32
2.4 Pemasangan Tiang dengan Sistem Penekanan Hidrolis 2.4.1 Pengertian hidrolik sistem
Hidrolik sistem adalah suatu metode pemancangan pondasi tiang dengan menggunakan mekanisme Hydraulic Jacking Foundation System, dimana sistem ini telah
mendapatkan hak paten dari United States, United Kingdom, China dan New Zealand. Sistem ini terdiri dari suatu hydraulic ram yang ditempatkan paralel dengan tiang
yang akan dipancang, dimana untuk menekan tiang tersebut ditempatkan sebuah mekanisme berupa plat penekan yang berada pada puncak tiang dan juga ditempatkan sebuah mekanisme
pemegang grip tiang, kemudian tiang ditekan ke dalam tanah. Dengan sistem ini tiang akan tertekan secara kontiniu ke dalam tanah, tanpa suara, tanpa pukulan dan tanpa getaran.
Penempatan sistem penekan hydraulic yang senyawa dan menjepit pada dua sisi tiang menyebabkan didapatkannya posisi titik pancang yang cukup presisi dan akurat. Ukuran
diameter piston tersebut adalah 16,5 cm
2
dengan luas 427,432 cm
2
. Sebagai pembebanan, ditempatkan balok – balok beton atau plat – plat besi pada dua sisi bantalan alat yang
pembebanannya disesuaikan dengan muatan yang dibutuhkan tiang.
2.4.2 Keunggulan dan Kekurangan Teknologi Hidrolik Sistem
Keunggulan teknologi hidrolik system ini yang ditinjau dari beberapa segi, antara lain adalah
1. Bebas getaran Bila suatu proyek yang akan dikerjakan berdampingan dengan bangunan, pabrik atau
instansi yang sarat akan peralatan instrumentasi yang sedang bekerja, maka teknologi hydraulic jacking system ini akan menyelesaikan masalah wajib bebas getaran terhadap
instalasi yang ada tersebut.
33 2. Bebas pengotoran lokasi kerja dan udara serta bebas dari kebisingan
Teknologi pemancangannya bersih dari asap dan partikel debu jika menggunakan drop hammer serta bebas dari unsur berlumpur jika menggunakan bore piles. Karena
sistem ini juga tidak bising akibat suara pukulan pancang seperti pada drop hammer, maka untuk lokasi yang membutuhkan ketenangan seperti rumah sakit, sekolah dan
bangunan di tengah kota, teknologi ini tidak akan membuat lingkungan sekitarnya terganggu. hydraulic jacking system ini juga disebut dengan teknologi berwawasan
lingkungan Environment Friendly. 3. Daya dukung aktual per tiang diketahui
Seperti kita ketahui bahwa kondisi tanah asli di bawah pondasi yang akan dibangun umumnya terdiri dari lapisan – lapisan yang berbeda ketebalannya, jenis tanah maupun daya
dukungnya. Sedangkan jumlah titik soil investigation seperti sondir dan SPT diadakan dalam jumlah yang terbatas. Sehingga pada sistem drop hammer untuk mengetahui daya dukung
pertiang masih menggunakan dan mempercayakan cara tidak langsung indirect means. Sedangkan dengan hydraulic jacking system, daya dukung setiap tiang dapat diketahui
dan dimonitor langsung dari manometer yang dipasang pada peralatan hydraulic jacking system sepanjang proses pemancangan berlangsung.
4. Harga yang ekonomis Teknologi hydraulic jacking ini tidak memerlukan pemasangan tulangan ekstra
penahan impack pada kepala tiang pancang seperti pada tiang pancang umumnya. Disamping itu, dengan sistem pemancangan yang simpel dan cepat menyebabkan biaya operasional yang
lebih hemat. 5. Lokasi kerja yang terbatas
Dengan tinggi alat yang relatif rendah, hydraulic jacking system ini dapat digunakan pada basement, ground floor atau lokasi kerja yang terbatas, Alat hydraulic jacking system ini
34 dapat dipisahkan menjadi beberapa komponan sehingga memudahkan untuk dapat dibawa
masuk atau keluar lokasi kerja. 7.
Loading test secara langsung Mengingat beban penekan yang berupa balok beton plat besi adalah merupakan
perangkat terpadu dari alat hydraulic jacking system dengan berat dua kali beban maksimum yang dapat dipikul per tiang dan berfungsi juga sebagai beban uji, maka prosedur, jadwal dan
jumlah titik loading test dapat dengan mudah ditentukan pelaksanaannya sesuai dengan kebutuhan di lapangan.
Adapun kekurangan dari teknologi, hydraulic jacking system antara lain adalah : 1. Apabila terdapat batu atau lapisan tanah keras yang tipis pada ujung tiang yang ditekan,
maka hal tersebut akan mengakibatkan kesalahan pada saat pemancangan; 2. Sulitnya mobilisasi alat pada daerah lunak ataupun pada daerah berlumpur biasanya pada
areal tanah timbunan; 3. Karena hydraulic jacking ini mempunyai berat sekitar 70 ton dan saat permukaan tanah
yang tidak sama daya dukungnya, maka hal tersebut akan dapat mengakibatkan posisi alat pancang menjadi miring bahkan tumbang. Kondisi ini akan sangat berbahaya terhadap
keselamatan pekerja; 4. Pergerakan alat hydraulic jacking ini sedikit lambat, proses pemindahannya relatif lama
untuk pemancangan titik yang berjauhan.
2.4.3 Perbedaan spesifikasi alat pancang mini pile segitiga dengan bujur sangkar, yaitu:
1. Perbedaan pada topi penekanan yang berukuran 28cm x 28cm x 28cm sesuai dengan tiang pancang yang digunakan,
2. Perbedaan kemampuan tekan minimum. Tiang pancang mini pile = 2 x daya dukung ijin yang diberikan
35
Tabel 2.2 Kemampuan tekan minimum tiang pancang mini pile
Tiang Mini Pile Daya dukung ijin Ton
Mesin Kapasitas Ton Segitiga 22,5 cm
25 50
Segitiga 28 cm 35
70 Bujur sangkar 20cm x 20cm
35 70
Bujur sangkar 25cm x 50cm 40
80 D. Spesifikasi Reinforced Concrete RC Piles
1. Spesifikasi bahan Ready mix concrete
: JIS 5308, PBI Prestressing wire
: JIS, PBI Reinforced Conrete Bars
: PBI Stell end plate
: PBI 2.Tegangan karakteristik bahan
Concrete Grade 50 or K – 500 : 500 kgcm2
Prestressing wire : 16500 kgcm2
Stell end plate : 2400 kgcm2
3. Beban kerja Formula following ACI 543
Working load 35 ton per pile 4.Dimensi
Cross section : Equitorial triangle
Nominal side length : 200 mm
Standard length of pile element : 6.00 m
Crossectional area : 203 cm2
No. prestressing wire : 3 Ø 7 mm
Weight per pile element : 210 kg
36 Gambar 2. 20. Detail Sambungan Ujung Plat PT. Perintis, 2008
2.5 Kapasitas Daya Dukung Tiang