Rancang bangun sistem informasi pembiayaan pada produk ijarah multijasa: studi kasus BMT Al-Munawwarah Cabang Pamulang Timur
i
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PEMBIAYAAN PADA PRODUK IJARAH MULTIJASA
(Studi Kasus : BMT Al-Munawwarah Cabang Pamulang Timur)
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Disusun Oleh:
YOPIE BAGUS HERMAWAN NIM: 109093000128
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
(2)
ii
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PEMBIAYAAN PADA PRODUK IJARAH MULTIJASA
(Studi Kasus : BMT Al-Munawwarah Cabang Pamulang Timur)
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Disusun Oleh:
YOPIE BAGUS HERMAWAN NIM: 109093000128
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
(3)
(4)
(5)
v
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI MANAPUN.
Jakarta, 28 Agustus 2014
YOPIE BAGUS HERMAWAN 109093000128
(6)
(7)
vi ABSTRAK
YOPIE BAGUS HERMAWAN, Rancang Bangun Sistem Informasi Pembiayaan Pada Produk Ijarah Multijasa BMT Al-Munawwarah, di bawah bimbingan NIA KUMALADEWIdanELSY RAHAJENG.
BMT (Baitul Mal Waat Tamwil) Al-Munawwarah adalah lembaga keuangan mikro syariah yang melakukan kegiatan simpan-pinjam dan pembiayaan dengan prinsip bagi hasil. Pembiayaan merupakan salah satu bentuk tugas pokok yang wajib untuk terus dilaksanakan guna mempertahankan dan mengembangkan usaha BMT. Salah satu bentuk pembiayaan yang diberikan yaitu pembiayaan dengan akad ijarah multijasa. Sistem berjalan yang digunakan BMT saat ini hanya dapat digunakan sampai tahap pembayaraan angsuran saja dan belum terintegrasi pada kolektibilitas dan restrukturisasi pembiayaan. Proses pengelolaan kolektibilitas serta restrukturisasi masih dilakukan dengan cara membuat tabel laporan kedalam Microsoft excel 2007, sehingga pencarian data harus dilakukan dengan cara membuka satu per satu folder sampai mendapatkan informasi mengenai data yang dibutuhkan. Dengan sistem pencatatan laporan yang demikian, BMT Al-Munawwarah sering mendapatkan kesalahan data, dikarenakan slip angsuran yang digunakan sebagai acuan dalam proses penggolongan kolektibilitas sering hilang. Maka dari itu dibuatlah sistem informasi pembiayaan yang bertujuan untuk memudahkan pihak BMT dalam melakukan pengelolaan kolektibilitas maupun restrukturisasi pembiayaan. Metode pengembangan sistem yang digunakan yaitu Rapid Application Development (RAD) dan Unified Modelling Language (UML) sebagai toolsnya. Sedangkan PHP dan MySQL digunakan sebagai bahasa pemrograman dan basis datanya. Penelitian ini menghasilkan sebuah sistem informasi pembiayaan yang dapat digunakan BMT dalam melakukan pengelolaan dan pengawasan terhadap perkembangan pembiayan mitra.
Kata Kunci : BMT (Baitul Mal Waat Tamwil) Al-Munawwarah, Kolektibilitas, Restrukturisasi,Ijarah Multijasa.
V Bab + xxii Halaman + 172 Halaman + 72 Gambar + 59 Tabel + 28 Simbol + 45 Pustaka (2002-2014) + 6 Lampiran
(8)
(9)
vii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikumWarohmatullaahi Wabarokatuh
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada suri tauladan kita Rasulullah Muhammad SAW.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu, baik itu yang bersifat moril maupun materil. Ucapan terima kasih ini penulis tujukan kepada:
1. Bapak DR. Agus Salim, M.SI, selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Zulfiandri, MMSI, selaku Ketua Program Studi Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Nia Kumaladewi, MMSI, selaku dosen pembimbing I dan Ibu Elsy Rahajeng, M.TI, selaku dosen pembimbing II, yang selalu memberikan bimbingan, masukan dan motivasi selama proses penyusunan skripsi ini. 4. Bapak Sutanto selaku Manager BMT Al-Munawwarah yang telah
memberikan ijin dan bantuan dalam penulisan skripsi ini, sehingga dapat selesai sesuai dengan rencana.
(10)
viii
Adikku Yosie Ayu Hermawati, serta Keluarga Besar. Terima kasih atas segala do’a, restu dan harapannya yang tak pernah lepas.
6. Para Sahabat di Jakarta maupun di Wonosobo, teman-teman kelas SID 2009, SIBIS 2009, serta teman-teman KKN BETA. Terima kasih atas segala bantuan, motivasi dan moment kebersamaannya.
7. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya penulisan skripsi ini, maaf jika saya tidak bisa menyebutkan satu per satu.
Penulis menyadari skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan sarannya. Akhir kata, dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini. Penulis juga berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca umumnya dan bagi penulis khususnya. Wassalammualaikum Warohmatullaahi Wabarokatuh
Jakarta, 28 Agustus 2014
Yopie Bagus Hermawan NIM : 109093000128 5. Kedua Orang Tua Tercinta, Bapak Rakhmat Widiyanto dan Ibu Djumarsih,
(11)
(12)
ix DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... iv
HALAMAN PERNYATAAN...v
ABSTRAK ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI... ix
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR SIMBOL ... xviii
BAB 1 PENDAHULUAN ...1
1.1 Latar Belakang...1
1.2 Rumusan Masalah...6
1.3 Batasan Masalah ...7
1.4 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ...7
1.4.1 Tujuan Penelitian ...7
1.4.2 Manfaat Penelitian ...7
1.5 Metode Penelitian ...8
1.5.1 Metode Pengumpulan Data...8
1.5.2 Metode Pengembangan Sistem...9
1.6 Sistematika Penulisan ...9
BAB 2 LANDASAN TEORI ...12
2.1 Pengertian Rancang Bangun...12
2.2 Konsep Dasar Sistem...12
2.2.1 Pengertian Sistem ...12
2.3.2 Karakteristik Sistem...13
2.3 Konsep Dasar Informasi...15
2.3.1 Pengertian Informasi...15
(13)
x
2.3.3 Kualitas Informasi ...17
2.4 Konsep Dasar Sistem Informasi...18
2.4.1 Pengertian Sistem Informasi...18
2.4.2 Komponen Sistem Informasi ...18
2.5 Konsep Dasar Sistem Informasi Manajemen...20
2.5.1 Pengertian Sistem Informasi Manajemen ...20
2.5.2 Karakteristik Sistem Informasi Manajemen ...21
2.6 Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) ...21
2.7 Pembiayaan ...24
2.7.1 Pengertian Pembiayaan...24
2.7.2 Landasan Syariah tentang Pembiayaan ...26
2.8 Ijarah ...28
2.8.1 Landasan Syariah tentang Ijarah...28
2.8.2 Rukun Ijarah ...29
2.8.3 Syarat Ijarah...29
2.8.4 Macam-macam Pembiayaan Ijarah...31
2.9 Pembiayaan Bermasalah ...31
2.9.1 Sebab-Sebab Pembiayaan Bermasalah ...32
2.10 Kolektibilitas Pembiayaan ...34
2.11 Penyelesaiaan Pembiayaan Bermasalah/ Restrukturisasi...36
2.12 Metode Penelitian...38
2.12.1 Metode Pengumpulan Data...38
2.13 Metode Pengembangan Sistem ...40
2.13.1 Rapid Application Development(RAD) ...42
2.14 Konsep Dasar UML ...45
2.14.1 Pengertian UML ...45
2.14.2 Diagram dalam UML...46
2.15 PerancanganDatabase...46
2.15.1 ManajemenDatabase...51
2.14.2 Relational Data Base Management System(RDBMS) ...52
(14)
xi
2.17 PHP ...55
2.18 My SQL...56
2.19 PHPMyAdmin...58
2.20 XAMPP...58
BAB 3 METODE PENELITIAN...60
3.1 Metode Penelitian...60
3.1.1 Metode Pengumpulan Data...60
3.1.2 Metode Pengembangan Sistem...66
3.2 Kerangka Berfikir...68
BAB 4 PEMBAHASAN ...70
4.1 Fase Perencanaan Syarat (Requirements Planning)...70
4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan ...70
4.1.1.1 Sejarah BMT Al-Munawwarah ...70
4.1.1.2 Logo Perusahaan...71
4.1.1.3 Visi dan Misi Perusahaan ...71
4.1.1.4 Legalitas Badan Hukum ...72
4.1.1.5 Struktur Organisasi ...73
4.1.2 Identifikasi Masalah...73
4.1.3 Analisis Sistem Usulan ...76
4.1.4 Lingkup Sistem ...77
4.1.5 Kebutuhan Sistem ...78
4.2 Fase RADDesign Workshop...80
4.2.1 Perancangan Proses ...80
4.2.1.1 Identifikasi Aktor...80
4.2.1.2 IdentifikasiUse Case...81
4.2.1.3 Use Case Diagram...83
4.2.1.4 Narasi Use Case...84
4.2.1.5 Activity Diagram...98
(15)
xii
4.2.1.7 Sequence Diagram...117
4.2.1.8 Statechart Diagram...129
4.2.1.9 Deployment Diagram...135
4.2.2 Perancangan Basis Data...136
4.2.2.1 Normalisasi ...136
4.2.2.2 SkemaDatabase...141
4.2.2.3 SpesifikasiDatabase...142
4.2.3 PerancanganUser Interface...149
4.3 FaseImplementation...158
4.3.1 Pemrograman (Coding) ...158
4.3.2 PenyiapanHardwaredanSoftware...159
4.3.2 PengujianBlack Box Testing...160
BAB 5 PENUTUP...167
5.1 Kesimpulan ...167
5.2 Saran ...167
(16)
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1Siklus Informasi(Ladjamudin, 2005)...16
Gambar 2.2RAD(Kendall dan kendall, 2008)...44
Gambar 2.3ContohUse Case Diagram...48
Gambar 2.4ContohActivity Diagram...49
Gambar 2.5ContohClass Diagram...49
Gambar 2.6Contoh Sequence Diagram...50
Gambar 3.1Kerangka Berfikir ...69
Gambar 4.1Logo BMT Al-Munawwarah...71
Gambar 4.2Struktur Organisasi BMT Al-Munawwarah Cabang Pamulang Timur ...73
Gambar 4.3Rich PictureAnalisis Sistem Berjalan...75
Gambar 4.4Rich PictureAnalisis Sistem Usulan ...76
Gambar 4.5DiagramUse CaseSistem Informasi Pembiayaan ...84
Gambar 4.6Activity Diagram Login...99
Gambar 4.7Activity Diagram Logout...100
Gambar 4.8Activity DiagramMembuat Data Mitra...101
Gambar 4.9Activity DiagramMembuat Data Pengajuan Pembiayaan...102
Gambar 4.10Activity DiagramMembuat Data Pembiayaan ...103
Gambar 4.11Activity DiagramMembuat Data Angsuran ...104
Gambar 4.12Activity DiagramMembuat Data Restrukturisasi...105
Gambar 4.13Activity DiagramLihat Data Mitra...106
Gambar 4.14Activity DiagramLihat Data Pengajuan Pembiayaan ...107
Gambar 4.15Activity DiagramLihat Data Pembiayaan ...108
Gambar 4.16Activity DiagramLihat Data Angsuran ...109
Gambar 4.17Activity DiagramLihat Data Kolektibilitas...110
Gambar 4.18Activity DiagramLihat Data Restrukturisasi...111
Gambar 4.19Activity Diagram ApprovalPengajuan Pembiayaan ...112
Gambar 4.20Activity DiagramCetak Bukti Angsuran...113
(17)
xiv
Gambar 4.22Class DiagramSistem Informasi Pembiayaan ...117
Gambar 4.23Sequence Diagram Login...118
Gambar 4.24Sequence Diagram Logout...119
Gambar 4.25Sequence DiagramMembuat Data Mitra ...119
Gambar 4.26Sequence DiagramMembuat Data Pengajuan ...120
Gambar 4.27Sequence DiagramMembuat Data Pembiayaan ...121
Gambar 4.28Sequence DiagramMembuat Data Angsuran ...122
Gambar 4.29Sequence DiagramMembuat Data Restrukturisasi...123
Gambar 4.30Sequence DiagramLihat Data Mitra...124
Gambar 4.31Sequence DiagramLihat Data Pengajuan ...124
Gambar 4.32Sequence DiagramLihat Data Pembiayaan ...125
Gambar 4.33Sequence DiagramLihat Data Angsuran ...125
Gambar 4.34Sequence DiagramLihat Data Kolektibilitas ...126
Gambar 4.35Sequence DiagramLihat Data Restrukturisasi...126
Gambar 4.36Sequence Diagram ApprovalPengajuan Pembiayaan...127
Gambar 4.37Sequence DiagramCetak Bukti Angsuran ...128
Gambar 4.38Sequence DiagramMengakad Ulang Pembiayaan ...128
Gambar 4.39Statechart Diagram User...129
Gambar 4.40Statechart DiagramPegawai...130
Gambar 4.41Statechart DiagramMitra...131
Gambar 4.42Statechart DiagramPengajuan...132
Gambar 4.43Statechart DiagramPembiayaan ...133
Gambar 4.44Statechart DiagramAngsuran...134
Gambar 4.45Statechart DiagramRestrukturisasi ...135
Gambar 4.46Deployment DiagramSistem Informasi pembiayaan...136
Gambar 4.47SkemaDatabase...141
Gambar 4.48User Interface Login...150
Gambar 4.59Struktur Menu HalamanCustomer Service...150
Gambar 4.50User InterfaceData Mitra...151
Gambar 4.51User Interface FormIdentitas Mitra...151
(18)
xv
Gambar 4.53User Interface FormPengajuan Pembiayaan ...152
Gambar 4.54Struktur Menu HalamanTeller...153
Gambar 4.55User InterfaceData Angsuran ...153
Gambar 4.56User Interface FormAngsuran...154
Gambar 4.57Struktur Menu Halaman Administrasi Pembiayaan ...154
Gambar 4.58User InterfaceData Pembiayaan ...155
Gambar 4.59User Interface FormPembiayaan...155
Gambar 4.60User InterfaceAkad Ulang Pembiayaan ...156
Gambar 4.61Struktur Menu HalamanAccount Officer...156
Gambar 4.62 User Interface Data Kolektibilitas dan Restrukturisasi Account Officer...157
Gambar 4.63User Interface FormRestrukturisasi ...157
Gambar 4.64Struktur Menu HalamanManager...158
Gambar 4.65User InterfaceData Kolektibilitas dan Restrukturisasi Manager ...158
(19)
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1Tabel PerbandinganBlack-box TestingdanWhite-box Testing………53
Tabel 3.1Penelitian Sejenis tentang Sistem Informasi Pembiyaaan...61
Tabel 3.2Perbedaan Penelitian Sejenis dengan Penelitian yang dilakukan...65
Tabel 4.1Identifikasi Aktor ...80
Tabel 4.2IdentifikasiUse Case...81
Tabel 4.3NarasiUse Case Login...85
Tabel 4.4NarasiUse case logout...85
Tabel 4.5NarasiUse caseMembuat Data Mitra ...86
Tabel 4.6NarasiUse caseMembuat Data Pengajuan Pembiayaan ...87
Tabel 4.7NarasiUse CaseMembuat Data Pembiayaan ...89
Tabel 4.8NarasiUse CaseMembuat Data Angsuran...90
Tabel 4.9NarasiUse CaseMembuat Data Restrukturisasi ...91
Tabel 4.10NarasiUse caseLihat Data Mitra ...93
Tabel 4.11NarasiUse caseLihat Data Pengajuan Pembiayaan ...93
Tabel 4.12NarasiUse caseLihat Data Pembiayaan...94
Tabel 4.13NarasiUse caseLihat Data Angsuran...94
Tabel 4.14NarasiUse caseLihat Data Kolektibilitas ...95
Tabel 4.15NarasiUse caseLihat Data Restrukturisasi ...95
Tabel 4.16NarasiUse Case ApprovalPengajuan Pembiayaan ...96
Tabel 4.17NarasiUse CaseCetak Bukti Angsuran ...97
Tabel 4.18NarasiUse CaseMengakad Ulang Pembiayaan ...97
Tabel 4.19Obyek PotensialClass Diagram...115
Tabel 4.20Daftar Obyek Potensial ...115
Tabel 4.21Daftar Obyek yang Diusulkan...116
Tabel 4.22Bentuk Tidak Normal Atribut Basisdata ...137
Tabel 4.23Daftar AtributUser...138
Tabel 4.24Daftar Atribut Pegawai...138
Tabel 4.25Daftar Atribut Mitra ...138
(20)
xvii
Tabel 4.27Daftar Atribut Pembiayaan...138
Tabel 4.28Daftar Atribut Angsuran...138
Tabel 4.29Daftar Atribut Kolektibilitas ...139
Tabel 4.30Daftar Atribut Restrukturisasi ...139
Tabel 4.31Daftar AtributUser...139
Tabel 4.32Daftar Atribut Pegawai...139
Tabel 4.33Daftar Atribut Devisi...139
Tabel 4.34Daftar Atribut Mitra ...139
Tabel 4.35Daftar Atribut Pengajuan...140
Tabel 4.36Daftar Atribut Jaminan...140
Tabel 4.37Daftar Atribut Pembiayaan...140
Tabel 4.38Daftar Atribut Angsuran...140
Tabel 4.39Daftar Atribut Kolektibilitas ...140
Tabel 4.40Daftar Atribut Kategori Kolektibilitas ...140
Tabel 4.41Daftar Atribut Restrukturisasi ...140
Tabel 4.42Daftar Atribut Alternatif Restrukturisasi...141
Tabel 4.43Struktur DataUser...142
Tabel 4.44Struktur Data Pegawai...143
Tabel 4.45Struktur Data Devisi...143
Tabel 4.46Struktur Data Mitra ...144
Tabel 4.47Struktur Data Pengajuan...145
Tabel 4.48Struktur Data Pembiayaan...145
Tabel 4.49Struktur Data Jaminan ...146
Tabel 4.50Struktur Data Angsuran...146
Tabel 4.51Struktur Data Kolektibilitas...147
Tabel 4.52Struktur Data Kategorikolektibilitas ...148
Tabel 4.53Struktur Data Restrukturisasi ...148
Tabel 4.54Struktur Data Alternatifrestrukturisasi ...149
Tabel 4.55DaftarToolsPengembangan Perangkat Lunak Sistem ...159
(21)
xviii
DAFTAR SIMBOL
SIMBOLUSE-CASE MODEL DIAGRAMS (Whittenet al, 2004)
Simbol Keterangan
Actor
Use case
Association
Extends
Uses (includes)
Depends on
Inheritance
(22)
xix
SIMBOLCLASS DIAGRAM (Whittenet al, 2004)
Simbol Keterangan
Class 1.class name 2.attributes 3.behaviors
Association
Agregation
Generalization
1 2 3
(23)
xx
SIMBOLSEQUENCE DIAGRAM (Whittenet al, 2004)
Simbol Keterangan
Object
Obyek Antarmuka
Lifeline
Messages
(24)
xxi
SIMBOLSTATECHART DIAGRAM (Whittenet al, 2004)
Simbol Keterangan
State
Transition Paths
Initial State
Final State
SIMBOLACTIVITY DIAGRAM (Whittenet al, 2004)
Simbol Keterangan
Activity
Initiate Activities
Start of the Process
Termination of the Process
(25)
xxii
Synchronization Bar
Decision Activity
SIMBOLDEPLOYMENT DIAGRAM (Whittenet al, 2004)
Simbol Keterangan
Node
(26)
(27)
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada era globalisasi teknologi informasi saat ini, penggunaan informasi yang dikelola secara baik dan benar dapat menunjang hasil yang optimal dalam proses bisnis sebuah perusahaan. Perusahaan yang dapat mengelola sekaligus memanfaatkan dengan baik berbagai teknologi informasi, tentu akan mendapatkan keuntungan besar terutama bagi perusahaan tersebut. Informasi mempunyai manfaat dan mempunyai peranan yang sangat dominan dalam suatu organisasi atau perusahaan. Tanpa tersedianya informasi, para manager tidak dapat mengambil keputusan dengan cepat dan tepat, serta mencapai tujuan dengan efektif dan efisien.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat dimanfaatkan sebagai penunjang kegiatan kerja dalam pengolahan data. pengolahan data secara terkomputerisasi memiliki beberapa kelebihan, seperti: pengolahan data yang cepat dan akurat dan mendukung pengolahan data dalam skala yang besar.
Salah satu pengolahan data yang digunakan dalam organisasi atau perusahaan adalah dengan menggunakan sistem informasi manajemen (SIM). Sistem informasi manajemen umumnya digunakan untuk membantu manager dalam mendapatkan informasi secara cepat dan tepat, yang nantinya akan digunakan sebagai penunjang dalam mengambil keputusan. Menurut Laudon
(28)
2
Managing the Digital Firm”, sistem informasi manajemen diperkenalkan untuk
membantumanagerdalam mengawasi dan mengelola bisnis dengan menyediakan informasi mengenai kinerja perusahaan. Sistem informasi manajemen secara khusus menghasilkan laporan yang sifatnya tetap dan rutin berdasarkan data yang diperoleh dan dirangkum dari sistem pemrosesan transaksi perusahaan.
Sistem Informasi Manajemen (SIM) adalah suatu metode untuk menghasilkan informasi yang tepat waktu bagi manajemen tentang lingkungan luar organisasi dan kegiatan operasi di dalam organisasi, dengan tujuan untuk menunjang proses pengambilan keputusan serta memperbaiki proses perencanaan dan pengawasan (Sutabri, 2005). Sistem informasi manajemen merupakan suatu kesatuan yang terdiri dari dua atau lebih subsistem yang berinteraksi untuk mencapai tujuan. Subsistem dalam sistem informasi manajemen antara lain seperti sistem informasi persediaan barang, sistem informasi keuangan dan sistem informasi pembiayaan.
Penelitian sejenis, mengenai sistem informasi manajemen telah banyak dilakukan oleh para peneliti sebelumnya. Sukenah (2009) melakukan penelitian
dengan judul “Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Piutang Pembiayaan
(Studi Kasus: KBMT AL FATH IKMI)” dimana merancang sistem komputerisasi data piutang pembiayaan. Sehingga pengelolaan data lebih cepat, akurat dan tingkat kesalahan menjadi relatif minim.
Penelitian berikutnya dilakukan oleh Santosa (2011) dengan judul “Rancang Bangun Sistem Informasi Keuangan Saham (Studi Kasus: BPRS Harta Insan Karimah)”, penelitian yang dilakukan guna membantu kelancaran proses
(29)
3
bisnis. Masalah yang dihadapi yaitu pembuatan laporan bulanan dan tahunan yang mana masih dilakukan secara manual, serta kesulitan dalam pencarian dan pencatatan data nasabah.
Kemudian Hilman (2012) melakukan penelitian dengan judul “Rancang Bangun Sistem Informasi Administrasi Pembiyaan Ijarah Multijasa pada BMT AL-Munawwarah”, dimana membangun sebuah sistem informasi administrasi pembiayaan Ijarah Multijasa yang diharapkan dapat menangani proses pembayaran angsuran serta pengarsipan data angsuran dengan sistem komputerisasi yang memudahkan proses pembiayaan.
BMT (Baitul Mal Waat Tamwil) merupakan lembaga atau organisasi keuangan mikro syariah yang umumnya melakukan kegiatan simpan-pinjam dan pembiayaan dengan prinsip bagi hasil, dimana sasarannya yaitu masyarakat kecil dan menengah. Dalam lembaga keuangan, pembiayaan juga disebut dengan kredit. Pembiayaan atau kredit merupakan salah satu bentuk tugas pokok yang wajib untuk terus dilaksanakan, guna mempertahankan dan mengembangkan usahanya. Salah satu lembaga keuangan mikro syariah yang bergerak dibidang pembiayaan ialah BMT Al- Munawwarah (Baitul Maal wat Tamwil Al-Munawwarah) Cabang Pamulang Timur.
Salah satu pembiayaan yang diberikan oleh BMT Al- Munawwarah Cabang Pamulang Timur yaitu pembiayaan dengan akad Ijarah Multijasa. Ijarah Multijasa yaitu pemindahan hak guna atas suatu barang atau jasa dalam waktu tertentu melalui pembayaran jasa (ujrah) atau feetanpa pemindahan kepemilikan.
(30)
4
Contohnya seperti jasa pendidikan, jasa kesehatan, jasa event organizer ataupun jasa lainnya yang berbentuk layanan non material.
Ijarah Multijasa merupakan pembiayaan pada BMT Al-Munawwarah yang memiliki jumlah mitra terbanyak kedua setelah mudharabah yaitu dengan jumlah mitra sebanyak 133 dengan persentase 26,3 % dari total keseluruhan 5 jenis pembiayaan yang diberikan. Namun dalam praktiknya tidak semua pembiayaan yang telah diberikan dapat berjalan lancar, sebagian ada yang kurang lancar dan sebagian menuju kemacetan. Demi amannya suatu pembiayaan, maka perlu dilakukan langkah-langkah pegawasan yaitu dengan mengklasifikasikan pembiayaan berdasarkan kategori kolektibilitasnya. Data kolektibilitas mitra digunakan untuk menunjang proses dalam restrukturisasi terkait dengan penyelesaian pembiayaan bermasalah.
Kolektibilitas adalah gambaran dari keadaan pembayaran angsuran pokok dan nisbah bagi hasil pinjaman serta tingkat kemungkinan diterimanya kembali dana yang ditanamkan dalam surat berharga atau penanaman lainya (Sholihin, 2010). Informasi kolektibilitas pembiayaan merupakan media untuk membantu pihak BMT dalam mengambil kebijakan-kebijakan penting yang terkait dengan pemantauan ataupun penyelamatan pembiayaan yang telah diberikan kepada mitra. Informasi dari tingkat kolektibilitas akan sangat membantu BMT untuk kegiatan pengawasan terhadap masing-masing mitra secara individu maupun secara keseluruhan.
Proses bisnis yang dilakukan BMT Al-Munawwarah sebagian telah terkomputerisasi, namun sistem komputerisasi yang dimiliki BMT
(31)
Al-5
Munawwarah hanya dapat digunakan sampai tahap pembayaraan angsuran saja dan belum terintegrasi pada kolektibilitas dan restrukturisasi. Proses pengelolaan kolektibilitas serta restrukturisasi masih dilakukan menggunakan cara yang semi terkomputerisasi dengan membuat tabel laporan kedalam Microsoft Excel 2007, sehingga pencarian data harus dilakukan dengan cara membuka satu per satu folder sampai mendapatkan informasi mengenai data yang dibutuhkan, karena sistem tersebut tidak dilengkapi fasilitas search yang secara akurat mengakses langsung ke dalam database. Dengan sistem pencatatan laporan yang demikian, BMT Al-Munawwarah sering mendapatkan kesalahan data, dikarenakan dalam proses penggolongan kolektibilitas slip angsuran yang digunakan sebagai acuan sering hilang, sehingga membuat manager merasa kesulitan dalam melakukan pemantauan atau pengawasan terhadap perkembangan pembiayan mitra, serta dalam menentukan kebijakan-kebijakan yang terkait dengan penyelesaiaan pembiayaan bermasalah dengan cepat dan tepat.
Dengan melihat latar belakang tersebut maka diperlukan suatu sistem informasi yang dapat membantu karyawan serta managerBMT dalam melakukan pengelolaan kolektibilitas serta penyelesaian pembiayaan bermasalah dengan cepat, tepat dan akurat. Sehingga biaya yang dikeluarkan dapat diminimalisir dan juga waktu yang digunakan akan lebih efisien. Dengan bercermin pada latar belakang tersebut, maka peneliti berinisiatif untuk melakukan penelitian dengan judul “Rancang Bangun Sistem Informasi Pembiayaan pada Produk Ijarah Multijasa”.
(32)
6
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka rumusan masalah penelitian ini adalah:
1. Bagaimana merancang dan membangun sistem informasi pembiayaan pada produk Ijarah Multijasa yang dapat memberikan data-data kolektibilitas dan restrukturisasi pembiayaan?
2. Bagaimana merancang dan membangun sistem informasi pembiayaan yang dapat mempermudah karyawan maupun manager dalam mengelola produk Ijarah Multijasa dengan fitur sesuai kebutuhannya?
1.3 Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut: 1. Penelitian ini hanya ditujukan pada produk Ijarah Multijasa.
2. Penelitian ini tidak membahas perancangan jaringan, keamanan data kecuali login akses dan pemeliharaan (maintenance).
3. Metode pengembangan sistem yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rapid Application Development (RAD) (Kendall dan Kendall, 2008).
4. Tools yang digunakan adalah Unfied Modelling Language (UML) dengan menggunakan Usecase Diagram, Activity Diagram, Class Diagram, Sequence Diagram, Statechart DiagramdanDeployment Diagram.
5. Bahasa pemrograman yang digunakan yaitu PHP 5.3.1 dan untuk database menggunakan MySQL versi 5.1.41, dengan pengujian sistem menggunakan pengujianBlack-Box Testing.
(33)
7
6. Aktor yang menggunakan sistem informasi ini adalah manager, customer service,teller, administrasi pembiayaan, danaccount officer.
1.4 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian
Tujuan umum dari penelitian ini adalah merancang sistem informasi pembiayaan pada produk Ijarah Multijasa. Sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini adalah:
1. Menganalisis dan merancang sistem informasi pembiayaan yang dapat digunakan dalam mengelola pembiayaan mulai dari pengajuan pembiayaan sampai restrukturisasi pembiayaan.
2. Merancang dan membangun sistem informasi pembiayaan pada produk Ijarah Multijasa yang dapat mendukung kegiatan kerja para karyawan maupunmanager.
1.4.2 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu sebagi berikut: 1. Bagi Universitas
Sebagai referensi untuk penelitian yang akan datang dan juga sebagai bahan tambahan untuk ilmu pengetahuan di bidang sistem informasi yang konsentrasinya pada Sistem Informasi Bisnis Syariah (SIBIS).
(34)
8
Membantu transaksi bisnis yang akan dilakukan, khususnya dalam pembuatan laporan kolektibilitas pembiayaan mitra maupun dalam penyelesaian pembiayaan bermasalah secara tepat dan akurat.
3. Bagi Mahasiswa
Memberikan gambaran dan pemahaman menyeluruh mengenai Sistem Informasi pembiayaan pada produk Ijarah Multijasa.
1.5 Metode Penelitian
Adapun metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.5.1 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dilakukan yaitu dengan tiga cara diantaranya observasi, wawanccara dan studi literatur.
A. Observasi
Observasi yang dilakukan yaitu dengan melihat secara langsung proses dan kegiatan bisnis yang berjalan pada BMT Al-Munawwarah, Cabang Pamulang Timur. Hasil yang ingin dicapai yaitu dapat melihat proses bisnis yang terjadi, serta dapat mencari data yang diperlukan untuk penelitian.
(35)
9
Wawancara yang dilakukan yaitu dengan melakukan tanya jawab terhadap manager BMT Al-Munawwarah Cabang Pamulang Timur, untuk mengetahui sistem informasi pembiayaan yang ingin dibangun.
C. Studi Literatur
Studi literatur yang dilakukan yaitu dengan membaca dan mempelajari literatur sejenis yang berkaitan dengan penelitian ini. Sumber-sumber yang dapat dijadikan studi literatur antara lain jurnal, buku-buku dan tugas akhir atau skripsi sejenis.
1.5.2 Metode Pengembangan Sistem
Metode pengembangan sistem yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode pengembangan Rapid Application Development (RAD) dengan menggunakan pemodelan berorientasi obyek. Tahapan metode RAD yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi Fase Requirements Planning (Perencanaan Syarat), RADDesign Workshop dan Implementation (Kendall dan Kendall, 2008). Pada tahap pengembangan sistem, tools yang digunakan adalah UML (Unified Modelling Language). Diagram yang digunakan yaitu Use Case Diagram, Activity Diagram, Class Diagram, Sequence Diagram, Statechart Diagram dan Deployment Diagram.
1.6 Sistematika Penulisan
Dalam sistematika penulisan laporan ini, pembahasan yang dilakukan dibagi kedalam 5 (lima) Bab, yaitu:
(36)
10
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian, metode penelitian, serta sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini menguraikan mengenai landasan teori yang berkaitan dengan topik penelitian. Landasan teori mencakup konsep dasar perancangan, sistem informasi, BMT, pembiayaan Ijarah Multijasa, kolektibilitas pembiayaan, penyelesaian pembiayaan bermasalah/ restrukturisasi dan metode penelitian.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini menjelaskan metode pengumpulan data dan metode pengembangan sistem yang digunakan untuk skripsi ini. Penjelasan yang terkait merupakan tahap dan kegiatan selama dalam penelitian.
BAB IV PEMBAHASAN
Bab ini membahas, mengenai gambaran umum perusahaan, visi dan misi, motto dan budaya kerja, struktur organisasi, serta analisis permasalahan mengenai sistem berjalan, analisis sistem usulan, serta perancangan database, interface, hingga sampai pada tahap testingdari sistem ini.
(37)
11
Bab ini berisi mengenai kesimpulan dari uraian yang sudah diterangkan pada bab-bab sebelumnya, dan juga berisi saran-saran pengembangan lebih lanjut.
(38)
(39)
12 BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Rancang Bangun
Perancangan atau rancang merupakan serangkaian prosedur untuk menerjemahkan hasil analisis dari sebuah sistem ke dalam bahasa pemrograman untuk mendeskripsikan dengan detail bagaimana komponen-komponen sistem diimplementasikan. Sedangkan pengertian pembangunan atau bangun sistem adalah kegiatan menciptakan sistem baru maupun mengganti atau memperbaiki sistem yang telah ada baik secara keseluruhan maupun sebagian (Pressman, 2002).
Menurut Rizky (2011), perancangan adalah sebuah proses untuk mendefinisikan sesuatu yang akan dikerjakan dengan menggunakan teknik yang bervariasi serta didalamnya melibatkan detail komponen dan juga keterbatasan yang akan dialami dalam proses pengerjaan. Sedangkan pembangunan adalah sebuah tahapan proyek pengembangan perangkat lunak yang berada di area implementasi proyek pasca proses analisa dan desain.
2.2 Konsep Dasar Sistem 2.2.1 Pengertian Sistem
Sistem secara sederhana diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen, atau variabel yang terorganisir, saling berinteraksi saling tergantung satu sama lain, dan terpadu. Menurut Kadir (2003), sistem adalah
(40)
13
sekumpulan elemen yang saling terkait atau terpadu yang dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan.
Terdapat dua kelompok pendekatan di dalam mendefinisikan sistem, yaitu yang menekankan pada prosedurnya dan yang menekankan pada komponen atau elemennya. Berdasarkan pendekatan yang menekankan pada prosedurnya sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu (Jogiyanto, 2005).
Sedangkan pendekatan yang lebih menekankan pada elemen atau komponennya mendefinisikan sistem sebagai sekumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sebagai gambaran jika dalam sebuah sistem terdapat elemen yang tidak memberikan manfaat dalam mencapai tujuan yang sama, maka elemen tersebut dapat dipastikan bukanlah bagian dari sistem (Sutabri, 2005).
2.2.2 Karakteristik Sistem
Suatu sistem mempunyai beberapa karakteristik, yaitu komponen atau elemen (component), batas sistem (boundary), lingkungan luar sistem (environment), penghubung (interface), masukan (input), pengolah (process), keluaran (output), sasaran (objective) atau tujuan (goal) (Mulyanto, 2009).
1. Komponen Sistem (Components)
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, bekerja sama membentuk satu kesatuan. Apabila suatu sistem merupakan salah satu
(41)
14
komponen sistem lain yang lebih besar, maka akan disebut dengan subsistem, sedangkan sistem yang lebih besar tersebut adalah lingkungannya.
2. Batasan Sistem (Boundary)
Batasan sistem merupakan pembatas atau pemisah antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem menentukan konfigurasinya, ruang lingkup atau kemampuan sistem. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan. Batas suatu sistem juga menunjukan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.
3. Lingkungan Luar Sistem (Environment)
Lingkungan luar adalah apa pun di luar batas dari sistem yang dapat mempengaruhi operasi sistem, baik pengaruh yang menguntungkan ataupun yang merugikan.
4. Penghubung Sistem (Interface)
Penghubung merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem yang lainnya. Penghubung inilah yang akan menjadi media yang digunakan data dari masukan (input) hingga keluaran (output). Dengan adanya penghubung, suatu subsistem dapat berinteraksi dan berintegrasi dengan subsistem yang lain membentuk satu kesatuan.
5. Masukan Sistem (Input)
Masukan atau input merupakan energy yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal (signal input) Maintenance input adalah bahan yang dimasukkan agar
(42)
15
sistem tersebut beroperasi. Signal inputadalah masukan yang diproses untuk mendapatkan keluaran.
6. Keluaran Sistem (Output)
Keluaran (output) merupakan hasil dari pemrosesan. Keluaran dapat berupa informasi sebagai masukan pada sistem lain atau hanya sebagai sisa pembuangan.
7. Pengolah Sistem (Process)
Pengolahan sistem (process) merupakan bagian yang melakukan perubahan dari masukan untuk menjadi keluaran yang diinginkan. Dalam sistem informasi, pengolah dapat berupa operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, pengurutan, atau operasi lainnya yang nantinya akan mengubah masukan berupa data menjadi informasi yang berguna.
8. Sasaran Sistem (Objective)
Sasaran sistem suatu sistem pasti memiliki sasaran (objective) atau tujuan (goal). Apabila sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada gunanya. Tujuan inilah yang mengarahkan suatu sistem. Tanpa adanya tujuan, sistem menjadi tidak terarah dan terkendali. Tujuan sistem informasi tergantung pada kegiatan yang ditangani.
2.3 Konsep Dasar Informasi 2.3.1 Pengertian Informasi
Informasi dapat didefinisikan sebagai hasil dari pengolahan data dalam bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang
(43)
16
menggambarkan suatu kejadian (event) yang nyata (fact) yang digunakan untuk pengambian keputusan (Jogiyanto, 2005). Informasi merupakan sekumpulan dari beberapa bentuk data yang dapat diolah menjadi sesuatu yang lebih berguna, mempunyai arti dan mempunyai nilai yang lebih nyata dan dapat diterima terutama bagi penerimanya.
Pengertian Informasi menurut beberapa ahli (Mulyanto, 2009):
Menurut Robert dan John, informasi adalah suatu kenyataan, data, item, yang menambah pengetahuan bagi penggunannya.
Gordon mendefinisikan informasi sebagai data yang telah diolah menjadi bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau saat mendatang.
Menurut Barry, informasi merupakan sesuatu yang menunjukkan hasil pengolahan data yang diorganisasi dan berguna kepada orang yang menerimanya.
2.3.2 Siklus Informasi
Dalam mendapatkan informasi, perlu untuk dijelaskan bagaimana siklus yang terjadi atau dibutuhkan dalam menghasilkan informasi agar dapat bermanfaat bagi penerimanya. Siklus informasi atau siklus pengolahan datanya adalah sebagai berikut (Ladjamuddin, 2005):
Gambar 2.1 Siklus Informasi Input
(Data)
Output (Informasi) Proses
(44)
17
Data yang masih belum diolah perlu disimpan untuk pengolahan lebih lanjut, karena tidak semua data yang diperoleh disimpan terlebih dahulu yang nantinya setiap saat dapat diambil untuk diolah menjadi informasi. Data ini disimpan di simpanan (storage) dalam bentuk basis data (database). Data yang ada di basis data ini yang nantinya akan digunakan untuk menghasilkan informasi. (Jogiyanto, 2003).
2.3.3 Kualitas Informasi
Kualitas suatu informasi tergantung dari 3 (tiga) hal yaitu, informasi harus akurat (accurate), tepat waktu (timelines), dan relevan (relevan). Berikut penjelasan tentang kualitas informasi (Mulyanto, 2009):
a. Akurat(Accurate)
Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bias atau menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan maksudnya. Informasi harus akurat karena dari sumber informasi sampai penerima informasi kemungkinan banyak terjadi gangguan (noise) yang dapat mengubah atau merusak informasi tersebut.
b. Tepat waktu(Timelines)
Informasi yang datang pada si penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah using tidak akan mempunyai nilai lagi karena informasi merupakan landasan dalam pengambilan keputusan. Bila pengambilan keputusan terlambat, maka dapat berakibat fatal bagi organisasi.
(45)
18
Informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya. Relevansi informasi untuk orang satu dengan yang lain berbeda, misalnya informasi kerusakan mesin produksi kepada akuntan perusahaan adalah kurang relevan dan akan lebih relevan bila ditujukan kepada ahli teknik perusahaan.
2.4 Konsep Dasar Sistem Informasi 2.4.1 Pengertian Sistem Informasi
Sistem Informasi merupakan suatu komponen yang terdiri dari manusia, teknologi informasi, dan prosedur kerja yang memproses, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi untuk mencapai suatu tujuan (Mulyanto, 2009).
Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi bersifat manajerial dan kegiatan strategis dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang dibutuhkan (Sutabri, 2005).
Menurut Prahasta (2005), Sistem informasi adalah suatu sistem manusia-mesin yang terpadu untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan dalam organisasi.
2.4.2 Komponen Sistem Informasi
Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut blok bangunan (building block), yang terdiri dari blok masukan, blok model, blok
(46)
19
keluaran, blok teknologi, blok basis data, dan blok kendali. Sebagai suatu sistem, keenam blok tersebut masing-masing saling berinteraksi satu dengan yang lain membentuk satu kesatuan untuk mencapai sasaran (Sutabri, 2005).
A. Blok masukan(input block)
Merupakan input yang mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi.Inputdi sini termasuk metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar. B. Blok model(model block)
Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.
C. Blok keluaran(output block)
Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.
D. Blok teknologi(technology block)
Teknologi merupakan “tool box” dalam sistem informasi. Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluarannya, dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan.
(47)
20
Basis data(database)merupakan kumpulan data yang saling berkaitan dan berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan menggunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. F. Blok kendali(control block)
Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung depat diatasi.
2.5 Konsep Sistem Informasi Manajemen 2.5.1 Pengertian Sistem Informasi Manajemen
Sistem informasi manajemen didefinisikan sebagai suatu sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi bagi beberapa pemakai dengan kebutuhan yang serupa. Sistem informasi manajemen dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi umum kepada paramanagerdidalam perusahaan (Mulyanto, 2009).
Murdick dan Ross menjelaskan dalam bukunya yang berjudul “Sistem Informasi untuk Manajemen Modern” Sistem informasi manajemen adalah proses komunikasi di mana informasi masukan (input) direkam, disimpan, dan diproses untuk menghasilkan output yang berupa keputusan tentang perencanaan, pengoperasian, dan pengawasan (Sutabri, 2005).
Kemudian menurut McLeod (2008) dalam bukunya yang berjudul “Management Information Systems”, Sistem informasi manajemen adalah suatu sistem berbasis komputer yang membuat informasi tersedia bagi para pengguna yang memiliki kebutuhan serupa.
(48)
21
2.5.2 Karakteristik Sistem Informasi Manajemen
Menurut Sutabri (2005), beberapa karakteristik sistem informasi manajemen antara lain:
1. SIM membantu manajer secara terstruktur pada tingkat operasional dan tingkat kontrol saja.
2. SIM didesain untuk memberikan laporan operational sehari-hari sehingga dapat memberi informasi untuk mengontrol operasi tersebut dengan lebih baik.
3. SIM sangat bergantung pada keberadaan data organisasi secara keseluruhan, serta bergantung pada alur informasi yang dimiliki oleh organisasi tersebut. 4. SIM biasanya tidak memiliki kemampuan untuk menganalisis masalah. 5. SIM biasanya berorientasi pada data-data yang sudah terjadi atau data-data
yang sedang terjadi, bukan data-data yang akan terjadi sepertiforecasting. 6. SIM biasanya berorientasi pada data di dalam organisasi dibanding
data-data dari luar organisasi.
7. SIM biasanya tidak fleksible karena bentuk laporan-laporan yang dihasilkan banyak sudah dipersiapkan sebelumnya.
8. SIM membutuhkan perencanaan yang sangat matang dan panjang, sambil memperhitungkan perkembangan organisasi di masa mendatang.
2.6 Baitul Maal Wat Tamwil (BMT)
Baitul Maal wat Tamwil (BMT) adalah lembaga keuangan mikro yang dioperasikan dengan prinsip bagi hasil, menumbuh kembangkan bisnis usaha
(49)
22
mikro dan kecil, dalam rangka membela kepentingan kaum fakir miskin (Soemitra, 2009).
Menurut Sholihin (2010), BMT adalah lembaga keuangan mikro yang dioperasikan dengan prinsip bagi hasil, menumbuhkembangkan bisnis usaha mikro dalam rangka mengangkat derajat dan martabat serta membela kepentingan kaum fakir miskin, ditumbuhkan atas prakarsa dan modal awal dari tokoh-tokoh masyarakat setempat dengan berlandaskan pada sistem ekonomi yang salaam: keselamatan, kedamaian, dan kesejahteraan. Fungsi BMT adalah untuk:
1. Meningkatkan kualitas SDM anggota, pengurus, dan pengelola menjadi lebih professional, mendesain (selamat, damai, dan sejahtera), dan amanah sehingga semakin utuh dan tangguh dalam berjuang dan berusaha (beribadah) menghadapi tantangan global.
2. Mengorganisasi dan memobilisasi dana sehingga dana yang dimiliki oleh masyarakat dapat termanfaatkan secara optimal di dalam dan di luar organisasi untuk kepentingan rakyat banyak.
3. Mengembangkan kesempatan kerja.
4. Mengukuhkan dan meningkatkan kualitas usaha dan pasar produk-produk anggota.
5. Memperkuat dan meningkatkan kualitas lembaga-lembaga ekonomi dan social masyarakat.
Prinsip-prinsip dasar BMT, yaitu:
1. Keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT dengan mengimplementasikan prinsip-prinsip syariah dan muamalah Islam ke dalam kehidupan nyata;
(50)
23
2. Keterpaduan(kaffah)di mana nilai-nilai spiritual berfungsi mengarahkan dan menggerakan etika dan moral yang dinamis, proaktif, progresif, adil, dan berakhlak mulia;
3. Kekeluargaan (kooperatif); 4. Kebersamaan;
5. Kemandirian;
6. Profesionalisme; dan 7. Istikamah.
Ciri-ciri utama BMT, yaitu:
1. Berorientasi bisnis, mencari laba bersama, meningkatkan pemanfaatan ekonomi paling banyak untuk anggota dan lingkungannya;
2. Bukan lembaga sosial tetapi dapat dimanfaatkan untuk mengefektifkan penggunaan zakat, infak, dan sedekah bagi kesejahteraan orang banyak; 3. Ditumbuhkan dari bawah berlandaskan peran serta masyarakat di sekitarnya; 4. Milik bersama masyarakat kecil dan bawah dari lingkungan BMT itu sendiri,
bukan milik orang seorang atau orang dari luar masyarakat itu.
Kegiatan usaha BMT dapat berjalan pada berbagai jenis kegiatan usaha, baik berupa keuangan maupun non-keuangan. Kegiatan usaha yang dilakukan oleh BMT meliputi:
1.) Penghimpunan dana
Penghimpunan dana dapat berupa simpanan wadi’ah (titipan tidak berbagi hasil) yad ad-damanah (titipan berupa giro yang bisa diambil pada suatu
(51)
24
waktu oleh penyimpannya), yad al-amanah (titipan dan bisa berupa zakat, infak, dan sedekah),mudharabah(titipan yang berbagi hasil).
2.) Pembiayaan atau kredit usaha kecil bawah (mikro)
Pembiayaannya bisa berupa pembiayaan mudharabah, musyarakah, murabahahdanijarah.
2.7 Pembiayaan
2.7.1 Pengertian Pembiayaan
Istilah pembiayaan pada dasarnya lahir dari pengertianI believe,I trust,
yaitu ‘saya percaya’ atau ‘saya menaruh kepercayaan’. Perkataan pembiayaan
yang artinya kepercayaan (trust) yang berarti BMT menaruh kepercayaan kepada seseorang untuk melaksanakan amanah yang diberikan oleh BMT selakushahibul maal.Dana tersebut harus digunakan dengan benar, adil, dan harus disertai dengan ikatan dan syarat-syarat yang jelas serta saling menguntungkan bagi kedua belah pihak (Rivai dan Veithzal, 2008).
Pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat di persamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil (Kasmir, 2008).
Pembiayaan sering digunakan untuk menunjukkan aktivitas utama BMT, karena berhubungan dengan rencana memperoleh pendapatan. Berdasarkan Pasal
(52)
25
1 butir 25 UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa:
a. Transaksi bagi hasil dalam bentukMudharabahdanMusyarakah;
b. Transaksi sewa-menyewa dalam bentuk Ijarah atau sewa beli dalam bentuk Ijarah Muntahiyah bit Tamlik;
c. Transaksi jual beli dalam bentuk piutangMurabahah, Salam,danIstishna’;
d. Transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentukIjarahuntuk transaksi multijasa. Berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara Bank Syariah dan/atau UUS dan pihak yang lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai dan/atau diberi fasilitas dana untuk mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalanujrah, tanpa imbalan atau bagi hasil.
Dalam Pasal 1 butir 12 UU No. 10 Tahun 1998 jo. UU No. 7 Tahun 1992
tentang Perbankan, pembiayaan adalah “penyediaan uang atau tagihan yang
dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil” (Djamil, 2012).
Pembiayaan merupakan aktivitas bank syariah dalam menyalurkan dananya kepada pihak nasabah yang membutuhkan dana. Pembiayaan sangat bermanfaat bagi bank syariah, nasabah, dan pemerintah. Pembiayaan memberikan hasil yang paling besar di antara penyaluran dana lainnya yang dilakukan oleh lembaga kauangan syariah. Sebelum menyalurkan dana melalui pembiayaan, lembaga keuangan syariah perlu melakukan analisis pembiayaan yang mendalam.
(53)
26
Sifat pembiayaan bukan merupakan utang piutang, tetapi merupakan investasi yang diberikan kepada nasabah dalam melakukan usaha. Pembiayaan juga memiliki fungsi, di antaranya:
1. Pembiayaan dapat meningkatkan arus tukar-menukar barang dan jasa. 2. Pembiayaan merupakan alat yang dipakai untuk memanfaatkanidle fund. 3. Pembiayaan sebagai alat pengendali harga.
4. Pembiayaan dapat mengaktifkan dan meningkatkan manfaat ekonomi yang ada.
2.7.2 Landasan Syariah tentang Pembiayaan
Berikut merupakan landasan syariah tentang pembiayaan : A. QS. An-Nisa’: 29
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; Sesungguhnya Allah Maha Penyayang kepadamu”.(QS. An-Nisa’: 29). B. QS. Al-Baqarah: 282
(54)
27
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu´amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, meka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya. Jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, maka hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur. Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki (di antaramu). Jika tak ada dua oang lelaki, maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa maka yang seorang mengingatkannya. Janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan) apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya. Yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah mu´amalahmu itu), kecuali jika mu´amalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak menulisnya. Dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli; dan janganlah penulis dan saksi saling sulit menyulitkan. Jika kamu lakukan (yang demikian), maka sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. Dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”. (QS. Al-Baqarah: 282).
(55)
28
2.8 Ijarah
Pembiayaanijarahadalah akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang atau jasa dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa/upah, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan barang (Sutedi, 2009). Pendapatan yang diterima dari transaksi ijarah disebut ujrah. Al-ujrah adalah imbalan yang diperjanjikan dan dibayar oleh pengguna manfaat sebagai imbalan atas manfaat yang diterimanya.
Ijarahadalah akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang atau jasa, dalam waktu tertentu dengan pembayaran upah sewa (ujrah), tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan atas barang itu sendiri (Nurhayati dan Wasilah, 2008).
Menurut Soemitra (2009), ijarah adalah akad penyaluran dana untuk pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang dalam waktu tertentu dengan pembayaran sewa (ujrah), antara perusahaan pembiayaan sebagai pemberi sewa
(mu’ajjir) dengan penyewa (musta’jir) tanpa diikuti pengalihan kepemilikan barang itu sendiri.
2.8.1 Landasan Syariah tentang Ijarah
Landasan syariah tentang hukum ijarahterdapat dalam Al-Qur’an dan Al -Hadits. Dalam Al-Qur’an yaitu terdapat pada:
a. Q.S. An-Nisa: 12
Berbunyi: “Maka mereka bersekutu dalam yang sepertiga itu.”
(56)
29
b. Q.S Shad: 24
Berbunyi: “Dan Sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu
sebagian berbuat zalim kepada sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; dan amat sedikitlah mereka ini.” (Q.S Shad: 24)
c. Al Baqarah: 233
Berbunyi: “Dan, jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, tidak dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (Al-Baqarah : 233)
Dalam Al-Hadits yaitu:
a. Dari Ibnu Abbas, Rasulullah SAW bersabda:
“Berbekahlah kamu, kemudian berikanlah olehmu upahnya kepada tukang bekam itu.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
b. Dari Ibnu Umar, Rasulullah SAW bersabda:
“Berikanlah upah pekerja sebelum keringatnya kering. ” (HR. Ibnu Majah).
2.8.2 Rukun Ijarah
Rukun transaksi ijarah meliputi transaktor, obyek ijarah, dan ijab qabul. Berikut penjelasan mengenai rukun ijarah (Yayaet al.,2009):
1. Transaktor terdiri atas penyewa (nasabah) dan pemberi sewa (bank syariah). Kedua transaktor disyaratkan memiliki kompetensi berupa akil baligh dan
(57)
30
kemampuan memilih yang optimal seperti tidak gila, tidak sedang dipaksa, dan lainnya yang sejenis.
2. Obyek ijarah meliputi pembayaran sewa dan manfaat dari penggunaan asset. Manfaat dari penggunaan asset dalam ijarah adalah objek kontrak yang harus dijamin, karena ia merupakan rukun yang harus dipenuhi sebagai ganti dari sewa dan bukan asset itu sendiri.
3. Ijab dan Kabul dalam akad ijarah merupakan pernyataan dari kedua belah pihak yang berkontrak dengan cara penawaran dari asset (bank syariah) dengan penerimaan yang dinyatakan oleh penyewa (nasabah).
2.8.3 Syarat Ijarah
Pembiayaan ijarah tertuang dalam Fatwa DSN MUI No:09/DSN-MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan ijarah. Dalam ketentuan tersebut disebutkan bahwa syaratijarahadalah sebagai berikut (Sutedi, 2009):
4. Sighat ijarah, yaitu ijab dan kabul berupa pernyataan dari kedua belah pihak yang berkontrak, baik secara verbal atau dalam bentuk lain.
5. Pihak-pihak yang berakad (berkontrak) terdiri atas pemberi sewa/pemberi jasa, dan penyewa/pengguna jasa.
6. Obyek akadijarah, yaitu:
a. Manfaat barang dan sewa; atau b. Manfaat jasa dan upah.
(58)
31
2.8.4 Macam-macam Pembiayan Ijarah
Terdapat 3 macam pembiayaanijarahyaitu : 1.) IjarahManfaat
Ijarah manfaat yaitu pihak BMT menyewakan barang tertentu kepada nasabah tanpa diikuti perpindahan kepemilikan. Dalam ijarah manfaat cara pengembaliannya yaitu dengan cara angsuran atau jatuh tempo. Contohnya : menyewakan kontrak rumah.
2.) IjarahMultijasa
Ijarah multijasa yaitu pihak BMT menyewakan jasa untuk memenuhi kebutuhan nasabah yang berbentuk jasa pendidikan, jasa kesehatan, jasaevent organizerataupun jasa lainnya yang berbentuk layanan non material.
3.) Ijarah Muntahia bittamlik
Ijarah muntahia bittamlik yaitu pihak BMT menyewakan barang tertentu kepada nasabah dan barang yang disewakan tersebut setelah akhir masa sewa atau perlunasan secara otomatis menjadi milik nasabah. Contoh : sepeda motor, mobil, rumah.
2.9 Pembiayaan Bermasalah
Dalam berbagai peraturan yang diterbitkan Bank Indonesia tidak dijumpai pengertian dari “pembiayaan bermasalah”. Begitu juga istilah Non Performing Financings (NPFs) untuk fasilitas pembiayaan maupun istilah Non Performing Loan(NPL) untuk fasilitas kredit tidak dijumpai dalam peraturan–peraturan yang diterbitkan Bank Indonesia. Namun dalam setiap Statistik Perbankan Syariah yang
(59)
32
diterbitkan oleh Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia dapat dijumpai istilah Non Performing Financings (NPFs) yang diartikan sebagai “Pembiayaan Non Lancar mulai dari kurang lancar sampai dengan macet” (Djamil, 2012).
Menurut Sholihin (2010), definisi pembiayaan bermasalah adalah pembiayaan yang kolektibilitasnya tergolong: dalam perhatian khusus, kurang lancar, diragukan, dan macet.
Pembiayaan bermasalah merupakan pembiayaan yang diberikan oleh pihak kreditur (BMT) kepada debitur (nasabah) namun dalam pelaksanaannya baik angsuran pokok, bagi hasil (margin) atau ujrah, maupun jangka waktu pembayarannya tidak sesuai dengan persyaratan atau persetujuan yang telah disepakati di awal oleh pihak kreditur dan debitur, sehingga akan menimbulkan kredit atau pembiayaan yang bermasalah.
2.9.1 Sebab-Sebab Pembiayaan Bermasalah
Secara umum pembiayaan bermasalah disebabkan oleh faktor-faktorintern dan faktor-faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada di dalam perusahaan sendiri, dan faktor utama yang paling dominan adalah faktor manajerial. Timbulnya kesulitan-kesulitan keuangan perusahaan yang disebabkan oleh faktor manajerial dapat dilihat dari beberapa hal, seperti kelemahan dalam kebijakan pembelian dan penjualan, lemahnya pengawasan biaya dan pengeluaran, kebijakan piutang yang kurang tepat, penempatan yang berlebihan pada aktiva tetap, dan permodelan yang tidak cukup. Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang berada di luar kekuasaan manajemen perusahaan, seperti bencana
(60)
33
alam, perubahan dalam kondisi perekonomian dan perdagangan, perubahan-perubahan teknologi, dan lain-lain (Djamil, 2012).
Menurut Buchori (2012) dalam bukunya yang berjudul “Koperasi Syariah,
Teori dan Praktik”, faktor-faktor yang menjadi penyebab timbulnya pembiayaan bermasalah antara lain:
1. FaktorInternal
a. Kejujuran(Integrity)
Koperasi Syariah dalam merekrut karyawan harus mencari orang yang taat beribadah, orang rajin ibadah setidaknya memiliki sikap kejujuran dan menghargai harta milik orang lain.
b. Pengetahuan(Knowledge)
Pengetahuan terhadap manajemen pembiayaan merupakan langkah terbaik dalam mengantisipasi terjadinya pembiayaan.
c. Sikap(attitude)
Pembiayaan bermasalah juga dapat timbul dari petugas pembiayaan yang tidak memiliki sikap proporsional.
d. Ketrampilan(Skill)
Seringkali dijumpai anggota penerima pembiayaan tidak mampu untuk membayar angsuran, meskipun baru satu bulan atau dua bulan pencairan pembiayaan diberikan. Kejadian ini merupakan lemahnya petugas dalam menganalisis kemampuan calon penerima pembiayaan.
(61)
34
Seringkali kegagalan sebuah Koperasi Syariah lebih sering disebabkan kurang tertatanya organisasi khususnya kelengkapan SOP yang jarang dimiliki.
2. Faktor Eksternal
a. Kondisi perekonomian dan politik yang sering berubah, sehingga tidak mendukung operasional pembiyaan yang berkesinambungan.
b. Bencana alam dan peperangan. c. Perubahan teknologi
d. Itikad kurang baik debitur
e. Pelaksanaan manajemen resiko pembiayaan yang cenderung melemah akibat persaingan antar bank yang semakin meningkat.
2.10 Kolektibilitas Pembiayaan
Kolektibilitas adalah gambaran dari keadaan pembayaran angsuran pokok dan nisbah bagi hasil pinjaman serta tingkat kemungkinan diterimanya kembali dana yang ditanamkan dalam surat berharga atau penanaman lainya (Sholihin, 2010). Kolektibilitas pembiayaan merupakan media untuk membantu pihak BMT dalam mengambil kebijakan-kebijakan penting yang terkait dengan pemantauan ataupun penyelamatan pembiayaan yang telah diberikan kepada nasabah.
Berdasarkan ketentuan Pasal 9 PBI No. 8/21/PBI/2006 tentang Kualitas Aktiva Bank Umum yang melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah sebagaimana diubah dengan PBI No. 9/9/PBI/2007 dan PBI No. 10/24/PBI/2008, kualitas pembiayaan dinilai berdasarkan aspek-aspek:
(62)
35
1. Prospek usaha;
2. Kinerja(performance)nasabah; dan
3. Kemampuan membayar/ kemampuan menyerahkan barang pesanan.
Atas dasar penilaian aspek-aspek tersebut kolektibilitas pembiayaan ditetapkan menjadi 5 (lima) golongan yaitu (Djamil, 2012):
1. Lancar
Apabila pembayaran angsuran tepat waktu dan tidak ada tunggakan serta sesuai dengan persyaratan akad
2. Dalam Perhatian Khusus
Apabila terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan atau sewa sampai dengan 90 hari.
3. Kurang Lancar
Apabila terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan atau sewa yang telah melewati 90 hari sampai dengan 180 hari.
4. Diragukan
Apabila terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan atau sewa yang telah melewati 180 hari sampai dengan 270 hari.
5. Macet
Apabila terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan atau sewa yang telah melewati 270 hari.
(63)
36
2.11 Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah/ Restrukturisasi
Penyelamatan pembiayaan merupakan istilah teknis yang biasa dipergunakan dikalangan perbankan terhadap upaya dan langkah-langkah yang dilakukan bank dalam usaha mengatasi permasalahan pembiayaan yang dihadapi oleh debitur yang masih memiliki prospek usaha yang baik, namun mengalami kesulitan pembayaran pokok dan/atau kewajiban-kewajiban lainnya, agar debitur dapat memenuhi kembali kewajibannya (Djamil, 2012).
Restrukturisasi adalah salah satu upaya untuk meminimalkan potensi kerugian yang disebabkan oleh pembiayaan bermasalah, koperasi syariah dapat melakukan restrukturisasi pembiayaan terhadap anggota yang mengalami penurunan kemampuan pembayaran, dan masih memiliki prospek usaha yang baik dan mampu memenuhi kewajiban setelah diadakan restrukturisasi (Buchori, 2012).
Dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku bagi bank yang melaksanakan kegiatan berdasarkan prinsip syariah, terdapat beberapa ketentuan Bank Indonesia yang memberikan pengertian tentang restrukturisasi pembiayaan, yaitu:
1. Peraturan Bank Indonesia No. 10/18/PBI/2008 tentang Restrukturisasi Pembiayaan bagi Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah, sebagai berikut: “Restrukturisasi Pembiayaan adalah upaya yang dilakukan Bank dalam rangka membantu nasabah agar dapat menyelesaikan kewajibannya.”
2. Peraturan Bank Indonesia No. 8/12/PBI/2006 tanggal 10 Juli 2006 tentang Laporan Berkala Bank Umum, Penjelasan Pasal 2 ayat (4) huruf g:
(64)
37
“Restrukturisasi Pembiayaan adalah upaya perbaikan yang dilakukan bank dalam kegiatan pembiayaan, piutang, dan atau ijarah terhadap debitur yang mengalami kesulitan untuk memenuhi kewajibannya.”
3. PBI No. 8/21/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah, Pasal 1 butir 31:
“Restrukturisasi Pembiayaan adalah upaya perbaikan yang dilakukan Bank dalam kegiatan Penyediaan Dana terhadap nasabah yang mengalami kesulitan untuk memenuhi kewajibannya dengan mengikuti ketentuan yang berlaku yaitu fatwa Dewan Syariah Nasional dan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku bagi bank syariah.”
Pembiayaan multijasa dalam bentuk ijarah dapat dilakukan proses restrukturisasi dengan cara (Djamil, 2012):
a. Penjadwalan kembali(rescheduling)
Proses penyelesaian ini dilakukan dengan memperpanjang jangka waktu jatuh tempo pembiayaan tanpa mengubah sisa kewajiban nasabah yang harus dibayarkan. Proses tersebut biasanya dilakukan pada nasabah yang masuk kategori kolektibilitas 2 (dalam perhatian khusus).
b. Persyaratan kembali(reconditioning)
Proses penyelesaian ini dilakukan dengan menetapkan kembali syarat-syarat pembiayaan antara lain jumlah angsuran, jangka waktu, jadwal pembayaran, pemberian potongan piutang dan/atau lainnya tanpa menambah sisa kewajiban nasabah yang harus dibayarkan. Proses tersebut biasanya
(65)
38
dilakukan pada nasabah yang masuk kategori kolektibilitas 3 (kurang lancar) dan 4 (diragukan).
c. Write off
Write off merupakan istilah teknis yang digunakan dalam penyelesaiaan pembiayaan yang masuk ke dalam kategori macet. Pada penyelesaiaan ini pembiayaan yang tidak dapat terselamatkan lagi akan dilakukan hapus buku pembiayaan. Sehingga jaminan pembiayaan akan dilelang untuk menutupi besarnya sisa pinjaman yang telah diberikan.
2.12 Metode Penelitian
2.12.1 Metode Pengumpulan Data
Dalam mendapatkan data-data dan informasi-informasi terkait, peneliti melakukan pengumpulan data menggunakan tiga teknik pengumpulan data. Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah observasi, wawancara, dan studi literatur.
A. Observasi
Observasi adalah pengamatan langsung suatu kegiatan yang sedang dilakukan. Observasi atau pengamatan (observation) merupakan salah satu teknik pengumpulan fakta/data (fact finding technique) yang cukup efektif untuk mempelajari suatu sistem. Pendekatan observasi diklasifikasikan ke dalam observasi sederhana dan observasi terstruktur (Jogiyanto, 2008).
Observasi Sederhana merupakan observasi yang tidak mempunyai pertanyaan-pertanyaan riset. Observasi sederhana ini digunakan pada penelitian
(66)
39
eksplorasi yang belum diketahui dengan jelas variabel-variabel yang akan digunakan. Observasi terstruktur merupakan observasi yang mempunyai prosedur standar yang terstruktur. Langkah-langkahnya sebagai berikut:
1. Menentukan data yang akan diobservasi. 2. Membuat rencana pengumpulan datanya. 3. Memilih dan melatih pengamat.
4. Mencatat atau merekam hasil yang diobservasi.
B. Wawancara
Wawancara (Interview) adalah komunikasi dua arah untuk mendapatkan data dari responden (Jogiyanto, 2008). Wawancara sebagai teknik pengumpulan data yang memungkinkan analisa sistem sebagai pewawancara (interviewer) untuk mengumpulkan data secara tatap muka langsung dengan orang yang diwawancarai (interviewee).
C. Studi Literatur
Studi literatur atau kepustakaan adalah segala usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang akan atau sedang diteliti. Informasi itu dapat diperoleh dari buku-buku ilmiah, laporan penelitian, karangan-karangan ilmiah, tesis dan disertasi, peraturan-peraturan, ketetapan-ketetapan, buku tahunan, ensiklopedia, dan sumber-sumber tertulis baik tercetak maupun elektronik lainnya (Jogiyanto, 2008).
(67)
40
2.13 Metode Pengembangan Sistem
Metode adalah suatu cara, teknik yang sistematik untuk mengerjakan sesuatu. Pengembangan sistem (system development) dapat berarti menyusun suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada. Metodologi pengembangan sistem berarti adalah metode-metode, prosedur-prosedur, konsep-konsep pekerjaan, aturan-aturan dan postulat-postulat yang akan digunakan untuk mengembangkan suatu sistem informasi. Ada beberapa hal yang menyebabkan perlunya perbaikan terhadap sistem lama (Jogiyanto, 2005), yaitu sebagai berikut:
1. Adanya permasalahan-permasalahan (problems) yang timbul di sistem yang lama, misalnya ketidakberesan sistem yang lama menyebabkan sistem lama tidak dapat beroperasi sesuai yang diharapkan, adanya pertumbuhan organisasi yang menyebabkan harus disusunnya sistem yang baru.
2. Untuk meraih kesempatan-kesempatan (opportunities) seperti peluang-peluang pasar, pelayanan yang mengikat kepada pelanggan.
3. Adanya instruksi-instruksi (directives) yang dimaksud adalah penyusunan sistem yang baru dapat juga terjadi karena adanya instruksi-instruksi dari pimpinan atas ataupun dari luar organisasi, misalnya peraturan pemerintah.
Dalam pengembangan sistem informasi, perlu digunakan suatu metodologi yang dapat digunakan sebagai pedoman bagaimana dan apa yang harus di kerjakan selama pengembangan sistem. Dengan mengikuti metode atau prosedur-prosedur yang diberikan oleh suatu metodologi, maka pengembangan sistem
(68)
41
diharapkan akan dapat diselesaikan dengan berhasil. Urutan-urutan prosedur untuk pemecahan masalah ini dikenal dengan istilah algoritma (algorithm).
Dalam pengembangan sistem terdapat prinsip-prinsip pengembangan sistem (Jogiyanto, 2005), yaitu:
1. Sistem yang dikembangkan adalah untuk manajemen, maksudnya adalah setelah sistem selesai dikembangkan, maka yang akan menggunakan informasi dari sistem ini adalah manajemen, sehingga sistem harus dapat mendukung kebutuhan yang diperlukan oleh manajemen.
2. Sistem yang dikembangkan adalah investasi modal yang besar.
3. Sistem yang dikembangkan memerlukan orang yang terdidik, manusia merupakan faktor utama yang menentukan berhasil tidaknya suatu sistem, baik dalam proses pengembangannya, penerapannya, maupun dalam proses operasinya.
4. Tahapan kerja dan tugas-tugas yang harus dilakukan dalam proses pengembangan sistem.
5. Proses pengembangan sistem tidak harus urut, misalnya tahapan dapat dilakukan secara bersama-sama.
6. Jangan takut membatalkan proyek, hal ini merupakan pantangan untuk membatalkan suatu proyek yang sedang berjalan, namun jika sudah tidak layak lagi maka proyek dapat dibatalkan tetapi harus dipertimbangkan dengan cermat.
(69)
42
2.13.1 Rapid Application Development(RAD)
Rapid Application Development (RAD) atau pengembangan aplikasi cepat adalah pendekatan berorientasi obyek untuk pengembangan sistem yang merupakan salah satu metode prototyping. RAD secara konseptual bertujuan mempersingkat waktu yang biasanya diperlukan dalam Siklus Hidup Pengembangan Sistem (SHPS) tradisional antara perancangan dan penerapan sistem informasi. RAD memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan, berikut keunggulan dan kelemahan RAD (Kendall dan Kendall, 2008):
A. Keunggulan Model RAD
1. Setiap fungsi mayor dapat dimodulkan dalam waktu tertentu kurang dari 3 bulan dan dapat dibicarakan oleh tim RAD yang terpisah dan kemudian diintegrasikan sehingga waktunya lebih efisien.
2. RAD mengikut tahapan pengembangan sistem seperti umumnya, tetapi mempunyai kemampuan untuk menggunakan kembali komponen yang ada (reuseable object) sehingga pengembang tidak perlu membuat dari awal lagi dan waktu lebih singkat.
3. Memerlukan biaya yang lebih sedikit dan mementingkan dari segi bisnis dan teknik.
4. Berkonsentrasi pada sudut pandang user dan menyediakan perubahan secara cepat sesuai permintaan user.
5. Menghasilkan jarak kesesuaian yang kecil antara kebutuhan user dan spesifikasi sistem.
(70)
43
B. Kelemahan Model RAD
1. RAD memerlukan sumber daya manusia yang memadai untuk menciptakan jumlah tim RAD yang baik.
2. RAD menuntut pengembangan dan pelanggan yang memiliki komitmen di dalam aktivitas rapid-fire yang diperlukan untuk melengkapai sebuah sistem, di dalam kerangka waktu yang sangat diperpendek.
3. Kecepatan yang tinggi dengan biaya minimal kemungkinan besar hasil kualitasnya rendah.
4. Proyek mungkin berakhir dengan lebih banyak tambahan kebutuhan dari pada yang telah dipenuhi.
5. Potensial adanya penambahan fitur karena fitur yang sekarang hasilnya asal-asalan.
6. Potensial tidak sesuainya desain dan implementasi. 7. Potensial tidak konsistennya penamaan dan dokumentasi. 8. Sangat sulit membuat modul yang dapat digunakan kembali. C. Kondisi Sesuai RAD
1. Proyek dengan skala kecil sampai medium dengan waktu pendek
2. Fokus pada lingkup tertentu, misalnya pada objek bisnis yang telah didefiniskan dengan baik.
3. Bukan aplikasi dengan komputasi yang kompleks. 4. User tahu pasti area yang harus dimiliki aplikasi.
5. Manajemen memiliki komitmen terhadap keterlibatan user. 6. Spesifikasi kebutuhan sudah benar-benar diketahui.
(71)
44
7. Anggota tim memiliki keahlian yang baik. 8. Komposisi tim stabil.
9. Ada kontrol proyek yang efektif. D. Kondisi Tidak Sesuai RAD
1. Proyek yang terlalu besar dan kompleks.
2. Proyek yang bersifat aplikasi real-time atau menangani hal-hal kritis. 3. Sistem dengan komputasi tinggi.
4. Lingkup dan objek bisnis proyek belum jelas.
5. Pengumpulan spesifikasi kebutuhan membutuhkan waktu lama. 6. Banyak orang yang harus terlibat dalam proyek.
7. Membutuhkan lingkup daerah yang luas. 8. Tim proyek besar dengan koordinasi tinggi. 9. Komitmen pihak manajemen dengan user rendah.
10. Banyak teknologi baru digunakan untuk membangun aplikasi.
Rapid Aplication Development(RAD) memiliki 3 (tiga) tahapan yang dapat digambarkan sebagai berikut:
(72)
45
Adapun penjelasan dari tahapan tersebut adalah sebagai berikut (Kendall dan Kendall, 2008):
1. Perencanaan Syarat (Requirements Planning)
Dalam fase ini akan diketahui apa saja yang menjadi kebutuhan sistem yaitu dengan mengidentifikasi kebutuhan informasi dan masalah yang dihadapi untuk menentukan tujuan, batasan-batasan sistem, kendala dan juga alternatif pemecahan masalah. Analisis digunakan untuk mengetahui perilaku sistem dan juga untuk mengetahui aktifitas apa saja yang ada dalam sistem tersebut.
2. RAD Design Workshop
Fase ini adalah fase untuk merancang dan memperbaiki sistem apabila masih terdapat ketidaksesuaian desain antara pengguna dan penganalisis.Selama proses RAD design workshop, pengguna merespon working prototype yang ada dan menganalisis, memperbaiki modul-modul yang dirancang menggunakan perangkat lunak berdasarkan tanggapan pengguna.
Pada fase ini keaktifan pengguna yang terlibat sangat menentukan untuk mencapai tujuan, karena pengguna bisa langsung memberikan komentar apabila terdapat ketidaksesuaian pada desain. Biasanya, pengguna dan penganalisis berkumpul menjadi satu dan duduk di meja melingkar dimana masing-masing orang bisa melihat satu dengan yang lain tanpa ada halangan.
Kemudian pada tahap selanjutnya membuat desain proses bisnis dan desain pemrograman untuk data-data yang telah didapatkan dan dimodelkan dalam arsitektur sistem yang akan dibuat.
(73)
46
3. Implementation
Dalam fase ini analis bekerja secara intens dengan pengguna selama proses desain untuk merancang aspek-aspek bisnis dan non-teknis dari perusahaan. Segera setelah aspek-aspek ini disetujui dan sistem bangun, sub-sub sistem diuji coba dan diperkenalkan kepada perusahaan.
2.14 Konsep Dasar UML 2.14.1 Pengertian UML
Unified Modelling Language (UML) adalah sebuah bahasa yang telah menjadi standar dalam industri untuk visualisasi, merancang dan mendokumentasikan sistem piranti lunak. UML menawarkan sebuah standar untuk merancang model sebuah sistem. UML mendefinisikan notasi dan syntax/semantic. Notasi UML merupakan sekumpulan bentuk khusus untuk menggambarkan berbagai diagram piranti lunak. Setiap bentuk memiliki makna tertentu, dan UML syntax mendefinisikan bagaimana bentuk-bentuk tersebut dapat dikombinasikan (Sugiarti, 2013).
UML diaplikasikan untuk maksud tertentu, biasanya antara lain untuk: 1. Merancang perangkat lunak.
2. Sarana komunikasi antara perangkat lunak dengan proses bisnis.
3. Menjabarkan sistem secara rinci untuk menganalisa dan mencari apa yang diperlukan sistem.
(1)
NIM
PROGRAM STUDI JUDUL
PEMBIMBING
PENGUJI
TANGGAL SIDANG
Catatan yang pertu
diperbaiki
:Cx)
i
6tt^-{e
109093000128
Sistem lnformasi
Rancang Bangun Sistem lnformasi Pembiayaan Pada Produk ljarah Multijasa
1
Nia Kumatadewi, MMSI2
Etsy Rahajeng, M.Tl1
Aries Susanto HT, PhD2
Eva Khudzaeva, M.SiRABU
01 Oktober 2014- e %a?
Sl.I]rL:tp;'
f.fa1ru.
'...'...r/. I ,....i../\...tr,v(\r
\"""\v"""""''
Jakarta, 1 Oktober 2014
Pembimbing,
NA
Nia
Kumalaffii,
lvlMSl NIP.** Lembar
untuk
filahasiswa(2)
-NAMA NIM
PROGRAM STUDI JUDUL
PEMBIMBING
PENGUJI
TANGGAL SIDANG
Catatan yang perlu
diperbaiki
:...3..,...
FORM PERBAIKAN SIDANG SKRIPSI
Yopie Bagus Hermawan
109093000128
Sistem lnformasi
Rancang Bangun Sistem lnformasi Pembiayaan Pada Produk liarah Muttijasa
1
Nia Kumaladewi, MMSI2
Etsy Rahajeng, M.Tl1
Aries Susanto HT, PhD2
Eva Khudzaeva, M.SiMBU
01 Oktober 2014:
f-s-r
b,;
Ir.
: : : :: : : : :P.*ff
lc
:f
f-'1"}:
:
..lw
o
lrkQr
%tL{
Jakarta, 1 Oktober 2014
Perybirybing,
(3)
NAMA NIM
PROGRAM STUDI JUDUL
PEMBIMBING
PENGUJI
TANGGAL SIDANG
FORM PERBAIKAN SIDANG SKRIPSI
Yopie Bagus Hermawan
1 090930001 28
Sistem lnformasi
Rancang Bangun sistem lnformasi Pembiayaan Pada Produk ljarah Muttijasa
1
Nia Kumaladewi, MMSI2
Etsy Rahajeng, M.Tl1
Aries Susanto HT, PhD2
Eva Khudzaeva, M.SiMBU
01 Oktober 2014Catatan yang perlu
diperbaiki
:I::{::i:rf:5:"6:
ffi
€4
I
r1^.,L'J.
o
,,,,'...a.
7.:....
c;;;;
::-{:::::[::d;::A
-!;+;iA
:
*-;
;
::
:::HH:_+-$;::::::::
: :** Lembar untuk lliohosiswa
Jakarta, 1 Oktober 2014
Penguji,
Aries Susanto HT, PhD
NtP.
/97Y
03
aa
zsx/lo
rluz
e"A{
A-"r.qY1'
V'^-tx1*
Y^427
/
ooz
l
(4)
NAMA NIM
PROGMM STUDI JUDUL
PEMBIMBING
PENGUJI
TANGGAL SIDANG
FORM PERBAIKAN SIDANG SKRIPSI
Yopie Bagus Hermawan
1 090930001 28
Sistem lnformasi
Rancang Bangun Sistem lnformasi Pembiayaan Pada Produk ljarah Muttijasa
1
Nia Kumatadewi, MMSI2
Etsy Rahajeng, M.Tl1
Aries Susanto HT, PhD2
Eva Khudzaeva, M.SiRABU
01 Oktober 2014Catatan yang Pertu diPerbaiki :
i,::hf*
-:;lrki.',.,...-4...t**3i1.1(*:r!..,.....*m.(w..".!a:?...!".kw.k:.5.ts....9...*t.kY!:tir3.ri...
Jakarta, 1 Oktober 2014
Penguji,
t't[*-
't
va Khudzaeva, M.Si
(5)
(6)