ini diharapkan dapat membantu BMT dalam
menentukan peran atau langkah-langkah yang digunakan dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
E. TINJAUAN PUSTAKA
Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan
peran lembaga keuangan mikro syariah atau BMT dalam meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, di antaranya adalah:
1. Skripsi Rifqi Arief Aminullah tahun 2009, Peranan Baitul Mal

Wattamwil Untuk Mencapai Kesejahteraan Anggotanya (Studi Kasus
Pada Baitul Mal Wattamwil (BMT) Darussalam Ciamis Jawa Barat).
Hasil dari skripsi ini bahwa penelitian dan program-program sasaran
yang

dilaksanakan

BMT

memiliki

peran

dalam

rangka

9

menyejahterakan secara materi maupun immateri dari pengusaha kecil,
pedagang kecil, petani, santri sekitar dan lain sebagainya.
2. Skripsi Rahayu Diahastuti tahun 2011, Peranan Koperasi Dalam
Meningkatkan

Kesejahteraan

Masyarakat

Di

Sekitar

Pondok

Pesantren Assalam. Hasil dari penelitian Skripsi ini adalah Koperasi
Pondok Pesantren Assalam memberikan peranan yang sangat besar
dalam menyejahterakan masyarakat di Pondok Pesantren Assalam
khususya kesejahteraan anggota. Peran tersebut antara lain sebagai
berikut: menjalin kerjasama/kemitraaan, membantu memberikan
pinjaman kepada anggota yang membutuhkan, membuka kesempatan
kerja bagi masyarakat sekitar, Koppotren sebagai tempat pelatihan
dalam mengembangkan SDM, Koppontren sebagai sponsorship untuk
kegiatan yang berkaitan dengan Pondok Pesantren
3. Penelitian yang berbentuk jurnal dilakukan oleh Jaka Sriyana dan Fitri
Raya tahun 2013, dengan judul Peran BMT Dalam Mengatasi
Kemiskinan di Kabupaten Bantul. Adapun hasil penelitian ini adalah
BMT memiliki peran yang sangat strategis dalam mengurangi angka
kemiskinan, mengingat lembaga perbankan belum mampu menyentuh
masyarakat paling bawah yang meliputi faqir, miskin dan kaum
dhu’afa. Peran strategis

BMT dalam menanggulangi kemiskinan

tersebut terlihat dari kegiatan ekonomi BMT yang mempunyai
kegiatan sosial.

10

4. Tesis Ahdiyat Agus Susila tahun 2014, Strategi Kesuksesan Koperasi
BMT Maslahah Dalam Mengembangkan Usaha Dan Pemberdayaan
Ekonomi Umat. Dari hasil tesis ini disebutkan bahwa yang pertama,
kesuksesan

BMT Maslahah

yang diukur

dari perkembangan

organisasi, manajemen operasional yang berjalan dengan baik,
kesejahteraan karyawan dan anggota, jaringan yang luas, prestasiprestasi yang dicapai, serta kinerja keuangan yang mengalami
pertumbuhan sangat baik. Kedua, kebijakan strategi yang diterapkan
oleh BMT Maslahah yang terkait dengan pengelolaan zakat, bidang
pemasaran, bidang operasional, bidang sumber daya manusia, serta
bidang administrasi dan akuntasi diharapkan mampu meningkatkan
koperasi BMT Maslahah. Ketiga, peran koperasi BMT Maslahah
dalam pemberdayaan ekonomi umat yaitu tujuan dari pembiayaan
koperasi ditujukan untuk masyarakat kecil diharapkan tujuan ini
koperasi dapat memperkuat dan mengembangkan pembiayaan UMKM
dan utamanya masyarakat kecil. Keempat, berdasarkan hasil analisis
SWOT, strategi terbaik yang dilaksanakan Koperasi BMT Maslahah
adalah

meningkatkan

kualitas

SDM,

dengan

mengembangkan

penerapan manajemen profesional dalam segala aktifitas terutama
prinsip kehati-hatian yang dilandasi budaya SIFAT.
5. Jurnal Sri Dewi Yusuf tahun 2014 , Peran Strategis Baitul Maal WaTamwil BMT Dalam Peningkatan Ekonomi rakyat. Dalam penelitian
ini menjelaskan peran strategis BMT dalam peningkatan ekonomi

11

umat, di mana dengan peningkatan ekonomi ini berpengaruh terhadap
peningkatan kesejahteraan. Adapun peran strategis tersebut dalam
memberdayakan ekonomi rakyat dan sosialisasi sistem syariah yaitu,
sektor financial , sektor riil sektor religius. Peran strategis tersebut
mampu menumbuhkan respon positif baik secara moril maupun
material.
6. Skripsi Mustika Indra Kusuma tahun 2015, Pembiayaan Lembaga
keuangan mikro Baitul Mal Wat Tamwil (BMT) Terhadap Usaha
Petani Di Kabupaten Cilacap (Studi Kasus: Kecamatan Cilacap
Tengah). Dalam penelitian ini menemukan lembaga keuangan syariah
dapat membantu petani dalam menyelesaikan masalah hasil penjualan
hasil panen dengan sistem bagi hasil antara pemberi modal atau BMT
dan penerima modal atau petani atau yang biasa disebut akad
musyarakah.
7. Skripsi Muhammad Qasthalani tahun 2015, Peran Koperasi Syariah
Dalam

Mendukung

Tercipatnya

Kesejahteraan

Anggota

Dan

Masyarakat (Studi Pada Koperasi Agro Niaga Indonesia/Kanindo
Syariah Cabang Pembantu Pakisaji Kabupaten Malang). Dalam
penelitian ini koperasi syariah memiliki peran yang signifikan dalam
membantu terciptanya kesejahteraan anggota dan masyarakat. Hal ini
dapat dilihat dari berkembangnya usaha para nasabah yang
menggunakan jasanya yang mengakibatkan bertambahnya pendapatan
mereka.

12

8. Skripsi Agnetia Arumastuti tahun 2016, Peran Produk Pembiayaan
Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Pada BMT Akbar Polokarto,
Sukoharjo. Hasil dari penelitian skripsi ini yaitu peran BMT Akbar
terhadap kesejahteraan masyarakat di Sukoharjo, diwujudkan melalui
kegiatan pemberdayaan di berbagai sektor perekonomian masyarakat.
Tetapi peranan tersebut belum bisa dikatakan optimal karena masih
ada dari masyarakat yang meminjam di lembaga keuangan lainnya
seperti koperasi konvensional dan lembaga dan badan-badan kredit
lainnya di Sukoharjo .
Dari
penelitian

penelitian-penelitian diatas terdapat kesamaan dari
sebelumnya,

yaitu

sama-sama

kesejahteraan masyarakat. Sedangkan

meneliti

tentang

perbedaaan penelitian ini

dengan penelitian sebelumnya, pertama, peran BMT melalui fungsi
bisnis dan sosial, kedua, berdasarkan objek penelitian yaitu BMT di
Kabupaten Cilacap, ketiga, melibatkan seluruh masyarakat, baik
nasabah ataupun yang bukan nasabah.
F. KERANGKA TEORI
1. Baitul Mal Wattamwil (BMT)
a. Pengertian BMT
BMT menurut istilah adalah lembaga keuangan mikro berbasis
syariah yang berbadan hukum koperasi dan diberdayakan oleh
masyarakat atau juga BMT merupakan “padanan kata dari Balai Usaha

13

Mandiri Terpadu” (Sri, 2014: 71). Menurut Lubis, et.al (2000) dalam
Ismail (2009: 100) mengemukakan bahwa:
BMT adalah sekelompok orang yang menyatukan diri untuk
saling membantu dan bekerja sama membangun sumber
pelayanan keuangan guna mendorong dan mengembangkan
usaha produktif dan peningkatan taraf hidup anggota dan
keluarganya.
Sedangkan menurut bahasa ialah BMT berasal dari bahasa Arab yang
terdiri dari dua kata yaitu Baitul Mal yang berarti rumah harta dan
Baituttamwil yang berarti rumah bisnis atau usaha.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
BMT berusaha memadukan dua macam kegiatan yang berbeda yakni,
kegiatan yang bersifat laba dan nirlaba. Kegiatan Baitul Mal (nirlaba)
adalah sebagai penunjang dan berorientasi tanpa mencari keuntungan.
Di antaranya adalah menghimpun dan mengelola dana-dana sosial
seperti zakat, infak, sadaqah dan wakaf (ZISWAF) dan kemudian
disalurkan kepada pihak-pihak yang berhak dan membutuhkan. Di sini
BMT memainkan fungsi selayaknya lembaga penyalur zakat. Dalam
penyalurannya pun memiliki berbagai macam cara yaitu “secara murni
yang bersifat hibah” (Euis Amalia, 2009: 86) ataupun dalam bentuk
pinjaman kebaikan (Qardul hasan).

Sebagai dana hibah biasanya

penyalurannya secara langsung seperti kebutuhan hidup orang-orang
yang memang terdesak seperti untuk kesehatan, biaya pendidikan dan
lain sebagainya. Sedangkan pinjaman kebaikan biasanya ditujukan
untuk

kegiatan

produktif.

Contohnya

pengusaha

kecil

yang

14

membutuhkan modal untuk mengembangkan usahanya dan biasanya
BMT tidak serta-merta hanya memberikan modal akan tetapi ikut juga
dalam mendampingi dalam sisi teknis atau pemberdayaannya.
Sedangkan kegiatan Baituttamwil (labanya) yang bersifat binsis
yaitu sebagai lembaga penyalur dan penghimpun dana dari pihak yang
kelebihan harta kepada pihak yang kekurangan harta. Adapun podukproduk dari kegiatan ini yaitu simpanan yang berbentuk tabungan
dengan prinsip wadiah dan mudharabah, dalam bentuk pembiayaan
dengan prinsip jual beli seperti murabahah, Ba’i as-salam, dan ba’i
al-istishna, dan prinsip sewa-menyewa dalam bentuk ijarah dan ijarah
muntahia bi tamlik dan prinsip qard

yang semuanya itu dalam

operasionalnya berlandaskan prinsip syariah dengan tanpa adanya
bunga yang berlandaskan pada Q.S. Al-Baqarah ayat 275:
    

“Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba”.
Pada prinsipnya bahwa BMT digunakan oleh warga untuk saling
tolong-menolong, dimana manusia adalah makhluk sosial yang tidak
bisa berdiri sendiri. Sebagaimana yang difirmankan Allah Q.S AlMaidah ayat 2:
        

“Tolong-menolong lah dalam hal kebaikan dan tidak diperkenankan
untuk tolong-menolong dalam perbuatan dosa”.

15

b. Visi dan Misi BMT ( Baitul Mal Wattamwil)
Menurut Ridwan (2004: 127) visi BMT harus mengarah
kepada upaya untuk mewujudkan BMT menjadi lembaga yang
mampu meningkatkan kualitas ibadah anggota (ibadah dalam arti
luas), sehingga mampu berperan sebagai wakil-pengabdi Allah
SWT, memakmurkan kehidupan anggota pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya. Inti dari perumusan visi BMT tersebut
adalah mewujudkan lembaga yang profesional dan dapat
meningkatkan kualitas ibadah.
Menurut Ridwan (2004: 127) misi BMT adalah membangun
dan

mengembangkan

tatanan

perekonomian

dan

struktur

masyarakat madani yang adil berkemakmuran-berkemajuan, serta
makmur-maju berkeadilan berlandaskan syariah dan ridho Allah.
c. Tujuan BMT
Menurut Ridwan(2004: 128) tujuan didirikan BMT adalah
untuk meningkatkan kualitas usaha ekonomi untuk kesejahteraan
anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Tujuan
BMT tersebut dapat dipahami bahwa BMT berorientasi pada
peningkatan kesejahteraan baik anggota maupun masyarakat.
Anggota harus diberdayakan supaya dapat mandiri, dan dengan
menjadi anggota BMT masyarakat dapat meningkatkan taraf hidup
melalui peningkatan usahanya.

16

d. Peran BMT
Peran BMT secara umum adalah sebagai penyedia jasa
keuangan dan sebagai lembaga yang berperan aktif dalam kegiatan
sosial untuk membantu masyarakat kecil dalam meningkatkan
kesejahteraannya. Peran ini mengandung arti sangat mendalam
mengenai prinsip-prisip syariah dalam berekonomi. Lembaga ini
mampu berinteraksi secara langsung dengan kehidupan masyarakat
khususya kalangan bawah, sehingga diharapkan dapat membantu
menangani persoalan-persoalan yang dihadapi dengan pendekatanpendekatan syariah dalam segala aspek kehidupan salah satunya
persoalan sosial ekonomi masyarakat bawah. Oleh karena itu BMT
diharapkan mampu mengatasi kondisi ini dengan pendekatanpendekatan syariah. Dengan keadaan tersebut setidaknya BMT
memiliki beberapa peran seperti yang dikemukakan oleh Sri Dewi
(2014: 73) yakni:
1) Segi Financial, sebagai penyedia jasa keuangan diharapkan
mampu memenuhi kebutuhan para pengusaha kecil supaya
dapat mengembangkan usahanya dengan cara yang syari.
Mampu dalam memotivasi masyarakat yang kelebihan harta
untuk menabung, dan
meminimalisir masyarakat dari
praktek-praktek ekonomi non syariah.
2) Segi riil, dengan pola pembinaan kepada nasabah baik dari
sisi teknis manajemen, pemasaran dan profesional dapat
meningkatkan produktifitas sehingga dapat menaikkan
pendapatan masyarakat.
3) Segi religius, mampu menghimbau dan mengajak
masyarakat yang memiliki kewajiban untuk aktif
membayarkan zakat, infak, sadaqah, dan wakafnya dalam
bentuk dana sosial atau qardul Hasan yang dikelola secara
profesional sehingga penyalurannya tepat sasaran.

17

Kemiskinan merupakan masalah kompleks yang harus kita
perangi bersama demi terciptanya kesejahteraan masyarakat dan
keadilan sosial bagi seluruh masyarakat. Adapun yang perlu digaris
bawahi di sini adalah peran Lembaga Keuangan Mikro Syariah
(LKMS) yang berbentuk BMT diharapkan benar-benar mampu
memerangi dan memutus mata rantai ketidaksejahteraan atau
kemiskinan yang menjadi masalah sangat kronis di Negri ini.
2. Kesejahteraan
a. Pengertian Kesejahteraan
Menurut

Kamus

Besar

Bahasa

Indonesia

(KBBI)

kesejahteraan atau sejahtera adalah makmur dan damai. Menurut
Fahrudin (2012:7) kesejahteraan berasal dari “sejahtera”. Sejahtera
ini mengandung pengertian dari bahasa Sansekerta “catera” yang
berarti payung. Dalam konteks ini, Kesejahteraan yang terkandung
dalam arti “catera” adalah orang yang sejahtera yaitu orang-orang
yang dalam hidupnya bebas dari kemiskinan, kebodohan, ketakutan
dan kekhawatiran sehingga hidupnya aman tenteram, baik lahir
maupun batin.
Menurut UU nomor 6 tahun 1974 pasal 2 ayat 1

tentang

Ketentuan-Ketentuan Pokok Kesejahteraan Sosial memuat definisi
kesejahteraan sosial adalah sebagai berikut:
Kesejahteraan sosial ialah suatu tata kehidupan dan
penghidupan sosial materil maupun spirituil yang diliputi oleh
rasa keselamatan kesusilaan dan ketentraman lahir batin, yang
memungkinkan bagi setiap warga negara untuk mengadakan

18

usaha pemenuhan kebutuhan-kebutuhan jasmaniah, rohaniah
dan sosial yang sebaik-baiknya bagi diri, keluarga serta
masyarakat dengan menjunjung tinggi hak-hak azasi serta
kewajiban manusia sesuai dengan pancasila.
Kemudian di perbaiki dengan UU No. 11 Tahun 2009
tentang ketentuan pokok kesejahteraan sosial memuat definisi
tentang kesejahteraan sosial adalah sebagai berikut:
Kesejahteraan sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan
material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup
layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat
melaksanakan fungsi sosialnya.
b. Hubungan Kesejahteraan dengan Kemiskinan
Kesejahteraan berkaitan dengan kemiskinan, di mana
kondisi seseorang dikatakan belum sejahtera apabila hidup dalam
kondisi miskin. Kemiskinan yaitu kondisi di mana seseorang tidak
dapat memenuhi kebutuhan dasarnya yang berupa sandang, pangan
dan papan. Adapun ukuran kemiskinan di Kabupaten Cilacap
menurut BPS

yakni penduduk yang memiliki pendapatan per

kapita per bulan di bawah garis kemiskinan atau sebesar Rp
256.615. Sedangkan dalam Islam adalah satu nisab zakat, apabila
seseorang di bawah satu nisab maka tidak dapat memenuhi
kebutuhan dasarnya. Heru Nugroho (2001: 188) mengemukakan
ada dua kategori kemiskinan yaitu kemiskinan absolut dan
kemiskinan relatif. Definisi kedua kategori kemiskinan tersebut,
seperti yang diungkapkannya :
“Kemiskinan absolut adalah kondisi di mana tingkat pendapatan
seseorang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan pokoknya

19

seperti pangan, sandang, papan, kesehatan dan pendidikan.
Kemiskinan relatif adalah penghitungan kemiskinan berdasarkan
proporsi distribusi pendapatan dalam suatu daerah”.
Kemudian berdasarkan penyebabnya kemiskinan terbagi
menjadi tiga, yaitu kemiskinan natural, struktural, dan kultural.
Kemiskinan natural yaitu kemiskinan yang disebabkan oleh
kondisi atau faktor alam. Kemiskinan struktural yaitu kemiskinan
yang disebabkan oleh tidak meratanya pembangunan ekonomi oleh
pemerintahan dalam sebuah wilayah. Sedangkan kemiskinan
kultural yaitu kemiskinan yang disebabkan oleh budaya masyarakat
sekitar yang memang mereka merasa kondisi yang ada sudah cukup
bagi mereka, sehingga mereka tidak memperbaiki kehidupannya.
Adapun di dalam masyarakat miskin terdapat perbedaan
klasifikasi seperti yang diungkapkan oleh Euis Amalia (2009: 53) :
Pertama, masyarakat sangat miskin, yakni mereka yang tidak
berpenghasilan dan tidak memiliki kegiatan produktif.
Kedua, masyarakat yang dikategorikan miskin akan tetapi
memiliki kegiatan ekonomi.
Ketiga, masyarakat berpenghasilan rendah, yakni mereka yang
memiliki penghasilan tetapi tidak banyak.
Sedangkan Menurut Elise Dalam Tadjuddin (1993: 201)
dimensi kemiskinan dapat diidentifikasi berdasarkan kemiskinan
ekonomi, sosial, dan politik. Definisi dari ketiga dimensi tersebut
adalah sebagai berikut :
1) Kemiskinan ekonomi dapat diartikan sebagai kekurangan
sumber daya yang dapat digunakan untuk meningkatkan
kesejahteraan sekelompok orang.

20

2) Kemiskinan sosial dapat diartikan sebagai kekurangan jaringan
sosial dan struktur yang mendukung untuk mendapatkan
kesempatan-kesempatan

agar

produktifitas

seseorang

meningkat.
3) Kemiskinan politik menekankan kepada derajat akses terhadap
kekuasaan.
c. Indikator-indikator kesejahteraan
Indikator kesejahteraan menurut Islam adalah satu nisab
zakat, apabila pendapatan seseorang di bawah satu nisab zakat
maka orang tersebut dapat dikatakan tidak sejahtera. Menurut
Imam Ghazali dalam Adiwaran (2014: 88) mengungkapkan bahwa
kesejahteraan tergantung kepada pencarian dan pemeliharaan lima
tujuan dasar: agama, hidup atau jiwa, keluarga atau keturunan,
harta atau kekayaaan, intelektual atau akal. Apabila semua itu
terpelihara dengan baik maka kesejahteraan akan terwujud.
Indikator-indikator kesejahteraan menurut Badan Pusat
Statistik (BPS) dapat diukur dari beberapa aspek yang meliputi
delapan bidang

yaitu pendapatan, konsumsi atau pengeluaran

keluarga, keadaan tempat tinggal, fasilitas tempat tinggal,
kesehatan anggota keluarga, kemudahan mendapatkan pelayanan
kesehatan, kemudahan memasukkan anak ke jenjang pendidikan,
dan mendapatkan kemudahan fasilitas transportasi. Adapun
penentuan setiap kriteria adalah sebagai berikut:

21

1) Kritera pendapatan yang dinilai berhubungan dengan kondisi
usaha dan penyedia lapangan kerja.
2) Kriteria tempat tinggal yang dinilai berhubungan dengan rumah
yang layak huni atau tidak.
3) Fasilitas tempat tinggal yang dinilai terdiri dari 4 item, yaitu
pekarangan, alat elektronik, penerangan, bahan bakar untuk
memasak.
4) Kemudahan mendapatkan pelayanan kesehatan berhubungan
dengan jarak rumah sakit terdekat .
5) Kriteria kemudahan memasukkan anak ke jenjang sekolah.
G. Kerangka Pemikiran

Peran BMT

Fungsi bisnis

Fungsi sosial

Pembiayaan & Simpanan

Zakat, infak, sadaqah dan
wakaf

Tumbuhnya
ekonomi masyarakat

Terciptanya
kesejahteraan
(Sumber: berbagai data, diolah)

22

Berdasarkan gambar di atas dapat dijelaskan bahwa peran BMT
berdasarkan fungsinya adalah lembaga yang berorientasi laba dan nirlaba.
Dari sisi laba lembaga ini mempunyai produk-produk jasa keuangan
(Simpanan & Pembiyaan) seperti mudharabah, musyarakah, murabahah
dan lain sebagainya yang dalam operasionalnya sesuai prinsip syariah
sehingga diharapkan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi
masyarakat kecil. Sedangkan dari sisi nirlaba, lembaga ini dapat berperan
sebagai lembaga sosial yang beroperasi dalam menghimpun dan mengelola
dana-dana sosial seperti zakat, infak, sadaqah dan wakaf (ZISWAF) yang
disalurkan kepada orang-orang yang berhak dengan bera

Dokumen yang terkait

Analisis Tingkat Pemahaman Nasabah Terhadap Produk Baitul Maal Wat Tamwil Di Kota Medan

8 64 89

Analisis Persepsi Masyarakat Tentang Baitul Maal Wat Tamwil di Kota Medan

10 119 89

FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN DALAM PENETAPAN BESARNYA NISBAH BAGI HASIL PEMBIAYAAN MUDHARABAH PADA BAITUL MAAL WATTAMWIL (BMT) (Studi pada Baitul Maal Wattamwil (BMT) di Kabupaten Situbondo)

3 46 80

FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN DALAM PENETAPAN BESARNYA NISBAH BAGI HASIL PEMBIAYAAN MUDHARABAH PADA BAITUL MAAL WATTAMWIL (BMT) (Studi pada Baitul Maal Wattamwil (BMT) di Kabupaten Situbondo)

3 13 18

FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN DALAM PENETAPAN BESARNYA NISBAH BAGI HASIL PEMBIAYAAN MUDHARABAH PADA BAITUL MAAL WATTAMWIL (BMT) (Studi pada Baitul Maal Wattamwil (BMT) di Kabupaten Situbondo)

0 4 18

Rancang bangun sistem informasi pembiayaan pada produk ijarah multijasa: studi kasus BMT Al-Munawwarah Cabang Pamulang Timur

0 7 239

ASPEK JAMINAN DALAM PERJANJIAN PEMBIAYAAN Aspek Jaminan Dalam Perjanjian Pembiayaan Di Baitul Mal Wattamwil (BMT) Ahmad Dahlan Cawas.

0 1 15

PENDAHULUAN Aspek Jaminan Dalam Perjanjian Pembiayaan Di Baitul Mal Wattamwil (BMT) Ahmad Dahlan Cawas.

0 2 12

ASPEK JAMINAN DALAM PERJANJIAN PEMBIAYAAN DI BAITUL MAL WATTAMWIL (BMT) AHMAD DAHLAN CAWAS Aspek Jaminan Dalam Perjanjian Pembiayaan Di Baitul Mal Wattamwil (BMT) Ahmad Dahlan Cawas.

0 1 15

PERAN BMT MUDA (BAITUL MAL WAT TAMWIL MANDIRI UKHUWAH PERSADA) DALAM PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KESEJAHTERAAN ANGGOTA.

2 3 109