Tinjauan Pustaka T1 692011053 Full text

2 1. Pendahuluan Dewasa ini pengobatan berbasis tanaman telah diterima secara luas hampir diseluruh Negara di dunia. Menurut World Health Organization WHO, Negara-negara di Afrika, Asia dan Amerika Latin menggunakan obat tradisional untuk membantu memenuhi beberapa kebutuhan utama mereka yakni kesehatan. Di Afrika, hingga 80 dari populasi menggunakan obat tradisional untuk kebutuhan utama yakni kesehatan [1]. Tanaman belimbing wuluh Averrhoa bilimbi L. telah dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Kandungan kimia dari belimbing wuluh Averrhoa bilimbi L. yaitu alkaloid, saponin, dan flavonoid [2]. Kelompok tani Cahaya Asri yang berdiri tahun 2007 ini, pada Januari 2014 yang lalu mulai memproduksi belimbing wuluh menjadi sirup yang sangat bermanfaat bagi tubuh, namun produk ini belum dikenal secara luas. Analisa pasar yang telah dilakukan guna mengetahui ketertarikan konsumen terhadap produk herbal dan pengetahuan akan pengenalan sirup Belimbing Wuluh serta mengapa tertarik dengan produk sirup Belimbing Wuluh ialah sebagian besar konsumen pernah mengonsumsi produk herbal karena produk yang aman, lebih murah, mengurangi resiko atau efek samping dan lain-lain, produk herbal yang sering dikonsumsi biasanya berupa sirup dan jamu, selain itu beberapa konsumen mengetahui adanya sirup Belimbing Wuluh dari konsumen yang lain maupun melalui event-event khusus yang menjual produk herbal, ketertarikan melalui khasiat dan juga pengemasan produk yang menarik. Berdasarkan hasil wawancara tersebut juga didapat data bahwa sirup Belimbing Wuluh Averbi ini ialah produk yang tergolong baru yang mendapat perhatian besar di masyarakat setempat dan merupakan produk unggulan dari kelompok tani Cahaya Asri. Sehingga dengan demikian masih adanya peluang besar dalam produksi sirup Belimbing Wuluh ditengah masyarakat di zaman modern saat ini, untuk menunjang hal tersebut diperlukan pengemasan yang lebih baik terhadap produk, karena dalam pengambilan keputusan sebuah pembelian sebagian besar berada pada ketertarikan konsumen terhadap produk. Produk Sirup Belimbing Wuluh saat ini belum memiliki identitas produk dan kemasan. Salah satu upaya untuk dapat mengenalkan dan mempromosikan produk maka dibutuhkan identitas produk dan kemasan yang menarik dan berkualitas sebagai nilai jual suatu produk, dengan harapan nantinya Sirup Belimbing Wuluh Averbi produksi Kelompok Tani Cahaya Asri mendapat tempat tidak hanya di pasar lokal.

2. Tinjauan Pustaka

Perancangan kemasan yang pernah dilakukan antara lain: Produk Sirup Arum Sari yang salah satunya merupakan Sirup Belimbing Wuluh merupakan produsen minuman tradisional terbesar di Indonesia yang dikelola oleh Anton David Tjahjadi yang terletak di Solo, yang dikemas dalam botol 625 ml. Produk sirup Arum Sari memiliki beberapa kemasan lain, yakni carrier bag, kemasan isi enam dan kemasan isi dua belas [3]. Ada juga Perancangan Desain Ulang Kemasan Sari Markisa Merk “Bola Dunia dan Bintang Dun ia” Sebagai Oleh-Oleh Khas Makassar, yang merupakan jurnal Evelyn Angelia Winardy dari Jurusan Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni dan Desain, Universitas Kristen Petra Surabaya, merupakan perancangan ulang kemasan sari markisa merk “Bola Dunia dan Bintang Dunia” yang sesuai dengan karakteristik produk dan mencerminkan identitas Kota Makassar menggunakan kemasan primer berupa botol plastik yang berbentuk seperti tabung dan kemasan sekunder yang menggunakan kardus 3 [4]. Perbedaan Perancangan diatas dengan kemasan Sirup Belimbing Wuluh Averbi dalam perancangan ini ialah Sirup Belimbing Wuluh Averbi merupakan sirup kesegaran, bukan hanya sirup tradisional yang menyajikan minuman alami buah belimbing wuluh yang aman dikonsumsi kapan saja. Sebagai sirup yang menawarkan kesegaran, Averbi juga menyajikan produk yang berorientasi pada karakteristik produk yang mengangkat karakter kota Surakarta sebagai kota asal produk pada desain dan kemasan, juga dalam pemilihan bahan kemasan mulai dari botol kaca yang digunakan, kemasan carrier bag, kemasan tiga, kemasan enam, dan kemasan dua belas. Beberapa identitas visual yakni, nama yang pada identitas perusahaan maupun produk akan membentuk brand image awal dibenak publik, kemudian logo merupakan atribut paling utama yang terlihat secara fisik. Melalui logo tergambar semua atribut non fisik lainnya sebagai jiwa dari entitas tersebut, warna yang dalam penelitian yang dilakukan oleh Institute for Color Research di Amerika menemukan bahwa seseorang dapat mengambil keputusan dalam waktu 90 detik saja, dan keputusan tersebut 90- nya didasari oleh warna. Karena itu memilih warna yang tepat merupakan proses yang sangat penting dalam mendesain identitas visual, lalu tipografi yang masing-masing jenis huruf, seperti elemen identitas lainnya, membawa sifat kepribadiannya sendiri- sendiri, juga elemen gambar, meliputi foto, artworks, infographic dan lain-lain yang memperkuat kesan terhadap kepribadian brand, yang terakhir penerapan identitas, identitas yang ditampilkan dengan konsisten akan memberi gambaran pada publik bahwa entitas tersebut konsekuen dan professional [5]. Menurut Julianti dalam buku The Art of Packaging, kemasan merupakan wadah untuk meningkatkan nilai dan fungsi sebuah produk. Fungsi kemasan adalah melindungi kualitas produk, membuat produk tahan lebih lama, sarana komunikasi produk dan branding kepada konsumen, membantu distribusi produk dari produsen sampai ke tangan konsumen, membuat produk dapat diproduksi secara massal, menjadi pemicu minat beli dengan merangsang lima pancaindra konsumen, yaitu melihat, mendengar, membau, meraba, merasa, sampai ada keputusan membeli dan menggunakan produk. Berdasarkan fungsinya, kemasan dibagi menjadi dua yaitu primer dan sekunder . Kemasan Primer adalah keseluruhan kemasan yang di-display dan yang membuat konsumen memutuskan untuk membeli produk tersebut. Kemasan sekunder disebut juga transport packaging diperlukan untuk melindungi kemasan primer selama dalam penyimpanan di gudang serta saat didistribusikan ke pelanggan partai besar maupun pelanggan eceran. Terdapat beberapa material kemasan salah satunya ialah kemasan kertas dan karton. Dipakai untuk melindungi produk selama di gudang, pengiriman, transportasi, dan distribusi. Kemasan ini pada umumnya terdiri dari tiga lapisan, yaitu liner, karton gelombang, liner single wall board. Namun dapat juga dijumpai terdiri dari dua lapisan, yaitu liner dan karton gelombang saja single face board [6]. Sejarah kemasan , yang umum dipakai disini adalah daun, kayu, bambu, gerabah, kertas, kaca, gelas, dan kaleng. Di Indonesia maupun di belahan dunia manapun, kini kemasan tidak saja berfungsi untuk melindungi produk, baik dari panas, sinar matahari, kelembapan, atau untuk membantu pada saat distribusi tapi juga dilihat dari sisi seni dan estetikanya bahkan dituntut pula untuk bisa memberikan rasa nyaman pada saat konsumen menggunakan produk tersebut atau membantu terpenuhinya kebutuhan akan kepuasan indra manusia juga dilihat dari kecantikan dan keindahannya pada saaat di- 4 display, nyaman pada saat dipegang, dan juga menjadi media komunikasi dari produk itu ke konsumen [6]. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun kemasan, antara lain efektivitas, keamanan produk, mudah untuk dikirim, mudah dikenali, faktor keindahan, faktor informasi dan promosi [7]. Label atau disebut juga etiket adalah tulisan, tag, gambar atau deskripsi lain yang tertulis, dicetak, distensil, diukir, dihias, atau dicantumkan dengan jalan apapun, pada wadah atau pengemas. Tujuan pelabelan adalah memberi informasi, sebagai sarana komunikasi, memberi petunjuk, sarana periklanan bagi konsumen, dan memberi rasa aman bagi konsumen. Informasi yang diberikan pada label antara lain, nama produk, daftar bahan yang digunakan, berat bersih atau isi bersih, nama dan alamat produksi, keterangan halal, tanggal, bulan dan tahun kadaluarsa, nomor pendaftaran, kode produksi serta petunjuk atau cara penggunaan, petunjuk atau cara penyimpanan, nilai gizi serta tulisan atau pernyataan khusus [8]. Positioning produk sebagai sirup kesegaran yang menyajikan minuman alami buah belimbing wuluh yang aman dikonsumsi kapan saja, juga menyajikan produk yang berorientasi pada karakteristik produk yang mengangkat karakter kota Surakarta sebagai kota asal produk pada desain dan kemasan. Target konsumen secara demografis dengan jenis kelamin laki-laki dan perempuan usia 40-60 tahun. Dari segi geografis berlokasi di Indonesia dengan status sosial menengah. Dari segi psikografisnya ialah orang yang bergaya hidup sehat dengan obat herbal. Sedangkan dari segi behavioristik merupakan pengguna langsung dengan tingkat pembelian sering, waktu pembelian sebulan sekali atau lebih. Belimbing Wuluh memiliki nama ilmiah Averrhoa Bilimbi merupakan tanaman dengan pohon berbatang keras, tinggi mencapai lebih dari 10 m, dan tidak banyak memiliki cabang, daun bersirip genap, bunga berbentuk kecil, tumbuh menggantung, dan berwarna merah atau keunguan, buah berbentuk memanjang, beruang lima, dan berbiji. Daging buah banyak mengandung air dan berasa asam [9]. Sirup adalah sediaan cair berupa larutan yang mengandung gula pasir dengan kadar antara 64.0 sampai 66.0. Bentuk sediaan ini masih perlu diencerkan bila akan diminum. Hal yang perlu diperhatikan dalam membuat obat dalam bentuk sirup adalah rasa, warna dan aroma dari ramuan tersebut agar orang tertarik untuk mengonsumsi obat herbal ini [10]. Sirup belimbing wuluh Averbi merupakan komoditas utama dari Kelompok Tani Cahaya Asri. Pemasaran sirup belimbing wuluh Averbi meliputi kota Solo dan sekitarnya dengan harga dua puluh ribu rupiah per botolnya.

3. Metode dan Perancangan