3
dipugar tahun 1928 – 1929, sedangkan candi III, IV, V dipugar tahun 1977 –
1983. Dan untuk di ketahui, kenapa tidak bisa menemukan candi - candi lain sampai ke sembilan, karena candi - candi yang lain sudah tidak utuh hanya
berupa batu - batuan yang terlihat semacam situs[9].
3. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Mixed Method yaitu metode penelitian gabungan antara metode penelitian kualitatif
dan kuantitatif[10]. Metode ini dipakai untuk mendapatkan data-data berupa nama, bentuk, dan informasi candi yang telah hancur yang nantinya akan
digunakan dalam perancangan atau pemodelan. Strategy yang digunakan adalah Linear Strategy atau strategi garis lurus. Strategy ini dipilih karena
dalam metode ini menetapkan urutan logis pada tahapan perancangan yang sederhana dan relatif sudah dipahami komponennya[10].
Terdapat tahapan-tahapan dari metode Linear Strategy agar perancangan ini menjadi video promosi dengan 3D Motion Graphic. Adapun tahapnya dapat
dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1 Bagan Linear Strategy
Tahap pertama adalah identifikasi masalah. Pada tahap ini dilakukan survey ke Candi Gedongsongo yang bertujuan untuk mengumpulkan data yang
nantinya digunakan dalam perancangan 3D Motion Graphic dengan wawancara kepada Bapak Wahyu Kristanto dari pihak BPCB Jateng selaku Kapokja
Publikasi Pemanfaatan. Hasil wawancara didapat nama, bentuk, dan informasi candi lainnya.
Tahap kedua adalah perancangan. Pada tahap ini diawali dengan pencarian ide. Selanjutnya dilakukan pembuatan storyline, sketsa, dan storyboard untuk
mempermudah dalam proses produksi. Lalu dilanjutkan dengan tahap produksi, tahap dimana didalamnya dilakukan proses pemodelan dan juga proses animasi
sampai menjadi video promosi dengan 3D Motion Graphic.
Tahap ketiga adalah evaluasi hasil. Setelah perancangan selesai, maka video tersebut akan diujikan kepada BPCB Jateng, pakar, dan mahasiswa DKV
UKSW untuk mengetahui apakah video tersebut layak sebagai media promosi obyek wisata Candi Gedongsongo.
4
Tahapan dalam metode perancangan 3D Motion Graphic ini dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2 Bagan Alur Perancangan
Ide dari perancangan ini berawal pada saat melihat video promosi yang
telah dibuat pada penelitian sebelumnya dan setelah itu melakukan riset ke Candi Gedongsongo dan kantor BPCB yang berada di Klaten, Jateng. Dari situ
ditemukan permasalahan belum adanya video promosi yang secara khusus mempromosikan Candi Gedongsongo dan video yang telah dibuat sebelumnya
terkesan monoton jika dilihat dari cinematography dan kurangnya efek-efek visual yang ada dalam video. Selain sebagai media promosi, akan lebih baik
jika video promosi tersebut mampu menyampaikan sekilas tentang sejarah dari obyek wisata Candi Gedongsongo dengan memvisualisasikan atau
merekonstruksi candi yang telah hancur. Untuk melakukan itu dapat dilakukan dengan 3D Motion Graphic..
Langkah kedua yang dilakukan adalah Survey. Ini dilakukan untuk
mendapatkan data visual dan data verbal yang dibutuhkan dalam proses penelitian. Data visual didapatkan melalui survey lokasi sepanjang daerah
obyek wisata Candi Gedongsongo dan beberapa video yang didalamnya menggunakan teknik 3D Motion Graphic. Tahap ini penting dilakukan untuk
mempermudah dalam pembuatan storyboard. Untuk data verbal dapat diperoleh dari hasil wawancara terhadap pihak Candi Gedongsongo dan BPCB
Jateng. Hasil wawancara yang didapatkan berupa informasi-informasi mengenai candi seperti antefix, meru, relung, garbagrha, bhurloka, bhuvarloka,
dan svarloka. Selain itu didapat informasi mengenai candi yang dijadikan sebagai referensi modelling yang dapat dilihat pada Gambar 3, dimulai dari
gambar pertama yang merupakan candi induk dan gambar selanjutnya merupakan candi perwara.
5
Gambar 3 Candi Induk dan 3 Candi Perwara
Setelah data-data terkumpul, dilanjutkan dengan langkah selanjutnya yaitu pembuatan storyline. Storyline adalah gambaran dari sebuah cerita. Berikut
adalah storyline dari perancangan 3D Motion Graphic pada video promosi Candi Gedongsongo.
Storyline: Diawal video dibuka dengan animasi opening bumper. Lalu
menceritakan mengenai pemandangan yang ada di sekitar Candi Gedongsongo. Kemudian menampilkan candi-candi yang ada disana. Lalu menampilkan hasil
kerajinan masyarakat sekitar. Dan beberapa scene pada video ini akan memvisualisasikan rekonstruksi ulang candi-candi yang telah hancur dengan
menggunakan animasi 3D. Data bentuk candi diperoleh dari dinas terkait dan pengelola. Candi 3D akan divisualisasikan ke dalam video, seperti apa
seharusnya candi yang hancur jika di rekonstruksi. Lalu di akhir video menampilkan closing bumper.
Selanjutnya masuk dalam tahap perancangan Sketsa. Dalam beberapa
scene yang terdapat pada video promosi terdapat beberapa proses rekonstruksi ulang dari beberapa candi yang telah hancur. Proses ini dimulai dengan
perancangan sketsa. Sketsa ini merupakan gambaran bentuk candi yang nantinya akan di animasikan ke dalam bentuk 3D. Sketsa yang digunakan
adalah sketsa tangan atau sketsa manual. Sketsa ini dilakukan dengan menggambar dengan tangan diatas kertas. Berikut merupakan hasil sketsa dari
beberapa candi yang telah hancur.
Gambar 4 Sketsa Candi Induk
6
Gambar 5 Sketsa Candi Perwara 1
Gambar 6 Sketsa Candi Perwara 2
Gambar 7 Sketsa Candi Perwara 3
Selanjutnya adalah pembuatan Storyboard. Storyboard adalah sketsa
gambar yang disusun berurutan sesuai dengan naskah atau cerita. Dibawah ini merupakan storyboard dalam perancangan 3D Motion Graphic.
7
Tabel 1 Storyboard
No Gambar
Jenis Shoot Durasi
Penjelasan
1. Still
00:07 Merupakan scene opening bumper
dimana muncul logo stilasi candi
3D dan 3D text. Backsound:
Morning Explosion soft
Bassy swoosh
2 Crab right 00:04 Pada Candi
Gedong 2 akan menampilkan
visualisasi rekonstruksi candi
perwara 3 1 candi.
Backsound: U137 Watching
The Storm
3 Still
Timelapse 00:06 Pada Candi
Kelompok 3 akan menampilkan
visualisasi rekonstruksi candi
perwara 1 2 candi.
Backsound: U137 Watching
The Storm
4 Crab right
Level Up 00:04 Pada Candi
Kelompok 4 akan menampilkan
visualisasi rekonstruksi candi
perwara 1 8 candi.
Backsound: U137 Watching
The Storm
8
5 Panning
left right
00:06 Pada Candi Kelompok 4 akan
menampilkan visualisasi
rekonstruksi candi perwara 2 1
candi. Backsound:
U137 Watching The Storm
6 Crab right
Crab left
00:07 Pada Candi Kelompok 5 akan
menampilkan visualisasi
rekonstruksi candi perwara 1 1
candi. Backsound:
U137 Watching The Storm
7 Still
Timelapse Panning
Tilt 00:03
00:03 00:04
00:04 Scene ini
menampilkan 3D text dimana isi dari
text merupakan keunggulan Candi
Gedongsongo.
8 Still
00:05 Scene closing bumper, muncul
logo Visit Jateng dan tagline
Backsound: U137 Watching
The Storm
Proses berikutnya adalah tahap Produksi. Tahap ini dibagi menjadi 4
tahap yaitu modelling, texturing, compositing, dan animation.
Tahap pertama adalah Modelling. Modelling merupakan tahap atau proses
pembuatan objek atau model 3D yang pada nantinya akan dibuat menjadi animasi. Bentuk dari model 3D sendiri menyesuaikan berdasarkan data-data
yang diperoleh. Dalam modelling ini ada 4 macam candi yang dibuat yaitu 1 candi induk dan 3 candi perwara yang masing-masing candi mempunyai bentuk
9
yang berbeda. Pada Gambar 8 merupakan contoh modelling untuk candi perwara dari kelompok Candi Gedong 4 atau biasa disebut candi cantik.
Gambar 8 Tahap Modelling
Tahap selanjutnya adalah Texturing seperti pada Gambar 9. Texturing
merupakan tahap pengaplikasian material tekstur pada objek 3D yang telah dibuat. Pemberian tekstur bertujuan untuk membuat objek 3D lebih hidup,
lebih nyata, dan lebih berdimensi. Dalam tahap texturing ini material yang dipakai adalah tekstur batu bertumpuk seperti halnya candi yang asli.
Gambar 9 Tahap Texturing
Lalu mengatur posisi letak objek candi 3D seperti pada Gambar 10. Setelah itu dilakukan proses pengaturan lokasi yaitu mengatur posisi letak
objek candi 3D yang dapat dilihat pada Gambar 10.
Gambar 10 Tahap Compositing
10
Tahap berikutnya adalah tahap Animasi. Tahap animasi merupakan tahap
proses penganimasian objek candi 3D dengan gerakan frame per frame. Selain itu pada tahap ini juga dilakukan proses pencahayaan objek 3D. Ini dilakukan
agar objek candi lebih memiliki dimensi dengan menambahkan shadow, menyesuaikan objek nyata lain yang ada dalam video. Pada proses ini akan
dilakukan visualisasi rekonstruksi candi yang telah hancur menggunakan konsep holographic yang bertujuan untuk membedakan mana candi asli dengan
candi yang palsu serta memperjelas bahwa itu adalah sebuah rekonstruksi digital. Tahap ini disesuaikan dengan storyboard yang telah dirancang
sebelumnya yang dapat dilihat pada Gambar 11.
Gambar 11 Tahap Animasi
Tahap akhir adalah Pasca Produksi. Pada tahap ini awalnya dilakukan
pembuatan stilasi candi untuk selanjutnya digunakan sebagai animasi 3D opening bumper atau intro video. Bentuk dari stilasi candi dibuat berdasarkan
dari bentuk khas Candi Gedongsongo. Gambar 12 merupakan proses stilasi candi yang selanjutnya akan dianimasikan ke dalam 3D.
Gambar 12 Stilasi Candi
Selanjutnya adalah penganimasian stilasi candi ke dalam animasi 3D. Selain itu juga akan muncul 3D Text
yang bertuliskan “GEDONGSONGO TEMPLE CENTRAL JAVA INDONESIA”. Tahap ini merupakan proses akhir
dari pembuatan opening bumper yang dapat dilihat seperti pada Gambar 13.
11
Gambar 13 Opening Bumper
Tahap berikutnya adalah penganimasian closing bumper. Proses ini adalah proses penganimasian untuk perancangan closing bumper. Closing bumper
berfungsi sebagai closing dalam sebuah video. Pada animasi closing bumper ini akan dimunculkan sebuah tagline
“Visit Gedongsongo” dan “amazing culture and lovely nature
” yang merupakan tagline yang dibuat khusus untuk obyek wisata Candi Gedongsongo yang dapat dilihat seperti pada Gambar 14.
Gambar 14 Closing Bumper
Dilanjutkan dengan tahap Compositing. Tahap compositing merupakan
tahap dimana menggabungkan atau mengimplementasikan objek 3D yang telah dibuat ke dalam video. Dalam proses compositing dilakukan menggunakan
software pengolah 3D dengan software animasi 3D secara bersamaan. Pada proses ini dilakukan proses tracking yaitu tracking pada video yang dapat
dilihat pada Gambar 15.
Gambar 15
Proses Tracking
12
Tahap selanjutnya adalah pembuatan 3D text tracking. 3D text tracking adalah menggabungkan antara text dengan video asli yang mengikuti
pergerakan kamera dari videonya. Text ini bertuliskan tentang keunggulan Candi Gedongsongo. Gambar 16 merupakan proses pembuatan 3D text
tracking.
Gambar 16 3D Text Tracking
Dan tahap akhir adalah Rendering. Rendering merupakan proses akhir dari keseluruhan proses pemodelan atau animasi menjadi sebuah output video atau
gambar. Pada tiap animasi yang telah dibuat akan di render menjadi format video H264 untuk di implementasikan ke dalam
“Video Promosi Candi Gedongsongo”.
4. Hasil Pembahasan