Profil Keluarga Dampingan Ekonomi Keluarga Dampingan

1

BAB I GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN

1.1 Profil Keluarga Dampingan

Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat merupakan salah satu wujud pelaksanaan dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pengabdian kepada masyarakat. Salah satu program inti dan menjadi ciri khas dari Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat Universitas Udayana KKN PPM UNUD adalah pendampingan keluarga kurang sejahtera atau keluarga prasejahtera. Setiap mahasiswa harus mendampingi satu keluarga yang kurang mampu yang memerlukan dampingan untuk mengatasi masalah-masalah yang dialami oleh keluarga tersebut dengan jumlah jam kerja efektif masing-masing mahasiswa untuk kegiatan ini adalah 15 kali kunjungan atau setara dengan 90 jam. Pelaksanaan program ini bertujuan untuk menggali potensi yang dimiliki keluarga prasejahtera tersebut untuk meningkatkan kesejahteraan dengan melihat dan menganalisis permasalahan yang dihadapi serta menyelesaikan permasalahannya. Mahasiswa berperan sebagai anak asuh yang akan mengidentifikasi masalah dan memecahkan atau mencari jalan keluar dari masalah yang tengah dihadapi oleh keluarga dampingan. Keluarga yang didampingi mahasiswa adalah keluarga yang termasuk dalam kriteria keluarga prasejahtera atau keluarga kurang sejahtera sehingga dengan adanya mahasiswa dapat meningkatkan kesejahteraan, baik dari segi materi atau spiritualnya untuk menuju hidup yang lebih baik. Pada KKN PPM Unud XIII 2016 ini penulis mendampingi satu keluarga dampingan yang telah ditetapkan oleh koordintor desa, yaitu keluarga dampingan Bapak I Nengah Resna yang berada di Dusun Binyan, Desa Buahan, Kintamani Bangli. 2 Tabel 1. Identitas Keluarga Bapak I Nengah Resna

1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan

1.2.1 Pendapatan Keluarga

Keluarga Bapak I Nengah Resna termasuk keluarga prasejahtera bila didasarkan pada data dari Kantor Desa Buahan. Bapak I Nengah Resna bekerja sebagai buruh bangunan dimana sistem kerjanya untuk saat ini adalah kerja borongan. Namun, jika Bapak I Nengah Resna bekerja secara harian upahnya rata-rata sebesar Rp. 80.000. Pendapatan beliau terkadang tidak menentu apabila terjadi kendala dalam masalah pengadaan bahan bangunan karena adanya pengaruh faktor cuaca. Jika dijumlahkan maka rata-rata penghasilan Bapak I Nengah Resna adalah sebesar Rp. 2.400.000 per bulan. Istri Bapak I Nengah Resna, Luh Bakti tidak hanya berperan sebagai ibu rumah tangga namun juga ikut bekerja. Pekerjaan Ibu Luh Bakti adalah mengolah ladang orang lain sayuran impor seperti paprika dengan upah harian sebesar Rp. 70.000 per hari. Jadi, untuk total pendapatan Ibu Luh Bakti per bulan adalah sebesar Rp. 2.100.000. Sedangkan untuk kedua orang tua dari Bapak I Nengah Resna, Bapak Wayan Bedu dan Ibu Nengah Jambul berprofesi sebagai pengrajin keranjang. Satu keranjang dihargai Rp. 4.000. Per harinya, masing-masing dari mereka bisa menghasilkan 10 buah keranjang. No. Nama Status Umur Pendidikan Pekerjaan 1. I Nengah Resna Kawin 29 tahun Tamat SD Buruh Bangunan 2. Luh Bakti Kawin 31 tahun Tamat SD Petani 3. Putu Juli Widiantari Belum kawin 7 tahun SD Pelajar 4. Kadek Diah Areni Belum kawin 2 tahun Belum Sekolah Belum Bekerja 5. Wayan Bedu Sudah kawin 63 tahun Tidak Sekolah Pengrajin keranjang 6. Nengah Jambul Sudah kawin 50 tahun Tidak Sekolah Pengrajin keranjang 3

1.2.2 Pengeluaran Keluarga

a. Kebutuhan sehari-hari