Tauhid Menjadikan Manusia Bersaudara

memungkinkan manusia bisa mempertanggung jawabkan segala peran dan fungsinya baik sebagai hamba maupun sebagai khalifah yaitu ketakwaaan, bukan keutamaan nasab, bukan jenis kelamin tertentu. Sebagaimana dinyatakan oleh Allah Swt:                        Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal. 33 Pada prinsipnya ayat ini merupakan sikap tanpa diskriminasi sosial, yaitu sebuah sikap yang menunjukkan komitmennya yang tinggi pada harkat dan martabat manusia tanpa membedakan kelas sosial yang mungkin terjadi di tengah- tengah masyarakat. Manusia dalam pandangan Alquran hanya dibedakan berdasarkan kualitas pribadi tingkat ketakwaan. kualitas pribadi itu bisa berbentuk ketinggian moral, bisa berbentuk kecerdasan intelektual, atau bisa juga dalam bentuk kemurahan hatinya untuk beramal saleh kepada sesama umat manusia.

5. Tauhid Menjadikan Manusia Bersaudara

Tauhid merupakan inti ajaran Islam, tauhid mengajarkan manusia bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Allah pencipta alam semesta, Allah adalah sumber yang satu yang menciptakan manusia berpasang-pasangan dan berbangsa bangsa dengan tujuan agar saling kenal mengenal dengan demikian akan menuju kepada persaudaraan meskipun dari latar belakang yang berbeda, warna kulit, bangsa, bahasa, bahkan agama. 33 Qs. al-Hujuraat49: 13. Musdah mengatakan atas dasar keadilan dan kesetaraan, semua manusia dipersaudarakan 34 dengan tauhid. Sebagaimana dalam catatan sejarah menunjukkan kehadiran Islam meruntuhkan fanatisme kesukuan masyarakat Arab. Jika pada masa lalu kemuliaan diukur dengan kemenangan dan persaingan dan peperangan antarsuku, tauhid telah mengubah pandangan tesebut dengan makna bahwa kemuliaan dalam tauhid adalah kemuliaan dimata Allah dan Rasul- Nya dicapai dengan ketakwaan. Disamping mempersaudarakan suku, tauhid juga mempersaudarakan individu seperti dipersaudarakannya kaum Anshor dan Muhajirin. Dalam semangat persaudraan ini, laki-laki dan perempuan didorong untuk bersama-sama dan bekerjasama menciptakan tatanan masyarakat yang adil dan makmur dalam ridha Allah.

B. Kedudukan Perempuan Dalam Islam 1. Perempuan dalam Bidang Sosial Kemasyarakatan

Segala kegiatan sosial hanya akan benar dan membuahkan hasil yang benar apabila didasari dengan pertimbangan akal, keberpikiran, kemampuan menalar dan menentukan maslahat. Ini berlaku termasuk untuk setiap gerakan kepedulian kepada penegakan hak kaum perempuan. Segala upaya dalam rangka ini tidak boleh pasif dan didasari oleh tradisi semata tanpa paradigma logis yang mengacu pada karakter alami perempuan dan laki-laki yang dalam beberapa hal memang menuntut adanya zona-zona ekslusif untuk kiprah masing-masing. Jelas merugikan jika gerakan dalam rangka ini dilakukan secara pasif dan mengacu hanya pada faktor tradisi dan fanatisme buta. Dalam masyarakat Islam, pintu aktivitas sosial terbuka lebar bagi kiprah laki-laki maupun perempuan. Islam sebagai agama ramatan lil „alamin yaitu 34 Dalam Alquran makna persaudaraan diungkapkan dengan kata akh bentuk tunggal, disebut 52 kali, sebagai dalam arti „saudara kandung”, seperti pada ayat-ayat yang berbicara mengenai warisan. Sebagian diartikan dengan “saudara sebangsa” Qs. al-A‟raf [7]: 65cerita tentang Nabi Hud. Dan Alquran juga menggunakan bentuk jamak yaitu ikhwan dan ikhwah. Kata ikhwan biasanya menunjuk kepada bentuk persaudaraan dalam arti tidak kandung, sebagaian dikaitkan dengan al-din, sebagian tanpa kata al-din disebutkan 22 kali, kemudian kata ikhwah digunakan untuk makna “persaudaraan sekandung” kecuali satu ayat yaitu ayat 10 Qs. al- Hujurat: 49, disebut sebanyak 7 kali dalam Alquran.